Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AUDITING LANJUTAN

“TEORI YANG MENDASARI AUDITING”

Dosen Pengampu:
Dr. Syahril Ali, SE, M, Ak, CA

Disusun Oleh :
SUCI WIDYA (1920532030)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ANDALAS

2020
LATAR BELAKANG
Pentingnya audit dilakukan oleh entitas dengan tujuan untuk penilaian atau pemerikasaan
kebenaran atas semua transaksi yang ada di dalam laporan keuangan. Semakin kesini semakin
banyak jasa audit digunakan oleh banyak perusahaan di Indonesia. Dalam sebuah perusahaan
biasanya, audit telah dahulu dilakukan oleh auditor internal, namun sering terjadinya adanya
perbedaan serta ketidak percayaan para pemegang saham yang menjadikan perusahaan
memerlukan jasa audit dari pihak ketiga untuk melakukan pemeriksaan atau pembuktian
kebenaran transaksi di perusahaan.

Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu media untuk mengetahuiyang


mencerminkan kondisi keuangan di perusahaan. Serta tuntutan akan kesesuaian dengan standar
yang berlaku saat ini, laporan keuangan dituntut juga harus dapat memenuhi akuntabilitas ari
stakeholders guna menyediakan informasi keuangan perusahaan. Awal mulanya audit hanya
digunakan untuk mencari dan menemukan kesalahan dalam perusahaan, kemudian berkembang
menjadi pemeriksa laporan keuangan yang berguna untuk memberikan opini atas kewajaran
laporan keuangan.

Opini kewajaran atas laporan keuangan perusahaan menjadi pedoman bagi para
stakeholders dalam pengambilan keputusan. Audit laporan keuangan diperlukan, karena adanya
beberapa hal seperti terjadinya konflik kepentingan antara pengguna laporan keuangan dan
entitas manajemen yang menyajikan laporan keuangan tersebut, kerna tidak ada keyakinan
bahwa manajemen akan memberikan informasi yang akurat maka perlu dilakukan audit oleh
pihak ketiga untuk menguji kebenaran tersebut selanjutnya sering terjadi kompleksitas laporan
keuangan dalam pelaporan. Dengan adanya kompleksitas pelaporan yang tinggi, maka resiko
kesalahan penyajian juga akan tinggi, oleh karena itu audit laporan keuangan diperlukan agar
dapat meminimalisir resiko yang terjadi.

Profesi sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan kunci utama pada profesi ini.
Dikarenakan profesi ini merupakan sebuah amanah atas kepercayaan masyarakat dan tak lepas
dari kontribusi akuntan publik itu sendiri yang terhadap ekonomi sangatlah tinggi seperti
kredibilitas dan reputasi akan sebuah perusahaan yang menjadi objek pemeriksaan. Suatu negara
dapat dengan cepat menyampaikan atau menyalurkan dana dari masyarakat itu sendiri untuk
usaha-usaha produktif yang beroperasi secara efesien, maka dari itu sangat dibutuhkan informasi
keuangan yang andal yang dapat mempengaruhi sera memungkinkan para investor untuk
memutuskan kemana dana mereka akan diinvestasikan. Untuk itu dibutuhkn profesi akuntan
public untuk bisa meilai kewajaran informasi yangdisajikan perusahaan. Suta dan Firmanzah
(2006) juga mengatakan bahwa peranan utama auditor adalah menyediakan informasi yang
berguna untuk keperluan penyusunan kontrak yang akan dilakukan oleh pemilik atau manajer
perusahaan.

Timbul dan berkembangnya profesi akuntan public di suatu negara juga sejalan dengan
berkembangnya perusahaan dan badan hukum di negara itu. Dari profesi akuntan publik
masayarakat yang berkepentingan seperti krrditur dan investor sangat mengharapkan penilaian
yang tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan di lapora
keuangan perusahaan tersebut. Keadaan perkembangan selanjutnya adalah bahwa pihak luar atau
eksternal seperi lreditur, pemerintah juga memmerlukan laporan yang akurat dan benar karena
dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan. Dalam kondisi tersebut maka laporan
keuangan yang dibuat manajemen perusahaan memerlukan pihak yang independen dalam
memeriksa keakuratan tersebut apakah sudah wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip laporan
keuangan akuntansi yang lazim. Berdasarkan latar tersebut, dalam proses audit juga memiliki
beberapa teori yang mendasari auditing, yang dijadikan sebagai pandangan dalam melakukan
proses auditing.

KAJIAN TEORI

1) Teori Signalling

Teori sinyal dicetuskan pertama kali oleh Michel Spence ( 1973) dalam penelitiannya
yang berjudul Job Market Signalling. Teori ini melibatkan dua pihak, yakni pihak dalam seperti
manajemen yang berperan sebagai pihak yang memberikan sinyal dari pihak eksternal seperti
investor sebagai pihak yang menerima atau menangkap sinyal tersebut. Kemudian
dikembangkan lagi oleh Ross (1977), ia memaparkan bahwa pihak eksekutif perusahaan
memiliki informasi yang lebih baik mengenai perusahaannya yang akan mendorong investor
terhadap perusahaannya.

