Homelitik
Pendahuluan
Melalui kebodohan pemberitaan Injil (1 Kor 1:21) Tuhan telah memilih untuk
menyatakan diriNya sendiri pada manusia. Pengenalan akan Tuhan ini disampaikan
melalui pemberitaan Injil, hal ini dapat menuntun manusia menuju keselamatan
kekal melalui iman di dalam Yesus Kristus. Hal ini juga mampu merubah manusia
kepada gambar dan rupa Allah (2 Kor 3:18).
Saya juga ingin berterima kasih atas pengertian dan ilham yang saya dapatkan dari
membaca "Catatan tentang Homelitik" oleh Aaron Linford (Inggris).
Pelayanan selama tujuh tahun di Afrika telah membuat saya berhubungan dengan
ribuan pendeta dan pimpinan gereja dimana kebanyakkan mereka tidak pernah
memiliki kesempatan untuk mendapatkan pelatihan-pelatihan formal dalam seni
berkhotbah dan pengajaran. Mereka tidak dapat mempelajari prinsip-prinsip
berkhotbah; dan akibatnya, kemampuan dan keahlian mereka sebagian besar tidak
berkembang. Keterbatasan mereka itu membuat miskin rohani jemaat-jemaat yang
dipimpinnya. Pelayanan pemberitaan Injil yang mencukupi sangat penting untuk
pertumbuhan dan pembangunan rohani jemaat. Latihan-latihan sederhana ini
dengan penuh kasih dipersembahkan bagi para pemimpin gereja tersebut.
Seni berkhotbah disebut "HOMELITIK", yang diambil dari kata-kata bahasa Yunani,
homileo dan homilia, yang artinya "ditemani oleh, yaitu, berbicara dan
berkomunikasi".
Kisah Para Rasul 20:11 didasarkan atas homileo. Perhatikan bagaimana hal ini
diterjemahkan ke dalam Alkitab versi The Living Bible : "Setelah kembali di ruang
atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; seusai makan, masih lagi
menyampaikan (homileo) Firman, sampai fajar menyingsing. Kemudian ia
berangkat!".
Untuk melakukan hal ini secara efektif, seorang pemberita Firman harus
memperlajari beberapa hal dengan baik.
1. Menantikan Tuhan
Kebenaran ilahi akan turun secara lembut di dalam roh pemberita Firman seperti
turunnya embun di pagi hari. Seorang pemberita Firman yang prospektif harus
dengan sabar menanti di dalam hadirat Tuhan. Di sanalah ia akan menerima pikiran-
pikiran dan kebenaran-kebenaran yang sangat berharga yang akan diberikan oleh
Tuhan dengan limpahnya bagi orang yang dengan tekun mencari Dia.
Menghabiskan waktu di dalam hadirat Tuhan akan menjadi suatu kebiasaan yang
sangat baik. Sediakan beberapa waktu tertentu setiap hari untuk memasuki hadirat
Tuhan dan nantikan Dia dengan tekun. Anda akan segera mengetahui bagaimana
menerima suara Tuhan yang berbicara dengan lembutnya di dalam roh anda.
Dengan tergesa-gesa masuk dalam hadirat Tuhan karena ada tujuan tertentu seperti
"membutuhkan bahan khotbah esok hari" adalah sebuah sikap yang salah, sehingga
mustahil kebenaran Allah yang ajaib bisa diterima. Pertama-tama kita harus
berusaha untuk mengijinkan kebenaran Allah itu mempengaruhi hidup kita terlebih
dahulu, sebelum kita membagikan pada orang lain.
2. Pelajari Alkitab
Sangat baik apabila kadangkala kita mengikuti suatu pola dalam membaca firman
Tuhan secara rutin, mulailah membaca ayat yang belum terbaca sehari sebelumnya.
Hal ini membantu kita untuk membaca Alkitab secara menyeluruh dan konsisten,
daripada membaca dengan mengambil ayat sana-sini serta mengabaikan porsi
keseluruhan Alkitab.
Di lain waktu, melalui ilham Roh Kudus kita dapat mencari ayat di mana kita harus
membacanya. Dengan cara ini kita tidak akan terjebak dalam kegiatan rutin yang
membosankan.
3. Sediakan Sebuah Catatan
Karena kita akan terheran-heran jika mengetahui betapa seseorang ternyata dapat
dengan mudah cepat lupa kebenaran-kebenaran yang sangat indah, jika tidak
secepatnya menuangkan pikiran-pikiran/ide selagi masih segar dalam ingatan kita.
Bacalah buku catatan itu seluruhnya sekali waktu. Isi catatan yang ada di dalamnya
akan berkembang di dalam hati anda. Anda akan mengalami bahwa beberapa dari
tema-tema itu akan memenuhi pikiran anda selama berminggu-minggu, secara terus-
menerus dan berkembang bila anda merenungkannya.
Biasakan bercakap-cakap dengan Tuhan tentang firmanNya. Bila ada hal-hal yang
tidak saudara mengerti, mintalah Roh Kudus untuk membukakan artinya pada anda.
Mintalah Roh wahyu bagi anda (Ef 1:17).
Kemudian belajarlah menanti dengan tenang dan sabar dihadapan Allah. Selama
Tuhan dengan lemah lembut mengarahkan jawaban-jawaban ke dalam roh anda.
Catatlah jawaban-jawaban itu ketika datang pada anda. Masukkan kebenaran itu ke
dalam catatan anda. Jangan mempercayakan kebenaran itu pada ingatan anda saja.
Ingatan yang paling kuat sekalipun harus di dukung oleh catatan.
Berusahalah untuk menghindari sikap yang mencari apa yang dikatakan Tuhan
supaya bisa dikhotbahkan pada hari Minggu pagi. Jangan selalu mencari peluru
rohani supaya dapat ditembakkan ke orang lain. Kenalilah kebutuhan pokok hati
anda. Biarkan Tuhan berurusan dengan hatimu melalui firman dan RohNya. Biarlah
firman mencuci dan membersihkan anda terlebih dahulu.
Salah satu cara memberitakan firman yang paling baik adalah membagikan apa yang
sudah Tuhan katakan pada anda tentang cara Tuhan membersihkan dan menegur
anda.
Memberi makan jiwa anda sendiri adalah sangat penting. Banyak pemberita Firman
jatuh ke dalam jebakan karena mereka sangat bersungguh-sungguh mencari
makanan bagi jemaatnya padahal kesehatan rohani mereka sendiri terabaikan.
Inilah salah satu resiko di dalam pelayanan, yang diekspresikan di dalam Kidung
Agung 1:6 " ... aku dijadikan mereka penjaga kebun-kebun anggur; kebun anggurku
sendiri tak kujaga".
