Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN

AN UNTUK TRANSFER PRICING :


SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN NILAI


TUKAR TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK
MENTRANSFER PRICING : PERUSAHAAN SUBSEKTOR PANGAN DAN
KONSUMSI YANG TERCANTUM DALAM BUKTI INDONESIA
Dirvi Surya Abbas *1, Arry Eksandy2
1,2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Tangerang, Banten Indonesia

Surel: abbas.dirvi@gmail.com

Dirvi Surya Abbas, Arry Eksandy, PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN
NILAI TUKAR TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING : PERUSAHAAN
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI INDONESIA EVIDENCE-Palarch's Journal
Of Archaeology Of
Mesir/Egyptology 17(7), ISSN 1567-214x

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tarif Pajak Efektif, Insentif
Tunneling dan Nilai Tukar terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan Transfer Pricing pada
perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Masa
penelitian yang digunakan adalah 5 tahun, yaitu periode 2015-2019. Populasi penelitian ini meliputi
Perusahaan Subsektor Pangan dan Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode
20152019. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan
kriteria yang ditetapkan, total sampel 7 perusahaan diperoleh. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi data panel, meliputi uji F dan uji-t yang diolah menggunakan program Eviews 9.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Effective Tax Rate berpengaruh positif terhadap Transfer Pricing
dan Nilai Tukar merugikan Transfer Pricing, sedangkan Tunneling Incentive tidak berpengaruh
terhadap Transfer Pricing.

Kata kunci: Transfer pricing, effective tax rate, tunneling incentive dan nilai tukar.

PERKENALAN
Menghadapi era globalisasi yang semakin modern, ekonomi berkembang
tanpa batas; Bahkan negara tidak lagi menjadi batas. Akan muncul masalah-

1
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

masalah baru yang harus dipersiapkan untuk dihadapi. Salah satunya adalah
perusahaan multinasional akan menghadapi perbedaan pajak yang berlaku di
setiap negara. Pesatnya perkembangan ekonomi dunia menjadi salah satu
dampak globalisasi selain itu suatu negara tidak lagi menjadi batasan. Masalah
yang sering muncul adalah tarif pajak, dimana perusahaan multinasional akan
menghadapi masalah ini. Dengan perbedaan tarif pajak ini, perusahaan
multinasional membuat keputusan untuk melakukan transfer pricing.
Fungsi praktik transfer pricing telah berkembang. Awalnya, praktik transfer
pricing ini hanya digunakan untuk kepentingan tertentu, namun saat ini sering
dilakukan dengan tujuan yang tidak sesuai dengan tujuan awalnya. Tujuan awal
Transfer pricing adalah untuk menilai kinerja anggota dan divisi suatu
perusahaan. Namun perkembangan telah mampu mengubah fungsi asli dari
transfer pricing. Transfer pricing juga sering digunakan untuk manajemen pajak,
bisnis di mana perusahaan dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus
dibayar. Selain bersifat koersif, pajak merupakan hal yang sering dihindari oleh
banyak perusahaan (Mangoting, 2015).
Perkembangan zaman dengan adanya transfer pricing semakin banyak
digunakan oleh perusahaan untuk memanipulasi sehingga pembayaran pajak bisa
seminimal mungkin. Tujuan awal transfer pricing adalah tersesat karena
kesalahan dalam menerapkannya di perusahaan. Banyak pihak yang beranggapan
bahwa transfer pricing menjadi salah satu alasan negara akan mengalami
kerugian karena pajak yang dibayarkan terlalu kecil.

Teori Lembaga Tinjauan PUSTAKA

Brigham &Daves (2001) dalam Ahmad &Septriani (2008), menjelaskan


bahwa memaksimalkan kemakmuran pemegang saham atau pemegang saham
merupakan salah satu tujuan perusahaan dari perspektif manajemen keuangan.
Tidak semua pemilik modal memiliki kemampuan yang baik untuk mencapai
tujuan. Untuk mengurangi kegagalan, tanggung jawab mengelola perusahaan
diserahkan kepada pihak profesional. Keterbatasan yang ada bisa ditutup oleh
mereka yang sudah memiliki profesionalisme yang baik. Manajer atau agen di sini
disebut sebagai profesional. Memberikan kekuasaan kepada manajer dan pemilik
perusahaan, yaitu pemegang saham berharap bahwa manajer dapat membuat
keputusan dengan menciptakan potensi konflik kepentingan yang disebut agen
teori (teori agensi).

