Anda di halaman 1dari 12

ELEMENT INTERNAL CONTROL

KAS

Anggota kelompok :

Ahmad Bachtiar Ramadhan


• Latar belakang
Pada umumnya setiap perusahaan dalam menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan memerlukan
pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan semua kegiatan perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan agar
pelaksanaan kegiatan dari perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan, dan bisa terhindar
dari kecurangan atau penyelewengan yang dilakukan pihak-pihak tertentu. Perlu adanya struktur internal control yang
dapat menjaga kekayaan perusahaan maupun kekayaan investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan.
Laporan keuangan suatu perusahaan wajib untuk diaudit, karena jika laporan keuangan tidak diaudit akan terdapat
kemungkinan laporan keuangan tersebut mengandung banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak. Tujuan audit
dari laporan keuangan yaitu untuk menilai kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan yang dibuat
olehperusahaan.
Kas adalah aset yang paling likuid dan rentan terhadap terjadinya kecurian atau penyelewengan jika tidak dikontrol
dengan baik. Oleh karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang
menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan adanya internal control yang baik atas kas dan bank. Sistem
pengendalian kas (cash control system) adalah prosedur yang dianut untuk menjaga dana kas perusahaan. Sistem ini
membentuk internal control yang memadai terhadap kas.
• Pengendalian internal
Pengendalian internal atau intenal control adalah elemen fisik, kebijakan, dan praktik yang diterapkan perusahaan
untuk melindungi integritas aset dan informasi keuangan dan akuntansi, mendorong akuntabilitas, dan mencegah
penipuan. Intenal control juga mencakup langkah-langkah yang diambil perusahaan untuk memastikan karyawannya
mematuhi semua hukum dan peraturan dan tidak mencuri aset perusahaan. Kontrol fisik seperti kunci pintu, pembatasan
area, brankas dan peralatan pengawasan juga merupakan kontrol internal. Perusahaan biasanya mengawasi kontrol
internalnya sendiri. Entitas yang tidak dikelola oleh perusahaan mengelola pengendalian eksternal seperti audit dan
investigasi peraturan.
Seiring dengan perkembangan skala usaha dalam suatu perusahaan, pemilik perusahaan tidak mungkin untuk bisa
melakukan pengawasan atas semua operasi perusahaan secara langsung atau dengan kata lain pemilik tidak mungkin bisa
terlibat langsung dalam operasi perusahaannya. Untuk itu pemilik perusahaan perlu mendelegasikan wewenangnya
kepada pimpinan manajemen perusahaan dan manajemen meneruskan kembali wewenang tersebut dengan menerapkan
prosedur-prosedur pengendalian intern.
Pelngendalian intern meliputi semua perencanaan dari suatu organisasi dan semua metode serta prosedur yang
diterapkan manajemen dalam rangka untuk:
1. Menjaga asset perusahaan dari pencurian, pembobolan, perampokan, manipulasi, korupsi yang dilakukan (fraud)
oleh pihak-pihak tertentu, serta penggunaan harta kekayaan perusahaan yang tidak diotorisasi.
2. Meningkatkan akurasi dan kepercayaan dari catatan akuntansi dengan cara mengurangi risiko kesalahan (error)
dalam proses akuntansi yang dilakukan.
a. Prinsip-prinsip Pengendalian Internal
Meskipun banyak perusahaan yang menetapkan prosedur pengendalian intern dengan “bahasa”aturan yang
berbeda-beda, namun pada umumnya masing-masing mengandung prinsip-prinsip pokok pengendalian intern yang
sama. Di antara prinsip-prinsip pengendalian intern tersebut adalah:

