Anda di halaman 1dari 16

NURSAFITRI

105731108317
Akuntansi 17C
Akuntansi Keprilakuan
Selasa, 17 Maret 2020

LAPORAN KEUANGAN

Tujuan dibuatnya suatu laporan keuanga yaitu:

 Pemiliki Perusahaan
 Pemerintah
 Investor
 Kreditur

Informasi secara kualitatif seperti penggambaran. Contohnya:

Analisis Laporan keuangan

Analisis Profitabilitas

Alat untuk mengetahui pencapaian keuangan dalam hal laba

Tujuan untuk memberikan keputusan yang mana sebenarnya diambil atau


informasi tersebut bersifat subtantif. Secara psikologis :

 Perilaku: studi/alat yang digunakan untuk mempelajari apa-apa yang dilakukan


seseorang dan apa yang mendasari. Misalnya, reaksi terhadap laporan keuangan
tersebut .
 Aspek psikologis, karena dalam ilmu psikologis adalah ilmu yang menjelaskan
tentang perilaku-perilaku seseorang.
 Aspek sosiologi, karena ini berkaitan dengan hubungan manusia dengann manusia,
sehingga informasi yang dibuat dari laporan keuangan itu punya hubungan erat
dengan orang per orang.
 Psikologi sosial, bertujuan untuk melihat dan melakukan perpaduan terhadap
informasi yang berpusat laporan keuangan dengan mempengaruhi pengambilan
keputusan. Melihat dan mengukur bagaimana sifat seseorang:
 Bagaimana terjadi perubahan komunikasi atau tidak sesuai dengan harapan
mereka.
 Pengambilan keputusan.
 Aspek antroologi, mempelajari tentang kebiasaan masyarakat apa yang mereka biasa
kerjakan.

Tantangan dan Perilaku Manusia

1. Globalisasi
 Dampaknya yaitu: Adanya perubahan terhadap tatanan perilaku dan
kelakuan-kelakuan manusia itu sendiri.
 Kaitannya yaitu: perlunya memahami ideologi, culture (budaya), politik,
ekonomi dan kemudahan mengelola basic. Contoh logat bone yang
diilkuti oleh krn terpengaruh budaya mereka.
 IFRS. Tujuannya untuk mengayomi perbedaan-perbedaan culture
(budaya) atas suatu negara dan melakukan aturan-aturan terhadap
laporan keuangan.
2. Memudahkan orang tersebut untuk melakukan pengelolaan terhadap
keanekaragaman.

Aspek penting perilaku manusia dalam suatu organisasi adalah sebagai


berikut:

 Struktur sosial
 Budaya
 Komitmen organisasi
 Manajemen konflik peran organisasi
 Manajemen konflik yang diusung masing-masing individu.
 Pemberdayaan karyawan.
 Kesimpulan

Ternyata akuntansu keprilakuan merupakan cabang /bagian akuntansi dengan


memuat di dalam aspek-aspek perilaku dalam menguraikan kepentingan untuk
mengiterpretasikan yang berhubungan erat dengan pengambilan keputusan / kebijakan
dalam suatu organisasi.

Alasan Munculnya Akuntansi Keprilakuan:

1) Akuntansi secara simbolan berhadapan secara langsung dengan ilmu-ilmu


sosial secara menyeluruh.
2) Menyediakan info bisnis yang memungkinkan adanya tindakan dari CFO,
CNO, dan perencanaan strategi lainnya untuk mengukur aspek-aspek yang
mempengaruhi variabel-variabel yang secara konvensional yang tidak dapat
diukur tetapi sangat menentukan arah dan bisnis perusahaan.
3) Menjadi alat terobosan dalam mengukur bisnis dan informasi yang
memungkinkan sesuai pihak dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk
melakukan optimalisasi pengambilan keputusan yang bertujuan untuk
meningkatkan kinerja organisasi atau perusahaan.
Akuntansi Keprilakuan

Selasa, 24 Maret 2020

 Kerangka Yang Dibangun Dalam Akuntansi Keprilakuan Pada Suatu Organisasi


1) Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan
kinerja organisasi.
2) Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta perencanaan relevan.
3) Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan
implementasi dari kebijakan organisasi.
 Pandangan Akuntansi Keprilakuan dalam Organisasi
1) Akuntansi sebagai sistem
2) Akuntansi sebagai informasi
3) Akuntansi sebagai sistem informasi
4) Akuntansi terkait dengan perencanaan strategis
5) Akuntansi terkait dengan fungsi manajemen
6) Akuntansi adalah tentang manusia
7) Akuntansi adalah tindakan dan perilaku
 Ruang Lingkup Akuntansi Keprilakuan

Ruang lingkup yang dibahas dalam akuntansi keprilakuan terkait dengan


persoalan-persoalan sebagai berikut:

1) Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan


sistem akuntansi.
2) Pengaruh sistem akuntansi terhadap perilaku.
3) Metode yang digunakan dalam akuntansi keprilakuan untuk memprediksi dan
membuat strategi dalam rangka mengubah perilaku manusia.
 Perbedaan dan Persamaan Akuntansi Keprilakuan dengan Ilmu Keprilakuan

Ilmu keprilakuan merupakan bagian ilmu sosial yang mempelajari perilaku


manusia sedangkan akuntansi keprilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntansi yang
nantinya akan dikaitkan dengan perilaku manusia. Misalnya, dalam pelaporan laporan
kaungan akan muncul tingkah laku/respon terhadap laporan kuangan. Akibat adanya
pembuatan laporan keuangan akan memunculkan berbagai reaksi yang berbeda .

Perilaku manusia  reaksi terhadap laporan keuangan yang dibuat.


Persamaan antara akuntansi keprilakuan dengan ilmu keprilakuan yaitu kedua-
duanya berkaitan dengan persoalan bagaimana kita perilaku atau reaksi manusia ketika
dihadapkan suatu situasi. Bagaimana dengan persoalan perilaku akuntan?

 Akuntan  orang yang terlibat langsung dalam melakukan proses akuntansi


hingga laporan tersebut menjadi laporan yang baku. Dengan laporan tersebut
akan tersedia informasi-informasi baik kualitatif maupun kuantitatif (bagaimana
perilaku/respon ketika membuat suatu laporan keuangan.
 Perilaku Auditor  auditor merupakan orang yang memegang peran penting
dalam hal pemeriksaan laporan keuangan. Kaitan audit dengan akuntansi
keprilakuan yaitu bagaiamana seorang auditor itu melakukan suatu tindakan
(audit) dan tindakannya itu dilandasi untuk mengakuratkan keyakinan.

Pesannya: memberikan suatu opini dalam memberikan keyakinan kepada para


investor atau berbagai pemakai laporan keuangan atau yang
berkepentingan terkait dengan laporan kuaangan.

Pengguna dibagi menjadi 2 yaitu:

1) Pengguna informasi internal yaitu orang/individu, organisasi yang menggunakan


semua informasi laporan keuangan untuk merancang kemudia membuat hingga
melakukan pengambilan keputusan untuk kepentingan internal perusahaan.
Contoh; (1) untuk mnegukur kinerja manajer, (2) untuk melakukan evaluasi
kinerja manajer operasional perusahaan, (3) dengan adanya informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan terseubt kepentingan yang terkait yaitu untuk
mengendalikan semua aktivitas organisasi.
2) Pengguna informasi eksternal yaitu pihak/orang luar yang memiliki kepentingan
terhadap laporan keuangan suatu organisasi / perusahaan. Misalnya:
 Investor ,berpengaruh terhadap keputusan dalam hal bagaimana dia akan
berinvestasi pada suatu organisasi/perusahaan tersebut.
 Kreditur, yaitu bagaimana keputusan dia dalam hal memberikan
pinjaman/kredit terhadap suatu organisasi/perusahaan.
 Organisasi pemerintah, yaitu bagaimana kebijakan pemerintah akan
berpengaruh pada pengelolaan pajak terhadap perusahaan tersebut saat
mendapatkan profitabilitas atau kerugian.
Akuntansi Keprilakuan

Selasa, 07 April 2020


Akuntansi Keprilakuan Dalam Penelitian Akuntansi
 Persamaan dan perbedaan riset keprilakuan dan riset akuntansi

Menurut Birnberg dan Shields riset akuntansi keperilakuan merupakan satu aliran
riset tersendiri yang berbeda dari aliran riset lainnya karena dalam riset penelitian
akuntansi fokus pada bagaimana perilaku seseorang yang memiliki kepentingan terhadap
laporan keuangan atau dengan kata lain bahwa pengguna laporan keuangan dalam
memberikan reaksi ketika dihadapkan dengan laporan keuagan. Sedangkan akuntansi dan
riset penelitian lainnya itu berfokus pada persoalan analitican finance atau biasa juga
disebut dengan analisis finansial yang termasuk didalamnya adalah penelitian yang terkait
dengan eficience market hipotesis atau efesiensi hipotisis pasar. Yang menyangkut terkait
dengan eficience market hipotesis.

Selain perbedaan-perbedaan tersebut terdapat pula kesamaan riset penelitian


akuntansi tersebut dengan riset/aliran penelitian akuntansi lainnya. Salah satu bentuk
persamaannya adalah:

1. Fenomena yang diuji dalam penelitian tersebut yang sama yaitu seputar
fenomena akuntansi.
2. Observasi yang dilakukan itu bentuknya sama, yang dilakukan secara sistematis .
3. Audience atau responden yang dituju dalam penelitian tersebut yaitu sama.
Contohnya mengambil keputusan investor dan manajemen.

Kesimpulannya yaitu perbedaan yang terjadi dalam penelitian akuntansi pada


aspek akuntansi keprilakuan dan secara subtansi berada pada titik:

1. Asumsi peneliti.
2. Metodologi.
3. Orientasi terhadap isu dalam penelitian akuntansi tersebut.

Ketika dihubungkan untuk pengambilan keputusan maka berada pada rana


akuntansi keprilakuan. Dalam melakukan pengukuran untuk mengkaji dan mnegangkat
penelitian tidak sama dengan akuntansi lainnya sehingga harus dibantu dengan alat
pengukuran yaitu bagaimana mencapai audience dan responden dengan pemulihan
instrumen yang tepat atau metodologi yang tepat.

 Perkembangan Riset Akuntansi dari Waktu Ke Waktu

Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas
berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis, terutama yang
berhubungan dengan proses informasi akuntansi dan audit. Perkembangan penelitian pada
dekade tahun 1960-an. Pada dekade ini ada tiga paper yang secara fundamental menjadi
acuan yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ferguson tahun 1920-an menyajikan pemikiran


tentang akuntansi pertanggungjawaban.
2. Dent tahun 1931 mengkaitkan dampak anggaran terhadap sikap dan kinerja
karyawan.
3. Argyris tahun 1952, melalui controllership foundation, dianggap sebagai pionir
yang menyelidiki dampak informasi akuntansi terhadap motivasi dan sikap
individu secara empiris.

Dengan adanya ketiga penelitian tersebut maka secara garis besar penelitian atau
riset akuntansi keprilakuan pada dekade tahun 1960-an tersebut berputar pada persoalan:

1. Pembuatan keoutusan dan pertimbangan yang dilakukan oleh akuntan dan


auditor.
2. Bahwa adanya pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam
penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi dan fungsi audit terhadap
perilaku baik karyawan, manajer investor, maupun wajib pajak.
3. Terhadap pengaruh dari fungsi-fungsi tersebut dari fungsi tersebut seperti
informasi akuntansi pertimbangan kegunaan dalam pembuatan keputusan.
 Dekade Kebangkitan Elemen-Elemen Akuntansi Keprilakuan

Pada dekade ini merupakan kebangkitan riset atau penelitian pada akuntansi
keprilakuan. Hal ini disebebkan karena para akademisi mulai memperluas cakrawala dan
riset dengan cara melakukan pengujian atas implikasi informasi terhadap perancangan
dan penggunaan keputusan riset yang pertama kali muncul pada dekade ini. Hasil riset
akuntansi keperilakuan mulai pertama kali diterbitkan di AR; pembangunan JAR tahun
1963 dan konfenrensi riset di USA menandai langkah ini:
1. Carl Devine (1963) salah seorang penggagas dalam melakukan penelitian
akuntansi yang dikaitkan dengan pertimbangan aspek psikologis pengguna
informasi akuntansi.
2. Setelah melakukan penelitian kemudian diikuti oleh Benston (1963) yang
melakukan survei terhadap literatur non-akuntansi yang dihubungkan dengan
motivasi karyawan melalui struktur organisasi dan mengkaji syarat-syarat yang
diperlukan dalam penyusunan struktur yang didasarkan pada pengembangan
sistem akuntansi.
Akuntansi Keprilakuan

Jumat, 10 April 2020

Pendekatan Akuntansi Keprilakuan

Dalam penelitian dibidang akuntansi khususnya akuntansi keprilakuan ternyata


ada 2 pendekatan dan tidak hanya melihat dari finansial sehingga diadakan perkembangan
keilmuan.

 Ingin mngetahui reaksi seseorang saat diperhadapkan pada sebuah laporan


keuangan. Akuntansi keprilakuan menyangkut:
a. Aspek etika.
b. Aspek audit.
c. Aspek sistem informasi. Contohnya,tidak hanya persoalan bagaimana
laporan keuangan itu dibuat tetapi persoalan manajerial  Hierarki
perusahaan  aspek-aspek kewenangan pada staf.
 Pedekatan yang Digunakan:
1. Pendekatan yang Normatif dan Deskriptif

Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang akuntansi manajemen


masih sangat sederhana, yaitu hanya memfokuskan pada masalah-masalah
perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi,
permasalahan riset sudah sangat luas. Salah satu bentuk perekembangannya yaitu
adanya riset tentang pertanggungjawaban dalam pengambilan keputusan (bagaimana
melakukan desain manajemen dengan berbagai model seperti arus kas yang didiskonto
(discounted cash flow), atau pemrograman linear (linear programming) guna
membantu manajer membuat keputusan ekonomi yang optimal, tanpa melibatkan
faktorfaktor lain yang mempengaruhi efektivitas desain pengendalian manajemen,
seperti perilaku manusia serta kondisi lingkungan organisasi. Pada dekade berikutnya
sudah mengaitkan dengan aspek kepribadian:

 Riset C. Argyris menerbitkan risetnya pada tahun 1952, desain riset akuntansi
manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha
untuk menghubungkan desain sistem pengendalian manajemen suatu organisasi
dengan perilaku manusia. C. Argyris mengangkat tiga aspek dalam penelitian
tersebut:
1) Aspek manajemen organisasi
2) Aspek keuangan organisasi

Metode ini sifatnya informatif (adanya pendekatan RAPM dalam laporan


keuangan). Metode ini dibuat untuk dijadikan sebagai alat untuk mencari adanya dugaan-
dugaan dalam hal menetapkan metode akuntansi terhadap perusahaan yang
membebankan efek negatif terhadap karyawan pada perusahaan sehingga terjadi perilaku
yang menyimpang. Salah satu bentuk yang diteliti. Hal-hal yang menyangkut secara
langsung misalnya adanya rasa dendam dalam bekerja, adanya kecurigaan, munculnya
rasa khawatir, dan kurangnya percaya diri dalam melakukan aktivitas pekerjaan yang
mungkin karena adanya tekanan atau cemoohan.

Ternyata yang dilakukan oleh C. Argyris tidak berefek terhadap akuntansi


keprilakuan. Hal tersebut memberikan stimulasi terhadap pemngembangan akuntansi
terkait akuntansi keprilakuan. Setelah 20 tahun kemudian, penelitian yang dilakukan C.
Argyris diungkap kembali dengan pendekatan yang berbeda. Terdapat pertanyaan yang
muncul:

 Apakah perilaku negatif manajer yang muncul itu termasuk sebuah ibadah
konsekuensi dari sistem informasi akuntansi?
 Beberapa pengaruh penilaian kinerja para karyawan seperti:
 Keterlambatan dalam memulai aktivitas pekerjaan.
 Adanya ketidaksempurnaan dalam menerapkan SIA.
 Cost tension (tekanan biaya)
 Persepsi karyawan terhadap keadilan dari penilaian kinerja.

Yang melakukan pengembangan pnelitian adalah Hopwood melalui pedekatan-


pendekatan tersebut yaitu Performance Measure. Ternyata yang dilakukan Hopwood
mendapat bantahan oleh Otley dengan temuan yang berbeda, karena didapati beberapa
hal yang bertentangan.

 Ternyata kategori yang dirasakan karywan itu hanya muncul ketika adanya
peningkatan pencapaian laba oleh perusahaan.
 Ternyata Otley menemukan ada 2 kategori yaitu:
o Menyangkut proses pembuatan laporan keuangan
o Aspek bagaimana kewenangan pihak dalam proses pembuatan laporan
keuangan,misalnya penjualan, pembelian, kajian tantang hal seperti
kajian berbasis anggaran guna untuk menyusun suatu anggaran.
 Profit Consious style yaitu gaya atau memahami bagaimana
mendapatkan laba yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan.
 Non Accounting style.
 Job relate tensions.
 Ketegangan kerja

Ketika terjadi capaian tersebut akan memberi motivasi untuk meningkatkan


kinerja mereka. Semakin sulit dalam capaian laba perusahaan, maka semakin kreatif
karyawan dengan adanya hal seperti ini. Adanya temuan yang bertolak belakang tersebut
mengundang banyak peneliti untuk menyelidikinya hingga kemudian digunakan teori
kontinjensi (contigency theory) dalam riset akuntansi.
Akuntansi Keprilakuan

Jumat, 24 April 2020


2. Pendekatan Universal ke Pendekatan Kontijensi
Pendekatan ini awalnya dirancang dengan riset yang dilakukan oleh C. Argyris
pada tahun 1952 tapi karena terlalu banyak kelemahan maka segera muncul pendekatan
lain/baru yang dinamakan kontijensi. Intinya pendekatan ini secara umum bahwa dalam
hal pembuatan dan penggunaan desain sistem pengendalian manajemen itu bergantung
pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan di mana sistem tersebut akan
diterapkan. Teori ini menjawab apa yang disampaikan sebelumnya dari ketiga riset
tersebut yang menyatakan bahwa suatu sistem dapat digerakkan dalam lingkungan
apapun sesuai karakteristik.
Hal ini disebabkan teori scientific management theory diyakini dengan adanya
variabel kontijensi yang dimasukkan pendekatan kontijensi itu akan memberikan
pengaruh terhadap bagaimana pihak manajer melakukan/merancang serta menggunakan
sistem manajemen. Inti dari pendekatan yang dilakukan dengan sistem pengendalian
manajemen adalah sebagai berikut:
1. Adanya faktor ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan
faktor-faktor eksternal lainnya.
2. Adanya saling ketergantungan antara teknologi dengan aktivitas operasional
perusahaan seperti proses produksi, produk massal, batch yang kecil/besar, dan
lainnya.
3. Adanya perusahaan sejenis Industri, perusahaan, dan unit variabel yang
mempengaruhi perusahaan atau industri tersebut seperti kendala masuk ke dalam
industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
4. Faktor strategi kompetitif (competitive strategy) seperti adanya penggunaan biaya
rendah atau keunikan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
5. Adanya faktor-faktor yang nampak dan dapat diamati (observability factor)
seperti adanya desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi, dan lainnya.
Berbeda dengan pendekatan riset yang dilakukan ketiga riset sebelumnya. Untuk
pendekatan melalui kontijensi ini juga memiliki kompleksitas sebagaimana yang dimiliki
oleh hasil pendekatan terdahulu. Untuk kompleksitas kontijensi ini ada 4 yaitu:
1. Bagaimana melakukan pembentukan variabel kontijensi yang menghubungkan
satu variabel kontinjensi dengan satu variabel sistem pengendalian.
2. Bagaimana melakukan pengujian akan membentuk desain riset yang menguji
interaksi antara satu variabel kontinjensi dan satu variabel sistem pengendalian
terhadap variabel dependen tertentu (variabel konsekuensi), seperti kinerja atau
kepuasan kerja.
3. Membentuk atau melakukan desain riset untuk menguji interaksi antara satu
variabel kontinjensi dengan lebih dari satu variabel sistem pengendalian
manajemen terhadap variabel konsekuensi.
4. Melakukan akan membentuk desain riset yang memasukkan berbagai variabel
kontinjensi untuk menentukan desain pengendalian yang optimal.
Ada beberapa peneliti yang melakukan riset antara lain yaitu/:
1. Burns dan Waterhouse
2. K.A Merchant
3. Maslow, sehingga melahirkan teori Maslow (
4. Hezberg yang dikenal dengan two factor theory (teori dua faktor)
5. Alderfer yang dikenal dengan teori ERG (ERG theory)
6. Vroom yang melahirkan teori motivasi, serta Porter dan Lawler, sementara teori
kontemporer terdiri atas teori ekuitas (equity theory) dan teori atribusi (attribution
theory).
7. Edwin A. Locke yang pertama kali mengemukakan teori goal setting theory (teori
penetapan tujuan).
 Aliran-aliran dalam Riset Akuntansi Keprilakuan
Untuk aliran ini Birnberg dan Shield melakukan pengelompokan terkait aliran
akuntansi keprilakuan berdasarkan tiga hal yaitu:
1. Metodologi.
2. Accounting Specialty (spesialisasi akuntansi).
3. Isu dalam riset tersebut.
Dari ketiga dimensi tersebut yang telah dibagi oleh Birnberg dan Shield maka
lahirlah 5 aliran dalam riset akuntansi keprilakuan yaitu:
1. Aliran pendendalian manajerial.
2. Pemrosesan informasi akuntansi.
3. Sistem informasi akuntansi.
4. Pengauditan.
5. Sosiologi organisasional.
Akuntansi Keprilakuan

Selasa, 28 April 2020


Aliran-aliran dalam Riset Akuntansi Keprilakuan
1. Pengendalian Manajerial

Aliran pengendalian manajerial merupakan aliran yang paling tua yaitu muncul
sejak C. Argyris tahun 1952. Berkaitan dengan pengendalian manajerial yaitu mengenai
kinerja keuangan yang kuncinya adalah anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan. Riset
awal ini dimulai oleh Argyris yang menguraikan bagaimana proses penentuan anggaran
berpengaruh terhadap sikap dan perilaku orang.

Pada akhir tahun 1960an, aliran kontrol manajerial mulai melebarkan topik
penelitian, tidak lagi berkaitan hanya dengan implementasi anggaran, melainkan dua
topik lainnya, yaitu hubungan gaya kepemimpinan dengan penggunaan laporan akuntansi
dan pengaruh perbedaan individual. Riset tentang gaya kepemimpinan berfokus
padainteraksi antara atasan dengan bawahan berkaitan dengan laporan penganggaran.

Riset-riset akuntansi keprilakaun dalam aliran pengendalian manajerial


berkembang ke investigasi peran feedback, misalnya apakah varians perlu diinvestigasi
dan bagaimana manajer menggunakan varians tersebut. Birnberg, Jacob, dan Shields
menguji bagaimana manajer menginvestigasi varians. Mereka menguji kemungkinan
varians muncul karena keputusan awal yang salah dan apakah varians menyebabkan
konflik antara atasan dan bawahan.

2. Pemrosesan Informasi Akuntansi

Yang menjadi inti atau fokus dari penelitian ini yaitu respon stimulus yang
didalamnya bagaimana memakai laporan keuangan berdasarkan kepentingan tersebut.
Yang dikaitkan dengan stimulus yaitu laporan keuangan sedangkan respondennya adalah
pemakai laporan keuangan misalnya bagaimana respon seseorang jika dikaitkan dengan
kepentingan mengenai laporan keuangan tersebut. Riset dalam aliran ini berkembang
dengan munculnya berbagai metode riset baru seperti:

 Anova, dengan tujuan bagaimana melihat adanya informasi kualititatif dan


kuantitatif yang memberikan efek baik positif maupun negatif.
 Lens Model
 expert judgment
 adanya aliran yang disebut dengan functional fixation yaitu adanya bias dalam
melihat sesuatu yang baru karena pengalaman sebelumnya.

Untuk yang kedua peneliti-peneliti yang berfokus pada bagian ini yaitu John
Wheeler, Yuji Ijiri, dan Robert Jaedicke. Ketiga orang tersebut adalah dosen yang banyak
mengawasi penelitian tentang respon situmus (respon orang terhadap laporan keuangan).

3. Sistem Informasi Akuntansi

Aliran ini muncul pada tahun 1970-an yang dikenal dengan AIS (accounting
information system). Pinor utama dalam aliran ini adalah penelitian Mock pada tahun
1969. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Mock berkaitan dengan rancangan laporan,
rancangan sistem, dan pilihan kebijakan akuntansi. Jika melihat yang pertama dan kedua
yaitu pengendalian manajerial dan pemrosesan informasi akuntansi, untuk sistem
informasi akuntansi tidak terlalu berpengaruh pada apa yang menjadi fokus penelitian
yang dikaitkan dengan aspek perilaku karena ini hanya seputar pada persoalan sistem
akuntansi yang dikelola dalam perusahaan.

Kemudia muncul riset yaitu perbedaan sistem informasi akuntansi dan pelaporan
karena adanya perbedaan teknik akuntansi, penelitinya yaitu Dickhaut. Selain itu ada juga
Schroder, Driver, dan Streufert menguji pengaruh information load terhadap kualitas
keputusan. Mereka menyimpulkan bahwa kualitas keputusan meningkat dengan
bertambahnya informasi yang tersedia. Namun sampai dengan titik tertentu, terlalu
banyak informasi menyebabkan kualitas keputusan menurun.

4. Pengauditan

Untuk aspek yang ke-4 ini kemunculannya hampir sama dengan AIS (Accounting
Information system), untuk aliran ini pertama kali muncul pada tahun 1972 yang
dilakukan oleh Corless. Dan untuk Corless dan Ashton fokus penelitiannya yaitu
pengauditan internal dan eksternal.

Dengan muculnya penelitian melahirkan alat analisis dengan adanya alat analisis
menjadikan pengauditan sangat berkembang di awal tahun 1970-an. Ada beberapa
peneliti pada aliran ini yaitu Tversky dan Kahneman fokus penelitiannya yaitu menguji
adanya bias dalam pengambilan keputusan (judgement) auditor. Riset ini terkait dengan
bias dan heuristik dalam pengambilan keputusan audit. Selain bisa pengambilan
keputusan, riset dalam aliran ini juga terkait dengan investigasi apakah proses
pengambilan keputusan auditor sesuai dengan model normatif. Bamber dengan
menggunakan cascaded inference problem menunjukkan bahwa model pengambilan
keputusan auditor tidak mengikuti model normatif.

Riset terkini tentang aliran pengauditan terkait dengan penggunaan alat bantu
keputusan, seperti expert system. Selain itu, mode respon dan framing juga topik riset
yang baru. Isu litigasi dan tanggungjawab auditor merupakan juga isu baru dalam aliran
ini.

5. Sosiologi Organisasional

Untuk yang terakhir, aliran ini pertama kali muncul pada tahun 1980-an dan
merupakan akiran yang paling baru terkait keprilakuan dan berbeda karena aliran ini jauh
dipengaruhi oleh asumsi positivisme sedangkan yang lain banyak dipengaruhi oleh
asumsi positivisme. Aliran ini mencoba mencari alternatif fungsi lain dari akuntansi
selain fungsi konvensional.

Terkait dengan persoalan sosiologi maka pemikiran utama yaitu berkaitan dengan
ontologi dan epistemologi. Untuk memahami aliran maka pada pemikiran 1, sebenarnya
dalam organisasi sangat berbeda jika dikaitkan dengan asumsi positivisme. Asumsi
positivisme yaitu semua semua realitas yang ada itu semua objektif dan aksis maka dalam
pandangan yang dapat dijelaskan dengan penelitian empiris. Sedangkan sosiologi tidak
seperti itu, dalam sosiologi berbicara tentang realitas sosial dan dalam positivisme semua
realitas itu eksis dan objektif.

Dalam aliran sosiologi ini yang ke-2 dalam pandangan sosiologi dikatakan bahwa
fungsi akuntansi berbeda dari fungsi akuntansi secara tradisional. Dalam fungsi
tradisional memuat scorecard, attention directing, dan problem solving sehingga fungsi
akuntansi tersebut dilihat pada konteks organisasional yaitu pada tatanannya fungsi
organisasional itu sendiri, fungsi individual berfokus pada asumsi retrospective
sensemaking yaitu bagaimana menggunakannya, dan fungsi sosio-politikal. Itulah dua hal
yang paling utama dalam aliran sosiologi ini.

Anda mungkin juga menyukai