Anda di halaman 1dari 6

INSTRUMEN KEUANGAN

PSAK 50 (2014) Instrumen Keuangan: Penyajian

PSAK 55 (2014) Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

PSAK 60 (2014) Instrumen Keuangan: Pengungkapan

Pendahuluan
Salah satu perkembangan paling penting dalam dunia keuangan sejak tahun1970-an
adalah kehadiran sejumlah besar instrument keuangan baru dan inovatif dalam pasar
keuangan. Istilah “teknik keuangan” dan “revolusi instrument keuangan” sering
digunakan untuk menggambarkan perkembangan ini. Biasanya, instrument keuangan
baru merupakan kombinasi antara instrument keuangan yang sudah ada dengan sedikit
tambahan fitur baru. Instrumen keuangan lainnya merupakan kombinasi dua atau lebih
instrument menjadi instrument sintetis baru atau produk keuangan yang dikemas ulang,
contohnya beberapa jenis tertentu swap dan obligasi hipotek yang dijamin.

Beberapa instrument keuangan telah mengungguli kesuksesan instrument keuangan


lainnya, seperti instrument derivative termasuk didalamnya kontrak forward, future,
opsi, dan swap. Instrumen ini makin banyak digunakan dalam aktivitas trading,
arbitraging, dan manajemen risiko. Inovasi instrument keuangan mortgage-backed
securities (mbs) telah menjadi salah satu penyebab krisis keuangan global ditahun 
2007. Hal ini makin mempopulerkan nama instrument keuangan terutama yang terkait
dengan aktivitas investasi yaitu saham dan obligasi. Kepopuleran beberapa instrument
tersebut seolah-olah mendefinisikan instrument keuangan sebagai instrument investasi.
Dengan demikian, apakah instrument keuangan hanya terbatas pada instrument
investasi?

Jika investor dan pengguna laporan keuangan memerlukan pengetahuan dan


pergertian yang cukup tentang instrumen keuangan dalam melakukan pengambilan
keputusan dan penilaian risiko, maka diperlukan konsistensi akuntansi dan
pengungkapan yang memadai atas instrument tersebut. Disisi lain, akuntansi
instrument keuangan akan menjadi salah satu tantangan besar bagi entitas yang
mengadopsi International Financial Reporting Standard (IFRS), sebab pengadopsian ini
meningkatkan kompleksitas perlakuan akuntansi atas instrument keuangan.
Sayangnya, referensi yang membahas secara rinci tentang instrument keuangan
dengan berbagai contoh penerapan masih sangat sedikit.

Dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan), terdapat 3 (tiga) standar yang membahas
instrumen keuangan, yaitu:
1. PSAK 50 Instrumen Keuangan: Penyajian yang mengadopsi seluruh pengaturan
dalam IAS 32 Financial Instruments: Presentation. Pernyataan ini memberikan
panduan dalam pengaturan hal-hal berikut:
2. Definisi dan klasifikasi instrument keuangan yaitu aset keuangan, liabilitas
keuangan, dan instrument ekuitas;
3. Perbedaan antara liabilitas keuangan dan ekuitas;
4. Akuntansi untuk instrument keuangan majemuk;
5. Akuntansi untuk pembelian kembali saham dan saham treasuri;
6. Saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
7. PSAK 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang mengadopsi
seluruh pengaturan  dalam  IAS 39 Financial  Instruments:  Recognition  and
Measurement.

Pernyataan ini memberikan panduan dalam pengaturan hal-hal berikut:

1. Definisi, klasifikasi, dan reklasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan;


2. Pengakuan  dan penghentian  pengakuan  aset keuangan  dan
liabilitaskeuangan;
3. Pengukuran diawal dan setelah pengakuan awal;
4. Akuntansi derivatif untuk tujuan diperdagangkan dan lindung nilai.

 PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan yang mengadopsi semua


pengaturan dalam IFRS 7 Financial Instruments: Disclosures.

Peryataan ini mencakup persyaratan pengungkapan terkait instrument keuangan.

Ruang Lingkup PSAK 50, 55, dan 60


Berdasarkan PSAK 50, instrumen keuangan adalah setiap kontrak yang menambah
aset keuangan entitas dan liabilitas keuangan atau instrument ekuitas lain. Dengan
demikian instrumen keuangan dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori, yaitu:

1. Aset keuangan;
2. Liabilitas keuangan;dan
3. Intrumen ekuitas,entitas lain

Pada dasarnya, suatu instrumen dapat dikategorikan sebagai instrumen keuangan


apabila instrumen tersebut memiliki hubungan kontraktual antara dua pihak. Dengan
demikian, aset atau liabilitas keuangan yang tidak timbul secara kontraktual tidak dapat
dikategorikan sebagai instrumen keuangan, seperti contoh utang pajak. Liabilitas ini
timbul secara kontraktual melainkan secara konstruktif berdasarkan undang-undang.

PSAK 50, 55, dan 60 sama-sama mengatur mengenai perlakuan akuntansi instrumen
keuangan, namun masing-masing standar tersebut memiliki ruang lingkup yang sedikit
berbeda. Gambar berikut menyajikan perbedaan ruang lingkup dari ketiga standar
tersebut.

Ruang Lingkup PSAK 50, 55, dan 60


Definisi Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
Menurut PSAK 50, aset keuangan adalah setiap aset yang berbentuk:

1.        Kas, seperti mata uang lokal dan asing dan deposito dibank;

2.        Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain, seperti investasi saham pada
entitas yang terdaftar di bursa;

3.        Hak kontraktual;

 Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain, seperti
piutang usaha dan wesel tagih; atau
 Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dengan kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas tersebut, seperti
obligasi konversi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversi obligasi tersebut dengan kepemilikan saham pada entitas
penerbit obligasi dan sebaliknya menimbulkan kewajiban kontraktual bagi
penerbit obligasi untuk menyerahkan saham kepada pemegang obligasi; atau

4.        Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument
ekuitas yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:

 Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima


suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas,
seperti kontrak untuk menerima jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas
entitas yang setara dengan 10 kg emas; atau
 Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas.  Untuk tujuan ini, instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas tersebut tidak termasuk instrument yang
merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrument ekuitas
yang diterbitkan entitas tersebut dimasa depan.

Kas adalah bagian dari aset keuangan, sebab kas merupakan alat tukar dan dasar bagi
pengakuan dan pengukuran seluruh transaksi dalam laporan keuangan. Setoran tunai
pada bank atau institusi serupa juga merupakan aset keuangan, sebab setoran tunai
memberikan hak kontraktual bagi deposan untuk memperoleh kas dari institusi
tersebut atau melakukan penarikan melalui cek atau instrument serupa untuk
melunasi liabilitas keuangannya kepada kreditur.
Aset keuangan yang mencerminkan hak kontraktual untuk menerima atau
mempertukarkan sejumlah kas atau aset keuangan lainnya dimasa depan, antara lain
adalah piutang usaha, wesel tagih, pinjaman yang diberikan, investasi dalam obligasi,
Aset derivatif, dan investasi saham.

Beberapa aset keuangan memenuhi definisi aset keuangan berdasarkan PSAK 50


tetapi pengakuan dan pengukurannya tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55
yaitu antara lain saham yang diterbitkan entitas, aset dan liabilitas yang timbul dari
kontrak sewa, investasi saham pada anak entitas, investasi pada entitas asosiasi dan
ventura bersama, aset yang timbul dari program imbalan kerja (employee benefit
plans),  aset yang timbul dari transaksi pembayaran berbasis saham, aset yang timbul
dari kontrak asuransi dan lain-lain. Ada beberapa aset dan liabilitas yang pengakuan
dan pengukurannya tidak termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 tetapi dalam hal
pengungkapannya mengikuti aturan PSAK 60 seperti aset dan liabilitias yang timbul
dari kontrak sew).

Liabilitas Keuangan
Menurut PSAK 50, liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:

1. Liabilitas kontraktual:
2. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, seperti
utang dagang dan pinjaman yang diterima; atau
3. Untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut,
seperti opsi tertulis;
4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu :
5. Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang
diterbitkan entitas. Contoh : Sebuah kontrak untuk membeli 1.000 ton emas
yang diselesaikan dengan menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas yang setara dengan 1.000 ton emas;
atau
6. Derivative yang akan diselesaikan selain dengan mempertukarkan sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas. Contoh: Kewajiban entitas dibawah
kontrak forward  untuk membeli kembali sejumlah sahamnya sendiri yang setara
dengan Rp. 1 miliar.

Anda mungkin juga menyukai