Biarlah firman Allah berakar di dalam hati dan roh anda sendiri. Biarlah ia bertumbuh
dengan kuat di dalam kehidupan dan pengalaman pribadi anda, sehingga bila anda
memberitakan firman, anda akan melayaninya dengan dasar pengalaman pribadi
anda sendiri. Anda tidak akan berkata-kata teori saja, tetapi membagikan sesuatu
yang telah anda mengerti dan alami sendiri secara utuh.
Ayat berikut ini mengajarkan kita hal tersebut. "Seorang petani yang bekerja keras
haruslah yang pertama menikmati hasil usahanya" (2 Tim 2:6 nkjv).
Apa yang anda tanam dan tuai (dalam pengertian rohani) - anda harus mengambil
bagian di dalamnya (mengalaminya) sebelum memberi makan orang lain. Anda tidak
boleh memberi makan orang lain dengan makanan yang anda belum pernah makan
terlebih dahulu. Anda tidak boleh mencoba menuntun orang lain pada satu jalan dan
jalur yang belum anda tempuh sebelumnya.
Sementara firman Allah mewujudkan dirinya (tinggal di dalam anda), anda sendiri
akan menjadi sebuah pesan dari Allah. Anda tidak seharusnya menjadi orang yang
sekedar menyampaikan khotbah hafalan, tetapi sebagai seorang yang kehidupan dan
gaya hidupnya sebagai hamba Allah, akan memberkati dan menguatkan orang-orang
yang mengenal dan mendengar anda.
Paling sedikit ada dua kesalahan umum yang cenderung dilakukan orang sehubungan
dengan homeletik.
1. "Tidak Perlu Persiapan"
Ide salah yang pertama adalah anggapan bahwa persiapan itu tidak perlu dan hal itu
menandakan kurangnya iman. Orang-orang yang mempunyai pandangan seperti ini
cenderung menganggap bahwa iman yang sesungguhnya tak begitu memerlukan
persiapan pikiran, lalu berdiri begitu saja dihadapan jemaat - percaya bahwa Tuhan
anak mensuplai kata-kata untuk dikhotbahkan.
Ayat kitab suci favorit bagi orang-orang semacam ini adalah Mazmur 81:11 "...
bukalah mulutmu lebar-lebar, maka Aku akan membuatnya penuh". Konteks
Mazmur secara keseluruhan menunjukkan bahwa ayat ini tidak ada hubungannya
dengan pemberitaan firman sama sekali! Kecenderungan untuk mengabaikan
konteks alkitabiah dari kitab suci biasanya dilakukan oleh orang yang berpandangan
demikian (tidak perlu persiapan). Ia menolak dikatakan sebagai orang yang tidak
bertanggung jawab dan bersikap kurang matang. Orang tipe ini suka berbicara
omong kosong. Kita tidak seharusnya menyalahkan Tuhan karena firman-firmanNya.
Memang tidak disangkal ada tempat untuk inspirasi/wahyu dari Tuhan, tetapi harus
juga disediakan tempat yang cukup untuk sebuah persiapan.
Kesalahan yang kedua ini juga hampir seekstrim yang pertama. Dalam hal ini,
kepercayaan yang sepenuhnya ditekankan pada persiapan dan kemampuan manusia.
Di sini ketergantungan pada Roh Kudus kecil atau tidak ada sama sekali, tetapi ada
rasa percaya diri dari hasil latihan dan pengembangan bakat alami.
Latihan semacam itu memang bisa menghasilkan cara berbicara yang menarik dan
meyakinkan. Bagaimanapun, hanya urapan Roh Kudus dalam berita yang
disampaikan yang dapat melayani orang-orang dengan kehidupan dari Tuhan.
Yang benar adalah bahwa pelayanan yang efektif membutuhkan aspek keilahian dan
kemanusiaan. Tuhan pasti memberkati dan mengurapi bahan-bahan pemikiran yang
telah didoakan secara tekun dan yang telah dipertimbangkan masak-masak.
Biarlah persiapan anda diisi oleh persiapan yang sudah dipikirkan matang-matang
dan disertai doa yang sungguh-sungguh. Pastikan anda akan melakukan yang terbaik
dan semampunya, tapi pastikan juga bahwa kepercayaan anda ada pada Tuhan,
bukan pada diri anda sendiri. Percayakan pada Dia bahwa Ia akan memberkati dan
mengurapi firman yang anda bawakan.
C. EMPAT BAGIAN (DAERAH) HOMELITIK
1. Konsep
Ini ada hubungannya dengan bagaimana cara mendapatkan tema inti untuk bahan
khotbah, yang merupakan suatu seni untuk mengetahui bagaimana menerima berita
dari Tuhan. Ini berhubungan dengan bagaimana mendapatkan ide dan tema yang
pertama untuk sebuah khotbah.
Seringkali, benih pikiran disebarkan dalam pikiran, dan dapat tinggal di dalamnya
selama berbulan-bulan selama benih-benih itu tumbuh pada suatu ukuran dan
proporsi yang sesuai untuk dibagikan pada orang lain. Melalui pengalaman
seseorang dapat mengembangkan kemampuan mengingat-ingat dari satu baris
tentang kebenaran itu menjadi suatu khotbah yang sesuai untuk dibagikan di antara
anak-anak Tuhan lainnya. Selagi anda merenungkan firman, akan muncul suatu
aspek tertentu yang bergetar dari dalam diri anda berasal dari apa yang anda baca,
sesuatu seperti bernyala di hadapan anda. Sesuatu yang seakan melompat dari
halaman bukunya.
Lalu akan ada perasaan yang menggelora di dalam diri anda. Sepertinya anda baru
saja menemukan sebuah bongkahan emas yang besar! Anda rasanya hampir-hampir
tidak sabar untuk memecahkannya sampai terbuka dan menyelidiki nilainya lebih
lanjut!
2. Komposisi
Dalam menerima ilham atas suatu kebenaran tertentu itu, anda harus mulai
melakukan analisa untuk menemukan semua isi dari kebe-naran tersebut. Di sinilah
catatan anda berperan penting! Selagi anda merenungkan dengan penuh doa,
tulislah pelan-pelan setiap pikiran yang muncul dalam pikiran anda.
Pada tahap ini, anda dengan mudah dapat membuat sebuah daftar dari setiap ide
yang muncul tentang subyek yang anda kerjakan. Teruslah bertekun dengan subyek
(pokok bahasan) itu sampai anda merasa luber oleh subyek itu dan membuka setiap
bagian yang masih bisa dibuka dari kebenaran yang terkandung dalam subyek anda
tersebut.
Jangan mempedulikan urutan dan kerapian pada tahap ini. Anda hanya harus
menulis dengan cepat supaya dapat mengikuti aliran ilham yang anda terima.