Menurut Butarbutar dan Laksono (2014) menyebutkan bahwa teori sinyal inilebih
menekankan pada informasi yang dikeluarkan kepada publk oleh perusahaan terhadap keputusan
pihak luar seperti investor. Apabila investor telah menerima informasi tersebut, maka mereka
akan melakukan interprestasi dan analisis informasi terhadap informasi tersebut. Teori sinyal ini
berdasar pada teori akuntansi pragmatik yang memusatkan pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pengguna informasi itu sendiri. Jika sinyal yang diberikan peusahaan buruk
maka kualitas perusahaan tersebut juga buruk karena sinyal good news atau bad news sangat
mempengaruhi harga saham di perusahaan. Apabila bad news maka investor akan berpikir dua
kali untuk menanamkan sahamnya di perusahaan dan sebaliknya jika good news maka
cenderung untuk lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan.

Menurut Nurmalasari dan Ratmono (2014) keputusan investor dalam berinvestasi akan
berpengaruh jika perusahaan melakukan reporting delay. Teori sinyal menekankan pentingnya
informasi yang dikeluarkan perusahaan terhadap keputusan investasi pihak eksternal perusahaan.
Oleh karena itu, semakin lama waktu yang diperlukan auditor dalam mengaudit laporan
keuangan maka semakin lama pula audit delay yang dialam perusahaan tersebut. Investor akan
memandang hal tersebut sebagai bed news, yang kemudian akan berdampakpada pergerakan
harga saham yang tidak stabil.

2) Teori Agency

Teori agensi merupakan dasar teori yang sering digunakan untuk menjalankan aktivitas
bisnis. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa teori keagenan merupakan bentuk kerja
sama antara agent sebagai pihak yang mengelola perusahaan dan principal sebagai pemilik
perusahaan. Principal merupakan pihak yang memberikan amanat kepada agen untuk melakukan
suatu jasa atas nama principal, sementara agen adalah pihak yang diberi mandate. Agen adalah
pihak yang berwenang dalam mengambil keputusan, sedangkan principal pihak yang
mengevaluasi informasi (Lestari,2010). Dalam teori keagenan ini berpendapat bahwa entitas
merupakan urat nadi dari hubungan-hubungan keagenan dan mencoba memahami perilaku
organisasi dengan menguji pihak-pihak yang terkait.

Teori keagenan juga digunakan untuk kebutuhan audit. Dalam teori ini menjelaskan
bahwa auditor berfungsi sebagai pelaksana verifikasi independen atas laporan keuangan kepada
pemilik. Disini auditor independen merupakan penengah kedua belah pihak antara agen dan
principal. Auditor independen dapat mengurangi biaya agensi yang disebabkan perilaku diri
sendiri oleh agen (manajer). Maka dari pihak manajemn perusahaan menunjuk seorang audit atas
laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen dan berguna bagi investor. Terkait hal tersebut,
yang menjadi bagian penting adalah pengimplementasian teori agensi yaitu audit delay.
Ketepatan waktu dalam pelaporan sangat mempengaruhi. Apabila waktu pelaporan tidak
disampaikan tepat waktu akan menyebab kan nilai dari informasi laporan keuangan tersbeut
berkurang. Oleh karena itu, untuk meminimalisir terjadinya asimetri informasi dan
meminimalisir masalah keagenan dibutuhkan pihak ketiga yaitu auditor independen sebagai
penengah untuk memeriksa dan memberikan opini mengenai kewajaran laporan keuangan.

3) Positive Accounting Theory

Positive accounting theory atau teori akuntansi positif dipelopori oleh Watts dan
Zimmerman (1986). Ia menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi
dalam pendekatan normative terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat.
Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan normatif, mereka mengemvabgjab
pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian empiric dan menjustifikasi berbagai
teknik atau metode akuntansi. Tujuan teori akuntansi positif ialah menjelaskan, meramalkan dan
member jawaban atas praktik akuntansi. Watts dan Zimmerman (1986). Berusaha
mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu bisa dikaitkan dengan perilaku manajer
dalam pembuatan laporan keuangan. Sehingga dapat dikatan bahwa teori akuntansi positif ini
memfokuskan pada prediksi tindakan manajer.

Teori akuntansi positif dapat menjelaskan bahwa creative accounting dipengaruhi oleh
kerangka ekonomi yang bertujuan untuk self interest. Motivasi atau tujuan yang diterapkannya
dari creative accounting biasanya adalah pemicu utama terjadinya penyalahgunaan terhadap
praktik creative accounting itu sendiri. Dasar perkembangan teori akuntansi positif adalah dari
ketidakpuasan terhadap teori normative, dimana pendekatan nomatif adalah terlalu sederhana
dan tidak memberikan dasar teori yang kuat.

