PENDAHULUAN
terikat dengan berbagai aturan dan norma yang di buat dan dilakukan oleh
setiap keluarga harus diperkuat dengan berbagai segi yaitu ketentraman dan
lahir batin antara pria dan wanita untuk membentuk keluarga bahagia sesuai
dengan tujuan dan ketentuan dari pencipta dalam rangka beribadah kepadaNya
karena setiap manusia tidak akan dapat berkembang tanpa adanya perkawinan
dan masyarakat.
1
Perkawinan merupakan pintu terbentuknya suatu keluarga di tengah
yang terkecil dan yang terpenting di dunia ini. Disebut demikian karena
Negara1 dan juga kekuatan suatu bangsa atau negara ditentukan oleh unit-unit
keluarga yang menjadi warga negera tersebut; jika keluarga-keluarga sehat dan
kuat pula. Demikian juga berlaku bagi gereja; jika anggota jemaat sebuah
semestinya dan yang suci seperti yang diajarkan oleh agama. Suatu persekutuan
sejati dalam pernikahan hanya mungkin saja terjadi apabila suami-istri saling
1
M. Krisetya, Konseling Pernikahan & Keluarga, (Salatiga,UKSW,2008) hal.39
2
Ibid
3
M. Krisetya, Diktat Konseling Pernikahan & Keluarga,(Salatiga,UKSW,2007) hal 14
2
GKI di Tanah Papua dalam Pedoman Pelayanan, Bab II pasal 7 ayat 1
dan 2 mengatakan bahwa suatu pernikahan Kristen dapat di terima dan di akui
sah apabila di berkati oleh gereja demi menjamin rasa tanggung jawab atas
keutuhan suatu keluarga Kristen yang baik dan harmonis, maka pelaksanaan
gereja (majelis jemaat dan pelayan yang melayani pernikahan tersebut) 5dan
dalam penjelasan pasal demi pasal dalam Bab II pasal 7 ayat 9 mengatakan
bahwa pengembalaan dari pihak majelis jemaat dan pelayan meliputi : (a)
keluarga Kristen, kedudukan, fungsi, tugas dan tanggung jawab suami istri
Kristen terhadap suami atau istri, anak-anak, jemaat atau gereja, masyarakat
atau bangsa, terutama terhadap Tuhan dan sesamanya dalam terang injil
Kristus6(b) data perorangan meliputi: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan, nama lengkap ibu dan ayah kandung, usia pasangan minimal 17
(tujuh belas) tahun, pernah atau belum menikah7. Melalui pedoman pelayanan
pasangan yang akan nikah, tentu dengan maksud agar mereka dapat membekali
diri tentang kehidupan berumah tangga dan menjadikan rumah tangga mereka
Tuhan dan pengetahuan lainnya yang terkait erat dengan kehidupan keluarga.
4
GKI di Tanah Papua, Pedoman Pelayanan, (BP AM Sinode GKI di Tanah Papua, April 2007)Hal 11
5
GKI di Tanah Papua, Pedoman Pelayanan,(BP AM Sinode GKI di Tanah Papua, April 2007) hal 12
6
Ibid, Hal 33
7
Ibid, Hal 34
3
Penulis menemukan adanya perkembangan yang memperlihatkan
yang sudah menerima pemberkatan nikah gereja dimana sering terjadi masalah-
Rumah Tangga (KDRT) merupakan salah satu pelanggaran hak asasi manusia.
seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain
atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain sedangkan menurut
secara fisik, seksual, psikologis, dan atau penelantaran rumah tangga termasuk
8
www.hukumonline.com (diunduh pada tanggal 15 september 2016, pukul 21.20 wit)
4
mengalami peningkatan dari 279.688 kasus pada tahun 2013 dan pada tahun
terjadi di kawasan Papua dan hal ini sulit diatasi karena ada beberapa pemicu
yang sudah menjadi bagian dalam masyarakat yaitu budaya patriaki dan
minuman keras.9 Selain itu juga menurut direktur Lembaga Bantuan Hukum
Asosiasi Perempuan Indonesia untuk keadilan (LBH Apik) Papua dan Papua
berlangsung tiap hari, tapi hanya sedikit yang di laporkan ke pihak berwajib. 10
dan ini merupakan tugas gereja. Gereja harus mengingat bahwa pernikahan dan
5
Pernikahan serta kekerasan dalam keluarga sebagai bagian yang mempunyai
hubungan satu dengan yang lainnya. Penulis juga melihat bahwa Jemaat GKI
Imanuel Agung Samofa adalah Jemaat majemuk dimana berasal dari berbagai
6
1. Adakah hubungan antara pelaksanaan Pastoral Pernikahan dengan tingginya
tangga?
rumah tangga.
dan mengambarkan realitas atau fakta secara empiris serta kesimpulan untuk
apa yang ada pada saat ini berlaku yang di dalamnya terdapat upaya
kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada11. Di dalam metode penelitian
11
Mardalis, Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta,Bumi Aksara,2004) Hal 26
7
deskripsi kualitatif data yang di kumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar
informasi yang di gali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya
menjadi informan dalam penelitian ini adalah Pendeta, Majelis Jemaat, Jemaat
Teknik Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang di teliti baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus di
Teknik Studi Pustaka melalui literatur-literatur yang ada baik berupa buku,
12
Prof. Dr.Lexy J Maleong, M.A, Metode Penelitian Kualitatif , (Bandung,Rosdakarya,April 2005) Hal 11
13
Prof. Dr.Djam’an Satori, M.A, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, Alfabeta,2009) Hal 130
14
Ibid, Hal 131
8
1.5.1 Manfaat Teoritis
Pastoral Pernikahan bagi Gereja Kristen Injili di Tanah Papua, Mahasiswa STT
GKI I.S KIJNE Jayapura dan secara khusus Jemaat GKI Imanuel Agung
Samofa Biak.
