Surel: abbas.dirvi@gmail.com
Dirvi Surya Abbas, Arry Eksandy, PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN
NILAI TUKAR TERHADAP KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING : PERUSAHAAN
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI INDONESIA EVIDENCE-Palarch's Journal
Of Archaeology Of
Mesir/Egyptology 17(7), ISSN 1567-214x
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Tarif Pajak Efektif, Insentif
Tunneling dan Nilai Tukar terhadap keputusan perusahaan untuk melakukan Transfer Pricing pada
perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Masa
penelitian yang digunakan adalah 5 tahun, yaitu periode 2015-2019. Populasi penelitian ini meliputi
Perusahaan Subsektor Pangan dan Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode
20152019. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan
kriteria yang ditetapkan, total sampel 7 perusahaan diperoleh. Jenis data yang digunakan adalah data
sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis regresi data panel, meliputi uji F dan uji-t yang diolah menggunakan program Eviews 9.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Effective Tax Rate berpengaruh positif terhadap Transfer Pricing
dan Nilai Tukar merugikan Transfer Pricing, sedangkan Tunneling Incentive tidak berpengaruh
terhadap Transfer Pricing.
Kata kunci: Transfer pricing, effective tax rate, tunneling incentive dan nilai tukar.
PERKENALAN
Menghadapi era globalisasi yang semakin modern, ekonomi berkembang
tanpa batas; Bahkan negara tidak lagi menjadi batas. Akan muncul masalah-
1
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
masalah baru yang harus dipersiapkan untuk dihadapi. Salah satunya adalah
perusahaan multinasional akan menghadapi perbedaan pajak yang berlaku di
setiap negara. Pesatnya perkembangan ekonomi dunia menjadi salah satu
dampak globalisasi selain itu suatu negara tidak lagi menjadi batasan. Masalah
yang sering muncul adalah tarif pajak, dimana perusahaan multinasional akan
menghadapi masalah ini. Dengan perbedaan tarif pajak ini, perusahaan
multinasional membuat keputusan untuk melakukan transfer pricing.
Fungsi praktik transfer pricing telah berkembang. Awalnya, praktik transfer
pricing ini hanya digunakan untuk kepentingan tertentu, namun saat ini sering
dilakukan dengan tujuan yang tidak sesuai dengan tujuan awalnya. Tujuan awal
Transfer pricing adalah untuk menilai kinerja anggota dan divisi suatu
perusahaan. Namun perkembangan telah mampu mengubah fungsi asli dari
transfer pricing. Transfer pricing juga sering digunakan untuk manajemen pajak,
bisnis di mana perusahaan dapat meminimalkan jumlah pajak yang harus
dibayar. Selain bersifat koersif, pajak merupakan hal yang sering dihindari oleh
banyak perusahaan (Mangoting, 2015).
Perkembangan zaman dengan adanya transfer pricing semakin banyak
digunakan oleh perusahaan untuk memanipulasi sehingga pembayaran pajak bisa
seminimal mungkin. Tujuan awal transfer pricing adalah tersesat karena
kesalahan dalam menerapkannya di perusahaan. Banyak pihak yang beranggapan
bahwa transfer pricing menjadi salah satu alasan negara akan mengalami
kerugian karena pajak yang dibayarkan terlalu kecil.
Biaya Politik
Biaya politik menghitung semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk semua tindakan politik seperti pajak, peraturan pemerintah, subsidi
pemerintah, upah tenaga kerja, dan lain-lain. Bagi perusahaan, intensitas politik
2
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
Harga Transfer
Transfer pricing Awalnya Hanya menjadi masalah besar bagi administrator pajak dan pakar pajak,
tetapi transfer pricing telah menjadi pusat perhatian para ekonom mengenai kewajiban pembayaran
pajak untuk kegiatan perusahaan multinasional. Menurut beberapa literatur, Transfer pricing adalah
harga jual khusus yang digunakan dalam divisi pertukaran antar divisi yang mencatat pendapatan
untuk penjual (divisi penjualan) dan pembeli biaya divisi (divisi pembelian). Transfer pricing sering
disebut sebagai intercompany pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing,
harga yang dihitung untuk tujuan pengendalian manajemen atau transfer barang dan jasa antar
anggota (group company). Transfer pricing biasanya didefinisikan untuk produk antara, yang
merupakan barang dan jasa yang dipasok oleh divisi penjualan ke divisi pembelian. (Anita Kamilah,
2016)
3
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
Tarif pajak efektif dapat didefinisikan sebagai jumlah beban pajak yang
harus dibayar oleh pajak subjek dalam jumlah yang wajar agar tidak menghambat
pencapaian tujuan pajak subjek. Pajak Subjek, dalam hal ini, adalah perusahaan
yang dikenakan pajak penghasilan perusahaan. Dalam Undang-Undang Nomor
2008, menjelaskan bahwa yang dikenakan pajak terdiri dari orang pribadi, badan,
dan bentuk usaha tetap. Sebaliknya, objek perpajakan adalah penghasilan yang
setiap peningkatan kemampuan ekonominya dapat diterima atau diperoleh di
Indonesia dan luar negeri yang dapat digunakan untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak, dengan nama atau dalam bentuk apapun.
