INSTRUMEN KEUANGAN
Pengertian Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan adalah suatu kontrak yang dapat menambah nilai aset dan liabilitas
keuangan perusahaan. Instrumen keuangan adalah aset yang dapat diperdagangkan dalam
bentuk apapun, baik kas; bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk
menerima atau memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya. Menurut Standar
Pelaporan Keuangan Internasional, instrumen keuangan didefinisikan sebagai kontrak yang
menimbulkan aset keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau
instrumen ekuitas entitas lain.
Dengan demikian, penjualan barang oleh satu entitas ke yang lain secara kredit akan
menimbulkan aset keuangan untuk penjual (piutang) dan kewajiban keuangan untuk pembeli
(hutang dagang). Adapun standar akuntansi yang mengatur instrumen keuangan adalah sebagai
berikut:
1. PSAK 50 (revisi 2010) instrumen keuangan merupakan penyajian adopsi dari IAS:
Financial Instrumen Presentation
2. PSAK 55 (revisi 2013) instrumen keuangan merupakan pengakuan dan penilaian
adopsi dari IAS 39: Financial Instrument Recognition and Valuation
3. PSAK 60 (revisi 2013) instrumen keuangan merupakan pengungkapan adopsi dari
IFRS 7 Financial Instrument Disclosure
Instrumen keuangan didefinisikan sebagai berikut:
1. Kas merupakan harta paling liquid yang berguna sebagai media pertukaran atau jual
beli. Contoh dari kas yaitu uang logam, uang kertas, dana yang tersedia di deposito
bank dan lainnya.
2. Instrumen ekuitas dari entitas lain
3. Hak kontraktual terbagi menjadi 2 yaitu:
a. Untuk menerima uang tunai atau aset keuangan lain dari entitas lain
b. Untuk menukar aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas
lain dalam kondisi yang berpotensi menguntungkan entitas; atau
4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan :
a. Nonderivatif di mana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
sejumlah variabel dari instrumen yang diterbitkan entitas
b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mempertukarkan
sejumlah kas atau aset keuangan dengan sejumlah instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas. tidak termasuk instrumen yang merupakan kontrak untuk
penerimaan di masa depan atau pengiriman instrumen ekuitas entitas sendiri atau
instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual (Puttable Financial Instrument).
Instrumen opsi jual merupakan instrumen keuangan yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk menjual kembali instrumen kepada penerbit dan memperoleh
kas atau aset keuangan lainnya atau secara otomatis menjual kembali kepada
penerbit pada saat terjadinya peristiwa yang tidak pasti dimasa depan.
JENIS INSTRUMEN KEUANGAN
Instrumen keuangan dapat dikategorikan dengan tergantung pada bentuknya pada
apakah mereka adalah instrumen kas atau instrumen derivatif.
1. Instrumen kas
Instrumen kas adalah instrumen keuangan yang nilainya ditentukan langsung
oleh pasar. Mereka dapat dibagi menjadi sekuritas, yang mudah dipindah
tangankan, dan instrumen kas lainnya seperti pinjaman dan deposito, di mana
kedua peminjam dan pemberi pinjaman harus menyepakati transfer.
2. Instrumen derivatif
Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan yang memperoleh nilai mereka dari
nilai dan karakteristik dari satu atau lebih entitas yang mendasari seperti aset, indeks
harga, atau tingkat suku bunga. Mereka dapat dibagi menjadi diperdagangkan
di bursa derivatif dan derivatif over-the-counter (OTC). Atau, instrumen keuangan
dapat dikategorikan berdasarkan "kelas aset" tergantung pada apakah mereka
berbasis ekuitas (yang mencerminkan kepemilikan pada badan yang menerbitkan)
atau berbasis utang (yang mencerminkan pinjaman investor yang diberikan
terhadap entitas yang menerbitkan). Jika utang, dapat lebih dikategorikan ke dalam
jangka pendek (kurang dari satu tahun) atau jangka panjang. Instrumen valuta asing
dan transaksi bukan utang maupun ekuitas didasarkan dan termasuk dalam kategori
mereka sendiri.
Bentuk Instrumen Keuangan
Instrumen keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2013) berbentuk aset keuangan,
liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas. PSAK 55 (Revisi 2013) menjelaskan lebih rinci
berdasarkan jenis pengukurannya.
