Anda di halaman 1dari 16

Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

PERTEMUAN 7
INSTRUMEN KEUANGAN

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi mahasiswa mampu:
7.1 Memahami perkembangan pengaturan instrumen keuangan
7.2 Memahami definisi dan komponen instrumen keuangan

B. Uraian materi

7.1 Perkembangan Pengaturan Instrumen Keuangan


Berkembangnya ruang lingkup keuangan dan ekonomi saat ini
menghadirkan berbagai tantangan baru bagi sebagian besar pelaku ekonomi.
Salah satunya adalah transaksi keuangan dan instrumennya. Perkembangan yang
menghadirkan sejumlah instrumen keuangan baru dan inovatif dalam pasar
keuangan sejak tahun 1970-an tersebut sering disebut dengan istilah “Teknik
Keuangan” dan “Revolusi Instrumen Keuangan”.

Sebuah instrumen keuangan baru biasanya terbentuk dari sebuah


kombinasi antara instrumen keuangan yang sebelumnya pernah ada dan
mendapat fitur atau penyesuaian tambahan mengikuti perkembangan yang ada.
Selain itu, instrumen keuangan lainnya didapat melalui perpaduan dua atau lebih
instrumen menjadi instrumen baru atau produk keuangan yang dikemas ulang.
Instrumen keuangan ini diatur dalam 3 (tiga) Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan, yaitu PSAK 50, PSAK 55, PSAK 60.

IAS 32 PSAK 50
Definisi &
Penyajian

IAS 39 PSAK 55
Pengakuan &
Pengukuran

IFRS 7 PSAK 60 Pengungkapan

1
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

2
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

7.2 Definisi dan Komponen Instrumen Keuangan

Definisi Instrumen Keuangan


Berdasarkan PSAK 50, Instrumen Keuangan (Financial Instrument) adalah
setiap kontrak yang menambah aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau
instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan meliputi setiap aset yang
menimbulkan hak kontraktual untuk menerima kas atau keuangan lainnya.
Liabilitas keuangan berupa setiap kewajiban kontrak untuk membayar kas atau
aset keuangan. Sedangkan instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang
memberikan hak residual atau aset suatu entitas setelah dikurangi seluruh
liabilitasnya.

Ruang Lingkup Instrumen Keuangan


Diatur dalam PSAK 50, ruang lingkup instrumen keuangan diterapkan pada
semua entitas untuk semua jenis instrumen keuangan kecuali
 Penyertaan di entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama (PSAK 15)
 Hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja (PSAK
24)
 Kontrak asuransi, namun berlaku untuk derivative yang melekat pada kontrak
asuransi jika PSAK 55 mensyaratkan mencatat kontrak derivatif secara terpisah
 Instrumen keuangan dalam ruang lingkup kontrak asuransi (PSAK 62)
 Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran
berdasarkan PSAK 53

Kemudian karena diterbitkannya PSAK 71, daftar pengecualian penerapan


ruang lingkup jenis instrument keuangan meluas menjadi
 Kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama (PSAK 65,
4, 15)
 Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK 73)
 Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)
 Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas
dalam pencatatan entitas penerbit
 Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK 62)
 Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)
 Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)
 Transaksi kompensasi berbasis saham (PSAK 53)
 Hak dan kewajiban dalam ruang lingkup pendapatan (PSAK 72)

3
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

Penyajian
1. Liabilitas dan Ekuitas

Sebuah instrument keuangan bisa dianggap sebagai instrument ekuitas


ketika instrument tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain atau menukar
aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan penerbit. Serta jika instrumen tersebut akan
atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

Jika instrumen mempunyai fitur opsi jual, kewajiban kontraktual bagi


penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan
menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual
tersebut. Namun instrument tersebut akan terklasifikasi sebagai instrument
ekuitas apabila dapat memberikan hak kepada pemegangnya bagian prorata
atas aset neto entitas pada saat dilikuidasi, masuk ke kelas instrumen yang
menjadi subordinat dari seluruh instrumen lain, bukan berbentuk instrumen
keuangan dan jumlah arus kas yang diharapkan didasarkan secara substansial
pada laba rugi, perubahan aset neto selama umur instrument dalam nilai wajar.