Pastikan anda mencatat semuanya di atas. Anda dapat mensortirnya setelah selesai
kemudian.
3. Konstruksi (Penyusunan)
Setelah anda lelah mengalanisa bahan subyek anda dan mendaftar setiap aspek
kebenaran yang dapat anda temukan, anda harus mulai menyusun pikiran-pikiran itu
di dalam suatu urutan yang benar. Hal ini sangat penting supaya anda dapat
mendoakannya lebih lanjut mengenai subyek anda.
Menyusun bahan tersebut ke dalam suatu urutan yang tepat akan sangat membantu
anda. Hal ini juga akan membantu anda dalam menampilkan subyek anda pada
orang lain. Dengan membagikan buah pikiran yang dikembangkan secara berurutan,
orang lain dapat tertolong mengerti dan mengikuti jalannya pembicaraan anda.
Apabila pesan firman yang anda sampaikan campur aduk menjadi satu akan sulit bagi
orang lain untuk menyerap berita yang akan anda sampaikan. Tujuan penyusunan
khotbah adalah membuatnya sejelas dan sesederhana mungkin hingga mudah
ditangkap oleh pendengar.
Ini adalah inti pokok sebuah penyusunan khotbah penting sekali bagi setiap
pengkhotbah untuk dapat mengembangkannya.
4. Komunikasi
Ini adalah sebuah metode yang membutuhkan waktu persiapan yang cukup lama.
Metode ini memerlukan catatan yang sangat banyak. Kadang-kadang, seluruh isi
khotbah ditulis sebelum disampaikan. Pembicaranya tahu persis apa yang harus ia
katakan dan bagaimana cara mengatakannya. Setiap pemikiran yang ada ditulis
seluruhnya.
Cara seperti ini sering membutuhkan banyak kertas catatan. Cara ini memberi
perhatian pada hal-hal yang sangat mendetil, yaitu bagaimana susunan kalimatnya,
kata-kata yang tepat yang akan digunakan. Setiap aspek yang direncanakan ada pada
khotbah dipertimbangkan secara mendetil.
Kelemahan metode ini adalah seringkali saat khotbahnya berlangsung ternyata tidak
menarik dan tidak dapat menguasai perhatian pendengarnya. Khotbah yang
dipersiapkan dengan cara ini seringkali menjadi sangat membosankan.
Ini adalah metode yang paling sering digunakan dan yang saya rasakan paling efektif.
Catatan dibuat sesingkat mungkin, menyediakan garis-garis besar yang cukup dari
khotbah itu untuk membangkitkan memori dari pengkhotbah.
Catatan-catatan singkat itu akan membentuk suatu "kerangka" dari berita khotbah.
Artinya, catatan-catatan tersebut adalah tulang-tulang yang dapat memberi bentuk
dan susunan dari khotbah yang ingin disampaikan oleh pengkhotbah. Selagi
pengkhotbah itu berbicara, ia menaruh "daging" pada tulang-tulang catatan itu dan
"tubuh" pada khotbahnya. Pengkhotbah itu mengembangkan pemikiran-pemikiran
yang dibacanya dari catatan kerangka tersebut.
Metode ini memberi kesempatan pada pengkhotbah untuk bergerak lebih leluasa. Si
pengkhotbah tidak terlalu terikat dengan catatannya. Dia akan lebih terbuka untuk
menerima ilham yang akan sering datang kepadanya selagi ia berkhotbah.
Penyampaian firman akan lebih spontan dan menarik, tetapi kerangka khotbah tetap
membimbing pikirannya sesuai dengan rencana yang telah disusunnya. Dia akan
mampu memberi cakupan dan alasan-alasan yang cukup yang telah dipikirkan
masak-masak atas subyek yang disampaikannya, tetapi meskipun demikian
penyampaian Firman tidak membosankan untuk didengarkan.
Gaya pemberitaan firman semacam ini bersifat spontan dan biasanya pada saat
penyampaiannya tidak disertai catatan apapun. Subyek yang disampaikan sering
dipikirkan masak-masak serta hati-hati sebelum disampaikan, hati dan pikiran si
pembawa firman dipenuhi oleh aspek-aspek vital dari pesan firman yang akan
disampaikannya.
Gaya semacam ini sering diterapkan pada khotbah yang melibatkan lebih banyak
ilham. Firman khotbah penginjilan akan dapat disampaikan dengan lebih efektif
lewat cara ini.
Firman yang dibawakan mengalir dari hati dan sering diikuti emosi yang cukup kuat.
Ada dua kelemahan yang kuat di dalam gaya ini. Pertama khotbah semacam ini
sering kekurangan arti konteks yang sesungguhnya, lalu roh dan pikiran
pendengarnya tidak terbangun. Kedua, penyampaian firman dapat disampaikan
dengan luapan emosi yang berlebihan, hingga tidak masuk akal juga tidak memberi
keyakinan.
4. Ringkasan
Saya ingin menyarankan pemakaian catatan tipe kerangka itu dikombinasi dengan
hal-hal yang baik yang ada pada 2 gaya yang lainnya. Catatan-catatan yang dibuat
tidaklah perlu sedemikian berat agar si pemberita firman tidak terikat pada catatan
itu. Ada kesempatan bergerak lebih leluasa dengan pikiran yang terus terbuka bagi
masuknya ilham yang segar walaupun masuknya ilham terjadi pada saat ia sedang
berkhotbah.
Namun di samping itu, pengkhotbah memiliki suatu susunan pemikiran yang teratur
di hadapannya dan ia tidak akan berdiri di depan pendengarnya berbicara secara
acak-acakan mengenai konsep-konsep yang tidak ada hubungannya satu dengan
yang lainnya.
Catatan bentuk kerangka ini cocok dipakai untuk mengajar dan berkhotbah. Bentuk
dan isi catatan yang digunakan untuk mengajar memerlukan penanganan yang lebih
penuh pada tiap subyeknya jadi di sini sangat diperlukan adanya catatan.
Sangatlah sulit bagi seorang guru untuk mencakup semua subyek yang dimilikinya
tanpa bantuan beberapa catatan.
Karena itu saya ingin menganjurkan anda mengkonsentrasikan diri untuk menguasai
catatan tipe kerangka ini. Pakailah metode ini pada saat anda mempelajari sesuatu.
Selagi anda merenungkan isi Alkitab, cobalah membuat catatan singkat yang
sederhana dari ilham dan wahyu yang anda terima.
Cara seperti ini juga akan membantu anda menyusun konstruksi/susunan pesan yang
akan anda sampaikan. Membiasakan diri membuat catatan tipe kerangka akan
sangat menolong khususnya ketika anda berdiri untuk berkhotbah. Cara ini akan
membantu anda melatih pikiran anda untuk memiliki pola pemikiran yang teratur,
serta membantu anda melancarkan pesan yang anda bawakan, menjadikannya lebih
mudah untuk didengar.