Aset keuangan terdiri atas:
1. Kas baik dalam bentuk kas di dalam perusahaan dalam bentuk uang tunai maupun kas
yang di simpan di dalam bank.
2. Instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas lain. Dalam sebuah entitas, aset ini merupakan
bentuk investasi dalam saham. Investasi dalam saham yang termasuk dalam investasi
keuangan adalah investasi yang akan di jual dalam jangka waktu dekat dan tidak
ditujukan untuk penyertaan saham dalam jangka panjang seperti diatur dalam PSAK 15:
Investasi Asosiasi atau PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama atau
investasi di anak perusahaan yang diatur dalam PSAK 4: Laporan Keuangan
Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri.
3. Hak kontraktual
a. Untuk menerima kas atau aset keuangan lainnya dari entitas lain.
Bentuk hak kontraktual ini dapat berbentuk klaim entitas terhadap entitas lain
untuk mendapatkan kas atau aset keuangan, contohnya piutang, investasi dalam
obligasi, dan pemberian pinjaman. Kontraktual tersebut dapat berbentuk
perjanjian formal seperti perjanjian kredit yang dikeluarkan oleh perbankan dan
perjanjian kredit pembelian aset tetap. Namun dapat juga tanpa perjanjian
formal dan hanya didasarkan pada bukti pengiriman barang dan faktur
penagihan. Contohnya piutang dagang jarang menggunakan bentuk perjanjian
formal dan hanya didasarkan pada faktur atau bukti pengiriman barang atau
penyelesaian jasa.
b. Untuk pertukaran aset keuangan dengan entitas lain dengan kondisi berpotensi
untung.
Contoh bentuk kontrak ini dapat berupa forward, future, atau bentuk opsi untuk
mempertukarkan aset keuangan, misalnya entitas memiliki kontrak untuk
menukarkan piutang dalam mata uang USD sebesar USD 100.000 ke dalam mata
uang Rupiah pada lima bulan yang akan datang dengan kurs yang ditetapkan
sebesar Rp. 9.000 untuk tiap USD. Jika ternyata dalam perjalanan sebelum tiga
bulan tersebut kurs berubah menjadi lebih tinggi dari Rp 9.000 per USD maka
entitas berpotansi untung. Misalnya kontrak tersebut di buat pada 1 Oktober
20X1 maka entitas akan mengakui potensi keuntungan sebesar 300 x USD
100.000 potensi untung tersebut akan dicatat sebagai aset keuangan dan diakui
sebagai keuntungan.
4. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas
yang diterbitkan oleh entitas dan merupakan:
a. Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin diwajibkan untuk menerima
sejumlah yang bervariasi dari instrumen yang diterbitkan entitas atau
b. Derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain mempertukarkan sejumlah
tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas. Tidak termasuk instrumen keuangan yang mempunyai opsi jual
(puttable financial instruments).
Kontrak bukan instrumen ekuitas walaupun diselesaikan dengan penerimaan instrumen ekuitas
yang diterbitkan karena nilai ekuitasnya bervariasi. Contoh kontrak untuk menerima sejumlah
bervariasi dari instrumen ekuitas diterbitkan senilai Rp100 miliar. Jumlah instrumen ekuitas
yang akan diterima tergantung Rp100 miliar dibagi dengan harga saham tanggal kontrak. Opsi
saham atau warrant yang memberikan hak untuk membeli saham dalam jumlah yang
ditetapkan merupakan instrumen ekuitas.
KAS
Kas adalah aset yang paling likuid. Kas diklasifikasi sebagai aset lancar dalam laporan posisi
keuangan. Kas biasanya digunakan untuk alat pembayaran aktivitas operasi perusahaan. Kas
perusahaan dapat berbentuk seperti giro, kas kecil, tabungan, dan sebagainya. Sifat kas yang
sangat likuid ini maka sering menjadi sasaran dalam penyalahgunaan. Oleh karena itu
diperlukan pengendalian atas kas perusahaan.
Pengendalian Kas
Beberapa bentuk pengendalian pada akun kas yang terjadi meliputi:
1. Pemisahan tugas yang jelas seperti pada bagian yang melakukan otorisasi dengan
pengeluaran kas, pengelolaan dan pencatatan kas.
2. Keamanan penyimpanan kas
3. Pengeluaran kas harus menggunakan cek dan diotorisasi oleh bagian yang tepat
4. Penggunaan sistem kas kecil untuk kegiatan operasional perusahaan
5. Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran bank
Kas Kecil
Perusahaan tidak menggunakan cek untuk mencairkan dana yang jumlahnya sering dan kecil.
Pengeluaran kas untuk kegiatan yang bersifat kecil menggunakan dana kas kecil. Sehingga
perusahaan membentuk sistem dana kas kecil. Pembentukan dana kas kecil disesuaikan dengan
ukuran perusahaan, semakin besar perusahaan maka pos kas kecil yang dibentuk juga berbagai
macam. Dalam pembentukan kas kecil terdiri dari dua sistem, yaitu:
1. Sistem imprest
Pada sistem imprest, jumlah kas kecil setiap periodenya dipertahankan tetap. Setiap
pengeluaran akan dibuatkan bukti pengeluaran, bukan dicatat dalam jurnal setiap terjadi
transaksi pengeluaran. Jika jumlah kas kecil sudah menipis atau habis, maka akan
dilakukan pengisian kembali sejumlah bukti pengeluaran yang ada, sehingga dana kas
kecil jumlahnya tetap. Ketika penggantian untuk pengeluaran, akan dibuat jurnal terkait
dengan pengeluaran dan mengurangi kas perusahaan.
Berikut ini adalah ilustrasi dari kas kecil.
a. Pembentukan kas kecil
Jumlah dan periode waktu kas kecil sistem imprest telah ditentukan terlebih dahulu.
Sebagai contoh, pada tanggal 5 November 2020, PT Mekar Sari membentuk kas kecil
dengan menarik cek di bank dengan nomor K-555 sebesar Rp 1.500.000 yang
diestimasikan penggunaannya setiap 2 minggu sekali atau jika dana telah menipis. Atas
transaksi tersebut maka akan dicatat sebagai berikut
5 Nov 2020 Kas kecil 1.500.000
Kas di Bank 1.500.000
(pembentukan kas kecil)
Pengeluaran kas kecil dibuatkan kartu kas kecil seperti berikut ini
PT MEKAR SARI
Kartu Kas Kecil
Periode 5-19 November 2020
No. No.
Tgl Keterangan Jumlah Saldo
Bukti Akun
05-Nov K-555 Pembentukan kas kecil 1.500.000
06-Nov BP-01 Pembayaran taksi 521 55.000 1.445.000
08-Nov BP-02 Pembelian alat tulis 522 125.000 1.320.000
10-Nov BP-03 Pembelian materai 522 120.000 1.200.000
13-Nov BP-04 Perjalanan dinas 521 725.000 475.000
14-Nov BP-05 Pengiriman fax 522 125.000 350.000
18-Nov BP-06 Pembayaran koran 525 200.000 150.000
Pada kasus tertentu, saldo kas kecil telah berkurang dan belum dilakukan penggantian,
sehingga pada tanggal pelaporan dibuat jurnal untuk menyesuaikan saldo kas kecil, oleh karena
itu kas kecil menunjukkan saldo yang sebenarnya. Namun, untuk menjaga konsistensi
pencatatan, pada awal periode perlu dibuat jurnal pembalik sehingga memudahkan pencatatan
periode berikutnya.
Pengisian kembali kas kecil dilakukan pada tanggal 20 November 2020 sampai dengan
3 Desember 2021. Pada tanggal 30 November 2020 (akhir periode) tidak ada pengisian kembali
(penggantian) pengeluaran yang telah dikeluarkan, sehingga dibuatkan jurnal penyesuaian.
Sebagai contoh, penggunaan kas kecil sampai selama tanggal 20 November – 30 November
2020 sebagai berikut:
Tanggal Jenis Pengeluaran Jumlah
21 November 2020 Pembelian perangko 75.000
23 November 2020 Pembayaran ongkos taksi 200.000
24 November 2020 Perjalanan dinas 350.000
26 November 2020 Pembayaran fax 50.000
30 November 2020 Pembelian alat tulis 70.000
Jurnal penyesuaian untuk mencatat penggunaan kas kecil selama 20 November – 31 November
2020 sebagai berikut
31 Nov 2020 Beban Pos dan Telekomunikasi 195.000
Beban Transportasi 550.000
Kas kecil 745.000
(mencatatan penyesuaian akhir periode)
Sehingga saldo kas kecil per tanggal 30 November 2020 adalah Rp 755.000 (1.500.000 –
745.00). Akun beban untuk periode November 2020 akan ditutup pada akhir periode dengan
jurnal penutup. Setelah jurnal penutup, maka saldo beban pos dan telekomunikasi dan beban
transportasi sebesar nol. Dalam hal menjaga konsistensi pencatatan, maka akan dibuat jurnal
pembalik, sehingga saldo akan kembali sebesar jumlah saat pembentukan yaitu Rp 1.500.000
dan beban bersaldo kredit.
1 Des 2020 Kas Kecil 745.000
Beban Pos dan Telekomunikasi 195.000
Beban Transportasi 550.000
(pencatatan jurnal pembalik awal periode)
Periode pengisian kembali kas kecil sampai periode berikutnya, dimana pengeluaran yang
terjadi berkaitan dengan surat kabar dan majalah sebesar Rp 80.000, transportasi sebesar Rp
200.000, dan pos dan telekomunikasi sebesar Rp 325.000, sehingga akan dicatat dalam jurnal
sebagai berikut:
9 Jan 2021 Beban Pos dan Telekomunikasi 395.000
Beban Transportasi 875.000
Beban Surat Kabar dan Majalah 80.000
Kas di Bank 1.190.000
(pengisian kembali kas kecil periode 20 Nov 2020 – 3 Des 2020)
2. Sistem fluktuasi
Pada sistem ini tidak ditetapkan nominal tertentu pada saldo kas kecil, sehingga
menyebabkan saldo kas kecil bervariasi dari period eke periode. Penggantian tidak
berdasarkan jumlah kas kecil yang terpakai, namun ditetapkan dalam jumlah tertentu.
Sebagai contoh, pembentukan dana kas kecil sebesar Rp 5.000.000 untuk 1 bulan, maka
setiap bulan, tidak memandang dana sudah menipis, atau dana masih ada akan selalu diisi
kembali sebesar Rp 5.000.000.
Sebagai contoh, PT Bersama membentuk sistem kas kecil untuk pengeluaran perusahaan
dalam jumlah kecil. Kas kecil dibentuk pada tanggal 2 Desember 2020 dengan sebanyak
Rp 4.000.000. Untuk selanjutnya kas kecil diisi setiap tanggal 15 dan 30. Transaksi yang
berhubungan dengan kas kecil selama bulan Desember 2020 adalah sebagai berikut:
4 Desember Membeli materai sebesar Rp 300.000
9 Desember Membayar tagihan sebesar listrik Rp 320.000 dan air Rp 230.000
10 Desember Membayar biaya iklan pada harian suara Kudus sebesar Rp 250.000
15 Desember Pengisian kembali dana kas kecil
18 Desember Membayar ongkos angkut pembelian sebesar Rp 240.000
21 Desember Membayar biaya telepon sebesar Rp 350.000
26 Desember Membeli perlengkapan kantor sebesar Rp 650.000
28 Desember Membayar biaya angkut barang sebesar Rp 130.000
30 Desember Pengisian kembali kas kecil
Rekonsiliasi Bank
Pada setiap akhir periode, perusahaan membuat rekonsiliasi dengan tujuan untuk mencocokkan
catatan kas yang ada di perusahaan dan kas yang ada di bank. Dengan adanya rekonsiliasi maka
dapat mengurangi adanya kesalahan dalam pencatatan dan potensi hilangnya kas perusahaan.
Secara umum penyebab perbedaan saldo dalam rekening bank dengan saldo kas menurut
pencatatan perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Perbedaan Waktu Pencatatan
Perbedaaan saldo kas antara kedua belah pihak disebabkan adanya keterlambatan
pencatatan transaksi oleh salah satu pihak terkait dengan perbedaan waktu. Perbedaan
waktu pencatatan meliputi:
a. Transaksi yang dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh pihak Bank
- Setoran dalam perjalanan (Deposit in Transit)
Setoran dalam perjalanan adalah setoran yang dikirimkan oleh pihak perusahaan,
tetapi sampai akhir periode belum dicatat/diterima oleh pihak bank, sehingga
transaksi belum dibukukan ke rekening koran.
- Cek dalam peredaran (Outstanding Check)
Cek dalam peredaran adalah cek yang dikeluarkan oleh perusahaan, tetapi sampai
akhir periode belum dicairkan ke bank oleh pemegang cek sehingga transaksi
belum dicatatan dalam rekening koran bank.
b. Transaksi yang telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan
- Setoran langsung oleh debitur
Para debitur terkadang memilih membayarkan pembayaran langsung ke bank,
sehingga sampai akhir periode pihak perusahaan belum memperoleh bukti setoran
oleh debitur dari pihak bank, sehingga transaksi setorang tersebut belum dicatat
oleh perusahaan.
- Transfer secara elektronik
Pada umumnya terkadang transaksi penerimaan dan pengeluaran dapat dilakukan
dengan cara transfer secara elektronik. Namun terkadang, sampai akhir periode,
pihak perusahaan belum menerima bukti transfer, sehingga transaksi belum dicatat
oleh perusahaan.
- Cek kosong
Jika perusahaan menerima pelunasan piutang dari debitur dalam bentuk cek dan
langsung disetor ke bank, namun setelah dilakukan pengecekan ternyata cek
dinyatakan kosong (tidak cukup dana) oleh pihak bank, sehingga cek tersebut
dikembalikan lagi kepada perusahaan. Pada akhir periode, bukti transaksi belum
diterima oleh perusahaan sehingga belum dicatat oleh perusahaan.
- Pendapatan jasa giro bank
Imbalan yang diberikan oleh bank terkait dengan rekening giro berupa imbalan
yang disebut sebagai pendapatan bunga. Pendapatan bunga ini langsung
ditambahkan ke dalam rekening giro bank, sehingga sampai akhir periode, bukti
transaksi atas pendapatan jasa giro bank belum diterima perusahaan.
- Beban administrasi bank
Administrasi yang dibebankan kepada perusahaan karena pihak bank memberikan
jasa pengelolaan dana. Beban administrasi tersebut langsung dikurangkan ke dalam
rekening giro perusahaan. Sampai akhir periode, perusahaan belum menerima
bukti atas beban administrasi sehingga belum dicatat oleh perusahaan.
- Cek yang dikembalikan
Terkadang terdapat cek yang kurang lengkap atau tidak valid (kurang tanda tangan
dan kesalahan penulisan cek), sehingga sampai pada akhir periode perusahaan
belum menerima bukti transaksi sehingga belum tercatat di perusahaan.
2. Faktor Kesalahan
Perbedaan antara saldo akhir menurut catatan pihak perusahaan dan saldo akhir menurut
bank dapat disebabkan oleh berbagai kesalahan, yaitu:
a. Kesalahan dari pihak perusahaan
Kesalahan yang terjadi dari pihak perusahaan seperti kesalahan pencatatan, sebagai
contoh perusahaan mengeluarkan cek senilai Rp 725.000, namun bagian akuntansi
salah mencatat dengan menulis Rp 752.000, atau misalkan perusahaan membayar
beban promosi sebesar Rp 5.000.000 tetapi oleh bagian akuntansi keliru dicatat ke
dalam beban konsumsi
b. Kesalahan dari pihak bank
Kesalahan yang terjadi dari pihak bank seperti misalkan setoran dari PT Alam Indah
sebesar Rp 7.500.000 salah dicatat ke PT Alam Raya. Kemudian sebagai contoh jika
PT Aneka melakukan penarikan cek sebesar Rp 850.000, namun dicatat oleh bank
sebagai pengurang di rekening giro bank PT Aneka sebesar Rp 805.000
c. Kesalahan dari pihak perusahaan dan bank
Kesalahan dilakukan oleh pihak bank dan perusahaan, sebagai contoh PT Bagus
melakukan penarikan cek untuk membayar utang kepada PT Indah sebesar Rp
1.825.000, namun bagian perusahaan mencatat sebesar Rp 1.852.000 dan cek dicatat
bank sebagai setoran kepada PT Baik
Perusahaan Bank
Saldo awal menurut perusahaan xx Saldo awal menurut Bank xx
Ditambah: Ditambah:
Bunga xx Setoran dalam perjalanan xx
Kesalahan pencatatan xx Kesalahan bank xx
DIKURANGI: DIKURANGI:
Biaya administrasi bank xx Cek yang masih beredar xx
Cek kosong xx
Setelah menyusun laporan rekonsiliasi bank, selanjutnya adalah mencatat jurnal penyesuaian
untuk menyesuaikan akun-akun yang ada mempengaruhi saldo perusahaan.
Sebagai contoh, PT Alam Jaya menunjukkan saldo kas perusahaan sebesar Rp 20.965.000 pada
tanggal 31 Januari 2020, sedangkan menurut bank, saldo kas sebesar Rp 22.150.000. Berikut
adalah poin-poin perbedaan:
1. Setoran sebesar Rp 1.050.000 dilakukan pada tanggal 31 Januari, namun belum muncul
di laporan bank
2. Cek yang ditulis pada bulan Januari, namun belum dicairkan yaitu sebesar Rp 175.000
3. Bunga bank yang langsung didebet di rekening bank sebesar Rp 275.000
4. Beban administrasi bank sebesar Rp 45.000 dan belum dicatat oleh perusahaan
5. Cek dari pelanggan sebesar Rp 175.000 tidak dapat diuangkan karena dananya tidak
cukup
6. Perusahaan melakukan kesalahan pencatatan, cek untuk pembayaran hutang sebesar Rp
275.000 namun salah dicatat Rp 625.000
7. Bank salah mencairkan cek sebesar Rp 65.000 yang seharusnya merupakan cek dari
rekening perusahaan lain
PT Alam Jaya
Laporan Rekonsiliasi Bank
Per 31 Januari 2020
Perusahaan Bank
Saldo awal menurut perusahaan 20.965.000 Saldo awal menurut Bank 22.150.000
Ditambah: Ditambah:
Bunga 275.000 Setoran dalam perjalanan 1.050.000
Kesalahan pencatatan 350.000 Kesalahan bank 65.000
DIKURANGI: DIKURANGI:
Biaya administrasi bank 45.000 Cek yang masih beredar 1.895.000
Cek kosong 175.000
Saldo akhir menurut perusahaan 21.370.000 Saldo akhir menurut bank 21.370.000
Jenis Piutang
Piutang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Piutang usaha
Piutang usaha adalah tagihan yang didukung oleh bukti usaha seperti faktura tau bukti
bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke pihak yang berutang (debitur). Piutang
usaha berjangka waktu kurang dari satu tahun sehingga di dalam laporan posisi keuangan
dikategorikan sebagai aset lancar. Oleh karena bersifat lancar, piutang usaha biasanya
disertai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh perusahaan (kreditur) seperti 2/10,
n/30, yang artinya jangka waktu pelunasan piutang selama 30 hari sejak penjualan
dilakukan, apabila piutang dibayar lebih awal sampai hari ke 10, maka perusahaan akan
memberikan potongan sebesar 2% kepada pihak debitur.
2. Piutang wesel
Piutang wesel adalah tagihan yang didukung oleh instrumen kredit resmi seperti promes
(janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu). Pihak debitur akan membuat
surat perjanjian tertulis tentang kesanggupan membayar sejumlah kas beserta bunganya
(jika ada) kepada pihak kreditur pada waktu yang telah disepakati. Bagi pihak debitur,
instrumen kreditnya dinamakan sebagai wesel bayar yang akan dicatat sebagai utang
wesel, sedangkan bagi pihak kreditur instrumen kreditnya akan dinamakan sebagai wesel
tagih yang akan dicatat sebagai piutang wesel. Piutang wesel biasanya berjangka kurang
dari satu tahun sehingga akan dikategorikan sebagai aset lancar, namun jika berjangka
lebih dari satu tahun, maka dikategorikan sebagai piutang jangka panjang.
Pengendalian Internal pada Piutang
Pengendalian internal bertujuan untuk melindungi piutang perusahaan sehingga pemisahan
beberapa fungsi (persetujuan kredit, penjualan, akuntansi, dan penagihan) harus dilakukan.
Beberapa hal dalam pengendalian internal piutang usaha meliputi
1. Ada pemisahaan jelas dalam menangani transaksi penjualan secara kredit dan bagian
pencatatan piutang
2. Pemisahan antara bagian akuntansi dan bagian penerimaan kas hasil tagihan piutang
3. Pemberian potongan serta keringanan dan penghapusan piutang harus mendapatkan
otorisasi dari pihakyang berwenang
4. Perusahaan membuat buku tambahan piutang yaitu buku pembantu piutang
5. Perusahaan membuat daftar piutang berdasarkan jangka waktu piutang agar pemantauan
terhadap piutang tersebut dapat lebih efektif
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2020 untuk mencatat kerugian piutang, apabila
diketahui bahwa persentase kerugian piutang selama lima tahun terakhir adalah 1%, 1%,
2%, 0,5%, 1%
Rata-rata kerugian piutang lima tahun terakhir adalah
(1%, 1%, 2%, 0,5%, 1% = 1,1%
):5
Penjualan kredit = Rp 7.500.000
Potongan penjualan = (Rp 225.000)
Retur penjualan = (Rp 157.500)
Penjualan kredit bersih = Rp 7.117.500
Kerugian piutang = 1,1% x Rp 7.117.500 = Rp 78.293
Jurnal Penyesuaian
Beban kerugian piutang 78.293
Cadangan kerugian piutang 78.293
Dalam metode ini saldo cadangan sebelumnya diperhatikan, sehingga cara penyajian
piutang di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:
Piutang dagang = Rp 1.500.000
Cadangan kerugian piutang (Rp 25.000 + Rp 78.293) = (Rp 103.293)
Rp 1.395.708
3. Saldo cadangan ditambah sampai jumlah dari hasil analisa umur piutang, jika
diketahui bahwa pengalaman perusahaan yang berhubungan dengan kerugian
piutang adalah sebagai berikut:
Belum menunggak 1%
Menunggak 1-30 hari 4%
Menunggak 31-60 hari 7%
Menunggak 61-180 hari 10%
Menunggak lebih dari 180 hari 40%
Untuk menjawab pertanyaan yang ketiga terlebih dahulu kita harus menyusun Aging
Schedule. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa semakin lama umur piutang
semakin besar risiko tidak tertagihnya. Umumnya piutang timbul dari transaksi yang
berbeda tanggalnya, maka umurnya juga berbeda. Oleh karena itu, untuk menentukan
kerugian piutang, saldo piutang harus dianalisa menurut umurnya. Kemudian kerugian
piutang ditentukan dari masing-masing kelompok umur piutang tersebut.
Nama Saldo Belum Menunggak
Debitur Menunggak 1-30 31-60 61-180 > 180
PT A 1.500.000 - 1.500.000 - - -
PT B 750.000 750.000 - - - -
PT C 1.250.000 - - 1.250.000 - -
PT D 1.000.000 - - - - 1.000.000
PT E 400.000 - - - 400.000 -
PT F 1.100.000 - 1.100.000 - - -
Jumlah 6.000.000 750.000 2.600.000 1.250.000 400.000 1.000.000
% 1 4 7 10 40
Taksiran 7.500 104.000 87.500 40.000 400.000
kerugian
piutang
Beban kerugian piutang 339.000
Cadangan kerugian piutang 339.000
Akun yang digunakan untuk mencatat transaksi kas kecil PT Mulia Indah Lestari adalah Beban
Pos dan Telekomunikasi (5212), Beban Listrik (5213), Beban Reparasi (5214), Beban
Konsumsi (5215), Beban Pengiriman (5216), dan Beban Transportasi (5218).
Diminta:
a. Buatlah kartu kas kecil yang diperlukan atas pemakaian kas kecil menggunakan sistem
imprest
b. Buatlah jurnal atas transaksi di atas (pembentukan kas kecil, pengisian kembali, dan
penyesuaian) dengan sistem imprest dan sistem fluktuasi
Diminta:
1. Buatlah rekonsiliasi bank Juli 2021 dengan format kertas kerja yang sudah ditentukan!
2. Buatlah jurnal penyesuaiannya!
Catatlah semua jurnal atas transaksi di atas dan buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan di
akhir periode atas transaksi PT Bahagia pada bulan Maret 2021
4. Berikut ini adalah data rekening piutang dagang PT Insani per 31 Desember 2020:
Jangka waktu tertunggak Jumlah piutang dagang
< 30 hari 80.000.000
30-60 hari 16.000.000
61-120 hari 12.000.000
121-180 hari 8.000.000
> 180 hari 4.000.000
Total 120.000.000
Berdasarkan pengalaman masa lalu persentase piutang tak tertagih untuk tiap umur piutang
adalah: < 30 hari= 1,5%, 30-60 hari= 3%, 61-120 hari= 15%, 121-180 hari= 30%, dan > 180
hari= 60%
Diminta:
Buatlah analisis umur piutang untuk menentukan taksiran piutang tak tertagih dan siapkan
jurnal penyesuaian per 31 Desember 2020. Asumsikan bahwa saldo taksiran piutang tak
tertagih sebelum penyesuaian adalah:
a. Rp 715.000 (kredit)
b. Rp 715.000 (debit)