Anda di halaman 1dari 6

CARA MEMBUAT KHOTBAH/RENUNGAN SINGKAT

Oleh : Mahasiswa KKL STT GKI I. S. Kijne Jayapura

I. PENGERTIAN ISTILAH/DEFINISI

1. Apa sebenarnya Homiletika


Kata Homiletika berasal dari bahasa Yunani, dari kata “HOMILIA” yang berarti; Suatu percakapan
atau Ceramah. Itulah sebabnya Jemaat mula-mula di Yerusalem menamakan apa yang disampaikan
rasul-rasul sebagai suatu percakapan atau ceramah. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah
“Homiletika” ialah : Ilmu pengetahuan atau ketrampilan dalam hal homelia, yaitu cara menyusun dan
menyampaikan khotbah yang baik. Jadi homiletika itu sendiri berarti : Ketrampilan dan ilmu
pengetahuan dalam hal berkhotba.

2. Apakah sebenarnya “Khotbah” dan “Berkhotbah” itu..?


Yang dimaksud dengan “khotbah” adalah Firman Allah, maka segala sesuatu yang disampaikan haruslah
menyangkut penghiburan, penguatan, didikan, perintah bahkan penghukuman. Dengan demikian khotbah
yang baik tidak hanya mengandung cerita2 Firman Tuhan yang menyenangkan hati jemaat, tetapi juga
kadang pula mengandung uraian tegas dan teguran keras bagi umat; memberikan pengharapan dan
menguatkan iman. Jika demikian jemaat akan semakin dekat dengan TUHAN. Sedangkan yang dimaksud
dengan “Berkhotbah” yakni, memberitakan kabar kesukaan (Injil) yang dilakukan oleh sesorang dan
ditujukan kepada sesamanya.

Hal berkhotbah mengandung Dua unsur penting dalam Berkotbah yaitu :


a. Manusia dan berita
b. Kepribadian dan kebenaran.

Maksudnya ialah bahwa kabar kesukaan diberitakan oleh seorang manusia kepada manusia lain, karena itu
kepribadiannya harus mencerminkan dan menopang kebenaran injil.

Sedangkan Khotbah itu sendiri mengandung beberapa ciri :


a. Kabar kesukaan; Sumbernya adalah Alkitab, dan isinya Yesus Kristus
b. Kabar untuk jemaat, maksudnya ialah bahwa isi kabar baik itu, ditujukan kepada Jemaat. Karena yang
mendengar Firman adalah jemaat, maka pengkhotbah harus mengetahui secara baik konteks situasi dan
kondisi di mana umat melakukan kegiatan hidupnya. Sebab khotbah jika tidak “mendarat” dalam
kontkes kebutuhan umat akan memberi dampak tidak berguna dan sia-sia. Karena itu sampaikanlah
khotbah retorika dengan menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dimengerti oleh umat.
c. Kabar untuk kehidupan sehari-hari, maksudnya ialah; isi khotbah/Firman Allah itu, harus dipraktekkan
dalam kehidupan manusia setiap hari dengan segala suka dukanya. Hal itu dimaksudkan untuk
menjawab kebutuhan dan pergumulan setiap hari.
d. Kata ajakan; maksudnya ialah, bahwa sebuah khotbah harus mengandung ajakan, Khotbah tidak
hanya sekedar menambah pengetahuan saja, melainkan ajakan kepada jemaat supaya percaya setia dan
aktif dalam pekerjaan pemberitaan injil baik di lingkungan keluarga, tempat kerja, maupun dalam
persekutuan jemaat, selaku orang yang dimerdekakan didalam kristus. seorang pengkhotbah dilarang
keras dan tegas untuk memakai ayat-ayat Alkitab untuk menyerang orang lain, dan mengumbar
kemarahan demi suatu kepentingan, sementara perikop bacaan tidak pernah menyinggung hal-hal yang
ia ucapkan.

