Anda di halaman 1dari 62

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan/instansi sebagai suatu organisasi mempunyai berbagai
kegiatan tertentu dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, yang pada
umumnya bertujuan untuk menghasilkan laba yang optimal agar dapat
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan memajukan serta
mengembangkannya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk itu setiap perusahaan
harus membuat keputusan bisnis yang baik.Keputusan bisnis tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan pengendalian internal untuk mengarahkan
operasi perusahaan, melindungi aktiva, dan mencegah penyalahgunaan sistem
perusahaan yang telah di bentuk oleh perusahaan.

Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti


mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran yang dimiliki perusahaan
dan siap digunakan di dalam transaksi, setiap saat diinginkan.oleh karena itu
penerapan sistem akuntansi dalam sebuah perusahaan dapat mengoptimalkan
biaya operasional yang di keluarkan.salah satu sistem akuntansi yang
digunakan oleh perusahaan adalah sistem pengeluaran kas.sistem ini
menangani pengeluaran kas yang terjadi secara rutin pada sebuah perusahaan.

Penerapan sistem pengeluaran kas pada sebuah perusahaan merupakan hal


yang sangat penting, mengingat kas juga merupakan aktiva yang paling
sensitive terhadap tindak kecurangan oleh karyawan.untuk itu di perlukan
sistem pengendalian intern yang baik. Manajemen mempunyai tanggung
jawab paling utama dalam menjaga keamanan harta milik perusahaan serta
menemukan dan mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan.oleh
sebab itu manajemen harus menetapkan tanggung jawab secara jelas dan tiap
orang memiliki tanggung jawab untuk tugas yang diberikan kepadanya.apabila

1
perumusan tanggung jawab tidak jelas dan terjadi suatu kesalahan,maka akan
sulit untuk mencari siapa yang bertanggung jawab dalam hal tesebut.

Pengendalian intern yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-prosedur


yang memadai untuk melindungi kas. Dalam merancang prosedur-prosedur
tersebut hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pokok pengendalian intern
yaitu :

1. Harus terdapat pemisahan tugas secara tepat,sehinnga petugas yang


menangani kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas
pencatat transaksi kas.
2. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank
secara harian.
3. Semua pengeluaran kas hendaknya di lakukan dengan menggunakan
cek kecuali untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan
untuk menggunakan uang tunai,yaitu melalui kas kecil.

Untuk mengawasi pengeluaran kas,maka semua transaksi harus menggunakan


cek/bilyet giro.dan untuk pengeluaran dalam jumlah kecil dapat dilakukan
dengan menggunakan kas kecil.prosedur-prosedur yang digunakan dalam
pengawasan kas dalam sebuah perusahaan bisa berbeda-beda, hal ini
tergantung oleh beberapa faktor seperti besarnya perusahaan, jumlah
karyawan,sumber-sumber kas dan sebagainya.

Objek penelitian pada penulisan skripsi ini adalah CV.Busana Perkasa.


CV.Busana Perkasa adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam
bidang Garment,dimana perusahaan tersebut merupakan Distributor untuk
beberapa Brand yang di pasarkan untuk Seluruh Wilayah Papua yang
mempunyai misi dan visi yang ingin dicapai dan sebagai suatu perusahaan
pasti mempunyai Kas.

Kas merupakan faktor penting dalam mendukung tercapainya misi dan visi
serta tujuan perusahaan.maka dari CV.Busana Perkasa memerlukan sistem
pengendalian intern kas yang efektif. Untuk melindungi kas dan menjamin

2
keakuratan catatan akuntansi atas kas. Hal ini sangat di perlukan untuk
mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan kas pada
CV.Busana Perkasa

Dalam tugas akhir ini, penulis akan membahas sistem pengendalian atas
pengeluaran kas di CV.Busana Perkasa. Sesuai dengan latar belakang masalah
di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan dan membahas penelitian
dengan judul “Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pengeluaran Kas
Pada CV.Busana Perkasa.

1.2 Perumusan Masalah

Pengendalian internal akan dapat dilaksanakan apabila di dalam perusahaan


telah memiliki sistem dan prosedur akuntansi. Hal ini disebabkan karena
sistem dan prosedur akuntansi merupakan pedoman atau standar dalam
pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan. Dari latar belakang yang di
kemukakan di atas, dapat diambil permasalahan pokok yaitu :
 Apakah penerapan sistem pengendalian internal pengeluaran kas pada
CV.Busana Perkasa sudah efektif ?

1.3 Tujuan dan Mamfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi apakah


penerapan sistem pengendalian internal pengeluaran kas pada CV
Busana Perkasa sudah memadai dan efektif atau belum.

1.3.2 Mamfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan
Hasil kesimpulan dari penelitian ini agar dapat menjadi bahan
pertimbangan dan masukan bagi manajemen perusahaan mengenai
perbaikan dari adanya kelemahan-kelemahan pengendalian intern
pengeluaran kas yang telah diterapkan perusahaan sekarang ini

3
sehingga dapat mengecilkan atau meminimalkan kecurangan atau
penyelewangan kas di masa akan datang.
2. Bagi Akademis
Sebagai bahan referensi untuk memahami pelaksanaan
pengendalian internal pengeluaran kas, sehinnga dapat menerapkan
perpaduan yang tepat antara praktek dan keadaan teoritis yang di
dapat pada bangku perkuliahan khususnya bidang sistem
pengendalian pengeluaran kas.

1.4. Gambaran Umum Objek Penelitian


CV Busana Perkasa adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang
garment. Prosedur pengeluaran kas pada perusahaan CV Busana Perkasa
meliputi :
1. Menerima berkas atau kwitansi tagihan pembayaran
2. Melampirkan dokumen pendukung pengeluaran kas
3. Membuat bukti pengeluaran kas / cek
4. Memintan tanda tangan pengesahan persetujuan pembayaran pada
bukti pengeluaran kas atau cek
5. Untuk pembayaran melalui bank di buatkan cek atau giro
6. Pencatatan pada buku pengeluaran giro nomor dan jumlah uang yang
di keluarkan
7. Pengesahan pencatatan pada buku bank oleh pihak yang berwenang.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


2.1.1 Sistem Pengendalian Internal
2.1.1.1. Pengertian Sistem Pengendalian Internal
Perusahaan secara umum menggunakan sistem pengendalian
internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan
mencegah terjadinya penyelewengan.
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian sistem
pengendalian intern antara lain :
a) Menurut Mulyadi (2002 : 181), menyatakan bahwa,
“Sistem pengendalian internal adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris,manajemen, dan
porsenal lain, yang didesain untuk memberikan keyakinan
memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni
kendala pelaporan keuangan,kepatuhan terhadapa hukum
dan peraturan yang berlaku,efektifitas dan efesiensi
operasi”
b) Menurut Niswonger Warren Reeve Fees (2000:183),
“Pengendalian Internal (internal control) merupakan
kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva dari
penyalagunaan, memastikan bahwa informasi usaha
akurat dan memastikan bahwa perundang-undangan serta
peraturan di patuhi sebagaimana mestinya.
c) Menurut Widjayanto Nugroho (2001 : 168)
Pengendalian internal adalah pengendalian yang
mempunyai dua
fungsi utama yaitu: (1) Mengamankan sumber daya
organisasi dari penyalahgunaan, (2) Mendorong efesiensi

5
operasi organisasi sehingga kebijaksanaan ataupun tujuan
yang telah digariskan dapat tercapai.
Berdasarkan definisi yang telah dikemukan di atas, bahwa
perusahaan menginginkan tercapainya tujuan tersebut dan
untuk mencapainya diperlukan sistem pengendalian intern.
sistem pengendalian intern merupakan alat untuk meletakkan
kepercayaan auditor megenai bebasnya laporan kekuangan
dari kemungkinan terjadinya kesalahan dan
kecurangan.perusahaan berusaha untuk membuat struktur
sistem pengendalian intern dengan baik,melaksanakan, dan
mengawasinya agar efektivitas perusahaan bisa
tercapai.sistem pengendalian intern yang baik akan menjamin
ketelitian data akuntansi yang dihasilkan sehinggan data
tersebut dapat di percaya.

2.1.1.2. Karakteristik Pengendalian Internal


Pengendalian internal yang baik mempunyai beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1. Karyawan yang kompoten dan penuh integritas
Pengendalian internal akan dapat diterapkan dengan baik
apabila karyawan yang menjalankan sistem adalah yang
mempunyai integritas tinggi dan kompoten. Pemilihan
karyawan dengan kompetensi dan integritas yang tinggi
harus di mulai pada saat proses rekruitmen. Prosedur
penarikan karyawan yang tepat akan menghasilkan
karyawan yang sesuai dengan bidang tugasnya.
2. Pemisahan fungsi yang meniadakan kecurangan
Pengendalian internal yang baik menghendaki adanya
pemisahan fungsi-fungsi tertentu untuk meminimalkan
kecurangan. Setidak-tidaknya ada keterlibatan karyawan

6
lain atas suatu proses transaksi dari awal sampai akhir.
Pemisahan fungsi paling ideal adalah memisahkan antara:
1) Fungsi otorisasi
2) Fungsi pencatatan
3) Fungsi penyimpanan
4) Fungsi pengecekan fisik kekayaan
3. Otorisasi transaksi yang memadai
Transaksi yang menyangkut kekayaan perusahaan harus
terlebih dahulu di otorisasi oleh pejabat yang berwenang.
Tanpa adanya otorisasi yang proporsional, sulit
mendeteksi adanya kecurangan yang dilakukan oleh
karyawan. Otorisasi oleh pejabat yang berwenang akan
menurunkan resiko kecurangan, hal ini disebabkan oleh
adanya penanggung jawab atas pelaksaaan transaksi.
4. Pencatatan yang memadai
Semua transaksi perusahaan harus segera dicatat untuk
menghindari kesalahan analisi oleh menajemen yang
berakibat merugikan perusahaan.Transaksi pembelian
dengan syarat diskon, akan merugikan perusahaan apabila
tidak bisa di mamfaatkan karena tidak ada dokumentasi
pencatatan yang akurat.
5. Penanganan karyawan yang memadai
Pengendalian internal yang baik menghendaki adanya hak
menangani dan memamfaatkan kekayaan perusahaan
hanya pada karyawan yang terbatas yang telah
memperoleh wewenang untuk kepentingan tersebut.
Dengan demikian, tidak semua karyawan di perbolehkan
secara bebas menggunakan fasilitas dan kekayaan yang
dimiliki perusahaan. Untuk itu diperlukan adanya
pembatasan karyawan tertentu yang di beri wewenang
menangani suatu fasilitas perusahaan.

7
6. Pembandingan kekayaan dan catatan secara periodik.
Pencocokan pada saat-saat tertentu yang tidak di
beritahukan sebelumnya pada pemegang catatan fisik
kekyaan, merupakan salah satu unsur pengendalian
internal yang baik. Apabila secara mendadak pejabat
tertentu melakukan perhitungan kas di bagian kasa dan
mencocokkan dengan cacatan, tindakan ini akan dapat
mengurangi tindak kecurangan oleh pemengang kas.

2.1.1.3. Tujuan Sistem Pengendalian Internal


Sistem pengendalian intern mmepunyai tujuan untuk
mendapatkan data yang tepat dan dapat dipercaya,
melindungi harta atau aktiva perusahaan, dan meningkatkan
efektivitas dari seluruh anggita perusahaab sehingga
prusahaab dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Manajemen merancang sistem pengendalian intern yang
efektif dengan empat tujuan pokok berikut ini :
(Mulyadi,2001)
1. Menjaga harta kekayaan perusahaan
Bila sistem pengendalian intern berjalan dengan baik
maka akan dapat mengantisipasi terjadinya kecura ngan,
pemborosan, ketidakefesienan dan penyalahgunaan
terhadap aktiva perusahaan.
2. Mengecek keakuratan data akuntansi
Keandalan data atau informasi akuntansi digunakan oleh
menajemen dalam pengambilan keputusan untuk
meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayanya data
akuntansi.
3. Mendorong efesiensi

8
Kebijakan perusahaan mampu memberikan mamfaat
tertentu dengan memantau setiap pengorbanan yang telah
dikeluarkan guna mendapatkan hasil yang sebaik-
baiknya.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Untuk mencapai tujuan perusahaan maka kebijakan,
prosedur, sistem pengendalian intern yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kebijakan, prosedur yang ditetapkan perusahaan akan di
patuhi oleh seluruh karyawan.

2.1.1.4. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal


Agar dapat berjalan dengan baik, suatu sistem pengendalian
intern harus memiliki unsur-unsur pokok. Menurut Mulyadi
(2002 : 183 – 195) unsur pokok pengendalian intern sebagai
berikut :
1 Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menciptakan suasana
pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi
personel organisasi tentang pengendalian. Dan
lingkungan pengendalian juga merupakan unsur yang
merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian
intern, yang membentuk disiplin dan struktur.
Beberapa faktor yang membentuk lingkungan
pengendalian dalam suatu entitas antara lain :
a. Nilai Integritas dan etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Dewan komisaris
d. Gaya Operasi Manajemen
e. Struktur organisasi

9
f. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung
jawab
2 Penafsiran Resiko
Penafsiran resiko biasanya digunakan dalam pelaksanaan
pelaporan keuangan, yaitu penafsiran resiko
yangterkandung dalam asersi tertentu dalam laporan
keuangan dan desain implementasi aktivitas pengendalian
yang ditujukan untuk mengurangi resiko tersebut pada
tingkat minimum, dengan mempertimbangkan biaya dan
mamfaatnya.
3 Informasi dan komunikasi
Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada
semua porsonel yang terlibat dalam pelaporan keuangan
tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan
orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar
organisasi.komunikasi ini mencakup sistem pelaporan
penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam
suatu entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi
dan pelaporan keuangan, daftar akun dan memo juga
merupakan bagian dari komponen informasi dan
komunikasi dalam struktur pengendalian internal.
4 Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa
petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan.
Kegiatan dan prosedur ini dilaksanakan untuk
mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan
entitas.aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam
tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi
organisasi.
5 Pemantauan

10
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja
struktur pengendalian intern sepanjang waktu.pemantauan
dilaksanakan oleh porsonel yang semestinya melakukan
pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun
pengoperasian pengendalian pada waktu yang tepat, untuk
menentukan apakah struktur pengendalian internal
beroperasi sebagaimana yang diharapkan.
2.1.1.5. Sasaran Pengendalian Internal
Auditor sangat berkepentingan dengan pengendalian untuk
mencegah kesalahan dalam laporan keuangan. Sasaran dalam
pengendalian tersebut dapat di bagi menjadi 5, yaitu :
1. Validasi transaksi yang dicatat adalah transaksi yang valid
tidak fiktif
2. Kelengkapan bahwa semua transaksi yang valid telah
benar-benar tercatat semua.
3. Keabsahan pencatatan transaksi-transaksi telah di nilai,
dievaluasi, di klarifikasi, dicatat, diposting sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
4. Pengamanan aktiva dan dokumen agar dapat di akses
hanya oleh pihak yang sesuai dengan otorisasi
manajemen.
5. Purna tanggung jawab, saldo yang tercatat atas setiap
aktiva dan hutang dengan wujudyang nyata dari setiap
aktiva dan hutang. Pembandingan tersebut harus
dilakukan pada setiap selang waktu tertentu.

2.2.1 Kas
2.1.2.1. Pengertian Kas
Kas Merupakan elemen aktiva lancar yang paling likuid dan
paling mudah di selewengkan karena kas tidak mempunyai
bukti kepemilikan dan sangat mudah untuk di pindah

11
tangankan.Kas adalah alat tukar yang standar oleh karena itu
kas merupakan alat pengukur dari setiap aktivitas
pembiayaan dalam pertukaran barang dan jasa. Kas juga
merupakan komponen aktiva yang sangat penting dan sangat
mempengaruhi semua transaksi yang terjadi karena berlaku
sebagia alat tukar yang sah di Indonesia.
Kas adalah uang kertas, koin, dan elemen-elemen lain yang
bisa di tunaikan pada nilai nominal setiap waktu tanpa
batasan. Elemen kas meliputi uang kertas, uang logam, dan
elemen lain yang bisa ditunaikan setiap saat, seperti cek dari
langganan, simpanan dalam bentuk giro. Sedangkan elemen-
elemen yang tidak memenuhi syarat bisa ditunaikan pada
nilai nominalnya setiap saat bukan merupakan elemen kas,
seperti cek mundur, deposito, tabungan dan cek kurang dana.
Cek mundur merupakan cek dari pelanggan yang baru bisa
diuangkan sesuai dengan tanggal yang tertera pada tanggal
cek.
Setiap aktivitas perusahaan membutuhkan penyelesaian
dengan menggunakan alat tukar yakni kas, sehingga hampir
semua kegiatan perusahaan melibatkan kas baik secara
langsung maupun tidak langsung. Kas terdiri dari bagian
yang bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan
dasar untuk perhitungan akuntansi, merupakan alat
pembayaran yang diterima umum, yang tersedia untuk
pembayaran kewajiban jangka pendek yang tidak dibatasi
penggunaannya, baik yang berada di tangan maupun yang
berda di bank.

Dari pengertian Kas di atas dapat di simpulkan sebagai


berikut :
1. Yang termasuk golongan kas terdiri dari:

12
a. Uang tunai ( uang kertas dan uang logam )
Uang tunai adalah alat tukar atau alat pembayaran
yang sah dan dapat di terima secara umum.
b. Dana yang tersedia di bank
Adalah simpanan yang setiap saat dapat di ambil dan
di keluarkan untuk pembayaran
c. Cek
Cek yang diterima dari pihak lain sebagai alat
pembayaran dan dapat dicairkan setiap saat di bank.
d. Cek Perusahaan
Adalah surat perintah pada bagian keuangan untuk
mengeluarkan sejumlah uang untuk membayarkan
kepada pihak lain.
2. Yang tidak termasuk kas terdiri dari :
a. Cek mundur
b. Surat berharga jangka pendek
c. Deposito
d. Perangko dan materai
Oleh karena itu pengendalian internal yang baik terhadap kas
harus dilakukan. Pengendalian internal kas menjadi sangat
penting karena kas menjadi objek penggelapan dan
manipulasi, hal ini karena sifat-sifat dari kas yaitu :
1. Mudah untuk dipindah tangankan
2. Tidak dapat dibuktikan kepemilikannya

2.1.2.2. Fungsi kas


Kas juga menjadi begitu penting, karena baik perorangan,
perusahaan dan bahkan pemerintah harus mempertahankan
posisi likuiditas yang memadai yaitu mereka harus memiliki
sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar
kewajibannya saat jatuh tempo agar aktivitas operasional

13
perusahaan bersangkutan dapat terus berlangsung. Kas
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Memberi dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk
semua pos-pos lain dalam neraca.
2. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam
perekonomian, maka kas dapat terlibat secara
langsung dalam hampir semua transaksi usaha.

2.1.2.3. Prinsip Pengendalian Internal Kas


Untuk menjaga kas dari kecurangan yang dilakukan oleh
karyawan diperlukan pengendalian internal yang baik.
Prinsip-prinsip pengendalian internal terhadap kas yang ideal
meliputi:
1. Penataan tanggung jawab secara tegas/jelas
2. Penyelenggaraan pencatatan yang memadai
3. Pemisahan fungsi penyimpanan,fungsi operasional,
fungsi pencatatan, dan fungsi otorisasi
4. Pengangsuransian kekayaan perusahaan
5. Pemakaian peralatan mekanis (jika diperlukan)
6. Pemeriksaan secara independen

2.3.1 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas


Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat
untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun
dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan
(Mulyadi, 2001:543)
Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa
sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu proses yang
dilaksanakan untuk melaksanakan pengeluaran kas baik dengan uang
tunai maupun dengan menggunakan cek untuk kegiatan
perusahaan.akuntansi pokok yang digunakan untuk melaksanakan

14
pengeluaran kas yaitu sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek
dan sistem pengeluaran kas dengan melalui dana kas kecil dengan
disertai bukti transaksi.
Agar tidak terjadi penyimpanagan dalam penggunaan kas, maka
diperlukan pengendalian yang baik, prinsip-prinsip pengendalian
internal pengeluaran kas meliputi:
1. Pengeluaran selalu menggunakan cek, kecuali pengeluaran
dengan kas kecil
2. Dibentuk dana kas kecil dengan pengawasan yang ketat
( misalnya akuntansi dana kas kecil dengan metode imprest)
3. Penulisan cek hanya di dukung dengan bukti-bukti yang
lengkap
4. Dipisahkan orang yang menulis cek, mengumpulkan bukti-
bukti, menandatangani cek dan mencatat transaksi pengeluaran
kas
5. Dilakukan pemeriksaan secara mendadak
6. Dibuat laporan kas harian.

2.1.3.1 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan Cek


Pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan di tinjau dari
pengendalian internal sebagai berikut:
1. Dengan di gunakan cek atas nama, pengeluaran cek
akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai
dengan yang ditulis pada formulir cek. Dengan
demikian pengeluaran kas dengan cek menjamin di
terimanya cek tersebut oleh pihak yang di maksud oleh
pihak pembayar.
2. Dilibatkannya pihak luar (dalam hal ini pihak bank)
dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas
perusahaan. Dengan digunakannya cek dalam setiap
pengeluaran kas perusahaan, transaksi pengeluaran kas

15
di rekam juga oleh bank, secara periodik mengirimkan
rekening koran bank kepada perusahaan
nasabahnya.Rekening koran inilah yang dapat
digunakan oleh perusahaan untuk mengecek ketelitian
catatan transaksi kas perusahaan yang direkam dalam
jurnal penerimaan dan pengeluaran kas.
3. Jika sistem perbankan mengembalikan cancelled check
kepada check issuer, pengeluaran kas dengan
memberikan mamfaat tambahan bagi perusahaan yang
mengeluarkan cek dengan dapat digunakannya
cancelled check sebagai tanda terima kas dari pihak
yang menerima pembayaran. Dengan digunakannya
cek dalam pengeluaran, check issuer akan secara
otomatis menerima tanda penerimaan dari pihak yang
menerima pembayaran.
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pegeluaran
cek adalah:
1. Bukti kas keluar (BKK)
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas kepada bagian kasier sebesar yang
tercantum dalam dokumen tersebut.dokumen in
berfungsi juga sebagai dokumen sumber bagi
pencatatan berkurangnya utang.
2. Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk
memerintahkan bank melakukan pembayaran
sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang
namanya tercantum dalam pada cek.
3. Permintaan cek
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari
fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada

16
fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar.ini
dibuat sebagai perintah kepada fungsi keuangan
untuk membuat cek sebesar jumlah yang tercantum
didalam dokumen tersebut.
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Jurnal pengeluaran kas
Dalam pencatatan transaksi pembelian digunakan
jurnal pembelian,dan untuk mencatat pengeluaran
kas digunakan jurnal pengeluaran kas.dokumen
sumber yang dipakai sebagia dasar pencatatan
dalam jurnal pengeluaran adalah faktur dari
pemasok/supplier yang telah dicap lunas oleh fungsi
kas.
2. Register cek
Regiter cek digunakan untuk mencatat cek-cek
perusahaan yang dikeluarkan untuk pembayaran
para kreditur atau pihak lain atau supplier.
Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek adalah :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas
(misalnya untuk pembelian jasa dan untuk biaya
perjalanan dinas) fungsi yang bersangkutan
mengajukan permintaan cek kepada fungsi
akuntansi (bagian utang). Permintaan cek ini harus
mendapatkan persetujuan dari fungsi yang
bersangkutan. Jika perusahaan menggunakan
voucher payable system,bagian utang kemudian
menggunakan BKK (voucher) untuk
memungkinkan bagian kasir megisi cek sejumlah

17
permintaan yang diajukan oleh fungsi yang
memerlukan pengelluaran kas.
2. Fungsi kas
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan
cek, fungsi ini bertanggung jawab dalam mengisi
cek, memintakan otorisasi atas cek,dan
mengirimkan cek yang dilakukan dengan
pemindahbukuan.
3. Fungsi akuntansi
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan
cek, fungsi akuntansi bertanggung jawab atas:
1) Pencatatan pengeluaran kas yang
menyangkut biaya dan persediaan.dalam
struktur organisasi, fungsi ini berada
ditangan bagian kartu persediaan dan bagian
kartu biaya.
2) Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam
jurnal pengeluaran kas atau register cek.
3) Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek
sebesar yang tercantum dalam dokumen
tersebut. fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk melakukan verifikasi kelengkapan
kesahihan dokumen pendukung yang dipakai
sebesar dasar pembuatan BKK.
4. Fungsi pemeriksaan internal
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan
cek, fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan
hasil perhitungan dengan saldo kas menurut catatan
akuntansi (rekening kas pada buku besar). Fungsi

18
ini juga bertanggung jawab untuk melakukan
pemeriksaaan secara mendadak terhadap saldo kas
yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi bank
secara periodik.

2.1.3.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Dengan


Menggunakan Dana Kas Kecil
Dana kas kecil adalah dana yang dibentuk untuk membayar
pengeluara-pengeluaran yang jumlahnya kecil dan sifatnya
rutin. Pada dasarnya pengelolaan kas kecil dapat menggunakan
dua sistem yaitu, sistem dana tetap (imprest system) dan sistem
dana berubah-ubah(fluctuating system).
1. Sistem dana tetap (imprest system)
Penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut :
1) Pembentukan dana kas kecil dilakukan dengan
cek dan dicatat dengan mendebit rekening dana
kas kecil. Saldo rekening dana kas kecil ini tidak
boleh berubah dari yang telah ditetapkan
sebelumnya, kecuali jika saldo yang telah
ditetapkan tersebut dinaikkan atau diturunkan.
2) Pengeluaran dana kas kecil tidak di catat
kedalam jurnal (sehinnga tidak mengkredit dana
kas kecil). Bukti-bukti pengeluaran dana kas
kecil dikumpulkan saja dalam arsip sementara
yang diselenggarakan oleh pemegang dana kas
kecil.
3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan
sejumlah rupiah yang tercantum dalam
kumpulan bukti pengeluaran kas kecil.
Pengisian kemabali dana kas kecil dilakukan

19
dengan cek dan dicatat dengan mendebit
rekening-rekening biaya dan mengkredit
rekening kas.
2. Sistem dana berubah-ubah ( fluctuating system)
Penyelenggaraan dana kas kecil dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:
1) Pembentukan dana kas kecil dicatat dengan
mendebit rekening dana kas kecil.
2) Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan
mengkredit rekening dana kas kecil,sehingga
setiap saldo rekening ini berfluktuasi.
3) Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan
dengan jumlah sesuai dengan keperluan dan
dicatat dengan mendebit rekening dana kas
kecil. Dalam sistem ini, saldo rekening dana kas
kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.
Baik dengan imprest system maupun dengan fluktuating fund-
balance system, penyelenggaraan dana kas kecil dilaksanakan
melalui tiga prosedur yaitu:
1. Prosedur pembentukan dana kas kecil
2. Proseduru permintaan dan pertanggungjawaban
pengeluaran dana kas kecil
3. Prosedur pengisisan kembali dana kas kecil
Pembentukan dana kas kecil dimulai dengan adanya surat
keputusan dari direktur keuangan mengenai jumlah dana yang
disishkan kedalam dana kas kecil dengan tujuan pembentukan
dana tersebut. Pengeluaran dana kas kecil dimulai dengan
adanya permintaan pengeluaran dana kas kecil oleh pemakai
yang ditujukan kepada pemegang dana kas kecil. Pemakai
dana kas kecil berkewajiban mempertanggungjawakan
pemakaian dana kas kecil dengan membuat

20
pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil dengan
dilampirkan bukti-bukti pendukungnya. Dalam imprest sistem,
bukti pengeluaran kas kecil dilampiri dengan dokumen
pendukungnya disimpan sementara oleh pemegang dana kas
kecil untuk digunakan nanti dalam pengisisan kembali dana
kas kecil.
Dalam sistem saldo berfluktuasi bukti pengeluaran kas kecil
diserahkan pemegang dana kas kecil ke bagian jurnal untuk
dicatat dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil. Jika dana kas
kecil sudah menipis saldonya, pemegang dana kas kecil
mengisi formulir permintaaan pengisisan kembali kas
kecil.formulir ini dilampiri dengan bukti-bukti pendukungnya
dan dikirimkan kebagian utang untuk diproses dalam
pengisisan kembali dana kas kecil.
Dokumen yang digunakan dalam sistem kas kecil adalah :
1. Bukti kas keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas dari fungsi akuntansi kepada fungsi
kas sebesar yang tercantum dalam dokumen
tersebut.dalam sistem dana kas kecil, dokumen ini
diperlukan pada saat pembentukan dana kas kecil
dan pada saat pengisian kembali kas kecil.
2. Permintaan pengeluaran kas kecil
Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas
kecil untuk meminta uang ke pemegang dana kas
kecil. Bagi pemegang dana kas kecil dokumen ini
diarsipkan oleh pemegang dana kas kecil menurut
nama pemakai dana kas kecil.
3. Bukti pengeluaran kas kecil
Dokumen ini dibuat untuk pemakai dana kas kecil
untuk

21
mempertanggungjawabkan pemakaian dana kas
kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti
pengeluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai
dana kas kecil kepada pemegang dana kas
kecil.dalam imprest system, bukti pengeluaran kas
kecil dilampirkan dengan dokumen pendukungnya
disimpan dalam arsip.
4. Permintaan pengisian kembali dana kas kecil
Dokumen ini dibuat oleh pemegang dana kas kecil
untuk meminta kepada bagian utang agar dibuatkan
BKK guana pengisian kembali kas kecil. Dalam
sistem dana kas kecil dengan imprest system,
jumlah yang diminta untuk pengisian kembali dana
kas kecil adalah sebesar jumlah yang telah
dikeluarkan sesuai yang tercantum dalam bukti
pengeluaran kas kecil yang dikumpulkan dalam
arsip pemegang dana kas kecil.
Dalam sistem dana kas kecil dengan fluktuating fund balance
system, pengisian kembali dana kas kecil tidak didasarkan
pada jumlah uang tunai yang telah dikeluarkan sesuai dengan
bukti pengeluaran kas kecil, namun sesuai dengan kebutuhan
pengeluaran uang tunai yang diperkirakan oleh pemegang dana
kas kecil. Dengan demikian, jumlah pengisian kembali dana
kas kecil dalam fluktuating fund-balance system dapat lebih
besar atau lebih kecil dari pada jumlah dana kas kecil yang
telah dikeluarkan sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam
bukti pengeluaran kas kecil.
Catatan yang digunakan dalam sistem dana kas kecil adalah:
1. Jurnal pengeluaran kas
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini
digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam

22
pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali
dana kas kecil. Dokumen sumber yang digunakan
sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran
kas adalah bukti kas keluar yang telah dicap lunas
oleh fungsi kas.
2. Register cek
Dalam sistem dana kas kecil, catatan akuntansi ini
digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang
telah dikeluarkan untuk pembentukan dana
pengisian kembali dana kas kecil.
3. Jurnal pengeluaran dana kas kecil
Untuk mencatat transaksi pengeluaran dana kas
kecil diperlukan jurnal khusus. Jurnal ini sekaligus
berfungsi sebagai alat distribusi pendebitan yang
timbul sebagia akibat pengeluaran dana kas kecil.
Fungsi yang terkait dalam sistem dana kas kecil adalah;
1. Fungsi kas
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi ini bertanggung
jawab dalam mengisi BKK, meminta otorisasi, dan
menyerahkan BKK kepada pemegang dana kas
kecil pada saat pembentukan dana kas kecil dan
pada saat pengisian kembali dana kas kecil.
2. Fungsi akuntansi
Dalam sistem dana kas kecil, fungsi akuntansi
bertanggungjawab atas:
1) Pencatatan pengeluaran kas kecil
yangmenyangkut biaya dan persediaan.
2) Pencatatan transaksi pembentukan dana kas
kecil.

23
3) Pencatatan pengisisan kembali dana kas
kecil dalam jurnal pengeluaran kas atau
register cek.
4) Pencatatan pengeluaran dana kas kecil
dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil
(fluktuating fund-balance system).
5) Pembuatan BKK yang memberikan otorisasi
kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek
sebesar yangtercantum dalam dokumen
tersebut. Fungsi ini juga bertanggung jawab
untuk melakukan verifikasi kelengkapan,
kesahihan dokumen pendkung yang dipakai
sebagaidasar pembuatan BKK.
3. Fungsi pemegang dana kas kecil
Fungsi ini bertanggungjawab atas penyimpangan
dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil dengan
otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan
permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
4. Fungsi Pemeriksaan internal
Dalam sistem kas, fungsi ini bertanggungjawab atas
perhitungan dana kas kecil secara periodik dan
pencocokkan hasil perhitungannya dengan catatan
kas. Fungsi ini juga nertanggung jawab atas
pemeriksaaan secara mendadak terhadap saldo dana
kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas
kecil.

2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis


Dengan perkembangan usaha yang telah dicapai CV Busana Perkasa maka
bertambah kompleks dan luas ruang lingkup struktur organisasi yang akan
menimbulkan masalah-masalah baru yang lebih rumit.salah satu kesulitan

24
yang dialami oleh menejemen adalah dalam hal melakukan pengawasan secara
langsung kegiatan CV Busana Perkasa, karena dengan semakin luasnya ruang
lingkup yang harus dikendalikan akan dirasakan adanya kesulitan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, manajemen memerlukan suatu alat yaitu
sistem pengendalian internal yang memadai.Sistem informasi akuntansi
pengeluaran kas termasuk salah satu sistem informasi yang harus didesain di
dalam perusahaan, karena pengeluaran kas merupakan sumber yang paling
rawan terjadinya penggelapan atau penyelewengan kas perusahaan, baik
dilakukan secara personal atau persengkongkolan. Pengeluaran kas merupakan
transaksi keuangan yang menyebabkan asset perusahaan berupa kas atau
setara kas berkurang akibat adanya aktivitas perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva
perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha
yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hukum serta peraturan telah
diikuti. Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar bahwa:
1. Aktiva dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha.
2. Informasi bisnis akurat
3. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan
Sistem informasi akuntansi pengeluaran kas yang disusun dengan baik dan
benar dan didukung dengan prosedur perusahaan yang sistematik akan
menghasilkan informasi yang akurat yang dapat digunakan dalam
melaksanakan anggaran tersebut. Sistem pengeluaran anggaran kas yang
digunakan di CV Busana Perkasa berasal dari dua sunber yaitu dari kas kecil
dan kas besar. Anggaran yang berasal dari kas kecil merupakan anggran kas
yang sifatnya kecil jumlahnya dan rutin, seperti misalnya pengeluaran untuk
alat tulis kantor, kebutuhan outlet dan lain-lain. Sedangkan anggaran yang
berasal dari kas besar adalah anggaran yang besar jumlahnya dan sifatnya
tidak rutin misalnya pengeluaran anggaran kas untuk perbaikan gedung dan
lain-lain. Selain adanya sistem yang baik dan prosedur yang sistematik,
perusahaan juga didukung dengan pengendalian internal dalam mengelola

25
pengeluaran anggaran baik anggaran yang sifatnya kecil atau besar, rutin atau
tidak rutin, bahkan mendadak dan yang sudah terencanakan. Dengan adanya
pengendalian tersebut maka akan menghindarkan perusahaan dari adanya
penyelewengan atau penyalahgunaan anggaran. Lingkungan pengendalian
suatu perusahaan mencakup seluruh sikap manajemen dan karyawan
mengenai pentingnya suatu pengendalian.
Dari uraian diatas, maka dapat diambil kerangka pemikiran untuk penelitian
yang dilakukan sebagai berikut :

26
CV Busana
Perkasa

Kas

Audit Pengendalian Efektifitas


Internal Internal Pengelolaan
Kas

Penerimaan Pengeluaran

Hasil

Gambar 2.1
Skema Kerangka pemikiran

2.3 Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang diteliti, dan masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis merumuskan hipotesis
sebagai berikut :
h0 = sistem Pengendalian Internal di CV. Busana Perkasa Sudah dilakukan
secara efektif.
h1 = sistem Pengendalian Internal di CV. Busana Perkasa belum dilakukan
secara efektif.

27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.
1. Data primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari orang-
orang atau pelaku yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Data
tersebut melalui wawancara atau hasil jawaban kuesioner dan hasil
observasi terhadap dokumen yang terkait selama proses transaksi
pengeluaran kas CV Busana Perkasa, seperti pemeriksaaan
terhadap kelengkapan otoritas bukti kas keluar dan kelengkapan
dokumen pendukung yaitu invoice tagihan pembayaran, cek dan
kwitansi.
2. Data Sekunder
Dalam penelitian ini juga di perlukan data sekunder yang berfungsi
sebagai pelengkap atau pendukung data primer. Data sekunder
dalam penelitian ini adalah : struktur organisasi, job description,
prosedur pengeluaran kas.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data dokumenter
yaitu, Bukti kas keluar sebagai dokumen utama serta permintaan cek. Cek
dan kwitansi sebagai dokumen pendukung pengeluaran kas.

3.2. Populasi dan Sample


3.2.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:115) populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini
adalah keseluruhan kegiatan pengeluaran kas seperti
pembayaran tagihan supplier, penggajian, Biaya perjalanan dan

28
sebagainya yang berhubungan dengan aktivitas CV Busana
Perkasa.
3.2.2 Sample
Menurut sugiyono (2010:62) bahwa: “ Sample adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh populasi
tersebut”. Adapun sample dalam penetilitian ini adalah
Pengendalian internal pengeluaran kas pada CV Busana perkasa
Papua.
3.2.3 Satuan Pengamatan dan Satuan Analisis
Dalam penelitian ini yang menjadi satuan pengamatan adalah
kas dan karakteristik pengendalian pengeluaran kas, yang
bersumber dari dokumen-dokumen dari keseluruhan kegiatan
pengeluaran kas antara lain :
1. Karyawan yang kompoten dan penuh integritas
2. Pemisahan fungsi yang meniadakan kecurangan
a. Fungsi otorisasi
b. Fungsi pencatatan
c. Fungsi penyimpanan
d. Fungsi pengecekan fisik kekayaan
3. Otorisasi transaksi yang memadai
4. Pencatatan yang memadai
5. Penanganan karyawan yang memadai
6. Pembandingan kekayaan dan catatan secara periodik

29
Dan satuan analisis yang digunakan adalah:

No Karakteristik pengendalian internal Penilaian


1 Karyawan yang kompoten dan penuh integritas
2 pemisahan fungsi yang meniadakan kecurangan:
a. Fungsi otorisasi
b. fungsi pencatatan
c .Fungsi penyimpanan
d .Fungsi pengecekan fisik kekayaan
3 Otorisasi yang memadai
4 Pencatatan yang memadai
5 Penanganan karyawan yang memadai

Keterangan:
1. Penilaian sudah efektif = 2
2. Penilaian tidak efektif = 1
Satuan nilai akan dihitung nilai rata-ratanya untuk mengukur
apakah pengendalian internal pengeluaran kas pada CV Busana
Perkasa suada efektif atau belum efektif.
Jika nilai rat-rata >=1,5 maka bisa hipotesa h0 diterima sedangkan
jika nilai rat-rata < 1.5 maka hipotesa h1 diterima

3.3. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ini di lakukan dengan cara :


1. Studi lapangan ( field research )
Adapun sistem pengunpulan data ini dilakukan dengan cara observasi
langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk
memperoleh data dan informasi sebagai berikut :
a. Wawancara ( interview )
Wawancara adalah pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab,sehingga dapat mengambil
kesimpulan atau makna dalam suatu topik tertentu.Pengumpulan
data ini di lakukan dengan cara mengadakan wawancara atau tanya

30
jawab secara langsung dengan pihak yang berhubungan dengan
objek yang sedang di teliti
b. Metode Observasi
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
pengamatan atau pencatatan terhadap masalah-masalah yang akan
diteliti. metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
penerapan sistem pengendalian internal pengeluaran kas yang
diperoleh langsung dari lapangan atau objek penelitian yaitu
melakukan pencatatan data dari sumber-sumber tertulis yang
tersedia dan yang diberikan oleh perusahaan.
c. Metode dokumentasi
Yaitu mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang
diidentifikasi dari dokumentasi yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti
2. Studi kepustakaan ( library research )
Yaitu dengan mengumpulkan data mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan penulisan laporan penelitian sebagai data
sekunder dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku atau
laporan yang berhubungan dengan objek penlitian yang dapat
membantu kelancaran mahasiswa dalam menyusun laporan penelitian.

3.4. Metode Analisis Data


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu penelitian dengan megumpulkan data sesuai dengan keadaaan
sebenarnya, Data tersebut dibandingkan dengan teori yang berlaku umum
dalam hubungannya dengan siklus pengeluaran kas. Dalam penelitian ini
peneliti membandingkan prosedur-prosedur mengenai pengendalian
internal terhadap pengeluaran kas, apakah sesuai dengan teori dan tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan dengan teori-teori yang ada sehingga
dapat dilihat hal-hal yang perlu diperbaiki atau dipertahankan.serta
memberikan gambaran analisis mengenai masalah yang ada. Sedangkan

31
penelitiannya menggunakan pendekatan studi kasus artinya penelitian
dilakukan pada satu objek penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi
data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang di peroleh penulis langsung dari perusahaan
yang diteliti, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh penulis
dengan mempelajari,menelaah serta mengumpulkan buku-buku referensi
mengenai teori yang berhubungan dengan masalah pengendalian internal
pengeluaran kas. Data sekunder digunakan sebagai landasan teoritis, yang
digunakan sebagai bahan pembanding dengan apa yang terdapat pada
kenyataan di CV Busana Perkasa.

3.5. Definisi Operasional Variabel

Berdasarkan hipotesis yang telah penulis kemukakan pada bab 2, yaitu ada
penerapan sistem pengendalian internal kas pada CV Busana Perkasa,
maka dalam hal ini varibel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Sistem Pengendalian Internal Pengeluan Kas.

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hasil


4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
CV.Busana Perkasa adalah perusahaan dagang yang bergerak dalam
bidang garment,yang merupakan distributor untuk beberapa brand di
seluruh wilayah Papua dan Papua Barat. Berdiri pada tahun 2007
dengan “ Visi CV.Busana Perkasa menjadi distributor garment
terbesar di wilayah Papua dan Papua Barat untuk seluruh produk
garment acessories.”
CV Busana Perkasa pada mulanya hanya memegang lima brand yang di
distribusikan, namun dengan perkembangan permintaan barang yang
begitu tinggi dan juga tingkat kepercayaan suplier (dalam hal ini

32
pemegang brand/pabrik) maka saat ini CV Busana Perkasa telah
memegang lebih dari sepuluh brand antara lain:
a. Leggs (Casual, jeans, Ladies, Underwear, formal)
b. Johnwin (Formal, Casual)
c. Emba (Casual, jeans, ladies)
d. Rider (Underwear Man, Underwear kids, Underwear Boys)
e. Diesel (Casual)
f. Jazz (Casual, Formal)
g. Oxigen (Jeans)
h. Remix (Man, ladies)
i. Foy ( kaos etnic Papua)
j. Inseam (Casual)

33
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Bentuk organisasi yang dilakukan oleh CV Busana Perkasa Papua
adalah bentuk organisasi garis, dimana adanya garis rangkaian perintah
dari pimpinan kepada bawahannya secara langsung.

Gambar 3.1

Bagan Struktur Kerja CV.Busana Perkasa

Dewan Komisaris

Direktur Utama

Keuangan Logistik Penjualan

Salesman

Adm Staff Logistik Ekspedisi

34
4.1.3 Job Description
Berikut ini adalah Job description pada bagian struktur kerja CV
Busana Perkasa
1. Keuangan
1) Tugas utama
a. Bertanggung jawab atas berjalannya seluruh sistem
keuangan.
b. Bertanggung jawab atas validasi tagihan pelanggan.
c. Bertanggung jawab atas sistem pelaporan pajak perusahaan
d. Bertanggung jawab pada berjalannya operasional cash flow
perusahaan
e. Memberikan report kepada office manager dan top
managgement
f. Berkoordinasi aktif dengan bagian terkait untuk mencapai
target yang telah ditetapkan oleh management.
2) Rincian tugas
a. Membuat laporan piutang
b. Membuat jadwal tagihan pelanggan sesuai jatuh tempo
c. Melaksanakan pengecekan jadwal jatuh tempo dan follow
up kesepakatan ulang atas penjadwalan baru pembayaran
tagihan pelanggan yang dilakukan oleh bagian sales setiap
hari
d. Membuat laporan konfirmasi pembayaran toko.
e. Membuat laporan biaya berdasarkan selisih setoran dengan
faktur
f. Pembuatan retur dan Nota Formalitas perubahan harga
g. Penerimaan pembayaran Giro

h. Membuat persiapan dokumen tagihan untuk Salesman yang


akan berangkat ke luar kota
i. Menerima pembayaran langsung pelanggan

35
j. Validasi sales order salesman
k. Menyelesaikan laporan perpajakan perusahaan
l. Melaksanakan fungsi kasir :

2. Logistik
1) Tugas utama
a. Bertanggung jawab atas seluruh aktivitas in-out barang
gudang
b. Bertanggung jawab atas ke;lancaran distribusi barang
c. Bertanggung jawab atas jumlah inventory barang
d. Membrikan report posisi inventory barang kepada office
manager dan top management
e. Berkoordianasi aktif dengan bagian terkait untuk mencapai
target yang telah ditetapkan oleh management
2) Rincian tugas
a. Menetapkan, melakukan pengaturan serta mengawasi
pendelegasian tugas kepada tim pelaksana gudang untuk
mencapai hasil yang efektif.
b. Melaksanakan pembukuan barang gudang
c. Menjaga kerapihan inventory barang gudang:
d. Melaksanakan kontrol stock gudang:

e. Melaksanakan proses penerimaan barang masuk (dari brand


supplier maupun retur)
f. Merealisasi ajuan Sales Order Salesman
g. Membuat nota kirim/surat jalan/faktur
h. Pencatatan pemakaian alat-alat bantu packing (karung,
karton,plastik, benang jahit)
i. Melaksanakan stock opname Gudang
j. Menyusun report transaksi logistik
k. Mengajukan budget biaya pengiriman ekspedisi

36
l. Merealisasi proses PO untuk masing-masing Brand
Supplier
3. Penjualan
1) Tugas utama
a. Bertanggung jawab atas berjalannya seluruh sistem dan
aktivitas penjualan.
b. Bertanggung jawab atas tagihan pelanggan dan kelancaran
pembayarannya.
c. Bertanggung jawab atas jumlah ketersediaan inventory
barang.
d. Bertanggung jawab pada berjalannya operasional tugas
salesman.
e. Memberikan report penjualan barang kepada office
manager dan Top mangement
f. Berkoordinasi aktif dengan bagian terkait untuk mencapai
target yangtelah ditetapkan.
2) Rincian tugas
a. Memastikan terhadap berjalannya seluruh sistem
operasional penjualan
b. Menetapkan jadwal kunjungan Salesman
c. Menyusun Estimasi budget perjalanan Salesman

d. Melaksanakan pengawasan aktif terhadap seluruh tugas


operasional Tim salesman
e. Mereview tempo pembayaran pelanggan sesuai evaluasi
dan historisnya
f. Menetapkan budget plafon pembelian pelanggan
g. Berkomunikasi aktif dengan Brand Supplier
h. Menetapkan rencana pembelian

37
4.1.4 Pelaksanaan Unsur - unsur Pengendalian Internal Pengeluaran
Kas
Pengendalian internal CV Busana Perkasa Terhadap pengeluaran kas
dapat di jelaskan berdasarkan faktor-faktor yang membentuk
lingkungan pengendalian yang merupakan landasan untuk semua unsur
pengendalian internal, yang membentuk disiplin dan struktur, antara
lain:
1) Gaya Operasi Manajemen
Gaya opersi manajemen yang merupakan aktivitas memberikan
parameter bagi perusahaan dan karyawan tentang pentingnya
pengendalian. Pada CV Busana Perkasa manajemen operasi
dikondisikan dengan adanya suatu keyakinan oleh pimpinan untuk
menciptakan hubungan bisnis yang baik. Gaya operasi manajemen
menekankan pada pentingnya laporan-laporan yang menunjukkan
informasi yang benar/wajar tentang transaksi yang berhubungan
dengan pengeluaran kas, baik laporan pembayaran tagihan, laporan
permintaan biaya dan lainnya. Dalam hal ini laporan-laporan
tersebut dihasilkan melalui prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
serta sudah didukung oleh bukti-bukti kompoten yang cukup, maka
terciptalah lingkungan pengendalian yang baik.
2) Struktur Organisasi
Sturktur organisasi disusun secara fungsional, yang terdiri dari
fungsi keuangan, fungsi logistik serta fungsi penjualan. Penyusunan
struktur organisasi berdasarkan fungsi ini sesuai untuk perusahaan
CV Busana Perkasa Papua, karena akan terlihat jelas pembagian
tugas dan wewenang dari setiap fungsional yang ada dalam
perusahaan, sehingga pengendalian dapat dilakukan dengan baik
lagi di CV Busana Perkasa.

38
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sistem Pengeluaran Kas CV Busana Perkasa
Pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu:
pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas
kecil dan dengan cek. Transaksi pengeluaran kas dari kas kecil
dilakukan apabila ada permintaan pengeluaran kas di bawah
Rp.1.000.000,- contoh pengeluaran kas melalui dana kas kecil yaitu
pembelian perlengkapan kantor yang sudah habis, persediaan alat
bantu packing (karung,karton,plastik dan benang jahit).
Transaksi pengeluaran kas yang dilakukan dengan menggunakan cek /
BG (Bilyet Giro) dilakukan apabila ada permintaan pengeluaran kas
diatas Rp.1.000.000,- contoh pengeluaran kas melalui cek adalah
pembayaran tagihan, By perjalanan dinas,komisi penjualan dan by
gaji.

4.2.2 Dokumen yang di gunakan


Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
melalui dana kas kecil yaitu bukti pengeluaran dana kas kecil.
Dokumen ini dibuat untuk pemakai dana kas kecil untuk
mempertanggung jawabkan pemakaian dana kas kecil.sistem kas kecil
yang digunakan perusahaan adalah fluctuating system.pengisian
kembali kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan,
dan dicatat dengan mendebit rekening kas kecil.dalam sistem ini saldo
rekening kas kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu. Bukti
pengeluaran kas kecil diarsipkan oleh pemegang kas kecil sebagai
bukti telah dikeluarkannya dana kas kecil.
4.2.2.1 Catatan Akuntansi yang digunakan
Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran
kas adalah laporan harian kas. Laporan harian kas dilakukan
setiap hari oleh pemegang dana kas kecil.dokumen sumber
yang dipakai sebagai dasar pencatatan dalam laporan harian

39
kas adalah bukti pengeluaran kas yang didukung dengan
lampiran nota/invoice.

4.2.2.2 Fungsi yang terkait


Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan kas kecil adalah:
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi ini ditangani oleh semua bagian yang memerlukan
pengeluaran kas, fungsi ini bertanggung jawab apabila
suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas,maka fungsi
tersebut mengajukan permintaan pengeluaran kas kepada
fungsi kasir, dimana nantinya fungsi kasir mengisi bukti
pengeluaran uang kas dan juga meminta otorisasi kepada
pihak yang berwenang.setelah diotorisasi kemudian kasir
mengeluarkan sejumlah uang yang diminta
2. Fungsi kas
Fungsi ini ditangani oleh bagian kasier, fungsi ini
bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran kas,
mengisi bukti pengeluaran uang kas, setelah itu kasir
memintakan otorisasi terhadap bukti pengeluaran kas
kepada yang pihak yang berwenang.fungsi ini merangkap
tugas membuat jurnal pengeluaran kas yang seharusnya
dibuat oleh fungsi akuntansi.
3. Fungsi otorisasi
Fungsi ini ditangani langsung oleh dua bagian top
manager dan bagian keuangan.top manager ini
bertanggung jawab untuk meyetujui pengeluaran kas serta
mengotorisasi semua dokumen pengeluaran kas yang di
lakukan pada CV Busana Perkasa.sedangkan bagian
keuangan bertanggung jawab atas penerimaan kas CV
Busana Perkasa.

40
4.2.3 Sistem pengeluaran kas dengan cek pada CV Busana Pekasa
4.2.3.1 Dokumen yang digunakan
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran
kas melalui cek adalah :
1. Bukti pengeluaran uang
Dokumen ini dibuat oleh kasir dan digunakan sebagai bukti
pengeluaran uang dengan menggunakan cek. Dokumen ini
berisi nama orang yang meminta pengeluaran cek
dilakukan, nomor bukti pengeluaran uang, tanggal bukti
pengeluaran uang, junlah uang yang dikeluarkan,nama
rekekning,nomor rekening dan disertai otorisasi dari pihak-
pihak yang bersangkutan.
2. Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk
memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah
uang kepada orang atau organisasi yang namanya
tercantum pada cek. Cek yang dibuat oleh perusahaan
adalah cek atas unjuk yang didalamnya ada nama
perusahaan atau nama orang yang bersangkutan, hal ini
dilakukan agar dapat meminimalisir penyelewengan atau
kecurangan yang dapat terjadi.
3. Tanda terima
Dokumen ini dibuat oleh kasir dengan persetujuan dari
pejabat yang berhubungan dengan pengeluaran kas dengan
cek, yaitu top management.Cek tidak dapat langsung
diberikan pada saat ada yang meminta pengeluaran kas
dengan cek, melainkan dengan cara pemindahbukuan atau
sistem kliring pada bank.
4. Purchase Order (PO)

41
Purchase Order (PO) merupakan dokumen permintaan
pembelian suatu barang. Perusahaan mengeluarkan PO
apabila bagian penjualan mengeluarkan surat permintaan
penambahan barang dengan dasar permintaan yakni
kurangya ketersediaan barang atau stock barang yang
sudah berkurang. Dokumen ini dibuat oleh fungsi
administrasi (logistik). PO diotorisasi oleh kepala
administrasi,kepala penjualan dan bagian keuangan yang di
setujui oleh manager office. PO ini akan dilampirkan pada
saat ada permintaan pengeluarn cek untuk pembayaran
supplier.

4.2.3.2 Catatan Akuntansi yang digunakan


Catatan akuntansi yang digunakan dalam pengeluaran kas
dengan cek adalah Jurnal pengeluaran kas. Jurnal pengeluaran
kas perusahaan dilakukan setelah kasier membuatkan bukti
pengeluaran uang yang telah diisi dan diotorisasi oleh pihak
perusahaan yang berwenang. Dokumen sumber yang
digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran
kas adalah bukti pengeluaran uang.

4.2.3.3 Fungsi yang terkait


Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek adalah :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
Fungsi ini ditangani oleh semua bagian yang memerlukan
pengeluaran uang. Fungsi ini bertanggungjawab apabila
suatu fungsi memerlukan pengeluaran uang,maka fungsi
tersebut mengajukan permintaan pengeluaran uang dengan
cek kepada fungsi kasir, dimana nantinya fungsi kasir
mengisi bukti pengeluaran uang, dan juga kasir yang

42
memintakan otorisasi kepada pihak yang
berwenang,setelah diotorisasi barulah kasir membuatkan
tanda terima pengeluaran cek.
2. Fungsi Kas
Fungsi ini ditangani oleh bagian kasir. Fungsi ini
bertangggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran
uang, mengisi bukti pengeluaran uang (credit voucher) ,
setelah itu kasir memintakan otorisasi atas pengeluaran
uang dengan pihak yang berwenang.Setelah cek siap maka
dilakukan pemindahbukuan atau sistem kliring pada bank
yang telah ditunjuk. setelah itu kasir membuatkan jurnal
pengeluaran kasnya.Fungsi ini berperan ganda menjadi
kasir sekaligus administrasi, karena seharusnya fungsi
administrasi yang membuat jurnal pengeluaran kas, namun
pada perusahaan ini fungsi tersebut tidak dipisah.
3. Fungsi otorisasi
Fungsi ini ditangani langsung oleh dua bagian top manager
dan bagian keuangan.top manager ini bertanggung jawab
untuk meyetujui pengeluaran kas serta mengotorisasi
semua dokumen pengeluaran kas yang di lakukan pada CV
Busana Perkasa.sedangkan bagian keuangan bertanggung
jawab atas penerimaan kas CV Busana Perkasa.

4.2.4 Unsur-unsur dalam sistem pengendalian internal


Sistem pengendalian internal CV Busana Perkasa sudah menerapkan
unsur-unsur pengendalian intern, yaitu struktur organisasi, sistem
otorisasi dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat serta pegawai
yang cakap. Hal ini dikarenakan penulis telah memperoleh data
langsung dari orang-orang atau pelaku yang menjadi subjek dalam
penelitian ini tentang bagaimana penerapan sistem pengendalian
intern di CV Busana Perkasa

43
4.2.4.1 Struktur Organisasi
Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Pada struktur
organisasi di CV Busana Perkasa fungsi keuangan menangani
semua hal yang menyangkut keuangan (adanya rangkap tugas)
perangkapan fungsi ini sebaiknya tidak dilakukan pada
perusahaan karena dapat menimbulkan kesempatan bagi
karyawan untuk melakukan penyelewengan. Perangkapan
tugas yang terjadi dalam perusahaan CV Busana Perkasa
antara lain:
1. Fungsi kas tidak terpisah dari fungsi pemegang dana kas
kecil.
Perusahaan tidak memisahkan fungsi kas dengan fungsi
pemegang dana kas kecil. Hal ini dikarenakan fungsi kas
bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran.maka
fungsi kas juga memegang dana kas kecil dimana dana kas
kecil tersebut dibutuhkan oleh perusahaan untuk transaksi
di bawah nominal Rp.1.000.000. sehingga dalam hal ini
terjadi perangkapan tugas oleh satu fungsi yakni yang
menangani kas dan menyimpan kas merangkap sebagai
petugas pencatat transaksi kas.
2. Transaksi pengeluaran kas yang di lakukan oleh satu
fungsi. Unsur pengendalian internal mengharuskan
pelaksanaan setiap transaksi oleh lebih dari bebrapa fungsi
agar tercipta adanya internal check. Dalam transaksi
perusahaan, bagian kasir adalah pemegang fungsi
penerimaan kas, pengeluaran kas, fungsi penyimpanan kas
dan fungsi administrasi. Misalnya terjadi pengeluaran kas
pembelian alat tulis kantor maka dilaksanakan oleh fungsi
kas dan fungsi otorisasi. Namun pada pelaksanaannya
fungsi kas dan fungsi otorisasi di lakukan oleh satu fungsi
saja yakni fungsi kas. Dengan pelaksanaan yang di

44
lakukan oleh satu fungsi saja akan membuka peluang
terjadinya tindakan penyelewengan dana kas. Namun
apabila transaksi pengeluaran kas dilaksanakan oleh lebih
dari satu fungsi ini, kas perusahaan akan terjamin
keamanannya dan data akuntansi yang dicatat dalam
catatan akuntansi dapat dijamin ketelitiannya.

4.2.4.2 Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan


Transaksi pengeluaran kas diotorisasi oleh pejabat yang
berwenang. Transaksi pengeluaran kas pada CV Busana
perkasa di otorisasi oleh pejabat yang berwenang yaitu kasir,
direktur dan wakil direktur. Otorisasi pengeluaran kas tersebut
melampirkan dokumen bukti pengeluaran uang kas dan
invoice. Berdasarkan dokumen tersebut kas perusahaan
berkurang. Pengeluaran uang perusahaan yang melibatkan
bank adalah dengan cek atau BG. Sebelum cek ataupun BG
dibuat maka harus diotorisasi oleh pejabat yang berwenang
yakni kasir dan assisten officer.
Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas yang menggunakan
cek atau BG harus didasarkan atas bukti pengeluaran kas yang
telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan
dengan melampirkan dokumen yang lengkap.Setiap terjadi
transaksi pengeluaran kas yeng menggunakan cek atau BG,
kasir mengisi bukti pengeluaran uang setelah itu meminta
otorisasi dari pejabat yang berwenang, kemudian kasir
membuat jurnal pengeluaran kas atau jurnal pengeluaran cek
atau BG yang bersumber dari dokumen yang telah di otorisasi.
Sistem pengendalian intern mengaruskan setiap pencatatan ke
dalam catatan akuntansi didasarkan pada dokumen sumber
yang diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan yang

45
dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap yang
telah diproses melalui sistem otorisasi yang berlaku.

4.2.4.3 Praktek yang sehat


Saldo kas yang ada ditangan merupakan hal yang mudah dapat
diselewengkan sehingga harus dilindungi dari kecurangan dan
penggunaan yang tidak semestinya. Kasir sebagai pemegang
dana kas kecil maupun dari penerimaan kas harus dilengkapi
dengan lemari besi atau brankas.Tempat itu digunakan untuk
menyimpan uang tunai serta melindungi kas dari kemungkinan
kecurangan yang terjadi. Kasir juga tidak menempati satu
ruangan yang terpisah melainkan dalam satu ruangan terdapat
lebih dari satu bagian yaitu kasir,administrasi dan staff
logistik.Pada sistem pengendalian internal sebaiknya kasir
mempunyai ruangan tersendiri dan tidak sembarang orang
dapat mengakses ruangan tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mencegah penyimpangan-penyimpangan dan kecurangan serta
pencurian uang kas perusahaan.
Dokumen dasar dan dokumen pendukung transasksi
pengeluaran kas dibubuhi cap lunas oleh bagian kasir.
Dokumen dasar pengeluaran kas adalah bukti pengeluaran
uang sedangkan dokumem pendukung transaksi pengeluaran
kas adalah kwitansi, invoice atau purchase order yang telah
diototisasi oleh pejabat yang berwenang dari perusahaan.
Dokumen tersebut dibubuhi cap lunas agar kasir dapat
membedakan dokumen yang sudah terjadi dengan dokumen
yang belum terjadi.
Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama
perusahaan penerima pembayaran atau dengan
pemindahbukuan. Pembayaran dengan Perusahaan hanya
membuat cek atas nama, hal ini dilakukan demi menjaga

46
keamanan cek dari pihak-pihak yang mungkin melakukan
kecurangan. Dengan menggunakan cek atas nama,
kemungkinan terjadinya kecurangan menjadi lebih kecil, dan
juga lebih aman bagi pihak perusahaan.
Namun secara periodik tidak diadakan pencocokan jumlah
fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut
catatan. Perhitungan fisik kas yang ada ditangan seharusnya
dilakukan secara periodik untuk mencegah karyawan
perusahaan menggunakan kesempatan penyelewengan
penggunaan kas. Setiap satu minggu sekali perusahaan harus
melakukan pemeriksaan catatan akuntansi yang dipegang oleh
kasir untuk membandingkan saldo kas menurut catatan dengan
saldo kas fisiknya agar terjadi kesamaan antar keduanya.
Kegiatan pemeriksaaan dilakukan oleh kasir yang dilakukan
pada saat akhir jam kerja disetiap minggunya. Besarnya saldo
dana kas kecil yang dihitung harus sama dengan saldo kas
kecil yang telah dikeluarkan namun belum diganti.
Kas ditangan, kas yang ada diperjalanan, serta kasir tidak
diasuransikan. Pihak perusahaan tidak mengasuransikan kas
yang ada ditangan, di perjalanan, serta kasir dikarenakan saldo
kas di perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta perusahaan
telah melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan
adanya almari besi yang ada di ruangan kasir, dan juga kas
yang ada di perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasir kepada
pihak bank agar tidak terjadi perbedaan saldo kas yang ada di
perusahaan dengan yang ada di bank.
Kasir di perusahaan sudah dilengkapi dengan alat untuk
mencegah terjadinya pencurian yaitu dengan adanya alamari
besi untuk menyimpan kas yang ada ditangan. Hal ini
dilakukan untuk mencegah adanya kecurangan atau
penyelewengan uang kas yang ada ditangan oleh karyawan

47
perusahaan.
Semua nomor cek atau BG harus dipertanggungjawabkan oleh
bagian kasir. Formulir cek atau BG berfungsi sebagai perintah
kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang perusahaan
kepada orang tertentu atau kepada pembawa cek atau BG
tersebut, maka penggunaan cek atau BG diawasi dengan
mengontrol penggunaan nomor urut cek tersebut. Kasir
perusahaan yang bertanggung jawab atas semua nomor cek
karena dialah yang membuat cek serta yang memintakan
otorisasi dari pejabat yang berwenang.

4.2.4.4 Pegawai yang cukup cakap


Pegawai yang cukup cakap dapat dilakukan dengan cara
menyeleksi tenaga kerja,penyeleksian ini dilakukan oleh top
manager.Perusahaan menerima tenaga kerja tanpa melihat latar
belakang pendidikannya.Namun melihat dari dedikasi yang di
miliki oleh calon karyawan apa betul-betul ingin kerja atau
sekedar hanya mencari pengalaman baru di bidang pekerjaan
yang nantinya di kerjakannya.Tetapi hal ini dapat disingkapi
oleh perusahaan dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan
untuk karyawan sesuai dengan bidangnya masing-masing
dimana pelatihan tersebut dilakukan secara periodik agar dapat
berkembang sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaan
yang semakin luas, serta tantangan era globalisasi yang
menuntut karyawan dapat mengikuti perkembangan jaman
dengan cepat dan juga menerapkan ilmu baru tersebut kedalam
pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Unsur-unsur yang terdapat dari semua unsur pengendalian
intern, unsur karyawanlah yang paling penting, karena apabila
dalam suatu perusahaan karyawannya kompeten, jujur, dan
dapat bersaing maka unsur yang lainnya pun dapat berjalan

48
dengan baik. Tenaga kerja yang sesuai dengan bidangnya
biasanya lebih menjadi prioritas dalam merekrut karyawan
baru. Hal ini dilakukan agar kedepan karyawan tersebut lebih
mudah berkembang sesuai dengan kemampuannya dibidang
yang diperlukan oleh perusahaan.

49
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap pelaksanaan sistem
pengedalian internal pengeluaran kas,baik yang bersumber dari
pengeluaran dana kas kecil dan pengeluaran dengan menggunakan cek
atau BG di CV Busana Perkasa Papua, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengeluaran kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu:
pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas
kecil dan dengan cek atau BG. Transaksi pengeluaran kas dari kas
kecil dilakukan apabila ada permintaan pengeluaran kas dibawah
Rp. 1.000.000, contoh pengeluaran kas melalui dana kas kecil yaitu
pembelian kelengkapan logistik antara lain benang,karung dan
karton serta persediaan perlengkapan kantor yang sudah habis.
Transaksi pengeluaran uang yang dilakukan dengan menggunakan
cek / BG (Bilyet Giro) dilakukan apabila ada permintaan
pengeluaran kas diatas Rp. 1.000.000, contoh pengeluaran kas
melalui cek adalah pembayaran komisi,gaji dan biaya perjalanan
luar kota (kanvas).
2. Sistem pengendalian intern pengeluaran kas dengan kas kecil dan
cek di CV Busana Perkasa Papua sudah cukup baik, hal ini
dikarenakan perusahaan sudah memnuhi unsur-unsur pengendalian
internal yang ada, antara lain:
a. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwenang
b. Semua pengeluaran kas diatas Rp.1.000.000, harus dilakukan
dengan cek/BG atas nama perusahaan penerima pembayaran
atau dengan pemindahbuakuan.
c. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang
ditangan dengan jumlah yang menurut catatan.

50
d. Kasir dilengkapi dengan alat yang mencegah terjadinyan
kecurangan,penyimpangan dan pencurian terhadap kas
perusahaan yang ada ditangan misalnya dengan almrai besi.
e. Semua nomor cek/BG harus di pertanggungjawabkan oleh
bagian kasir.
Namun ada bebarapa unsur pengendalian internal yang belum dipenuhi
perusahaan antara lain:
a. Transaksi pengeluaran kas perusahaan dilakukan sendiri oleh
satu fungsi yakni kasir dari awal sampai akhir.
b. Terdapat perangkapan fungsi antara fungsi kasir dan fungsi
administrasi.fungsi kas bertanggungjawab atas penerimaan dan
pengeluaran,maka fungsi kas juga memegang dana kas kecil.
Sehingga dalam hal ini terjadi perangkapan tugas oleh satu
fungsi yakni yang menangani kas dan menyimpan kas
merangkap sebagai petugas pencatat transaksi kas.
c. Tidak dilakukannya pemeriksaan secara periodik terhadap kas
ditangan oleh perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
tindakan kecurangan dan pencurian yang di lakukan oleh
karyawan.
d. Kas ditangan, kas yang ada diperjalanan, serta kasir tidak
diasuransikan. Pihak perusahaan tidak mengasuransikan kas
yang ada ditangan, di perjalanan, serta kasir dikarenakan saldo
kas di perusahaan dirasa tidak terlalu besar serta perusahaan
telah melakukan pencegahan terjadinya kecurangan dengan
adanya almari besi yang ada di ruangan kasier, dan juga kas
yang ada di perjalanan selalu di konfirmasi oleh kasir kepada
pihak bank agar tidak terjadi perbedaan saldo kas yang ada di
perusahaan dengan yang ada di bank.
e. Perusahaan tidak menggunakan peralatan mekanis seperti kas
register untuk memperlancar pengeluaran kas diperusahaan.
Pihak perusahaan masih menggunakan dokumen pengeluaran

51
kas secara manual yaitu menggunakan tulisan tangan yang
dibuat fungsi kas yang ditangani oleh bagian kasir.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis akan memberikan saran yang
mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan CV Busana
Perkasa di Papua terhadap pengeluaran kas agar lebih baik serta dapat
memperkecil terjadinya kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi
serta merugikan perusahaan. Adapun saran-saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya dalam Sebaiknya dalam pengeluaran kas baik dengan kas
kecil maupun cek/BG diadakan pembagian tugas yang jelas antara
fungsi kas dan fungsi akuntansi. Fungsi kas bertanggungjawab atas
semua hal yang berkenaan dengan penerimaan dan pengeluaran kas,
sedangkan fungsi akuntansi yang membuat jurnalnya, hal ini
dilakukan untuk mencegah terjadinya kecurangan yang dapat
dilakukan oleh karyawan perusahaan.
2. Sebaiknya kasir mempunyai ruangan tersendiri dan tidak sembarang
orang dapat mengakses ruangan tersebut, hanya kasir dan orang-orang
yang berkepentingan dengan penerimaan dan pengeluaran kas yang
dapat masuk ke ruangan kasir, karena kas merupakan merupakan harta
yang paling lancar (liquid), dan paling sering terjadi kecurangan
sehingga apabila dalam penanganannya tidak dilakukan dengan baik,
maka akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
3. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan secara periodik pencocokan jumlah
fisik kas yang ada ditangan dengan jumlah kas menurut catatan.untuk
mencegah karyawan perusahaan menggunakan kesempatan
penyelewengan penggunaan kas. Setiap satu minggu sekali
perusahaan harus melakukan pemeriksaan catatan akuntansi yang
dipegang oleh kasir untuk membandingkan saldo kas menurut catatan
dengan saldo kas fisiknya agar terjadi kesamaan antar keduanya.

52
4. Sebaiknya kas yang ada di tangan, kas yang ada diperjalanan serta
kasir diasuransikan agar kas yang ada di perusahaan terlindungi dari
kerugian yang timbul akibat kecurangan yang mungkin terjadi di
dalam perusahaan. Asuransi yang dilakukan oleh perusahaan mungkin
akan menambah biaya pada awalnya, namun pihak asuransi dapat
mengembalikan uang yang telah diasuransikan apabila tidak terjadi
kecelakaan kerja terhadap pihak yang diasuransikan.
5. Sebaiknya perusahaan menggunakan mesin kas register untuk
memperlancar fungsi kas yang ditangani oleh bagian kasir dalam
transaksi pengeluaran dan penerimaan kas perusahaan.

53
54
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERNAL PENGELUARAN KAS PADA CV
BUSANA PERKASA DI PAPUA

USULAN PENELITIAN UNTUK SKRIPSI S-1

Diajukan oleh:

ELISABETH HAMID

NPM : 3403110109

Jurusan Akuntansi

UNIVERITAS OTTOW GEISSLER

PAPUA

2014

55
Usulan Penelitian

PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL


PENGELUARAN KAS PADA CV BUSANA PERKASA
DI PAPUA

OLEH

ELISABETH HAMID

3403110109

Disetujui, Tanggal.......................

Dosen Pembimbing

Andi Patiran, SE,Msi

Nip.......................................

56
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PENGELUARAN KAS PADA CV BUSANA PERKASA
DI PAPUA

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Ottow Geissler Papua Guna memenuhi

sebagian dari persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

ELISABETH HAMID
3403110109
Jurusan Akuntansi

UNIVERSITAS OTTOW GEISSLER

PAPUA

2014

57
PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
PENGELUARAN KAS PADA CV BUSANA PERKASA
DI PAPUA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan program sarjana (S1)
Pada Program Sarjana Akuntasi Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Ottow Geissler di Papua

Oleh :
ELISABETH HAMID

3403110109

Disetujui oleh :

Dosen Pembimbing

Andi Patiran SE,MSi

Tanggal ....................

UNIVERSITAS OTTOW GEISSLER


PAPUA
2014

58
59
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan
rahmatNYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini sebagai salah
satu syarat menyelesaikan studi program Sarjana-1 di Universitas Ottow Geissler
Papua. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini dengan
baik dan lancar, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang mendukung antara lain:

1. Bapak Andi Patiran ,SE,MSi, selaku Dosen Wali yang telah memberikan
nasehat dan bimbingan selama kuliah di Universitas Ottow Geissler di Papua
dan Selaku Dosen Pembimbing bagi penulis yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak dan ibu staf pengajar fakultas Ekonomi di Universitas Ottow Geissler
Papua yang telah memberikan bantuan,arahan dan masukan pada penulis.
3. Bapak Hendra Santoso selaku Direktur CV Busana Perkasa Papua, yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di CV
Busana Perkasa di Papua.
4. Bapak Heru Pribianto selaku konsultan CV Busana Perkasa Papua yang turut
membantu memberikan data dan informasi guna menyelesaikan penelitian ini.
5. Kepada Suami tercinta yang telah banyak meberikan dorongan dan semangat
serta doa kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pendidikan sarjana di
Universitas Ottow Gissler di papua.
6. Rekan kerja yang telah banyak memberikan bantuan dan semangat dalam
penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari yang sedalam-dalamnya bahwa penyusunan skripsi ini jauh


dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak guna perbaikan di masa datang. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Jayapura 27 Juli 2014


Penulis

Elisabeth Hamid

60
ABSTRAK

Elisabeth Hamid. 2014. “ Penerapan sistem pnegendalian internal terhadap


pengeluaran kas pada CV Busana Perkasa di Papua.” Skripsi di bimbing oleh
Bapak Andi Patiran SE,MSi. Fakultas Ekonomi Universitas Ottow Geissler di
Papua.
Skripsi ini membahas penerapan sistem pengendalian internal terhadap
pengeluaran kas pada CV Busana Perkasa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah CV Busana Perkasa telah menerapkan sistem pemgendalian
internal terhadap pengeluaran kas sudah efektif. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan analisis deskriptif terhadap data dan informasi yang ada.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal pengeluaran kas
yang diterapkan oleh CV Busana Perkasa bisa dikatakan cukup efektif, walaupun
masih terdapat beberapa kelemahan. Hasil penelitian menyarankan agar CV
Busana Perkasa dapat mengevaluasi kembali sistem pengendalian internal
pengeluaran kas agar dapat meminimalkan resiko kecurangan-kecurangan dan
penyimpangan-penyimpangan yang dapat terjadi pada perusahaan.

61
62

Anda mungkin juga menyukai