BAB I : PENDAHULUAN
9
BAB III : HASIL PENELITIAN
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
10
2.1. KONSELING PASTORAL
theology): cura animarum atau biasa disebut juga sebagai pastoralcare dengan
prespektif inkarnasi Allah dalam pribadi dan karya Yesus Kristus. Inkarnasi
kristiani mempunyai dasar yang kukuh, yakni pada Missio Dei atau Misi Allah.
jabatan seorang manusia yang biasa di sebut sebagai pastor, gembala atau
15
Totok Wiryasaputra, Pengantar Konseling Pastoral, (Yogyakarta,Diandra Pustaka Indonesia,2014), Hal. 1
11
pendeta16 tetapi lambat laun pendampingan yang semula menjadi urusan
seluruh umat berubah menjadi urusan kaum klerus (imam, kaum tertahbis).
Pendampingan hanya (atau bahkan hanya boleh) di lakukan oleh spesialis yang
di sebut pastor. Akhirnya kaum awam hanya menjadi sasaran pelayanan. 17 Para
misionaris dari Eropa, Amerika atau wilayah lain yang membawa kekristenan
ke Tanah Nusantara, khususnya pada akhir abad XIX dan awal abad XX pada
berbasis pada jabatan, wewenang, tugas, fungsi, dan pekerjaan pastor atau
pendeta.
pada permulaan abad XX bersamaan dengan lahirnya profesi terapan lain. Ada
faktor internal yaitu pendekatan ilmiah dalam memahami teks dan konteks,
16
Ibid, Hal. 9
17
Ibid, Hal 10
18
Ibid, Hal 13
12
Konseling adalah sebuah katabbenda yang berasal dari kata kerja
bahasa inggris kuno “counseil” atau “conseil” dalam bahasa Perancis. Kata
masa kini konseling memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar pemberian
nasihat. Sehingga dapat dikatakan bahwa konseling adalah suatu upaya dari
membuat keputusan, serta mencari cara-cara yang tepat dan paling tepat untuk
Pastoral berasal dari kata “pastor”. Dalam bahasa Yunani kata Pastor
di sebut “poimen” yang dalam bahasa latin di artikan sebagai “gembala” jadi
pengembalaan.
penolong mampu memberikan minimal jalan keluar kepada seorang yang kita
bagian dari pelayanan pejabat gereja/jemaat yakni pastor atau pendeta. Baginya
19
Ibid, Hal 74
20
Daniel Ronda, Pengantar Konseling Pastoral, (Bandung, Kalam Hidup,2015), Hal. 47
21
Novita Waroy, Konseling pra-nikah dalam gereja GKI di Tanah Papua, 2007,hal 27
13
yang mewakili gereja, utamanya pendeta yang tertahbiskan, tetapi dapat juga
orang awam.22
dunia sekitar dan untuk mencapai tujuan itu semua unit atau bagian dalam
gereja dapat berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
agama Kristen secara integral di dalam proses layanan tersebut.24 Dan menurut
disfungsional.
untuk membangun tubuh Kristus (1 Kor 12:24-27). Itu sebabnya, gereja harus
menjadi satu kesatuan atau persekutuan orang-orang percaya yang oleh kuasa
kehidupan dalam pembinaan warga gereja dapat menjadi alat penyembuh bagi
22
Totok Wiryasaputra, Pengantar Konseling Pastoral, (Yogyakarta,Diandra Pustaka Indonesia,2014), Hal.75
23
Daniel Ronda, Konseling Pastoral, (Bandung, Kalam Hidup,2015), Hal 32
24
Howard Clinebell,Tipe-Tipe Dasar Pendampingan dan Konseling Pastoral,(Yogyakarta, Kanisius,
2006),Hal.68
14
luka batin manusia25. Konseling Pastoral berorientasi kepada Allah sehingga
teladan dan model bagi para pemimpin Bangsa Israel ( para raja, imam, dan
mereka (Yeh 34:2). Jadi pemimpin umat adalah gembala umat dan dapat di
indivindu yang membantu orang lain, atau di tunjukkan kepada seseorang yang
25
Ibid, Hal 36
26
Daniel Ronda, Pengantar Konseling Pastoral, (Bandung, Kalam Hidup,2015), Hal 25
15
langkah yang benar, melindungi dari yang jahat, dan menyediakan
Perjanjian baru memberi kesaksian bahwa figur gembala yang baik ada
dalam diri Tuhan Yesus yang tertulis dalam Injil Yohanes pasal 10. Dalam
Pasal 10 ini Tuhan Yesus di gambarkan sebagai teladan dan model terbesar
dalam pelayanan Pastoral dimana Tuhan Yesus gembala yang baik itu telah
Nya di dasarkan pada kasih-Nya kepada manusia dan dunia (Yoh 3:16)
tugas pengembalaan itu di serahkan kepada para pejabat khusus serta segenap
pengembalaan adalah tugas terpenting dari Tuhan bagi Gereja. Tuhan telah
27
Mesach Krisetya, Teologi Pastoral, (Semarang; Panji Graha, 1998), Hal. 2
16
2.3. PERNIKAHAN KRISTEN
bersuami istri (dengan resmi)28. Arti nikah Kristen bukanlah sesuatu yang dapat
Kristen itu tidak sama bagi setiap manusia dan arti nikah ada banyak seginya.