Pada saat likuidasi atau penyerahan kepada pihak lain, instrumen


keuangan menjadi bagian dari kewajiban kontraktual karena likuidasi pasti
terjadi dan berada di luar kendali atau tidak pasti terjadi tergantung opsi dari
pemegang instrumen. Instrumen tersebut dapat digolongkan sebagai instrumen
ekuitas hanya ketika dapat memberikan hak bagian prorata aset netto entitas
kepada pemegangnya, berada di kelas instrument yang menjadi subordinat
instrumen lain dan seluruh instrumen lain yang menjadi bagian dari kelas
instrumen yang sama memiliki kewajiban kontraktual yang identik bagi entitas
penerbitnya saat penyerahan prorata aset neto saat dilikuidasi.

Reklasifikasi instrument berlaku ketika instrumen tidak lagi memiliki


seluruh fitur opsi jual yang diterbitkan. Penghitungan reklasifikasi liabilitas
dilakukan dengan mengukur nilai wajar instrument tersebut pada tanggal
reklasifikasi dan mengakui ekuitas atas perbedaan pencatatan yang ditemukan
antara jumlah tercatat, instrument ekuitas dan nilai wajar di tanggal tersebut.
Sedangkan pada reklasifikasi liabilitas menjadi ekuitas berlaku saat fitur pada
instrumen sudah lengkap dan diukur sesuai jumlah liabilitas keuangan yang
tercatat saat tanggal reklasifikasi.

Instrumen keuangan yang mensyaratkan entitas untuk menyerahkan


kas atau aset keuangan lain tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu
peristiwa yang pasti di masa depan (kontijensi) disajikan sebagai liabilitas
keuangan kecuali jika instrumen tersebut adalah bagian dari ketentuan
penyelesaian kontijensi yang tidak sah dan penerbit disyaratkan menyelesaikan
kewajiban hanya dalam kondisi dilikuidasi (dengan kas atau penyerahan aset
keuangan lain) serta memenuhi seluruh fitur yang sebelumnya dikemukakan.

4
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

2. Instrumen Keuangan Majemuk

Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan


instrumen keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut
mengandung komponen liabilitas juga ekuitas. Instrumen ini tetap perlu
diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan atau
instrument ekuitas. Hal ini karena entitas perlu menyajikan secara terpisah
komponen yang menimbulkan liabilitas bagi entitas dan pemegang instrumen
dapat mengkonversi instrumen tersebut menjadi ekuitas.

3. Saham Treasury

Saham treasuri atau instrumen yang diperoleh kembali instrument


ekuitasnya perlu dikeluarkan dari pengakuan ekuitasnya. Untung ataupun rugi
yang ada atas pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalan instrument
ekuitas entitas tersebut tidak diakui dalam laba rugi. Saham treasuri tersebut
dapat dimiliki oleh entitas terkait ataupun anggota lain yang berada dalam satu
konsolidasi. Imbalan baik yang perlu dibayarkan atau diterima diakui secara
langsung di ekuitas.

4. Bunga, Deviden dan Keuntungan

Bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian yang muncul karena


keterkaitan dengan instrumen yang termasuk kedalam liabilitas keuangan
diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi. Sedangkan distribusi
deviden perlu didebit langsung ke ekuitas, setelah dikurangi perhitungan pajak
penghasilan sesuai ketentuan yang berlaku. Begitu pula biaya transaksi yang
muncul dari transaksi ekuitas. Biaya tersebut dapat langsung dicatat untuk
mengurangi ekuitasnya juga setelah melalui perhitungan pajak yang muncul.

5. Saling Hapus

Kewajiban keuangan dan asset keuangan saling hapus, dan nilai


bersihnya dapat disajikan dalam laporan keuangan neraca, jika entitas memiliki
hak yang berkapasitas hukum untuk melakukan saling hapus asset keuangan
dan kewajiban keuangan atas jumlah yang telah diakui serta berencana untuk
menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan harta dan
menyelesaikan kewajibannya secara serentak.