Demikian juga pengkhotbah dilarang keras, dengan alasan apapun (termasuk “suara Roh Kudus” atau
“pekerjaan Roh Kudus”) memakai ayat2 Alkitab untuk membenarkan diri di hadapan orang lain atau
jemaatNya. Gunakanlah Firman Allah sesuai tujuan-tujuan yang mulia dan benar, sehingga nama
TUHAN dimuliakan dalam khotbah!
Langkah-langkah Mempersiapkan Khotbah

Untuk dapat menyusun khotbah secara baik dan benar, pengkhotbah perlu melakukan langkah-langkah
dasar sebagai berikut:

1.   Tentukanlah teks bacaan

Penentuan teks bacaan merupakan hal yang prinsip di awal persiapan khotbah. Teks yang dipilih harus sesuai
dengan nuansa ibadah yang akan dilakukan. Karena itu pengkhotbah harus mengetahui jenis ibadah apa yang akan ia
layani. Nuansa ibadah syukur pasti berbeda dengan ibadah penghiburan atau pemakaman jenazah. Selain itu
pekhotbah perlu memperhatikan posisi tematis kehidupan pelayanan gereja berdasarkan Tahun Gereja. Sebab
khotbah berdasarkan teks tentang kelahiran Yesus tidak cocok disampaikan jika jemaat sedang berada pada masa-
masa minggu sengsara. Karena itu, untuk mempermudah pemilihan teks bacaan, maka gunakanlah buku2 yang
memuat agenda Alkitab atau sejenisnya yang berhubungan dengan tahun gereja.

2.   Berdoalah sebelum membacanya

Doa itu penting sebelum membaca Firman Allah. Sebab dalam doa kita meminta Hikmat, kekuatan kepada
Allah dan melakukan penyerahan diri untuk membiarkan Allah berbicara dalam FirmanNya yang kita baca,
sehingga diberikan kemampuan untuk mengerti dan memahami. Berdoa sebelum membaca Alkitab, juga
mengandung makna bahwa tanpa bimbingan Tuhan melalui karya Roh KudusNya, si pembaca takkan mampu
menyelami kedalam dan kekayaan Firman Tuhan itu. Karena itu berdoalah selalu dan mintalah petunjuk kepada
TUHAN, Allah kita sebelum membaca FirmanNya.

3.   Bacalah Teks Alkitab, untuk menemukan pemahaman

Bacalah seperti orang membaca!! Artinya, membaca Alkitab tidak sambil lalu, apalagi sambil melakukan
berbagai aktivitas lain. Bacalah dengan seksama untuk mencari suatu pengertian yang benar. Untuk mendapat
pengertian yang benar, bacalah teks tersebut berulang-ulang tanpa jenuh. Jika pembacaan teks Alkitab tersebut
hanya dilakukan 1 - 2 kali, maka pengertian dan pemahaman yang benar sulit ditemukan, terlebih jika teks bacaan
tersebut baru pertama kali kita baca dan temukan.

Untuk mempermudah menemukan pemahaman ketika membaca teks Alkitab, maka buatlah suatu intisari
(pokok pikiran) dari satu atau beberapa ayat yang berhubungan. Setelah itu kumpulkan pokok pikiran tersebut dan
buatlah satu atau beberapa kalimat dari kumpulan pokok pikiran dalam ayat2 yang ada. Jika hal itu dilakukan maka
tanpa sadar kita sudah menemukan maksud dari tulisan tersebut. Secara tidak langsung kita sedang melakukan
eksegese kecil-kecilan.

4.   Lakukan eksegese terhadap teks itu

Eksegese berasal dari bahasa Yunani dari dua suku kata ek= keluar; egein= menguraikan, menjelaskan.
Sehingga eksegese adalah upaya untuk menarik keluar berbagai hal yang ada dalam Alklitab untuk dijelaskan. Atau
secara sederhana eksegese adalah upaya untuk membiarkan ide Alkitab itu keluar menjumpai kita atau membiarkan
Alkitab berbicara. Lawan dari eksegese adalah eisegese, yakni upaya memasukan ide kedalam teks. Sehingga bukan
Alkitab yang berbicara melainkan pikiran kita.

Beberapa hal sehubungan dengan eksegese adalah memperhatikan kedudukan teks dalam perikop,
memperhatikan kedudukan perikop dalam pasal dan kedudukan pasal dalam kitab. Untuk lebih jelasnya akan
diuraikan secara langsung.
5.   Buatlah garis besar (kerangka khotbah) Khotbah

Untuk membuat naskah khotbah lengkap diperlukan kerangka khotbah. Kerangka khotbah dimaksud biasanya
terdiri dari 3 (tiga) bagian besar, yakni: Pembukaan, mengantar jemaat untuk mengenal teks, tema dan pengenalan
naskah sehingga mereka disiapkan untuk memasuki galian khotbah; Isi Khotbah, merupakan hasil tafisran atau
eksegese teks, dan Aplikasi atau Relevansi teks dan Penutup, berisikan ajakan dan simpulan khotbah.