Biaya Politik
Biaya politik menghitung semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk semua tindakan politik seperti pajak, peraturan pemerintah, subsidi
pemerintah, upah tenaga kerja, dan lain-lain. Bagi perusahaan, intensitas politik

2
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

sering dikaitkan dengan ukuran perusahaan. Perspektif ini mengembangkan


pemahaman tentang transfer kekayaan atau dana dari perusahaan karena
eksposur politiknya. Jumlah yang ditransfer sering dikaitkan dengan ukuran dan
penampilan perusahaan. Biaya politik mengungkapkan bahwa perusahaan besar
memiliki keuntungan yang relatif tinggi secara permanen, sehingga pemerintah
dapat termotivasi untuk menaikkan pajak dan meminta layanan publik yang lebih
tinggi dari perusahaan.

Harga Transfer

Transfer pricing adalah kebijakan perusahaan yang menentukan harga


transfer untuk suatu transaksi, baik itu barang, jasa, aset tidak berwujud, maupun
transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Ada dua kelompok transaksi
dalam transfer pricing, yaitu intracompany dan intercompany transfer pricing.
Transfer pricing intra perusahaan adalah transfer pricing antar divisi dalam suatu
perusahaan. Sedangkan transfer pricing antar perusahaan adalah transfer pricing
antara dua perusahaan yang memiliki hubungan khusus. Transaksi itu sendiri
dapat dilakukan di negara yang berbeda (international transfer pricing) (Budi
dalam HadiSetiawan, 2014).

Transfer pricing Awalnya Hanya menjadi masalah besar bagi administrator pajak dan pakar pajak,
tetapi transfer pricing telah menjadi pusat perhatian para ekonom mengenai kewajiban pembayaran
pajak untuk kegiatan perusahaan multinasional. Menurut beberapa literatur, Transfer pricing adalah
harga jual khusus yang digunakan dalam divisi pertukaran antar divisi yang mencatat pendapatan
untuk penjual (divisi penjualan) dan pembeli biaya divisi (divisi pembelian). Transfer pricing sering
disebut sebagai intercompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing,
harga yang dihitung untuk tujuan pengendalian manajemen atau transfer barang dan jasa antar
anggota (group company). Transfer pricing biasanya didefinisikan untuk produk antara, yang
merupakan barang dan jasa yang dipasok oleh divisi penjualan ke divisi pembelian. (Anita Kamilah,
2016)

Tarif Pajak Efektif


Tarif pajak efektif adalah tarif pajak efektif perusahaan yang dapat dihitung
dari beban penghasilan pajak (current tax expense) dibagi dengan laba sebelum
pajak. Semakin rendah nilai tarif pajak efektif, maka semakin baik nilai tarif pajak
efektif dalam suatu perusahaan dan semakin baik nilai tarif pajak efektif tersebut
menandakan bahwa perusahaan telah berhasil melaksanakan perencanaan
pajak.

3
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

Tarif pajak efektif dapat didefinisikan sebagai jumlah beban pajak yang
harus dibayar oleh pajak subjek dalam jumlah yang wajar agar tidak menghambat
pencapaian tujuan pajak subjek. Pajak Subjek, dalam hal ini, adalah perusahaan
yang dikenakan pajak penghasilan perusahaan. Dalam Undang-Undang Nomor
2008, menjelaskan bahwa yang dikenakan pajak terdiri dari orang pribadi, badan,
dan bentuk usaha tetap. Sebaliknya, objek perpajakan adalah penghasilan yang
setiap peningkatan kemampuan ekonominya dapat diterima atau diperoleh di
Indonesia dan luar negeri yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak, dengan nama atau dalam bentuk apapun.

Insentif Tunneling
Sebagai pemilik modal, pemegang saham memiliki hak dan kewajiban atas
perusahaan mengikuti undang-undang, peraturan, dan anggaran perusahaan.
Sebagai konsekuensi dari adanya hak, pemegang saham harus menyadari
tanggung jawabnya sebagai pemilik modal dengan mempertimbangkan
peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan. Pemegang
saham minoritas dan pihak eksternal lainnya seringkali dirugikan oleh pemegang
saham pengendali karena pengaruh kuat yang menimbulkan risiko eksploitasi,
seperti karakteristik kelompok usaha konglomerat. Kemampuan mengendalikan
kegiatan usaha, di satu sisi, muncul karena kepemilikan bersama yang
terkonsentrasi pada salah satu pihak pengendali, yang akan berujung pada
kegiatan tunnelling. Tunnelling adalah kegiatan pengalihan aset dalam laba
keluar dari perusahaan untuk menguntungkan pengendalian saham perusahaan.

Nilai tukar
Nilai tukar mata uang asing adalah nilai antara satu mata uang dengan
mata uang lainnya. Ini berarti bahwa nilai tukar menunjukkan rasio nilai antara
dua mata uang yang berbeda. Ini berarti bahwa nilai mata uang ditentukan oleh
nilai tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Menurut Mulyani
(2014), dikatakan bahwa harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang lain
(nilai tukar) sangat tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan mata
uang tersebut. Sartono (2001) dalam Social and Machfoedz (2002: 349)
menyatakan bahwa arti nilai tukar mata uang menurut FASB adalah rasio antara
satu unit mata uang dengan beberapa mata uang lainnya yang dipertukarkan
pada waktu tertentu. Penting untuk memahami perbedaan antara nilai tukar riil
dan nilai tukar nominal karena mereka mempengaruhi risiko nilai tukar.
Perubahan nilai tukar nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang sama yang
membuat perusahaan tidak mempengaruhi posisi keuangan relatif perusahaan
dalam negeri dan pesaing asingnya, dan tidak berpengaruh pada arus kas.

4
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

Pengaruh Tarif Pajak Efektif terhadap Transfer Pricing


Effective Tax Rate (ETR) adalah pembayaran beberapa pajak yang tinggi,
nilai tukar yang melemah, kepemilikan saham yang terkonsentrasi, dan adanya
rekayasa laba untuk mendapatkan bonus yang tinggi. Harga transfer dinilai
menjadi solusi ketika perusahaan menghadapi situasi ini, namun di sisi lain,
beberapa pihak mengalami kerugian, terutama negara. Tarif Pajak Efektif (ETR)
adalah proksi untuk pajak.
Penelitian mengenai pajak dengan transfer pricing yang dilakukan oleh
Regina (2016), GustiAyu& I KetutSujana (2017), DesiAlfiatus dan
DiyahProbowulan (2019), yang menyatakan bahwa pajak berpengaruh positif
terhadap transfer pricing. Hal ini menjelaskan bahwa perusahaan multinasional
sering menggunakan transfer pricing untuk meminimalisir jumlah pajak yang
harus dibayarkan. praktek Transfer pricing dapat dilakukan dengan menaikkan
harga beli atau mengurangi harga jual antar perusahaan dalam satu kelompok
dan mentransfer keuntungan yang diperoleh kepada kelompok yang berdomisili
di negara-negara yang menerapkan tarif pajak rendah.
H1: Tarif Pajak Efektif mempengaruhi Transfer Pricing.

