Anda di halaman 1dari 13

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

AKUNTANSI KEPERILAKUAN

NAMA: ANISSA FITRIA FEBRIATI

NPM :C1C018070

KELAS: 5D-S1 AKUNTANSI

JURUSAN S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKLU

2020

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
TAHUN AJARAN 2020/2021
A.
MATA KULIAH : AKUNTANSI KEPERILAKUAN (EKA 222)
HARI / TANGGAL : SENIN / 02 – 11 - 2020
WAKTU UJIAN : 08.15
KELAS / SEMESTER :D /V
DOSEN : Dr. NOVITA SARI, SE., M.Si, Ak
SIFAT UJIAN/Waktu : Pertanyaan Terbuka / 240 MENIT

A. PERTANYAAN KRITIKAL:
1. Apa itu Akuntansi Keperilakuan?
Jawaban:
Akuntansi keperilakuan merupakan cabang ilmu akuntansi yang mempelajari
hubungan antara perilaku manusia dengan sistem informasi akuntansi serta dimensi
keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan
diakui keberadaannya.. Istilah sistem informasi akuntansi yang dimaksud di sini
dalam arti luas meliputi seluruh desain alat pengendalian manajemen yang meliputi
sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain akuntansi pertanggungjawaban,
desain organisasi seperti desentralisasi atau sentralisasi, desain kolektibilitas biaya,
penilaian kinerja, serta laporan keuangan.
2. Menjelaskan pemahaman tentang konsep akuntansi perilaku dan mengapa manajer
selama puluhan tahun sampai sekarang tidak hanya fokus pada aspek keuangan tetapi
juga aspek non keuangan, salah satunya adalah aspek perilaku.
Jawaban:
a) pemahaman tentang konsep akuntansi perilaku:
Akuntansi keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang
mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi
keperilakuan dari organisasi. Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis, tetapi akan
selalu berkembang sesuai dengan pekembangan lingkungan akuntansi serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain
dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Intisari dari
proses akuntansi adalah komunikasi atas informasi yang memiliki implikasi
keuangan atau manajemen. Karena pengumpulan atau pelaporan informasi
mengkonsumsi sumber daya, biasanya hal tersebut tidak dilakukan secara suka
rela kecuali pembuat informasi yakin bahwa hal ini akan mempengaruhi penerima
untuk berperilaku sebagaimana yang diinginkan oleh pelapor/pembuat.
b) Mengapa manajer selama puluhan tahun sampai sekarang tidak hanya fokus pada
aspek keuangan tetapi juga aspek non keuangan, salah satunya adalah aspek
perilaku.
Karena pada definisi akuntansi keperilakuan adalah suatu studi tentang perilaku
akuntan atau non-akuntan yang dipengaruhi oleh fungsi-fungsi akuntansi dan
pelaporan. Akuntansi keperilakuan menekankan pada pertimbangan dan
pengambilan keputusan akuntan dan auditor, pengaruh dari fungsi akuntansi
(misalnya partisipasi penganggaran, keketatan anggaran, dan karakter sistem
informasi) dan fungsi auditing terhadap perilaku, misalnya pertimbangan
(judgment) dan pengambilan keputusan auditor dan kualitas pertimbangan dan
keputusan auditor, dan pengaruh dari keluaran dari fungsi-fungsi akuntansi berupa
laporan keuangan terhadap pertimbangan pemakai dan pengambilan keputusan.
Maka itu, manajer tidak hanya fokus pada aspek keuangan tetapi juga aspek non
keuangan, salah satunya adalah aspek perilaku guna sebagai alat pengendalian
manajemen yang meliputi sistem pengendalian, sistem penganggaran, desain
akuntansi pertanggungjawaban, desain organisasi seperti desentralisasi atau
sentralisasi, desain kolektibilitas biaya, penilaian kinerja, serta laporan keuangan.
3. Apa pendapat Anda, apakah sikaplah yang menentukan perilaku atau perilaku yang
menentukan sikap.?
Jawaban:
Sikap adalah suatu hal yang mempelajari mengenai seluruh tendensi tindakan,baik
yang menguntungkan maupun yang kurang menguntungkan. Sedangkan perilakuan
adalah respon seseorang terhadap lingkungan sekitar. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sikap yang menentukan perilaku bukan perilaku yang menentukan sikap.
4. Sebutkan dan jelaskan pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
sebagai informasi keuangan perusahaan.
Jawaban:
Pihak pihak yang berkepentingan dalam laporan keuangan antara lain, pihak internal
dan pihak eksternal :
1. Pihak Internal

1) Pihak Manajemen, berkepentingan langsung dan sangat membutuhkan informasi


keuangan untuk tujuan pengendalian (controlling), pengoordinasian (coordinating)
dan perencanaan (planning) suatu perusahaan.
2) Pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangannya pemilik dapat
menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam memimpin perusahaan.

2. Pihak Eksternal

1) Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan kebijakan


penanaman modalnya. Bagi investor yang panting adalah tingkat imbalan hasil
(return) dari modal yang telah atau akan ditanam dalam suatu perusahaan tersebut.

2) Kreditur, merasa berkepentingan terhadap pengembalian/pembayaran kredit yang


telah diberikan kepada perusahaan, mereka perlu mengetahui kinerja keuangan jangka
pendek (likuiditas), dan profitabilitas dari perusahaan.

3) Pemerintah, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak dan juga oleh lembaga
yang lain seperti Statistik

4) Karyawan, berkepentingan dengan laporan keuangan dari perusahaan tempat


mereka bekerja karena sumber penghasilan mereka bergantung pada perusahaan yang
bersangkutan.

5. Dalam akuntansi perilaku ada banyak teori yang mendasari sikap seseorang baik
sebagai individu maupun dalam organisasi. Salah satunya adalah teori keagenan dan
pendekatan diadik. Jelaskan teori dan berikan implementasinya dalam perspektif
hubungan antara Kantor Akuntan Publik dengan Auditornya dan antara sesama
auditor.
Jawaban:
a) Dalam teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling
bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan merupakan suatu
kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen)
untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang
kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013).
Jika prinsipal dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan
mendukung dan melaksanakan semua yang diperintahkan oleh prinsipal.
b) berikan implementasinya dalam perspektif hubungan antara Kantor Akuntan
Publik dengan Auditornya dan antara sesama auditor.
Dalam teori agensi, auditor independen berperan sebagai penengah kedua
belah pihak (agent dan principle) yang berbeda kepentingan. Auditor
independen juga berfungsi untuk mengurangi biaya agensi yang timbul dari
perilaku mementingkan diri sendiri oleh agen (manajer). Auditor switching
merupakan pergantian auditor atau Kantor AkuntanPublik (KAP) yang
dilakukan oleh perusahaan klien. Auditor switching dapat dilakukan dengan
adanya peraturan pemerintah yang mewajibkan perusahaan melakukan auditor
switching (bersifat mandatory) atau dengan sukarela diluar peraturan yang ada
(voluntary). adanya persepsi bahwa klien lebih percaya pada data yang di audit
oleh auditor bereputasi baik menyebabkan manajemen tidak akan mengganti
jika perusahaan telah diaudit oleh KAP yang berafiliasi dengan KAP big 4
yang dianggap memiliki reputasi dan klualitas yang baik. pergantian auditor
secara wajib dengan sukarela bisa dibedakan atas dasar pihak mana yang
menjadi fokus perhatian dari isu independensi auditor. Jika pergantian terjadi
secara wajib, perhatian utama beralih kepada auditor. Sebaliknya, jika
pergantian auditor terjadi secara sukarela maka perhatian utama adalah pada
sisi klien. Menurut Andra (2012) ketika klien mengganti auditornya (KAP)
tanpa ada peraturan yang membatasi, ada dua kemungkinan yang akan terjadi
yaitu auditor mengundurkan diri dari pekerjaannya atau auditor diberhentikan
oleh klien. Salah satu kemungkinan tersebut akan terjadi, namun fokus utama
bukanlah pada hal itu melainkan apa saja yang melatarbelakangi perusahaan
mengganti auditornya secara sukarela (voluntary) dan siapa yang akan
menjadi auditor selanjutnya pada perusahaan tersebut.
6. Dalam anggaran partisipatif, peran bawahan juga terlibat dalam penyusunan
anggaran. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja bawahan. Meski
demikian, tindakan bawahan dalam menyusun anggaran kerap kali melakukan Budget
Slack. Menjelaskan slack budeget, serta faktor-faktor apa saja yang sering
mempengaruhi bawahan untuk melakukan budget slack secara empiris.
Jawaban:
a) budgetary slack adalah proses penganggaran yang ditemukan adanya distorsi
secara sengaja dengan menurunkan pendapatan yang dianggarkan dan
meningkatkan biaya yang dianggarkan, dengan kata lain budgetary slack
adalah perbedaan antara anggaran yang dinyatakan dan estimasi anggaran
terbaik yang secara jujur dapat diprediksinya.
b) budgetary slack dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk diantaranya
partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Supanto, 2008). Jika
bawahan (agent) yang berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran dan
yang terlibat dalam pekerjaan mempunyai informasi khusus tentang kondisi
lokal, akan memungkinkan bawahan memberikan informasi yang dimilikinya
untuk membantu kepentingan perusahaan. Namun, sering keinginan atasan
tidak sama dengan bawahan sehingga menimbulkan konflik di antara mereka.
Hal ini dapat terjadi misalnya, jika dalam melakukan kebijakan pemberian
rewards perusahaan kepada bawahan didasarkan pada pencapaian anggaran.
Bawahan cenderung memberikan informasi yang bias agar anggaran mudah
dicapai dan mendapatkan rewards berdasarkan pencapaian anggaran tersebut.
Kondisi ini jelas akan menyebabkan terjadinya budgetary slack.

B. JAWABAN SINGKAT
1. Mengapa dalam bahasa akuntansi pertanggungjawaban secara simultan diikutsertakan
aspek-aspek keperilakuan ?
Jawaban: Salah satu tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah untuk memastikan
perilaku individu dari anggota perusahaan, bahwa individu-individu pada seluruh
tingkatan di perusahaan tersebut telah memberikan kontribusi yang memuaskan
terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan
cara membagi-bagi suatu perusahaan ke pusat-pusat pertanggungjawaban yang
memberikan suatu kerangka kerja dalam menetapkan tujuan kinerja. Hal tersebut juga
memberikan kepada top management mengenai hasil kinerja secara keseluruhan serta
data mengenai bagaimana manajer divisi menjalankan fungsinya. Akuntansi
pertanggung jawaban digunakan untuk perilaku manusia, peran mereka, dan tugas-
tugas yang dibebankan pada mereka. Hal tersebut memberikan feedback secara
periodik kepada para manajer divisi mengenai keberhasilan mereka dalam mencapai
tujuan tertentu.
2. Bagaimana pola yang dirancang untuk menangani pertanggungjawaban yang tumpang
tindih antar pusat pertanggungjawaban ?
Jawaban:
Hal pertama adalah menyeleksi tipe struktur organisasi dan tugas, setelah itu
hal yang penting dalam membuat konstruksi sistem perilaku pertanggung
jawaban yang efektif adalah menggambarkan pertanggung jawaban itu sendiri.
Setiap orang memiliki pertanggungjawaban dan tantangan, untuk merasa
bertanggungjawab maka setiap orang harus merasa memiliki keahlian dan
merasa diperlukan. Hal tersebut terimplikasikan dengan memilliki
kewenangan dalam membuat keputusan dan termotivasi untuk memperbaiki
kinerjanya.
Dalam menetapkan pertanggungjawaban perlu adanya tugas yang spesifik
untuk tugas individu. Setiap orang diberi tanggungjawab dan ditentukan pula
aktivitas dan fungsinya, dalam kenyataannya adalah berarti bertugas dengan
atasan. Setiap individu mempunyai tanggungjawab pada satu direksi, agar
tidak terjadi overlapping tanggungjawab. Faktor terpenting dalam
menggambarkan tanggungjawab adalah persetujuan dengan direksi dan
pertanggungjawaban atas sumber daya yang didelegasikan berdasarkan fungsi
atau tugas.
Dengan membebankan tanggungjawab secarta hati-hati ke satu orang saja,
masing-masing individu tersebut pada gilirannya harus melapor kepada satu
manajer saja. Harus ada jaringan pertanggungjawaban dengan mengukur dan
mengevaluasi kinerja dari manajer divisi. Pusat pertanggungjawaban harus
dikelompokkan pusat biaya, pusat pendapatan, pusat laba, pusat investasi.
3. Bagaimana cara untuk mewujudkan keselarasan antara tujuan organisasi dan tujuan
individu dari anggota organisasi ?
Jawaban:
Manajemen puncak terlebih dahulu harus memperhatikan faktor-faktor
pokok terciptanya pencapaian tujuan oleh individu :
a. Komitmen Atasan dan Karyawan Organisasi
Setiap atasan dan pegawai organisasi harus memiliki komitmen yang
diwujudkan dalam suatu perjanjian bahwa yang bersangkutan mau
berusaha mencapai tujuan melalui tugas pekerjaan yang dipercayakan.
Orang yang bertanggungjawab menunjukkan perbuatan, tindakan
pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya, serta selalu dapat memberikan
informasi tentang pelaksanaan pekerjaan dan tingkat keberhasilan
pencapaian tujuan.
b. Pemahaman dan Keyakinan Atasan dan Karyawan
Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas agar dapat dipahami
oleh setiap atasan dan karyawan organisasi dari pucuk pimpinan
sampai dengan pejabat dan pegawai yang terendah. Pemahaman
mereka terhadap tujuan dapat menimbulkan keyakinan yang menjadi
kekuatan yang mendorong mereka bekerja dengan sungguh-sungguh,
saling menyumbangkan ide, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman,
kecakapan, dan daya kreasinya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
c. Kondisi Sarana dan Prasarana atau fasilitas, Kemampuan  dan Motivasi
kerja Manajer dan  karyawan, ketrampilan teknologi, ketentuan-
ketentuan hukum, keinginan-keinginan orang, kapasitas financial dan
kondisi pasar juga sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
(sasaran).

Berikut adalah beberapa saran yang dapat dilakukan oleh manajer untuk
merangsang individu untuk mencapai tujuan organisasi :
a. Memvisualisasikan pekerjaan-pekerjaan organisasi atau perusahaan
sebagai kesempatan untuk memenuhi kepentingan  pekerjaan pribadi
dan memanfaatkan kapasitas pribadi, dan kemajuan ke arah pencapaian
tujuan-tujuan karir pribadi.
b. Mengembangkan pengertian yang menyeluruh tentang aktivitas-
aktivitas organisasi agar dapat diantisipasi perbaikan-perbaikan untuk
melaksanakan pekerjaan dan untuk memenuhi syarat-syarat organisasi.
c. Menganalisa tugas-tugas dan kesempatan promosi dengan
memperhatikan harapan tentang tujuan-tujuan pribadi.
d. Menentukan secara periodic, minat dan kemampuan-kemampuan
pribadi yang berubah sehubungan dengan rencana-rencana dan
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan perusahaan.
e. Mengetahui kapasitas pekerja  untuk memberikan sumbangan kea rah
realisasi tujuan manajerial atau organisasi.
f. Mendorong pengembangan diri setiap pekerja untuk melampaui
prestasi kerja biasa
g. Menganalisa hubungan kontribusi setiap pekerja dengan kontribusi
pekerja-pekerja lain di lingkungan perusahaan, dan dengan produk atau
hasil yang dicapai, agar setiap pekerja mengerti besarnya sumbangsih
mereka.
h. Menunjukkan bahwa seorang pekerja hanya mencapai kemajuan
hingga tingkat bahwa yang bersangkutan memberikan kontribusi atau
sumbangsih langsung kearah pencapaian tujuan yang ditetapkan.
4. Kondisi- kondisi yang bagaimanakah yang dapat mendukung terwujudnya manajemen
berdasarkan tujuan sesuai dengan apa yang diharapkan ?
Jawaban:
Kondisi-kondisinya adalah sebagai berikut :
a. Dalam menetapkan tujuan pusat pertanggungjawaban, manajemen
puncak harus menyediakan arahan secara keseluruhan dengan
menspesifikasikan tujuan dan cita-cita perusahan secara keseluruhan.
b. Dalam formulasi bersama dari tujuan kinerja dan rencana tindakan
terperinci, manajemen puncak dan manajer pusat pertanggungjawaban
harus memaksimalkan keselarasan antara kebutuhan pribadi dan
aspirasi karier dari kelompok kerja serta tujuan perusahaan secara
keseluruhan.
c. Motivasi akan meningkat jika orang-orang percaya bahwa pencapaian
tujuan perusahaan akan memenuhi kebutuhan pribadi mereka secara
simultan.
d. Jika orang-orang memandang tujuan organisasi sesuai dengan tujuan
mereka, maka mereka akan menginternalisasi tujuan perusahaan dan
keselarasan tujuan dicapai.
5. Mengapa anggaran sering dipandang sebagai penghalang birokratis untuk karir lebih
lanjut ?
Jawaban:
Anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia. Anggaran
membatasi tindakan manajemen. Anggaran merupakan alasan kinerja manajer
dipantau secara kontinu dan standar terhadap mana hasil kinerja
dibandingkan. Orang-orang merasakan tekanan dari anggaran yang ketat,
kegelisahan dari laporan kinerja yang buruk, dan kegembiraan atau rasa lega
karena memenuhi anggaran. Manajer sering kali menghadapi masalah
mengenai sesuatu yang “tidak ada dalam anggaran” atau bahwa “anda sudah
melebihi anggran anda”. Para manajer diperingatkan secara priodik.
Oleh karena itu adalah tidak mengherankan bahwa sentimen-sentimen seperti
“anggaran melumpuhkan gaya saya” sering kali disuarakan. Anggaran sering
kali dipandang sebagai penghalang atau ancaman birokratis terhadap
kemajuan karier. Ketidaksukaan terhadap proses penyusunan anggaran secara
keseluruhan bahkan dapat mendorong orang untuk melakukan sabotase
terhadap anggaran tersebut.

6. Mengapa anggaran begitu penting bagi suatu organisasi ?


Jawaban:
Menyusun anggaran sebuah proyek maupun program dalam suatu organisasi
bisa menjadi tugas yang sangat berat, namun hal itu sangat penting bagi suatu
organisasi yang merupakan cara untuk merencanakan dan memastikan bahwa
sebuah organisasi tersebut telah mengalokasikan sumber dayanya dengan baik.
Penganggaran tidak hanya sekedar mengisi lembaran dengan jumlah
pengeluaran dan pendapatan, tetapi melibatkan langkah-langkah penting
lainnya seperti perencanaan, pengawasan, dan penerapan terus menerus.
Selain itu, anggaran bagi suatu perusahaan merupakan suatu rencana keuangan
yang digunakan perusahaan sebagi pedoman menilai kinerja (Schiff dan
Lewin,1970), alat untuk memotivasi kinerja para anggota organisasi (Chow
dkk,1988), alat koordinasi dan komunikasi antara pimpinan dengan bawahan
dalam organisasi (Kenis, 1979) dan alat untuk mendelegasikan wewenang
pimpinan kepada bawahan (Hofstede, 1968). Anggaran secara konsep yang
luas merupakan alat pengendalian suatu perusahaan atau organisasi.
Pengendalian mencakup pengarahan atau pengaturan orang-orang atau bagian-
bagian dalam suatu organisasi (Hanson,1966). Sehingga anggaran mempunyai
makna yang penting dan komplek, karena anggaran mempunyai dampak
fungsional maupun disfungsional terhadap sikap dan perilaku anggota suatu
organisasi (Milani,1975).
7. Apa saja tiga langkah utama dalam proses penyusunan anggaran dan mengapa
manusia memainkan peran ?
Jawaban:
Ada tiga tahapan utama dalam proses penyusunan anggaran yaitu:
1. Penetapan Tujuan
Aktifitas perencanaan dimulai dengan menerjemahkan tujuan
organisasi yang luas ke dalam tujuan-tujuan aktivitas yang khusus.
Controler dan direktur perencanaan memainkan peranan kunci dalam
proses penyusunan anggaran yang disesuaikan dengan struktur
organisasi, maupun gaya kepemimpinannya. Manajer tingkat bawah
dan para karyawan sebaiknya diberikan kesempatan untuk
berpartisipasi dalam proses penetapan tujuan, karena mereka
merupakan bagian dari organisasi tersebut, dengan demikian proses
penyusunan anggaran akan terlaksana lebih efektif.
2. Implementasi
Pada tahap implementasi, rencana formal digunakan untuk
mengkomunikasikan tujuan dan strategi organisasi, serta untuk
memotivasi orang secara positif dalam organisasi. Konsep ilmu
keperilakuan utama yang mempengaruhi tahap implementasi adalah
komunikasi, kerjasama, dan koordinasi.
3. Pengendalian dan Evaluasi Kinerja
Setelah anggaran diimplementasikan, maka anggaran tersebut
berfungsi sebagai elemen kunci dalam sistem pengendalian. Anggaran
menjadi tolok ukur terhadap kinerja aktual dibandingkan dengan
kinerja yang direncanakan.
8. Apakah konsep utama keperilakuan yang mempengaruhi berbagai bagian dari proses
perencanaan anggaran ?
Jawaban:
a. Dampak dari lingkungan perencanaan
Pada dasarnya lingkungan perencanaan mengacu pada struktur, proses, pola-
pola interaksi dalam penetapan kerja. Hal tersebut kadang kala disebut dengan
budaya atauu iklim organisasi.
b. Ukuran dan struktur organisasi
Ukuran dan strutur pada organisasi mempengaruhi prilaku manusia dan pola
interaksi dalam tahap penetapan tujuan, implementasi, dann pengendalian serta
evaluasi terhadap proses perencanaan.
c. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan juga dapat mempengaruhi lingkungan perencanaan
organisas. Teori X dari McGregor menjelaskan gaya kepemimpinan yang
otoriter dan dikendalikan secara ketat, dimana kebutuhan efisiensi dan
pengendalian mengharuskan pendekatan manajerial tersebut untuk berurusan
dengan bawahannya. Berbeda dengan Teori Y yang dikemukakan oleh
McCregor dan gaya kepemimpinan Likert mendorong tingkat keterlibatan dan
partisipasi karyawan dalam penentuan tujuan dan pengembilan keputusan.
d. Stabilitas lingkungan organisasi
Faktor lingkungan eksternal juga mempengaruhi lingkungan perencanaan yang
meliputi iklim politik dan ekonomi, ketersediaan pasokan, struktur industri
yang melayani organisasi, hakikat persaingan, dll.

9. Apakah konsekuensi disfungsional dari proses perencanaan anggaran ? Mengapa hal


itu terjadi dan dapatkah dihindari ?
Jawaban:
1. Rasa Tidak Percaya
Suatu anggaran terdiri atas seperangkat tujuan-tujuan tertentu.Walaupun
anggaran tersebut dapat disesuaikan untuk kejadian-kejadian yang tidak
diantisipasi, anggaran menampilkan rasa tidak percaya, rasa pertumbuhan, dan
mengarah pada kinerja yang menurun. Alasan dari rasa tidak percaya ini
didasarkan pada keyakinan penyelia.
2. Resistensi
Pada proses anggaran memerlukan waktu dan perhatian yang besar. Manajer
atau penyelia mungkin merasa terlalu terbebani dengan permintaan yang
ekstensif atas waktu dan tanggung jawab rutin mereka. Oleh karena itu,
mereka tidak ingin terlibat dalam proses penyusunan anggaran.
3. Konflik Internal
Konflik internal dapat berkembang sebagai akibat dari interaksi ini, atau
sebagai akibat dari laporan kinerja yang membandingkan satu departemen
dengan departemen lain. Gejala-gejala umum dari konflik adalah
ketidakmampuan mencapai kerja sama antar-pribadi dan antar-kelompok
selama prosesn penyusunan anggaran. Konflik internal menciptakan suatu
lingkungan kerja yang kompetitif dan bermusuhan. Situasi ini menyebabkan
keselarasan tujuan menjadi lebih sulit. Hal tersebut menimbulkan kebencian
terhadap manajemen dan anggaran.
4. Efek Samping Lain yang Tidak Diinginkan
 Anggaran akan menghasilkan pengaruh lain yang tidak diinginkan.
Salah satu pengaruh lainnya adalah terbentuknya kelompok-kelompok
informal kecil yang menentang tujuan anggaran. Kelompok-kelompok
ini biasanya dibentuk untuk melawan konflik internal dan tekanan yang
diciptakan oleh anggaran tersebut.
 Anggaran juga dapat menghambat inisiatif individu dan inovasi yang
efektif biaya karena metode bisnis yang telah ada dengan probabilitas
keberhasilan yang diketahui lebih dipilih dibandingkan dengan metode
baru dengan peluang keberhasilan yang belum terbukti.
 Manajemen dan tenaga kerja yang berpendidikan kemungkinan besar
akan bekerja sama dalam menyusun anggaran dan rencana laba.

Anda mungkin juga menyukai