Anda di halaman 1dari 30

BAB XIII

INSTRUMEN KEUANGAN

A. CAPAIAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi mahasiswa mampu:


1. Memahami perkembangan pengaturan instrumen
keuangan
2. Memahami definisi dan komponen instrumen keuangan

B. MATERI

1. Perkembangan Pengaturan Instrumen Keuangan

Berkembangnya ruang lingkup keuangan dan


ekonomi saat ini menghadirkan berbagai tantangan baru
bagi sebagian besar pelaku ekonomi. Salah satunya
adalah transaksi keuangan dan instrumennya.
Perkembangan yang menghadirkan sejumlah instrumen
keuangan baru dan inovatif dalam pasar keuangan sejak
tahun 1970-an tersebut sering disebut dengan istilah
“Teknik Keuangan” dan “Revolusi Instrumen Keuangan”.

Sebuah instrumen keuangan baru biasanya


terbentuk dari sebuah kombinasi antara instrumen
keuangan yang sebelumnya pernah ada dan mendapat

Akuntansi Keuangan 1 282


fitur atau penyesuaian tambahan mengikuti
perkembangan yang ada. Selain itu, instrumen keuangan
lainnya didapat melalui perpaduan dua atau lebih
instrumen menjadi instrumen baru atau produk keuangan
yang dikemas ulang. Instrumen keuangan ini diatur
dalam 3 (tiga) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan,
yaitu PSAK 50, PSAK 55, PSAK 60.

IAS 32 PSAK 50
Definisi &
Penyajian

IAS 39 PSAK 55
Pengakuan &
Pengukuran

IFRS 7 PSAK 60 Pengungkapan

Akuntansi Keuangan 1 283


Akuntansi Keuangan 1 284
2. Definisi dan Komponen Instrumen Keuangan

Definisi Instrumen Keuangan

Berdasarkan PSAK 50, Instrumen Keuangan


(Financial Instrument) adalah setiap kontrak yang
menambah aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan
atau instrumen ekuitas entitas lain. Aset keuangan
meliputi setiap aset yang menimbulkan hak kontraktual
untuk menerima kas atau keuangan lainnya. Liabilitas
keuangan berupa setiap kewajiban kontrak untuk
membayar kas atau aset keuangan. Sedangkan

Akuntansi Keuangan 1 285


instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang
memberikan hak residual atau aset suatu entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitasnya.

Ruang Lingkup Instrumen Keuangan

Diatur dalam PSAK 50, ruang lingkup instrumen


keuangan diterapkan pada semua entitas untuk semua
jenis instrumen keuangan kecuali
 Penyertaan di entitas anak, entitas asosiasi atau
ventura bersama (PSAK 15)
 Hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan
program imbalan kerja (PSAK 24)
 Kontrak asuransi, namun berlaku untuk derivative
yang melekat pada kontrak asuransi jika PSAK 55
mensyaratkan mencatat kontrak derivatif secara
terpisah
 Instrumen keuangan dalam ruang lingkup kontrak
asuransi (PSAK 62)
 Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam
transaksi pembayaran berdasarkan PSAK 53
Kemudian karena diterbitkannya PSAK 71, daftar
pengecualian penerapan ruang lingkup jenis instrument
keuangan meluas menjadi
 Kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau
ventura bersama (PSAK 65, 4, 15)
 Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa (PSAK
73)
 Hak dan kewajiban pemberi kerja (PSAK 24)

Akuntansi Keuangan 1 286


 Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi
definisi instrumen ekuitas dalam pencatatan entitas
penerbit
 Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi (PSAK
62)
 Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis (PSAK 22)
 Komitmen pinjaman dan provisi (PSAK 57)
 Transaksi kompensasi berbasis saham (PSAK 53)
 Hak dan kewajiban dalam ruang lingkup pendapatan
(PSAK 72)

