Anda di halaman 1dari 87

I.

HOMILETIKA: SUATU PENGERTIAN DASAR


I.1. Apa Itu Homiletika?
Homiletika berasal dari kata Yunani "Homilia" yang mempunyai arti dasar; perundingan,
penguraian atau khotbah. Homiletika dapat didefinisikan sebagai berikut; Ilmu
Berkhotbah atau pelajaran berbicara di hadapan orang banyak supaya pokok yang
disampaikan dapat disajikan dengan cara yang terang, nyata dan berkuasa. Tekanan
dalam kata ini adalah bagaimana cara memberitakan pengajaran Kristen secara teratur,
sistimatis dan sedap didengar agar pendengar dapat menerima dengan baik serta dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Definisi di atas mengandung dua indikasi yaitu; persiapan bahan khotbah, dan yang
utama persiapan menyampaikan khotbah. Itu berarti homiletika adalah sebuah ilmu yang
praktis yaitu mempelajari bagaimana cara memberitakan pengajaran Kristen termasuk
syarat-syarat dalam mendidik seseorang menjadi seorang pemberita firman yang baik.
Apa itu khotbah:
1.Khotbah adalah ketrampilan komunikasi dari suatu konsep atau gagasan Alkitabiah yang
dapat diambil melalui penafsiran yang benar dari ayat-ayat Alkitab (itu sebabnya
pelajaran hermeneutika adalah syarat mutlak bagi orang yang mau belajar homiletika)
dan diterapkan melalui kuasa Roh Kudus pada kehidupan pengkhotbah dan pendengar
khotbah (Yakobus berkata bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati).

1
2.Khotbah adalah Firman Tuhan yang diterima, dirasakan dan dilakukan oleh diri sendiri
kemudian diutarakan dengan tegas dan nyata, supaya menjadi kesaksian dan jalan
keselamatan bagi orang lain.
I.2. Kedudukan Homiletika Dalam Teologi
Secara umum teologi dibagi dalam 4 bagian besar, yaitu:
1.Teologi Biblika:
Teologi ini bertugas menggali arti dan makna yang benar serta kebenaran- kebenaran
yang ada di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru sebagai pegangan iman. Ilmu
yang termasuk di dalamnya antara lain; Introduksi PL dan PB, Eksposisi PL dan PB,
Bahasa Ibrani dan Yunani, Hermeneutika-Eksegese (ilmu tafsir). Teologi PL dan PB.
2.Teologi Sistematika:
Teologi ini bertugas menemukan, merumuskan dan mempertahankan dasar iman sambil
menyelidiki cara dan pengalaman iman, dalam berpikir dan bertindak terhadap obyek
yang bersifat dogmatis. Bidang-bidang yang termasuk antara lain: Teologi Proper,
Doktrin Trinitas, Kristologi, Pneumatologi, Bibliologi, Eklesiologi, Eskatologi, Sinologi,
Angelologi, Teologi Paulus, Teologi Calvin, dll.
3.Teologi Historika:
Teologi ini bertugas mengikuti dan menyelidiki perkembangan pengajaran dan
sejarahnya, gereja dan sejarahnya, misalnya: Sejarah Gereja Dunia, Sejarah Gereja Asia,
Sejarah Gereja Indonesia, Sejarah Doktrin, dll.

2
4.Teologi Praktika:
Teologi ini bertugas memikirkan dan melancarkan cara penyampaian iman dalam usaha
pemberitaan agar relevan dan mengena. Pendeknya, teologi ini bertugas untuk
memikirkan bagaimana ketiga teologi di atas dapat memaknai hidup manusia. Bidang-
bidangnya antara lain; Homiletika, Kateketik, Evangelisasi, Misiologi, Pendidikan Kristen,
Apologetika, Pertumbuhan Gereja, Manajemen Gereja, Kepemimpinan Kristen, Metode
Pekabaran Injil, dll.