Sekarang saya ingin memperkenalkan kepada anda tujuh macam khotbah yang
berbeda-beda. Saya akan mencoba menjelaskan secara singkat ide di balik setiap
jenis dan bagaimana anda dapat menggunakannya.
Seorang pendeta hendaknya membiasakan diri dengan setiap tipe khotbah tersebut.
Ini akan memberikan tambahan variasi dalam setiap pelayanannya, dan membuat
pelayanannya makin menarik bagi sidang jemaat yang mendengarnya setiap minggu.
Selang beberapa waktu, hal ini akan membantu untuk menyajikan ulasan yang lebih
luas mengenai kebenaran-kebenaran Alkitab. Pelayanan setiap pemberita firman
diperkaya dengan kepandaian yang beraneka ragam.
1. Tekstual/Berdasarkan Teks
Gaya ini biasanya didasarkan pada suatu ayat Alkitab yang relatif pendek. Pada
kenyataannya, sesuai dengan judulnya, biasanya khotbah ini didasarkan pada satu
"teks" Kitab Suci.
Hal ini melibatkan pemilihan pernyataan yang tepat dari Kitab Suci. Kemudian anda
menyelidikinya, menganalisanya dan menemukan semua kebenaran yang
terkandung di dalamnya.
Kemudian anda menyajikan materi itu dengan susunan rapi dan progresip hingga
memudahkan pendengar untuk mengerti.
2. Topikal/Berdasarkan Topik
Di sini tujuan pengkhotbah adalah untuk menyajikan sebuah topik yang khusus pada
jemaat.
Kemudian dia akan menyusun semua referensi dari Alkitab dan buah-buah pikiran
yang didapatkannya ke dalam sebuah format yang tersusun rapi. Kemudian dia
mengembangkan temanya dengan sepenuh dan setepat mungkin. Tujuannya adalah
menceritakan kepada pendengarnya segala sesuatu yang harus mereka ketahui
mengenai pokok bahasan yang penting ini.
Tentu saja, dia tidak mungkin dapat melakukannya dalam satu kali mengajar saja;
maka dengan ini dia akan menyiapkan satu seri khotbah atau pengajaran mengenai
pokok bahasan yang sama. Hal ini akan memberikan pengupasan yang lebih lengkap
terhadap topik tersebut.
Konkordansi topik seperti di dalam buku The Shepherd's Staff sangat diperlukan
untuk mempersiapkan khotbah semacam ini. Di dalam buku itu orang akan dengan
cepat dapat menemukan referensi Alkitab mengenai topik yang bersangkutan.
Alkitab referensi yang baik juga akan sangat menolong. Hal ini juga akan membantu
anda menyelami tema yang anda dapatkan di seluruh Alkitab.
3. Tipikal/Berdasarkan Tipe
"Tipe" bisa berarti satu pribadi, obyek atau kejadian yang merupakan simbul dari
seseorang atau sesuatu yang dinubuatkan akan terjadi. Ada kesamaan karakter
dengan orang atau kejadian yang dinubuatkan.
Dalam penerapannya di dalam Alkitab, hal ini mengarah pada tokoh Alkitab atau
kejadian yang mewakili hal-hal yang akan terjadi di masa depan.
Contohnya, Domba Paskah di kitab Keluaran adalah tipe dari Kristus. Setiap detail
dari Domba Paskah bernubuat tentang peran Kristus sebagai penebus yang akan
digenapkan sebagai "Anak Domba Allah" (Yoh 1:29). Setiap simbol yang berbentuk
nubuatan digenapkan pada waktu Kristus mati bagi dosa dunia.
Hukum Taurat Allah adalah bayangan dari segala sesuatu yang baik di masa
mendatang. Hal ini melambangkan bayangan akan keadaan yang lebih baik di dalam
Kristus (Ibr 10:1).
"Hari-hari kudus" di perjanjian lama juga merupakan bayang-bayang dari hal yang
akan datang (Kol 2:17). Hari-hari kudus itu sendiri tidak mempunyai arti yang
lengkap. Sebagian penggenapan bertujuan untuk memperjelas nubuatan tentang
keadaan yang akan datang.
Tafsiran dan penjelasan terperinci tentang tipe-tipe di dalam Alkitab adalah tugas
khusus; ini perlu kecakapan dan kedewasaan pengetahuan pokok Alkitab.
Mereka yang baru bertobat hendaknya menghindari cara berkhotbah yang terlalu
dalam, sebab tafsiran yang tidak tepat dapat merugikan dan menyebabkan
kesalahan.
Pengetahuan akan seluruh Alkitab perlu bagi para pengajar. Mereka harus dilengkapi
dan didasari isi Alkitab secara menyeluruh.
a. Prinsip Penggunaan. Jika pertama kali anda mengajar tipe-tipe Alkitab, hendaknya
mengingat dasar berikut ini dan mengikutinya.
1) Gunakan Tipe yang Lebih Sederhana. Mulailah dengan tipe yang sederhana, yang
bisa dimengerti dengan jelas.
2) Usahakan Tetap Pada Interpretasi yang Umum. Jangan sekali-kali mencoba untuk
menafsirkan setiap detil, tetaplah pada garis besar kebenaran secara umum.
3) Jangan Terpaku Pada Ajaran Tertentu. Jangan hanya terpaku pada ajaran tertentu
saja.
4) Ilustrasi dari Doktrin Jangan mengajarkan ajaran berdasarkan doktrin anda. Tipe
pelajaran hendaknya menjadi ilustrasi bagi doktrin.
5) Terbukalah untuk Dikoreksi Terimalah dengan besar hati jika ada koreksi dari
mereka yang lebih matang daripada anda.
4. Secara Ekspositori
Dengan metode ini, kita berusaha untuk menguraikan secara terperinci makna dan
kebenaran yang terkandung dalam bacaan tertentu dalam Kitab Suci. Kita mencoba
untuk menunjukkan kebenaran yang sering tersembunyi di antara kata-kata pada
halaman tertentu. Ini merupakan metode yang baik sekali untuk mengajarkan
seluruh nasehat Allah (Kis 20:27).
Anda dapat mengambil sebuah topik dari Alkitab, dan menjelaskan maknanya pasal
demi pasal. Mungkin anda dapat mengambil satu pasal setiap minggu - dan terus
masuk ayat demi ayat, menjelaskan kebenaran dan artinya yang penting. Dapat juga
dikembangkan menjadi satu seri pelajaran Alkitab yang lengkap, dibutuhkan waktu
berbulan-bulan atau berminggu-minggu.