Pengaruh TunnelingIncentiveTerhadapTransfer Pricing


Munculnya penerowongan insentif terjadi karena masalah keagenan
antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Masalah
ini muncul karena perbedaan kepentingan dan tujuan masing-masing pihak yang
berkepentingan. Kepemilikan saham yang terkonsentrasi pada satu pihak atau
satu kepentingan akan memberikan kemampuan untuk mengendalikan kegiatan
usaha perusahaan di bawah kendalinya.
Menurut Marfuah dan AndriPooren (2014), Dito Tri Hapsoro (2015), dan
Alfin (2018) menyatakan bahwa insentif tunnelling berpengaruh positif terhadap
keputusan transfer pricing karena tunnelling adalah perilaku manajemen atau
pemegang saham mayoritas yang mengalihkan aset dan keuntungan perusahaan
untuk kepentingan mereka sendiri. namun, biaya tersebut dibebankan kepada
pemegang saham minoritas. Menurut Alfin (2018), transaksi pihak berelasi dapat
dijadikan tujuan oportunistik dengan mengendalikan pemegang saham untuk
melakukan tunnelling. Transaksi pihak berelasi dapat berupa penjualan atau
pembelian yang digunakan untuk mentransfer uang tunai atau aset; saat ini
orang lain meninggalkan perusahaan melalui penetapan harga yang tidak adil
untuk kepentingan pemegang saham pengendali. Kemudian pemegang saham
pengendali akan mendapatkan kekuatan dan insentif dalam suatu perusahaan.

H2: Insentif Tunneling berpengaruh pada Transfer Pricing.

5
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

Pengaruh Nilai Tukar terhadap Transfer Pricing


Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara dalam satuan mata uang
lain, yang biasa disebut sebagai mata uang referensi. Nilai tukar dapat
diperdagangkan dengan dua cara: nilai sekarang (kurs spot) atau transaksi yang
dilakukan segera, dan nilai masa depan (kurs forward) atau transaksi yang
dilakukan pada waktu tertentu di masa depan. Nilai mata uang ditentukan oleh
permintaan dan penawaran mata uang terkait. Nilai tukar memiliki dua nilai: kurs
spot dan kurs forward, yaitu nilai jual (ask rate) dan nilai beli (bid rate), dilihat
dari bank penukaran mata uang. Tingkat penawaran selalu lebih rendah dari
tingkat permintaan , dan dari perbedaan antara tingkat penawaran dan tingkat
permintaan bank mendapat untung.
H3: Nilai Tukar mempengaruhi Transfer Pricing.

METODE PENELITIAN
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive. Sampel penelitian ini adalah Perusahaan Subsektor Pangan dan
Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Sampel
dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Sampel yang diperoleh
sebanyak 35 dari 7 perusahaan selama kurun waktu lima tahun (2015-2019).

HASIL DAN DISKUSI


Analisis data yang digunakan adalah regresi data panel menggunakan
Microsoft Excel 2016 dan software Eviews 9.0 untuk pengolahan data penelitian
yang sistematis. Persamaan regresi yang digunakan dalam model penelitian
terdiri dari statistik deskriptif yang memberikan gambaran atau keterangan. Data
telah dilihat dari mean (mean), median, maksimum, minimum, standar deviasi,
kecondongan, dan kurtosis. Hasil analisis statistik deskriptif dari keempat variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Statistik Deskriptif
TPC Etr TNC ECR
Berarti 0.517140 0.280855 0.646909 0.015367
Median 0.586505 0.241843 0.583346 0.004966
Maksimum 1.001864 0.910088 0.999998 0.103206
Minimum 0.021503 0.000343 0.176847 0.000112
Std. Dev. 0.349826 0.179336 0.237361 0.022018
Kecondongan 0.076035 1.711070 -0.096048 2.280003
Kurtosis 1.494289 6.355131 2.148648 8.666939
Pengamatan 35 35 35 35
Sumber: Eviews 9.0, data diproses (2020)

6
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

Harga Transfer terbesar (maksimum) adalah 1,001864, dan nilai terkecil


(minimum) adalah 0,021503. Rata-rata (mean) transfer pricing adalah 0,517140,
dan nilai standar deviasi adalah 0,349826.standar deviasi Transfer pricing yang
lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa kondisi piutang perusahaan
sampel berfluktuasi setiap tahun.