6.   Susunlah naskah khotbah lengkap

Naskah khotbah lengkap disusun berdasarkan kerangka khotbah. Dengan demikian uraian khotbah lengkap
mengandung pokok-pokok pikiran yang ada dalam kerangka khotbah. Belajarlah untuk disiplin dan ketat dalam
penulisan naskah khotbah lengkap, agar ada kontrol pada saat penyampaian khotbah (khusus bagi pemula) sehingga
khotbah tetap fokus pada tujuan khotbah. Karena itu untuk membuat naskah khotbah perlu memikirkan pula tujuan
khotbah. Artinya setelah khotbah disampaikan, apa yang diharapkan dari jemaat untuk mereka lakukan, rasakan
dan artikan. Berdasarkan tujuan khotbah itulah kerangka khotbah itu disusun dan selanjutnya menjadi naskah
khotbah lengkap.

7. Menentukan TEMA

Tema suatu khotbah harus dipilih dengan bijaksana dan diberi Tema yang tepat serta menimbulkan minat
pendengar terhadap suatu khotbah. Thema; biasa diangkat dari Nats atau Perikop.

D Meramu kerangka khotbah menjadi naskah lengkap

Kerangka khotbah dikembangkan menjadi khotbah lengkap. Untuk itu cara penulisan khotbah lengkap
yang berasal dari kerangka khotbah harus meniru cara penulisan surat kabar. Koran atau surat kabar menjadi bacaan
yang banyak diminati karena memuat jawaban dari berbagai pertanyaan yang sering muncul, yakni: Apa, mengapa,
bagaimana, siapa, kapan, di mana, ke mana dll. Karena itu isi khotbah minimal memuat beberapa pertanyaan
tersebut. Skemanya sebagai berikut: 

Hari/tanggal :

Tempat :

Bacaan :

Tujuan Khotbah:

TEMA

Pengantar

ISI Khotbah

Apa :

1.

2.

Mengapa:
1.

2.

Bagaimana:

1.

2.

Aplikasi

Penutup Khotbah/ Kesimpulan

E. Penutup

Hal-hal yang diungkapkan di atas akan sulit dimengerti jika tidak dicoba untuk diparaktekkan saat ini. Karena
itu perlu ada upaya untuk mengejahwantakan lewat latihan praktis membuat khotbah. Namun di atas segala sesuatu,
apapun yang mampu kita lakukan tidak lepas dari pertolongan Tuhan. Pahamilah kita hanya alat ditangan KudusNya
untuk pelayanan ini. Selamat mencoba semoga berhasil. Tuhan memberkati.
Contoh Khotbah
Pembacaan : Roma 8:12-17
TEMA : Pimpinan Roh Atas Hidup Manusia
Konteks : Pra Paskah/Sengsara Tuhan Yesus

I.Pengantar
Menurut kalender gerejawi, kita kini telah memasuki minggu sengsara ke III yakni minggu Invocavit,
yang artinya Akupun dipanggilNya. Dalam minggu ini orang-orang Kristen dipanggil untuk
mengarahkan pandangannya serta merenungkan arti penghukuman Allah bagi dunia ini, yang telah
ditimpakan keatas Yesus, dan yang oleh karena itu maka kita diselamatkan. Minggu Invocavit hendak
membawa kita untuk merenungkan bahwa kita sebenarnya adalah terpidana yang tidak dijatuhkan
vonis hukuman mati. Justru vonis itu dijatuhkan kepada Kristus sehingga kita diselamatkan.

II. Pemahaman Teks


Dari Pembacaan ini, yang dimaksudkan Firman Tuhan adalah :

1. Apakah Hidup didalam daging mematikan ? ( ayat 12-13a).


Ada banyak contoh : ........ hidup dalam kedagingan yang pada akhirnya menghancurkan citra sebagai
gambar Allah. Hidup dalam kedagingan adalah sikap hidup yang selalu mengikuti keinginan sendiri lalu
mengabaikan Kehendak ALLAH. Orang yang hidup dalam pola perilaku seperti itu biasanya merugikan
sesama. Ada filosofi yang berkata seperti ini : Kelompok masyarakat yang tingkat konsumtifnya
standart akan berkata : hari ini saya makan apa ?; sedangkan yang menengah akan berkata : hari ini
saya makan dimana ? ( restoran, tempat…….. ) ; sedangkan kelas atas akan berkata : hari ini saya
makan siapa ?. Orang kelas atas tidak lagi berbicara dan berpikir tentang nasi dan lauk, mereka
berbicara tentang ideologi dan kekuasan