Klasifikasi Instrumen Keuangan


Sebuah instrumen dapat digolongkan sebagai instrumen keuangan apabila
instrumen tersebut memiliki hubungan kontraktual, yakni mengacu kepada
kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang memiliki nilai moneter atau
konsekuensi ekonomi yang jelas. Secara umum pemenuhan kesepakatan ini

5
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

dapat dipaksakan secara hukum, sehingga kontrak dan instrumen keuangan yang
diterbitkan dapat memiliki beragam bentuk dan tidak selalu dalam bentuk tertulis.

Sesuai definisi PSAK 50, instrumen yang diterbitkan oleh suatu entitas
dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori yaitu
1. Aset Keuangan
2. Liabilitas Keuangan
3. Instrumen Ekuitas

1. Aset Keuangan

Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:

a. Kas, bisa berbentuk uang tunai baik maupun kas yang disimpan di Bank.
b. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain. Yang dimaksud biasanya
berupa investasi saham yang akan dijual dalam jangka waktu dekat dan
bukan diperuntukkan sebagai penyertaan saham jangka panjang.
c. Hak kontraktual; Yang dimaksud adalah hak entitas yang dibuat berdasarkan
kesepakatan untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas
lain, seperti piutang usaha maupun wesel tagih. Serta hak untuk menukar
aset keuangan dengan entitas lain yang berpotensi memberi keuntungan,
misalnya adalah transaksi obligasi konversi yang memberi hak pemegang
obligasi untuk mengkonversi obligasi tersebut dengan kepemilikan saham di
entitas yang menerbitkan obligasi yang dimaksud.

6
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

d. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan


instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh entitas. Instrumen ini merupakan:
 Nonderivatif, sehingga entitas harus atau mungkin akan menerima suatu
jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas;
atau
 Derivatif, dimana akan atau mungkin diselesaikan melalui pertukaran
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Oleh karena itu, instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk instrumen yang
merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan ekuitas yang
diterbitkan entitas di masa depan.

Klasifikasi Aset Keuangan menurut PSAK 55 yaitu :


a. Aset keuangan yang ditetapkan dan diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi (Fair Value Through Profit and Loss – FVTPL)
 Aset keuangan yang dimiliki untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam
waktu dekat (diperdagangkan).
 Bagian dari portofolio yang dimiliki untuk tujuan ambil untung dalam
jangka pendek (diperdagangkan).
 Derivatif, kecuali yang merupakan kontrak jaminan keuangan yang
merupakan atau instrument lindung nilai yang ditetapkan dan efektif
(diperdagangkan).
 Aset keuangan yang pada saat pengukuran awal telah ditetapkan oleh
entitas untuk diukur nilai wajar lewat laporan laba rugi.
b. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held to Maturity – HTM)
 Aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan jatuh temponya telah ditentukan.
 Serta entitas mempunyai instrument positif.
 Kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo.
c. Pinjaman yang diberikan atau piutang (Loan & Receivable – L&R), yaitu aset
keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.
d. Aset keuangan tersedia dijjual (Available for Sale – AFS)
 Seluruh aset keuangan nonderivatif yang ditetapkan sebagai terrsedia
dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam kategori lain (FVTPL, HTM,
L&R).
 Aset keuangan yang pada saat pengukuran awal ditetapkan sebagai
tersedia untuk dijual.

2. Liabilitas Keuangan

Adalah liabilitas apapun yang berupa:

a. Suatu keharusan yang berdasarkan kontrak untuk menyerahkan kas atau


jenis aset keuangan lain kepada entitas lain atau untuk menukarkan

7
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

instrumen keuangan kepada pihak lain dibawah kondisi yang tidak


menguntungkan.
b. Suatu kesepakatan yang direncanakan untuk diselesaikan dengan instrumen
ekuitas sendiri entitas. Instrumen ini berupa:
 Nonderivatif, sehingga entitas diwajibkan untuk memberikan sejumlah
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
 Derivatif, dimana akan atau mungkin diselesaikan melalui pertukaran
selain sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah
tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.

3. Instrumen Ekuitas

Instrumen ekuitas dalam PSAK 50 diartikan sebagai kontrak yang


memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan
seluruh liabilitasnya. Instrumen keuangan dapat diklasifikasikan sebagai
instrumen ekuitas apabila 2 kondisi ini dipenuhi:
a. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk menyerahkan
kas atau aset keuangan maupun untuk mempertukarkan aset keuangan atau
liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi yang tidak
menguntungkan.
b. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan instrumen nonderivatif dan
derivatif. Merupakan non derivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual
bagi penerbit untuk emyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas. Serta derivatif yang diselesaikan hanya
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain
dengan sejumlah instrumen ekuitas tertentu yang diterbitkan entitas.

Contoh dari instrumen ekuitas ialah saham biasa yang tidak dapat dijual
kembali, beberapa instrumen yang mensyaratkan suatu kewajiban kepada
entitas untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset bersih entitas hanya
saat likuidasi. Beberapa jenis saham preferen, waran atau penerbitan opsi beli
yang memungkinkan pemegangnya untuk memesan atau membeli kepada
penerbit dengan jumlah tertentu saham biasa yang tidak dapat dijual kembali.
Ataupun dengan menukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain.

Pengakuan Instrumen Keuangan


Dengan diterbitkannya PSAK 71 untuk menggantikan PSAK 55, klasifikasi
dan pengukuran instrumen keuangan saat ini tidak lagi berdasarkan intensi
manajemen untuk menjual atau memiliki instrumen keuangan hingga jatuh tempo.
PSAK 71 memperkenalkan pengaturan klasifikasi dan pengukuran instrumen
keuangan berdasarkan karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis model entitas.

Jika aset keuangan merupakan instrumen utang sederhana dan tujuan


model bisnis entitas adalah untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset

8
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Sebaliknya, jika aset
keuangan dimiliki dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh arus kas
kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset keuangan tersebut diukur pada nilai
wajar dan disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan informasi biaya
perolehan diamortisasi disajikan dalam laporan laba rugi (fair value through other
comperhensive income – FVOCI). Jika model bisnis suatu aset keuangan bukan
merupakan kedua model tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat
penting, oleh karena itu informasi nilai wajar diungkapkan dalam laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi (fair value through profit or loss – FVTPL).

Instrumen Keuangan baik aset maupun utang diukur sebesar nilai wajar,
tetapi perubahan nilai wajarnya tidak diakui sebagai bagian dari laba rugi tahun
berjalan melainkan masuk ke dalam bagian dari laporan laba rugi komprehensif
atau yang disebut penghasilan komprehensif lain.

Selanjutnya, untuk menentukan kapan suatu instrumen keuangan


diklasifikasikan dan diukur pada biaya amortisasi, FVOCI atau FVPL maka
instrumen keuangan tersebut harus memenuhi 2 uji yaitu, uji model bisnis dan uji
solely payments of principal and interest (SPPI). Uji model bisnis bertujuan untuk
mengetahui maksud dari kepemilikan suatu instrumen keuangan. Apakah untuk
mendapatkan arus kas kontraktual atau mendapatkan arus kas kontraktual dan
menjual instrumen keuangannya. Sementara uji solely payments of principal and
interest (SPPI) bertujuan untuk memastikan bahwa biaya yang timbul pada tanggal
tertentu dari suatu arus kas kontraktual instrumen tersebut hanya berupa
pembayaran pokok dan bunga. Berikut merupakan kriteria pengklasifikasian
instrumen keuangan setelah PSAK 71 diterapkan:

9
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

Suatu instrumen keuangan diklasifikasikan dan diukur pada biaya


amortisasi jika memenuhi kriteria dari uji model bisnis dan SPPI test yang
kepemilikan atas instrumen keuangan tersebut tujuannya akan terpenuhi dengan
mendapatkan arus kas kontraktual dan pembayaran yang diterima dari instrumen
tadi hanya berasal dari pokok dan bunga tidak ada komponen lainnya (SPPI test).
Jika tidak memenuhi kedua kriteria tersebut maka bisa diklasifikasikan dan diukur
pada FVPL maupun FVOCI. Pengukuran kredit menurut PSAK 71 diukur pada
biaya perolehan diamortisasi karena memenuhi 2 uji bisnis model dan uji arus kas
(SPPI test) yaitu pemberian kredit memang bertujuan untuk mendapatkan arus kas
kontraktual sesuai dengan jumlah yang tercantum dan pembayaran yang diterima
dari pemberian kredit tersebut hanya berasal dari pokok dan bunga.

PSAK 71 juga menghapus persyaratan penurunan nilai untuk investasi


pada instrumen ekuitas karena instrumen ekuitas tersebut hanya dapat diukur
pada FVPL atau FVOCI tanpa adanya recycle perubahan nilai wajar ke laba rugi.
Artinya entitas tidak pernah mengakui keuntungan dari investasi tersebut.
Transaksi tersebut hanya merupakan bagian dari transaksi ekuitas yang tidak
akan menambah kinerja entitas dan tidak memengaruhi laba rugi tahun berjalan
sehingga ekuitas tersebut tidak akan mengalami penurunan nilai.

PSAK 71 juga mengizinkan adanya reklasifikasi dari biaya perolehan


diamortisasi menjadi fair value dan lainnya hanya jika entitas memulai atau
menghentikan aktivitas yang berpengaruh pada kegiatan operasionalnya sehingga
memutuskan terjadinya perubahan bisnis model untuk pengelolaan aset keuangan

10
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

yang diputuskan oleh manajemen pada level tertentu dan menurut standar kondisi
ini sangat jarang terjadi.

Jadi ringkasannya digambarkan dengan tabel berikut:

Pengukuran Aset Keuangan:

Pengukuran Liabilitas Keuangan

11
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

Pengukuran Derivatif Melekat

Pengukuran Awal

Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan


posisi keuangan, jika entitas menjadi salah satu pihak dalam kontrak instrumen
keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan dan liabilitas keuangan
diukur pada nilai wajar ditambah atau dikurangi dengan biaya transaksi yang
terkait perolehan aset keuangan dan liabilitas keuangan. Kecuali untuk aset

12
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi,
hanya diukur pada nilai wajar, sedangkan biaya transaksi langsung dibebankan.

Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan
awal umumnya adalah harga transaksi. Namun jika nilai wajar aset keuangan atau
liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal berbeda dengan harga
transaksinya maka jika nilai wajar adalah dari harga kuotasi di pasar aktif (yaitu
level 1) atau berdasarkan teknik penilaian menggunakan data dari pasar yang
dapat diobservasi, maka perbedaan antara nilai wajar dengan harga transaksi
tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian. Namun untuk kondisi lain,
selisih nilai wajar dengan harga transaksi tersebut harus ditangguhkan.

Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan

Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset keuangan, sesuai


klasifikasi aset keuangan:
 Biaya perolehan diamortisasi;
 Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain; atau
 Nilai wajar melalui laba rugi.

Entitas menerapkan persyaratan penurunan nilai untuk aset keuangan


yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain. Entitas menerapkan
persyaratan akuntansi lindung nilai untuk aset keuangan yang ditetapkan sebagai
item lindung nilai.

Pengukuran Selanjutnya Liabilitas Keuangan

Setelah pengakuan awal, dimana entitas telah mengukur liabilitas


keuangan, entitas menerapkan persyaratan akuntansi lindung nilai untuk liabilitas
keuangan yang ditetapkan sebagai item lindung nilai.

Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi Metode Bunga Efektif

Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode bunga efektif, yaitu


dengan menerapkan suku bunga efektif atas jumlah tercatat bruto aset keuangan,
kecuali untuk:

 Aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset keuangan memburuk.
Untuk aset keuangan tersebut, entitas menerapkan suku bunga efektif yang
disesuaikan dengan kredit atas biaya perolehan diamortisasi aset keuangan
sejak pengakuan awal.
 Aset keuangan yang tidak dibeli atau yang berasal dari aset keuangan
memburuk tetapi selanjutnya menjadi aset keuangan memburuk. Untuk aset
keuangan tersebut, entitas menerapkan suku bunga efektif atas biaya
perolehan diamortisasi aset keuangan di periode pelaporan selanjutnya.

13
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi Modifikasi Arus Kas Kontraktual

Saat arus kas kontraktual atas aset keuangan direnegosiasi atau


dimodifikasi dan renegosiasi atau modifikasi tersebut tidak menghasilkan
penghentian pengakuan aset keuangan maka entitas menghitung ulang jumlah
tercatat bruto aset keuangan dan mengakui keuntungan atau kerugian yang timbul
dari modifikasi dalam laporan laba rugi.

Jumlah tercatat bruto aset keuangan dihitung ulang (sebagai nilai kini dari
arus kas kontraktual yang telah direnegosiasi atau dimodifikasi yang didiskontokan
dengan suku bunga efektif awal aset keuangan (atau suku bunga efektif yang
disesuaikan dengan kredit untuk aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari
aset keuangan memburuk). Biaya atau pendapatan jasa yang terjadi mengubah
jumlah tercatat aset keuangan yang telah dimodifikasi dan diamortisasi selama
sisa jangka waktu aset keuangan modifikasian tersebut.

Penghapusan

Penghapusan merupakan kejadian penghentian pengakuan. Entitas


langsung mengurangi jumlah tercatat bruto dari aset keuangan ketika entitas tidak
memiliki perkiraan wajar untuk memulihkan aset keuangan secara keseluruhan
atau secara parsial.

Penurunan Nilai

Ada beberapa perubahan yang terjadi untuk ketentuan penurunan nilai dari
PSAK 55 pada PSAK 71 ini.

14
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

Umumnya diterapkan salah satu dari dua basis pengukuran berikut:


 Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan; atau
 Kerugian kredit sepanjang umurnya.

Dasar pengukuran bergantung pada apakah telah terjadi peningkatan risiko


kredit secara signifikan sejak pengakuan awal. Kerugian kredit ekspektasian 12
bulan akan berpindah kategori menjadi kerugian kredit sepanjang umurnya apabila
resiko kredit dari aset keuangan telah meningkat signifikan sejak pengakuan awal.
Begitupun sebaliknya kerugian kredit sepanjang umur dapat berubah kembali
menjadi kerugian kredit ekspektasian 12 bulan apabila kondisi tersebut tidak
terpenuhi.

Kerugian kredit sendiri merupakan selisih antara seluruh arus kas


kontraktual yang jatuh tempo kepada entitas sesuai dengan kontrak dan seluruh
arus kas yang diperkirakan diterima entitas (seluruh kekurangan kas),
didiskontokan dengan suku bunga efektif awal (atau suku bunga efektif yang
disesuaikan dengan kredit untuk aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari
aset keuangan memburuk).

Sedangkan kerugian kredit ekspektasian itu sendiri merupakan rata-rata


tertimbang atas kerugian kredit dengan masing-masing terjadinya risiko gagal
bayar sebagai pembobotan. Dan jika seluruh kemungkinan atau risiko gagal bayar
selama perkiraan umur dari instrument keuangan tersebut dijumlahkan, hal itulah
yang dimaksud kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur, Sedangkan
kerugian kredit ekpsektasian 12 bulan hanya risiko gagal bayar yang mungkin
terjadi selama 12 bulan dari tanggal pelaporan.

15
Akuntansi Keuangan 1
Universitas Pamulang Program Studi Akuntansi S1

C. Soal Latihan/Tugas
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Instrumen Keuangan dan jelaskan apa
yang Anda ketahui mengenai Aset Keuangan, Liabilitas Keuangan dan Instrumen
Ekuitas?
2. Jelaskan garis besar perubahan yang diatur pada penggantian PSAK 55 menjadi
PSAK 71?
3. Jelaskan dasar pengaturan klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan
setelah diterbitkan PSAK 71?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penggunaan nilai wajar?
5. Jelaskan manfaat mempelajari Instrumen Keuangan?

D. Referensi

1. Eng, Ng Juan dan Tri Wahyuni, Ersa. (2012). Panduan Praktis Standar Akuntansi
Keungan Berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat.
2. Geraldina, Ira. (2014). The Effect of Fair Value of Financial Assets on
Information’s Content of Future Earnings After Mandatory Adoption of PSAK 50
and 55 (Revised 2006): Evidence From Public Banks in Indonesia. Jurnal
Akuntansi Vol. 2 Edisi September 2014.
3. Martani, Dwi., Veronika NPS, Sylvia., Wardhani, Ratna., Farahmita, Arya.,
Tanujaya Edward. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku
I. Jakarta: Salemba Empat
4. PSAK
5. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan.

16
Akuntansi Keuangan 1

Anda mungkin juga menyukai