Tarif pajak terbesar (maksimum) efektif 0,910088 dan nilai terkecil (minimum)
adalah 0,000343. Rata-rata (rata-rata) Tarif pajak efektif adalah 0,280855, dan
nilai standar deviasi adalah 0,179336. Simpangan baku tarif pajak Efektif, yang
lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa kondisi untuk membayar pajak
perusahaan sampel telah berfluktuasi setiap tahun. Insentif Tunneling terbesar
(maksimum) adalah 0,999998, dan nilai terkecil (minimum) adalah 0,176847.
Rata-rata (rata-rata) insentif Tunneling adalah 0,646909, dan nilai standar deviasi
adalah 0,237361. Simpangan baku insentif Tunneling, yang nilainya lebih kecil
dari nilai rata-rata, menunjukkan bahwa kondisi modal saham perusahaan
sampel telah berfluktuasi setiap tahun.

Nilai tukar terbesar (maksimum) adalah 0,103206, dan nilai terkecil (minimum)
adalah 0,000112. Nilai tukar rata-rata (rata-rata) adalah 0,015367, dan nilai
standar deviasi adalah 0,022018. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar
deviasi menunjukkan bahwa kondisi fluktuasi nilai tukar setiap tahunnya.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian

Hipotesis T-statistik Prob Kesimpulan

Etr 2.118938 0.0442 Diterima

TNC 1.472778 0.1533 Ditolak

ECR -2.403496 0.0240 Diterima

Total Pengamatan 35
R-Kuadrat yang
0.632001
disesuaikan
F-Statistik 7.487948

Prob (F-Statistik) 0.000031


Sumber: Eviews9. 0 , data diproses (2020)

7
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

Pengaruh Tarif Pajak Efektif terhadap Transfer Pricing


Tarif pajak Efektif Variabel memiliki jumlah 2,118938 dan nilai signifikan
0,0442, yang berarti kurang dari 0,05. Dengan demikian, variabel Tarif pajak
efektif memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap transfer pricing. Ini
berarti bahwa semakin besar tarif pajak efektif perusahaan, semakin besar harga
transfer. Pada dasarnya, Transfer Pricing merupakan mekanisme penghematan
pajak yang diterapkan oleh perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini. Contoh penelitian ini menerapkan mekanisme penghematan pajak melalui
kegiatan perencanaan pajak dengan membuat beban pajak seminimal mungkin
dalam peraturan perpajakan yang berlaku.
Hasil penelitian ini mengikuti penelitian yang dilakukan
oleh Waphiroh dan Hapsari (2017), Thesa (2017), GustiAyu dan I Ketut (2017),
Desi dan Diyah dkk. (2019), Saraswati dan Sujana (2017) &Alfin (2018) yang
menyatakan bahwa Pajak atau Tarif pajak efektif berpengaruh positif signifikan
terhadap transfer pricing. Namun, hasil penelitian ini tidak mengikuti penelitian
yang dilakukan oleh Hartati (2015) yang menyatakan bahwa tarif pajak atau tax
rate secara efektif tidak berpengaruh signifikan terhadap transfer pricing.

Pengaruh Insentif Tunneling terhadap Transfer Pricing


Insentif Variable Tunneling memiliki t-count sebesar 1,472778 dan nilai
signifikan sebesar 0,1533, yang berarti lebih besar dari 0,05. Dengan demikian,
variabelnya adalah Tunneling incentive not significant to transfer pricing.
Artinya, semakin besar insentif tunneling, semakin besar kemungkinan
perusahaan akan melakukan transfer pricing, yang dapat merugikan pemegang
saham minoritas. Jika anak perusahaan membeli inventaris dari perusahaan
induk dengan harga yang jauh lebih tinggi, maka itu sangat menguntungkan bagi
perusahaan induk, yang merupakan pemegang saham mayoritas anak
perusahaan.
Hasil penelitian ini mengikuti penelitian Saifudin dan LukySeptiani (2018),
yang menyatakan bahwa insentif tunneling tidak mempengaruhi transfer pricing.
Namun hasil penelitian ini tidak mengikuti penelitian ini oleh These Refgia (2017)
yang menyatakan bahwa insentif tunneling berpengaruh positif dan signifikan
terhadap transfer pricing, hal ini juga didukung oleh penelitian Wafiroh Dan
Hapsari (2017), Ria Rosa dan Rita (2017), GustiAyu dan I Ketut (2017), Desi dan
Diyah (2019), Syarah (2017), Marfuah dan Andri (2014), Dito (2015) dan juga
penelitian dari Alfin (2018) bahwa tunneling incentive berpengaruh terhadap
transfer pricing.