2. Mengapa hidup dalam daging itu dapat mematikan ?


Firman Allah berkata bahwa upah dosa adalah maut, hal ini mau menyatakan bahwa perbuatan
daging adalah dosa, ketika seseorang hidup didalam kedagingannya sebenarnya dia sudah ada
didalam dosa dan akibatnya adalah pertama kematian rohani seseorang kemudian disusul oleh
kematian jasmani/tubuh. Untuk itu janganlah hidup dalam daging.

3. Bagaimanakah agar kita dapat mematikan keinginan daging ?(ayat 13 b-17 ).


Ingat bahwa; Roh Kudus tidak memaksa dan merasuk hidup manusia. Roh Kudus selalu akan
memberi tuntunan/memimpin hidup manusia sesuai dengan karakter/temperamen setiap pribadi. Roh
Kudus tidak merubah temperamen manusia, tetapi memimpin/mengarahkan.
Secara normal biasanya setiap orang memiliki satu temperamen, dan tidak seorangpun
mutlak sama dengan yang lain. Tuhan Yesus memilih berbagai macam murid. Oleh sebab itu jangan
pernah saudara berkeinginan semua orang sama, semua Bapak/Ibu sama, atau semua
majelis/pendeta sama.
Temperamen seseorang tidak perlu ditiadakan, karena masing-masing temperamen memiliki
keindahannya sendiri. Contoh : Seseorang yang temperamennya keras (kholerik ) ketika bertobat
tidak perlu menjadi lembut. Silahkan tetap keras, tetapi ketika Roh Kudus memimpin dan bekerja ada
dinamika sehingga arahnya berubah. Jika dulu ia keras kepada Tuhan, sekarang ia keras terhadap
iblis. Dulu ia keras melawan Tuhan, sekarang ia keras melawan setan.
Roh Kudus tidak menguasai seseorang sehingga menjadi sama dengan orang lain. Jadi jika
seseorang yang dulunya cerewet dan suka menggosip, maka sekarang cerewet untuk memberitakan
Injil.

III. Aplikasi/Penerapan
Saudara, coba kita amati, Roh Kudus memimpin corak hidup kita yang berbeda, misalnya; Sebab
kamu tidak menerima Roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah
menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah ( ayat 15 ).
Pimpinan Roh Kudus atas hidup manusia, menjadikan setiap pribadi:
 Bebas menyembah Allah,
 Tidak takut, dan
 Dengan penuh sukacita meresponi segala kemurahan Allah dalam kebebasan
yang telah diberikan Allah.
Hal lain, Roh Kudus Memimpin Pekerjaan Setiap orang, apapun bentuknya adalah pemberian Allah
( berkat Allah ) bagi kita. Oleh sebab itu setiap orang harus menemukan dimana tempat kerjanya
yang tepat dan dimana tempatnya yang tepat di tengah masyarakat. Ada orang yang menganggap
bahwa hanya pekerjaan-pekerjaan tertentu dan tempat-tempat tertentu sajalah yang merupakan
pemberian Allah. Pertanyaan penting kita dalam bagian ini adalah
: Pekerjaan yang bagaimanakah yang dipimpin oleh Roh Kudus ? Jawabannya: Pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan talenta yang dimiliki (bnd. Mat.25:14-30 ). Dalam banyak pengalaman orang tidak lagi
bekerja berdasarkan talentanya, akhirnya hasil pekerjaan mengecewakan.

IV. Penutup/ Kesimpulan


Roh Kudus adalah inspirator dalam kesaksian pelayan gereja. Artinya bahwa setiap pelayanan, kesaksian
yang dibuat oleh hamba-hamba Tuhan, anak-anak Tuhan, adalah karena dorongan dan kekuatan yang
berasal dari Roh Kudus. Kita tidak bekerja sendirian, tetapi Roh Kuduslah yang bekerja didalam kita.
Karena itu, kita boleh bangga atas segala pelayanan kita, tetapi jangan pernah kita beranggapan bahwa
itu hasil kerja kita. “Karena apabila kita hidup oleh Roh, maka kita juga akan di pimpin oleh
Roh”

Anda mungkin juga menyukai