Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TAX MINIMIZATION, MEKANISME BONUS DAN

TUNNELING INCENTIVE TERHADAP TRANSFER PRICING


(Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2021)

Muhamad Anggoro Adji Kusumo1, Yulia Yustikasari 2

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana


manggoroadjik@gmail.com, yuliayustikasari @gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh Tax Minimization,
Mekanisme Bonus, dan Tunneling Incentive terhadap Transfer Pricing. Data yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan dan laporan tahunan Perusahaan
Pertambangan Sektor Pertambangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia untuk periode 2017 –
2021.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis regresi, dengan populasi
sejumlah 95 perusahaan Pertambangan Sektor Pertambang. Sampel yang digunakan dalam dalam
penelitian ini sebanyak 95 perusahaan, dengan metode pengambilan sampel yaitu teknik purposive
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengunduh laporan keuangan serta laporan
tahunan melalui situs resmi milik Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tax Minimization berpengaruh positif
signifikan terhadap Transfer Pricing sedangkan Mekanisme Bonus dan Tunneling Incentive tidak
berpengaruh signifikan terhadap Transfer Pricing.
Kata Kunci: Tax Minimization, Mekanisme Bonus, Tunneling Incentive, dan Transfer Pricing

ABSTRACT
This study aims to obtain empirical evidence regarding the effect of Tax Minimization, Bonus
Mechanism, and Tunneling Incentive for Transfer Pricing. The data used in this study is secondary
data in the form of reports financial and annual reports of Mining Companies in the Mining Sector
listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2017 – 2021.
The technique used in this research is regression analysis technique, with a total of 96
mining companies in the mining sector. The sample used in this study as many as 95 companies, with
the sampling method that is purposive sampling technique. Data collection is done by downloading
financial reports and annual reports through the official website of the Indonesia Stock Exchange,
namely www.idx.co.id.
The results of this study indicate that Tax Minimization has a significant positive effect on
Transfer Pricing while Bonus and Tunneling Incentive mechanisms have no significant effect on
Transfer Pricing.
Keywords: Tax Minimization, Bonus Mechanism, Tunneling Incentive, and Transfer Pricing

PENDAHULUAN ini mungkin tidak menjadi sulit apabila hanya


Dengan perkembangan dunia usaha terjadi di sebuah perusahaan dalam satu akan
bisnis saat ini, perusahaan-perusahaan nasional menjadi sulit apabila suatu perusahan memiliki
kini menjelma menjadi perusahaan-perusahaan anak perusahaan diberbagai Negara dan itulah
multinasional yang kegiatannya tidak hanya yang terjadi saat ini. Perusahaan ini akan sulit
berpusat pada satu Negara, melainkan di menentukan harga penjualan dan biaya- biaya
beberapa Negara. Sehingga menyebabkan yang dikeluarkan dalam rangka pengawasan
perusahaan menjadikan proses produksinya dan pengukuran kinerja perusahaan. Oleh
dalam departemen-departemen produksi. Hal karena itu, dilakukan sebuah kegiatan yang
disebut transfer pricing dalam rangka 2009. Meskipun Ketua Komisi Pengawas
penentuan harga tersebut. (Refgia, 2017). Perpajakan Suprijadi (2013) meragukan data
Transfer pricing merupakan harga potensi kehilangan penerimaan pajak akibat
transfer atas harga jual barang, jasa, dan harta transfer pricing bisa mencapai sebesar itu, ia
tidak berwujud kepada anak perusahaan atau tetap mengakui bahwa transfer pricing telah
kepada pihak yang berelasi atau mempunyai banyak dilakukan perusahaan. Besar potensi
hubungan istimewa yang berlokasi di berbagai penerimaan pajak yang hilang akibat praktik
negara (Astuti, 2008: 12). negatif dari transfer pricing sangat sulit di
Praktik transfer pricing dulunya proyeksi, karena ketidakmungkinan mencari
dilakukan oleh perusahaan hanya untuk menilai rujukan atau pengenaan dasar bagi transaksi
kinerja antar anggota atau devisi dalam tersebut (www.kemenkeu.go.id).
perusahaan. Transfer Pricing telah diakui Permasalahan ini menjadi isu fenomena
sebagai alat strategis yang dapat memudahkan yang mampu mencuri perhatian dari seluruh
perusahaan untuk mencapai keuanggulan kalangan. Bahkan penelitian akhir-akhir ini
kompetitif, sehingga transfer pricing menjadi telah menemukan bahwa lebih dari 80%
isu yang sangat diperhatikan dalam akuntansi (delapan puluh persen) perusahaan-perusahaan
dan perpajakan. Namun dalam prakteknya multinasional melihat transfer pricing sebagai
transfer pricing digunakan oleh beberapa suatu isu utama (Suandy 2011: 74).
perusahaan multinasional untuk menghindari
pungutan pajak yang besar dengan cara KAJIAN PUSTAKA
mengecilkan pajaknya, hal ini menyebabkan
beberapa negara mengalami kerugian dalam Teori Keagenan (Agency Theory)
penerimaan pajak. Salah satunya, adalah Menurut Jensen dan Meckling (1976)
Indonesia yang mengandalkan pajak dalam teori keagenan adalah sebuah kontrak antara
APBNnya. manajer (agent) dengan pemilik (principal).
Kasus praktik transfer pricing yang Agar hubungan kontraktual ini dapat berjalan
dilakukan oleh PT. Adaro Indonesia yaitu dengan lancar, pemilik akan mendelegasikan
perusahaan batu bara yang memproduksi otoritas pembuatan keputusan kepada manajer.
batubara berkalori rendah dan ramah Teori keagenan merupakan sebuah
lingkungan. Perusahaan tersebut menjual cabang dari permainan teori yang mempelajari
batubara di bawah harga pasar kepada desain dari kontrak seorang agen untuk
perusahaan afiliasinya di Singapura Coaltrade bertindak sesuai dengan kehendak prinsipal,
Service International Pte, Ltd pada tahun 2009- dimana agen tersebut memiliki kepentingan
2017. Dilaporan Global Witness bahwa yang bertolak belakang dengan kepentingan
Coaltrade Services International, telah prinsipal. Sebenarnya, agency theory
mengatur sedemikian rupa sehingga mereka mempunyai 2 karakter yaitu, kooperatif dan
bisa membayar pajak US$ 125 juta dolar lebih non-kooperatif. Menjadi non-kooperatif adalah
rendah daripada yang seharusnya dibayarakan ketika kedua belah pihak (agen dan prinsipal)
di Indonesia. Hal ini dimaksudkan guna memilih untuk bertindak secara tidak
menghindari pembayaran royalty dan pajak kooperatif, kedua belah pihak tidak setuju
yang harus dibayarakan ke kas negara untuk mengambil sebuah langkah pasti (Scott,
Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/ 2012)
Adanya praktik transfer pricing Teori agensi dapat terjadi apabila pihak
membuat penerimaan negara menjadi agen memiliki banyak informasi dibandingkan
berkurang. Indonesia sendiri telah mengalami pihak prinsipal dan adanya perbedaan
kerugian hingga triliunan rupiah per tahun kepentingan antara kedua pihak. Selain itu,
disebabkan oleh adanya praktik transfer teori agensi dapat terjadi apabila salah satu
pricing. Menurut pengamat pajak Piliang pihak menguntungkan dirinya namun
(2013) dalam artikel yang dikeluarkan oleh merugikan pihak lain seperti pihak agen
Biro Analisis Anggaran dan Pelaksanaan melakukan tindakan yang menguntungkan
APBN, kerugian negara akibat praktik transfer untuk dirinya namun dapat merugikan pihak
pricing mencapai Rp 1.300 triliun pada tahun prinsipal. Dapat disimpulkan bahwa konflik
keagenan terjadi karena adanya
ketidaksesuaian informasi berhubungan dengan PiutangTransaksi Pihak Berelasi
Transfer Pricing= X 100
penyerahan kewenangan dari prinsipal kepada Total Piutang
agen yang menyebabkan manajer memiliki
informasi lebih banyak dibandingkan Tax Minimization
pemegang saham. Ketika struktur kepemilikan Tax minimization berkaitan dengan
terkosentrasi, dalam artian satu pihak memiliki strategi penghematan pajak, secara umum
pengendalian atas perusahaan, maka masalah penghematan pajak menganut prinsip the least
keagenan yang muncul akan berbeda, yaitu and latest, yaitu membayar dalam jumlah
dimana masalah manager dengan pemegang seminimal mungkin dan pada waktu terakhir
saham berubah menjadi pemegang saham yang masih diizinkan oleh undang – undang
mayoritas dengan pemegang saham minoritas dan peraturan perpajakan. Untuk
(Brundy & Siswantaya, 2014). meminimalkan jumlah beban pajak (tax
minimization) dapat dilakukan dengan berbagai
Transfer Pricing cara, baik yang masih memenuhi ketentuan
Transfer pricing adalah salah satu alat perpajakan (lawful) maupun yang melanggar
untuk menciptakan mekanisme integrasi dalam peraturan perpajakan (unlawful) (Suandy,
perusahaan yang mendiversifikasikan 2016:37)
(penganekaragaman) bisnisnya. Antara anak Salah satu skema perusahaan dalam
perusahaan dan cabang bisnis sering melakukan minimilisasi pajak yaitu transfer
melakukan transaksi bisnis. Kantor pusat atau pricing. Perusahaan melakukan transfer
induk perusahaan akan mengatur transaksi pricing karena adenya pembayaran pajak,
bisnis diantara anak perusahaan, tujuannya pembayaran pajak yang tinggi membuat
agar terjadi hubungan timbal balik yang saling perusahaan melakukan penghindaran pajak.
menguntungkan, yang hakikatnya secara Dalam kegiatan transfer pricing, perusahaan –
keseluruhan menguntungkan induk perusahaan. perusahaan dengan beberapa cabang diberbagai
Pengaturan bisnis antar anak perusahaan atau negara cenderung menggeser kewajiban
antar cabang itu disebut harga transfer perpajakannya dari negara – negara yang
(transfer pricing) (Utari et,al 2016 :251). memiliki tarif pajak tinggi ke negara – negara
Transfer Pricing dapat terjadi antara yang menerapkan tarif pajak rendah (Refgia,
perusahaan yang terkait dalam hubungan 2017).
istimewa dan dalam satu group perusahaan. Minimisasi pajak cenderung
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan menimbulkan konflik kepentingan antara
istimewa adalah bila satu pihak mempunyai pemerintah sebagai prinsipal pihak dengan
kemampuan untuk mengendalikan pihak lain, perusahaan multinasional sebagai agen.
atau mempunyai pengaruh signifikan atas Perusahaan multinasional sebagai wajib pajak
pihak lain dalam mengambil keputusan (PSAK memiliki kewajiban membayar pajak
No.7 2010). perusahaan kepada pemerintah. Jika
Transfer pricing untuk barang maupun perusahaan tidak membayar pajak, mereka