Pengaruh Nilai Tukar terhadap Transfer Pricing


Nilai tukar variabel memiliki t-count -2,403496 dan nilai signifikan 0,0240,
yang berarti kurang dari 0,05. Dengan demikian, variabel Nilai tukar memiliki

8
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

pengaruh negatif dan signifikan terhadap transfer pricing. Hal ini mungkin karena
besarnya nilai tukar tidak mempengaruhi perusahaan mempertimbangkan
apakah perusahaan akan memilih untuk mengambil keputusan transfer pricing
atau memilih untuk tidak melakukan transfer pricing di perusahaan karena
dalam contoh laporan keuangan perusahaan, terdapat banyak kerugian dalam
laba atau rugi atas nilai tukar sehingga nilai tukar tidak menjadi fokus utama
kecenderungan manajemen untuk memanfaatkan transaksi transfer Harga.
Penelitian ini sejalan dengan Marfuah dan Andry (2014) serta Desi dan
Diyah (2017) yang mengatakan bahwa nilai tukar mempengaruhi transfer pricing,
yang artinya nilai tukar mata uang asing mempengaruhi keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Dan penelitian ini tidak mengikuti penelitian
Alfin (2018) dan Hartati (2015).

Kesimpulan
Tarif Pajak Efektif berpengaruh positif signifikan terhadap Transfer
Pricing pada perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang tercatat di BEI
periode 2015-2019. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-count 2,118938> t-table
1,69389 dan nilai Prob. sama dengan 0,0442 <α 0,05. Dengan demikian H1 dalam
penelitian ini terbukti. Tunnelling Incentive tidak berpengaruh signifikan
terhadap transfer pricing pada perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang
tercatat di BEI periode 2015-2019. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-count
1,472778 <t-table 1,69389 dan nilai Prob. sama dengan 0,1533> α 0,05. Dengan
demikian H2 dalam penelitian ini tidak terbukti. Nilai Tukar berpengaruh negatif
signifikan terhadap Transfer Pricing pada perusahaan subsektor pangan dan
konsumsi yang tercatat di BEI periode 2015-2019. Ini ditunjukkan oleh nilai-t (-
2.403496)
<t-tabel (-1,69389) dan nilai Prob. sama dengan 0,0240 <α 0,05. Dengan
demikian H3 dalam penelitian ini terbukti. Perusahaan yang menjadi sampel
penelitian hanyalah perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang terdaftar
di BEI. Periode observasi dalam penelitian ini ringkas, yaitu hanya periode 2015-
2019. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen: Effective Tax
Rate, Tunneling Incentive, dan Exchange Rate. Variabel-variabel tersebut hanya
dapat menjelaskan pengaruhnya secara simultan terhadap Transfer Pricing
sebesar 68,58%, sisanya sebesar 31,42% dijelaskan oleh variabel lain diluar Tarif
Pajak Efektif, Insentif Tunneling, dan Nilai Tukar.

REFERENSI
Ardana, MA Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive, Nilai Tukar, dan Leverage Terhadap
Keputusan Perusahaan Manufaktur Transfer Pricing yang Listing di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 20152018. (2019).

9
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

Aring, A., Tinangon, JJ &Elim, I. Penerapan Akuntansi Pengakuan Aset Tetap pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Minahasa.
Going Concern J. Ris.Akun. 15, 69–76 (2020).
Az-Zahra, H.Pengaruh Pajak, Kepemilikan Luar Negeri, Ukuran Perusahaan, dan
Profitabilitas terhadap Transfer Pricing.
Brilianty, T. Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus dan Perusahaan

Ukuran onDecisionsTransfer Pricing dalam Perdagangan danPerusahaan


Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014.
(2015).
Butar, SB Implikasi Peraturan Pasar Modal terhadap Motif Manajemen Laba: Pengujian
Berdasarkan Teori Signaling. J. Akun. dan Keuangan. Indonesia. 11, 99–119
(2014).
Eksandy, A. &Heriyanto, F. Metode Penelitian Akuntansi dan Keuangan: Dilengkapi
dengan Analisis Regresi Data Panel dan Logistik Data Panel Menggunakan
Program EViews. Fak.Econ.dan Univ Bisnis. MuhammadiyahTangerang(2018).
Fauziah, NF Pengaruh Pajak, Insentif Tunneling, dan Mekanisme Bonus
tentang Keputusan Perusahaan untuk Transfer Pricing. (2018). Indriaswari, YN
Pengaruh Pajak, Insentif Tunneling dan Mekanisme Bonus
onDecisions dalam Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. (2017).
Lubang Y., Lubang S.P., &Wagh.V. (2019). Omni channel retailing: sebuah peluang
dan
tantangan di pasar India. Jurnal Fisika: Seri Konferensi, 1362 (2019), 1-12.
Lubang, Y., &Snehal, P. &Bhaskar, M. (2018). Strategi pemasaran dan kualitas
layanan. Majalah teknik dan alam
ilmu pengetahuan,6 (1), 182-196.

Mispiyanti, M. Pengaruh Pajak, Insentif Tunneling dan Mekanisme Bonus Terhadap


TransferPricing. J. Akun. Berinvestasi. 16,
62–74 (2015).
Mulyani, N. Analisis pengaruh inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah, dan produk
domestik bruto terhadap indeks syariah Jakarta. J. Bisnis dan Manajemen. Ekse.
1, 1–13 (2014).
Pratiwi, Analisis RA terhadap Pertumbuhan Aset, Pertumbuhan Laba, Rasio Keuangan,
Ukuran Perusahaan, dan Faktor Non Keuangan yang Mempengaruhi Peringkat
Obligasi Perusahaan yang Terdaftar di BEI. (2014).
PuspitaAkhdaya, DWI &Arieftiara, D. Pengaruh Pajak, Pertukaran, Nilai Tukar Dan
Kepemilikan Asing Terhadap Keputusan Perusahaan untuk Transfer Pricing. J.
Akun. AKUNESA 6, (2019).

10
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI

Raharjo, E. Teori Keagenan dan Teori Penatalayanan dalam Perspektif Akuntansi. Fokus
Econ. J. Ilm. Econ. 2, (2007).
Refgia, T., Ratnawati, V. & Rush, R. Pengaruh Pajak, Bonus Mekanisme, Besaran
Perusahaan, Kepemilikan Asing, Dan Insentif Tunneling Terhadap Transfer pricing
(Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Pencatatan Bahan Kimia Dalam BEI Tahun
2011-2014).
(2017).

Sarifah, DA, Probowulan, D. & Maharani, A. Dampak Tarif Pajak Efektif (ETR), Tunneling
Incentive (TNC), Indeks Net Profit Trend(ITRENDLB) dan Nilai Tukar Terhadap
Keputusan Perusahaan Manufaktur Transfer Pricing yang Listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI). J. Ilm. Akun.danHumanika9, (2019).
Setiawan, H. Transfer Pricing dan Risikonya ke Negara

Pendapatan. Diakses dari http //kemekeu.go. id(2014).


Sunarsih, NM &Mendra, NPY Pengaruh Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan
dengan Kinerja Keuangan sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simp.Nas.Account.XV 1, (2012).
Surastiani, DP &Handayani, BD Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. J. Din. Rekening. 7,
139–149 (2015).
Tiwa, EM, Saerang, DPE &Tirayoh, V. Pengaruh Pajak dan

Kepemilikan asing atas penerapan transfer pricing pada perusahaan manufaktur


yang tercatat di BEI pada tahun 2013-2015. J. EMBA J. Ris. Econ.Manajemen,
Bisnis dan Akun. 5, (2017).
Wirahadi Ahmad, A. &Septriani, Y. Konflik Agensi: Tinjauan Teoritis dan Cara
Menguranginya. Manaj. 3, 47–55 (2008).
www.idx.co.id

11

Anda mungkin juga menyukai