Ada segi bahwa dalam hidup perkawinan, manusia itu di selamatkan dari suatu
kesepian yang tidak tertahan; di berikan kepada manusia itu seorang penolong,
seorang “teman”.
yang kudus dihadapan Allah. Suatu persekutuan sejati dalam pernikahan hanya
mungkin kalau suami dan istri saling menghargai atau menghormati satu sama
dan perempuan yang menikah adalah pasangan yang telah berjanji untuk terikat
perempuan yang setuju hidup hidup bersama tetapi tidak mau terikat dan
suatu penetapan atau peraturan Allah dan hal ini di dasarkan pada kesaksian
28
W.J.S. Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai pustaka,2003), hal 614.
29
Tony Tedjo, Kasih menembus batas, (Agape 2010), hal 60.
17
Alkitab yang terdapat dalam kejadian 2:24dan Injil Matius 19:3 dimana Allah
Di dalam kejadian 2:18 dikatakan bahwa tidak baik kalau manusia itu
hidup seorang diri saja dan ia telah menciptakan penolong baginya yang
sepadan dengan dia. Manusia tidak diciptakan seorang diri saja sebagai mahluk
Laki-laki tidak lebih tinggi dari perempuan dan perempuan tidak lebih rendah
ayah dan Ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu
berpautan, dan menjadi satu daging. Meninggalkan menunjuk kepada satu unit
social yang baru. Pasangan nikah memisahkan diri secara emosional dan fisik
dari ayah ibu mereka dan pernikahan yang baru harus di umumkan kepada
masyarakat sehingga jelas bagi semua orang bahwa laki-laki ini sudah
meninggalkan ayah dan ibunya dan sudah nikah dengan perempuan yang telah
penting dan hal ini membantu para suami dan istri bertekun dalam hubungan
18
sebagai pasangan yang sudah berpautan satu sama lain. Masa kini “kesetiaan”
terlalu sulit di mengerti hanya sebagai tali untuk mengekang tapi sebenarnya
kesetian bersifat positif , penuh kreativitas dan dinamis, ada 4 hal tentang
kesetiaan pada seseorang dan kesetiaan pada hubungan pribadi. Kata menjadi
satu dagingmenujuk pada kesatuan pribadi antara laki-laki dan perempuan pada
setiap tingkat kehidupan dimana kesatuan yang pada mulanya di harapkan dan
makin lama makin mewujud dalam kehidupan suami istri. “menjadi satu
daging” juga bukan sekedar hubungan atau persekutuan jasmaniah saja tetapi
suami dan istri. Persekutuan hidup ini di kehendaki Allah 30. Perkawinan
dan istri. Keterbukaan suami dan istri yang taat pada kehendak Allah berusaha
atau kekuasaan suami terhadap istri, melainkan cinta kasih suami terhadap istri.
Paulus juga menjelaskan otoritas suami adalah tanggung jawab penuh kasih
sama seperti Kristus mengambil prakarsa pada saat Ia datang untuk mencari
mempelai-Nya. Tentang istri , Paulus berkata, Istri wajib tunduk dan suami
30
Novita Waroy, Konseling pra-nikah dalam gereja GKI di Tanah Papua, 2007,hal 10
19
wajib mengasihi dan suami bukan menjadi seorang tuan. Suami harus
mengasihi istrinya dengan kasih yang mengayomi dan tanggung jawab penuh,
tentu sang istri akan menanggapinya dengan tunduk dalam cinta kasih yang
tulus. Jadi, bila suami ingin memperoleh ketundukan istrinya, jalan satu-
menekannkan pada kekuasaan suami terhadap istri melainkan cinta kasih suami
terhadap istri dan ini menjelaskan bahwa suami bertanggung jawab penuh kasih
sayang dan sang istri menanggapi dengan tunduk dalam cinta kasih yang tulus.
dapat dikatakan bahwa Allah merancang dua jenis kelamin yang berbeda agar
kudus sehingga menjadi sebuah pernikahan yang kudus sehingga setiap orang
pernikahannya.