1. Pembentukan pertanggung jawaban (establishment of responsibility)


a. Manajemen harus menetapkan tanggung jawab secara jelas.
b. Tiap orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan kepadanya.
c. Pembentukan pertanggungjawaban meliputi otorisasi dan persetujuan atas suatu transaksi.
2. Adanya pemisahan tugas secara tegas (segregation of duties)
a. Tanggung jawab atas pekerjaan dan tugas harus diberikan kepada individu yang berbeda, (misalnya pemisahan
tugas antara petugas yang mengurusi penyimpanan kas dengan petugas yan mengurusi pencatatan kas).
b. Tanggung jawab untuk memelihara catatan harus terpisah dengan tanggung jawab untuk menjaga keadaan fisik
kekayaan perusahaan.
3. Prosedur dokumentasi harus dimiliki perusahaan (documentation procedure).
Dokumentasi yang baik diperlukan untuk melindungi kekayaan perusahaan dan menjamin bahwa semua karyawan
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. Dokumentasi yang bisa dipercaya akan menjadi sumber informasi yang
dapat digunakan manajemen untuk memonitor kegiatan operasi perusahaan.
4. Pengendalian secara fisik, mekanik, dan elektronik (physical, mechanical and electronic controls).
Sebaiknya perusahaan menerapkan pengendalian secara elektronik disamping cara mekanis dan fisik untuk menjaga
kekayaannya. Sebagai contoh penerapan pengendalian mekanis adalah penggunaan kas register, cheque protector.
Pengendalian mekanis menggunakan brankas (peti besi), ruang khasanah (strong room) dan contoh pengendalian
elektronik adalah pemakaian mesin absensi elektronik sidik jari yang terhubung dengan komputer, cctv (televisi monitor),
alarms elektronik, garment sensors.
5. Verifikasi internal yang independen harus ada (independent internal verification) .
• Pengertian Kas
Di dalam perusahaan, kas adalah unsur yang paling penting. Hampir seluruh aktivitas perusahaan tidak dapat
dipisahkan oleh kas. Menurut Arens et al. (2017: 737) kas adalah satu-satunya akun yang termasuk dalam beberapa
siklus. Kas merupakan bagian dari setiap siklus kecuali siklus persediaan dan siklus pergudangan. Audit saldo kas
merupakan bidang audit terakhir yang dipelajari karena bukti yang diakumulasikan untuk saldo kas sangat tergantung
pada hasil pengujian di dalam siklus lain. Kas sangat penting karena memiliki potensi untuk terjadinya kecurangan dan
juga karena terdapat kemungkinan kesalahan.
Kas didefinisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan. Menurut PSAK No. 2 (IAI: 2009) Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas
(cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan
sebagai kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Kas meliputi uang tunai dan instrumen atau alat-alat pembayaran yang diterima oleh umum, baik yang ada di dalam
perusahaan maupun yang disimpan di bank (uang tunai kertas dan logam, cek, wesel cek,rekening bank yang berbentuk
tabungan dan giro).
Kas memiliki sifat-sifat atau karakteristik:
1. Kas mempunyai sifat yang aktif tetapi tidak produktif
2. Kas (uang tunai) tidak mempunyai identitas kepemilikan dan mempunyai sifat yang mudah dipindah tangankan.
Dari dua sifat kas tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa unsur perencanaan dan pengawasan terhadap kas harus mendapatkan
perhatian yang serius bagi manajemen.
a. Sistem Pengendalian Internal Terhadap kas
Akuntansi terhadap kas lebih dititik beratkan pada fungsi penyediaan informasi untuk kepentingan manajemen terhadap kas. Secara garis
besar akuntansi terhadap kas harus diarahkan kepada dua hal yaitu : Administrative dan Accounting Control, yang secara umum terdiri
dari:
1. Menyediakan kas yang cukup untuk operasi perusahaan sehari-hari (likuiditas)
2. Menghindarkan terjadinya kas yang menganggur (idle money)
3. Mencegah terjadinya kerugian-kerugian sebagai akibat dari adanya penyalahgunaan terhadap kas.
Adapun prinsip – prinsip dari pengendalian ysng diterapkan untuk kas, antara lain adlah sebagai berikut:
1. Pemisahaan tugas
2. Penyetoran kebank
3. Pemerikasaan mendadak
4 Menggunakan cek.
b. Pengawasan Kas
Sistem pengawasan internal suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lain karena bentuk dan jenis perusahaan bermacam-macam. Tetapi ada dasar-dasar