Insentif Tunneling
Sebagai pemilik modal, pemegang saham memiliki hak dan kewajiban atas
perusahaan mengikuti undang-undang, peraturan, dan anggaran perusahaan.
Sebagai konsekuensi dari adanya hak, pemegang saham harus menyadari
tanggung jawabnya sebagai pemilik modal dengan mempertimbangkan
peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar perseroan. Pemegang
saham minoritas dan pihak eksternal lainnya seringkali dirugikan oleh pemegang
saham pengendali karena pengaruh kuat yang menimbulkan risiko eksploitasi,
seperti karakteristik kelompok usaha konglomerat. Kemampuan mengendalikan
kegiatan usaha, di satu sisi, muncul karena kepemilikan bersama yang
terkonsentrasi pada salah satu pihak pengendali, yang akan berujung pada
kegiatan tunnelling. Tunnelling adalah kegiatan pengalihan aset dalam laba
keluar dari perusahaan untuk menguntungkan pengendalian saham perusahaan.
Nilai tukar
Nilai tukar mata uang asing adalah nilai antara satu mata uang dengan
mata uang lainnya. Ini berarti bahwa nilai tukar menunjukkan rasio nilai antara
dua mata uang yang berbeda. Ini berarti bahwa nilai mata uang ditentukan oleh
nilai tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Menurut Mulyani
(2014), dikatakan bahwa harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang lain
(nilai tukar) sangat tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan mata
uang tersebut. Sartono (2001) dalam Social and Machfoedz (2002: 349)
menyatakan bahwa arti nilai tukar mata uang menurut FASB adalah rasio antara
satu unit mata uang dengan beberapa mata uang lainnya yang dipertukarkan
pada waktu tertentu. Penting untuk memahami perbedaan antara nilai tukar riil
dan nilai tukar nominal karena mereka mempengaruhi risiko nilai tukar.
Perubahan nilai tukar nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang sama yang
membuat perusahaan tidak mempengaruhi posisi keuangan relatif perusahaan
dalam negeri dan pesaing asingnya, dan tidak berpengaruh pada arus kas.
4
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
5
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
METODE PENELITIAN
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive. Sampel penelitian ini adalah Perusahaan Subsektor Pangan dan
Konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2015-2019. Sampel
dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Sampel yang diperoleh
sebanyak 35 dari 7 perusahaan selama kurun waktu lima tahun (2015-2019).
6
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
Tarif pajak terbesar (maksimum) efektif 0,910088 dan nilai terkecil (minimum)
adalah 0,000343. Rata-rata (rata-rata) Tarif pajak efektif adalah 0,280855, dan
nilai standar deviasi adalah 0,179336. Simpangan baku tarif pajak Efektif, yang
lebih kecil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa kondisi untuk membayar pajak
perusahaan sampel telah berfluktuasi setiap tahun. Insentif Tunneling terbesar
(maksimum) adalah 0,999998, dan nilai terkecil (minimum) adalah 0,176847.
Rata-rata (rata-rata) insentif Tunneling adalah 0,646909, dan nilai standar deviasi
adalah 0,237361. Simpangan baku insentif Tunneling, yang nilainya lebih kecil
dari nilai rata-rata, menunjukkan bahwa kondisi modal saham perusahaan
sampel telah berfluktuasi setiap tahun.
Nilai tukar terbesar (maksimum) adalah 0,103206, dan nilai terkecil (minimum)
adalah 0,000112. Nilai tukar rata-rata (rata-rata) adalah 0,015367, dan nilai
standar deviasi adalah 0,022018. Nilai rata-rata yang lebih kecil dari nilai standar
deviasi menunjukkan bahwa kondisi fluktuasi nilai tukar setiap tahunnya.
Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian
Total Pengamatan 35
R-Kuadrat yang
0.632001
disesuaikan
F-Statistik 7.487948
7
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
8
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
pengaruh negatif dan signifikan terhadap transfer pricing. Hal ini mungkin karena
besarnya nilai tukar tidak mempengaruhi perusahaan mempertimbangkan
apakah perusahaan akan memilih untuk mengambil keputusan transfer pricing
atau memilih untuk tidak melakukan transfer pricing di perusahaan karena
dalam contoh laporan keuangan perusahaan, terdapat banyak kerugian dalam
laba atau rugi atas nilai tukar sehingga nilai tukar tidak menjadi fokus utama
kecenderungan manajemen untuk memanfaatkan transaksi transfer Harga.
Penelitian ini sejalan dengan Marfuah dan Andry (2014) serta Desi dan
Diyah (2017) yang mengatakan bahwa nilai tukar mempengaruhi transfer pricing,
yang artinya nilai tukar mata uang asing mempengaruhi keputusan perusahaan
untuk melakukan transfer pricing. Dan penelitian ini tidak mengikuti penelitian
Alfin (2018) dan Hartati (2015).
Kesimpulan
Tarif Pajak Efektif berpengaruh positif signifikan terhadap Transfer
Pricing pada perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang tercatat di BEI
periode 2015-2019. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-count 2,118938> t-table
1,69389 dan nilai Prob. sama dengan 0,0442 <α 0,05. Dengan demikian H1 dalam
penelitian ini terbukti. Tunnelling Incentive tidak berpengaruh signifikan
terhadap transfer pricing pada perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang
tercatat di BEI periode 2015-2019. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t-count
1,472778 <t-table 1,69389 dan nilai Prob. sama dengan 0,1533> α 0,05. Dengan
demikian H2 dalam penelitian ini tidak terbukti. Nilai Tukar berpengaruh negatif
signifikan terhadap Transfer Pricing pada perusahaan subsektor pangan dan
konsumsi yang tercatat di BEI periode 2015-2019. Ini ditunjukkan oleh nilai-t (-
2.403496)
<t-tabel (-1,69389) dan nilai Prob. sama dengan 0,0240 <α 0,05. Dengan
demikian H3 dalam penelitian ini terbukti. Perusahaan yang menjadi sampel
penelitian hanyalah perusahaan subsektor pangan dan konsumsi yang terdaftar
di BEI. Periode observasi dalam penelitian ini ringkas, yaitu hanya periode 2015-
2019. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen: Effective Tax
Rate, Tunneling Incentive, dan Exchange Rate. Variabel-variabel tersebut hanya
dapat menjelaskan pengaruhnya secara simultan terhadap Transfer Pricing
sebesar 68,58%, sisanya sebesar 31,42% dijelaskan oleh variabel lain diluar Tarif
Pajak Efektif, Insentif Tunneling, dan Nilai Tukar.
REFERENSI
Ardana, MA Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive, Nilai Tukar, dan Leverage Terhadap
Keputusan Perusahaan Manufaktur Transfer Pricing yang Listing di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 20152018. (2019).
9
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
Aring, A., Tinangon, JJ &Elim, I. Penerapan Akuntansi Pengakuan Aset Tetap pada Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Minahasa.
Going Concern J. Ris.Akun. 15, 69–76 (2020).
Az-Zahra, H.Pengaruh Pajak, Kepemilikan Luar Negeri, Ukuran Perusahaan, dan
Profitabilitas terhadap Transfer Pricing.
Brilianty, T. Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus dan Perusahaan
10
PENGARUH TARIF PAJAK EFEKTIF, INSENTIF TUNNELING, DAN PERTUKARAN RATE AKTIF PJAEE, 17 (7) (2020) KEPUTUSAN PERUSAHAAN UNTUK TRANSFER PRICING :
SUBSEKTOR PANGAN DAN KONSUMSI
Raharjo, E. Teori Keagenan dan Teori Penatalayanan dalam Perspektif Akuntansi. Fokus
Econ. J. Ilm. Econ. 2, (2007).
Refgia, T., Ratnawati, V. & Rush, R. Pengaruh Pajak, Bonus Mekanisme, Besaran
Perusahaan, Kepemilikan Asing, Dan Insentif Tunneling Terhadap Transfer pricing
(Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Pencatatan Bahan Kimia Dalam BEI Tahun
2011-2014).
(2017).
Sarifah, DA, Probowulan, D. & Maharani, A. Dampak Tarif Pajak Efektif (ETR), Tunneling
Incentive (TNC), Indeks Net Profit Trend(ITRENDLB) dan Nilai Tukar Terhadap
Keputusan Perusahaan Manufaktur Transfer Pricing yang Listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI). J. Ilm. Akun.danHumanika9, (2019).
Setiawan, H. Transfer Pricing dan Risikonya ke Negara
11