Anda di halaman 1dari 5

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 (UNTAG) SEMARANG

FAKULTAS HUKUM
JL. PAWIYATAN LUHUR BENDAN DUWUR TELP/FAKS. (024) 8446280 SEMARANG
JL. PEMUDA NO. 70 TELP. (024) 3546280 SEMARANG

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


TAHUN AKADEMIK 2020 / 2021

NAMA : Cholil Nur Rozaq MATA UJIAN : HUKUM TATA NEGARA


NPM :201003742018082 KELOMPOK : N.1
HARI/TANGGAL :SENIN, 05 JULI 2021 SEMESTER : II (DUA)

JAWABAN UJIAN:
1.A. Makna Hukum Tata Negara merupakan seperangkat aturan hukum yang mengatur
organisasi NKRI sebagai organisasi kekuasaan. Sedangkan materi muatan hukum tata negara
terdiri atas UUD NRI Tahun 1945. Undang-Undang organik dan konvensi ketatanegaraan, UUD
NRI Tahun 1945 dan Undang-Undang/ hukum organik merupakan hukum konstitusi. Ilmu HTN
adalah ilmu dasar hukum dengan obyek hukum konstitusi dari dimensi sosial dan politik.
B. fungsi dari Hukum Tata Negara sebagai berikut: sebagai dasar hukum pembentukan NKRI;
sebagai dasar hukum pembentukan/ pengaturan susunan organisasi tata kerja NKRI dan sebagai
dasar hukum pembentukan/ pengaturan sistem hukum nasional Indonesia. UUD atau konstitusi
hanya mengatur prinsip- prinsip umum atau prinsip-prinsip hukum
C. Hubungan Hukum Tata Negara dengan ilmu lain
1) Hubungan Hukum Tata Negara dengan Ilmu Negara
- Segi sifat > Karena sifatnya yang praktis, orang langsung dapat mempergunakan Hukum Tata
Negara dalam penerapannya. Sedangkan Ilmu Negara bersifat teoritis, dipergunakan sebagai
ilmu pengetahuan pengantar bagi Hukum Tata Negara, sehingga orang tidak dapat langsung
mempergunakannya dalam praktek.
- Segi Manfaat > Menurut pendapat Rangers Hora Siscama dalam bukunya 'Natuurlijke
waarheid en historiche' menggolongkan tugas ahli hukum di satu pihak sebagai penyidik sedang
dipihak lain sebagai pelaksana yang akan menggunakan hukum dalam keputusankeputusannya.
Menurutnya, seorang ahli hukum dinamakan penonton (de jurist als toeschouwer), sebagai
penonton ia lebih mengetahui kekurangan- kekurangan atau kesalahankesalahan yang dilakukan
oleh para pemain dan mencoba sebab musabab dengan mengadakan analisaanalisa tentang
peristiwa itu untuk menentukan caranya yang lebih baik dan sempurna, bagaimana melaksanakan
hukum itu. Dalam golongan kedua seorang ahli hukum dianggap sebagai pemain (de jurist als
medespeler) yang harus memutuskan. Keputusan dapat berbentuk Undang-Undang (legislatif),
vonnis (judikatif) dan beschikking (ekskutif).
2) Hukum Tatya Negara Dengan Ilmu Politik
> Hubungan Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik sangat dekat, sehingga dapat dikatakan
batasbatas ketentuan yang telah digariskan sering diisi atau memerlukan pengisian dari garis
politik.
3) Hubungan Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara
> Hubungan Hukum Tata Negara dan Ilmu Politik sangat dekat, sehingga dapat dikatakan
batasbatas ketentuan yang telah digariskan sering diisi atau memerlukan pengisian dari garis
politik.
D. 1)Ruang Lingkup Hukum Tata Negara
 Bentuk Negara ( Kesatuan atau Federasi )
 Bentuk Pemerintahan ( Kerajaan atau Republik )
 Sistem Pemerintahan ( Presidentil, Parlementer, Monarki absolute)
 Corak Pemerintahan ( Diktator Praktis, Nasionalis, Liberal, Demokrasi)
2)Objek Hukum tata negara meliputi :
Organisasi negara, baik tingkat pusat maupun daerah. Struktur, tugas, dan
wewenang dari alat perlengkapan negara. Hubungan antar alat
perlengkapan negara baik secara vertikal maupun horizontal. Wilayah negara,
sistem pemerintahannya
3)Metode Pendekatan Ilmu Hukum Tata Negara
1. Metode Yuridis Normatif/Dogmatis/Formal Metode yuridis normatif adalah metode
pendekatan yang mendasarkan diri pada asas-asas hukum yang menjadi dasar peraturan
perundang-undangan. Menurut metode ini, suatu peraturan perundang-undangan tidak boleh
menyimpang dari ketentuan dasar yaitu UUD 1945/UUD NRI Tahun 1945.
2. Metode Fungsional Dengan metode fungsional yang dikaji adalah fungsi lembagalembaga
negara.
3. Metode Sosiologis (Kemasyarakatan) Metode sosiologis dipergunakan karena pada
hakikatnya suatu undang-undang adalah produk politik.
4. Metode Filosofis Metode filosofis adalah pendekatan berdasarkan pada pandangan hidup
bangsa. Sebagai contoh, di Indonesia kajian hukum dalam masyarakat harus bersumber pada
falsafah bangsa yaitu Pancasila.
5. Metode Historis Dengan metode historis yang dilihat adalah sejarah hukumnya atau
kronologis pembuatan atau masa pembuatan peraturan perundangundangan tersebut.

2. > Sumber Hukum Formil adalah sumber hukum yang dikenal dalam bentuknya. Karena
bentuknya itulah sumber hukum formil diketahui dan ditaati sehingga hukum berlaku umum.
Selama belum mempunyai bentuk, suatu hukum baru merupakan perasaan hukum dalam
masyarakat atau baru merupakan cita-cita hukum, oleh karenanya belum mempunyai kekuatan
mengikat.
Sumber sumber hukum formil meliputi :
a. Undang-Undang;
b. Kebiasaan (costum) dan Adat;
c. Perjanjian antar negara (Traktat/Treaty);
d. Keputusankeputusan Hakim (Jurisprudensi);
e. Pendapat atau Pandangan Ahli Hukum (Doktrin).
> Sumber hukum materiil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum. Sumber
ini diperlukan ketika akan menyelidiki asalusul hukum dan menentukan isi hukum.
Misalnya, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang kemudian
menjadi falsafah Negara merupakan sumber hukum dalam arti materiil yang tidak saja
menjiwai bahkan dilaksanakan oleh setiap peraturan hukum. Karena pancasila
merupakan alat energi untuk setiap peraturan hukum yang berlaku, apakah ia
bertentangan atau tidak dengan Pancasila, sehingga peraturan hukum yang
bertentangan dengan Pancasila tidak boleh berlaku.
3. HTN ADAT

HTN ADAT HTN


HINDIA
BELANDA
Masa 1814-1855
Busluten Regering

Masa 1855-1926
Regerings Reglement (RR)

Masa 1926-1942
Indische staatsregeling
HTN Bala Tentara
jepang
Osamu seirei
(UU No. 1/1942

HTN RI
HTN RIS UUD NRI TAHUN 1945
HTN RI KRIS 1949
UUDS 1950

HTN ADAT HTN RI (Positif)


UUD NRI TAHUN 1945 (Perubahan)

4.a UUD 1945

KPU BPK MPR MK


Presiden DPR DPD MA KY

Kementerian
negara

TNI / Polri
b. Partai Politik berfungsi sebagai sarana:
a.    pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan
hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
b.    penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk kesejahteraan
masyarakat;
c.    penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan dan menetapkan
kebijakan negara;
d.    partisipasi politik warga negara Indonesia; dan
e.    rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan
kesetaraan dan keadilan gender.

5.

Anda mungkin juga menyukai