Kenyataan terjadi perbedaan antara teori dan praktik. Implikasinya dalam duni akuntansi
adalah bahwa akuntansi dan akuntan menyediakan informasi seefesien dan seefektig mungkin,
sementara bagaimana manajer menggunakannya tidaklah menjadi perhatian akuntan dan
akuntansii. Aliran positif selalu berupaya melakukan riset akuntansi dengan cara mengevaluasi
hubungan antar variabel dengan hasil yang ditunjukkannya melalui tingkat signifikaninya.

4) Teori Informasi Bernilai Tambah (The Information Value Theory)

Putusan yang didasarkan informasi adalah keputusan yang prudent yang diambil dengan
penuh kehati-hatian. Audit diharapkan dapat mengkomunikasikan informasi yang relevan
tentang subjek yang menjadi tugas atas assigmnet baginya. Penugasan yang diberikan kepada
auditor ini dilandaskan pada anggapan bahwa auditor memiliki pengetahuan dan penguasaan
yang cukuo tentang seluk beluk objek yang diauditnya dan memiliki keterampila dalam
melakukan kegiatan pengujian seluk beluk tersebut.

Sebagai konsep atau model penentuan nilai tambah, tentu saja tidak akan mampu
mengukur secara komprehensif nilai audit sesungguhnya. Bahkan, penerapan model audit ini
akan menjadi sulit dierapkan apabila penggunaanya tidak memiliki asumsi tentang tingkat
penyimpangan yang mungkin terjadi, tingkat kompetensi, dan tingkat independensi serta tingkat
follow up dari temuan audit pada umumnya.

5) Teori Perlindungan (The Insurance And Protection Theory)

Tindakan yang didasarkan pada informasi selalu mempunyai resiko karena informasi
yang digunakan mungkin mengandung kekeliruan. Teori perlindungan dari auditing sangat erat
dengan risiko yang terakhir. Menurut teori ini, discount terhadap nilai informasi yang disajikan
oleh mereka tidak sepenuhnya dipercaya. Namun, pasar sesungguhnya bersedia juga membayar
suuatu jasa yang bisa dan bersedia mengambil alih risiko tersebut. Teori perlindungan ini
selanjutnya dpat dikembangkan menjadi dasar bagi kemungkinan gugatan masyarakat terhadap
auditor apabila ia tidak melakukan fungsinya dengan semestinya.
KESIMPULAN

Teori auditing merupakan tuntutan untuk melaksanakan audit yang bersifat normative.
Dalam melakukan audit, seorang auditor menerapkan prosedur audit sesuai standar yang diterima
oleh umum. Untuk menerapkan standar diperlukan konsep dasar yang mendasari sehingga
standar tersebut dapat dijabarkan dalam prosesdur yang dapat digunakan pada audit.

Tujuan pemeriksaan pada umumnya atas laporan keuangan yang dilakukan oleh akuntan
public adalah untuk menyatakan pendapat, apakah posisi keuangan dan hasil usaha serta
perubahan posisi keuangan sesuai dengan orinsip akuntansi di Indonesia. Laporan akuntan publk
merupakan sarana bagi akuntan public untuk menyatakan pendapatnya. Laporan akuntan public
juga mempengaruhi pengambilan keputusan oleh investor. Baik dalam akuntan public
memberikan pendapat, akuntan public harus menyatakan apakah pemeriksaannya telah
dilaksanakan sesuai norma pemeriksaan akuntan.

REFERENSI

Jensen, MC, dan Meckling, WH. 1976. “Theory of the Firm “ Managerial Behavior,
Agency Cost and Ownership Structure”, Journal of Financial Economics, Oktober 1976. V.3,
No.4,pp 305-360.

Nurmalasari, Dian dan Dwi Ratmono. 2014. Pengaruh Opini Audit dan Perubahan Opini
Audit Terhadap Reporting Delay. Journal of Accounting Vol.3 No.2.

Ross, S. A. (1977). The Determinantion of Financial Structure: The Incentive Signaling


Approach. Bell Journal of Economics and Management Science, Vol. 8 (1): 23-40.

Spence, Michael. 1973. Job Market Signaling. The Quartely Journal of Economics, Vol.
87, No.3 (Aug, 1973), pp. 355-374.

Suta, I.G.A., & Firmanzah, (2006). Efek kualitas auditor terhadap tata kelola dan hak
pemegang saham public, Management Usahawan Indonesia, (35), 11,p. 23-28.

Watts, Ross L. dan Jerold L. Zimmerman (1986). Positive Accounting Theory. USA:
Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai