Anda di halaman 1dari 49

TUGAS KELOMPOK PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN

INSTRUMEN KEUANGAN

(PSAK 50, 55, & 60)

Anggota Kelompok 2:

Arnawan Hendy Prabawa NIM. 1910247694


Seri Wastuti NIM. 1910247695
Hilman Faluthy NIM. 1910247701
Basse Upi Rika NIM. 1910247703

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS RIAU

PROGRAM STUDI PASCASARJANA S2 ILMU AKUNTANS1

PEKANBARU
PSAK 50

INSTRUMEN KEUANGAN: PENYAJIAN

A. Tujuan

Tujuan pernyataan ini adalah untuk menetapkan prinsip penyajian dan


pengungkapan instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset
keuangan dan kewajiban keuangan. Pernyataan ini berlaku terhadap klasifikasi instrumen
keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan
instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian
dan keuntungan; dan keadaan di mana aset keuangan dan kewajiiban keuangan akan
saling hapus.

Prinsi-prinsip dalam Pernyataan ini melengkapi Prinsip pengakuan dan


pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 55 Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran; dan Pengungkapan informasi mengenai prinsip tersebut
dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.

B. Ruang Lingkup

1. Diterapkan semua entitas untuk semua jenis instrumen keuangan kecuali:

a. kepentingan di entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama;

b. hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang
diatur dalam PSAK 24;

c. kontrak asuransi;

d. instrumen keuangan yang termasuk dalam ruang lingkup kontrak asuransi


karena instrumen keuangan tersebut mengandung fitur partisipasi tidak
mengikat; dan

e. instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran


berdasarkan PSAK 53.

2. Diterapkan pada kontrak pembelian dan penjualan item non keuangan yang dapat
diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan.

C. Definisi Instrumen Keuangan


Instrumen Keuangan adalah setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan
entitas dan liabilitas keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.

D. Klasifikasi Instrumen Keuangan

1. Aset Keuangan

Aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:

a. kas;

b. instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain;

c. hak kontraktual;

1) untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain; atau

2) untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan


entitas lain dengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas
tersebut; atau

d. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen


ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:

1) non derivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk


menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau

2) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan


mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan
ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk
instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut di masa depan.

2. Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:

a. Kewajiban kontraktual:

1) untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau
2) untuk mempertukarkan aset keuangan atau kewajiban keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak meguntungkan entitas
tersebut;

b. kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:

1) nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk


menerima suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau

2) derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan


mempertukarkan sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan
sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan
ini, instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk
instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut si masa depan.

3. Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu
entitas setelah dikurangi dengan seluruh kewajibannya.

E. Penyajian Liabilitas dan Ekuitas

Penerbit instrumen keuangan pada saat pengakuan awal mengklasifikasikan


instrumen tersebut atau komponennya sebagai liabilitas keuangan, aset keuangan, atau
instrumen ekuitas sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi
liabilitas keuangan, aset keuangan, dan instrumen ekuitas

Instrumen - instrumen ekuitas jika, dan hanya jika, kedua kondisi (a) dan (b)
berikut terpenuhi:

1. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual untuk:

a. menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau

b. mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain


dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan penerbit.

2. jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
a. nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas; atau

b. derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan sejumlah


tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas
yang diterbitkan entitas.

F. Instrumen keuangan majemuk.

Penerbit instrumen keuangan nonderivatif mengevaluasi persyaratan instrumen


keuangan untuk menentukan apakah instrumen tersebut mengandung komponen
liabilitas dan ekuitas. Komponen tersebut diklasifikasikan secara terpisah sebagai
liabilitas keuangan, aset keuangan, atau instrumen ekuitas sesuai dengan ketentuan di
paragraf 11.

Entitas mengakui secara terpisah komponen instrumen keuangan yang:

1. menimbulkan liabilitas keuangan bagi entitas; dan

2. memberikan opsi bagi pemegang instrumen untuk mengkonversi instrumen


keuangan tersebut menjadi instrumen ekuitas dari entitas yang bersangkutan.

Contoh:

Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh pemegangnya menjadi


saham biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan
majemuk. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri dari dua komponen:

a. liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset


keuangan lain); dan

b. instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada pemegangnya selama
jangka waktu tertentu untuk mengkonversi instrumen tersebut menjadi saham
biasa dengan jumlah yang telah ditetapkan).

G. Saham treasuri, bunga, dividen, kerugian/keunntungan

1. Saham treasuri

Jika entitas memperoleh kembali instrumen ekuitasnya, instrumen-instrumen


tersebut (saham treasuri) harus dikurangkan dari ekuitas. Keuntungan atau kerugian
yang timbul dari pembelian, penjualan, penerbitan, atau pembatalan instrumen
ekuitas entitas tersebut tidak dapat diakui dalam laporan laba rugi. Saham treasuri
tersebut dapat diperoleh dan dimiliki oleh entitas yang bersangkutan atau oleh
anggota lainnya dalam kelompok usaha yang dikonsolidasi. Jumlah yang dibayarkan
atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas.

Nilai saham treasuri yang dimiliki diungkapkan secara terpisah, baik dalam neraca
maupun dalam catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan PSAK No. 1 tentang
Penyajian Laporan Keuangan. Jika saham treasuri dibeli dari pihak-pihak yang
memiliki hubungan istimewa dengan entitas, maka entitas mengungkapkannya
berdasarkan PSAK No. 7 tentang Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa.

2. Bunga, Deviden, Kerugian dan Keuntungan

Bunga, dividen, kerugian dan keuntungan yang berkaitan dengan instrumen


keuangan atau komponen yang merupakan kewajiban keuangan diakui sebagai
pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi. Distribusi kepada pemegang
instrumen ekuitas didebit oleh entitas secara langsung pada ekuitas, setelah
dikurangi manfaat pajak penghasilan yang terkait. Biaya transaksi yang timbul dari
transaksi ekuitas, selain biaya penerbitan instrumen ekuitas yang secara langsung
dapat diatribusikan pada perolehan badan usaha (yang dalam hal ini dicatat
berdasarkan PSAK No. 22), dicatat sebagai pengurang ekuitas, setelah dikurangi
manfaat pajak penghasilan yang terkait.

H. Saling hapus atas aset dan liabilitas

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan
dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, entitas:

1. saat ini memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan sating
hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan

2. berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.

Dalam akuntansi untuk transfer atas aset keuangan yang tidak memenuhi
kualifikasi penghentian pengakuan, entitas tidak boleh melakukan saling hapus aset
keuangan yang ditransfer dan liabilitas terkait (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran paragraf 36).
Entitas mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam PSAK 60: Instrumen
Keuangan: Pengungkapan paragraf 13B-13E untuk pengakuan instrumen keuangan yang
termasuk dalam ruang lingkup paragraf PSAK 60 paragraf 13A.

Untuk memenuhi kriteria saling hapus, entitas saat ini harus memiliki hak yang
dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus. Ini berarti bahwa hak
saling hapus:

1. harus tidak kontinjen atas peristiwa di masa depan; dan

2. harus dapat dipaksakan secara hukum terhadap seluruh keadaan, sebagai berikut:

a. situasi bisnis yang normal;

b. peristiwa kegagalan; dan

c. peristiwa kepailitan atau kebangkrutan dari entitas dan seluruh pihak lawan.

Kriteria bahwa entitas memiliki intensi untuk menyelesaikan secara neto, atau
untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan:
1. aset keuangan dan liabilitas keuangan yang memenuhi syarat untuk saling hapus
disampaikan pada saat yang bersamaan untuk dilakukan pemrosesan;
2. setelah aset keuangan dan liabilitas keuangan disampaikan untuk diproses, para
pihak berkomitmen untuk memenuhi kewajiban penyelesaian;
3. tidak ada potensi arus kas yang timbul dari aset dan liabilitas untuk berubah;
4. aset dan liabilitas yang diagunkan dengan efek akan diselesaikan dengan pengalihan
efek atau sistem yang sejenis (sebagai contoh, pengiriman dibandingkan dengan
pembayaran), sehingga jika pengalihan efek gagal, pemrosesan piutang atau hutang
terkait yang sekuritasnya diagunkan juga akan gagal (dan sebaliknya);
5. setiap transaksi yang gagal, sebagaimana diuraikan dalam (d), akan disampaikan
kembali untuk diproses sampai transaksi yang gagal tersebut diselesaikan;
6. penyelesaian dilakukan melalui institusi penyelesaian yang sama (sebagai contoh,
bank penyelesaian, bank sentral atau penyimpanan efek sentral), dan terdapat
fasilitas kredit intraday yang akan memberikan jumlah cerukan yang cukup untuk
memungkinkan proses pembayaran
7. pada tanggal penyelesaian untuk setiap pihak, dan dapat dipastikan bahwa fasilitas
kredit intraday akan dipertimbangkan jika akan digunakan.
PSAK 55

INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

A. Tujuan

Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur prinsip dasar pengakuan dan
pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan
item nonkeuangan.

B. Ruang lingkup

Diterapkan oleh semua entitas untuk seluruh jenis instrumen keuangan, kecuali
untuk:

1. Investasi pada entitas anak, asosiasi dan joint venture.

2. Hak dan kewajiban yang diatur dalam sewa.

3. Hak dan kewajiban pemberi kerja.

4. Instrumen keuangan terbitan entitas yang memenuhi definisi instrumen ekuitas.

5. Hak dan kewajiban dalam kontrak asuransi.

6. Kontrak dalam rangka kombinasi bisnis.

7. Komitmen pinjaman dan provisi.

8. Transaksi kompensasi berbasis saham.

Komitmen pinjaman berikut termasuk dalam ruang lingkup:

1. komitmen pinjaman yang diberikan yang ditetapkan entitas sebagai liabilitas


keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

2. komitmen pinjaman yang diberikan yang dapat diselesaikan secara neto dengan kas
atau dengan penyerahan/penerbitan instrumen keuangan lainnya.

3. komitmen untuk menyediakan pinjaman yang diberikan pada tingkat suku bunga di
bawah suku bunga pasar.

Diterapkan pada kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan yang dapat
diselesaikan secara neto dengan kas atau instrumen keuangan lainnya, atau dengan
mempertukarkan instrumen keuangan,
C. Definisi istilah pada PSAK 55

1. Definisi Derivatif

Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan karakteristik
nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan
(sering disebut dengan variabel yang mendasari), antara lain: suku bunga, harga
instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau
indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya.

Untuk variabel nonkeuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak


dalam kontrak:

a. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto
dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan
untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang
serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan

b. diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.

2. Aset/Kewajiban Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laporan


Laba Rugi adalah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang memenuhi salah satu
kondisi berikut ini :

a. Dimiliki unuk diperdagangkan, aset keuangan atau liabilitas keuangan yang


diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika:

1) Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali
dalam waktu dekat;

2) Pada pengakuan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan


tertentu yang di kelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola mabil
untuk dalam jangka pendek aktual saat ini; atau

3) Merupakan derivatif (kecuali derivatif yang merupakan kontrak jaminan


keuangan atau sebagai instrumen lindung nilai yang ditetapkan dan efektif).

b. Pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh entitas untuk diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi.
3. Investasi Dimiliki hingga Jatuh Tempo

Investasi Dimiliki hingga Jatuh Tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, serta
entitas mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan
tersebut hingga jatuh tempo, kecuali :

a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;

b. Investasi yang ditetapkan oleh entitas sebagai tersedia untuk dijual; dan

c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

4. Pinjaman yang diberikan dan Piutang

Adalah aset keuangan nonderivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan
dan tidak mempunyai kuotasi di pasatr efektif, kecuali;

a. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang dimaksud oleh entitas untuk dijual
dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam klompok diperdagangkan, dan
pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengakuan awal oleh
entitas ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi.

b. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang pada saat pengekuan awal ditetapkan
sebagai tersedia untuk dijual; atau

c. Pinjaman yang diberikan dan piutang dalam hal pemilik mungkin tidak akan
memperoleh kembali investasi awal secara subtansial kecuali yang disebabkan
oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang, dan
diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

5. Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual adalah aset keuangan nonderivatif yang
ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan sebagai:

a. Pinjaman yang diberikan dan piutang

b. Investasikan yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh


tempo, atau

c. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
6. Kontrak jaminan keuangan

Adalah kontrak yang mensyaratkan penerbit untuk melakukan pembayaran tertentu


untuk mengganti pemegang atas timbulnya kerugian karena debitur tertentu gagal
melakukan pembayaran pada saat jatuh tempo sesuai dengan pernyataan awal atau
persyaratan yang telah dimodifikasi dari suatu instrument utang.

7. Definisi Pengakuan dan pengukuran

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan


adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur peda pengakuan
awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi
kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara
nilai wajar dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan (baik secara langsung
maupun menggunakan akun cadangan) untuk penrunan nilai atau nilai yang tidak
dapt ditagih.

Metode suku bunga efektifa dalah metode yang digunakan untuk menghitung
biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan ( atau
kelompok aset keuangan atau liabilitas keuangan ) dan metode untuk
mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama priode yang relevan.

Pengertian pengakuan adalah pengeluaran aset keuangan atau liabilitas keuangan


yang sebelumnya telah diakui dari laporan posisi keuangan entitas.

D. Pengakuan dan penghentian pengakuan

1. Pengakuan awal

Entitas mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika, entitas tersebut menjadi salah sau pihak dalam
ketentuan pada kontrak instrumen tersebut.

2. Penghentian pengakuan Aset keuangan

Entitas menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika:

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangn berakhir; atau

b. entitas mengalihkan aset keuangan jika dan hanya jika:

1) mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari
aset keuangan; atau
2) tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari
aset keuangan tetapi juga menanggung kewajiban kontraktual untuk
membayar arus kas yang diterima tersebut kepada satu atau lebih pihak
penerima melalui suatu kesepakatan.

Pengalihan yang diakui sebagai penghentian pengakuan;

Jika entitas mengalihkan aset keuangan yang memenuhi kriteria penghentian


pengakuan untuk keseluruhan nilainya dan entitas tersebut masih memiliki hak
pengelolaan atas aset keuangan tersebut dengan imbalan tertentu, maka entitas
mengakui kontrak pengelolaan tersebut sebagai aset jasa pengelolaan atau
liabilitas jasa pengelolaan. Jika imbalan yang akan diterima diperkirakan tidak
tidak apat secara memadai mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan,
maka liabilitas jasa pengelolaan untuk kewajiban penyediaan jasa tersebut diakui
pada nilai wajar. Jika imbalan yang akan diterima diharapkan lebih dari cukup
untuk mengkompensasi penyediaan jasa yang diberikan, maka aset jasa
pengelolaan diakui sebagai hak jasa pengelolaan dengan jumlah yang ditentukan
berdasarkan alokasi dari jumlah tercatat aset keuangan yang lebih besar.

Pengalihan yang tidak diakuai sebagai penghentian pengakuan:

Jika pengalihan tidak mengakibatkan penghentian pengakuan karena entitas


secara subtansial masih memiliki seluruh resiko dan manfaat atas kepemilikan
aset alihan, maka entitas tetap mengakui aset alihan tersebut secara keseluruhan
dan mengakui liabilitas keuangan atas jumlah yang diterimanya. Pada priode
selanjutnya , entitas mengakui setiap pendaptan yang berasl dari aset alihan dan
setiap bebabn yang timbul dari liabilitas keuangan.

Keselurah Pengalihan;

Jika aset alihan tetap diakui, maka aset dan liabilitas terkait tidak
disalinghapuskan. Serupa dengan hal tersebut, maka entitas tidak
disalinghapuskan setiap penghasilan yang berasal dari aset alihan dan setiap
beban yang timbul dari liabilitas terkait.
Penghentian atau penjualan aset keuangan reguler ;

Penghentian atau penjualan aset keuangan reguler diakui dan dihentikan


pengakuannya menggunkan salah satu di antara akuntansi tanggal perdagangan
atau akuntansi tanggal penyelesaian.

3. Penghentian pengakuan libilitas keuangan

Entitas mengeluarkan liabilitas keuangan (atau bagian dari liabilitas


keuangan) dari laporan posisi keuangannya, jika dan hanya jika, liabilitas keuangan
tersebut berkhir, yaitu ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan
atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Pertukaran di antara peminjam dan pemberi pinjaman yang saat ini ada atas
instrumen utang dengan persyaratan yang berbeda secara substansial dicatat sebagai
penghapusan (extinguishment) kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban
keuangan baru. Demikian juga, modifikasi secara substansial atas ketentuan
kewajiban keuangan yang saat ini ada atau bagian dari kewajiban keuangan tersebut
dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban
keuangan baru.

Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan (atau bagian dari liabilitas
keuangan) yang berkahir atau yang dialihkan ke pihak lain, dan imbalan yang
dibayarkan, termasuk aset nonkas yang dialihkan atau liabilitas yang ditanggung,
diakui dalam laba rugi.

E. PENGUKURAN

Pengukuran Awal Aset keunagan dan Libilitas Keuangan;

Pada saat pengakuan aset keuangan atau libiltas keuangan, entitas mengukur pada nilai
wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak di ukur pada nilai
wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau
liabilitas keuangan tersebut.

Pengukuran selanjutanya aset keuangan;

Setelah pengukuran awal, entitas mengukur aset keuangan, termasuk derivatif yang
diakui sebagi aset, pada nilai wajarnya, tanpa dikurangi biaya transaksi yang mungkin
timbul pada penjualan atau pelepasan lain, kecuali untuk aset keuangan berikut:
1. Pinjaman yang diberikan dan piutang yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

2. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

3. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidaka memiliki harga kuotasian di pasar
aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andala, serta derivatif yang terkait
dengan dan harus diselesaikan melalui penyerahan instrumen ekuitas tersebut, yang
di ukur pada biaya perolehan.

Pengukuran selanjutnya Liabilitas Keuangan:

Setelah pengukuran awal, entitas mengukur seluruh liabilitas keuangan pada biaya
peroleh diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali;

1. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi;

2. Liabilitas keuangan yang timbul ketika pengalihan aset keuangan tidak memenuhi
sayrat penghentian pengakuan atau pengalihan yang dicatat menggunakan
pendekatan keterlibatan berkelanjutan;

3. Kontrak jaminan keuangan; dan

4. Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar.

Keuntungan dan kerugian

Keuntungan dan kerugian yang timbul dari peruabahan nilai wajar aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang bukan merupakan bagian dari hubungan lindung nilai diakui
sebagai berikut:

a. Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan atau liabilitas keuangan yang
diklasifkasikan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui dalam laba rugi.

b. Keuntungan atau kerugian atas aset keuangan yang diklasifikasikan sebagi tersedia
untuk dijual diakui dalam penghasilan komperhensif lain, kecuali untuk kerugian
penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan kurs, sampai aset
keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.

F. LINDUNG NILAI (HEDGING)


Pengertian Lindung Nilai;

1. Komitmen pasti adalah perjanjian yang mengikat untuk mempertukarkan sumber


daya dalam kuantitas tertentu pada tingkat harga tertentu dan pada tanggal atau
tanggal-tanggal tertentu di masa depan.

2. Prakiraan transaksi adalah transaksi di masa depan yang belum mengikat namun
telah diantisipasi.

3. Instrumen lindung nilai adalah:

a. derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai; atau

b. aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif yang telah


ditetapkan untuk tujuan lindung nilai (hanya untuk lindung nilai atas risiko
perubahan nilai tukar mata uang asing), yang nilai wajar atau arus kasnya
diperkirakan dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari
item yang dilindung nilai (paragraf 79-84 dan PA110-PA113).

4. Item yang dilindung nilai adalah aset, liabilitas, komitmen pasti, prakiraan transaksi
yang sangat mungkin terjadi, atau investasi neto pada operasi di luar negeri yang (a)
menyebabkan entitas menghadapi risiko perubahan nilai wajar atau arus kas masa
depan, dan (b) ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (paragraf 85-92 dan
A114-PA124).

5. Efektivitas lindung nilai adalah sejauh mana perubahan nilai wajar atau arus kas dari
item yang dilindung nilai yang diatribusikan pada risiko yang akan dilindung nilai
dapat saling hapus dengan perubahan nilai wajar atau arus kas dari instrumen
lindung nilai (PA128-PA139).

Karakteristik Hedging;

• Tujuan lindung nilai untuk mengurangi risiko.

• Lindung Nilai Sempurna: lindung nilai yang secara sempurna (efektifitasnya


100%) menghilangkan risiko dalam praktik, lindung nilai ini jarang.

• Lindung nilai bertujuan untuk mengambil posisi menetralkan risiko, sehingga


dilakukan dengan melakukan kontrak dalam posisi lawan.

– Lindung nilai jual (short), memiliki aset dan akan memastikan harga jual aset
terebut. Akan menghasilkan keuntungan jika Pt (harga aktual pada tanggal
kontrak) lebih rendah dibandingkan dengan harga kontrak. Misal Kontrak
12.000, realisasi 11.500.

– Lindung nilai beli (long), memiliki komitmen untuk membeli di masa depan
sehinga kontrak lindung nilai dilakukan untuk memastikan harga beli. Akan
menghasilkan keuntungan jika Pt (harga aktual pada tanggal kontrak) lebih
tinggi dibandingkan harga kontrak. Misal Kontrak 12.000, realisasi 12.700.

Mengapa Hedging?

• Argumen perlunya lindung nilai:

– tidak mempunyai kemampuan atau keahlian khusus dalam memprediksi


variabel-variabel seperti tingkat bunga, kurs valas, dan harga komoditas.

– Perusahaan dapat memfokuskan aktivitas-aktivitas utamanya sesuai dengan


kemampuan dan keahlian khususnya.

• Argumen tidak perlunya lindung nilai :

– Para pemegang saham dapat, (jika mereka mau), melindung nilai dirinya
sendiri.

– Mereka tidak membutuhkan perusahaan melakukannya untuk mereka.

– Argumen mengasumsikan bahwa: 1. Para pemegang saham mempunyai


banyak informasi tentang risiko yang dihadapi oleh perusahaan, seperti
manajemen perusahaan; 2. tidak ada biaya-biaya komisi dan transaksi. 3.
Pemegang saham dapat melakukan perlindungan atas risiko melalui portfolio
investasi.

Lindung Nilai Akuntansi

• Lindung nilai untuk tujuan akuntansi, mendesain satu atau lebih instrumen
lindung nilai sehingga perubahan nilai wajarnya saling meniadakan, baik seluruh
atau sebagian dengan perubahan nilai wajar dari item yang dilindungi.

• Lindung nilai akuntansi mengakui pengaruh laba/rugi dari perubahan nilai wajar
instrumen lindung nilai dengan item yang dilindung nilai

• Derivatif dapat ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai sepanjang memenuhi


ketentuan dalam standar, kecuali untuk sejumlah opsi yang diterbitkan (p 93-96).
• Aset keuangan nonderivatif atau liabilitas keuangan nonderivatif dapat ditetapkan
sebagai instrumen lindung nilai hanya untuk lindung nilai risiko perubahan nilai
tukar. Par 97-111.

• Pada umumnya terdapat satu ukuran nilai wajar untuk instrumen lindung nilai
secara keseluruhan, dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan dalam nilai
wajarnya saling terkait.

• Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya instrumen yang melibatkan pihak
eksternal

• Satu instrumen lindung nilai dapat ditetapkan sebagai lindung nilai atas lebih dari
satu jenis risiko sepanjang:

• risiko yang dilindung nilai dapat diidentifikasi secara jelas;

• keefektifan dari lindung nilai dapat dibuktikan; dan

• dimungkinkan untuk memastikan bahwa terdapat penetapan yang spesifik


dari instrumen lindung nilai dan posisi risiko yang berbeda.

Item yang Dilindung Nilai

• Item yang dilindung nilai dapat berupa

• aset atau liabilitas yang diakui,

• komitmen pasti yang belum diakui,

• prakiraan transaksi yang kemungkinan besar terjadi (highly probable),

• investasi neto pada operasi di luar negeri.

• Item yang dilindung nilai dapat berupa individual item, sekelompok, atau bagian
dari portfolio.

• Untuk tujuan akuntansi lindung nilai, hanya transaksi yang kemungkinan besar
terjadi yang melibatkan pihak eksternal

Penetapan Item yang Dilindung Nilai

• Jika item yang dilindung nilai merupakan aset nonkeuangan atau liabilitas
nonkeuangan, maka item tersebut ditetapkan sebagai item yang dilindung nilai (a)
terhadap risiko perubahan nilai tukar, atau (b) untuk keseluruhan nilainya terhadap
seluruh risiko, karena adanya kesulitan untuk memisahkan dan mengukur secara
tepat bagian atas perubahan arus kas atau nilai wajar yang disebabkan oleh risiko
spesifik selain dari risiko perubahan nilai tukar.

• Aset atau liabilitas yang serupa dijumlahkan dan dilindung nilai sebagai sebuah
kelompok hanya jika secara individual aset atau liabilitas dalam kelompok
tersebut memiliki eksposur risiko yang ditetapkan sebagai risiko yang dilindung
nilai.

• entitas menilai efektivitas lindung nilai dengan membandingkan perubahan nilai


wajar atau perubahan arus kas atas instrumen lindung nilai (atau kelompok
instrumen serupa yang melindung nilai) dengan item yang dilindung nilai (atau
kelompok item serupa yang dilindung nilai).

Kualifikasi Akuntansi Lindung Nilai

• Pada saat dimulainya lindung nilai terdapat penetapan dan pendokumentasian


formal atas hubungan lindung nilai dan tujuan manajemen risiko entitas serta
strategi pelaksanaan lindung nilai.

• Lindung nilai diharapkan akan sangat efektif dalam rangka saling hapus atas
perubahan nilai wajar atau perubahan arus kas

• Untuk lindung nilai atas arus kas, suatu prakiraan transaksi yang merupakan
subjek dari suatu lindung nilai harus bersifat kemungkinan besar terjadi dan
terdapat eksposur perubahan arus kas yang dapat memengaruhi laporan laba rugi.

• Efektivitas lindung nilai dapat diukur secara andal

• Lindung nilai dinilai secara berkesinambungan dan ditentukan bahwa


efektivitasnya sangat tinggi sepanjang periode pelaporan keuangan di mana
lindung nilai tersebut ditetapkan

Lindung Nilai atas Nilai Wajar

• Lindung nilai atas nilai wajar: suatu lindung nilai terhadap eksposure:

– perubahan nilai wajar atas aset atau kewajiban yang telah diakui

– komitmen pasti yang belum diakui, atau bagian yang telah diidentifikasi dari
aset, kewajiban, atau komitmen pasti tersebut, yang dapat diatribusikan pada
risiko tertentu dan dapat memengaruhi laporan laba rugi

• Dicatat sebagai:
– keuntungan atau kerugian yang berasal dari pengukuran kembali instrumen
lindung nilai pada nilai wajar (untuk instrumen lindung nilai derivatif) atau
komponen mata uang asing dari nilai tercatat yang diukur berdasarkan PSAK
diakui pada laba rugi; dan

– keuntungan atau kerugian atas item yang dilindung nilai yang dapat
diatribusikan pada risiko yang dilindung nilai dengan menyesuaikan nilai
tercatat item yang dilindung nilai dan diakui pada laba rugi.

– Ketentuan ini berlaku jika item yang dilindung nilai tidak diukur pada biaya
perolehan.

– Pengakuan keuntungan atau kerugian yang dapat diatribusikan pada risiko


yang dilindung nilai pada laba rugi diterapkan jika item yang dilindung nilai
merupakan aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia
untuk dijual.

Jenis Lindung Nilai atas Arus kas

• Lindung nilai atas arus kas: suatu lindung nilai terhadap eksposur variabilitas
arus kas yang:

– dapat diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan aset atau
kewajiban yang telah diakui (misalnya seluruh atau sebagian pembayaran
bunga di masa depan atas utang dengan suku bunga variabel) atau yang dapat
diatribusikan pada risiko tertentu yang terkait dengan prakiraan transaksi
yang kemungkinan besar terjadi, dan

– dapat memengaruhi laporan laba rugi.

• Lindung nilai arus kas dicatat sebagai:

– bagian dari keuntungan atau kerugian atas instrumen lindung nilai yang
ditetapkan sebagai lindung nilai yang efektif diakui dalam pendapatan
komprehensif lain; dan

– bagian yang tidak efektif atas keuntungan atau kerugian dari instrumen
lindung nilai diakui dalam laba rugi.

• Jika suatu lindung nilai kemudian menimbulkan pengakuan suatu aset atau
liabilitas keuangan, maka keuntungan atau kerugian terkait yang sebelumnya
diakui pendapatan komprehensif direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi sebagai
penyesuaian. Untuk aset non keuangan dimasukkan sebagai haga perolehan.

Derivatif;

Derivatif adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan karakteristik:

a. Nilainya berubah akibat dari perubahan variabel yang mendasari (spt suku bunga,
harga, nilai tukar, dll).

b. Tanpa investasi awal neto atau nilainya lebih kecil dari nilai kontrak sejenis yang
memberi pengaruh yang sama terhadap perubahan faktor pasar.

c. Diselesaikan pd tanggal tertentu di masa mendatang.

Karakteristik Derivatif

• Derivatif yang berdiri sendiri (Freestanding derivative).

– Misalnya option, forward contract, swap, future contract

• Derivatif Melekat (Embedded derivative)

– Komponen dari hybrid/combined instrument;

– Didalamnya terdapat kontrak utama non derivatif;

– Sebagian arus kas yg berasal dari instrumen yang digabungkan bervariasi


seperti derivatif yg berdiri sendiri.

– Terdapat persyaratan untuk diakui terpisah

Derivatif Melekat

• Derivatif melekat merupakan komponen instrumen campuran atau instrumen


gabungan

• Entitas yang diharuskan untuk memisahkan derivatif melekat dari kontrak


utamanya, namun jika tidak dapat mengukur derivatif melekatnya secara terpisah,
maka keseluruhan kontrak yang digabungkan diperlakukan sebagai aset/liabilitas
keuangan yang dimiliki untuk diperdagangkan.

• Derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utamanya dan dicatat sebagai
derivatif berdasarkan Pernyataan ini, jika dan hanya jika:
a. karakteristik ekonomi dan risiko dari derivatif melekat tidak berkaitan erat
dengan karakteristik ekonomi dan risiko dari kontrak utama (PA43 dan
PA46);

b. instrumen terpisah yang memiliki persyaratan yang sama dengan derivatif


melekat memenuhi definisi sebagai derivatif; dan

c. instrumen campuran (instrumen yang digabungkan) tidak diukur pada nilai


wajar melalui laba rugi (dengan kata lain derivatif yang melekat pada aset
keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi tidak dipisahkan).

• Jika derivatif melekat dipisahkan, maka kontrak utamanya harus dicatat


berdasarkan Pernyataan ini jika kontrak utamanya merupakan instrumen
keuangan, namun jika kontrak utamanya bukan merupakan instrumen keuangan,
maka harus dicatat berdasarkan Pernyataan lain yang sesuai.
PSAK 60

PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN

A. Tujuan

Tujuan PSAK ini adalah mensyaratkan entitas untuk menyediakan


pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk
mengevaluasi:

- Signifikan instrument keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan entitas; dan

- Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas
mengelola risiko tersebut.

Prinsip dalam PSAK ini melengkapi prinsip pengakuan, pengukuran dan


penyajian aset keuangan dan liabilitas keuangan dalam PSAK 50; Instrumen
keuangan: penyajian dan PSAK 55: Instrumen Keuangan: pengakuan dan
pengukuran.

B. Ruang Lingkup

PSAK ini diterapkan oleh seluruh entitas untuk seluruh jenis instrumen
keuangan, kecuali:

 Pernyataan pada entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama yang di catat
sesuai dengan PSAK 65; laporan keuangan Konsolidasian, PSAK 4: laporan
keuangan tersendiri atau PSAK 15: investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura
Bersama.

 Hak dan kewajiban pemberi kerja berdasarkan program imbalan kerja yang diatur
dalam PSAK 24: imbalan kerja.

 Kontrak auransi sebagaimana didefinisakn dalam PSAK 62: kontrak asuransi.

 Instrumen, kontra, dan kewajiiban keuangan dalam transaksi pembayaran berbasis


saham berdasarkan PSA 53.

 Instrumen yang disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagininstrumen ekuitas


sesuai dengan PSAK 50.

C. Signifikansi Instrumen Keuangan


Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan
kinerja keuangan.

Pengungkapan tersebut meliputi Pengungkapan dalam posisi keuangan,


kinerja dan pengungkapan lain.

D. Pengungkapan dalam Laporan Posisi Keuangan

1. Kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan

Jumlah tercatat untuk setiap katagori berikut, sebagaimana didefinisikan dalam


PSAK 55: Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran, diungkapakan baik
dalam laporan posisi keuangan atau catatan atas laporan keuangan:

a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, menunjukkan
secara terpisah:

(i) Aset keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi pada saaat pengakuan awal; dan

(ii) Aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki unuk


diperdagangkan sesuaidengan PSAK 55;

b. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo

c. Pinjaman yang diberikan dan piutang.

d. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi,
menunjukan secara terpisah;

(i) Liabilitas keuangan yanng ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi pada saat pengakuan awal; dan

(ii) Liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagi dimiliki untuk


diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55.

e. Libilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.

2. Aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalu laba rugi

Jika entitas telah menetapkan suatu pinjaman yang diberikan atau piutang (atau
kelompok pinjamn yang duberikan atau piutang) untuk diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi.
3. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komperhensif
lain.

4. Reklasifikasi

Jika entitas mereklasifikasikan aset keuangan (sesuai PSAK 55; Instrumen


keuangan: pengakuan dan pengukuran paragraf 51 – 54) yang diukur:

a. Pada biaya perolehan atau biaya perolehan diamortisasi, daripada nilai wajar,
atau

b. Pada nilai wajar, daripada biaya perolehan di amortisasi, maka entitas


mengungkapkan jumlah yang di reklasifikasi dari dan ke setiap kategori dan
alasan reklasifikasi.

5. Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan

Pengungkapan dalam paragraf 13B–13E melengkapai persyaratan pengungkapan


lain dari PSAK ini dan disyaratkan untuk seluruh instrumen keuangan yang
diakui yang disalinghapuskan sesuai dengan PSAK 50.

6. Agunan

Entitas mengungkapkan:

a. Jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagi agunan untuk liabilitas
atau liabilitas kontinjensi, termasuk jumlah yang telah direklasifikasi sesuai
dengan PSAK 55.

b. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan penjaminan tersebut.

Jika entitas memiliki agunan (aset keuangan atau aset nonkeuangan ) dan
dizinkan untuk menjual atau menjaminkan kembali tanpa didahului gagal bayar
oleh pemilik aguanan, maka entitas mengungkapkan:

a. Nilai wajar agunan yang dimiliki

b. Nilai wajar dari setiap agunan yang dijualatau dijaminkan kembali, dan
apakah entitas berkewajiban untuk mengembalikan agunan tersebut; dan

c. Syarat dan ketentuan yang terkait dengan penggunaan agunan tersebut.

7. Akun penyisihan kerugian kredit


Jika aset keuangan mengalami penurunan nilai kerena kerugian kredit dan entitas
mencatat penurunan nilai dalam akun terpisah (contoh akun penyisihan
digunakan untuk mencatat penurunan nilai invidual atau akun serupa digunakan
untuk mencatat penurunan nilai kolektif atas aset keuangan) daripada lagsung
mengurangi jumlah tercatat aset keuangan, maka entitas mengungkapkan
rekonsiliasi perubahan pada akaun tersebut selama priode untuk setiap kelas aset
keuangan .

8. Insrumen majemuk dengan beberapa derivatif melekat

Jika entitas menerbitkan instrumen yang mengandung komponen liabilitas dan


ekuitas dan instrumen tersebut memiliki berapa derivatif melekat yang nilainya
saling bergantung satu sama lain ( seperti instrumen utang yang dapat dikonveri
dengan fitur opsi beli, maka entitas mengungkapkan keberadaan fitur tersebut.

9. Gagal bayar dan pelanggan

Untuk pinjaman yang diterima yang diakui pada akhir priode pelaporan, entitas
mengungkapkan:

a. Rincian gagal bayar selam priode atas pokok bunga, dana pelunasan atau
syarat penebusan atas pinjaman diterima tersebut;

b. Jumlah tercatat pinjaman yang diterima yang mengalami gagal bayar pada
akhir priode pelaporan;dan

c. Apakah gagal bayar telah diperbaiki atau syarat pinjaman diterima telah
dinegosiasi ulang, senbelum laporan keuangan diotorisasi untuk terbit.

Jika , selama priode, terdapat pelanggaran atas syarat perjanjian pinjaman selain
yang diungkapakan pada penjelasan diatas maka entitas mengungkapkan
informasi yang sama seperti yang disyaratkan pada penjelalasan di atas jika
pelanggaran tersebut memungkinkan pemberi pinjaman untuk meminta
percepatan pembayaran kembali ( kevuali pelanggaran telah diperbaiki, atau
syarat pinjaman telah di negosiasi ulang, pada atau sebelum akhhir priode
pelaporan).

E. Pengungkapan dalam Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain

Pos penghasilan, Beban, keuntungan atau kerugian


Entitas mengungkapkan pos penghasilan, beban, keuntungan atau kerugian
berikut ini dalam laporan laba rugi dan penghasilan kompperhensif lain atau atas
laporan keuangan:

a. Keuntungan dan kerugian neto atas semua klasifikasi instrumen keuangan

b. Total peghasilan bunga dan total bunga yang dihitung dengan suku bunga efektif

c. Penghasilan dan beban imbalan yang timbul dari FVPL dan aktivitas wali amanah

d. Penghasilan bunga dari ast keuangan yang mengalami penurunan nilai yang
diakru

e. Jumlah kerugian penurunan nilai untuk setiap kelas aset keuangan

F. Pengungkapan Lain

Kebijakan akuntansi signifikan, dasar pengukuran yang digunakan untuk


menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan untuk
memahami laporan keuangan.

G. Akuntansi Lindung Nilai

a. Deskripsi setiap jenis lindung nilai.

b. Deskripsi instrumen keuangan yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai


dan nilai wajarnya.

c. Jenis risiko yang dilindung nilai

H. Nilai wajar

Untuk setiap kelas aset keangan dan liabilitas keuangan entitas


mengungkapkan nilai wajar dari kelas aset dan liabilias keuangan tersebut dengan
cara yang memungkinkan untuk membandingkan dengan jumlah tercatatnya.

I. Sifat dan cakupan risiko yang timbul dari instrument keuangan

• Entias mengungkapkan informasi yang memungkinakan pengguna laporan


keuangan untuk mengevaluasi sifat dan cakupan resiko yang timbul dari
instrumen keuangan yang mana entitas terekspos pada akhiir priode pelaporan.

• Pengungkapan memfokuskan pada risiko yang timbul dan bagaimana risiko


tersebut dikelola.
• Risiko umumnya mencakup, tetapi tidak terbatas: risiko kredit, risiko likuiditas
dan risiko pasar.

• Penyediaan pengungkapan kualitatif dalam konteks pengungkapan kuantitatif


memungkinkan pengguna menghubungkan pengungkapan terkait sehingga
memahami gambaran keseluruhan sifat dan cakupan risiko.

J. Pengungkapan Kualitatif dan Kuantitatif

Pengungkapan Kualitatif

a) Eksposur dan timbulnya risiko

b) Tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode yang digunakan
untuk mengukur resiko tersebut.

c) Perubahan atas kedua hal di atas

Pengungkapan Kuantitatif

a. Ikhtisar data kuantitatif terhadap risiko pada akhir periode pelaporan.

b. Pengungkapan yang dipersyaratkan par 36-42 sepanjang tidak disediakan sesuai


denagan (a).

c. Konsentrasi risiko jika tidak terlihat pada dua pengungkapan di atas.

K. Risiko Kredit

Entitas mengungkapkan berdasarkan kelompok instrumen keuangan:

• jumlah yang paling mewakili nilai maksimal eksposur risiko kredit pada akhir
periode pelaporan tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau
peningkatan kualitas kredit (credit enhancement) lain.

• Deskripsi agunan yang dimiliki sebagai jaminan.

• Informasi mengenai kualitas kredit dari aset keuangan yang belum jatuh tempo
atau tidak mengalami penurunan nilai.

Aset keuangan yang melewati jatuh tempo atau mengalami penurunan nilai :

Entitas mengungkapkan berdasarkan kelas aset keuangan :

 Analisis umur aset keuangan yang lewat jatuh tempo tetapi tidak mengalami
penurunan.
 Analisis aset keuangan yang ditentukan secara individual mengalami penurunan
nilai pada akhir priode pelaporan, termasuk faktor yang dipertimbangkan entitas
dalam menentukan penurunan nilai.

Agunan dan peningkatan kualitas kredit lain yang diperoleh

Jika entitas memperoleh aset keuangan atau aset nonkeuangan selama priode berjalan
melalui pengambilalihan kepemilikan agunan yang dimiliki sbagai jaminan atau
meminta peningktan kualitas kredit (contohnya garansi), dan aset tersebut memenuhi
kriteria pengakuan dalam SAK, maka entitas mengungkapkan aset tersebut yang
dimilikinya pada tanggal perolehan:

a. Jenis dan jumlah tercatat aset dan

b. Jika aset tidak siap untuk dikonveris menjadi kas, kebijakan entis untuk
melepakan aset tersebut atau menggunakannya dalam operasi.

L. Risiko Likuiditas

Entitas mengungkapkan :

a. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan nonderivatif (termasuk kontrak


jaminan keuangan yang diterbitkan) yang menunjukkan sisa jatuh tempo
kontraktual;

b. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan derivatif, mencakup sisa jatuh
tempo kontraktual liabilitas keuangan derivatif tersebut di mana jatuh tempo
kontraktual sangat penting untuk pemahaman terhadap periode arus kas.

c. Uraian mengenai bagaimana entitas mengelola risiko likuiditas yang melekat di


(a) dan (b).

M. Risiko Pasar

Analisis Sensitivitas

Entitas mengungkapakan;

a. Analisis sensitifitas untuk setiap jenis risiko pasar dimana entitas terekspos pada
akhir priode pelaporan, yang menunjukan bagaimana laba rugi dan ekuitas
mungkin terpengaruholeh perubahan pada variabel risiko yang relevan pada
tanggal tersebut.
b. Metode dan asumsi yang digunakan dalam menyusun analisis sensitiftas

c. Perubahan metode dan asumsi yang digunakan pada periode sebelumnya dan
alasan perubahannya

Jika menyusun analisis sensitivitas seperti value-at-risk, yang mencerminkan saling


ketergantungan antar variabel risiko, maka entitas menggunakan analisis tersebut
sebagai pengganti analisis dengan mengungkapkan metode, paramater, asumsi utama,
keterbatasan.

N. Pengungkapan Resiko Pasar lain

Mengungkapkan fakta dan alasan mengapa analisis sensitifas tidak dapat


merepresentasikan resiko inheren pada instrumen keuangan (sebagai contoh karena
eksposur akhir tahun tidak mencerminkan eksposur selama tahun tersebut), maka
entitas mengungkapkan fakta tersebut dan alasan yang dipercayai entitas bahwa
analisis sensetivitas tidaak dapat mempresentasikan.

O. Pengalihan Aset Keuangan

Entitas menyajikan pengungkapan yang disyaratkan untuk seluruh aset


keuangan pengalihan yang tidak dihentikan pengakuannya dan untuk setiap
keterlibatan berkelanjutan dalam aset alihan yang ada pada tanggal neraca.

• Pengalihan terjadi jika entitas

a. Mengalihkan hak kontraktual untuk menerima arus kas dari aset keuangan
tersebut; atau

b. Tetap memiliki hak kontraktual untuk menerima arus kas dari aset keuangan
tersebut, tetapi mengambil alih kewajiban kontraktual untuk membayar arus
kas kepada satu atau lebih penerima dalam suatu pengaturan.

• Entitas mengungapkan informasi yang memungkinkan pengguna:

a. untuk memahami hubungan antara aet keuangan alihan yan tidak dihentikan
pengakuannya secara keseluruhan dan liabilitas yang terkait; dan

b. Untuk mengevaluasi sifat, dari risiko yang terkait dengan keterlibatan


berkelanjutan entitas dengan aset keuangan yang dihentikan pengakuannya.

Aset keuangan alihan yang tidak dihentikan pengakuannya secara keseluruhan


Entitas dapat mengalihkkan aset keuangan sedemikian rupa sehingga sebagian
atau seluruh aset keuangan alihan tidaj memenuhi syarat penghentian pengakuan.
Entitas mengungkapkan pada setiap tanggal pelaporan untuk setiap kelas aset
keuangan alihan yang tidak dihentikan pengakuannya secara keseluruhan:

a. Sifat aset lain

b. Sifat resiko dan manfaat kepemilikan

c. Deskripsi sifat hubungan antara aset alihan dan liabilitas terkait

d. Nilai tercatat aset alihan dan liabilitas terkait

Aset keuangan alihan yang dihentikan pengakuannya secara keseluruhan

a. Nilai tercatat aset dan liabilitas yang diakui dalam laporan posiisi keuangan
entitas dan merepresentasikan keterlibatan bberkelajutan entitas atas aset
keuangan yang dihentikan pengekuannya, dan pos dimana nilai tercatat aset dan
liabilitas tersebut diakui.

b. Nilai wajat aset dan liabilitas yang merepresentasikan keterlibatan berkelanjutan


entitas atas aset keuangan yang dehentikan pengakuannya.

c. Jumlah yang paling merepresentasikan eksposure maksimum entitas terhadap


kerugian dari keterlibatan berkelanjutan dalam aset keuangan yang dihentikan
pengakuaanya, dan informasi yang menunjukan bagaimana eksposur maksimum
terhadapkerugian tersebut dutentukan.

d. Arus kas keluar tidak terdiskonto yang akan atau mungkin dibutuhkan untuk
membeli kembali aset keuangan yang dihentikan pengakuannya (contoh strike
price dalam perjanjian opsi) atau jumlah terutang lain kepada pihak yang
menerima pengalihan sehubungan dengan aset lain.

e. Analisis jatuh tempo atas arus kas tidak terdiskonto yang akan atau mungkin
dibutuhkan untuk membeli kembali aset keuangan yang dihentikan pengakuaanya
atau jumlah terutang lain kepada pihak yang menerima pengalihan sehubungan
dengan aset alihan, menunjukan menunjukan jatuh tempo kontrak yang tersisa
dari keterlibatan berkelanjutan entitas.

f. Informasi kualitatif yang menjelaskan dan mendukung pengungkapan kuantitatif


yang disyaratkan dalam (a)-(e).
Aplikasi PSAK Financial Instrument di PT Bank Riau Kepri

Sejarah PT Bank Riau Kepri

PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri didirikan berdasarkan UndangUndang Nomor 13


tahun 1962 tentang Bank Pembangunan Daerah. Terhitung tanggal 1 April 1966 secara resmi
kegiatan Bank Pembangunan Daerah Riau dimulai dengan status sebagai Bank Milik
Pemerintah Daerah Riau.

PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri merupakan Bank milik Pemerintah Provinsi Riau,
Provinsi Kepulauan Riau dan seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau dan Provinsi
Kepulauan Riau.

Status pendirian Bank disesuaikan dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Riau
Nomor 10 Tahun 1975, yang kemudian diatur kembali dengan Peraturan Daerah Tingkat I
Riau Nomor 18 tahun 1986 berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1962. Status
pendirian Bank diatur dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah Nomor 14 tahun 1992
tentang Bank Pembangunan Daerah Riau berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan.

Terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Riau Nomor 5 Tahun 1998
Tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Provinsi DaerahTingkat I Riau Nomor 14
Tahun 1992 tentang Bank Pembangunan Daerah Riau.

Pada Tahun 2002 sesuai dengan hasil Keputusan RUPS tanggal 26 Juni, Bank Pembangunan
Daerah Riau disetujui berubah status dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan
Terbatas (PT), yang kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2002
tanggal 26 Agustus 2002 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Provinsi Riau
Tahun 2002 Nomor 50. Perubahan Bentuk Hukum tersebut telah dibuat dengan Akta Notaris
Nomor 36 tanggal 18 Januari 2003 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM
dengan Surat Keputusan Nomor:C- 09851 .HT.01.01. TH.2003 tanggal 5 Mei 2003.
Perubahan badan hukum tersebut telah disahkan dalam RUPS tanggal 13 Juni 2003 yang
dituangkan di dalam Akta Notaris Nomor 209 tanggal 13 Juni 2003, dan telah pula mendapat
persetujuan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Nomor 5/30/KEP.DGS/2003 tanggal 22
Juli 2003.
Perubahan nama Bank dari PT. Bank Pembangunan Daerah Riau menjadi PT Bank
Pembangunan Daerah Riau Kepri sesuai keputusan RUPSLB tanggal 26 April 2010, telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM Rl melalui Surat Keputusan Nomor
AHU-36484.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 22 Juli 2010 dan Surat Direktur Jenderal
Administrasi Hukum Umum Direktur Perdata Nomor AHU.2AH.01.01-6849 tanggal 25
Agustus 2010, serta persetujuan dari Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur
Bank Indonesia No.12/59/KEP.GBI/2010 tanggal 23 September 2010.

Aplikasi Laporan Keuangan PT Bank Riau Kepri dengan PSAK 50, 55, dan 60

Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain,
penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali, penyertaan saham, kredit yang diberikan, tagihan akseptasi,
tagihan derivatif dan aset lain-lain.

Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank
lain, liabilitas akseptasi, liabilitas derivatif, obligasi yang diterbitkan, pinjaman yang
diterima, dan liabilitas lain-lain.

Efektif 1 Januari 2015, PT Bank Riau Kepri menerapkan PSAK 60 (Penyesuaian 2014)
”Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, PSAK 55 (Revisi 2014), ”Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran”, dan PSAK 50 (Revisi 2014), ”Instrumen Keuangan: Penyajian”
dan PSAK 68 "Pengukuran Nilai Wajar".

Di dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun oleh PT Bank Riau Kepri telah
dijelaskan terkait Instrumen Keuangan secara jelas sesuai dengan PSAK.

1. Aset keuangan

Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal


pengakuannya. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan tersebut.
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori sebagai berikut:

a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: asset keuangan yang diklasifikasikan
dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal
telah ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau


dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau
jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short
term profit taking) yang terkini.

Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif


yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan yang
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan terdiri dari efek-efek. Obligasi
pemerintah dan tagihan derivatif, termasuk asset keuangan derivatif melekat.

Instrumen keuangan yang dikelompokan ke dalam kategori ini diakui pada nilai
wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung kedalam
laporan laba rugi. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
dan penjualan instrumen keuangan diakui di dalam laporan laba rugi.

Keuntungan dan kerugian tersebut dicatat sebagai "keuntungan/ (kerugian) dari


perubahan nilai wajar instrumen keuangan" dan "keuntungan/ (kerugian) dari
penjualan instrumen keuangan". Pendapatan bunga dari instrumen keuangan dalam
kelompok diperdagangkan dicatat sebagai "pendapatan bunga".

Bank pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai
wajar melalui laporan laba rugi (opsi nilai wajar). Selanjutnya, penetapan ini tidak
dapat diubah. Berdasarkan PSAK 55 (Revisi 2014), opsi nilai wajar dapat digunakan
hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:

• penetapan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidak-


konsistenan pengukuran dan pengakuan (accounting mismatch) yang dapat
timbul.

• aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang


risikonya dikelola dan dilaporkan kepada manajemen kunci berdasarkan nilai
wajar.
• aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus
dipisahkan.

Untuk mengurangi ketidak-konsistenan pengukuran dan pengakuan, nilai wajar


digunakan untuk pinjaman yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindungi nilai
menggunakan swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi
lindung nilai. Jika tidak, pinjaman yang diberikan akan dicatat menggunakan biaya
diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laba rugi.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau Liabilitas keuangan adalah
jumlah aset atau Liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal
dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif
dengan menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara
nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai.

b. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah asset keuangan non-derivatif dengan
pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali:

• dimaksudkan oleh Bank untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasi
dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

• ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual pada saat pengakuan awal; atau

• Bank tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali
disebabkan oleh penurunan kualitas aset keuangan dan diklasifikasikan dalam
kategori tersedia untuk dijual.

Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan
piutang dicatat didalam laporan laba rugi dan dilaporkan sebagai Pendapatan bunga.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai
pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang
diberikan dan piutang, dan diakui di dalam laporan laba rugi sebagai "Cadangan
Kerugian Penurunan Nilai".

c. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo

Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-
derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan, serta Bank mepunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

• Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi;

• Investasi yang ditetapkan oleh entitas dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan

• Investasi yang memiliki definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pada saat pengakuan awal, aset dimiliki hingga jatuh tempo diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada perolehan
diamortisasi dengan suku bunga efektif.

Pendapatan bunga dari investasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat dalam laporan
laba rugi dan diakui sebagai 'Pendapatan bunga'. Ketika penurunan nilai terjadi,
kerugian penurunan nilai diakui sebagai pengurang dari nilai tercatat investasi dan
diakui didalam laporan keuangan sebagai "Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(CKPN)".

d. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Pada saat pengakuan awalnya, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai
wajarnya ditambah biaya transaksi.

Untuk pengakuan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana keuntungan atau
kerugian diakui pada laporan perubahan ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan
nilai dan laba rugi selisih kurs, hingga aset keuangan dihentikan pengakuannya.

Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mangalami penurunan nilai, akumulasi laba
rugi yang sebelumnya diakui di laporan perubahan ekuitas, diakui pada laporan laba
rugi. Pendapatan bunga dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan
keuntungan atau kerugian yang timbul akibat perubahan nilai tukar dari aset moneter
yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual diakui pada laba rugi.
2. Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dikeluarkan ketika Liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan atau
kadaluwarsa. Bank mengklasifikasikan Liabilitas keuangan sebagai berikut:

a. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi

Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: Liabilitas keuangan diklasifikasikan


sebagai diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang pada saat pengakuan awal telah
ditetapkan oleh Bank untuk diukur pada nilai wajar.

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama


untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan
bagian dari portfolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat
bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini. Derivatif
diklasifikasikan sebagai Liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif
sebagai instrumen lindung nilai.

b. Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai Liabilitas keuangan yang


diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan
biaya perolehan diamortisasi.

Setelah pengakuan awal, Bank mengukur seluruh Liabilitas keuangan yang diukur
dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga
efektif.

3. Penentuan nilai wajar

Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu Liabilitas
diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi
wajar pada tanggal pengukuran.

Jika tersedia, bank mengukur nilai wajar instrument keuangan dengan menggunakan
harga kuotasi dipasar aktif untuk instrumen tersebut. Suatu pasar dianggap aktif jika
harga kuotasi sewaktu-waktu dan secara berkala tersedia dan mencerminkan transaksi
pasar yang aktual dan teratur dalam suatu transaksi yang wajar.

Jika pasar suatu instrumen keuangan tidak aktif, bank menentukan nilai wajar dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar
terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang memahami, berkeinginan, dan
jika tersedia, referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial
sama, penggunaan analisis arus kas yang didiskontokan dan penggunaan model
penetapan harga opsi (option pricing model). Teknik penilaian yang dipilih
memaksimalkan penggunaan input pasar, dan meminimalkan penggunaan taksiran yang
bersifat spesifik dari Bank, memasukkan semua faktor yang akan dipertimbangkan oleh
para pelaku pasar dalam menetapkan suatu harga dan konsisten dengan metodologi
ekonomi yang dapat diterima dalam penetapan harga instrumen keuangan. Input yang
digunakan dalam teknik penilaian secara memadai mencerminkan ekspektasi pasar dan
ukuran atas faktor risiko dan pengembalian (risk return) yang melekat pada instrumen
keuangan.

Bukti terbaik atas nilai wajar instrumen keuangan pada saat pengakuan awal adalah
harga transaksi, yaitu nilai wajar dari pembayaran yang diberikan atau diterima, kecuali
jika nilai wajar dari instrument keuangan tersebut ditentukan dengan perbandingan
terhadap transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi dari suatu instrumen yang sama
(yaitu tanpa modifikasi atau pengawasan ulang) atau berdasarkan suatu teknik penilaian
yang variabelnya hanya menggunakan data dari pasar yang dapat diobservasi.

Jika harga transaksi memberikan bukti terbaik atas nilai wajar pada saat pengakuan awal,
maka instrumen keuangan pada awalnya diukur pada harga transaksi dan selisih antara
harga transaksi dan nilai yang sebelumnya diperoleh dari model penilaian diakui dalam
laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal tergantung pada masing-masing fakta dan
keadaan dari transaksi tersebut namun tidak lebih lambat dari saat penilaian tersebut
didukung sepenuhnya oleh data pasar yang dapat diobservasi atau saat transaksi ditutup.

Nilai wajar mencerminkan risiko kredit atas instrument keuangan dan termasuk
penyesuaian yang dilakukan untuk memasukkan risiko kredit dan pihak lawan, mana
yang lebih sesuai. Taksiran nilai wajar yang diperoleh dari model penilaian akan
disesuaikan untuk mempertimbangkan faktor-faktor lainnya, seperti risiko likuiditas atau
ketidakpastian model penilaian, sepanjang bank yakin bahwa keterlibatan suatu pasar
Pihak ketiga akan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut dalam penetapan harga
suatu transaksi.

Aset keuangan dan long position diukur dengan menggunakan harga penawaran,
Liabilitas keuangan dan short position diukur menggunakan harga permintaan. Jika bank
memiliki posisi aset dan Liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka bank dapat
menggunakan nilai tengah dari harga pasar sebagai dasar menghapus untuk menentukan
nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian
terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka neto (net open
position ), mana yang lebih sesuai.

4. Penghentian pengakuan

Penghentian pengakuan aset keuangan dilakukan ketika hak kontraktual atas arus kas
yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir, atau ketika aset keuangan tersebut
telah ditransfer dan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset
telah ditransfer (jika, secara substansial seluruh risiko dan manfaat tidak ditransfer, maka
Bank melakukan evaluasi untuk memastikan keterlibatan berkelanjutan atas control yang
masih dimiliki tidak mencegah penghentian pengakuan). Liabilitas keuangan dihentikan
pengakuannya ketika Liabilitas telah dilepaskan atau dibatalkan.

Agunan (saham dan obligasi) yang diserahkan oleh Bank di dalam perjanjian dijual
dengan janji untuk dibeli kembali dan transaksi securities lending and borrowing tidak
dihentikan pengakuannya karena Bank secara substansial masih memiliki seluruh risiko
dan manfaat agunan tersebut, berdasarkan ketentuan bahwa harga pembelian telah
ditentukan di awal, sehingga kriteria penghentian pengakuan tidak terpenuhi. Hal ini juga
berlaku untuk transaksi securitisation tertentu dimana Bank masih memiliki sebagian dari
risiko.

Bank menghapusbukukan saldo kredit dan efek hutang untuk tujuan investasi, dan
cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Bank menentukan bahwa kredit
atau efek-efek tersebut tidak dapat ditagih.

Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya


perubahan signifikan pada posisi debitur sehingga tidak lagi dapat melunasi Liabilitasnya
atau hasil penjualan agunan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur kredit.

5. Reklasifikasi aset keuangan

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi atau ke kategori instrument keuangan yang diukur pada nilai
wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga
jatuh tempo, jika dalam tahun berjalan atau dalam kurun waktu dua tahun sebelumnya,
telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah
yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah
yang tidak signifikan dibandingkan dengan total nilai investasi dimiliki hingga jatuh
tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi tersebut:

a. sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan
suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset
keuangan tersebut;

b. terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset
keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau telah memperoleh pelunasan
dipercepat; atau

c. terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak terulang, dan
tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank.

Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok
tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen ekuitas dan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif selama sisa umur aset keuangan tersebut, dan
pada keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
diakui pada laporan laba rugi.

6. Klasifikasi atas instrumen keuangan

Bank mengklasifikasikan instrumen keuangan ke dalam klasifikasi tertentu yang


mencerminkan sifat dari informasi dan mempertimbangkan karakteristik dari instrumen
keuangan tersebut.

Klasifikasi ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Keterangan Klasifikasi

Aset Keuangan

- Kas Pinjaman yang diberikan dan piutang

- Giro pada Bank Indonesia Pinjaman yang diberikan dan piutang

- Giro pada bank lain Pinjaman yang diberikan dan piutang


- Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Pinjaman yang diberikan dan piutang

- Surat Berharga Tersedian untuk dijual

- Tagihan derivatif Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui


laporan laba rugi

- Kredit yang diberikan Pinjaman yang diberikan dan piutang

- Tagihan akseptasi Pinjaman yang diberikan dan piutang

- Penyertaan saham Pinjaman yang diberikan dan piutang

Liabilitas Keuangan

- Liabilitas segera Liabilitas lainnya (biaya perolehan diamortisasi)

- Simpanan nasabah Liabilitas lainnya (biaya perolehan diamortisasi)

- Simpanan dari bank lain Liabilitas lainnya (biaya perolehan diamortisasi)

- Liabilitas derivative Liabilitas lainnya (biaya perolehan diamortisasi)

- Liabilitas akseptasi Liabilitas lainnya (biaya perolehan diamortisasi)

- Pinjaman yang diterima Liabilitas lainnya (biaya perolehan diamortisasi)

- Beban yang masih harus dibayar Liabilitas lainnya (biaya perolehan diamortisasi)

7. Saling hapus instrumen keuangan

Aset keuangan dan liabilitas saling hapus buku dan nilai bersihnya disajikan dalam
laporan posisi keuangan jika memiliki hak yang berkekuatan hokum untuk melakukan
saling hapus buku atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk
menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitasnya secara simultan.

8. Pengukuran Biaya Diamortisasi

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah
asset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi
pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi kumulatif
menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai
pengakuan awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan nilai.

9. Pengukuran Nilai Wajar


Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan
harga kuotasi di pasar aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga
yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang efek (dealer perantara
efek (broker ), kelompok industri, badan pengawas (pricing service or regulating agency)
dan merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.

Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan
menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar
terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan (jika
tersedia), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial
serupa dan analisis arus kas yang didiskonto.

Aset keuangan yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur menggunakan
harga penawaran; aset keuangan yang akan diperoleh atau liabilitas keuangan yang
dimiliki diukur menggunakan harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan
liabilitas dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat menggunakan nilai
tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling
hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian terhadap harga penawaran atau harga
permintaan terhadap posisi terbuka atau neto (net open position ), mana yang lebih
sesuai.

10. Perbedaan 1 (satu) hari

Pada saat transaksi berbeda dengan nilai wajar dari transaksi pasar lainnya yang dapat
diobservasi saat ini atas instrumen yang sama atau berdasarkan teknik penilaian yang
hanya menggunakan variable data dari pasar yang dapat diobservasi, Bank secara
langsung mengakui perbedaan antara nilai transaksi dan nilai wajar (“1 hari” keuntungan
atau kerugian) pada laporan laba rugi.

Jika nilai wajar ditentukan berdasarkan data yang tidak dapat diobservasi, maka
perbedaan antara nilai transaksi dan nilai model hanya dapat diakui pada laporan laba
rugi pada saat data menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut tidak
diakui lagi.

Signifikansi Instrumen Keuangan terhadap Posisi dan Kinerja Keuangan

1. Kategori Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan


Bank menetapkan kategori atas aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan
bila definisi yang ditetapkan PSAK 55 (Revisi 2014) dipenuhi. Dengan demikian, aset
keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi seperti
diungkapkan pada Catatan diatas.

2. Aset Keuangan atau Liabilitas Keuangan diukur pada nilai wajar melalui Laba Rugi

Bank telah menetapkan pinjaman yang diberikan untuk diukur pada nilai wajar melalui
Laba rugi, Bank telah mengungkapkan:

a. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit dari pinjaman atau kredit yang diberikan
pada akhir periode laporan.

b. Jumlah derivatif kredit atau instrumen serupa terkait yang memitigasi eksposur
maksimum terhadap risiko kredit.

c. Jumlah perubahan, selama periode dan secara kumulatif, nilai wajar kredit yang
diberikan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas aset keuangan.
Perubahan kondisi pasar yang menimbulkan risiko pasar termasuk perubahan suku
bunga terobsesi (acuan), harga komoditas, kurs valuta asing, indeks harga dan tarif.

d. Jumlah perubahan nilai wajar dari derivatif kredit atau instrumen serupa terkait yang
terjadi selama periode dan secara komulatif sejak pinjaman yang diberikan ditetapkan
untuk diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.

Bank telah menetapkan suatu liabilitas keuangan untuk diukur pada nilai wajar melalui
Laba rugi dan Bank telah mengungkapkan beberapa hal mengenai:

a. Jumlah perubahan, selama periode dan secara komulatif, nilai wajar liabilitas
keuangan yang dapat diatribusikan pada perubahan risiko kredit atas liabilitas
keuangan. Perubahan kondisi pasar yang menimbulkan risiko pasar termasuk
perubahan suku bunga terobsesi (acuan), harga instrumen keuangan Bank lain, harga
komoditas, kurs valuta asing, indeks harga dan tarif. Untuk kontrak yang memiliki
fitur unit-link, perubahan kondisi pasar termasuk kinerja yang terkait dengan dana
investasi internal atau eksternal.

b. Perbedaan antara jumlah tercatat liabilitas keuangan dan jumlah yang disyaratkan
secara kontraktual bagi entitas untuk membayar pada saat jatuh tempo kepada
pemegang kewajiban tersebut.
c. Reklasifikasi aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, bukan
nilai wajar atau pada nilai wajar, bukan perolehan yang diamortisasi. Jumlah yang
direklasifikasi dari dan ke setiap kategori dan alasan direklasifikasi.

Untuk periode pelaporan ketika aset keuangan direklasifikasi, keuntungan atau


kerugian nilai atas aset keuangan yang diakui dalam laba rugi atau pendapatan lain
pada periode pelaporan tersebut dan periode pelaporan sebelumnya.

Untuk periode pelaporan setelah reklasifikasi (termasuk periode pelaporan dimana


asset keuangan direklasifikasi) hingga penghentian pengakuan aset keuangan,
keuntungan atau kerugian nilai wajar yang seharusnya diakui dalam laba rugi atau
pendapatan lain, jika aset keuangan tersebut tidak direklasifikasi.

Keuntungan, kerugian, pendapatan dan beban yang diakui dalam laba rugi serta suku
bunga efektif dan estimasi jumlah arus kas yang Bank perkirakan untuk pulih pada
tanggal reklasifikasi aset keuangan.

d. Jenis aset keuangan, jenis risiko dan manfaat atas kepemilikan di Bank, melanjutkan
pengakuan atas seluruh aset (jumlah tercatat dan liabilitas terkait), melanjutkan
pengakuan atas aset sejauh keterlibatan - berkelanjutannya.

e. Jumlah tercatat aset keuangan yang dijaminkan sebagai agunan termasuk jumlah
yang telah direklasifikasi dengan berpedoman pada syarat dan ketentuan yang terkait
dengan penjaminan tersebut. Bank tidak memiliki agunan yang dijual dan atau
dijaminkan kembali.

f. Rekonsiliasi atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai karena kerugian
kredit dan penurunan nilai dalam akun terpisah dan bukan langsung mengurangi
jumlah tercatat asset keuangan.

3. Nilai Wajar

Bank telah menguraikan nilai wajar untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas
keuangan dengan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Nilai wajar dari kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut dilakukan dengan
cara yang memungkinkan untuk membandingkan dengan jumlah tercatatnya.

b. Saling hapus di antara kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan hanya
dilakukan sepanjang jumlah tercatatnya juga saling hapus di laporan posisi keuangan.
c. Metode dan asumsi yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dengan cara
menginformasikan perubahan dalam teknik penilaian dengan menyebutkan alasan
yang digunakan dalam perubahan tersebut.

d. Klasifikasi pengukuran nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang
mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam melakukan pengukuran
harga kuotasian (tingkat 1), input observasi langsung dan tidak langsung (harga dan
derivasi dari harga) (tingkat 2) dan data pasar yang diobservasi (tingkat 3).

e. Tingkat pada hirarki nilai wajar dikategorikan secara keseluruhan dengan


memisahkan nilai wajar sesuai tingkat yang telah ditentukan.

4. Sifat dan luas risiko yang timbul dari instrument keuangan

Pengungkapan ini memfokuskan pada risiko yang timbul dari instrumen keuangan dan
bagaimana risiko tersebut dikelola. Risiko ini umumnya meliputi, tetapi tidak berbatas
pada, risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar.

a. Pengungkapan kualitatif yaitu Bank mengungkap eksposur risiko dan bagaimana


risiko tersebut timbul. Tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko serta metode
yang digunakan untuk mengukur risiko tersebut.

b. Pengungkapan kuantitatif yaitu ikhtisar mengenai eksposur Bank terhadap risiko


pada akhir periode pelaporan. Pelaporan tersebut didasarkan pada informasi yang
disajikan secara internal kepada personel manajemen kunci. Jika data kuantitatif pada
akhir periode tidak mewakili eksposur atas risiko, maka Bank menyediakan
informasi lebih lanjut yang mewakili.

c. Risiko kredit yaitu nilai maksimal eksposur padaakhir periode tanpa


memperhitungkan agunan yang dimiliki, informasi dari aset keuangan yang belum
jatuh tempo atau tidak mengalami penurunan dan aset keuangan yang belum jatuh
tempo atau tidak mengalami penurunan nilai yang telah dinegosiasi ulang.

d. Risiko likuiditas yaitu risiko analisa jatuh tempo untuk liabilitas keuangan non
derivatif yang menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual dimana jatuh tempo
kontraktual sangat penting untuk memahami waktu arus kas.

e. Risiko pasar yaitu analisis sensitivitas dimana Bank terekspos pada akhir periode
pelaporan, yang menunjukkan bagaimana laba rugi dan ekuitas mungkin terpengaruh
oleh perubahan pada variabel risiko yang relevan pada tanggal tersebut.
PT Bank Riau Kepri telah memilih untuk menerapkan dini PSAK 71 secara retrospektif
mulai 1 Januari 2020. Setiap penyesuaian atas nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan pada
tanggal transisi diakui pada laporan laba rugi periode berjalan.

Penerapan PSAK 71 menghasilkan perubahan berikut terhadap kebijakan akuntansi Bank.

Aset keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi hanya jika kedua kondisi berikut
terpenuhi:

- aset keuangan dikelola dalam model bisnis yang bertujuan untuk memiliki aset keuangan
dalam rangka mendapatkan arus kas kontraktual, dan

- persyaratan kontraktual dari aset keuangan yang pada tanggal tertentu meningkatkan arus
kas yang semata dari pembayaran pokok dan bunga (solely payments of principal and
interest ) dari jumlah pokok terutang.

Berikut ini ikhtisar perubahan-perubahan penting:

- Kategori aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo (Held To Maturity/ HTM) dan
tersedia untuk dijual (Available For Sale/ AFS) telah dihapus.

- Kategori aset baru yang diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain
(Fair Value Other Comprehensive Income/ FVOCI) diperkenalkan. Hal ini berlaku untuk
instrument utang dengan karakteristik arus kas kontraktual yang semata-mata
pembayaran pokok dan bunga dan dimiliki dalam model bisnis yang tujuannya dicapai
dengan mendapatkan arus kas kontraktual dan menjual aset keuangan.

- Kategori aset baru untuk investasi ekuitas yang tidak diperdagangkan yang diukur pada
FVOCI diperkenalkan.

Liabilitas keuangan

Klasifikasi liabilitas keuangan Bank tidak berubah. Liabilitas keuangan tetap diukur pada
biaya perolehan diamortisasi (Financial Liability at Amortised Cost/ FLAC). Kriteria untuk
menetapkan liabilitas keuangan di FLAC dengan menerapkan opsi nilai wajar juga tetap tidak
berubah.

Perubahan penurunan nilai atas aset keuangan


Penurunan nilai berdasarkan PSAK 71 mensyaratkan model kerugian kredit ekspektasian,
menggantikan metodologi model incurred loss sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2014).
Perubahan penting dalam kebijakan akuntansi Bank dalam penurunan nilai atas aset
keuangan dijelaskan dibawah ini.

Bank menerapkan pendekatan tiga tahap untuk mengukur kerugian kredit ekspektasian
(Expected Credit Losses/ ECL) pada instrumen utang yang dicatat dengan biaya perolehan
diamortisasi dan FVOCI. Aset bermigrasi melalui tiga tahap berikut berdasarkan perubahan
kualitas kredit sejak pengakuan awal:

1) Tahap 1: ECL 12 bulan

Untuk eksposur yang tidak mengalami peningkatan risiko kredit secara signifikan sejak
pengakuan awal dan bukan merupakan kredit yang pada awalnya mengalami penurunan
nilai, bagian dari ECL sepanjang umurnya terkait dengan probabilitas kejadian default
yang terjadi dalam 12 bulan ke depan diakui.

2) Tahap 2: ECL sepanjang umurnya - kredit tidak mengalami penurunan nilai

Untuk eksposur kredit yang telah terjadi peningkatan risiko kredit secara signifikan sejak
pengakuan awal tetapi tidak mengalami penurunan nilai, maka ECL sepanjang umurnya
diakui.

3) Tahap 3: ECL sepanjang umurnya – kredit mengalami penurunan nilai

Aset keuangan dinilai sebagai kredit yang mengalami penurunan nilai ketika satu atau
lebih peristiwa yang memiliki dampak yang merugikan terhadap perkiraan arus kas masa
depan dari asset tersebut telah terjadi. Sebagaimana menggunakan kriteria yang sama
seperti dalam PSAK 55 (revisi 2014), maka metodologi Bank untuk penyisihan spesifik
tetap tidak berubah. Untuk aset keuangan yang telah mengalami penurunan nilai kredit,
ECL sepanjang umurnya diakui dan pendapatan bunga dihitung dengan menerapkan
suku bunga efektif pada biaya perolehan diamortisasi (setelah dikurangi penyisihan) dan
bukan jumlah tercatat bruto.

Pada setiap tanggal pelaporan, Bank menilai apakah telah terjadi peningkatan signifikan
dalam risiko kredit untuk aset keuangan sejak pengakuan awal dengan membandingkan risiko
gagal bayar yang terjadi sepanjang umur yang diharapkan antara tanggal pelaporan dan
tanggal pengakuan awal.
Dalam menentukan apakah risiko kredit telah meningkat secara signifikan sejak pengakuan
awal, Bank menggunakan sistem penilaian risiko kredit internal, peringkat risiko eksternal
dan informasi perkiraan untuk menilai memburuknya kualitas kredit dari suatu asset
keuangan.

Bank menilai apakah risiko kredit pada aset keuangan telah meningkat secara signifikan
berdasarkan individual atau kolektif. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif,
aset keuangan dikelompokkan berdasarkan karakteristik risiko kredit bersama, dengan
mempertimbangkan jenis instrumen, peringkat risiko kredit, tanggal pengakuan awal, sisa
umur jatuh tempo, industri dan faktor relevan lainnya.

Jumlah ECL diukur sebagai probabilitas nilai kini tertimbang dari seluruh cash shortfall atas
umur yang diharapkan dari aset keuangan yang didiskontokan pada tingkat bunga efektif
awalnya. Cash shortfall adalah selisih antara seluruh arus kas kontraktual yang harus dibayar
oleh Bank dan seluruh arus kas yang diharapkan akan diterima oleh Bank. Jumlah kerugian
diakui dengan menggunakan penyisihan kerugian penurunan nilai.

Bank mempertimbangkan pengalaman kerugian historisnya dan menyesuaikannya dengan


data yang dapat diobservasi saat ini. Selain hal tersebut, Bank menggunakan perkiraan yang
wajar dan mendukung kondisi ekonomi masa depan termasuk pertimbangan untuk
mengestimasi jumlah kerugian penurunan nilai ekspektasian. PSAK 71 memperkenalkan
penggunaan faktor-faktor ekonomi makro yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada tingkat
pengangguran, suku bunga, produk domestik bruto, inflasi dan harga property komersial, dan
mensyaratkan evaluasi baik saat ini serta perkiraan arah siklus ekonomi. Memasukkan
informasi forward looking dapat menambah tingkat justifikasi mengenai dampak perubahan
dalam faktorfaktor makro ekonomi akan mempengaruhi ECL. Metodologi dan asumsi
termasuk setiap perkiraan kondisi ekonomi masa depan yang ditelaah secara berkala.

Jika, pada periode berikutnya, kualitas kredit meningkat dan membaik maka setiap
peningkatan risiko kredit yang sebelumnya dinilai signifikan sejak awal, selanjutnya
penyisihan kerugian penurunan nilai berubah dari ECL sepanjang umur menjadi ECL 12
bulan.

Dalam hal kategori aset yang baru untuk instrument utang yang diukur pada FVOCI,
pengukuran ECL didasarkan pada pendekatan tiga tahap sebagaimana diterapkan pada aset
keuangan dengan biaya perolehan diamortisasi. Bank mengakui penyisihan kerugian pada
laporan laba rugi, dengan jumlah yang diakui pada penghasilan komprehensif lain, tanpa
mengurangi jumlah tercatat aset di laporan posisi keuangan.

Secara keseluruhan, penurunan nilai berdasarkan PSAK 71 menghasilkan pengakuan


kerugian kredit lebih awal dibandingkan dengan PSAK 55 (revisi 2014).

Anda mungkin juga menyukai