jasa merupakan salah satu dari perbedaan besar akan mendapatkan sanksi. Pemerintah sendiri
yang terjadi antara pengendalian manajemen menilai pajak merupakan pendapatan yang
operasi domestik dan juga operasi luar negeri. besar bagi Indonesia. Sehingga perusahaan
Menurut Eiteman, Stonehill dan Moffett multinasional harus membayar pajak sesuai
(2010), penetapan harga barang atau jasa yang dengan jumlah yang telah ditentukan dan
ditransfer ke anak perusahaan asing dari suatu mengatur ketentuan perpajakan dalam undang-
perusahaan terafiliasi disebut penetapan undang, karena merupakan kewajiban mereka
transfer pricing, merupakan metode pertama sebagai wajib pajak. Tetapi perusahaan
yang harus diutamakan dalam melakukan multinasional menganggap bahwa pajak
transfer dana keluar dari anak perusahaan merupakan beban bagi perusahaan. Jadi
asing. perusahaan mencoba untuk mengurangi pajak
Rumus yang digunakan adalah sebagai melalui perencanaan pajak dengan
berikut Ardianto & Rachmawati, (2016) : memanfaatkan lubang-lubang yang ada dalam
undang-undang. Salah satu caranya adalah
dengan melakukan ongkos transfer.
Penyalahgunaan transfer pricing ini akan Tax Minimization
membuat pemerintah kehilangan pendapatan Tunneling Incentice merupakan
dari pajak (Septiyani & Et al, 2018). Oleh tindakan mengalihkan aktiva dan laba
karena itu, perusahaan berusaha untuk sedapat perusahaan untuk kepentingan pemegang
mungkin mengurangi beban pajak mereka ke saham pengendali yang mengendalikan
tingkat yang paling minimal (tax pemegang saham minoritas (Aharony et al.
minimization). 2010).
Tax Minimization dalam penelitian ini Tunneling dapat muncul dalam dua
menggunakan Model Effective tax rate (ETR) bentuk. Pertama, pemegang saham pengendali
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut dapat memindahkan sumber daya dari
(Yulianti & Rachmawati, 2019) : perusahaan ke dirinya melalui transaksi antara
perusahaan dengan pemilik. Transaksi tersebut
Total Beban Pajak Penghasilan dapat dilakukan melalui penjualan aset, kontrak
ETR= X 100
Keuntungan Sebelum Pajak harga transfer, kompensasi eksekutif yang
berlebihan, pemberian pinjaman, dan lainnya.
Mekanisme Bonus Kedua, pemegang saham pengendali dapat
Mekanisme bonus adalah suatu proses meningkatkan bagiannya atas perusahaan tanpa
pemberian imbalan diluar gaji kepada direksi memindahkan aset melalui penerbitan saham
perusahaan atas hasil kerja yang dilakukan. dilutif atau transaksi keuangan lainnya yang
Prestasi kerja tersebut dapat dinilai dan diukur mengakibatkan kerugian bagi pemegang saham
berdasarkan suatu penilaian yang telah non-pengendali (Brundy dan Siswantaya,
ditentukan perusahaan secara objektif Irpan 2014).
(2010), sementara itu Hartati et al (2014) dan Tunneling Incentive dalam penelitian
Nurjanah et al (2016) menyatakan bahwa untuk ini menggunakan rumus yang digunakan
mendapatkan bonus dari pemilik perusahaan, adalah sebagai berikut (Mulyani et al, 2020) :
direksi akan berusaha memaksimalkan
peningkatan laba perusahaan secara Jumlah Kepemilikan Saham Terbesa
Tunneling Incentive=
keseluruhan dengan memanfaatkan transfer Jumlah SahamBeredar
pricing. Pemberian bonus tidak hanya
didasarkan pada perolehan besarnya laba pada Pengaruh Tax Minimization terhadap
setiap periode, melainkan juga pada kinerja Transfer Pricing
direksi dalam mengelola perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Pondrinal
Mengingat bahwa mekanisme bonus (2020) yang menyatakan bahwa tax
berdasarkan pada besarnya laba, yang minimization berpengaruh signifikan terhadap
merupakan cara paling popular dalam keputusan transfer pricing Hal ini
memberikan penghargaan kepada
menunjukkan bahwa bahwa transfer antar
direksi/manajer, maka suatu hal yang masuk perusahaan besar mengakibatkan pembayaran
akal jika direksi yang remunerasinya pajak lebih rendah secara global pada
didasarkan pada tingkat laba akan
umumnya. Penelitian tersebut menemukan
memanipulasi laba tersebut untuk
bahwa perusahaan multinasional memperoleh
memaksimalkan penerimaan bonus dan keuntungan karena pergeseran pendapatan dari
remunerasinya. Jadi, tujuan mekanisme bonus negara dengan pajak tinggi ke negara dengan
adalah untuk memberikan penghargaan kepada pajak rendah. Dan semakin tinggi beban pajak
direksi atau manajemen dengan melihat laba yang harus dibayar perusahaan kepada negara,
perusahaan secara keseluruhan. semakin banyak produsen komersial terdorong
Mekanisme Bonus dalam penelitian ini untuk mencoba berbagai cara untuk
menggunakan Rumus yang digunakan adalah meminimalkan pajak yang dibayarkan. Salah
sebagai berikut (Suryatiningsih et al, 2009) :satunya adalah penggunaan transfer pricing.
H1: Tax Minimization berpengaruh
Laba BersihTahun t signifikan terhadap Transfer Pricing
Mekanisme Bonus= X 100 %
Laba Bersih Tahunt−1
Pengaruh Mekanisme Bonus terhadap
Transfer Pricing
Penelitian yang dilakukan Agustina (2019)
menyatakan bahwa mekanisme bonus
berpengaruh terhadap transfer pricing. Hal ini
menunjukkan bahwa pemilik tidak hanya
memberikan bonus kepada direksi yang
berhasil mengasilkan laba untuk divisi atau sub
unitnya, namun juga kepada direksi yang
bersedia bekerjasama demi kebaikan dan METODE
keuntungan perusahaan secara keseluruhan Jenis Penelitian
untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan Jenis penelitian ini menggunakan desain
menggunakan memakai metode transfer penelitian kasual. Desain penelitian kasual
pricing, maka akan semakin akbar insentif yg digunakan untuk membuktikan hubungan
diterima sang para direksi atau pihak – pihak antara sebab dan akibat dari beberapa variabel.
yang berkepentingan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
H2: Mekanisme Bonus berpangaruh apakah ada pengaruh dari beberapa variabel
signifikan terhadap Transfer Pricing independen terhadap variabel dependen. Data
penelitian akan diolah dan dianalisis secara
Pengaruh Tunneling Incentive terhadap kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan
Transfer Pricing data angka dalam penyajian laporan data
Penelitian yang dilakukan Saraswati sehingga dapat memperjelas gambaran
dan Sujana (2017) menunjukkan pengaruh mengenai objek yang diteliti kemudian hasil
tunneling incentive terhadap perilaku transfer tersebut akan ditarik kesimpulan dan analisis
pricing Hal ini menunjukkan bahwa secara yang menggunakan uji statistik (Sugiono,
sederhana dapat kita bayangkan jika pemilik 2014:60)
saham mempunyai kepemilikan yang besar,
dengan kata lain mereka telah menanamkan Populasi dan Sampel
modal yang juga besar ke dalam perusahaan Populasi penelitian ini berjumlah 73
tersebut. Maka otomatis mereka juga Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di
menginginkan pengembalian atau dividen yang Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017 –
besar pula. Untuk itu ketika dividen yang 2021
dibagikan perusahaan tersebut harus dibagi Sampel adalah bagian dari jumlah
dengan pemilik saham minoritas, maka pemilik karakteristik yang dimiliki oleh populasi
saham mayoritas lebih memilih untuk tersebut. Pemilihan sampel menggunakan
melakukan transfer pricing dengan cara teknik purposive sampling yaitu sampel dipilih
mentransfer kekayaan perusahaan untuk dengan pertimbangan tertentu. Pusposive
kepentinganya sendiri dari pada membagi sampling lebih tepat digunakan oleh para
dividennya kepada pemilik saham minoritas. peneliti apabila memang sebuah penelitian
Oleh sebab itu, semakin besar kepemilikan memerlukan kriteria khusus agar sampel yang
pemegang saham maka akan semakin memicu diambil nantinya sesuai dengan tujuan
terjadinya praktik transfer pricing. penelitian dapat memecahkan permasalahan
H3: Tunneling Incentive berpengaruh penelitian serta dapat memberikan nilai yang
signifikan terhadap Transfer Pricing lebih representative (Sugiyono, 2016:81-85).

Gambar 2. 1 Tabel 3. 2
Rerangka Pemikiran Kriteria Pemilihan Sampel
pengujian hipotesis dengan analisis regresi
berganda.
Sebelumnya dilakukan terlebih dahulu
analisis statistik deskriptif guna untuk
menjamin keakuratan data. Tidak hanya itu,
dilakukan juga uji untuk kelayakan model
regresi.
Adapun alat analisisnya yaitu
menggunakan pengujian sebagai berikut:
1. Statistik Desktiptif
2. Uji Asumsi Klasik
Tabel 3. 3 Uji Normalitas (Kolmogrof – Smirnov)
Sampel Penelitian b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Auto Korelasi
d. Uji Heteroskedasitas
3. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinan (Adjust R2)
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik
F)
c. Uji T-Test (Test of Significant)
4. Analisis Regresi Linear Berganda

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Statistik Desktiptif

Tabel 4. 1
Hasil Uji Statistik Deskriptif

Berdasarkan tabel 4.1 hasil pengujian


statistik deskriptif dapat diketahui bahwa :
1. Transfer Pricing
Metode Analisis Data Variabel Transfer Pricing dari 95 sampel
Teknik pengelolaan data perusahaan Pertambangan periode 2017-2021
menggunakan perhitungan komputasi menunjukkan rata-rata sebesar 0,24 dari total
program SPSS versi 21 (Statistical Packpage pendapatan pajak. Nilai minimum, dan
for Social Sciences) yaitu suatu program maksimum masing- masing adalah 0,000 dan
komputer yang digunakan untuk mengolah 1 yaitu terjadi pada PT Buana Lintas Lautan
data statistik secara tepat dan cepat, sehingga Tbk pada tahun 2017 dan pada PT Sumber
menjadi berbagai output yang dikehendaki Energi Andalan Tbk pada tahun 2018.
para pengambil keputusan. Pada penelitian Semakin tinggi tindakan TP yang dimiliki
ini merupakan jenis penelitian dengan oleh perusahaan maka semakin rendah nilai
pajak yang dibayarkan perusahaan. Dengan
nilai sebaran datanya sebesar 0,32 yang manajemen melakukan parktik transfer
menunjukkan bahwa nilai rata-rata kurang pricing degan cara mentransfer laba periode
mampu untuk menjelaskan keseluruhan data mendatang ke periode berjalan. Nilai standar
karena data yang beragam. deviasi sebesar 3,82 yang menunjukkan
bahwa nilai rata-rata pada variabel
2. Tax Minimazation mekanisme bonus kurang mampu untuk
Variabel Tax Minimization dari 95 menjelaskan keseluruhan data karena data
sampel perusahaan Pertambangan Periode yang beragam.
2017-2021 menunjukkan rata-rata sebesar
0,28497. Nilai TM minimum sebesar 0,000 4. Tunneling Incentive
berasal dari Buana Lintas Lautan Tbk pada Variabel Tunneling Incentive dari 95
tahun 2021, Sedangkan Nilai maksimum sampel perusahaan pertambangan periode
sebesar 6,156 berasal dari Sumber Energi 2017-2021 menunjukkan rata-rata sebesar
Andalan Tbk pada tahun 2018. variasi pajak 0,323. Nilai minimum TI sebesar 0,02348
dapat dikatakan tidak terlalu besar, berasal dari TBS Energi Utama Tbk pada
ditunjukkan dengan besarnya selisih antara tahun 2017. Sedangkan Nilai maksimum
nilai minimum 0,000 dengan nilai maksimum sebesar 0,87067 berasal dari Buana Lintas
6,156. artinya perusahaan melakukan strategi Lautan Tbk pada tahun 2021. artinya
untuk meminimalkan beban pajak terutang pemindahan harta perusahaan dari anak
melalui tindakan transfer biaya dan akhirnya usaha pada satu negara ke anak usaha atau
transfer pendapatan ke negara dengan tarif induk usaha di negara lainnya, atau dari
pajak rendah. Dengan nilai sebaran datanya perusahaan ke pemegang saham pengendali
sebesar 0,626 yang menunjukkan bahwa nilai untuk tujuan memperkaya pemegang saham
rata-rata pada variabel tax minimization pegendali. Dengan nilai standar deviasi
kurang mampu untuk menjelaskan sebesar 0,2191 yang menunjukkan bahwa
keseluruhan data karena datanya beragam. nilai rata-rata sudah sepenuhnya mampu
menjelaskan keseluruhan data artinya
3. Mekanisme Bonus persebaran datanya sudah baik.
Variabel Mekanisme Bonus dari 95
sampel perusahaan pertambangan periode Uji Asumsi Klasik
2017-2021 menunjukkan rata-rata sebesar 1. Hasil Uji Normalitas
1,47933 dengan standar deviasi lebih besar
daripada nilai rata-rata. Nilai standar deviasi Tabel 4.2
yang lebih besar daripada nilai rata-rata Hasil Uji Normalitas Sebelum di Outlier
menunjukkan bahwa data sampel bervariasi.
Nilai minimum MB sebesar -19,02263 yaitu One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
milik Sumber Energi Andalan Tbk pada
ed Residual
tahun 2018 artinya perusahaan sampel N 95
tersebut hanya memiliki laba sebesar 0,19 % Mean ,0000000
pada tahun tersebut. Dengan laba yang tidak Normal Parametersa,b Std. ,30865312
terlalu signifikan ini bisa membuat celah Deviation
yang lebih kecil untuk para direksi atau Absolute ,188
Most Extreme
manajemen melakukan transaksi transfer Positive ,188
Differences
Negative -,160
pricing Untuk nilai maksimum sebesar
Kolmogorov-Smirnov Z 1,828
23,08189 berasal dari Buana Lintas Lautan Asymp. Sig. (2-tailed) ,003
Tbk pada tahun 2017. artinya manajemen a. Test distribution is Normal.
perusahaan multinasional mendapatkan b. Calculated from data.
bonus yang tinggi apabila menghasilkan laba Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 (2022)
yang tinggi untuk perusahaan. Demi tujuan
memperoleh laba yang tinggi banyak
Pada tabel 4.2 dapat diketahui Hasil Uji Multikolinearitas
Transfer Pricing p atau Asymp. Sig. (2-
Model Collinearity Statistics
tailed) adalah 0,003. Oleh karena itu Asymp. Tolerance VIF
Sig (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05. Karena (Constant)
nilai p yakni 0,001 lebih kecil dibandingkan TAX ,915 1,093
MINIMAZATION
tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini 1
MEKANISME BONUS ,918 1,089
berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. TUNNELING ,996 1,004
INCENTIVE
Untuk memperoleh hasil terbaik, maka akan Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 (2022)
dilakukan transformasi. pada penelitian ini
dilakukan transformasi ke dalam bentuk Log
10. Hasil perhitungan nilai tolerance
Tabel 4. 4 menunjukkan nilai tolerance > 0,10.
Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Sedangakan hasil perhitungan VIF juga
menunjukkan hasil variabel independen
memiliki nilai VIF < 10. Jadi dapat
disimpulakan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas, dan dapat disimpulkan uji
multikolonieritas terpenuhi.

3. Hasil Uji Autokorelasi

Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Hasil Uji Run Test
Unstandardized
Residual Runs Test
Unstandardiz
N 95
ed Residual
Mean ,0000000 Test Valuea ,27254
Normal
Parametersa,b Std. Deviation 1,45300013 Cases < Test Value 47
Absolute ,136 Cases >= Test 48
Most Extreme
Positive ,085 Value
Differences Total Cases 95
Negative -,136
Number of Runs 43
Kolmogorov-Smirnov Z 1,328
Z -1,134
,059
Asymp. Sig. (2-tailed) Asymp. Sig. (2- ,257
a. Test distribution is Normal. tailed)
b. Calculated from data. a. Median
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 (2022)

(2022) Berdasarkan autput tersebut diperoleh


nilai probabilitas sebesar 0,257 lebih besar
Berdasarkan tabel 4.4 nilai Asymp. Sig. dari 0,05, sehingga hipotesis nihil
(2-tailed) adalah 0,059. Oleh karena itu menyatakan nilai residual menyebar secara
Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,059 > 0,05. acak diterima. Dengan demikian maka tidak
Maka dapat disimpulkan bahwa data pada terjadi autokorelasi.
model regresi ini terdistribusi secara normal.
4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
2. Hasil Uji Multikolinearitas
Gambar 4. 2
Tabel 4. 5
Grafik Scatterplot Uji
Heteroskedastisitas Model Summaryb

R Adjusted R Std. Error of


Model R
Square Square the Estimate

1 ,290a 0,084 0,054 1,47675648


Tabel 4. 9 a. Predictors: (Constant), TUNNELING INCENTIVE,
MEKANISME BONUS, TAX MINIMAZATION
Hasil Uji Heteroskedastisitas – Glejser b. Dependent Variable: TRANSFER PRICING

Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 (2022)

Tabel 4.7 menunjukkan hasil bahwa


koefisien determinasi atau Adjusted R square
sebesar 0,084 atau 8,4%. Hal ini
menunjukkan bahwa Tax Minimization
Mekanisme Bonus dan Tunneling Incentive
dapat menjelaskan variasi Transfer Pricing.
Sedangkan sisanya sebesar 91,6% (100%-
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 8,4%) dijelaskan atau dipengaruhi oleh
(2022) faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa
titik-titik menyebar secara acak serta tersebar 2. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik
di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu F)
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi Heteroskedastisitas pada model Tabel 4.8
regresi tesebut. Hasil Uji Statistik F

ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression 18,233 3 6,078 2,787 ,045b
1 Residual 198,454 91 2,181
Total 216,687 94
a. Dependent Variable: TRANSFER PRICING
b. Predictors: (Constant), TUNNELING INCENTIVE, MEKANISME
BONUS, TAX MINIMAZATION
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 (2022)
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21
(2022) Penentuan hasil pengujian dapat
dilakukan dengan membandingkan nilai Sig
Nilai probabilitas (Sig) dari variabel yang ada pada tabel anova dengan nilai Sig
tax minimization sebesar 0,137 dari variabel yang telah ditentukan yaitu 0,05. Hasil uji F
mekanisme bonus sebesar 0,372 dan dari juga dapat dilihat dengan membandingkan
tunneling incentive sebesar 0,590, karena Fhitung dengan Ftabel yang dapat dicari pada
nilai probabilitas (Sig) dari semua variabel tabel F, berdasarkan hasil perhitungan diatas
lebih dari signifikansi 0,05 atau 5% maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 2,787 lebih
dapat disimpulkan asumsi homoskedastisitas besar dari nilai Ftabel2,50 (2,787 > 2,50) dan
yang artinya tidak terjadi gejala diperoleh juga nilai Sig sebesar 0,045 lebih
heteroskedastisitas. kecil dari nilai Sig 0,05 (0,045 < 0,05) maka
dapat disimpulkan bahwa uji model ini layak
Uji Hipotesis (fit) untuk digunakan pada penelitian.
1. Uji Koefisien Determinasi (Adjust R2)
3. Hasil Uji T-Test (Test of Significant)
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square) Tabel 4.9
Hasil Uji T-Test Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.

Model Unstandardized Standardized t Sig. B Std. Error Beta


Coefficients Coefficients (Constant) -2,037 ,322 -6,330 ,000
TAX MINIMAZATION -,365 ,174 -,220 -2,094 ,039
1 MEKANISME BONUS ,320 ,389 ,086 ,821 ,414
B Std. Error Beta
TUNNELING -,469 ,395 -,119 -1,187 ,238
(Constant) -2,037 ,322 -6,330 ,000
INCENTIVE
-,365 ,174 -,220 -2,094 ,039
TAX MINIMAZATION Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 (2022)
1
MEKANISME BONUS ,320 ,389 ,086 ,821 ,414
TUNNELING -,469 ,395 -,119 -1,187 ,238
INCENTIVE
Sumber : Data diolah dengan SPSS 21 (2022) Berdasarkan tabel 4.13 diatas dapat
diketahui persamaan regresi atas model
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil uji t pada tabel 4.9
diatas, disimpulkan bahwa :
TP = -2,037-0,365+0,320-0,469+e
a. H1 : Tax Minimization berpengaruh
Dari hasil regresi tersebut maka dapat
negatif signifikan terhadap transfer pricing
disimpulkan bahwa :
Berdasarkan hasil tabel 4.9 terdapat nilai
1. Konstanta (a)
signifikansi Tax Minimization sebesar 0,039
Konstanta sebesar -2,037 artinya, jika
< 0,05 (signifikansi) dengan nilai t hitung -
Tax Minimization Mekanisme Bonus dan
2,094 lebih besar dari t tabel 1,6617 (-
Tunneling Incentive adalah 0, maka
2,094>1,6617) hal ini menunjukkan bahwa
Transfer Pricing bernilai sebesar - 2,037.
Tax Minimization berpengaruh negatif
2. Koefisien regresi variabel Tax
signifikan terhadap Transfer Pricing.
Minimization sebesar -0,365 hal ini
berarti bahwa setiap adanya penambahan
b. H2 : Mekanisme Bonus tidak berpengaruh
1% Tax Minimization, maka dapat
terhadap transfer pricing
mengurangi Transfer Pricing sebesar -
Berdasarkan hasil tabel 4.9 terdapat nilai
0,365. Hal ini menunjukkan bahwa
signifikansi Mekanisme Bonus sebesar 0,414
kontribusi kegiatan Tax Minimization
< 0,05 dengan nilai t hitung 0,8 lebih besar
yang dilakukan oleh perusahaan akan
dari t tabel 1,6617 (0,414>1,6617) hal ini
Menurunkan kegiatan Transfer Pricing
menunjukkan bahwa Mekanisme Bonus tidak
tersebut.
berpengaruh terhadap Transfer Pricing.
3. Koefisien regresi variabel Mekanisme
c. H3 : Tunneling Incentive tidak Bonus sebesar 0,320 hal ini berarti
berpengaruh terhadap transfer pricing bahwa setiap adanya penambahan 1%
Berdasarkan hasil tabel 4.9 terdapat nilai Mekanisme Bonus, maka dapat
signifikansi Tunneling Incentive sebesar mengurangi Transfer Pricing sebesar
0,238 < 0,05 dengan nilai t hitung 0,395 0,320. Hal ini menunjukkan bahwa
lebih besar dari t tabel 1,6617 (0,395>0,238) kontribusi kegiatan Mekanisme Bonus
hal ini menunjukkan bahwa Tunneling
yang dilakukan oleh perusahaan akan
Incentive tidak berpengaruh terhadap
Transfer Pricing. Menurunkan kegiatan Transfer Pricing
tersebut.
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 4. Koefisien regresi variabel Tunneling
Incentive sebesar -0,469 hal ini berarti
Tabel 4.10 bahwa setiap adanya penambahan 1%
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda Tunneling Incentive, maka dapat
mengurangi Transfer Pricing sebesar -0,469.
Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi
kegiatan Tunneling Incentive yang
dilakukan oleh perusahaan akan
Menurunkan kegiatan Transfer Pricing menginginkan hal yang sama, yaitu keuntungan
tersebut. dalam bentuk bonus untuk kinerja yang telah
diberikan kepada perusahan. Meskipun begitu,
bukan berarti manajemen akan menghalalkan
Pembahasan segala macam cara dengan cara melakukan
Pengaruh Tax Minimization terhadap kecurangan memanipulasi laporan keuangan
Transfer Pricing dengan memanfaatkan transaksi transfer
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa pricing.
Tax Minimization berpengaruh negatif
signifikan terhadap Transfer Pricing. Hal ini Pengaruh Tunneling Incentive terhadap
menunjukkan bahwa semakin besar jumlah Transfer Pricing
beban pajak yang harus dibayarkan perusahaan Hipotesis ketiga (H3) menyatakan
kepada negara maka perusahaan pertambangan bahwa Tunneling Incentive tidak berpengaruh
yang berorientasikan pada laba semakin terpicu terhadap Transfer Pricing. Hasil ini
untuk melakukan berbagai cara dalam rangka menunjukkan bahwa jumlah kepemilikan asing
meminimalisir jumlah pajak yang harus yang besar belum tentu dapat membuat
dibayar dengan salah satunya caranya pemegang saham dalam posisi yang kuat untuk
menerapkan Transfer Pricing. Jadi bisa mengendalikan keputusan melakukan tunneling
kemungkinan perusahaan melakukan dalam praktik transfer pricing. Kegiatan ini
pengurangan beban pajak yang harus dibayar dikarenakan adanya kesepakatan dalam
dengan manajemen pajak, karena dalam perusahaan, baik operasi atau investasi yang
melakukan bisnis pengusaha mengidentikan harus dibicarakan dengan pemegang saham
pembayaran pajak sebagai beban sehingga lain, terutama pada pemegang saham
perusahaan berusaha untuk meminimalkan beban mayoritas.
dan memaksimalkan laba Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian yang dilakukan Amanah Khaerul
yang dilakukan oleh Fitriyani, dkk (2021) yang Suyono A, N (2020) yang menyatakan
menyatakan bahwa Tax Minimization Tunneling Incentive tidak berpengaruh
berpengaruh negatif signifikan terhadap terhadap transfer pricing, hal tersebut
keputusan Transfer Pricing. kemungkinan disebabkan karena adanya
perbedaan dalam periode maupun sampel
Pengaruh Mekanisme Bonus penelitian yang dilakukan oleh setiap penulis.
terhadap Transfer Pricing
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa
Mekanisme Bonus tidak berpengaruh terhadap PENUTUP
Transfer Pricing. Hasil ini mengindikasikan Kesimpulan
bahwa ada atau tidaknya mekanisme bonus Kesimpulan yang diperoleh dari
pada perusahaan tidak dapat mempengaruhi
penelitian ini adalah sebagai berikut :
perusahaan untuk melakukan transfer pricing,
1. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
jadi mekanisme bonus bukanlah alasan yang
bahwa Tax Minimization memiliki
kuat yang dapat dipakai manajemen untuk
mempertimbangkan dalam melakukan transfer pengaruh negatif signifikan terhadap
pricing. Transfer Pricing, artinya semakin besar
Penelitian ini juga sejalan dengan Tax Minimization yang dimiliki
penelitian yang dilakukan Indriaswari dan perusahaan maka semakin kecil
Aprilia (2017) dan Asyhintaet.al (2019) kemungkinan perusahaan untuk
menyatakan bahwa mekanisme bonus tidak melakukan Transfer Pricing pada
berpengaruh terhadap keputusan melakukan perusahaan Pertambangan yang terdaftar
transfer pricing. Dimana pemilik perusahaan di BEI periode tahun 2017-2021.
menginginkan kinerja yang lebih baik dari 2. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
manajemen untuk meningkatkan keuntungan bahwa Mekanisme Bonus tidak
perusahaan. Sementara itu manajemen juga berpengaruh terhadap keputusan Transfer
Pricing. Hasil ini mengindikasikan bahwa DAFTAR PUSTAKA
ada atau tidaknya Mekanisme Bonus Devi, K. D., & Suryarini, T. (2020). The
pada perusahaan tidak dapat Effect of Tax Minimization and