31
John Stott,Efesus, mewujudkan masyarakat baru di dalam dan melalui Kristus,(Jakarta,Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 2003), Hal.223
32
J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II MZ, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007),
Hal 154
33
Tim Lahaye, Kebahagiaan Pernikahan Kristen, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 2002), Hal.1
20
Pernikahan di GKI Tanah Papua yang sesuai dengan pedoman
Pelayanan GKI di Tanah Papua pada pasal tentang Pernikahan yaitu suatu
gereja dan demi menjamin rasa tanggung – jawab atas keutuhan suatu keluarga
pasangan warga gereja yang telah mengaku iman (sidi) serta mendapat restu
dari orang tua dan anggota jemaat dan untuk menjamin bahwa pasangan
pengantin itu mendapat restu dari semua pihak, maka sebelum pelayanan nikah
dilangsungkan, niat nikah itu harus di wartakan kepada jemaat dalam kebaktian
Jemaat di gedung ibadah, karena anggota jemaat akan menjadi saksi bagi nikah
itu. 36
Pernikahan adalah kerja sama antara dua orang yang telah sepakat
untuk hidup bersama hingga hayatnya. Agar kehidupan rumah tangga ini dapat
langgeng sepanjang masa, mutlak diperlukan ikatan yang kuat berupa rasa cinta
dan saling memahami. Pernikahan juga merupakan suatu ikatan janji setia
34
GKI di Tanah Papua, Pedoman Pelayanan, (BP AM Sinode GKI di Tanah Papua, April 2007)Hal 11
35
GKI di Tanah Papua, Pedoman Pelayanan, Peraturan Pengembalaan dan Pemberian Warna dan Arti
Lambang, (BP AM Sinode GKI di Tanah Papua, 2009). Hal. 51
36
Ibid, Hal. 52
21
antara suami dan istri yang di dalamnya terdapat suatu tanggung jawab dari
kedua belaah pihak. Janji setia yang terucap merupakan sesuatu yang tidak
mudah diucapkan.
antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
Maha Esa (pasal 1). Pada dasarnya, menurut undang-undang ini, seorang suami
hanya boleh memiliki seorang istri dan seorang istri hanya boleh memiliki
perkawinan tidak hanya terjadi karena ikatan lahir saja atau batin saja
melainkan karena keterpaduan yang erat antara lahir dan batin. Ikatan lahir
ialah ikatan yang dapat dilihat sebagai bukti pasangan ini sah menjalani hidup
sebagai suami istri. Sedangkan ikatan batin ialah ikatan yang tidak nampak
Sesungguhnya ikatan batin adalah dasar dari ikatan lahir dan batin yang dapat
dijadikan dasar dalam membentuk dan membina keluarga yang bahagia dan
selain itu juga yang perlu mendapat perhatian dalam definisi ini adalah yang
ikatan suami-istri atau calon suami-istri dalam kedudukan yang semestinya dan
yang suci seperti yang diajarkan oleh agama dan nilai-nilai Pancasila. Jadi
22
sebuah perkawinan terjadi bukan hanya menyangkut unsur lahir saja akan
satunya adalah pernikahan adat. Pernikahan adat tiap daerah dihubungkan pula
dengan adat yang berlaku pada daerah itu. Upacara pernikahan adat
melegalisasikan suatu status sosial dan menciptakan hak dan kewajiban yang
berarti suatu ikatan antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri
MENIKAH
penerapan khusus Injil kepada anggota jemaat secara pribadi, yaitu berita injil
37
A.Hermansiah,Pengertian Perkawinan Menurut UU.RI.No.1.Thn.1974,http.bloghukum.blogspot.com/
38
Daniel ronda, Pengantar Konseling Pastoral,(Bandung, Kalam Hidup,2015),Hal.26
23
yang dalam khotbah gereja di sampaikan kepada semua orang selain itu juga
Dr. J.W. Herfest mengatakan bahwa tugas pengembalaan itu ialah: “menolong
setiap orang untuk menyadari hubungannya dengan Allah, dan mengajar orang
sendiri dan Dr. H. Faber mengatakan juga pengembalaan itu ialah tiap-tiap
oleh percakapan atau khotbahnya atas kepribadian orang, yang pada saat di
tetapi yang penting dari semuanya itu ialah relasi antara pelayan dan anggota
jemaatnya.40
24
untuk menjaga, memelihara, dan membangun iman jemaat, juga memastikan
pengajaran keliru atau sesat yang masuk melalui satu atau beberapa jemaat.41
pernikahan baik konselor maupun setiap pasangan yang hendak menikah perlu
41
Daniel Ronda, Pengantar Konseling Pastoral,(Bandung, Kalam Hidup,2015), Hal.26-27
25
dengan sanak saudara lain yang tinggal dalam rumah yang
bersama.42
Kristen, kedudukan, fungsi, tugas dan tanggung jawab Kristen terhadap suami
atau istri, anak-anak, jemaat atau gereja, masyarakat atau bangsa, terutama
terhadap Tuhan dan sesamanya dalam terang injil Kristus dan yang kedua yaitu
data perorangan meliputi: nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan,
nama lengkap ibu dan ayah kandung, usia pasangan minimal 17 tahun dan
pernah/belum menikah.43
TENTANG PERNIKAHAN.
26
jalan yang benar (Maz.23:1-6). Demikian juga dalam Perjanjian Baru Tuhan
dengan saling menasehati dan saling menegur (Mat. 18:15; 2 Tes 3:15). Sebab
19).45
Selain itu Yesus Kristus juga memanggil secara khusus dan menetapkan
yaitu : Pendeta, Guru Jemaat, Guru Injil, Penatua, Syamas dan Pengajar.
semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang
Anak Allah, kedewasaan penuh dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan
itu tidak hanya untuk mengembalikan anggota jemaat yang sesat kepada
agar tidak jatuh kedalam dosa serta menuntun mereka supaya bertumbuh
44
GKI di Tanah Papua, Pedoman Pelayanan, Peraturan Pengembalaan dan Pemberian Warna dan Arti
Lambang, (BP AM Sinode GKI di Tanah Papua, 2009). Hal. 29
45
Ibid, Hal.29
27
dilakukan setelah ada anggota jemaat jatuh kedalam dosa, melainkan harus
berlangsung secara terus-menerus, teratur dan terarah. Dalam hal ini perlu
iman.46
Teguran keras serta Pembekuan Hak untuk mengambil bagian dalam pelayanan
gereja. Jadi amanat pengembalaan itu merupakan tugas panggilan yang ruang
cakupnya tidak hanya terbatas dalam lingkungan Jemaat atau gereja. Tetapi
Roh Kudus di dalam Kristus sebagai Kepala dari segala sesuatu, baik yang di
yaitu tujuan teologis dan organisatoris yang termuat dalam Bab II pasal 4 dan 5
1. Tujuan Teologis:
46
Ibid, Hal.30
28
Supaya Jemaat Tuhan dipelihara dan dituntun sehingga bertumbuh
4:12-13)
Supaya mereka yang sesat dikembalikan kepada jalan yang benar( Luk.
4:12-13)
2. Tujuan Organisatoris:
Pengembalaan ini bertujuan untuk mengawasi perilaku para pejabat gereja yang
berada dalam lingkungan GKI di Tanah Papua untuk hidup sesuai dengan
Pengembalaan warga jemaat di tujukan kepada anggota Jemaat yang telah sidi,
yang belum sidi dan belum baptis, Pra Nikah, Duka dan yang
47
Ibid, Hal.34
48
Ibid, Hal.35
29
gereja antara lain:Ibadah jemaat, Ibadah keluarga, Ibadah unsur, Pelayanan
kepada bakal jemaat dan bakal klasis, Pejabat gereja yang di karyakan pada
instansi non gereja, Pelayanan kepada pegawai gereja dan keluarganya yang
telah pensiun, misalnya melalui wadah pensiun GKI Di Tanah Papua, dan lain-
Majelis Jemaat), Tim khusus yang di bentuk sesuai kebutuhan, para anggota
sidi jemaat.
yang telah mengaku iman (sidi) serta mendapat restu dari orang tua dan
dari semua pihak, maka sebelum pelayanan nikah dilangsungkan, niat nikah itu
30
Untuk dapat membicarakan berbagai topik tersebut diatas, maka perlu
direncanakan dan disepakati suatu jadwal bersama. Ada juga saat dimana
percakapan itu dapat melibatkan baik orang tua maupun Majelis Jemaat,
sehingga kesepakatan itu harus juga dibuat bersama orang tua dan Majelis
karena anggota jemaat akan menjadi saksi bagi nikah itu. Para calon pengantin,
Seyogianya tidak dilaksanakan pada jam kerja resmi dimana warga jemaat
meneguhkan nikah sehingga tugas ini tidak hanya menjadi kewajiban dari
Pendeta semata-mata.49
49
Ibid, Hal. 51-52
50
Asnath Niwa Natar, Don’t Send Me Flower Again, Perempuan dan Kekerasan, (Yayasan Taman Pustaka
Kristen Indonesia, Yogyakarta, 2013), Hal. 1
31
tangga merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Kemala Candra Kirana
dilakukan oleh suami terhadap istri atau juga dikenal dengan kekerasan dalam
rumah tangga.52
yang terjadi di depan umum atau dalam kehidupan pribadi. Sedangkan menurut
RUU Anti KDRT versi Badan Legistatif DPR RI tahun 2002 dan usulan LSM,
segala bentuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadap istri yang
51
Kemala Candrakirana, Hentikan Kekerasan Dalam Rumah Tangga,. Hal.4
52
Carwoto, Mengungkap dan Mengeliminasi Kekerasan terhadap Istri,, Hal.85
53
Asnath Niwa Natar, Don’t Send Me Flower Again, Perempuan dan Kekerasan, (Yayasan Taman Pustaka
Kristen Indonesia, Yogyakarta, 2013), Hal.49
32
berakibat menyakiti secara fisik, psikis, seksual dan ekonomi, termasuk
keluarga. Selain itu, hubungan antara suami dan istri diwarnai dengan
rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat seperti menampar, memukul,
luka di badan.
bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis berat berat
54
Ibid, Hal 49
33
Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan suami
menumbuhkan keyakinan bahwa anak laki-laki harus kuat, berani dan tidak
persepsi mengenai kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga harus ditutup
yang keliru terhadap ajaran agama mengenai aturan mendidik istri, kepatuhan
istri pada suami, penghormatan posisi suami sehingga terjadi persepsi bahwa
permasalahan dalam rumah tangganya, maupun dari pihak- pihak yang terkait
ditandai dengan pembagian kekuasaan yang sangat jelas antara laki –laki dan
menurunnya rasa percaya diri dan harga diri, mengalami rasa tidak berdaya,
mengalami stress pasca trauma, mengalami depresi, dan keinginan untuk bunuh
diri.
34
BAB III
HASIL PENELITIAN
Jemaat GKI Eden Pokhouw adalah salah satu jemaat yang terletak di
jemaat Fillial dari GKI Siloam Yabansai. Pembentukan Jemaat Eden Pokhouw
ini merupakan salah satu bentuk kerja keras dari PHMJ GKI Siloam Yabansai
dalam upaya peningkatan pelayanan berjemaat bagi warga jemaatnya yang setiap
35
perdana yang di pimpin oleh BPHMJ Siloam, Pdt. C. Modouw, S.Th pada Filiaal
Jemaat GKI Siloam Yabansai dan Pada 29 Agustus 2011 Fillial Jemaat GKI
Siloam Yabansai menjadi jemaat mandiri dengan nama Jemaat GKI Eden
Pokhouw.
pelayanan GKI Siloam Waena. Jemaat GKI Eden Pokhouw merupakan bagian
dari wilayah pelayanan Klasis Sentani. Luas pelayanan Jemaat GKI Eden
Pokhouw 288,58 hektar atau 28,885 km².55Jemaat ini terdiri dari 3 wilayah
pelayanan yaitu:
putri)
Berdasarkan data hasil sensus jemaat yang dilakukan tahun 2015, maka
jumlah anggota Jemaat GKI Eden Pokhouw yang tersebar di 3 wyk adalah 104
Kepala Keluarga yang terbagi dalam Wyk I sebanyak 38 KK, Wyk II sebanyak
heterogen yang terdiri dari beberapa suku di Indonesia yaitu suku-suku di Papua
(Biak, Sentani, Wamena, Sorong) dan suku non – Papua (Ambon, NTT). Dalam
55
Laporan Jemaat Fillial Jemaat GKI Siloam Waena, Hal.6
36
Adapun prosedur penelitian yang penulis lakukan selama melakukan
kepada PHMJ GKI Eden Pokhouw dan kemudian penulis di ijinkan untuk
pilih adalah warga jemaat Gereja Kristen Injili Eden Pokhouw dengan sampel 7
orang yang terdiri dari 6 orang warga jemaat yang telah menikah dan 1 orang
selama 3 Minggu.
ini penulis mendeskripsikan hasil wawancara dengan sampel yang adalah jemaat
GKI Eden Pokhouw sebanyak 7 responden, yang terdiri dari 3 orang istri dan 3
orang suami yang merupakan warga jemaat GKI Eden Pokhouw dan 1 Pendeta
Jemaat.
37
Responden A:
suatu ikatan suami istri yang telah di berkati oleh Tuhan, Respon pertama telah
Masalah yang di hadapi adalah keadaan berdua di dalam keluarga karena ada
Responden B:
merasa kehidupan pernikahan mereka bahagia tetapi ada juga hal-hal yang
38
mengatakan bahwa perkelahian dalam rumah tangga merupakan bagian dari
kehidupan pernikahan yang tidak dapat di pisahkan. Mereka tidak memukul istri
mereka pada saat terjadi perkelahian hanya dalam bentuk kata-kata kasar
Responden C:
yang penting dan mereka merasa kehidupan pernikahan mereka bahagia tetapi
ada juga hal-hal yang menyebabkan terjadi perkelahian antara responden dengan
Mereka tidak memukul istri mereka pada saat terjadi perkelahian hanya dalam
Responden D:
Sudah menikah selama 4 tahun dan telah menikah gereja, memahami pernikahan
Kristen sebagai suatu ikatan suami istri yang telah di berkati oleh Tuhan, ketika
39
rumah tangga apabila ia berkelahi dengan suaminya. Perkelahian biasa terjadi
Responden E:
Responden 5 sudah menikah gereja selama setengah tahun, ada banyak masalah
yang hadir dalam kehidupan rumah tangganya. Masalah mengurus anak adalah
dengan baik tetapi ada perkelahian dulu dalam bentuk kata-kata. Materi
Responden F:
Responden 6 secara khusus belum menikah gereja tetapi telah tinggal bersama
dengan suami selama 7 tahun dan telah mempunyai anak. Ia rajin mengikuti
keras. Memang tidak ada perlakuan yang kasar dari suami kepada istri ketika
suami pulang mabuk tetapi responden sendiri mengakui bahwa ia begitu marah
ketika suaminya pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan hal ini membuat ia
ini kadang dalam bentuk kata-kata makian maupun dalam bentuk pukulan
ringan.
40
Pendeta jemaat GKI Eden Pokhouw mengatakan bahwa pernikahan Kristen
merupakan lembaga yang sudah di kuduskan, di berkati oleh Allah. Belajar dari
peristiwa Adam dan Hawa di taman Eden maka setiap pasangan menikah harus
Materi yang di berikan adalah materi yang berasal dari buku pengembalaan
Abineno, pastoral pra nikah, tugas bersama dalam keluarga, berdoa bersama
mengalami masa kecil atau perjalanan hidup yang sedikit sulit atau pernah
mengalami trauma baik itu di karenakan mengalami kekerasan pada waktu kecil
dari orang tua atau anak yang di besarkan dari keluarga yang mengalami
tersebut tidak di bawah pada kehidupan pernikahannya yang bisa saja suatu hari
orang tuanya di adakah pengembalaan, jika ada masalah di selesaikan pada hari
itu juga.
pernikahan maka calon pasangan yang akan menikah akan memahami makna
pasangan yang menikah memahami makna pernikahan itu sendiri dengan baik
41
maka dapat dikatakan bawah pastoral pernikahan membantu meminimalkan
teknik membagikan kuisioner kepada beberapa warga jemaat yang telah menikah.
TABEL FORMULIR
Keterangan Banyak
Jumlah 100%
kembalikan.
F
P= x 100 % P : Presentase, F: Jumlah Sampel, N: Frewensi Jawaban
N
Adapun beberapa pertanyaan quisioner yang di berikan beserta jawaban dari setiap
42
Tabel 1: Pernikahan adalah pintu terbentuknya suatu keluarga di tengah
Ya 30 responden 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 30 100%
persekutuan gereja.
Allah
Ya 30 responden 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 30 100%
43
Berdasarkan tabel 2 yang menjawab Ya bahwa Pernikahan Kristen
Ya 30 responden 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 30 100%
44
Ya 30 responden 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 30 100%
100% menunjukkan bahwa jemaat GKI Eden Pokhouw rata-rata setuju bahwa
jangka waktu pengembalaan pernikahan yang cukup panjang (1-3 bulan) bisa
yang didasarkan pada kejadian 2:24 dan Matius 19:3 dimana Allah
Ya 30 responden 100%
Tidak 0 0%
45
Jumlah 30 100%
Allah yang didasarkan pada kejadian 2:24 dan Matius 19:3 dimana Allah
Ya 22 responden 73,3%
Jumlah 30 100%
46
Jawaban Responden Frekwensi Presentase
Ya 21 responden 70%
Jumlah 30 100%
70% menunjukkan bahwa jemaat GKI Eden Pokhouw rata-rata setuju bahwa
Ya 30 responden 100%
Tidak 0 0%
Jumlah 30 100%
bahwa suatu persekutuan sejati dalam pernikahan hanya terjadi apabila suami
47
Tabel 9: Kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap
psikologis.
Ya 23 responden 76,7%
Jumlah 30 100%
psikologis dan ada 7 responden atau 23,3% tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
Tabel 10: Budaya patriakhi dan minuman keras merupakan hal-hal yang
Ya 23 responden 76,7%
Jumlah 30 100%
48
3.3.3. HASIL OBSERVASI
penulis juga melakukan observasi dalam wilayah pelayanan Jemaat GKI Eden
penulis melihat aktivitas keseharian dari warga jemaat Eden Pokhouw yang adalah
tukang bangunan, pegawai negeri, swasta dan mahasiwa/i. Penulis juga mendapat
beberapa data dari 3 orang informan yang penulis temui selama melakukan
dalam keluarga dimana ada konflik antara istri dan suami dan juga antara anak
mantu dan ibu mertua sehingga menyebabkan si istri pergi dari rumah.Begitu juga
ada yang sering kali terjadi dimana istri tidak memperlakukan suami dengan baik
dimana si istri biasa menuntut harus di berikan uang setiap hari jika tidak di berikan
uang maka si istri akan menyuruh si suami tidur di luar rumah seringkali juga
menyatakan bahwa si suami hanya meminta untuk berhubungan badan saja tetapi
tidak pernah bisa memberikan ia uang, memaki suami hingga mengungkit masa lalu
kehidupan si suami dan karena tidak tahan dengan masalah ini menyebabkan suami
mabuk-mabukan. Ada juga masalah dimana para istri tidak dapat mengikuti ibadah
persekutuan wanita dengan baik karena jika pulang terlambat maka istri akan di
marahi. Ada juga seorang istri yang kena tindak kekerasan dari suami dimana
memukul istrinya dan hingga memakai alat-alat tajam seperti parang atau tombak
sehingga menyebabkan si istri pernah terluka, hal ini di sebabkan sang suami berniat
untuk menikah lagidan akhirnya sang istri pulang ke rumah orang tua dan anak-anak
mereka menjadi terlantar. Ada juga suami ini yang suka memukul istrinya hingga
memukul anak juga di karenakan suami mempunyai wanita lain lalu sang istri
49
meninggalkan suami kemudian suami mempunyai istri yang baru dan si istrinya
BAB IV
ANALISA DATA
50
Berdasarkan hasil pengumpulan data berupa wawancara, kuisioner dan
observasi dengan data yang telah di tabulasikan, maka penulis akan menganalisa
Dengan melihat hasil kuisioner pada tabel 1 – tabel 2 dan juga dari hasil
wawancara dapat di katakan bahwa warga jemaat GKI Eden Pokhouw memahami
kehidupan persekutuan gereja serta bagi jemaat GKI Eden Pokhouw pernikahan
Kristen adalah suatu ikatan suami istri yang telah di berkati oleh Tuhan, lembaga
kudus yang telah di berkati serta hubungan yang kudus di hadapan Allah. Dari
hasil pemahaman jemaat GKI Eden ini dapat di katakan bahwa jemaat Eden
Pokhouw sudah memahami dengan baik makna pernikahan Kristen. Pendeta jemaat
GKI Eden Pokhouw memahami pernikahan Kristen sebagai lembaga yang sudah di
kuduskan, di berkati oleh Allah. Belajar dari peristiwa Adam dan Hawa di taman
Eden maka setiap pasangan menikah harus memahami dan mengasihi setiap
pasangannya.
pelayan jemaat GKI Eden Pokhouw materi yang di berikan adalah materi-materi
yang berasal daru buku pengembalaan karangan Abineno serta buku pastoral pra
nikah. Dari hasil kuisioner warga jemaat, 100 % jemaat Eden Pokhouw
51
menghadapi dan menyelesaikan masalah serta jangka waktu yang panjang (1-3
bulan) bisa memberikan pemahaman yang baik kepada setiap pasangan yang akan
ajaran tentang pernikahan kristen dan bagaimana membentuk suatu keluarga Kristen
yang baik. Serta melalui pengembalaan pernikahan para pasangan di lihat kembali
perjalanan kehidupan mereka sejak kecil apakah di masa lalu mereka ada
lalu yang bisa saja memberikan dampak di kehidupan yang sekarang sehingga
tersebut tidak hadir lagi di dalam kehidupan yang baru yaitu kehidupan pernikahan.
Pada tabel ke 5, warga jemaat GKI Eden Pokhouw 100% memahami bahwa
pernikahan merupakan suatu penetapan atau peraturan Allah yang di dasarkan pada
kejadian 2:24 dan Matius 19:3 dimana Allah menghendaki supaya laki-laki dan
Tetapi pada tabel yang ke 6 ada 73,3% setuju bahwa gereja terdiri dari keluarga-
membentuk keluarga bahagia dan ada 26,7 % yang tidak setuju bahwa gereja terdiri
bahagia. Tetapi dari hasil wawancara di dari beberapa respon bahwa mereka kadang
bahagia dan tidak bahagia dengan kehidupan pernikahan mereka. Tidak bahagia
dengan rumah tangga mereka apabila terjadi perkelahian antara suami istri yang
Pada tabel 7 ada sekitar 70% menunjukkan bahwa jemaat GKI Eden Pokhouw rata-
rata setuju bahwa masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga di sebabkan oleh
52
Kristen yang di dasarkan pada firman Tuhan sedangkan 30 % tidak setuju dengan
Kristen bisa memberikan dampak KDRT terhadap pasangan yang telah menikah,
atau 100% menunjukkan bahwa bahwa suatu persekutuan sejati dalam pernikahan
hanya terjadi apabila suami istri saling menghormati dan menghargai satu sama lain.
Dan Berdasarkan tabel 9 ada 76,7% menunjukkan bahwa jemaat GKI Eden
Pokhouw rata-rata setuju bahwa kekerasan dalam rumah tangga adalah setiap
seksual dan psikologis dan 23,3% tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Pada
tabel 10 ada 76,7% setuju bahwa budaya patriakhi dan minuman keras merupakan
hal-hal yang menyebabkan kekerasan dalam rumah tangga dan 23,3% tidak setuju
dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa minuman keras, masalah
mengurus anak, istri tidak boleh pergi beribadah dan masalah keuangan lebih
Berdasarkan hasil penelitian berupa tabulasi data dan analisa data yang telah
dipaparkan diatas maka penulis memberi suatu rangkuman bahwa warga Jemaat
GKI Eden Pokhouw merupakan suatu jemaat yang sudah memahami dengan baik
makna suatu pernikahan Kristen karena makna pernikahan Kristen ini sudah
diajarkan melalui pengembalaan pernikahan yang laksanakan selama 3 hari dan juga
masih ada tindak kekerasan yang terjadi keluarga seperti makian terhadap istri,
53
tuntutan keuangan terhadap suami, hingga kekerasan dengan mengunakan alat
tajam. Hal ini menunjukan bahwa ada hubungan antara pelaksanaan Pastoral
dengan baik apa yang telah di sampaikan pada pengembalaan pernikahan. Minuman
keras dan budaya patriakhi adalah sebagian hal yang menyebabkan adanya
kekerasan dalam rumah tangga dimana istri di pukul dengan alat-alat tajam dan juga
dan istri yang kemudian menyebabkan terjadinya kekerasan dalam keluarga dapat
dilihat bahwa pasangan suami istri harus memahami dan mengingat dengan baik
sekedar hubungan laki-laki dan perempuan yang setuju hidup bersama tetapi tidak
tangga apabila pastoral pernikahan di lakukan dengan baik dari sisi materi dan
sebelum tanggal pernikahan sebab setiap pasangan harus mengerti dan memahami
arti dari pernikahan dan juga setelah pemberkatan nikah di gereja dan setelah
mereka menjalani kehidupan rumah tangga pasangan suami istri perlu di berikan
pengembalaan pernikahan agar ketika ada masalah dalam keluarga, pendeta jemaat
54
keluarga. Karena Pendeta, guru jemaat, guru injil, penatua, syamas dan pengajar
dan memelihara jemaat agar tidak jatuh kedalam dosa serta menuntun mereka
kearah kedewasaan iman. Oleh karena itu pengembalaan tidak hanya di lakukan
setelah ada anggota jemaat yang jatuh ke dalam dosa melainkan harus berlangsung
BAB V
PENUTUP
55
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
5.2.1. SARAN TEORITIS
5.2.2. SARAN PRAKTIS
56