Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan multinasional merupakan sebuah perusahaan yang memiliki

entitas induk atau memiliki cabang lebih dari satu negara. Di dalam

perusahaan multinasional terjadi berbagai transaksi internasional antar

divisi meliputi penjualan atas barang dan jasa, harta tak berwujud, lisensi,

dan royalti. Sebagian besar aktivitas bisnisnya terjadi diantara mereka

sendiri dan dalam penentuan harga dan imbalan antar perusahaan,

biasanya ditentukan oleh kebijakan harga transfer atau transfer pricing

yang sudah ditentukan oleh perusahaan induk harganya yang bisa sama

atau tidak sama dengan harga pasar. Dengan adanya transaksi barang atau

jasa yang terjadi antara perusahaan multinasional yang memiliki hubungan

istimewa menjadi penyebab utama dalam transfer pricing.

Menurut Suandy (2011) mengatakan bahwa 80% perusahaan

multinasional menggunakan harga transfer (transfer pricing) sebagai isu

pajak internasional . Di dalam seminar yang bertema “The Most Crucial

Transfer Pricing Dispute Pot-BEPS Era” Yang diadakan oleh Direktorat

Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (kemenkeu) di Jakarta mengatakan

bahwa permasalahan yang sudah diperhatikan oleh dunia yaitu, mengenai

meminimalkan dalam pembayaran pajak dan penggeseran laba (transfer

pricing) yang merugikan banyak negara – negara didunia.

(Pajakonline.com)
1
2

Menurut Horngren Charles T. (2006) mengatakan transfer pricing

adalah usaha perusahaan multinasional untuk melakukan mengurangi

pajak penghasilan dengan cara mengalokasikan laba keanak perusahaan

yang memiliki beban pajak yang lebih rendah. Untuk praktek transfer

pricing sendiri sering digunakan oleh perusahaan multinasional sebagai

untuk menghindari tarif pajak yang tinggi dengan cara mengecilkan pajak

dan membuat beberapa di negara mengalami kerugian dalam penerimaan

pajaknya. Dan praktik transfer pricing juga di gunakan pada perusahaan

multinasional sebagai upaya meminimalisir setoran pajak negara sehingga

Indonesia berpotesi mengalami kehilangan penerimaan pajak sebesar Rp

1.300 triliun di setiap tahunnya yang berdasarkan data tahunan Global

Financial Integrity.(Direktur Eksekutif Center For Indonesia Taxation) .

Dari aktivitas transfer pricing ini ada kelemahan dan keuntungan bagi

perusahaan. Kelemahan dari transfer pricing, dimana tidak semua produk

yang akan di transfer memiliki harga yang sama dan harga pasar sering

kali berubah sehingga harga transfer juga ikut berubah. Sedangkan untuk

keuntungan transfer pricing perusahaan yaitu untuk mendapatkan laba

yang tinggi dan meminimalisir dalam pembayaran pajak. Untuk dampak

transfer pricing bagi perusahaan tersebut akan mengalami kerugian

disuatu negara yang akan berdampak pada penerimaan pajak di negara

tersebut.

Kasus yang berkaitan dengan praktek transfer pricing ditahun 2017

yang menimpa pada Standar Chartered terkait dengan transfer dana yang

senilai 1,4 milliar dolar AS dari Guensey, Inggris ke negara

Singapura yang
3

dilakukan oleh klien dari Indoensia. pada kasus tersebut terjadi dimana

belum diperkenalkannya aturan mengenai transparansi pajak. Sedangkan

ditahun 2015, aset yang dimiliki oleh klien dari Indonesia sebelumnya

disimpan di unit trust Standart Chanrtered di Guernsey Inggris, dan

kemudian asetnya yang berupa dana dipindahkan ke Singapura. Lalu

pemerintahan di Asia dan Eropa dilaporkan melakukan investigasi

Standard Chartered pada para stafnya yang diduga ikut dalam permainan

kasus tersebut. Pada saat transfer dana oleh Guernsey belum mengadopsi

Common Rporting Standard. Dimana kota Guernsey Inggris dikenal

dengan wilayah yang memiliki tarif pajak yang rendah dan juga sebagai

pusat keuangan offshore. (kompas, 2017)

Sedangkan isu kasus mengenai transfer pricing di indonesia pada

perusahan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Dan Direktoral

jenderal Pajak menuduh perusahaan PT Toyota Motor Manufacturing

Indonesia (TMMI) ini melakukan tindakan penhindaran pajak Rp 1,22

triliun. Kasus ini mulai terkuak, karena wajib pajak melakukan pemohonan

untuk pengembalian pajak (restitusi) untuk tahun 2005, 2007, dan 2008.

Petugas pajak menganggap PT Toyota Motor Manufacturing melakukan

transfer pricing di luar prinsip kewajiban usaha ditunjuk untuk

mengecilkan pembayaran pajak indonesia.( Prahara pajak Raja Otomotif,

2014)

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi transfer pricing yang

diantaranya adalah kompensasi karyawan, exchange rate, dan pajak.

Untuk
4

faktor kompensasi karyawan yang menggunakan mekanisme bonus yaitu

pemberian bonus dari perusahaan yang akan berdampak kepada

manajemen dalam merekayasa laba, karna untuk memaksimalkan

penerimaan bonus, sehingga manajer akan cenderung menaikkan laba

bersih dengan melakukan transfer pricing.

Transfer pricing juga bisa dipengaruhi dengan adanya perbedaan dalam

exchange rate (nilai tukar) yaitu harga mata uang satu negara dalam satuan

mata uang lainnya. Exchange rate adalah tingkat exchange rate dimana

dapat menukar mata uang. Di setiap negara memiliki mata uang sehingga

muncul permasalahan kurs. Dari permasalahan ini, upaya yang dilakukan

perusahaan dengan melakukan transfer pricing demi keuntungan

perusahaan.

Sedangkan faktor pajak ini merupakan isu penting dalam perusahaan

yang melakukan transfer pricing, dimana perusahaan melakukan transfer

pricing dengan cara memindahkan kewajiban pajak dari anggota atau anak

perusahaan dinegara-negara yang telah menetapkan tarif pajak yang lebih

tinggi ke anggota atau anak perusahaan dinegara – negara yang

menetapkan tarif pajak yang lebih rendah. Maka bisa dikatakan bahwa

perusahaan yang memiliki anak cabang yang beroperasi di negara yang

berbeda-beda sering memanfaatkan perbedaan tarif pajak sebagai

permainan dalam perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Dengan

hal ini perusahaan bisa mengecilkan profit perusahaan setelah pajak karena

mengurangi basis pajak dan mengalihkan laba ke perusahaan dinegara

lain.
5

Objek penelitian ini ialah perusahaan multinasional (MNC) yang

kegiatan operasinya melewati batas antar negara yang berkaitan dengan

hubungan istimewa, pengendalian manajemen dan penggunaan teknologi.

Perusahaan multinasional memiliki jangkaun internasional dan daerah

PMN untuk wilayah didalam negeri dan dalam negara, mereka harus

berkompetisi agar perusahaannya mendapatkan fasilitas (pajak

pendapatan, lapangan pekerjaan dan kegiatan ekonominya) yang sama

dalam wilayah tersebut. Di Indonesia perkembangan perusahaan

multinasional semakin maju, dimana para pihak asing berlomba – lomba

menginvestasikan dananya untuk kegitatan bisnis atau pengadaan fasilitas

untuk produksi. Tidak sedikit perusahaan multinasional yang ingin

mengambil sumber daya alam demi menguasai pasar. Perusahaan

multinasional juga menekan biaya untuk produksi dengan mempekerjakan

buruh dengan upah yang murah.

Beberapa penelitian yang terkait dengan variabel mekanisme bonus

antara lain, Anisyah (2018) dan Allysia Rochadina T (2017), berpendapat

bahwa hasil penelitian mekanisme bonus memiliki pengaruh signifikan

terhadap keputusan tranfer pricing. Dengan kata lain mekanisme bonus

meningkat maka keputusan transfer pricing juga akan meningkat. Berbeda

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Refgia (2016) hasil dari

penelitiannya menunjukkan mekanisme tidak berpengaruh terhadap

transfer pricing. karna laba bersih yang mempunyai nilai tinggi maka

cenderung akan stabil dan hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak

tertarik dengan aktivitas transfer pricing. dan untuk penelitian Shelly

(2018) sama dengan


6

penelitian yang dilakukan oleh Refgia (2016) bahwa mekanisme bonus

tidak berpengaruh terhadap keputusan perusahaan melakukan transfer

pricing. karena mekanime bonus itu merupakan salah satu strategi

perusahaan untuk mendapatkan laba dan direksi akan berani melakukan

transfer pricing.

Dan untuk penelitian variabel exchange rate yang terkait dengan

trasnfer pricing yaitu, Azizah (2014) menyatakan dalam pengujian bahwa

exchange rate terhadap transfer pricing menunjukkan kearah positif tetapi

tidak signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa besar-kecilnya exchange

rate tidak mempengaruhi pertimbangan perusahan untuk melakukankan

keputusan transfer pricing. berbading terbalik dengan penelitian yang

dilakukan oleh Shelly (2018) mengatakan hasil dari penelitian untuk

variabel exchange rate menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap transfer

pricing. karena pihak manajemen lebih cenderung menggunakan

perbedaan mata uang asing untuk alat pembayaran diluar negeri sebagai

tujuan melakukan transfer pricing.

Sedangkan untuk variabel pajak yang terkait dengan transfer pricing

dengan penelitian terdahulu antara lain; Jafri and Mustikasari (2018).

Mengatakan bahwa hasil dari penelitiannya bahwa perencanaan pajak

berpengaruh signifikan terhadap perilaku transfer pricing dilihat dari sisi

perusahaan akan mempunyai peluang hubungan istimewa dan peluang

untuk praktik transfer pricing. Menurut Azizah (2014) menyatakan bahwa

penelitian yang dilakukan pajak berpengaruh positif terhadap transfer


7

pricing, maka hasilnya diluar prediksi yaitu, pajak berpengaruh negatif

terhadap transfer pricing perusahaan yang hasilnya menunjukkan semakin

tinggi tarif pajak yang dikenakan maka akan menurunkan keputusan

transfer pricing perusahaan atau sebaliknya. Kurniawan (2018)

menjelaskan bahwa asil dari penelitiannya yaitu pajak berpengatuh positif

terhadap tranfer pricing. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Anisyah (2018) mengatakan bahwa pajak tidak berpengaruh terhadap

keputusan tranfer pricing pada perusahaan manufaktur yang listing di BEI

tahun 2013-2016.

Perbedaan penelitian ini dengan peneliti yang dilakukan oleh Shelly

(2018), Azizah (2014) dan Refgia (2016) adalah ada ketidak konsistenan

dengan hasil penelitian terdahulu dan objeknya. Pentingnya dalam

penelitian ini agar pemerintah bisa menekankan wajib pajak untuk tidak

melakukan manipulasi transfer pricing untuk menggelapkan pajak. Dan

untuk perbedaan tarif pajak dan nilai tukar uang, maka harga – harga yang

sudah ditetapkan oleh manajer perusahaan untuk melakukan transfer

pricing bisa saja berubah. Berdasarkan hal yang dijelaskan di atas, maka

peneliti melakukan penelitian dengan judul

“ Pengaruh Kompensasi Karyawan, Exchange Rate Dan Pajak Terhadap

Transfer Pricing Pada Perusahaan Multinasional”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut; Apakah kompensasi karyawan,


8

exchange rate dan pajak berpengaruh terhadap transfer pricing pada

perusahaan multinasional yang listing di BEI tahun 2015-2017.

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti lakukan dan adapun

tujuan yang perlu dicapai oleh peneliti yaitu; untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh kompensasi karyawan, exchange rate dan pajak

terhadap transfer pricing.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1. Untuk mahasiswa penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

penelitian selanjutnya dan menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan bagi perkembangan akuntansi dan pajak yang akan

memberikan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi transfer

pricing perusahaan.

2. Untuk penelitian berikutnya, sebagai bahan referensi penelitian

yang akan melakukan penelitian selanjutnya denagn topik yang

sama.

3. Penulis, sarana untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

tentang kompensasi karyawan, exchange rate, dan pajak terhadap

transfer pricing.

b. Manfaat Praktis

1. Manajemen, untuk penelitian ini berharap dapat memberikan ilmu

atau masukan tentang mengenai kompensasi karyawan, exchange


9

rate, dan pajak terhadap transfer pricing pada perusahaan

multinasional. Dan dapat juga bisa membatu manajemen dalam

mengambil keputusan untuk melakukan transfer pricing.

2. Bagi pemerintah, penelitian ini sebagai bukti yang penting tentang

peraturan yang dikeluarkan mengenai kompensasi karyawan,

exchange rate, dan pajak terhadap transfer pricing pada

perusahaan multinasional yang terdaftar di BEI. Dan pemerintah

dapat menekan supaya tidak ada tindakan kecurangan dalam

melakukan transfer pricing.

Anda mungkin juga menyukai