Anda di halaman 1dari 11

Nama : IMMANUEL M.

BO’OSE

Hari/Tanggal : Rabu, 23 Oktober 2019

Semester : III (Tiga)

NIM : 18.1.1.1.1810

TUGAS AKHIR HOMILETIKA

1. Bagaimanakah anda bisa menjadi seorang pengkhotbah yang

baik?

Seorang pengkhotbah yang baik haruslah terlebih dahulu

memenuhi syarat-syarat sebagai seorang yang benar-benar

dipanggil dan diutus untuk menyampaikan Firman Tuhan. Sebagai

seorang yang diutus Allah, pengkhotbah harus sungguh-sungguh

yakin dengan jati dirinya sebagai seorang yang panggilanya adalah

untuk menyampaikan Firman Tuhan. Seorang pengkhotbah yang

memang terpanggil untuk menjadi seorang pengkhotbah akan terlihat

dari spiritnya dalam menyampaikan isi khotbah.

Dalmam menyampaikan isi khotbah, Allah menuntun

pengkhotbah untuk menyampaikan kebenaran yang ada dalam

Alkitab. Dengan demikian, seorang pengkhotbah harus banyak

belajar bagaimana untuk mendengarkan Allah. Cara yang dapat

dilakukan oleh pengkhotbah untuk mendengar Allah adalah melalui

perenungan Firman Tuhan yang dilakukan setiap hari. Selain itu,


pengkhotbah juga dapat belajar untuk mendengar Allah melalui

persekutuan doa yang dilakukan secara pribadi. Hal ini penting untuk

pengkhotbah sehingga terjalin hubungan pribadi yang baik antara

pengkhotbah dengan Allah.

Seorang pengkhotbah harus hidup dalam Firman yang

disampaikan. Kehidupan pengkhotbah harus sesuai dengan

kebenaran Alkitab yang disampaikan. Dengan demikian, seorang

pengkhotbah harus menjaga kehidupanya di dalam Firman Tuhan

yang disampaikan. Pesan kebenaran yang diberikan kepada

pendengar tidak akan hidup jika pengkhotbah sendiri tidak hidup di

dalam kebenaran.

Seorang pengkhotbah harus mendasarkan isi khotbahnya

kepada Firman Tuhan. Hal ini berarti bahwa seorang pengkhitbah

harus bisa membaca dan mengerti tentang Firman Tuhan.

Seseorang yang belum dilahirkan kembali adalah orang yang masih

belum bisa mengerti Firman Tuhan karena di dalam kehidupanya

masih belum menerima Yesus sebagai Tuhan. Oleh karena itu,

seorang pengkhotbah harus dilahirkan kembali supaya dapat

memahami pokok kebenaran yang ada dalam Alkitab dan isi khotbah

yang disampaikan berfokus pada Yesus.

Bagi orang-orang yang tidak percaya pada Alkitab sebagai

Firman Allah, perhatian mereka hanya terfokus pada hal-hal duniawi,

kepentingan pribadi, atau yang bersifat sementara. Mereka biasanya


menganggap bodoh hal-hal rohani yang berkaitan dengan

pengajaran kebenaran Firman Tuhan (2 Kor. 4:12-13). Oleh karena

itu, seorang pengkhotbah harus percaya bahwa Alkitab adalah

sepenuhnya Firman Allah.

Alkitab adalah Firman yang diilhamkan oleh Allah (2

Tim.3:16). Dengan demikian, manusia sulit memahami pokok

kebenaran dalam Alkitab. Manusia dapat memahami setiap pokok

kebenaran dalam Alkitab hanya melalui bantuan Roh Penolong, yaitu

Roh Kudus. Oleh karena itu, seorang pengkhotbah bukan bersandar

kepada pengertinya sendiri, melainkan harus berserah kepada Roh

Kudus yang memberikan penerangan untuk mengerti kebenaran

dalam Firman Tuhan (1 Kor. 2:4-5).

Kemudian, seorang pengkhotbah harus memiliki sikap yang

haus akan kebenaran Firman Tuhan. Kerinduan untuk membaca dan

mengerti Firman Tuhan serta keinginan untuk mempelajari Firman

Allah harus dimiliki oleh seorang pengkhotbah. Hal ini karena

seorang pengkhotbah tentunya memiliki kekurangan, dan

kekurangan tersebut harus diisi dengan kebenaran Firman Tuhan

melalui pembacaan, pemahaman dan perenungan akan Firman

Allah.

Setelah membaca dan memahami kebenaran Firman Tuhan,

pokok kebenaran tersebut harus dihidupkan dalam diri pengkhotbah.

Kehidupan pengkhotbah harus menghasilkan buah melalui tingkah


laku, sikap, kasih dan perkataanya (1 Tim. 4:11-13). Dengan

demikian, kehidupan pengkhotbah dapat menjadi teladan bagi

banyak orang dan membawa mereka kepada perubahan perilaku

yang sesuai dengan karakter Kristus.