mempengaruhi perusahaan untuk Exchange Rate on Transfer Pricing
melakukan Transfer Pricing, jadi Decisions with Leverage as
Mekanisme Bonus bukanlah alasan yang Moderating. Accounting Analysis
kuat yang dapat dipakai manajemen Journal 9(2) (2020). Universitas
untuk mempertimbangkan dalam Negeri Semarang
melakukan Transfer Pricing. Fauziah, F, N & Saebani, A., (2018).
3. Berdasarkan analisis data diperoleh Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive,
bahwa Tunneling Incentive tidak Dan Mekanisme Bonus Terhadap
berpengaruh terhadap keputusan Transfer Keputusan Perusahaan Melakukan
Pricing. Hasil ini menunjukkan bahwa Transfer Pricing. Universitas
jumlah kepemilikan asing yang besar ”Veteran” Jakarta.
belum tentu dapat membuat pemegang Ginting, D, B., Triadiarti, Y., & Purba, L, E.
saham dalam posisi yang kuat untuk (2019). Pengaruh Profitabilitas, Pajak,
mengendalikan keputusan melakukan Mekanisme Bonus, Kepemilikan
tunneling dalam praktik Transfer Pricing. Asing, Debt Covenant Dan Intangible
Kegiatan ini dikarenakan adanya Assets Terhadap Transfer Pricing,
kesepakatan dalam perusahaan, baik Universitas Negeri Medan.
operasi atau investasi yang harus Handayani, R. (2021). Pengurangan Pajak
dibicarakan dengan pemegang saham Sebagai Moderator Terhadap
lain, terutama pada pemegang saham Pengaruh Insentif Tunneling dan
mayoritas. Mekanisme Bonus aktif Ketentuan
Harga Transfer. Universitas Mercu
Saran Buana.
Saran yang diajukan dalam penelitian Herawaty, V., & Anne. (2019). Pengaruh
ini antara lain sebagai berikut : Tarif Pajak Penghasilan, Mekanisme
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk Bonus, Dan Tunneling Incentives
menambah sampel perusahaan misalnya Terhadap Pergeseran Laba Dalam
sektor manufaktur dengan sektor Melakukan Transfer Pricing Dengan
pertambangan, atau bisa juga dari satu Good Corporate Governance Sebagai
sektor manufaktur tetapi mendetail Variabel Moderasi, Jurnal Akuntansi
sampai sub sektor seperti sub sektor Trisakti. Volume 4. Nomor 2.
makanan dengan minuman atau dengan Hidayat, W, W., Winarso, W., & Hendrawan,
sub sektor kimia yang kemudian D. (2019). Pengaruh Pajak Dan
dibandingan tingkat praktik transfer Tunneling Incentive Terhadap
pricing di setiap sub sektor atau setiap Keputusan Transfer Pricing.
jenis industri. Universitas Bhayangkara Jakarta
2. Bagi para investor yang ingin melakukan Raya.
investasi pada suatu perusahaan Indriansyah, Y.N. (2017). Pengaruh Pajak,
sebaiknya mencari tahu terlebih dahulu Tunneling Incentive Dan Mekanisme
bagaimana kinerja perusahaan sebelum Bonus Terhadap Keputusan Transfer
mengambil keputusan untuk berinvestasi. Pricing Pada Perusahaan Manufaktur
3. Bagi perusahaan agar selalu berhati – hati Yang Terdaftar Di Bursa Efek
dalam mengambil keputusan terkait Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu
dengan rencana penggelapan pajak agar Ekonomi Perbanas Surabaya.
terhindar dari sanksi administrasi pajak. Jafri, E, H., & Mustikasari, E. (2018).
Pengaruh Perencaan Pajak, Tunneling
Incentive dan Aset Tidak Berwujud
Terhadap Perilaku Transfer pricing Rahayu, T, T., Masitoh, E., & Wijayanti, A.
pada Perusahaan Manufaktur yang (2020). Pengaruh Beban Pajak,
Memiliki Hubungan Istimewa yang Exchange Rate, Tunneling Incentive,
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Profitabilitas Dan Leverage Terhadap
Periode 2014- 2016, Universitas Keputusan Transfer Pricing.
Airlangga. Universitas Islam Batik Surakarta.
Mikael Tanuwiharja Surjana. (2020). Refgia, Thesa. (2017). Pengaruh Pajak
Pengaruh Pajak, Kepemilikan Asing Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus,
Dan Mekanisme Bonus Terhadap Ukuran Perusahaan, Kepemilikan
Penerapan Transfer Pricing. Asing, Dan Tunneling Incentive
Universitas Buddhi Dharma Terhadap Transfer Pricing. JOM
Noviastika, D., Mayowan, Y., & Karjo, S. Fekon Vol.4 No. 1. Fakultas Ekonomi
(2016). Pengaruh Pajak, Tunneling Universitas Pekanbaru indonesia.
Incentive Dan Good Corporate Refgia, Thesa. (2017). Pengaruh Pajak,
Governance (Gcg) Terhadap Indikasi Mekanisme Bonus, Ukuran
Melakukan Transfer Pricing Pada Perusahaan, Kepemilikan Asing dan
Perusahaan Manufaktur Yang Tunneling Incentive Terhadap
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Transfer Pricing (Perusahaan Sektor
(Studi Pada Bursa Efek Indonesia Industri Dasar dan Kimia Yang
Yang Berkaitan Dengan Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia
Asing), Universitas Brawijaya. Periode 2011 – 2014). Riau:
Nuradila, F. R., & Wibowo, A, R. (2018). Universitas Riau.
Tax Minimization sebagai Rosa, Ria,. Rita, Andini,. & Kharis, Raharjo.
Pemoderasi Hubungan antara (2017). Pengaruh Pajak, Tunneling
Tunneling Incentive, Bonus Incentive, Mekanisme Bonus, Debt
Mechanism dan Debt Convenant Covenant dan Good Corperate
dengan Keputusan Transfer Pricing. Gorvernance (GCG) Terhadap
Universitas Peradaban. Transaksi Transfer Pricing (Studi
Pondrinal, M., Petra, A. B., & Anggraini, A. Empiris Pada Perusahaan Manufaktur
S. (2020). The Effect Of Income Tax, Yang Terdaftar di Bursa Efek
Tunneling Incentive And Tax Indonesia Periode 2013 – 2015).
Minimization On Transfer Pricing Semarang: Universitas Pandanaran
Decisions With Profitability As Semarang.
Control Variables In Manufacturing Saifudin., & Putri, L, S. (2018). Pengaruh
Companies Listed On Idx In 2014 - Tarif Pajak, Tunneling Incentive,
2018. Universitas Putra Indonesia. Mekanisme Bonus, Dan Kepemilikan
Praktik Transfer Pricing menghindari Asing Terhadap Transfer Pricing.
pembayaran royalty da pajak yang Fakultas Ekonomi Universitas
harus dibayarkan ke kas negara Pekanbaru indonesia.
Indonesia pajak US$ 125 juta dolar Sari, P, C., & Novyarni, N. (2020). Pengaruh
(2020). Diambil kembali dari Tunneling Incentive, Tax
cnbcindonesia.com : Minimization Dan Mekanisme Bonus
https://www.cnbcindonesia.com/ Terhadap Keputusan Transfer Pricing,
Pranada, A, R, & Triyanto, N, D. (2020). Departemen Akuntansi Sekolah
Pengaruh Beban Pajak, Mekanisme Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Bonus, Exchange Rate, Dan Jakarta.
Kepemilikan Asing Terhadap Indikasi Sujana, I., & Saraswati, G. (2017). Pengaruh
Melakukan Transfer Pricing. Pajak, Mekanisme Bonus, dan
Universitas Telkom. Tunneling incentive pada Indikasi
melakukan Transfer Pricing. E- Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana.
Sulistyawati, I, A., Santoso , A & Rokhawati,
L. (2020). Determinant Detection Of
Transfer Pricing Decisions.
Accounting Program, Economics
Faculty, Semarang University.
Tania, C., & Kurniawan, B., (2019). Pajak,
Tunneling Incentive, Mekanisme
Bonus Dan Keputusan Transfer
Pricing. Jakarta. Universitas Bunda
Mulia.
Yulianti, S., & Rachmawati. (2019). Tax
Minimization Sebagai Pemoderasi
Pada Pengaruh Tunnelling Incentive
Dan Debt Convenant Terhadap
Ketetapan Transfer. Universitas
Trisakti.

https://www.cnbcindonesia.com/
(www.kemenkeu.go.id).

Anda mungkin juga menyukai