Maka selang beberapa tahun, sidang jemaat akan terbiasa dengan setiap bagian
dalam Alkitab, yang didalamnya Allah ingin menyampaikan seluruh kebenaranNya
agar umatNya diperkaya dan dilengkapi secara rohani.
5. Secara Biografis
Biografi adalah kisah hidup seseorang. Metode ini mempelajari hidup dari beberapa
tokoh yang kita temukan dalam Alkitab. Setiap biografi yang dicatat dalam Alkitab
memiliki arti yang penting bagi kita, dan itu penting untuk diajarkan pada kita.
Pelajaran mengenai tokoh-tokoh Alkitab sangat memikat dan menarik. Pilihlah salah
satu tokoh, baca dan pelajarilah setiap bagian dalam kehidupannya yang terdapat
dalam Alkitab. Buatlah catatan jika ada sesuatu yang terlintas dalam pikiran.
Semua ini merupakan hal yang menarik dan informatif yang dapat kita pelajari dari
beraneka ragam kehidupan orang-orang yang ada dalam Alkitab.
6. Secara Analitis
Tipe khotbah ini berkaitan dengan analisa yang mendetail dan menarik kebenaran
sebanyak-banyaknya mengenai sebuah subyek. Dari kebenaran ini, dapat diajarkan
pokok yang mendasar.
7. Secara Analogis
Sebagian besar isi Alkitab ditulis dalam bentuk analogi. Suatu bentuk yang
mengajarkan kebenaran lewat sebuah kasus. Para penulis sering menggunakan
sebuah subyek alamiah untuk mengajarkan kebenaran rohani. Hal ini memaparkan
kesamaan dan membandingkan hal-hal yang berfungsi sama.
Khotbah secara analogis berusaha untuk mendapat kebenaran yang ada dalam
sebuah analogi.
Bab 2
Khotbah Tekstual
Marilah kita kini memeriksa persiapan khotbah tipe tekstual secara lebih terperinci.
Sebelumnya saya telah memberikan definisi metode ini sebagai analisa dan
penjelasan dari sebuah bagian yang singkat dari kitab suci, biasanya satu ayat tunggal
atau teks.
1. Merebut Perhatian
Pembacaan sebuah teks yang menarik segera akan merebut perhatian hadirin,
dengan cara demikian kita akan mempunyai jemaat yang penuh perhatian. Mereka
akan tergoda untuk melihat bagaimana kita akan menguraikannya. Mereka ingin
mengetahui ide-ide dan pengertian apa yang akan kita bawakan dari teks itu. Pikiran
pendengar dirangsang dengan penuh harapan untuk mendengar dan ini akan
membuat jemaat menjadi tertarik.
Dengan memiliki sebuah catatan khusus dan sebuah konteks darimana kita telah
mengambil pokok permasalahan, hal ini akan membantu kita dan menghindarkan
penyimpangan. Bahkan dapat mempertahankan perhatian aktif pendengar.
Memusatkan khotbah pada bagian tertentu dari kitab suci membantu pengkhotbah
tetap alkitabiah. Dengan menyajikan ayat langsung dari Alkitab, khotbah kita pasti
mempunyai dasar alkitabiah. Perkuatlah tema anda dengan bagian lain yang
berkaitan dalam Alkitab.
Sebaliknya bila topik yang kita sampaikan tidak berdasarkan Alkitab, namun
berdasarkan budaya, sosial, psikologi, dan lain-lain, maka isinya juga tidak akan
berbeda dengan sumber-sumber itu. Hal ini tidak baik. Padahal kita diperintahkan
untuk - "Beritakan Firman!" (2 Tim 4:2).
4. Menambah Keberanian
Berkhotbahlah langsung dari sumber Alkitab. Hal ini dapat menambah keberanian
dan wibawa dalam berkhotbah, apalagi bila secara tegas firman Tuhan itu
diberitakan, akan ada urapan Roh Kudus di atas kita. Tuhan mengurapi firmanNya.
Hal ini membawa penekanan dan wibawa ketika kita menyatakan, `Alkitab Berkata!'
dan kemudian baca atau bukakan ayatnya dan berikan artinya.
Di suatu kesempatan murid-murid pergi "memberitakan firman" dimana Tuhan
bekerja bersama mereka, meneguhkan firman dengan tanda-tanda yang menyertai.
Tuhan "bekerja dengan firmanNya" (Mrk 16:20).
Bila ingin menjadi seorang pengkhotbah yang cakap dan efektif, kita harus membaca
Alkitab secara teratur. Tetap tingkatkan kebiasaan baik dalam membaca Alkitab dan
adakan waktu setiap hari untuk membaca Alkitab. Bawalah sebuah Alkitab kecil, agar
kapan saja ada waktu luang, kita dapat mengisi dengan membacanya.
2. Pelajari Alkitab
Jangan membaca Alkitab hanya bagian luarnya saja. Tetapi galilah juga apa yang
terdapat di dalamnya, renungkanlah baik-baik apa yang kita baca dan tanamkan
dalam pikiran - lihatlah dari setiap sudut pandang. Cobalah menganalisa apa yang
kita pelajari dan susunlah kembali.
Belajarlah "memamah biak" yang artinya "mengunyah makanan". Ketika seekor sapi
makan rumput, ia mengunyah - menelan dan membawanya kembali dari perut ke
mulut untuk dikunyah kembali.
Jadi bila kita mengenang firman Tuhan itu dalam pikiran, bawalah pemikiran itu -
pikirkan, renungkan, pertimbangkan lebih lanjut dan lebih dalam.
Jika pikiran kita makin dipenuhi dengan firman dan renungan alkitabiah, maka kita
semakin dapat menggunakan tatkala kita berdiri melayani firman Tuhan di
mimbar. "Roh Kudus mengingatkan engkau segala sesuatu" (Yoh 14:26).
Setiap kali kita membaca Alkitab, biasakan menyediakan ballpoint dan kertas
catatan. Jadikan hal itu suatu kebiasaan baik dengan membuat catatan singkat untuk
setiap inspirasi yang kita dapatkan. Hindarilah menulis di atas lembaran-lembaran
kertas lepas, sebab akan mudah hilang.
Bila kita memakai notes, itu akan menjadi seperti buku harian rohani. Setelah
beberapa bulan, kita dapat melihat kembali catatan-catatan itu sehingga mendapat
inspirasi yang segar. Makin kita merenungkannya, semakin banyak wahyu yang akan
kita dapatkan. Hal ini akan memberikan satu rangkaian pemikiran yang baru tentang
banyak pokok bahasan lagi, sehingga kita dapat mempersiapkan beberapa khotbah
pada waktu tertentu.
Ini bukan berarati kita harus berlutut setiap saat. Yang saya maksudkan adalah sikap
hati, bukan sikap badan.
Secara ideal, doa adalah percakapan rohani dengan Tuhan. Ini adalah percakapan
dua arah. Anda berbicara pada Tuhan, dan Dia juga akan berbicara dengan anda. Bila
kita belajar mengenali suaraNya, kita akan menemukan inspirasi yang mengalir
secara terus menerus.
Tuhan rindu menyatakan kebenaranNya. Dia menunggu hati yang rindu dan lapar.
Dia memperhatikan mereka yang mampu mengenali dan membedakan suaraNya,
bahkan Dia ingin membagikan rahasiaNya dengan kita.
Berilah penghargaan dan prioritas utama pada terang Roh Kudus dalam
penyampaian firman Tuhan. Roh Kudus adalah pribadi yang sensitif (peka) yang
dapat berduka dan dapat merasa diabaikan.
Berusahalah agar roh kita berada dalam ketenangan, kerendahan hati dan kepekaan.
Karena dengan hati yang demikian itulah yang Roh Kudus suka berdiam/bergabung.
Bila hubungan kita dengan Roh Kudus meningkat, Dia akan memperkenalkan
kebenaran-kebenaran baru yang indah yang akan memperkaya hidup dan pelayanan
kita.
Pelajarilah selalu teks yang sesuai dengan penerangan intinya. Jangan sekali-kali
membuat catatan dan membicarakan tanpa peneguhan dari ayat-ayat Firman Tuhan.
Berusahalah selalu menerangkan teks dalam terang pengajaran Alkitab mengenai
pokok yang sedang dibahas.
c. Singkat dan Masuk Akal. Sebuah catatan khotbah hendaknya didasarkan pada
sesuatu yang masuk akal, sebagai pernyataan singkat dari Alkitab.
Ketika kita membaca teks itu bagi sidang jemaat, seharusnya apa yang kita sajikan
bagi mereka merupakan kebenaran yang masuk akal. Kita hendaknya tetap berada di
antara batasan-batasan yang telah kita tulis dalam catatan.
Bacalah teks itu berulang-ulang. Simpan dalam hati, renungkan, hafalkan. Ucapkan
untuk diri sendiri, agar kata-kata itu tidak asing lagi bagi kita.
2. Tentukan Bahasannya
Apakah yang hendak dibahas itu secara harafiah, atau kata-kata itu cenderung
berarti kiasan?
3. Analisa Pesannya
Ini akan sangat membantu dalam pemotongan ayat. Pisahkan menjadi tiga atau
empat bagian penting, dan ketahuilah secara tepat berapa bagian ayat dan apa yang
harus diajarkan pada ayat-ayat tersebut.
4. Selidikilah Kata-katanya
Tentukan bahasan apa yang hendak disampaikan. Kemudian selidiki berita dan arti
apa yang sebenarnya terkandung dari tiap kata-kata yang digunakan dalam Alkitab.
Bila kita memiliki kamus Yunani atau Ibrani, bisa kita lihat arti katanya. Mungkin ada
alasan tertentu yang hendak disampaikan oleh penulis dengan penggunaan kata-kata
yang memiliki arti khusus didalamnya, sehingga kita bisa mengerti pelajaran -
penerapan khusus apa yang sebenarnya hendak penulis sampaikan.
5. Ketahui Perkembangannya
Perlu diketahui apa yang hendak penulis kembangkan dan pesan akhir apa yang
hendak disampaikan. Hendaknya kita juga mengikuti petunjuknya dan kembangkan
dengan gaya yang sama.
6. Pertimbangkan Konteksnya
a. Konteks Alkitabiah. Ayat apa yang mendahului dan mengikutinya. Kita perlu
merenungkan ayat itu secara menyeluruh dengan ayat-ayat lain dalam pasal dimana
ayat itu berasal. Kita dapat mempertimbangkan ayat tersebut lewat terang dari ke
empat Injil dan suratan-suratan yang terdapat dalam Alkitab, sehingga seluruh
kebenaran itu saling meneguhkan. Betapa perlunya kita mempelajari maksud dasar
dari isi kitab itu.
b. Konteks Budaya. Apakah penulis dipengaruhi budaya saat itu? Pada saat tulisan
itu ditulis, pandangan akan orang-orang pada saat itu sudah berlainan dengan kita
saat ini. Jika demikian, persamaan penting apa yang kita dapat.
c. Konteks Sejarah. Kapan pernyataan itu ditulis? Apakah keadaan saat itu
mempengaruhi tulisan tersebut? Apakah peristiwa-peristiwa yang terjadi pada saat
itu memiliki sangkut paut yang khusus dengan tulisan itu.
D. PENYUSUNAN MATERI
Penyusunan materi yang teratur sangat besar manfaatnya bagi pengkhotbah dan
juga bagi pendengarnya. Bagi pengkhotbah, hal itu akan merupakan pegangan yang
jelas atas pokok bahasan serta membuat pikirannya tidak bercampur dan bingung.
Hal ini juga membantu pengkhotbah menyampaikan pokok bahasannya dengan baik.
Sedangkan untuk pendengar, susunan materi yang baik dan jelas akan membantu
mereka menangkap dan mengerti khotbah yang didengar.
Membuat ringkasan adalah cara sederhana dan baik dalam menyiapkan sebuah
khotbah.
c. Ringkasan membuat kita mampu menampilkan materi yang terbaik dan relevan
bahkan pokok yang paling penting saja.
d. Memudahkan kita dalam mengingat apa yang hendak kita katakan. Kita dapat
membawakan khotbah dengan cara progresif dan berurutan tanpa
tergantung/terpancang pada ringkasan catatan.
2. Membuat Catatan
a. Buatlah Sesingkat Mungkin. Biasakan diri menggunakan catatan "tipe kerangka"
yang dapat dilihat sekilas saja.
b. Susunlah Secara Berurutan. Dapat mengikuti catatan itu setiap kali diperlukan dan
sangat banyak menolong.
e. Buatlah Catatan Secara Singkat dan Padat. Ingatlah akan kegunaan catatan-
catatan itu untuk merangsang ingatan kita. Buatlah sepraktis mungkin walaupun
hanya satu kata, tetapi dapat mengingatkan akan bahan yang hendak kita bawakan
dan bagikan pada pendengar.
f. Buatlah Agar Catatan itu Mudah Dibaca. Jika kita memiliki mesin tik, akan lebih
mudah bagi kita untuk membaca catatan yang diketik. Jika kita tidak memilikinya,
hendaknya dibuat catatan sejelas dan sebersih mungkin. Janganlah membuat catatan
yang penuh coretan sehingga harus mengolah ingatan apa yang sudah kita catat
sebelumnya di atas mimbar.
Pendahuluan
Pernyataan Utama Tentang Kebenaran
Kesimpulan Dan Penerapan
1. Pendahuluan
Pendahuluan itu dapat menjadi bagian utama dari seluruh pesan yang hendak kita
bawakan, jika pada bagian awal ini kita tidak dapat menarik perhatian pendengar,
kemungkinan untuk pesan-pesan selanjutnya mereka tidak akan begitu
memperhatikan.
Pendahuluan biasanya berbentuk ringkasan dari pokok bahasan yang akan kita
bawakan. Beritahukan pada pendengar secara singkat tentang bagian-bagian mana
yang akan kita sampaikan secara mendalam.
Kita juga dapat menjelaskan bagaimana kita akan mengembangkan pokok khotbah
itu. Hal ini dapat merangsang keinginan mereka untuk mendengar pesan-pesan
selanjutnya.
Jika demikian keadaannya, pendengar dengan cepat akan merasa malang dan
menyayangkan kehadirannya. Oleh karena itu mereka tidak perlu diberitahu dan
permintaan maaf semacam itu hanya akan mengurangi rasa percaya diri mengenai
kemampuan anda sendiri, dan hal itu jelas akan mengurangi kepercayaan pendengar
terhadap anda.
Tetapi jika khotbahnya tidak dapat mencapai tingkat yang sudah dijanjikan, maka
khotbah itu akan menjadi anti klimaks, tidak bisa memuncak. Pendengar akan
merasa kecewa dan pengkhotbah akan kehilangan kepercayaan dari pendengar.
2) Jangan Terlalu Sensasionil. Jangan membuat suatu langkah yang tidak dapat anda
pertahankan. Lebih baik pendahuluan itu sederhana, dan pendengar akan dengan
senang hati dikejutkan dengan isi khotbah yang jauh lebih menarik daripada yang
mereka harapkan sebelumnya.
3) Tidak Terlalu Panjang. Ingatlah bahwa bagian ini hanyalah pendahuluan, bukanlah
inti dari khotbah.
4) Harus Membuat Hubungan yang Jelas dengan Tema. Pendahuluan ini harus
mengarah pada tema anda, jadi pendahuluan ini mutlak harus berhubungan dengan
pokok bahasan. Pendahuluan ini dapat berbentuk ringkasan dari materi yang akan
disampaikan. Pendahuluan ini mungkin juga dapat berupa suatu cerita yang
mengilustrasikan kebenaran yang akan anda sampaikan.
Cobalah menempatkan diri anda sebagai pendengar. Bertanyalah pada diri sendiri :
Hal apa yang dapat menarik perhatianku? Dari semua yang ingin kusampaikan,
bagian tertentu yang mana dapat benar-benar menarik perhatianku? Dengan
menggunakan imajinasi seperti ini, anda dapat menentukan gaya penyampaian
pendahuluan mana yang paling cocok.
6) Harus Menyediakan Peralihan yang Alami Ke Dalam Tema. Bila penyampaian itu
benar, maka sebuah pendahuluan seharusnya dapat menunjukkan pada pendengar
dimana pendahuluan itu diakhiri dan dimana khotbah yang sesungguhnya dimulai.
Cara ini dapat diterapkan pada semua bagian pesan anda. Suatu khotbah sebaiknya
dibagi dalam beberapa bagian atau poin yang penting dan seluruh poin tersebut
harus mempunyai hubungan dengan tema pokok atau teks secara keseluruhan.
Bagian-bagian ini tidak perlu sama besar, tetapi harus ada perkembangan yang logis,
masuk akal dan lancar untuk menuju pada satu bagian ke bagian lain.
Pembagian ini tidaklah perlu terlalu jelas dalam penyampaian nantinya. Kadang-
kadang akan sangat menolong bila kita berkata : "Sekarang, poin yang ketiga
adalah ..." Bagian-bagian tersebut dapat berbentuk seperti ini :
A. NYATAKAN KEBENARAN
1. Deklarasikan.
2. Terangkan.
3. Jelaskan.
1. Kembangkan
2. Tuliskan hal-hal yang mendukung kebenaran itu.
3. Buktikan.
C. KLIMAKS
3. Kesimpulan
Rencana garis besar merupakan bagian paling efektif untuk mengolah materi anda
dengan tepat. Sekali anda dapat menguasai cara membuat rencana garis besar
dengan baik, akan jauh lebih mudah dan praktis untuk nantinya mengatur
pembicaraan.
2. Pilihlah Gagasan-gagasan Utama.
Akan menjadi lebih mudah untuk menemukan 3 pikiran utama seperti ini.
Tiga pernyataan paling penting mana yang ada di dalam catatan tadi?
Urutkanlah ketiganya secara logis.
Pernyataan mana yang harus disampaikan lebih dahulu.
Pernyataan dasar yang manakah yang harus diletakkan? Buatlah pernyataan
itu menjadi judul utama nomer satu, TULISKANLAH PERNYATAAN TERSEBUT
DENGAN HURUF BESAR DAN GARIS BAWAHI!
Sekarang bertanyalah pada diri sendiri : "Pernyataan mana yang dapat mengikuti
pernyataan pertama tadi?" Buatlah pernyataan itu menjadi judul utama yang nomer
dua. Sekarang sebagai kesimpulan dari materi anda, hanya ada satu pernyataan saja.
Pernyataan terakhir ini akan menjadi judul utama yang nomer tiga.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
1.
2.
3.
Sekarang anda dapat mulai mengolah materi dengan menggunakan rencana garis
besar tersebut. Masukkan gagasan-gagasan anda ke dalam ketiga tema besar yang
sudah ditentukan tadi.
Setiap tema utama diberi tanda A,B,C, dan setiap pemikiran yang timbul kemudian
akan menjadi subtema dan kita beri tanda 1,2,3, dst.
Sekarang semua gagasan dan materi khotbah telah teratur rapih. Dengan begitu
akan lebih mudah mempelajari pokok bahasan itu lebih jauh.
3. Contoh-contoh Khotbah
a. Contoh 1. Ijinkan saya mengilustrasikan metode ini dari salah satu ayat-ayat yang
paling dikenal dalam Alkitab, Yohanes 3:16 "Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal".
PENDAHULUAN
Dunia mengenal banyak tokoh yang disebut sebagai kekasih-kekasih yang hebat.
Tetapi saya ingin menyebutkan seseorang yang tidak diragukan lagi adalah kekasih
yang paling hebat, Dialah ALLAH sendiri!
Dialah satu-satunya yang dapat mengasihi begitu banyak manusia, dengan kasih
berkualitas tinggi, yang mendorong Dia melakukan pengorbanan terbesar yang
hanya mungkin dilakukan olehNya.
1. Betapa berharganya Anak itu bagi Allah Bapa. Tidak ada seorang ayah pun di
dunia ini dapat mengasihi anaknya seperti itu.
2. Betapa besar pengorbanan Tuhan!
3. Allah memberikan Yesus dengan cuma-cuma bagi siapapun (setiap orang di
dunia).
4. Dia memberikan anakNya mati membayar hukuman bagi dosa dan kesalahan
kita.
KESIMPULAN
Allah menawarkan suatu pemberian terbesar yang dapat anda terima ... kehidupan
kekal dalam Kristus! Betapa bodohnya anda bila menolak atau mengabaikan
pemberian seindah itu, terimalah Kristus sekarang juga, jangan tunda lagi!
b. Contoh 2. Sekarang kita akan mengupas cerita singkat dari Injil. Di dalam Lukas
8:41-48, kita menemukan sebuah cerita mengenai seorang wanita yang setelah 12
tahun mengalami penyakit kronis, lalu datang pada Kristus dan disembuhkan
seketika itu.
Wanita itu pergi dengan damai yang begitu dalam di hati dan pikirannya.
Teks kita nantinya bisa merupakan sebuah kalimat dari ayat 48 : "PERGILAH DENGAN
SELAMAT (DAMAI)". Ini juga bisa menjadi judul khotbah anda!
PENDAHULUAN
Tentulah setiap orang ingin memiliki damai di hati dan rasa tentram. Banyak faktor di
dalam hidup ini yang telah merampas damai dari hati kita, salah satunya adalah
penyakit.
Sangat sulit untuk mempertahankan damai itu ketika seseorang diserang penyakit
yang berat. Pikirannya akan dipenuhi ketidakpastian dan keputusasaan.
Ini adalah contoh mengenai tipe orang yang dimaksud. Ada seorang yang sudah sakit
selama 12 tahun. Meskipun ia sudah berobat pada banyak tabib, tidak ada
seorangpun yang dapat menolongnya. Pada kenyataan, keadaannya malah
memburuk.
Pada suatu hari yang indah, dia bertemu dengan Yesus Kristus melalui pertemuan
yang ajaib. Dia segera disembuhkan dari penyakitnya yang menahun. Dia juga
diberkati dengan rasa damai di hati yang begitu mendalam.
Yesus yang sama itu akan memberkati hidup kita hari ini. Marilah kita lihat cerita ini
dan kita lihat bagaimana wanita itu menerima kesembuhannya - juga kita lihat
bagaimana anda juga disembuhkan!
A. WANITA INI TIDAK MEMILIKI DAMAI
1. Wanita itu mendengar apa yang sudah diperbuat Yesus bagi orang lain.
2. Dia memutuskan bahwa dia juga akan mencari kesembuhan itu.
3. Wanita tersebut mendorong dirinya untuk memiliki iman, dia berkata pada
dirinya sendiri : "Asal ku jamah saja jubahNya, aku akan sembuh" (Mrk 5:28)
4. Wanita itu menembus berbagai rintangan
5. Wanita itu datang pada Kristus.
6. Dia menjamah Yesus dengan iman.
7. Kehidupan Yesus mengalir di dalam kehidupan wanita dalam seketika wanita
itu dipulihkan!
1. Murid-murid tidak dapat menolong wanita itu, mereka bahkan tidak mengerti
kebutuhannya. Ada waktu-waktu dimana manusia tidak dapat menolong kita.
Hanya Tuhanlah yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang
terdalam.
2. Kristus membutuhkan pangakuan wanita itu : "Siapa yang menjamah
Ku?" Yesus sudah mengetahui siapa yang menjamah Dia, tetapi Yesus ingin
wanita itu mengakuinya di depan umum.
3. Roma 10:10
mengatakan: "Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan dan dengan
mulut orang mengaku dan diselamatkan."
Tuhan ingin setiap orang menjadi utuh sepenuhnya : sehat rohani, jiwa dan
tubuhnya.
KESIMPULAN
Wanita itu pergi sebagai orang yang sudah dirubah. Anda juga dapat dirubah jika
datang pada Kristus dengan iman!
4. Rangkuman
Sekali anda menentukan tiga gagasan utama, mulailah menganalisa satu persatu
secara terpisah, dan perincilah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
Kemungkinan terdapat empat atau lima kebenaran yang lebih kecil diantara setiap
pernyataan utamanya. Analisa bagian-bagian yang beraneka ragam tersebut, dan
aturlah dalam suatu rangkaian yang berurutan. Kemudian susunlah secara bertahap.
Ini merupakan latihan yang baik bagi anda. Mungkin pada mulanya tidak mudah,
tetapi bertekunlah. Pastilah untuk menguasainya. Selang beberapa saat, akan
menjadi mudah bagi anda.
Pendahuluannya seperti jalan kecil yang menuju ke rumah. Ini akan membawa
anda dari gerbang depan ke pintu tempat anda masuk.
Setiap judul utama seperti sebuah ruangan di rumah.
Judul-judul kecil merupakan perabot di setiap ruangan.
Ilustrasi adalah jendela yang berada di tiap ruangan untuk menyampaikan
sinar ke perabot di ruangan itu. (Ilustrasi adalah contoh sederhana yang
membantu kita mengerti kebenaran yang lebih dalam).
Simpanlah analogi ini dalam pikiran anda saat anda menyiapkan khotbah-khotbah
anda.
Contohnya, anda dapat memutuskan membahas Injil Yohanes, pasal demi pasal.
Mulai dengan pasal pertama, anda akan berusaha menterjemahkan dan
menerangkan maknanya dan artinya, ayat demi ayat.
Anda dapat menyelesaikan satu pasal setiap minggu - dengan demikian, setelah
beberapa minggu, akhirnya selesai satu buku.
Ini merupakan metode pengajaran Alkitab yang sangat baik. Metode ini memiliki
keuntungan-keuntungan yang jelas, dan merupakan gaya yang baik untuk dikelola.
Berikut ini keuntungan yang nyata dari metode ini :
Yesus sendiri sering menggunakan metode ini. Dia mengambil sebagian dari
Perjanjian Lama dan menerjemahkan maknanya bagi para pendengarNya.
Petrus juga menggunakan metode ini saat hari Pentakosta. Dia mengambil beberapa
bagian Kitab Suci Perjanjian Lama tentang Raja Daud dan menerangkan arti yang
sebenarnya kepada banyak orang. Dengan seksama Dia menunjukkan pengertian-
pengertian nubuatan itu yang kemudian memusat pada Kristus, dan membuktikan
Kristus adalah Mesias.
Lagi, kita temukan Stefanus menggunakan metode khotbah penjelasan yang sama ini
di Kisah Para Rasul 7.
Dengan selalu menonjolkan ayat-ayat Kitab Suci, akan menjamin banyaknya isi
Alkitab memenuhi pelayanan anda. Saat anda mulai dengan satu pasa