Bukan hanya rohani pendengar yang harus bertumbuh, tetapi

juga kerohanian pengkhotbah. Seorang pengkhotbah yang tidak

memberi makan tubuhnya dengan Firman Tuhan akan menjadikan

kerohanianya kering dan lama-kelamaan akan layu. Oleh karena itu,

seorang pengkhotbah harus bertekun dalam pemahaman Firman

Allah sehingga bukan hanya pendengar khotbah yang bertumbuh,

tetapi diri pengkhotbah juga bertumbuh.


2. Bagaimanakah isi khotbah yang baik?

Hal yang paling penting dalam isi khotbah adalah harus

bersifat biblikal. Setiap bagian dari isi khotbah harus berasal dari nats

Alkitab. Dalam hal ini, sumber-sumber pengajaran yang akan

dkhotbahkan harus berdasarkan penggalian arti dan makna

kebenaran dari Alkitab.

Setiap kebenaran yang sudah diperoleh disusun sedemikian

rupa sehingga tersistematik secara baik. Penyusunan kebenaran

bertujuan untuk memudahkan pendengar dalam memahami

kebenaran dan menggunakanya sebagai dasar iman dan perilaku

sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap unsur-unsur dalam khotbah harus terpenuhi sehingga

khotbah tersebut dapat dikatakan baik. Adapun unsur-unsur tersebut

adalah sebagai berikut:

A. Tema

Tema merupakan pokok pikiran tentang khotbah yang akan

disampaikan. Fungsi dari tema adalah untuk menarik minat

pendengar kepada isi khotbah. Dalam membuat tema,

pengkhotbah harus memperhatikan beberapa hal seperti: Tema

harus menarik, mudah dipahami, sudah dikenal dengan baik,

sesuai dengan event-event ibadah dan kepada siapa khotbah

disampaikan.
B. Kalimat Kunci

Kalimat kunci merupakan seluruh isi khotbah yang dikemas

menjadi satu kalimat. Fungsi dari kalimat kunci adalah

mengarahkan pendengar kepada pokok-pokok besar khotbah,

menyatakan tujuan khotbah dan mengandung pokok pikiran

khotbah. Dalam membuat kalimat kunci harus memperhatikan

beberapa hal seperti: memperhatikan kata kunci, harus jelas bagi

pengkhotbah dan pendengar dan menggunakan kata-kata yang

berbobot.

C. Kata Kunci

Kata kunci adalah sebuah kata jamak yang mengikat pokok-

pokok besar khotbah. Penggunaan kata kunci akan

menghubungkan tema khotbah dan pokok-pokok besar khotbah.

Selain itu, kata kunci dapat membantu pengkhotbah dalam

menentukan arah penjelasan tema khotbah. Namun, yang harus

diperhatikan dalam menentukan kata kunci adalah

memperhatikan penggunaan kata kunci sehingga tidak memilih

kata kunci yang memiliki arti terlalu luas. Selain itu, kata kunci

hanya dapat digunakan untuk satu khotbah saja.

D. Pokok-Pokok Besar Khotbah

Pokok-pokok besar dalam khotbah merupakan penguraian

dari kalimat kunci. Fungsi dari pokok-pokok besar ini adalah untuk

menjelaskan inti pengajaran dari nats yang dibahas. Dalam


membuat pokok-pokok besar khotbah harus memperhatikan kata

kunci yang digunakan, kalimat kunci dan uraian penjelasan pokok

yang harus saling mengikat.

E. Uraian Khotbah (Penjelasan)

Uraian khotbah merupakan peleburan dari pokok-pokok besar

khotbah. Uraian berisikan penjelasan atau pembahasan inti dari

garis besar khotbah. Fungsi dari uraian khotbah adalah untuk

menjelaskan kepada pendengar tentang maksud dari setiap

pokok-pokok khotbah sehingga pendengar mengerti tentang

materi. Dalam memberikan uraian, pengkhotbah harus

memperhatikan penjelasan tetap sesuai dengan konteks dan

tidak terlalu abstrak di telinga pendengar. Selain itu, pengkhotbah

juga harus memanagemen waktu dalam menyampaikan uraian

sehingga penjelasan menjadi seimbang.

F. Ilustrasi

Ilustrasi merupakan gambaran yang digunakan untuk

memperjelas pokok kebenaran yang disampaikan pengkhotbah.

Ilustrasi berfungsi untuk memudahkan pendengar memahami

pokok pengajaran yang disampaikan, membuat pendengar

menjadi lebih santai mendengar khotbah, membantu pendengar

mengingat khotbah dan menghubungkan teologi dengan

kehidupan sehari-hari pendengar secara praktis.


G. Penerapan

Penerapan adalah pengaplikasian pokok kebenaran dari

khotbah yang disampaikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan berfungsi untuk memudahkan pendengar dalam

merubah perilaku sesuai dengan kebenaran. Dalam merumuskan

penerapan, pengkhotbah harus memperhatikan penerapan

sesuai dengan pokok kebenaran yang disampaikan.

H. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan ringkasan ulang yang berisi garis-

garis besar khotbah. Kesimpulan sampaikan secara singkat,

tetapi memuat seluruh gagasan pokok. Dalam membuat

kesimpulan, pengkhotbah harus memperhatikan pokok-pokok

khotbah yang disampaikan jangan keluar dari penjelasan yang

telah disampaikan atau membuat point baru tentang penjelasan.

I. Tantangan

Tantangan adalah bagian akhir khotbah yang mengajak

pendengar untuk mengambil keputusan dari khotbah yang

disampaikan. Tantangan yang disampaikan bertujuan untuk

mengajak pendengar merespon kepada pokok kebenaran

khotbah. Pengkhotbah dapat memberikan kesempatan kepada

pendengar untuk berdoa dalam hati, berdiri, atau maju ke depan

mimbar sebagai bentuk respon kepada khotbah.


3. Bagaimanakah anda bisa menyampaikan khotbah yang baik?

Isi Khotbah yang baik harus disampaikan dengan baik pula.

Selain itu, penyampaian yang baik juga menutupi isi khotbah yang

lemah. Penyampaian khotbah yang baik dapat meyakinkan

pendengar tentang kebenaran Firman Tuhan dan mengajak mereka

untuk melakukan Firman Tuhan. Cara penyampaian khotbah yang

buruk dapat menghilang esensi kebenaran dari Firman yang

disampaikan kepada pendengar.

Karena itu, seorang pengkhotbah yang baik harus bisa

menyampaikan isi khotbah dengan baik pula. Hal ini bertujuan untuk

menjelaskan Alkitab kepada pendengar dengan benar. Selain itu,

pendengar juga bisa tertarik untuk menerima dan mengingat Firman

Tuhan yang disampaikan. Adapun beberapa hal yang harus

iperhatikan perhatikan pengkhotbah dalam menyampaikan isi

khotbah adalah sebagai berikut:

A. Ekspresi Wajah

Pengkhotbah harus memperhatikan ekspresi wajahnya saat

menyampaikan isi khotbah. Kemudian, mengatur mimik wajah

saat menyampaikan khotbah dan membuat ekspresi yang ramah

kepada pendengar, penting untuk diperhatikan oleh pengkhotbah.

Selain itu, pengkhotbah harus menentukan bagaimana mimik

wajah tersenyum ketika memberi salam atau mimik wajah yang


serius saat memberitahukan hal yang penting. Jika pengkhitbah

memang harus tertawa, usahakanlah jangan sampai tertawa yang

terlalu berlebihan.

B. Gerak Tubuh

Pengkhotbah harus memperhatikan gerak-gerik tubuhnya

ketika menyampaikan isi khotbah. Gerakan tubuh harus wajar,

terutama bagi perempuan karena gerakan tubuh yang berlebihan

dapat mengganggu fokus pendengar untuk memahami isi

khotbah yang disampaikan. Selain itu, penting untuk membuat

gerakan yang tidak terlalu kaku, bervariasi dan tidak monoton.

Namun, pengkhotbah juga harus memperhatikan kebebesan

dalam bergerak di mimbar jangan sampai melanggar peraturan

gereja tertentu.

C. Pandangan Mata

Pandangan mata pengkhotbah harus diperhatikan pula.

Pandangan pengkhotbah harus berimbang dan mencakup

seluruh pendengar. Pengkhotbah harus menghindari pandangan

mata ke arah-arah tertentu, seperti atap, dinding, menutup mata,

atau lantai. Kemudian, keseimbangan dalam memberikan

pandangan mata kepada oendengar juga perlu diperhatikan oleh

pengkhotbah sehingga pendengar tidak merasa seperti diabaikan

oleh pengkhotbah.
D. Gerakan Tangan

Gerakan tangan yang monoton menandakan bahwa

pengkhotah sedang tidak siap dalam menyampaikan khotbah dan

akan terlihat seperti patung. Penting untuk memperhatikan

gerakan tangan sehingga tidak terlalu monoton dan kaku. Untuk

memberikan penekanan pada pokok garis besar tertentu,

pengkhotbah dapat membuat variasi gerakan tangan yang

memberi penekanan pada poin-poin tertentu.

E. Suara

Pengkhotbah juga harus memperhatikan suaranya saat

menyampaikan isi khotbah. Suara yang kurang jelas dalam

menyampaikan isi khotbah akan membuat pendengar tidak

mengerti dengan jelas pokok kebenaran yang disampaikan. Oleh

karena itu, pengkhotbah harus memperhatikan intonasi,

pelafalan, dan tinggi rendahnya nada suara dalam

menyampaikan isi khotbah agar dapat dimengerti secara jelas.

Anda mungkin juga menyukai