tertentu yang bisa digunakan sebagai pedoman untuk mengadakan pengawasan terhadap kas sebagai berikut:
1. Penerimaan kas
Prosedur-prosedur pengawasan yang dapat digunakan antara lain:
Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dari setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank.
Diadakan pemisahan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas.
Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas.
Dilakukan pengecekan independent atau verivikasi internal
Selain itu setiap hari harus dibuat laporan kas.
2. Pembayaran kas
Beberapa prosedur pengawasan yang penting adalah sebagai berikut:
Semua pengeluaran uang menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
Dibentuk dana kas kecil yang diawasi dengan ketat.
Penulisan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti yang lengkap atau dengan kata lain digunakan sistem voucher.
Dipisahkan antara orang-orang yang mengumpulkan bukti-bukti pengeluaran, yang menulis cek, yang menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran
kas.
Diadakan pemeriksaan intern dengan jangka waktu yang tidak tertentu.
Diharuskan membuat kas harian.
C.Pengendalian intern terhadap kas
Pengendalian intern terhadap kas merupakan salah satu cara untuk menjaga agar dana kas perusahaan tidak diselewengkan.
Meskipun penyelewengan itu tidak mungkin untuk dihilangkan tetapi dengan pengendalian intern kas penyelewengan ini
dapat dihindari.
Pengendalian intern kas ada 2 yaitu:
1. Pengendalian intern untuk Penerimaan Kas
• Semua penerimaan kas harus segera dicatat
• Hendaknya semua penerimaan kas pada hari itu juga harus disetor ke bank
• Adanya pemisahan fungsi antara petugas yang menangani penerimaan kas dilakukan dengan mesin cash register
2. Pengendalian intern untuk Pengeluaran Kas
• Semua pengeluaran kas harus dilalakukan dengan menggunakan cek, kecuali pengeluaran yang jumlahnya kecil yang tidak
efisien jika dilakukan menggunakan cek dapat dilakukan dengan menggunakan dana kas kecil.
• Cek harus ditandatangani minimal 2 orang pejabat
• Cek yang batal digunakan/salah tulis harus diasir dengan rapi
• Hendaknya diberikan cap lunas untuk bukti dan cek yang sudah dikeluarkan
Tujuan Pengendalian Intern Kas
Tujuan umum dari pengendalian intern kas adalah sebagai berikut:
1. Adanya pemisahan tugas.
Pemisahan tugas ini harus dilakukan supaya kas dapat lebih terjaga keamanannya dari segala persekongkolan.
2 Semua transaksi kas diotorisasi dan dicatat dengan tepat.
Pengendalian intern kas bertujuan supaya transaksi yang telah terjadi mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang, dapat
dicatat dengan tepat sehingga manajemen dapat mengevaluasi semua informasi terhadap transaksi dengan benar
3. Meyakinkan adanya uang kas yang cukup.
Dengan uang kas yang cukup perusahaan dapat menggunakan uang kas tersebut untuk membayar utang yang telah jatuh
tempo. Dan apabila terdapat kelebihan uang kas maka perusahaan dapat menggunakan uang kas yang menganggur tersebut
untuk investasi perusahaan.
4. Mencegah hilangnya uang kas akibat kecurangan.
Dengan pengendalian intern kas diharapkan segala penyalahgunaan kas dapat ditekan serendah mungkin. Pengendalian intern
yang berfungsi dengan baik dan efektif akan membantu manajemen dalam mengambil keputusan.
• KESIMPULAN
• a. Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur untuk melindungi aktiva atau kekayaan perusahaan
dari segala bentuk penyalagunan.
• b. Kas adalah alat pertukaran yang diakui oleh masyarakat umum dan oleh sebab itu merupakan dasar-landasan yang kuat
untuk dipakai sebagai alat pengukur terhadap semua kegiatan ekonomi di dalam perusahaan
• c. Rekonsiliasi bank adalah Apabila setiap penerimaan uang disetor ke bank dan setiap pengeluaran uang (kecuali yang
jumlahnya relatif kecil) menggunakan cek maka rekening kas akan dapat dibandingkan dengan laporan bank
• d. Dana kas kecil atau petty cash fund adalah uang kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek
• e. Untuk keperluan pengendalian internal kas, secara berkala jumlah fisik kas dicocokkan dengan saldo buku besar kas,
apabila terjadi perbedaan maka selish tersebut dibukukan dalam selisih kas
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai