Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

PENGARUH PERENCANAAN PAJAK DAN TUNNELING INCENTIVE TERHADAP


TINDAKAN TRANSFER PRICING DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI MODERATING

Rahmania Ulia Hasna1) , Susi Dwi Mulyani2)


1),
Magister Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trisakti
auliahasna33@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh perencanaan pajak dan Tunneling
Incentive terhadap tindakan Transfer Pricing dengan komite audit sebagai moderating.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan real estate, konstruksi dan bangunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016 – 2018. Data Kualitatif yang di
gunakan serta sampel ditentukan dengan menggunakan metode non probability
sampling dengan teknik purposive sampling. Metode analisis data menggunakan
Eviews 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Perencanaan Pajak tidak
berpengaruh signifikan terhadap tindakan transfer pricing, (2) Tunneling Incentive
tidak berpengaruh terhadap tindakan transfer pricing, (3) Komite Audit berpengaruh
signifikan terhadap tindakan transfer pricing (4) Komite audit memperlemah
Perencanaan Pajak tindakan transfer pricing (5) Komite audit memperlemah
Tunneling Incentive terhadap tindakan transfer pricing.

Kata Kunci: Perencanaan Pajak, Transfer Picing, Tunneling Incentive, dan Komite Audit

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari segi empiris pun, transfer pricing memiliki berbagai kendala dalam
melaksanakan sebuah penghindaran pajak dengan cara yang legal. Skema yang terjadi
dalam melakukan penghindaran pajak dibutuhkan perencanaan pajak yang matang,
pengawasan terhadap manajemen dan pengawasan pada pelaksanaannya. Hasil
penelitian tersebut didukung dengan penelitian (Saraswati dan Sujana, 2017) yang
menyatakan bahwa perusahaan multinasional melakukan transaksi dengan perusahaan
yang memiliki hubungan istimewa yang berada di negara lain dengan tujuan menurunkan
jumlah pajak yang dibayar oleh suatu perusahaan. Fenomena pada perusahaan –
perusahaan besar menjadi suatu hal yang sangat di sayangkan, banyak saat ini
Perusahaan perkebunan sawit yang masih melakukan tindakan Transfer Pricing dengan
meminimalkan biaya-biaya sehingga terjadi kerugian dimana omset yang seharusnya
besar malah menjadi minim. Kejadian ini tidak berlaku pada Perusahaan sawit saja
adapun para perusahaan kontraktor yang nakal dalam melaporkan laporan keuangannya
dan melakukan minimalisir dana untuk memperkecil pembayaran pajak yang seharusnya
dan dana yang diminimalisir tersebut digunakan untuk melakukan tindakan yang tidak
semestinya seperti untuk menyuap agar dapat memenangkan tender (www.kompas.com).
Perencanaan pajak (tax planning) merupakan bagian manajemen pajak dan
merupakan langkah awal di dalam melakukan manajemen pajak. Suandy (2008)
mendefinisikan perencanaan pajak (tax planning) sebagai proses mengorganisasi usaha
wajib pajak atau sekelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajak, baik
PPh maupun beban pajak yang lainnya berada pada posisi yang seminimal mungkin.
Saraswati dan Sujana (2017) mengatakan bahwa pajak dan Tunneling Incentive
berpengaruh positif pada indikasi melakukan Transfer Pricing. Sedangkan mekanisme
bonus tidak berpengaruh pada indikasi melakukan Transfer Pricing.. Lo et al., (2010)
menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan oleh pemerintah di Cina berpengaruh pada
keputusan Transfer Pricing, dimana perusahaan bersedia mengorbankan penghematan
pajak untuk Tunneling keuntungan ke perusahaan induk. Keberadaan komite audit yang
independen merupakan salah satu karakteristik komite audit. Independensi merupakan
faktor penting yang harus dimiliki oleh komite audit. Secara khusus, penelitian ini

