50
Perkembangan Pengaturan Instrumen Keuangan
PSAK LAMA sd Th 1998
PSAK 09 Penyajian aktiva lancar dan
kewajiban lancar PSAK Revisi 2006
PSAK 50 Instrumen Keuangan
PSAK 50 Sekuritas
Penyajian dan Pengungkapan
PSAK 43 Akuntansi Anjak Piutang PSAK 55 Instrumen Keuangan
PSAK 21 Akuntansi Ekuitas Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 31 Akuntansi Perbankan
PSAK 50 Akuntansi Investasi Efek PSAK Revisi 2010 IAS 1 Jan 2009
Tertentu PSAK 50 Penyajian
PSAK 51 Akuntansi Kuasi Organisasi PSAK 55 Pengakuan dan Pengukuran
PSAK 60 Pengungkapan
PSAK 55 Akuntansi Instrumen Deivatif
dan Aktivitas Lindung Nilai
PSAK 54 Akuntansi Restrukturisasi PSAK 50, 55, 60 Revisi 2014
Hutang Piutang Bermasalah • IAS eff1 Jan 2013
3
Instrumen Keuangan 50,55,60
Instrumen Keuangan
4
PSAK 50
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material
5
PSAK 50 (2006)
6
PSAK 50 (2010)
7
Isi PSAK 50 – Revisi 2014
• Tujuan, Ruang Lingkup dan Definisi
• Penyajian
– Liabilitas dan Ekuitas
– Instrumen Keuangan Majemuk
– Saham yang Diperoleh Kembali
– Saham, Deviden, Kerugian dan Keuangan
– Saling Hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan (revisi
2013)
• Pedoman Penerapan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari PSAK 50
• Contoh Ilustrasi, melengkapi tetapi bukan merupakan bagian dari
PSAK 50
8
Tujuan
9
Ruang Lingkup
10
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kontrak diselesaikan
Instrumen ekuitas
Kas Hak kontraktual dengan instrumen
entitas lain
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi
dengan seluruh kewajibannya
11
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► liabilitas keuangan atau
► instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan ►liabilitas Keuangan
Kas Kewajiban kontraktual:
Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas • untuk menyerahkan kas atau aset
lain
keuangan lain kepada entitas lain; atau
Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset • untuk mempertukarkan aset keuangan
keuangan lainnya dari entitas lain; atau atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
• untuk mempertukarkan aset keuangan dengan kondisi yang berpotensi tidak
dengan entitas lain dengan kondisi menguntungkan entitas;
berpotensi untung; atau kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan
Kontrak yang akan diselesaikan dengan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang
penerbitan instrumen ekuitas entitas diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
• nonderivatif • non derivatif; atau
• derivatif
• derivatif
12
Aset dan Liabilitas Keuangan - PA
• Kas adalah aset keuangan karena merupakan alat tukar dan menjadi dasar
pengukuran dan pengakuan seluruh transaksi dalam laporan keuangan
• Contoh instrumenkeuangan yang mencermintak hak kontraktual
– Piutang usaha dan utang usaha
– Weset tagih dan wesel bayar
– Pinjaman yang diberikan dan pinjaman yang diterima
– Piutang obligasi dan utang obligasi
– Instrumen utang perpetual
• Liabilitas atau aset nonkontraktual (seperti pajak penghasilan yang timbul
karena peraturan pemerintah) bukan liabilitas dan aset keuangan,
kewajiban kontruktif bukan liabilitas keuangan.
13
Definisi Nilai Wajar
14
Penyajian Liabilitas dan Ekuitas– par 15
17
Penyerahan pada Pihak lain saat Likuidasi
19
Penyelesaian Kontijensi
20
Pilihan Penyelesaian
21
Penyelesaian Kontijensi
22
Instrumen Keuangan Majemuk
23
Instrumen Keuangan Majemuk
Contoh:
• Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh
pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah
ditetapkan merupakan instrumen keuangan majemuk. Dari
sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua
komponen:
– liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas
atau aset keuangan lain); dan
– instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya
selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut
menjadi saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan).
24
Saham Treasuri
• Jika entitas. memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, maka
instrumen tersebut (saham treasuri) dikurangkan dari ekuitas.
• Keuntungan atau kerugian yang timbul dari pembelian, penjualan,
penerbitan, atau pembatalan instrumen ekuitas entitas tersebut
tidak diakui dalam laba rugi.
• Saham treasuri tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas
yang bersangkutan atau oleh anggota lain dalam kelompok usaha
yang dikonsolidasi. Imbalan yang dibayarkan atau diterima diakui
secara langsung di ekuitas.
25
Bunga, Deviden, Kerugian dan Keuntungan
26
Pajak Dividen
27
Saling Hapus
• Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya
disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas:
– saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan
sating hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan
– berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
• Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak boleh melakukan saling
hapus aset keuangan yang ditransfer dan liabilitas terkait (lihat PSAK 55
(revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 36).
• Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam PSAK 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraf 13B-13E untuk pengakuan
instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup paragraf PSAK 60
paragraf 13A.
28
Saling Hapus - PA
• Untuk memenuhi kriteria saling hapus, entitas saat ini harus memiliki hak
yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus. Ini
berarti bahwa hak saling hapus:
– harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan; dan
– harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan, sebagai berikut:
• situasi bisnis yang normal;
• peristiwa kegagalan; dan
• peristiwa kepailitan atau kebangkrutan dari entitas dan seluruh pihak lawan.
29
Saling Hapus - PA
• Kriteria bahwa entitas 'memiliki intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan‘:
a. aset keuangan dan liabilitas keuangan yang memenuhi syarat untuk saling hapus disampaikan pada saat
yang bersamaan untuk dilakukan pemrosesan;
b. setelah aset keuangan dan liabilitas keuangan disampaikan untuk diproses, para pihak berkomitmen
untuk memenuhi kewajiban penyelesaian;
c. tidak ada potensi arus kas yang timbul dari aset dan liabilitas untuk berubah;
d. aset dan liabilitas yang diagunkan dengan efek akan diselesaikan dengan pengalihan efek atau sistem
yang sejenis (sebagai contoh, pengiriman dibandingkan dengan pembayaran), sehingga jika pengalihan
efek gagal, pemrosesan piutang atau hutang terkait yang sekuritasnya diagunkan juga akan gagal (dan
sebaliknya);
e. setiap transaksi yang gagal, sebagaimana diuraikan dalam (d), akan disampaikan kembali untuk diproses
sampai transaksi yang gagal tersebut diselesaikan;
f. penyelesaian dilakukan melalui institusi penyelesaian yang sama (sebagai contoh, bank penyelesaian,
bank sentral atau penyimpanan efek sentral), dan terdapat fasilitas kredit intraday yang akan
memberikan jumlah cerukan yang cukup untuk memungkinkan proses pembayaran
g. pada tanggal penyelesaian untuk setiap pihak, dan dapat dipastikan bahwa fasilitas kredit intraday akan
dipertimbangkan jika akan digunakan.
30
Tanggal Efektif dan Penarikan
31
Pedoman Aplikasi
Definisi
• Aset keuangan dan liabilitas keuangan
• Instrumen ekuitas
• Kelas instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelas instrumen lain
• Instrumen keuangan deriatif dll
Penyajian
• Labilitas dan ekuitas
• Tanpa kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain
• Penyelesaian dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas
• Ketentuan penyelesaian kontijensi
• Perlakuan dalam LK Konsolidasian
• Instrumen keuangan majemuk
• Saham treasuri
• Bunga, dividen, keuntungan dan kerugian
• Saling hapus – kriteria saat memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum
32
Pedoman Aplikasi
Kontrak forward membeli atau menjual saham
• Kas untuk kas (penyelesaian neto dengan kas)
• Saham untuk Saham (penyelesaian neto dengan saham)
• Kas untuk saham (penyelesaian fisik bruto
• Pilihan penyelesaian
Pemisahan instrumen keuangan majemuk yang memiliki fitur derivati melekat ganda
33
Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Kas 2.000.000
Utang Obligasi 1.848.122
Agio saham – Ekuitas konversi 151.878
Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 ditransfer ke akun agio
saham – biasa.
10
Utang yang Dapat Dikonversi (contoh)
Contoh: PT DEF mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai par Rp
500 juta yang dapat dikonversi menjadi 200 ribu lembar saham biasa dengan nilai
par Rp 1.500,- dan mencatat agio saham – koversi ekuitas sebesar Rp 70 juta. Dua
tahun kemudian, PT DEF ingin mengurangi beban bunga dengan memberikan
insentif kepada pemegang obligasi tersebut sebesar Rp 85 juta bagi yang
mengkonversi obligasi mereka. Ketika konversi tersebut terjadi, maka PT DEF
mencatat sebagai berikut:
Kas 400.000
Saham preferen (200 x Rp 200) 40.000
Agio saham preferen (160.000 – 40.000) 120.000
Saham biasa (500 x Rp 100) 50.000
Agio saham biasa (240.000 – 50,000) 190.000
13
Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Metode Penambahan
Kas 400.000
Saham preferen (200 x Rp 200) 40.000
Agio saham preferen (100.000 – 40.000) 60.000
Saham biasa (500 x Rp 100) 50.000
Agio saham biasa (300.000 – 50,000) 250.000
Saham Treasuri (contoh)
Kas 550.000
Agio saham treasuri 100.000
Laba ditahan 50.000
Saham treasuri 700.000
Kebijakan Dividen
Jenis-jenis dividen:
1. Dividen kas 3. Dividen likuidasi
2. Dividen properti 4. Dividen saham.
33
Dividen Kas
Tiga tanggal penting:
Dewan direksi mengusulkan 1. Tanggal pengumuman
pengumuman dividen kas Laba ditahan xxx
Utang dividen xxx
Dividen kas yang diumumkan 2. Tanggal pencatatan
merupakan kewajiban (biasanya No entry
termasuk kewajiban lancar).
Perusahaan tidak mengumumkan
atau membayar dividen kas pada 3. Tanggal pembayaran
saham treasuri. Utang dividen xxx
Kas xxx
34
Dividen Kas - contoh
35
Dividen Properti
Tanggal pengumuman
Laba ditahan 100.000.000
Agio saham biasa120.000.000
Utang dividen 2.200.000
Tanggal pembayaran
Utang dividen 2.200.000
Kas 2.200.000
Dividen Saham
PT UVW memiliki 2 juta lembar saham biasa beredar dengan nilai par Rp 200
dan laba ditahan sebesar Rp 700 juta. Jika PT UVW mengumumkan 10 persen
dividen saham, maka perusahaan menerbitkan 200 ribu lembar saham
tambahan kepada pemegang saham. Jika nilai wajar saham saat itu adalah Rp
300 per lembar, maka pencatatannya adalah:
Tanggal pengumuman
Laba ditahan 60 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Agio saham biasa 20 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan 40 juta
Saham biasa 40 juta
Dividen Saham - contoh
Tanggal pengumuman
Laba ditahan (600 ribu x Rp 200) 120 juta
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Tanggal distribusi
Saham biasa yang dapat didistribusikan 120 juta
Saham biasa 120 juta
Share Split
a
Harga pasar b
Nilai par/dinyatakan c
Nilai lebih harga pasar dengan nilai par
44
Penyajian Ekuitas
47
Penyajian Laporan Perubahan Ekuitas
48
PSAK 50:
ILUSTRASI
Bukan bagian dari Standar
Contoh 1 & 2
Kontrak berjangka Pembelian dan Penjualan Saham
Asumsi-asumsi
Tanggal Kontrak 1 Feb 20X2
Tanggal Jatuh Tempo 31 Jan 20X3
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 20X2 Rp100
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 20X2 Rp110
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 20X3 Rp106
Fixed forward price yang harus dibayar 31 Jan 20X3 Rp104
Nilai kini dari forward price pada 1 Feb 20X2 Rp100
Jumlah saham berdasarkan kontrak berjangka 1.000
Nilai wajar kontrak berjangka pada 1 Feb 20X2 Rp0
Nilai wajar kontrak berjangka 31 Desember 20X2 Rp6.300
Nilai wajar kontrak berjangka pada 31 Januari 20X3 Rp2.000
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
1 Februari 2002
• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1 Februari 2002
adalah Rp100
• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah nol
Tidak ada ayat jurnal yang dibutuhkan karena nilai wajar derivatif sama dengan nol
dan tidak ada kas yang dibayarkan atau diterima.
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat menjadi Rp110,
akibatnya nilai wajar kontrak berjangka meningkat menjadi Rp6.300
Untuk mencatat kenaikan dalam nilai wajar kontrak berjangka
Pembelian Penjualan
Dr Aset forward Rp 6.300 Dr Kerugian Rp 6.300
Cr Keuntungan Rp 6.300 Cr Liabilitas Berjangka Rp 6.300
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Januari 2003
Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham turun menjadi Rp106. Nilai
wajar dari kontrak berjangka adalah Rp2.000 atau (Rp106 x 1000 – Rp104.000).
Pada hari yang sama, kontrak tersebut diselesaikan neto secara tunai. Entitas A
berkewajiban untuk menyerahkan Rp104.000 kepada Entitas B, dan Entitas B
berkewajiban menyerahkan Rp106.000 (Rp106 x 1000) kepada Entitas A, jadi
Entitas B harus membayar selisihnya sebesar Rp2.000 kepada Entitas A.
• Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar kontrak berjangka
(Rp4.300=Rp6.300-Rp2.000)
• Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka
Pembelian Penjualan
Dr Kerugian Rp 4.300 Dr Liabilitas forward Rp 4.300
Cr Aset forward Rp 4.300 Cr Keuntungan Rp 4.300
Dr Kas Rp 2.000 Dr Liabilitas forward Rp 2.000
Cr Aset forward Rp 2.000 Cr Kas Rp 2.000
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a) dengan pengecualian bahwa
penyelesaiannya dilakukan secara neto dengan saham. Ayat-ayat jurnal yang dibuat
Entitas A sama dengan butir (a) di atas, kecuali untuk mencatat penyelesaian
kontrak berjangka tersebut, yaitu:
31 Januari 2003
Kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas A berkewajiban
menyerahkan sahamnya yang bernilai Rp104.000 (Rp104 x 1000) kepada Entitas B,
dan Entitas B berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp106.000 (Rp106
x 1000) kepada Entitas A. Jadi Entitas B harus menyerahkan saham senilai Rp2.000
(Rp106.000-Rp104.000) kepada Entitas A, atau sama dengan 18,9 lembar saham
(Rp2000/Rp106)
Untuk mencatat penyelesaian kontrak berjangka.
Pembelian Penjualan
Dr Ekuitas Rp 2.000 Dr Liabilitas forward Rp 2.000
Cr Aset forward Rp 2.000 Cr Ekuitas Rp 2.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
• Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan dengan penyerahan kas dan saham Entitas A yang nilai dan
jumlahnya telah ditetapkan. Sama seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga per lembar saham
yang harus dibayar oleh Entitas A setelah satu tahun ditetapkan sebesar Rp104.
• Entitas A berkewajiban membayar Rp104.000 secara tunai kepada Entitas B dan Entitas B
berkewajiban menyerahkan 1.000 lembar saham beredar entitas A kepada entitas A setelah satu
tahun. Entitas A mencatat ayat jurnal sebagai berikut:
• 1 Februari untuk mencatat kewajiban penyerahan Rp104.000 setelah satu tahun yang dibukukan
sesuai nilai wajarnya Rp100.000 yang didiskonto menggunakan tingkat bunga yang sesuai (lihat
PSAK 55 Paragraf PA79).
• 31 Desember 2002 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang dihitung
menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas pada nilai pelunasan/ penebusan saham.
Pembelian Penjualan
Dr Ekuitas Rp 100.000 Tidak ada jurnal
Cr Liabilitas Rp 100.000
• Pada 31 Januari 2003 Untuk membukukan bunga yang telah menjadi beban yang
dihitung menggunakan metode bunga efektif atas liabilitas pada nilai
pelunasan/penebusan saham.
• Untuk mencatat penyelesaian kewajiban penebusan saham Entitas A secara kas.
Pembelian Penjualan
Dr Beban Bunga Rp 340 Tidak ada jurnal
Cr Liabilitas Rp 340
Contoh ini mengilustrasikan ayat-ayat jurnal yang harus dibukukan atas hak yang timbul
dari pembelian atau penerbitan opsi beli atas saham milik entitas yang akan diselesaikan
(a) neto secara tunai, (b) neto dengan saham, atau (c) dengan pertukaran kas dengan
saham milik entitas. Contoh ini juga mendiskusikan efek dari pilihan penyelesaian (lihat
butir (d) di bawah):
Asumsi-asumsi:
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002
Tanggal Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise Entitas A, Pihak Pertama
Entitas B, Pihak Kedua
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100
Harga pasar per lembar saham pada 31 Des 2002 Rp104
Harga pasar per lembar saham pada 31 Jan 2003 Rp104
Harga exercise yg ditetapkan untuk dibayar pada 31 Januari 2003 Rp102
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002 Rp5.000
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002 Rp3.000
Nilai wajar opsi pada 31 Januari 2003 Rp2.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang memberi
Entitas B kewajiban untuk menyerahkan, dan Entitas A hak untuk menerima, nilai wajar dari 1000
lembar saham biasa Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 atas kas senilai Rp102.000
(Rp102 x 1000) yang akan diterimanya pada tanggal 31 Januari 2003, jika Entitas A menggunakan
hak tersebut. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A tidak
menggunakan haknya, maka tidak terjadi pembayaran. Jurnal yang dibukukan oleh Entitas A
adalah sebagai berikut:
1 Februari 2002
Harga per lembar saham ketika kontrak disepakati pada 1 Februari 2002 adalah Rp100. Nilai wajar
awal dari kontrak pada 1 Februari 2002 adalah Rp5.000, yaitu sejumlah yang harus dibayarkan
oleh Entitas A pada Entitas B. Pada tanggal itu, opsi tersebut tidak memiliki nilai intrinsik, hanya
nilai waktu, karena harga exercise/strike price Rp102 melebihi harga pasar per lembar saham
(Rp100) sehingga tidaklah ekonomis jika Entitas A mengexercise opsinya. Dengan kata lain, opsi
beli tersebut dalam posisi tidak untung.
Pembelian Penjualan
Dr Aset Opsi Beli Rp 5.000 Dr Kas Rp 5.000
Cr Kas Rp 5.000 Cr Kewajiban opsi beli Rp 5.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Desember 2002
Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham meningkat
menjadi Rp104. Nilai wajar opsi beli turun menjadi Rp3.000, dimana nilai intrinsiknya
menjadi Rp2000 ([Rp104-Rp102] X 1000), dan yang Rp1.000 adalah nilai waktu yang
tersisa. Untuk mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli.
Pembelian Penjualan
Dr Kerugian Rp 2.000 Dr Kewajiban opsi beli Rp 2.000
Cr Aset Opsi beli Rp 2.000 Cr Keuntungan Rp 2.000
Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
• 31 Januari 2003
• Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham masih Rp104. Nilai wajar opsi
beli turun menjadi Rp2.000 yang keseluruhannya merupakan nilai intrinsik ([Rp104-
Rp102] x 1000) karena tidak ada lagi nilai waktu yang tersisa. Untuk mencatat
penurunan dalam nilai wajar opsi beli.
• Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut
diselesaikan neto secara tunai. Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp104.000
(Rp104 x 1000) kepada Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan
Rp102.000 (Rp102 x 1000) kepada Entitas B, sehingga Entitas A berhak menerima
selisih sebesar Rp2.000 secara tunai. Untuk mencatat penyelesaian kontrak.
Pembelian Penjualan
Dr Kerugian Rp 1.000 Dr Kewajiban opsi beli Rp 1.000
Cr Aset Opsi beli Rp 1.000 Cr Keuntungan Rp 1.000
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan dalam bentuk serah terima saham. Jurnal yang harus
dibuat oleh Entitas A sama dengan jurnal pada butir (a), kecuali untuk pencatatan
penyelesaian kontrak, yaitu:
31 Januari 2003
Entitas A melaksanan opsi belinya dan kontrak diselesaikan neto dengan saham. Entitas B
berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp104.000 (Rp104 x 1.000) kepada Entitas A
dan menerima saham Entitas A senilai Rp102.000 (Rp102 X 1000) dari Entitas A, sehingga Entitas
B harus menyerahkan saham Entitas A senilai Rp2.000 atau sebanyak 19.2 lembar saham
(Rp2.000/Rp104) .Untuk mencatat penyelesaian kontrak. Penyelesaian ini dianggap sebagai
transaksi Saham yang Diperoleh Kembali (jadi tidak ada keuntungan atau kerugian).
Pembelian Penjualan
Dr Ekuitas Rp 2.000 Dr Ekuitas Rp 2.000
Cr Aset opsi beli Rp 2.000 Cr Kewajiban opsi beli Rp 2.000
Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)
• Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian
bahwa penyelesaian akan dilakukan melalui penerimaan saham dalam jumlah
yang telah ditetapkan dan penyerahan kas yang nilainya telah ditetapkan, jika
Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga
exercise per lembar saham ditetapkan sebesar Rp102.
• Entitas A berhak menerima 1.000 lembar saham beredarnya atas kas sejumlah
Rp102.000 (Rp102 x 1.000) yang diserahkannya, jika Entitas A menggunakan
opsinya.
1 Februari 2002
Untuk mencatat kas yang dibayarkan atas hak untuk membeli kembali saham Entitas
A setelah satu tahun dengan harga yang telah ditetapkan. Premi yang dibayarkan
dibukukan sebagai ekuitas.
Pembelian Penjualan
Dr Ekuitas Rp 5.000 Dr Kas Rp 5.000
Cr Kas Rp 5.000 Cr Ekuitas Rp 5.000
Saham untuk Kas (Penyelesaian Fisik Bruto)
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang dibukukan karena tidak ada kas yang diserahterimakan dan
karena kontrak memberi hak untuk menerima saham milik Entitas A dalam jumlah
yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas yang nilainya telah ditetapkan, maka
kontrak tersebut memenuhi definisi instrumen ekuitas.
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto.
Entitas B berkewajiban menyerahkan 1000 lembar saham Entitas A atas kas sebesar
Rp102.000 yang diterimanya.
Untuk mencatat penyelesaian kontrak.
Pembelian Penjualan
Dr Ekuitas Rp 102.000 Dr Kas Rp 102.000
Cr Kas Rp 102.000 Cr Ekuitas Rp 102.000
D. Pilihan Penyelesaian
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mempertukarkan kas dengan saham) menjadikan opsi beli tersebut sebuah aset keuangan.
• Opsi beli tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan
dengan cara lain, kecuali Entitas A membeli kembali sahamnya dalam jumlah yang telah
ditetapkan dengan menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya yang nilainya telah
ditetapkan. Entitas A mengakui sebuah aset derivatif sebagaimana yang diilustrasikan dalam
butir (a) dan (b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada
bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham, atau dengan
mepertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi beli sebagai sebuah liabilitas keuangan.
• Opsi tersebut tidak memenuhi definisi instrumen ekuitas karena tidak dapat diselesaikan
selain dengan cara Entitas A menerbitkan sahamnya dalam jumlah yang telah ditetapkan
sebagai pengganti kas atau aset keuangan lain yang diterimanya.
• Entitas A mengakui liabilitas derivatifnya sesuai dengan ilustrasi pada butir (a) dan (b) di
atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada bagaimana
• penyelesaian tersebut dilakukan.
Contoh 5&6: Pembelian atau Penerbitan Opsi Jual Saham
Asumsi
Tanggal Kontrak 1 Feb 2002
Tanggal Exercise 31 Jan 2003
(European terms; hanya dapat di-exercise pada saat jatuh tempo)
Pemegang hak exercise Entitas A, Pihak Pertama
Harga pasar per lembar saham pada 1 Feb 2002 Rp100
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Des 2002 Rp95
Harga pasar per lembar saham pada pada 31 Jan 2003 Rp95
Harga exercise yang ditetapkan untuk diterima pada 31 Januari 2003 Rp98
Jumlah lembar saham menurut kontrak 1.000
Nilai wajar opsi pada 1 Feb 2002 Rp5.000
Nilai wajar opsi pada 31 Des 2002 Rp4.000
Nilai wajar opsi pada 31 Jan 2003 Rp3.000
A. Penyelesaian Neto dengan Kas
• Kontrak pembelian opsi yang akan diselesaikan neto secara tunai.
• Pada 1 Februari 2002, Entitas A menyepakati sebuah kontrak dengan Entitas B yang
memberi Entitas A sebuah hak untuk menjual, dan Entitas B berkewajiban untuk membeli,
nilai wajar dari 1000 lembar saham Entitas A yang beredar hingga 31 Januari 2003 dengan
strike price Rp98.000 (atau Rp98 per lembar) pada 31 Januari 2003, jika Entitas A
menggunakan opsinya. Kontrak tersebut akan diselesaikan neto secara tunai. Jika Entitas A
tidak menggunakan opsinya, maka pembayaran tidak akan terjadi. Entitas A membukukan
ayat jurnal sebagai berikut:
1 Februari 2002
• Harga per lembar saham ketika kontrak ditandatangani pada 1 Februari 2002 adalah
Rp100
• Nilai wajar awal kontrak berjangka pada 1 Februari 2002 adalah 5.000
• Pada tanggal tersebut opsi tidak memiliki nilai intrinsik, hanya nilai waktu karena
exercisenya lebih rendah dari harga pasar.
• Tidak ekonomis jika entitas menggunakan opsinya, posisi opsi tersebut tidak
mengutungkan.
Pembelian Penjualan
Dr Aset Opsi Jual Rp 5.000 Db. Kas Rp 5.000
Cr Kas Rp 5.000 Cr Kewajiban opsi jual Rp 5.000
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Desember 2003
• Pada 31 Desember 2002, harga pasar per lembar saham turun menjadi Rp95. Nilai
wajar opsi beli turun menjadi Rp4.000, dimana nilai intrinsiknya menjadi Rp3.000
([Rp98-Rp95] x 1000) dan Rp1.000 merupakan nilai waktu yang tersisa. Untuk
mencatat penurunan dalam nilai wajar opsi beli..
Pembelian Penjualan
Dr Kerugian Rp 1.000 Db. Kewajiban opsi jual Rp 1.000
Cr Aset Opsi Jual Rp 1.000 Cr Keuntungan Rp 1.000
A. Kas untuk Kas (Penyelesaian Neto dengan Kas)
31 Januari 2003
• Pada 31 Januari 2003, harga pasar per lembar saham tetap Rp95. Nilai wajar
dari opsi beli tersebut turun menjadi Rp3.000, yaitu sebesar nilai intrinsiknya
([Rp98-Rp95] x 1000) karena nilai waktunya telah habis. Untuk mencatat
penurunan dalam nilai wajar opsi.
• Pada hari yang sama, Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut
diselesaikan secara tunai. Entitas B berkewajiban menyerahkan Rp98.000 kepada
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp95.000 (Rp95 x 1000) kepada
Entitas B, sehingga Entitas B harus membayar selisih sebesar Rp3.000 pada Entitas A.
Pembelian Penjualan
Dr Kerugian Rp 1.000 Dr Liabilitas opsi jual Rp 1.000
Cr Aset opsi jual Rp 1.000 Cr Keuntungan Rp 1.000
Dr Kas Rp 3.000 Dr Liabilitas opsi jual Rp 3.000
Cr Aset opsi jual Rp 3.000 Cr Kas Rp 3.000
B. Saham untuk Saham (Penyelesaian Neto dengan Saham)
Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian bahwa
penyelesaian akan dilakukan dengan saham. Entitas A membukukan jurnal yang sama
seperti jurnal pada butir (a), kecuali:
31 Januari 2003
Entitas A menggunakan opsi belinya dan kontrak tersebut diselesaikan dengan saham.
Akibatnya, Entitas A berkewajiban menyerahkan saham Entitas A senilai Rp98.000 kepada
Entitas A, dan Entitas A berkewajiban menyerahkan saham miliknya senilai Rp95.000 (Rp95
x 1.000) pada Entitas B, sehingga akhirnya Entitas B harus menyerahkan saham Entitas A
senilai Rp2.000 atau sama dengan 31.6 (Rp3.000/Rp95) lembar saham pada Entitas A.
Pembelian Penjualan
Dr Ekuitas Rp 3.000 Dr Liabilitas opsi jual Rp 3.000
Cr Aset opsi jual Rp 3.000 Cr Ekuitas Rp 3.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
• Asumsi yang digunakan sama dengan asumsi pada butir (a), dengan pengecualian
bahwa penyelesaian akan dilakukan melalui penerimaan kas yang nilainya telah
ditetapkan atas penyerahan saham Entitas A yang jumlahnya telah ditetapkan, jika
Entitas A menggunakan opsinya. Seperti pada butir (a) dan (b) di atas, harga exercise
per lembar ditetapkan sebesar Rp98.
• Entitas B berkewajiban menyerahkan kas sejumlah Rp98.000 (Rp98 x 1000) pada Entitas
A sebagai pengganti 1.000 lembar saham Entitas A yang diterimanya, jika Entitas A
menggunakan opsinya.
• Entitas A berkewajiban membayar Rp98.000 secara tunai sebagai pengganti 1.000 lembar saham
beredar Entitas A yang diterimanya jika Entitas B menggunakan opsinya.Dicatat Untuk nilai kini
kewajiban penyerahan Rp98.000 dalam satu tahun, yakniRp95.000, sebagai liabilitas.
Pembelian Penjualan
Dr Ekuitas Rp 5.000 Dr Kas Rp 5.000
Cr Kas Rp 5.000 Cr Ekuitas Rp 5.000
Dr Ekuitas Rp 95.000
Cr Liabilitas Rp 95.000
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
31 Desember 2002
Tidak ada jurnal yang harus dibukukan pada 31 Desember 2002 karena serah
terima kas tidak terjadi dan karena kontrak memberi hak untuk menerima saham
milik Entitas A dalam jumlah yang telah ditetapkan dengan menyerahkan kas
yang nilainya telah ditetapkan, maka kontrak tersebut memenuhi definisi
instrumen ekuitas.
Entitas A mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan metode bunga
efektif pada liabilitas sebesar nilai penebusan saham.
Pembelian Penjualan
Tidak ada jurnal Dr Beban bunga Rp 2.750
Cr Ekutas Rp 2.750
C. Kas untuk Saham (Penyelesaian Fisik Bruto)
31 Januari 2003
Mengakui beban bunga yang dihitung menggunakan metode bunga efektif pada liabilitas
sebesar nilai penebusan saham.
Entitas A menggunakan opsi jualnya dan kontrak tersebut diselesaikan secara bruto. Entitas
B berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai untuk 1.000 lembar saham Entitas
A yang diterimanya.
Pada hari yang sama, Entitas B menggunakan opsi jualnya, dan kontrak tersebut
diselesaikan secara bruto. Entitas A berkewajiban menyerahkan Rp98.000 secara tunai
kepada Entitas B sebagai pengganti
Pembelian Penjualan
Dr Beban bunga Rp 250
Cr Ekuitas Rp 250
Dr Kas Rp 98.000 Dr. Liabilitas Rp 98.000
Cr Ekuitas Rp 98.000 Cr Kas Rp 98.000
D. Pilihan Penyelesaian
• Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham,
atau dengan mempertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi jual tersebut
sebagai aset keuangan.
• Opsi tersebut tidak memenuhi kriteria instrumen ekuitas karena tidak dapat
diselesaikan selain dengan cara Entitas A menerbitkan saham dalam jumlah yang
telah ditetapkan sebagai pengganti kas atau aset keuangan lainnya yang
diterimanya.
• Entitas A mengakui aset derivatifnya sesuai dengan ilustrasi pada butir (a) dan
(b) di atas. Jurnal yang dibukukan pada saat penyelesaian tergantung pada
bagaimana penyelesaian tersebut dilakukan.
Adanya pilihan penyelesaian (seperti neto secara tunai, neto dengan saham,
atau dengan mempertukarkan kas dan saham) menjadikan opsi jual sebagai
liabilitas keuangan.
Jika alternatif yang digunakan adalah mempertukarkan kas dengan saham (butir
(c) di atas), Entitas A membukukan liabilitasya untuk menyerahkan kas
sebagaimana ilustrasi pada butir (c) di atas. Jika tidak, Entitas A akan
membukukan opsi jual tersebut sebagai liabilitas derivatif.
Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas
91
Entitas yang Tidak Memiliki Ekuitas
92
Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat Dikonversi
Komponen Liabilitas
Nilai kini dari 20 kali pembayaran bunga tengah tahunan sebesar
Rp50 dengan tingkat bunga diskonto sebesar 11% 597
Nilai kini dari nilai nominal Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 10 tahun
dengan tingkat bungadiskonto sebesar 11% majemuk setengah tahunan 343
Total 940
Komponen Ekuitas
(selisih antara Rp1000 – total hasil dan Rp940 – hasil alokasi di atas) 60
Total hasil yang diperoleh 1,000
93
Pembelian Kembali Instrumen yang Dapat Dikonversi
• Pada 1 Januari 2004, debenture yang dapat dikonversi tersebut memiliki nilai wajar
Rp1.700.
• Entitas A mengajukan tender offer kepada pemegang debenture untuk membeli kembali
debenture tersebut dengan harga Rp1.700, yang kemudian disetujui. Pada tanggal
pembelian kembali, Entitas A dapat menerbitkan instrumen utang yang tidak dapat
dikonversi berjangka lima tahun dengan tingkat bunga kupon sebesar 8 persen.
Komponen Liabilitas: N. Tercatat Perb Wajar
Nilai kini dari 10 pembayaran bunga tengah tahunan sebesar
Rp50, yang di diskonto pada 11 dan 8% 377 405
Nilai kini dari Rp1.000 yang jatuh tempo dalam 5 tahun dan
didiskonto pada 11 dan 8%, bungamajemuk tengah tahunan 585 676
962 1,081 (119)
Kompnen Ekuitas 60 619 (559)
Total 1022 1700 (678)
Dr Komponen Liabilitas Rp962
Dr Beban Penyelesaian Utang (laporan laba rugi) Rp119
Cr Kas Rp1.081
Untuk mengakui pembelian kembali komponen liabilitas
Dr Ekuitas Rp619
Cr Kas Rp619
Untuk mencatat kas yang dibayarkan untuk komponen ekuitas 94
PSAK 55 (REVISI 2014)
INSTRUMEN KEUANGAN:
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
55
Agenda
2 Definisi
96
Perkembangan Standar
• PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran diadopsi
dari IAS 39 Financial Instrumen: Recognition & Measurement
• In November 2009 the IASB issued IFRS 9 (2009),the first milestone in the project to
replace IAS 39
• In October 2010 the IASB published IFRS 9 (2010), to include guidance on financial
liabilities and derecognition of financial instruments.
• InMarch 2013,the IASB issued an exposure draft (ED) onlimited amendments to IFRS 9
(2010),to address specific application questions raised by interested parties as well as to
try and reduce differences with the FASB. However, the FASB tentatively decided that it
would not continue to pursue a classification and measurement model similar to the
IASB. As a consequence, the FASB’s classification and measurement project is expected
to result in few changes to current US GAAP.
• In November 2013,the IASBpublished the final hedging requirements excluding macro
hedging.
• In July 2014,the IASB published the new and complete version of IFRS 9 (hereafter ‘IFRS
9’ or ‘the new standard’),which includes the new hedge accounting, impairment and
classification and measurement requirements. Effective 2018.
97
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Definisi Instrumen Keuangan
setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan
kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain
Aset Keuangan
Kontrak diselesaikan
Instrumen ekuitas
Kas Hak kontraktual dengan instrumen
entitas lain
ekuitas entitas
Liabilitas keuangan
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
98
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada Liabilitas Instrumen Derivatif Atas Nilai Wajar
nilai wajar Keuangan yang Ekuitas Biasa Biasa
melalui laporan diukur pada nilai
laba rugi wajar melalui
Investas dimiliki laporan laba rugi Instrumen Derivatif Atas Arus Kas
hingga jatuh Ekuitas Melekat
tempo Majemuk
Kewajiban Atas Investasi
Pinjaman Lainnya Neto pada
diberikan dan Operasi Luar
Instrumen
Piutang Negeri
Ekuitas
Aset keuangan Sinstesis
tersedia untuk
dijual
99
Kategori Aset Keuangan
Pinjaman Bentuk
Tujuan
atau NO Investasi dlm NO YES
Spekulatif
Piutang Utang
NO
YES
Diukur dg
YES Nilai Wajar
Nilai Wajar
Nilai Beli
100
Instrumen Keuangan
101
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
102
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
• Empat kategori aset keuangan:
1. Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi;
2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo;
3. Pinjaman yang diberikan atau piutang; dan
4. Aset keuangan tersedia untuk dijual.
• Dua kategori liabilitas keuangan
1) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi
2) Kewajiban lain
• Pengukuran aset keuangan dengan menggunakan nilai wajar
dalam arti luas
• Beberapa perbedaan dalam praktik dalam mengidentifikasi
derivatif majemuk.
103
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset
yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective
interest rate.
• Reklasifikasi menjadi atau keluar dari FVPL dilarang yang
didesain untuk tujuan hedging
• Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori
investasi.
104
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan
Pengukuran
105
Tujuan
106
Ruang Lingkup
107
Ruang Lingkup
108
Definisi Derivatif
109
Aset/Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui
Laporan Laba Rugi
Diperdagangkan:
– Diperoleh/dimiliki untuk tujuan dijual/dibeli kembali dalam waktu
dekat (trading);
– Bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang
memiliki pola ambil untung dalam jangka pendek; atau
– merupakan derivatif (kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai
instrumen lindung nilai dan efektif).
110
Investasi Dimiliki hingga Jatuh Tempo
Kriteria:
Aset keuangan non
derivatif; Kecuali:
Pembayaran ditetapkan sbg aset
tetap/telah ditentukan; keu pada nilai wajar
Jatuh tempo telah melalui L/R;
ditetapkan; ditetapkan sbg AFS;
Entitas memiliki memenuhi definisi
maksud dan pinjaman yang
kemampuan untuk diberikan dan piutang.
memiliki hingga
jatuh tempo
111
Pinjaman Diberikan dan Piutang
Kecuali:
112
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Kriteria:
Aset keuangan non derivatif;
Ditetapkan sebagai AFS;
Tidak diklasifikasikan sbg:
pinjaman yang diberikan/piutang,
dimiliki hingga jatuh tempo, atau
dinilai pada nilai wajar melalui L/R.
113
Transfer / Reklasifikasi
Loans &
Receivable HTM
Diijinkan jika ada
perubahan intensi.
Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus memenuhi
TAINTING RULE
FVTPL AFS
Tainting
117
Definisi Nilai Wajar - lama
119
Pengukuran Selanjutnya
Biaya Dikapitalisasi
Pinjaman diamortisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Diberikan dan
Piutang
Pengukuran Selanjutnya
Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi komprehensif
lain*
Ekuitas/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan
Dikapitalisasi komprehensif komprehensif
lain* lain
AFS
Ekuitas: Harga - Laba Rugi Laba Rugi -
Tidak dapat perolehan
diukur secara
andal/
Dikapitalisasi
a) Nilai wajar
b) Biaya diamortisasi
c) Biaya (penggunaan terbatas hanya jika nilai
wajar tidak dapat ditentukan)
• PSAK 55 mengklasifikasikan:
– 4 kategori aset keuangan
– 2 kategori kewajiban keuangan
• Kategori tersebut menentukan metode yang digunakan
untuk pengukuran selanjutnya
122
Biaya Amortisasi
MINUS
Penurunan Nilai
123
Suku bunga efektif
124
Biaya Transaksi dan provisi
125
Ilustrasi Provisi
Enitas
Enitas AA memberikan
memberikan pinjaman
pinjaman Rp
Rp 600.000
600.000 bunga
bunga 8%,
8%, tahunan.
tahunan.
Bunga
Bungasebesar
sebesar8%
8%kali
kalitotal
totalpinjaman
pinjamandibayarkan
dibayarkansetiap
setiapakhir
akhirtahun
tahun
dan
dan pokok
pokok dilunasi
dilunasi pada
pada akhir
akhir tahun
tahun ketiga.
ketiga. Entitas
Entitas AA
membebankan
membebankan provisi
provisi 4%,
4%, yang
yang dipotong
dipotong dari
dari pinjaman
pinjaman yang
yang
diberikan
diberikan
126
Ilustrasi Provisi 1
Piutang
Piutang 576.000
576.000
Kas
Kas 576.000
576.000
(sebagai
(sebagai alternatif
alternatif pinjaman
pinjaman dapat
dapat dicatat
dicatat sebesar
sebesar 600.000
600.000 dan
dan
dikurangi
dikurangidiskon
diskonsebesar
sebesar4.000)
4.000)
Jurnal
Jurnal pembayaran
pembayaran bunga
bunga akhir
akhir tahun
tahun pertama
pertama dan
dan amortisasi
amortisasi
biaya
biayatransaksi
transaksi
Kas
Kas 48.000
48.000
Pinjaman
Pinjamanyang
yangdiberikan
diberikan 7.279
7.279
Pendapatan
Pendapatanbunga
bunga 55.279
55.279
Pendapatan
Pendapatanbunga
bungadihitung
dihitungdari
daribunga
bungaefektif
efektif
128
Ilustrasi Provisi … Lanjutan
129
Ilustrasi Biaya Transaksi 2
Enitas
Enitas ZZ memberikan
memberikan pinjaman
pinjaman Rp
Rp 800.000
800.000 bunga
bunga 10%,
10%, tahunan.
tahunan.
Bunga
Bunga sebesar
sebesar 10%
10% dari
dari pinjaman
pinjaman outstanding
outstanding setiap
setiap akhir
akhir tahun
tahun
dan
dan pokok
pokok diangsur
diangsur 4x
4x sebesar
sebesar 200.000.
200.000. Entitas
Entitas AA mengeluarkan
mengeluarkan
biaya
biaya langsung
langsung 20.000
20.000 untuk
untuk pemberian
pemberian pinjaman
pinjaman iniini dan
dan tidak
tidak
dibebankan
dibebankanke kedebitur
debitur
130
Ilustrasi Biaya Transaksi 2
Tidak ada biaya transaksi 800,000
131
Ilustrasi Biaya Transaksi 2
132
Ilustrasi Biaya Transaksi 2… Lanjutan
Jurnal
Jurnalpada
padasaat
saatpemberian
pemberianpinjaman
pinjaman
Pinjaman
Pinjamanyang
yangberikan
berikan 800.000
800.000
Kas
Kas 800.000
800.000
Jurnal
Jurnal untuk
untuk mencatat
mencatat biaya
biaya yang
yang dikeluarkan
dikeluarkan asumsikan
asumsikan biaya
biaya ini
ini
dibayarkan
dibayarkansecara
secaratunai.
tunai.
Pinjaman
Pinjamanyang
yangdiberikan
diberikan 20.000
20.000
Kas
Kas 20.000
20.000
Kedua
Keduajurnal
jurnaltersebut
tersebutakan
akanmembuat
membuatpinjaman
pinjamansebesar
sebesar820.000
820.000
133
Ilustrasi Biaya Transaksi 2… Lanjutan
Jurnal
Jurnalpembayaran
pembayaranbunga
bungaakhir
akhirtahun
tahunpertama
pertamadan
danangsuran
angsuran
Kas
Kas 280.000
280.000
Pinjaman
Pinjaman yang
yang diberikan
diberikan 207.676
207.676
Pendapatan
Pendapatanbunga
bunga 72.324
72.324
Jurnal
Jurnalpembayaran
pembayaranbunga
bungaterakhir
terakhir
Kas
Kas 280.000
280.000
Pinjaman
Pinjaman yang
yang diberikan
diberikan 202.169
202.169
Pendapatan
Pendapatanbunga
bunga 17.831
17.831
134
Ketentuan Umum – Penurunan Nilai
Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan
136
Penurunan Nilai – Konsep Umum
137
Penurunan Nilai – Konsep Umum
138
Penurunan Nilai – Konsep Umum
menghapuskan semua
tidak dapat dibayar piutang tersebut kecuali ada
jaminan
139
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Evaluasi bukti
objektif thd
individual
Selisihnya akan
Jika tidak ada bukti
diakui sebagai
objektif atas
kerugian penurunan
individual piutang
nilai
140
Penurunan Nilai – Aset Keuangan yang Dicatat Berdasarkan Biaya
Perolehan Diamortisasi
147
Impairment of AFS Financial Assets
Objective evidence of
Decline in fair value
impairment
149
Ilustrasi Pelanggan Pailit
Entitas S memiliki piutang kepada Entitas R sebesar 100.000. Piutang diberikan 1 Juni
2010. Pada 15 Desember 2011 Entitas S mendapatkan informasi bahwa Entitas R
dipailitkan oleh pengadilan. Piutang ini tidak dijamin, aset Entitas R tidak dapat
digunakan untuk membayar utang dagang. Diturunkan seluruhya karena kas dimasa
depan Rp0.
Entitas S menghapuskan piutang mendebit cadangan penurunan nilai piutang
Pencadangan penurunan nilai
Beban penurunan nilai piutang 100.000
Cadangan penurunan nilai piutang 100.000
Penghapusan piutang
Cadangan penurunan nilai piutang 100.000
Piutang Dagang 100.000
150
Penurunan Nilai – Penghitungan
151
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Individu
152
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Individu… Lanjutan
500,000
5% PV 5% 1,5 tahun 464,714
35,286
154
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang
155
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang… Lanjutan
Kasus 1
Dicapai kesepakatan, peminjam diberikan grace period pada tahun pertama dan
baru dimulai pembayaran bunga pada tahun kedua, piutang dilunasi tahun ketiga
Perubahan
Tahun Skedul awal PV lama Skedul PV baru
1 40,000 36,364
2 40,000 33,058 40,000 33,058
2 400,000 330,579 40,000 30,053
400,000 300,526
400,000 363,636
Kerugian 36,364
Rugi penurunan nilai
156
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang… Lanjutan
Kasus 2
Pinjaman akan diangsur mulai 2012, namun angsuran pertama akan
memperhitungkan bunga tertunggak selama tahun pertama. Untuk angsuran
kedua dan pelunasan akan dilakukan pada tahun berikutnya
Perubahan
Tahun Skedul awal PV lama Skedul PV baru
1 40,000 36,364
2 40,000 33,058 84,000 69,421
2 400,000 330,579 40,000 30,053
400,000 300,526
400,000 400,000
Kerugian -
Tidak terjadi penurunan nilai 157
Ilustrasi Penurunan Nilai… Lanjutan
Kasus 3
Jika kesepakatan menyebutkan bahwa pinjaman akan mulai diangsur pada tahun 2012
dan sisanya pada tahun berikutnya. Namun perusahaan dikenakan penalti kenaikan suku
bunga menjadi 12%. Pembayaran angsuran pertama dilakukan bersamaan dengan
pembayaran bunga tertunggak dan bunga periode tersebut yang dihitung berdasarkan
rate baru secara flat. Bunga = (Rp200.000*0,12*2 = Rp48.000)
Perubahan
Tahun Skedul awal PV lama Skedul PV baru
1 120.000.000 109.090.909
2 110.000.000 90.909.091
3 148.000.000 111.194.591
tidak terjadi
4 136.000.000 92.889.830 penurunan
nilai
200.000.000 < 204.084.420
(4.084.420) 158
Penurunan Nilai – Penghitungan
159
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok
160
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok… Lanjutan
161
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok… Lanjutan
Piutang PT. Tulip karena terdapat bukti obyektif perusahaan pailit, maka arus kas
yan diharapkan di masa mendatang adalah 0, sehingga di-impairment seluruhnya
sebesar Rp3.000.000
Piutang PT. Anggrek, karena baru dibayar setahun yang akan datang, perusahaan
harus memperhitungkan nilai sekarang dari arus kas di masa mendatang.
Nilai sekarang arus kas dengan tingkat bunga 6%, satu tahun
= 15.000 x 0.9434 = 14.150.
Nilai piutang tercatat = 15.000
Kerugian penurunan nilai = 850
162
Ilustrasi Penurunan Nilai Piutang Kelompok… Lanjutan
Piutang lain yang tidak signifikan ditambah dengan piutang yang secara individu
tidak mengalami penurunan nilai :
30.000+26.000+25.000+5.000+25.000= 111.000
Penurunan nilai kolektif: 111.000.x 2% = Rp2.220
Total penurunan piutang sebesar 3.000 + 850 + 2.220 = 6.070.
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
163
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Metode
metode pembebanan rata-rata (average charge method)
&
metode roll rate
164
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
166
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
167
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Misal:
Piutang yang belum jatu tempo pada bulan Jan 2010 sebesar
5.000.000, dari jumlah tersebut yang masih belum tertagih pada Feb
2011 sebesar Rp1.000.000 sehingga roll rate rasio sebesar 20%
dihitung dalam jangka waktu 1 tahun, untuk kemudian dihitung
nilai rata-ratanya
168
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
169
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
Roll Rate Method
Bulan/tahun Current 1-30 hari 31-60 hari 61-180 hari 181-365 hari > 365 hari
Nilai roll rate rata-rata per tahun digunakan untuk menentukan nilai piutang
tidak tertagih untuk masing-masing umur piutang dengan mengalikan prosentase
tidak tertagih pada periode tersebut dan setelahnya digunakan untuk
menentukan penurunan nilai piutang secara kolektif
171
Menghitung Penurunan Nilai Kolektif
172
Penurunan Nilai – Estimasi
X
Tidak diperkenankan
Nilai Piutang oleh PSAK 55 Nilai Penjualan
173
Ilustrasi Allowance
PT. Kenanga pada 2 Januari 2011 memiliki saldo cadangan penurunan nilai
piutang sebesar Rp 20.000.000. Pada 1 Maret 2011, piutang dari seorang
pelanggan sebesar Rp 5.000.000 dihapuskan karena terdapat bukti pelanggan
tersebut tidak akan membayar piutangnya. Pada tanggal 1 Agustus 2011,
piutang yang diidentifikasi signifikan yang sebelumnya diturunkan nilainya
dilunasi sebesar nilai tercatatnya. Nilai piutang tercatat sebesar Rp 67.000.000
yang terdiri dari nilai piutang bruto Rp 70.000.000 dan cadangan penurunan
piutang sebesar Rp 3.000.000. Pada 1 Oktober 2011, menerima pelunasan
piutang sebesar Rp 2.000.000, dari piutang yang sebelumnya telah dihapuskan.
Pada 31 Desember 2011 perusahaan menghitung ulang penurunan nilai
piutang diperoleh informasi:
Penurunan nilai piutang untuk piutang yang individual signifikan
Rp 2.000.000
Penurunan nilai piutang untuk piutang kolektif Rp 5.000.000.
174
Ilustrasi Allowance …Lanjutan
175
Ilustrasi Allowance …Lanjutan
176
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Yes
3. Have the rights to cash flows expired? Derecognise
No
4. Has entity transferred its right to receive cash flows?
No
Has entity assumed obligation No
Yes
to pass through cash flows?
Don’t derecognise
Yes
Yes
5. Has entity transferred substantially all risks/rewards? Derecognise
No
Yes
5. Has entity retained substantially all risks/rewards? Don’t derecognise
No
No
6. Has entity retained control of the assets? Derecognise
Yes
Continue to recognise the assets to
extent of continuing involvement
Penghentian Pengakuan Kewajiban Keuangan
nilai piutang dan pinjaman tidak lagi dicatat dalam laporan keuangan
182
Anjak Piutang (Factoring)
183
Anjak Piutang (Factoring)
185
Akuntansi Transfer Piutang
TRANSFER PIUTANG
TIDAK YA
186
Latar Belakang
Foreign currency
risk
Interest
Commodity risk
rate risk
Risk
• Derivatif dan hedging digunakan untuk mengurangi terjadinya risk
• Transaksi hedging dilakukan untuk melindungi dari risiko dan dilakukan dengan
menggunaka derivatif.
• Tujuan derivatif antara lain untuk menguranngi risiko, mengurangi bunga
pinjaman dan memperoleh laba dari kegiatan trading atau spekulatif.
187
Derivatif
Scope Exemption:
IAS 39:5 exempts contracts which meet the definition of a derivative from the
standard if the contract is entered into to meet the entity’s usual purchase, sale or
usage requirements
189
Karakteristik Derivatif
• Derivatif yang berdiri sendiri (Freestanding derivative).
– Misalnya option, forward contract, swap, future contract
• Derivatif Melekat (Embedded derivative)
– Komponen dari hybrid/combined instrument;
– Didalamnya terdapat kontrak utama non derivatif;
– Sebagian arus kas yg berasal dari instrumen yang digabungkan bervariasi
seperti derivatif yg berdiri sendiri.
– Terdapat persyaratan untuk diakui terpisah
• Use of derivatives
1. Manage market risk
2. Reduce borrowing cost
3. Profit from trading or speculation
• Types of derivatives
1. Forward type derivatives such as forward contracts, future
contracts and swaps
2. Option-type derivatives such as call and put options, caps and
collars and warrants
3. Free standing derivatives
4. Embedded derivatives
192
Accounting for Forward Contract
No journal entry as or
fair value is nil Dr Loss on forward contract Dr Forward contract
Cr Forward Contract (liability) Cr Cash
Record payment of initial Record daily settlement Close out and recover
margin deposit of future contracts margin deposit
Record payment of initial Adjust for fair value and Close out and record net
margin deposit record gain/loss settlement of contract
(Expires in-the-money)
Record payment of initial Adjust for fair value and Close out and record net
margin deposit record gain/loss settlement of contract
Causes Explanation
Hedge of “the exposure to changes in fair value of a recognized
Fair value asset or liability or an unrecognized firm commitment, or an
hedge identified portion of such asset, liability or firm commitment,
which is attributable to a particular risk and could affect profit
or loss” (IAS 39:86a)
Hedge of “the exposure to variability in cash flows that
Cash flow (i) is attributable to a particular risk associated with a
hedge recognized asset or liability (such as all or some future interest
payment on variable debt instrument )or a highly probable
future transaction, and
(ii) could affect profit or loss” (IAS 39:86b)
Hedge of a net Hedge of the foreign currency risk associated with a foreign
investment in a operation whose financial statements are required to be
foreign entity translated into the presentation currency of the parent
company
Tan & Lee Chapter 9 ©2009 211
Classification of Hedging Relationships
Income statement
Gain (loss) on hedging instrument offset
loss (gain) on hedged item
Balance sheet
1. Keuntungan atau kerugian Langsung diakui di laba atau Jika efektif, diakui di ekuitas
dari hedging instrument rugi OCI
Hedge is ineffective
125%
Hedge is effective
100%
Hedge is effective
80%
Hedge is ineffective
Assessing Hedge Effectiveness
Scenario
31/10/20x3
– Inventory of 10,000 ounces of gold
– Carried at cost of $3,000,000 ($300 per ounce)
– Price of gold was $352 per ounce
1/11/20x3
– Sold forward contract on 10,000 ounce for forward price of $350 ounce
– Forward contract matures on 31/3/20x4
31/12/20x3
– Forward price for 31/3/20x4 contract was $340 per ounce and spot
price of gold was $342 per ounce
– Hedge effective ratio of 1 on 31/12/20x3
1/11/20x3
No entry or just a memorandum entry as the fair value of the forward contract is
nil
31/12/20x3
Dr Forward contract ………………. 100,000
Cr Gain on forward contract ……... 100,000
Gain on forward contract: 10,000 x ($340 -$350)
Taken to income
statement
Dr Loss on inventory ……………… 100,000
Cr Inventory ……………………….. 100,000
Gain on forward contract: 10,000 x ($342 - $352)
31/3/20x4
Inventory is sold to third-party at $330 per ounce (also maturity date of forward
contract
Dr Forward contract ………………. 100,000
Cr Gain on forward contract ……... 100,000
Gain on forward contract: 10,000 x ($330 -$340)
Forecasted
transactions
involving financial
Other transactions
and non-financial
Interest rate swaps which affect future
assets/liabilities
cash flows
which will result in
cash inflow/
outflow
Scenario
– Functional currency is the dollar ($)
– Acquired 100% interest in foreign company (functional currency is FC)
31/12/20x3
– Exchange rate is $1.85 to FC1
– Loan of FC1,200,000 at 5% interest taken to hedge foreign investment
– Foreign currency translation reserves showed $15,000 (credit balance)
31/12/200x4
– Exchange rate is $1.70 to FC1
– Average rate is $1.78 to FC1
– Foreign company reported net profit of FC380,000
Tan & Lee Chapter 9 ©2009 228
Hedge of a Net Investment in a Foreign Entity
31/12/20x4
Dr Interest expense ………………. 106,800
Cr Accrued interest ……………….. 106,800
Interest expense during the year at 5% x FC1,200,000 x $1.78
Profesi untuk
Mengabdi pada
TERIMA KASIH Negeri
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/