Penyajian

a. Liabilitas dan Ekuitas


Sebuah instrument keuangan bisa dianggap
sebagai instrument ekuitas ketika instrument tersebut
tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk
menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada
entitas lain atau menukar aset keuangan atau liabilitas
keuangan dengan entitas lain dengan kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan penerbit. Serta jika
instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan
dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas.
Jika instrumen mempunyai fitur opsi jual,
kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli
kembali atau menebus instrumen tersebut dan
menerima kas atau aset keuangan lain pada saat
melakukan eksekusi opsi jual tersebut. Namun

Akuntansi Keuangan 1 287


instrument tersebut akan terklasifikasi sebagai
instrument ekuitas apabila dapat memberikan hak
kepada pemegangnya bagian prorata atas aset neto
entitas pada saat dilikuidasi, masuk ke kelas
instrumen yang menjadi subordinat dari seluruh
instrumen lain, bukan berbentuk instrumen keuangan
dan jumlah arus kas yang diharapkan didasarkan
secara substansial pada laba rugi, perubahan aset
neto selama umur instrument dalam nilai wajar.
Pada saat likuidasi atau penyerahan kepada
pihak lain, instrumen keuangan menjadi bagian dari
kewajiban kontraktual karena likuidasi pasti terjadi dan
berada di luar kendali atau tidak pasti terjadi
tergantung opsi dari pemegang instrumen. Instrumen
tersebut dapat digolongkan sebagai instrumen ekuitas
hanya ketika dapat memberikan hak bagian prorata
aset netto entitas kepada pemegangnya, berada di
kelas instrument yang menjadi subordinat instrumen
lain dan seluruh instrumen lain yang menjadi bagian
dari kelas instrumen yang sama memiliki kewajiban
kontraktual yang identik bagi entitas penerbitnya saat
penyerahan prorata aset neto saat dilikuidasi.
Reklasifikasi instrument berlaku ketika
instrumen tidak lagi memiliki seluruh fitur opsi jual
yang diterbitkan. Penghitungan reklasifikasi liabilitas
dilakukan dengan mengukur nilai wajar instrument
tersebut pada tanggal reklasifikasi dan mengakui
ekuitas atas perbedaan pencatatan yang ditemukan

Akuntansi Keuangan 1 288


antara jumlah tercatat, instrument ekuitas dan nilai
wajar di tanggal tersebut. Sedangkan pada
reklasifikasi liabilitas menjadi ekuitas berlaku saat fitur
pada instrumen sudah lengkap dan diukur sesuai
jumlah liabilitas keuangan yang tercatat saat tanggal
reklasifikasi.
Instrumen keuangan yang mensyaratkan entitas
untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu peristiwa
yang pasti di masa depan (kontijensi) disajikan
sebagai liabilitas keuangan kecuali jika instrumen
tersebut adalah bagian dari ketentuan penyelesaian
kontijensi yang tidak sah dan penerbit disyaratkan
menyelesaikan kewajiban hanya dalam kondisi
dilikuidasi (dengan kas atau penyerahan aset
keuangan lain) serta memenuhi seluruh fitur yang
sebelumnya dikemukakan.
b. Instrumen Keuangan Majemuk
Penerbit instrumen keuangan nonderivatif
mengevaluasi persyaratan instrumen keuangan untuk
menentukan apakah instrumen tersebut mengandung
komponen liabilitas juga ekuitas. Instrumen ini tetap
perlu diklasifikasikan secara terpisah sebagai liabilitas
keuangan, aset keuangan atau instrument ekuitas. Hal
ini karena entitas perlu menyajikan secara terpisah
komponen yang menimbulkan liabilitas bagi entitas
dan pemegang instrumen dapat mengkonversi
instrumen tersebut menjadi ekuitas.