2.5.1
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

menemukan bahwa penggunaan harga transfer penyalahgunaan dan pendapatan


manipulasi (EM) berhubungan positif dengan penghindaran pajak perusahaan (CTA).
Muhammadi dan Habib (2015) menunjukkan bahwa auditor pajak Indonesia menghadapi
sejumlah kesulitan selama audit kasus penetapan harga transfer yang berasal dari
properti tidak berwujud, termasuk kurangnya transparansi dalam pembukuan para
pembayar pajak; kerja sama pembayar pajak terbatas dalam menyediakan data dan
dokumen; peraturan harga transfer; dan masalah yang berkaitan dengan organisasi dan
sumber daya manusia.
Keterbaruan penelitian ini adalah menggunakan Profesionalisme komite audit
sebagai variabel yang memoderasi perencanaan pajak dan Tunneling Incentive terhadap
Transfer Pricing, hal yang memotivasi penulis memilih judul tersebut karena adanya
research gap dari penelitian satu dengan penelitian lainnya sehingga belum menunjukkan
hasil yang konsisten.

1.2 Tujuan Penelitian


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh perencanaan pajak terhadap Transfer Pricing, untuk menguji pengaruh
Tunneling Incentive terhadap Transfer Pricing, untuk mengetahui pengaruh komite audit
terhadap Transfer Pricing, dan untuk mengetahui komite audit memoderasi pengaruh
perencanaan pajak terhadap tindakan transfer pricing. Serta untuk mengetahui komite
audit memoderasi pengaruh Tunneling Incentive terhadap tindakan transfer pricing

II. STUDI PUSTAKA


Teori Agency
Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling ( 1976 ) adalah “suatu kontrak di
bawah satu atau lebih yang melibatkan agent untuk melaksanakan beberapa
layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang pegambilan
keputusan kepada agent”. Baik maupun agent diasumsikan orang ekonomi
rasional dan semata – mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. mendelegasikan
pembuatan keputusan mengenai perusahaan kepada manajer atau agent. Para
pihak yang menggunakan Transfer Pricing dalam perencanaan pajak sebaiknya
melibatkan beberapa agent dalam melakukan hal tersebut agar dapat mudah di
awasi dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, adapun para pihak yang
melakukan tunneling pajak sebaiknya dilakukan pengawasan juga agar tindakan
pengambil alihan prioritas yang dilakukan oleh mayoritas tidak menjadikan terjadi
ketimpangan bagi si minoritas. Oleh sebab itu agency teori berhak melakukan
kewenangan dalam melakukan suatu keputusan.
Pengembangan Hipotesis
Berdasarkan teori keagenan, konflik agensi terjadi antara manajer dan
pemegang saham akibat adanya kesenjangan informasi antar kedua pihak
tersebut. Pemegang saham menduga manajer akan melakukan tindakan
oportunistik untuk kepentingan mereka melalui upaya manipulasi angka-angka
akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan. Kondisi ini akan memberikan
dampak berkurangnya harapan pemegang saham untuk memperoleh keuntungan
dari operasional perusahaan akibat perilaku oportunistik tersebut. Adanya
perencanaan pajak yang baik, maka upaya manajer untuk melakukan manipulasi-
manipulasi pada laporan keuangan akan terbatasi. Hal ini dikarenakan tindakan
Transfer Pricing akan memberikan dampak yang luas bagi perusahaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah
sebagai berikut:
H1: Perencanaan Pajak Berpengaruh Positive Terhadap Transfer Pricing
Para pihak mayoritas yang melakukan perencanaan dalam hak kepemilikan dan
hak suara yang dimiliki melebihi pihak minoritas yang memiliki kesempatan atau