Akuntansi Keuangan 1 289


c. Saham Treasury
Saham treasuri atau instrumen yang diperoleh
kembali instrument ekuitasnya perlu dikeluarkan dari
pengakuan ekuitasnya. Untung ataupun rugi yang ada
atas pembelian, penjualan, penerbitan atau
pembatalan instrument ekuitas entitas tersebut tidak
diakui dalam laba rugi. Saham treasuri tersebut dapat
dimiliki oleh entitas terkait ataupun anggota lain yang
berada dalam satu konsolidasi. Imbalan baik yang
perlu dibayarkan atau diterima diakui secara langsung
di ekuitas.
d. Bunga, Deviden dan Keuntungan
Bunga, dividen, keuntungan, dan kerugian yang
muncul karena keterkaitan dengan instrumen yang
termasuk kedalam liabilitas keuangan diakui sebagai
pendapatan atau beban dalam laba rugi. Sedangkan
distribusi deviden perlu didebit langsung ke ekuitas,
setelah dikurangi perhitungan pajak penghasilan
sesuai ketentuan yang berlaku. Begitu pula biaya
transaksi yang muncul dari transaksi ekuitas. Biaya
tersebut dapat langsung dicatat untuk mengurangi
ekuitasnya juga setelah melalui perhitungan pajak
yang muncul.
e. Saling Hapus
Kewajiban keuangan dan asset keuangan saling
hapus, dan nilai bersihnya dapat disajikan dalam
laporan keuangan neraca, jika entitas memiliki hak
yang berkapasitas hukum untuk melakukan saling

Akuntansi Keuangan 1 290


hapus asset keuangan dan kewajiban keuangan atas
jumlah yang telah diakui serta berencana untuk
menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan
harta dan menyelesaikan kewajibannya secara
serentak.

Klasifikasi Instrumen Keuangan

Sebuah instrumen dapat digolongkan sebagai


instrumen keuangan apabila instrumen tersebut memiliki
hubungan kontraktual, yakni mengacu kepada
kesepakatan antara dua pihak atau lebih yang memiliki
nilai moneter atau konsekuensi ekonomi yang jelas.
Secara umum pemenuhan kesepakatan ini dapat
dipaksakan secara hukum, sehingga kontrak dan
instrumen keuangan yang diterbitkan dapat memiliki
beragam bentuk dan tidak selalu dalam bentuk tertulis.
Sesuai definisi PSAK 50, instrumen yang
diterbitkan oleh suatu entitas dapat diklasifikasikan
kedalam 3 kategori yaitu
1. Aset Keuangan
2. Liabilitas Keuangan
3. Instrumen Ekuitas

Akuntansi Keuangan 1 291


a. Aset Keuangan

Aset keuangan adalah setiap aset yang


berbentuk:

1) Kas, bisa berbentuk uang tunai baik maupun kas


yang disimpan di Bank.
2) Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain.
Yang dimaksud biasanya berupa investasi saham
yang akan dijual dalam jangka waktu dekat dan
bukan diperuntukkan sebagai penyertaan saham
jangka panjang.
3) Hak kontraktual; Yang dimaksud adalah hak
entitas yang dibuat berdasarkan kesepakatan

Akuntansi Keuangan 1 292


untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya
dari entitas lain, seperti piutang usaha maupun
wesel tagih. Serta hak untuk menukar aset
keuangan dengan entitas lain yang berpotensi
memberi keuntungan, misalnya adalah transaksi
obligasi konversi yang memberi hak pemegang
obligasi untuk mengkonversi obligasi tersebut
dengan kepemilikan saham di entitas yang
menerbitkan obligasi yang dimaksud.
4) Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
dengan menggunakan instrumen ekuitas yang
diterbitkan oleh entitas. Instrumen ini merupakan:
 Nonderivatif, sehingga entitas harus atau
mungkin akan menerima suatu jumlah yang
bervariasi dari instrument ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau
 Derivatif, dimana akan atau mungkin
diselesaikan melalui pertukaran sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas. Oleh karena itu, instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak
termasuk instrumen yang merupakan kontrak
untuk menerima atau menyerahkan ekuitas
yang diterbitkan entitas di masa depan.

Akuntansi Keuangan 1 293


Klasifikasi Aset Keuangan menurut PSAK 55 yaitu :
1) Aset keuangan yang ditetapkan dan diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi (Fair Value
Through Profit and Loss – FVTPL)
 Aset keuangan yang dimiliki untuk tujuan
dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat
(diperdagangkan).
 Bagian dari portofolio yang dimiliki untuk
tujuan ambil untung dalam jangka pendek
(diperdagangkan).
 Derivatif, kecuali yang merupakan kontrak
jaminan keuangan yang merupakan atau
instrument lindung nilai yang ditetapkan dan
efektif (diperdagangkan).
 Aset keuangan yang pada saat pengukuran
awal telah ditetapkan oleh entitas untuk
diukur nilai wajar lewat laporan laba rugi.
2) Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Held to
Maturity – HTM)
 Aset keuangan nonderivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
jatuh temponya telah ditentukan.
 Serta entitas mempunyai instrument positif.
 Kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo.
3) Pinjaman yang diberikan atau piutang (Loan &
Receivable – L&R), yaitu aset keuangan
nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah

Akuntansi Keuangan 1 294


ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar
aktif.
4) Aset keuangan tersedia dijjual (Available for Sale
– AFS)
 Seluruh aset keuangan nonderivatif yang
ditetapkan sebagai terrsedia dijual atau yang
tidak diklasifikasikan dalam kategori lain
(FVTPL, HTM, L&R).
 Aset keuangan yang pada saat pengukuran
awal ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual.
b. Liabilitas Keuangan

Adalah liabilitas apapun yang berupa:

1) Suatu keharusan yang berdasarkan kontrak untuk


menyerahkan kas atau jenis aset keuangan lain
kepada entitas lain atau untuk menukarkan
instrumen keuangan kepada pihak lain dibawah
kondisi yang tidak menguntungkan.
2) Suatu kesepakatan yang direncanakan untuk
diselesaikan dengan instrumen ekuitas sendiri
entitas. Instrumen ini berupa:
 Nonderivatif, sehingga entitas diwajibkan
untuk memberikan sejumlah instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas; atau
 Derivatif, dimana akan atau mungkin
diselesaikan melalui pertukaran selain
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan
lain dengan sejumlah tertentu instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas.

Akuntansi Keuangan 1 295


c. Instrumen Ekuitas

Instrumen ekuitas dalam PSAK 50 diartikan


sebagai kontrak yang memberikan hak residual atas
aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh
liabilitasnya. Instrumen keuangan dapat
diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas apabila 2
kondisi ini dipenuhi:

1) Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban


kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset
keuangan maupun untuk mempertukarkan aset
keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
2) Jika instrumen tersebut akan atau mungkin
diselesaikan dengan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas dan merupakan instrumen
nonderivatif dan derivatif. Merupakan non derivatif
yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi
penerbit untuk emyerahkan suatu jumlah yang
bervariasi dari instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas. Serta derivatif yang diselesaikan hanya
dengan mempertukarkan sejumlah tertentu kas
atau aset keuangan lain dengan sejumlah
instrumen ekuitas tertentu yang diterbitkan
entitas.

Contoh dari instrumen ekuitas ialah saham biasa


yang tidak dapat dijual kembali, beberapa instrumen
yang mensyaratkan suatu kewajiban kepada entitas

Akuntansi Keuangan 1 296


untuk menyerahkan kepada pihak lain bagian aset
bersih entitas hanya saat likuidasi. Beberapa jenis
saham preferen, waran atau penerbitan opsi beli yang
memungkinkan pemegangnya untuk memesan atau
membeli kepada penerbit dengan jumlah tertentu
saham biasa yang tidak dapat dijual kembali. Ataupun
dengan menukarkan sejumlah tertentu kas atau aset
keuangan lain.

Pengakuan Instrumen Keuangan

Dengan diterbitkannya PSAK 71 untuk


menggantikan PSAK 55, klasifikasi dan pengukuran
instrumen keuangan saat ini tidak lagi berdasarkan
intensi manajemen untuk menjual atau memiliki
instrumen keuangan hingga jatuh tempo. PSAK 71
memperkenalkan pengaturan klasifikasi dan
pengukuran instrumen keuangan berdasarkan
karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis model
entitas.

Jika aset keuangan merupakan instrumen utang


sederhana dan tujuan model bisnis entitas adalah
untuk mendapatkan arus kas kontraktual, aset
keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan
diamortisasi. Sebaliknya, jika aset keuangan dimiliki
dengan tujuan model bisnis untuk memperoleh arus
kas kontraktual dan untuk diperdagangkan, aset
keuangan tersebut diukur pada nilai wajar dan
disajikan dalam laporan posisi keuangan, sedangkan

Akuntansi Keuangan 1 297


informasi biaya perolehan diamortisasi disajikan
dalam laporan laba rugi (fair value through other
comperhensive income – FVOCI). Jika model bisnis
suatu aset keuangan bukan merupakan kedua model
tersebut, maka informasi nilai wajar menjadi sangat
penting, oleh karena itu informasi nilai wajar
diungkapkan dalam laporan posisi keuangan dan
laporan laba rugi (fair value through profit or loss –
FVTPL).

Instrumen Keuangan baik aset maupun utang


diukur sebesar nilai wajar, tetapi perubahan nilai
wajarnya tidak diakui sebagai bagian dari laba rugi
tahun berjalan melainkan masuk ke dalam bagian dari
laporan laba rugi komprehensif atau yang disebut
penghasilan komprehensif lain.

Selanjutnya, untuk menentukan kapan suatu


instrumen keuangan diklasifikasikan dan diukur pada
biaya amortisasi, FVOCI atau FVPL maka instrumen
keuangan tersebut harus memenuhi 2 uji yaitu, uji
model bisnis dan uji solely payments of principal and
interest (SPPI). Uji model bisnis bertujuan untuk
mengetahui maksud dari kepemilikan suatu instrumen
keuangan. Apakah untuk mendapatkan arus kas
kontraktual atau mendapatkan arus kas kontraktual
dan menjual instrumen keuangannya. Sementara uji
solely payments of principal and interest (SPPI)
bertujuan untuk memastikan bahwa biaya yang timbul
pada tanggal tertentu dari suatu arus kas kontraktual

Akuntansi Keuangan 1 298


instrumen tersebut hanya berupa pembayaran pokok
dan bunga. Berikut merupakan kriteria
pengklasifikasian instrumen keuangan setelah PSAK
71 diterapkan:

Suatu instrumen keuangan diklasifikasikan dan


diukur pada biaya amortisasi jika memenuhi kriteria
dari uji model bisnis dan SPPI test yang kepemilikan
atas instrumen keuangan tersebut tujuannya akan
terpenuhi dengan mendapatkan arus kas kontraktual
dan pembayaran yang diterima dari instrumen tadi
hanya berasal dari pokok dan bunga tidak ada
komponen lainnya (SPPI test). Jika tidak memenuhi
kedua kriteria tersebut maka bisa diklasifikasikan dan

Akuntansi Keuangan 1 299


diukur pada FVPL maupun FVOCI. Pengukuran kredit
menurut PSAK 71 diukur pada biaya perolehan
diamortisasi karena memenuhi 2 uji bisnis model dan
uji arus kas (SPPI test) yaitu pemberian kredit
memang bertujuan untuk mendapatkan arus kas
kontraktual sesuai dengan jumlah yang tercantum dan
pembayaran yang diterima dari pemberian kredit
tersebut hanya berasal dari pokok dan bunga.

PSAK 71 juga menghapus persyaratan


penurunan nilai untuk investasi pada instrumen
ekuitas karena instrumen ekuitas tersebut hanya
dapat diukur pada FVPL atau FVOCI tanpa adanya
recycle perubahan nilai wajar ke laba rugi. Artinya
entitas tidak pernah mengakui keuntungan dari
investasi tersebut. Transaksi tersebut hanya
merupakan bagian dari transaksi ekuitas yang tidak
akan menambah kinerja entitas dan tidak
memengaruhi laba rugi tahun berjalan sehingga
ekuitas tersebut tidak akan mengalami penurunan
nilai.

PSAK 71 juga mengizinkan adanya reklasifikasi


dari biaya perolehan diamortisasi menjadi fair value
dan lainnya hanya jika entitas memulai atau
menghentikan aktivitas yang berpengaruh pada
kegiatan operasionalnya sehingga memutuskan
terjadinya perubahan bisnis model untuk pengelolaan
aset keuangan yang diputuskan oleh manajemen

Akuntansi Keuangan 1 300


pada level tertentu dan menurut standar kondisi ini
sangat jarang terjadi.

Jadi ringkasannya digambarkan dengan tabel


berikut:

Pengukuran Aset Keuangan:

Pengukuran Liabilitas Keuangan

Akuntansi Keuangan 1 301


Pengukuran Derivatif Melekat

Akuntansi Keuangan 1 302


Pengukuran Awal

Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas


keuangan dalam laporan posisi keuangan, jika entitas
menjadi salah satu pihak dalam kontrak instrumen
keuangan. Pada saat pengakuan awal, aset keuangan
dan liabilitas keuangan diukur pada nilai wajar ditambah
atau dikurangi dengan biaya transaksi yang terkait
perolehan aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Kecuali untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan
yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, hanya
diukur pada nilai wajar, sedangkan biaya transaksi
langsung dibebankan.

Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan


pada saat pengakuan awal umumnya adalah harga

Akuntansi Keuangan 1 303


transaksi. Namun jika nilai wajar aset keuangan atau
liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal berbeda
dengan harga transaksinya maka jika nilai wajar adalah
dari harga kuotasi di pasar aktif (yaitu level 1) atau
berdasarkan teknik penilaian menggunakan data dari
pasar yang dapat diobservasi, maka perbedaan antara
nilai wajar dengan harga transaksi tersebut diakui
sebagai keuntungan atau kerugian. Namun untuk kondisi
lain, selisih nilai wajar dengan harga transaksi tersebut
harus ditangguhkan.

Pengukuran Selanjutnya Aset Keuangan

Setelah pengakuan awal, entitas mengukur aset


keuangan, sesuai klasifikasi aset keuangan:

 Biaya perolehan diamortisasi;


 Nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain;
atau
 Nilai wajar melalui laba rugi.

Entitas menerapkan persyaratan penurunan nilai


untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dan aset keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui penghasilan komprehensif lain. Entitas
menerapkan persyaratan akuntansi lindung nilai untuk
aset keuangan yang ditetapkan sebagai item lindung
nilai.

Pengukuran Selanjutnya Liabilitas Keuangan

Akuntansi Keuangan 1 304


Setelah pengakuan awal, dimana entitas telah
mengukur liabilitas keuangan, entitas menerapkan
persyaratan akuntansi lindung nilai untuk liabilitas
keuangan yang ditetapkan sebagai item lindung nilai.

Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi Metode


Bunga Efektif

Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode


bunga efektif, yaitu dengan menerapkan suku bunga
efektif atas jumlah tercatat bruto aset keuangan, kecuali
untuk:

 Aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari


aset keuangan memburuk. Untuk aset keuangan
tersebut, entitas menerapkan suku bunga efektif
yang disesuaikan dengan kredit atas biaya
perolehan diamortisasi aset keuangan sejak
pengakuan awal.
 Aset keuangan yang tidak dibeli atau yang berasal
dari aset keuangan memburuk tetapi selanjutnya
menjadi aset keuangan memburuk. Untuk aset
keuangan tersebut, entitas menerapkan suku bunga
efektif atas biaya perolehan diamortisasi aset
keuangan di periode pelaporan selanjutnya.

Pengukuran Biaya Perolehan Diamortisasi Modifikasi


Arus Kas Kontraktual

Saat arus kas kontraktual atas aset keuangan


direnegosiasi atau dimodifikasi dan renegosiasi atau

Akuntansi Keuangan 1 305


modifikasi tersebut tidak menghasilkan penghentian
pengakuan aset keuangan maka entitas menghitung
ulang jumlah tercatat bruto aset keuangan dan mengakui
keuntungan atau kerugian yang timbul dari modifikasi
dalam laporan laba rugi.

Jumlah tercatat bruto aset keuangan dihitung ulang


(sebagai nilai kini dari arus kas kontraktual yang telah
direnegosiasi atau dimodifikasi yang didiskontokan
dengan suku bunga efektif awal aset keuangan (atau
suku bunga efektif yang disesuaikan dengan kredit untuk
aset keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset
keuangan memburuk). Biaya atau pendapatan jasa yang
terjadi mengubah jumlah tercatat aset keuangan yang
telah dimodifikasi dan diamortisasi selama sisa jangka
waktu aset keuangan modifikasian tersebut.

Penghapusan

Penghapusan merupakan kejadian penghentian


pengakuan. Entitas langsung mengurangi jumlah tercatat
bruto dari aset keuangan ketika entitas tidak memiliki
perkiraan wajar untuk memulihkan aset keuangan secara
keseluruhan atau secara parsial.

Akuntansi Keuangan 1 306


Penurunan Nilai

Ada beberapa perubahan yang terjadi untuk


ketentuan penurunan nilai dari PSAK 55 pada PSAK 71
ini.

Akuntansi Keuangan 1 307


Umumnya diterapkan salah satu dari dua basis
pengukuran berikut:

 Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan; atau


 Kerugian kredit sepanjang umurnya.

Dasar pengukuran bergantung pada apakah telah


terjadi peningkatan risiko kredit secara signifikan sejak
pengakuan awal. Kerugian kredit ekspektasian 12 bulan
akan berpindah kategori menjadi kerugian kredit
sepanjang umurnya apabila resiko kredit dari aset
keuangan telah meningkat signifikan sejak pengakuan
awal. Begitupun sebaliknya kerugian kredit sepanjang
umur dapat berubah kembali menjadi kerugian kredit

Akuntansi Keuangan 1 308


ekspektasian 12 bulan apabila kondisi tersebut tidak
terpenuhi.

Kerugian kredit sendiri merupakan selisih antara


seluruh arus kas kontraktual yang jatuh tempo kepada
entitas sesuai dengan kontrak dan seluruh arus kas yang
diperkirakan diterima entitas (seluruh kekurangan kas),
didiskontokan dengan suku bunga efektif awal (atau suku
bunga efektif yang disesuaikan dengan kredit untuk aset
keuangan yang dibeli atau yang berasal dari aset
keuangan memburuk).

Sedangkan kerugian kredit ekspektasian itu sendiri


merupakan rata-rata tertimbang atas kerugian kredit
dengan masing-masing terjadinya risiko gagal bayar
sebagai pembobotan. Dan jika seluruh kemungkinan atau
risiko gagal bayar selama perkiraan umur dari instrument
keuangan tersebut dijumlahkan, hal itulah yang dimaksud
kerugian kredit ekspektasian sepanjang umur,
Sedangkan kerugian kredit ekpsektasian 12 bulan hanya
risiko gagal bayar yang mungkin terjadi selama 12 bulan
dari tanggal pelaporan.

Akuntansi Keuangan 1 309


C. LATIHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Instrumen


Keuangan dan jelaskan apa yang Anda ketahui
mengenai Aset Keuangan, Liabilitas Keuangan dan
Instrumen Ekuitas?
2. Jelaskan garis besar perubahan yang diatur pada
penggantian PSAK 55 menjadi PSAK 71?
3. Jelaskan dasar pengaturan klasifikasi dan pengukuran
instrumen keuangan setelah diterbitkan PSAK 71?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penggunaan nilai
wajar?
5. Jelaskan manfaat mempelajari Instrumen Keuangan?

Akuntansi Keuangan 1 310


D. REFERENSI

Eng, Ng Juan dan Tri Wahyuni, Ersa. (2012). Panduan Praktis


Standar Akuntansi Keungan Berbasis IFRS. Jakarta:
Salemba Empat.

Geraldina, Ira. (2014). The Effect of Fair Value of Financial


Assets on Information’s Content of Future Earnings
After Mandatory Adoption of PSAK 50 and 55
(Revised 2006): Evidence From Public Banks in
Indonesia. Jurnal Akuntansi Vol. 2 Edisi September
2014.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2016. Standar Akuntansi


Keuangan.

Martani, Dwi., Veronika NPS, Sylvia., Wardhani, Ratna.,


Farahmita, Arya., Tanujaya Edward. (2012).
Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Buku I. Jakarta: Salemba Empat.

Akuntansi Keuangan 1 311

Anda mungkin juga menyukai