2.5.2
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

peluang kecil terhadap suatu keputusan atau tindakan dalam melakukan kebijakan
maka agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak sepadan dibutuhkan
perencanaan yang baik dalam melakukan manajemen pajak terhadap Transfer
Pricing. Penelitian yang dilakukan Saraswati dan Sujana (2017) menunjukkan
pengaruh Tunneling Incentive terhadap perilaku Transfer Pricing, dimana
perusahaan yang dengan kepemilikan yang hanya dikuasai oleh beberapa pihak
dimana pihak yang menguasai perusahaan cenderung bertindak hanya
menguntungkan bagi dirinya sendiri. Dengan adanya pengaruh Tunneling
Incentive yang dilakukan diharapkan penguasaan suatu hak keputusan dilakukan
hanya kepada hak yang berwenang dengan kapabilility yang sama – sama tidak
merugikan salah satu pihak terutama bagi minoritas. Berdasarkan uraian tersebut,
maka hipotesis yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut:
H2: Tunneling Incentive Berpengaruh Positive Terhadap Transfer Pricing
Komite audit merupakan kepanjangan tangan dari dewan komisaris sebagai
penunjang pelaksanaan pengawasan, sehingga tindakan penghindaran pajak
dapat diketahui dan sampai pada pelaporan ke pihak pemilik. Oleh karena itu
kredibilitas, komposisi, dan tanggung jawab komite audit adalah yang paling
memberikan pengaruh (Wibawa dan Abdillah, 2016:6). Namun Penelitian Ivy
Calista (2015) menunjukkan bahwa membuktikan bahwa efektivitas komite audit
terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap Transfer Pricing aggressiveness. Perlu
adanya tindakan pengawasan yang dilakukan oleh Komite Audit dalam
melaksanakan tugas dan fungsi nya dalam mengawasi tindakan yang dilakukan
oleh pihak manajemen. Sehingga manajemen diharapkan tidak melakukan suatu
kesalahan yang fatal dalam melakukan tindakan Transfer Pricing. Tindakan yang
perlu pengawasan oleh Komite Audit berdasarkan aturan yang ada dalam PSAK
ataupun Standar Akuntansi Indonesia. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
H3: Profesionalisme Komite Audit Berpengaruh Negative Terhadap
Transfer Pricing
`Kegiatan yang mendasari dalam melakukan suatu perencanaan pajak terhadap
Transfer Pricing yang dapat diawasi oleh Komite audit sehingga menjadikan suatu
hubungan kehati – hatian dalam tindakan perencanaan yang terjadi ketika
melakukan tindakan Transfer Pricing. Oleh sebeb itu, dengan memperkuat aturan
yang dimiliki pihak manajemen dan komite audit akan bersama – sama menjaga
komitmen yang berlaku. Penelitian yang dilakukan oleh Diantari dan Ulupuli (2016)
menyebutkan bahwa komite audit berpengaruh negative terhadap Transfer Pricing.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut:
H4 : Preofesionalisme Komite Audit memperlemah pengaruh positive
perencanaan pajak dan Tunneling Incentive terhadap Transfer Pricing.
Para pemilik saham mayoritas akan melakukan cara-cara yang dapat
menghasilkan laba yang tinggi atau keuntungan yang besar dengan
mengorbankan hak-hak pemegang saham minoritas. Salah satu caranya adalah
dengan transfer pricing. Oleh sebab itu, peranan pengawas komite audit dalam
melakukan tindakan pengawasan oleh pihak manajemen serta pihak mayoritas
dan minoritas dalam menjaga keseimbangan untuk melakukan perencanaan pajak
terhadap transfer pricing. Penyesuaian aturan yang berlaku dinilai dapat
mempengaruhi tindakan para pihak Hipotesis kelima yang dapat dirumuskan
adalah
H5: Preofesionalisme Komite Audit memperlemah pengaruh positive
Tunneling Incentive terhadap Transfer Pricing.

2.5.3
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

III. METODOLOGI PENELITIAN


Metode Penelitian ini adalah Perusahaan Property Real Estate dan Konstruksi
Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2018. Data Sekunder
berupa data panel dalam bentuk angka-angka atau data kualitatif yang diubah menjadi
angka yang didapat dari laporan tahunan perusahaan dan data kualitatif berupa 28 list
Perusahaan Property Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Data dikumpulkan melalui teknik dokumentasi dengan mengakses sumber
sekunder www.idx.co.id yaitu mengumpulkan data laporan tahunan perusahaan tahun
2016-2018. Analisis data menggunakan Eviews 10, sehingga pengujian data panel tidak
diwajibkan menggunakan Uji Asumsi Kelasik (Gujarati, 2012).

Pengukuran Variabel

Tabel 3.1 Pengukuran Variabel

Variabel Keterangan Skala

Variabel Dependen (Y) Rasio


Transfer Pricing Gross Return on Sales = Laba Kotor (Gross Profit)
Penjualan Bersih
Variabel Independen Rasio
(X1):Perencanaan
Pajak
Variabel Independen Rasio
(X2):Tunneling
Incentive

Variabel Moderasi Rasio


(Z):Komite Audit Komite Audit = Profesionalisme Komite Audit
Total Komite Audit

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan


alat analisis regresi linier berganda. Karena penelitian ini menggunakan empat variabel
independen dan satu variabel dependen maka digunakan persamaan sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Transfer Pricing
α = Konstanta
X1 = Perencanaan Pajak
X2 = Tunneling Incentive
β = Koefisien regresi
Z = Komite Audit
= Error

2.5.4
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Hasil Hipotesis


Prediksi
Variable Coefficient Arah t-Statistic Prob.

X1PERPAJ? -0.050160 + -0.619851 0.5373


X2TUNICV? 2.029823 + 1.290954 0.2008
ZKOAUD? -0.347901 - -2.058178 0.0432
ZKOAUD_X1? 0.030084 - 0.254183 0.8001
ZKOAUD_X2? -1.874049 - -1.181250 0.2414
C 0.653319 5.239539 0.0000

Dapat disimpulkan bahwa H1 ditolak, hasil tersebut menunjukkan bahwa


Perencanaan pajak tidak dapat berpengaruh terhadap tindakan Transfer Pricing. Dimana
hasil ini sejalan dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Mispiyati (2015) dan Marisa
(2017) menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap Transfer
Pricing karena perusahaan dapat menggunakan cara lain selain Transfer Pricing untuk
meminimalkan beban pajak yang dibayarkan.
Hasil uji pada H2 juga ditolak, dimana Tunneling Incentive tidak dapat
berpengaruh terhadap tindakan Transfer Pricing. Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan
penelitian sebelumnya yang telah di lakukan oleh Saraswati dan Sujana (2017)
mengatakan bahwa pajak dan Tunneling Incentive berpengaruh positif pada indikasi
melakukan Transfer Pricing.
Kemudian untuk H3 diterima, dimana hasil ini menunjukkan jika Profesionalisme
Komite Audit berpengaruh terhadap tindakan Transfer Pricing. Hasil ini berbanding
terbalik dengan Penelitian Ivy Calista (2015) menunjukkan bahwa membuktikan bahwa
efektivitas komite audit terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap Transfer Pricing
aggressiveness.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Profesionalisme Komite Audit
memperlemah pengaruh positive perencanaan pajak terhadap Transfer Pricing sehingga
H4 ditolak. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Diantari dan Ulupuli (2016)
yang menyebutkan bahwa komite audit berpengaruh negative terhadap Transfer Pricing
dalam perencanaan pajak.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Profesionalisme Komite Audit memperlemah
pengaruh positive Tunneling Incentive terhadap Transfer Pricing sehingga H5 ditolak.Oleh
sebab itu dapat disimpulkan bahwa Perencanaan pajak saja tidak dapat membuat
tindakan Transfer Pricing menjadi lemah. Dikarenakan (Hidayati dan Fidiana, 2017:1067).
Hal ini menunjukkan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap tindakan
penghindaran pajak yaitu salah satunya tax minimization dengan melakukan transfer
pricing dikarenakan adanya kemungkinan komite audit tidak memiliki peran yang aktif
terkait tindakan untuk menindak lanjuti adanya penghindaran pajak tersebut.

V. KESIMPULAN & SARAN


Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap tindakan Transfer Pricing
2. Tunneling Incentive tidak berpengaruh terhadap tindakan Transfer Pricing
3. Komite Audit berpengaruh terhadap tindakan Transfer Pricing.
4. Preofesionalisme Komite Audit memperlemah pengaruh positive perencanaan pajak
terhadap tindakan Transfer Pricing.
5. Preofesionalisme Komite Audit memperlemah pengaruh positive Tunneling Incentive
terhadap tindakan Transfer Pricing.

2.5.5
Prosiding Seminar Nasional Pakar ke 3 Tahun 2020 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 2: Sosial dan Humaniora ISSN (E) : 2615 - 3343

Keterbatasan Penelitian
 Keterbatasan penelitian ini diluar kendali peneliti yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil penelitian, dalam penelitian ini Penelitian ini hanya
menggunakan periode penelitian selama 2016 – 2018, sehingga hanya dapat
diperoleh 26 Property Real Estate dan Konstruksi Bangunan yang menjadi sampel
dengan 78 observasi.
 Penelitian ini hanya menggunakan data dari 1 subsektor saja, sehingga
menyebabkan tidak mendapatkan pengaruh, sehingga hasil observasinya kurang
memuaskan.
 Penelitian ini hanya memiliki 1 variabel yang berpengaruh terhadap transfer
pricing yaitu komite audit saja. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan penelitian
kembali dengan menggunakan variable – variable yang memilki daya pengaruh
yang tinggi.
Sesuai kesimpulan dari hasil penelitian ini, maka impilikasinya diharapkan para
perusahaan dalam melakukan tindakan pengawasan terhadap transfer pricing diperketat,
sehingga penggunaan yang tepat disarankan agar tidak menyebabkan kerugian.
Kemudian perusahaan diharapkan tepat dan tegas dalam bertindak serta melakukan
pengawasan dalam tindakan transfer pricing.
Sebagaimana telah disampaikan, persepsi kegunaan tidak dapat memoderasi dan
menjadi keterbatasan dalam penelitian. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat
menggunakan atau menambahkan faktor-faktor lain yang lebih relevan dan dapat
meningkatkan kepatuhan pajak, menambah jumlah sampel, menggunakan metode dan
pengukuran lainnya sebagai komparasi dalam menilai hasil ujinya, serta menggunakan
tambahan subsector lain yang lebih memiliki kepemilikan asing yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim, Icuk Rangga Bawono, & Amin Dara. (2016). Perpajakan: Konsep, Aplikasi,
Contoh, dan Studi Kasus. Jakarta: Salemba Empat
Gozali Imam, Ratmono Dwi . Cetakan ke II 2017." Analisis Multivariat dan Ekonometrika.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro
Arry Eksandy. (2017). Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Dan Kualitas Audit
Terhadap Penghindaran Pajak (Studi Empiris Pada Sektor Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).
Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 1(1), 1-20
Mispiyati. (2015). Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Mekanisme Bonus
Terhadap Keputusan Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi dan Investasi 16
(1): 62-73.
Marisa, R., dan E. Wuryani. 2017. Pengaruh Pajak, Bonus plan, Tunneling Incentive dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Transfer Pricing. Jurnal Akuntansi Unesa
5(2): 24
Saraswati, G. A. R. S., dan I. K. Sujana. 2017. Pengaruh Pajak, Mekanisme Bonus, dan
Tunneling Incentive pada Indikasi Melakukan Transfer Pricing. E-JURNAL
AKUNTANSI Universitas Udayana 19 (2): 29.
Jensen, M. and W.H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Magerial Behavior, Agency Cost
and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4): 305-360.
Suandy, Erly. 2016. Perencanaan Pajak Edisi 6/Salemba Empat
Vidiyanti, Evi. 2017. “Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit, Kepemilikan
Institusional,Return On Assets, Dan Leverage terhadap Tax Avoidance”.
Artikel Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya
www.idx.co.id
www.kompas.com
www.sahamok.com
Gujarati, N Damodar. 2012. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat.

2.5.6

Anda mungkin juga menyukai