Jadi jelas letak Homiletika atau ilmu berkhotbah adalah di bawah disiplin teologi
praktika. Sering dalam diskusi yang terjadi di antara mahasiswa teologi ada anggapan
menganggap rendah teologi praktika. Sesungguhnya teologi praktika punya peranan yang
sama pentingnya dengan ketiga bidang teologi yang lain. Misalnya seorang yang punya
banyak modal tidak mungkin dapat menghasilkan suatu barang jika tidak ada yang
mengerjakannya. Jika ada yang mengerjakannya menjadi suatu barang tetapi tidak ada
yang memasarkannya maka barang tersebut tidak berarti karena tidak akan menghasilkan
keuntungan yang besar. Tanpa ilmu praktika, mungkin doktrin dan pengertian Alkitab sulit
dimengerti dengan baik oleh orang lain. Saya berpendapat, ketiga bidang teologi tersebut
sama pentingnya. Tanpa kehadiran yang satu maka yang lain akan terasa kurang.
I.3. Dasar Teologis Khotbah
1.Keyakinan akan Allah
Allah pencipta itu ada dan terus ada tetapi karena dosa manusia tidak dapat mengenal
keberadaan Allah secara benar. Keberadaan Allah yang adalah terang, keberadaan Allah
3
yang adalah kasih, keadilan dan kedaulatan Allah, pemeliharaan dan hukuman Allah,
semua yang nyata jelas dalam Alkitab, harus diajarkan dan diberitakan melalui khotbah.
Manusia perlu mengenal Allah. Allah berfirman, "Sebab Aku menyukai kasih setia, dan
bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada korban-
korban bakaran" (Hosea 6:6). Hanya dengan mengenal Allah manusia akan mengerti
siapa dirinya dan bagaimana harus menjalankan hidup ini. Dengan kata lain pengenalan
akan Allah akan membuat manusia bahagia.
2.Keyakinan akan Alkitab
Alkitab adalah Firman Allah dari Allah yang kekal. Allah masih dan terus akan berbicara
melalui Firman-Nya (Alkitab) yang berkuasa untuk mengajar, untuk menyatakan dosa
dan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran Allah ( 2Ti 3:16). Alkitab adalah terang dan hikmat bagi manusia. Dari Alkitab
manusia dapat menemukan jalan keselamatan, dan menolong manusia untuk
bertumbuh dalam kebenaran.
3.Keyakinan bahwa Allah bisa memakai mulut manusia untuk kemuliaan-Nya
Waktu Yesus akan meninggalkan para muridnya, Ia memberikan Amanat Agung, yaitu
untuk menyaksikan pribadi dan karya-Nya. Itu berarti manusia dapat menjadi alat
pemberitaan Firman Allah. Manusia harus mengenal Firman Allah dengan benar dan
kemudian belajar untuk melakukannya baru dapat memberitakan Firman Allah dengan
baik dan benar. Memang seorang dapat juga pengkhotbah memanipulasi ayat-ayat
Alkitab dan menggunakannya untuk keuntungan pribadi, namun dari segi positif, Allah
4
mau berkomunikasi kepada manusia lewat seorang pengkhotbah. Robinson berkata,
"The pracher seeks to bring the message of definite units of God’s Word to this people"
Namun perlu diingat bahwa pengkhotbah dapat salah berkhotbah tetapi Firman Allah
tidak pernah salah.
4.Keyakinan bahwa sesungguhnya manusia butuh Firman Tuhan
Firman Tuhan menjawab semua kebutuhan manusia. Adapun kebutuhan manusia itu
adalah:
a.Kebutuhan akan Injil
Manusia perlu mendengar Injil yang olehnya manusia dapat diselamatkan, dilepaskan,
dari segala penderitaan karena dosa. Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan
setiap orang percaya. (Rom 1:16-17)
b. Kebutuhan akan Ajaran
Manusia perlu mendapat ajaran yang sehat yang mengajarkan segala kebenaran Allah
dalam Alkitab. Ajaran-ajaran tersebut memberi pengertian kepadanya akan hal
hidupnya yang dapat diberkati Tuhan. (Maz 119:66, 130).
c. Kebutuhan Etika
Manusia perlu mengetahui bagaimana ia dapat menjalankan hidupnya dalam
hubungannya dengan sesamanya, baik dalam keluarganya, di antara umat Tuhan,
maupun di tengah-tengah masyarakat pada umumnya agar ada ketentraman. ( Maz
119:165)

5
d. Kebutuhan untuk Melayani
Manusia perlu mengetahui bagaimana ia dapat menyatakan terima kasihnya kepada
Tuhan dengan berpartisipasi dalam pelayanan. Dengan kasih Kristus dalam hatinya ia
tidak dapat menjadi anggota tubuh Kristus yang pasif saja. Ia harus melayani. Alkitab
berkata, "Karena kita ini buatan Allah diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan
perbuatan baik yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau supaya kita ini
hidup di dalamnya" (Efe 2:10) Sesungguhnya manusia diciptakan oleh Allah adalah
juga untuk melayani Dia.
e.Kebutuhan untuk Memuji dan Menyembah Tuhan
Pemazmur berkata, "Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-
hukum-Mu yang adil" ( Maz 119:164) Manusia perlu mencurahkan hatinya kepada
Tuhan pencipta dan juruselamatnya. Ia perlu menyatakan kasihnya kepada Tuhan
dengan memuji dan menyembah-Nya.
I.4. Tujuan Khotbah
1. Manusia mengenal Allah secara benar
Manusia perlu mengenal Allah dengan benar agar mengerti jalan kebenaran ( Yoh 14:6);
manusia perlu mengenal Allah yang penuh kasih agar manusia mengenal kasih
sejati yang penuh perhatian, penghargaan, penghiburan, dari Yesus Kristus; manusia
perlu mengenal keadilan dan hukuman Allah agar manusia bertobat dan berhati-hati
hidup dalam dunia ini; dan lain sebagainya. A. W. Tozer berkata, "Kepastian bahwa Allah
(karena pengenalan akan Allah) itu selalu berada di dekat kita, hadir di segala bagian
6
dunia ciptaan-Nya, lebih dekat kepada kita daripada pikiran kita sendiri seharusnya
memberikan kebahagiaan batin kepada kita..." Jadi khotbah bertujuan agar manusia
mengenal Allah dan mengenal-Nya semakin hari semakin baik.
2. Menerangkan Yesus Kristus dan karya-Nya yang sudah genap dan sempurna
Alkitab berkata, "Sesungguhnya barangsiapa mendengarkan perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut
dihukum, sebab ia sudah pindah dari alam maut ke dalam hidup" ( Yoh 5:24).
Sebagaimana Yesus menginginkan agar para pengikut-Nya memberitakan Injil, maka
melalui khotbah hendaknya pribadi dan karya Kristus yang merupakan inti berita Alkitab
diterangkan dan dengan demikian manusia mengenal Yesus.
3. Mengubah kehidupan (pertobatan)
Seorang pengkhotbah sebaiknya juga mengharapkan agar Roh Kudus memakai
khotbahnya, supaya orang berdosa mengalami peristiwa kelahiran baru di dalam Kristus
dan didamaikan dengan Allah ( Yoh 16:18).
4. Mengubah orang menjadi semakin dewasa
Perubahan menuju kepada kedewasaan dalam iman yang dimaksud yaitu; dalam
pengetahuan yang benar tentang Allah dan firman-Nya/doktrin ( Efe 1:17), meneguhkan
dan menimbulkan iman ( Rom 10:17; Ibr 4:12), pertumbuhan karakter dan sifat, dan
sebagainya ( Mat 28:19-20; Gal 5:22-26)

7
5. Menghibur orang yang gelisah/kuatir/menderita
Jika seseorang diindoktrinasi secara benar dalam pengajaran Firman Allah maka ia
menjadi cukup kuat dalam menghadapi pencobaan dan seperti Tuhan Yesus yang
dicobai di padang gurun, Ia dapat berkata, "Ada tertulis" ( Mat 4:4, 7, 10).
6. Supaya Alkitab dicintai sebagai pedoman hidup yang utama
Daud berkata, "Firman-Mu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" Maz 119:105.
Alkitab adalah jawaban atas semua pergumulan, ketakutan dan kerinduan manusia.
Oleh karena tujuan yang demikian mulia dari suatu khotbah, maka sebaiknya khotbah
disampaikan dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu:
 Pertama, khotbah harus disampaikan dengan menarik. Jika khotbah yang bagus
disampaikan tanpa memperhatikan prinsip ini maka akan ada banyak orang yang tidak
dapat mengikuti khotbah tersebut dengan seksama.
 Kedua, khotbah harus disampaikan sejelas mungkin sehingga sebagian besar jemaat
(syukur kalau bisa semua) dapat mengerti. Khotbah perlu disampaikan dengan suara
yang jelas, kata-kata yang jelas, alur pikiran yang jelas dan terutama berita/pesan yang
jelas.
 Ketiga, pengkhotbah harus memikirkan bagaimana berita yang disampaikan mampu
memotivasi pendengar sehingga jemaat mau melakukan apa yang diperoleh dari khotbah
yang ia dengar. Prinsip ini membuat seorang pengkhotbah untuk berdoa agar kuasa Roh
Allah bekerja melalui khotbah yang ia sampaikan.

8
I.5. Syarat-Syarat Sebuah Khotbah Yang Baik
Di bawah ini adalah pendapat dari dua orang ahli homelitik:
Menurut J. Gulleson
1. Khotbah harus disampaikan dalam kuasa Roh Kudus Yoh 16:8; 2Ko 4:3-4
2. Khotbah harus didasarkan pada seluruh Alkitab Kis 20:27
3. Khotbah harus disampaikan dengan penyajian yang kuat Kis 2:38
4. Khotbah harus dijadikan semenarik mungkin
5. Khotbah harus ditujukan kepada kehendak pendengar Kis 2:38
6. Khotbah harus ditambatkan dengan tugas untuk pendengar Rom 8:29; Gal 4:19
Menurut Haddon W. Robinson
1. Khotbah merupakan suatu komunikasi 2Ti 3:14; Kis 18:4; 19:8; 28:23
2. Khotbah harus Alkitabiah 2Tim 4:2
3. Khotbah merupakan suatu hasil dari penafsiran yang baik Kis 17:11
4. Khotbah harus dibawakan dengan kuat kuasa Roh Kudus. 1Ko 2:3-5; 1Te 1:5
5. Khotbah harus bersifat pribadi dan relevan sehingga dapat diterapkan dan menyentuh
kehidupan pendengar.
I.6. Khotbah Yang Efektif
1. Sesuai dengan Alkitab
Berita yang disampaikan harus bersumber dari Alkitab dengan keyakinan bahwa Alkitab
adalah Firman Allah yang berotoritas dan sebagai jawaban terhadap semua permasa
lahan dan kebingungan manusia di dunia.
9
2. Beritanya Jelas
Satu pokok/tema yang dibahas, kemudian dikembangkan/dijelaskan. Jangan buat
khotbah yang membingungkan karena terlalu banyak pokok bahasan sehingga menjadi
susah untuk diingat. Struktur, bahasa, pokok pikiran, suara harus jelas sehingga jemaat
mengerti jelas apa yang disampaikan.
3. Menarik
Gerakan tubuh: ada kerjasama dengan mata, tangan, dan badan. Suara: tidak monoton
dan membosankan. Ada contoh atau ilustrasi atau analogi. Pendahuluan yang baik.
Penutup yang sesuai.
4. Relevan
Menyentuh kehidupan pendengar karena itu perlu mengetahui apa yang dibutuhkan
oleh pendengar.
5. Menjiwai
Ada penjiwaan dalam berkhotbah dan memperhatikan kaidah-kaidah ilmu berkhotbah
sehingga khotbah terlihat lebih hidup.

10
II. PENGKHOTBAH: SOSOK DIBALIK KHOTBAH

II. 1. Dasar Seorang Pengkhotbah


1. Memiliki hubungan pribadi dengan Tuhannya
Seorang yang hendak menyampaikan Firman Allah, seharusnya adalah orang yang
sudah sungguh-sungguh mengenal Tuhannya di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus.
Jika pengkhotbah tidak punya hubungan yang benar dengan Allah maka yang
disampaikan tidak lebih dari retorika umum belaka.
2. Mencintai Alkitab
Seorang pengkhotbah adalah orang yang mencintai Alkitab; suka membaca,
menyelidiki, melakukan dan berusaha melakukan apa yang didapat dari Alkitab. Hanya
dengan cara ini seorang pengkhotbah dapat mengerti sungguh berita Alkitab sehingga
ia dapat berkhotbah secara benar dan bersemangat.
3. Pribadi yang menjadi berkat
Pribadi seorang pengkhotbah memainkan peranan yang penting dalam menentukan
efektifitas khotbahnya. Socrates pernah berkata, "Yang menentukan daripada pidato
adalah selalu si pembicara itu sendiri". Kehidupan kerohaniannya, kehidupan
bergerejanya, kehidupan sosial kemasyarakatannya, integritas hidup dan
pelayanannya, semuanya turut mendukung apa yang hendak dikhotbahkan. Sebaiknya
pengkhotbah memiliki prinsip-prinsip di bawah ini dan melakukannya dengan
pertolongan Tuhan
11
Filsafatnya : Alat Kemuliaan Tuhan
Kuasanya : Bergantung pada Firman-Nya dan Roh Kudus
Karakternya : Bertumbuh di dalam Tuhan
4. Penguasaan Prinsip komunikasi:
 Pengkhotbah harus mengetahui apa yang ia bicarakan
 Pengkhotbah harus mengetahui kepada siapa ia bicara
 Pengkhotbah harus mengetahui bagaimana ia bicara
5. Mengerti prinsip-prinsip hermeneutika atau ilmu tafsir Alkitab
Seorang yang hendak belajar berkhotbah sebaiknya adalah orang yang telah belajar
ilmu tafsir Alkitab. Pengkhotbah yang menafsirkan Alkitab dengan tidak
memperhatikan kaidah-kaidah penafsiran Alkitab adalah orang yang berbahaya.
Mengapa? Sebabnya adalah karena orang-orang yang mendengarkan khotbahnya akan
menuruti, jika itu baik maka akan baik, tetapi jika itu salah dan menyimpang, hal ini
dapat menyesatkan. Kebanyakan ajaran-ajaran sesat berkembang dari kesenangan
menafsirkan Alkitab menurut pengertiannya sendiri. Pengkhotbah harus bertanggung
jawab di hadapan Tuhan dan sesama, karena itu lebih baik jika ia mengerti prinsip-
prisip dasar penafsiran Alkitab.
II. 2. Yang Harus Dimiliki Oleh Pengkhotbah
1. Keberanian
Seorang yang belajar berkhotbah tentu dia akan merasa gentar walaupun dia sudah
siap. Rasa takutnya tidak bisa hilang, kadang-kadang lupa akan apa yang harusnya
12
diucapkan di hadapan umum. Oleh sebab itu ia harus melatih keberanian. Cara
mengatasinya; Persiapan! Apa yang harus dipersiapkan?
a. Pengetahuan
b. Harus memilih hal-hal yang dikuasai/ketahui
c. Harus punya kepercayaan diri
d. Bersyukur pada Tuhan memberikan janji pada Alkitab, supaya jangan takut 2Tim
1:7.
2. Pengetahuan
Iman kristiani tidak pernah mengabaikan dan menganggap remeh pengetahuan. Alkitab
justru mengajar agar setiap orang Kristen untuk terus mengejar pengetahuan. Paulus,
seorang yang mempunyai pengetahuan yang cukup luas itu berkata, "Dan inilah doaku,
semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala
macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan
tak bercacat menjelang hari Kristus" ( Fil 1:9-10); Petrus menuliskan, "Justru karena itu
kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu
kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan ( 2Pe 1:5). Ada beberapa macam
pengetahuan yang hendaknya dimiliki oleh seorang pengkhotbah yaitu;
a.Pengetahuan Alkitab yang memadai
Konsekuensi logis dari orang yang rindu memberitakan firman Allah adalah bahwa ia
mencintai Alkitab dan karena itu ia menyelidiki dan merenungkannya. Pengetahuan
ini penting dan karena itu seorang yang berani berkhotbah harus bertanggung jawab
13
kepada Tuhan dan pendengarnya bahwa ia sungguh memahami Firman Allah yang
hendak disampaikannya.
b. Pengetahuan Dasar
Pengkhotbah sebaiknya memiliki pengetahuan dasar yang baik. Pengetahuan dasar
yang dimaksud adalah pengetahuan tentang kebudayaan di mana khotbah akan
disampaikan, calon pendengar dengan latar belakangnya (pendidikan, pekerjaan,
kebudayaan, etnis), dan sebagainya. Tapi jangan terlalu bersandar pada
pengetahuan. Kita harus punya bahasa yang baik untuk dapat berkhotbah dengan
baik yang disesuaikan dengan pendengarnya. Adalah baik seorang mencari informasi
tentang calon pendengarnya terlebih dahulu sebelum ia sendiri berkhotbah.
c. Pengetahuan Ilmiah
Semua benda/makhluk adalah ciptaan Tuhan, kita boleh mengambilnya contoh
sebagai kebenaran Tuhan. Semua kebenaran yang ada pada setiap ilmu pengetahuan
bisa digunakan oleh setiap pengkhotbah untuk memberitakan kebenaran Firman
Allah.
d. Pengetahuan Umum
Ini penting untuk dimiliki pengkhotbah. Seorang pengkhotbah yang baik memiliki
pengetahuan umum yang memadai. Dengan pengetahuan tersebut ia dapat
menganalisa apa yang sedang terjadi dan kemudian memberi jawab berdasarkan
kebenaran Alkitab.
e.Pengetahuan Khusus
14
Pengkhotbah harus punya spesifikasi. Ini sebuah usulan untuk menghadapi era
globalisasi. Memang seorang pengkhotbah bisa berkhotbah tentang apa saja, tetapi
jika ia belajar untuk memiliki spesialisasi tertentu akan jauh lebih baik. Spesialisasi
menolong dia untuk dapat berkhotbah pada bidang tersebut dengan dalam, luas dan
jitu sehingga khotbah menjadi lebih baik dan efektif.
3. Bakat
Fasih lidah adalah satu karunia. Setiap orang percaya bisa memintanya dari Tuhan.
Seorang Penginjil membutuhkannya agar dapat berkhotbah dengan lebih leluasa. Ada
tiga hal yang harus diperhatikan:
a. Berbahasa dengan lancar, pendengar cepat mengerti
Lancar selain karunia, juga bisa dilatih. Ada seorang mahasiswa sekolah Alkitab yang
bicaranya agak tersendat-sendat seperti mengucapkan "a a a apa itu". Ia malu
ditertawakan terus oleh teman sekelas terutama dalam mata kuliah belajar
berkhotbah. Ia memohon kepada Tuhan dalam doa yang sungguh, ia terus menerus
melatih diri, dan ia meminta teman-teman dekatnya untuk terus mengingatkan dia
jika ia mulai bicara tersendat- sendat. Memang memakan waktu yang tidak sedikit,
perlu ketekunan, namun hasilnya ia kemudian dapat berkhotbah dan berbicara tanpa
tersendat- sendat (gaguk).
b. Bakat berdebat
Mengetahui dengan jelas pengetahuan, lalu mengutarakannya dengan teratur supaya
pendengar memperhatikan pembicaraan kita. Paulus memberitahukan kepada kita
15
supaya taat kepada kebenaran. Bagaimana supaya orang taat kepada kebenaran?
Itulah sebabnya kita perlu bakat berdebat. ( Rom 1:5)
4. Inspirasi
Alkitab memuat banyak kebenaran untuk diberitakan. Perlu inspirasi untuk
menyampaikannya supaya pendengar lebih jelas, menerima dan percaya.
5. Ketrampilan
Berkhotbah adalah ketrampilan. Ketrampilan untuk menunjang khotbah sangat
penting. Oleh karena itu untuk belajar berkhotbah harus juga memperhatikan latihan-
latihan seperti;
a. Ketrampilan Berbicara
Ketrampilan ini merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh seorang pengkhotbah.
Jika seorang ingin belajar berkhotbah, maka ia tidak boleh putus asa dalam memiliki
ketrampilan berbicara. Ketrampilan dapat diperoleh dengan memintanya kepada
Tuhan lalu kemudian melatih diri (ora et labora). Musa pada waktu dipanggil Allah, ia
berkata, "Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau
berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.
Tetapi Tuhan berfirman kepadanya: Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah
yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah
Aku, yakni Tuhan? ( Kel 4:10-11). Tuhan memanggil orang untuk memberitakan
Firman-Nya dan karena itu sebagai konsekuensinya, Ia pun akan memperlengkapi
orang tersebut. Allah dapat memberikan karunia khusus untuk berbicara, namun
16
dalam banyak hal, Ia juga senang jika manusia mempersembahkan yang terbaik bagi
Allah dengan melatih diri untuk memperoleh ketrampilan berbicara dan Ia
memberkati dan memperlengkapinya. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang
pengkhotbah meliputi segi- segi teknik yang harus dikuasai oleh seorang
pengkhotbah, sehingga dapat menghasilkan bunyi atau suara yang baik. Ingatlah
prinsip ini: "Setiap orang bisa berbicara tetapi seorang pengkhotbah harus berbicara
lebih baik dan lebih indah. Segi-segi tersebut menyangkut:
 Volume suara
Volume suara harus wajar. Volume suara yang terlalu kecil atau lemah menyatakan
rasa malu atau takut. Volume suara yang terlalu keras menyatakan rasa tegang,
nervous dan gelisah. Karena itu setiap kali mulai berbicara, adalah penting untuk
mendengar suara sendiri, apakah suaranya cukup, perlu dipertahankan atau
ditingkatkan atau direndahkan sesuai kebutuhan disertai kontrol terus-menerus
agar tetap stabil.
 Sifat suara
Setiap orang mempunyai sifat suara/warna suara yang khas. Jadi tidak perlu
menirukan orang lain.
 Irama suara
Irama suara harus bervariasi agar lebih enak didengar, lebih mudah dipahami dan
tidak membosankan. Irama suara meliputi: kapan harus bicara keras dan kapan
harus bicara pelan, kapan dengan kalimat panjang dan kapan dengan kalimat
17
pendek, kapan cepat dan kapan lambat, kapan turun dan kapan naik, kapan harus
pause/diam sejenak dan kapan dipenggal, dan sebagainya.
 Panjang pendeknya kalimat
Panjang pendeknya kalimat harus melihat kebutuhan. Hal ini berkaitan dengan
tempo bicara. Bagi orang yang cenderung bicara lambat, lebih baik menggunakan
kalimat yang pendek, singkat dan ekspresif sehingga bicara terasa lebih cepat. Bagi
orang yang cenderung bicara cepat, sebaiknya menggunakan kalimat yang panjang
sehingga pendengar dapat mengikuti dengan baik dan memahami maksud kalimat
tersebut.
 Pause dan pemenggalan kalimat
Pause adalah perhentian sejenak (jeda) yang menjembatani peralihan dari fase
yang satu ke fase yang lain. Pause dan pemenggalan kalimat yang benar, penting
sekali untuk menekankan gagasan-gagasan yang perlu.
b. Ketrampilan Olah Vokal
Pengaturan pernafasan dalam berbicara sangat penting. Karena itu perlu latihan
pernafasan agar mampu bernafas lebih panjang dan kemudian mampu berbicara
dengan lebih baik.
c. Ketrampilan Olah Tubuh
Untuk memperoleh sikap tubuh yang baik dalam penampilan tidaklah mudah.
Keseluruhan sikap tubuh seperti: tatapan mata, ekspresi wajah dan gerakan-gerakan
tubuh yang lain merupakan suatu bahasa tanpa kata. Oleh sebab itu, apabila setiap
18
gerakan digabungkan dengan kata-kata secara keseluruhan akan sangat bermanfaat
bagi pendengar. Namun demikian harus sesuai dengan berita yang dibawakan. Hal-
hal yang perlu diperhatikan:
 Sikap berjalan
Melangkahlah dengan penuh kepastian dan percaya diri (karena Tuhan beserta).
Senyumlah dengan hangat serta pancarkan kasih dan keramahan. Waspadalah
dengan gerakan-gerakan yang tidak perlu.
 Sikap berdiri
Berdirilah dengan tegak (tidak membungkuk, miring atau malah bersandar di
tembok atau meja). Berdirilah dengan rileks.
 Pandangan Mata
Pandanglah semua orang secara seimbang, sehingga interaksi berjalan dengan
hangat dan baik. Hindarilah tatapan liar, tatapan yang hanya terfokus pada satu
arah, tatapan ke atas, atau muka menunduk. Pandanglah semua orang secara
merata. Apabila ada orang terlihat, atau sedang berjalan di luar jendela, jangan
sekali-sekali kita meliriknya, karena akan mengganggu konsentrasi baik bagi
pengkhotbah maupun bagi pendengar.
 Ekspresi Wajah
Ekspresi wajah (mimik) sangat dibutuhkan untuk membahasakan maksud dari kata-
kata khotbah yang disampaikan. Jika ingin membawa suasana sukacita,
bersukacitalah. Sebaliknya jika ingin menunjukkan kesedihan tunjukkanlah muka
19
yang sedih atau prihatin. Misalnya, percuma jika jemaat diajak bersukacita padahal
muka pengkhotbah sedang cemberut. Hindarilah mimik yang tegang dan dingin,
tetapi jangan mengobral tawa dan sebagainya yang bisa menimbulkan kesan
murahan. (Band. 2Ti 1:7).
II. 3. Beberapa Hal Bagi Pengkhotbah Untuk Meningkatkan Khotbahnya
1.Banyak membaca khotbah-khotbah orang-orang tersohor.
2.Memperhatikan cara-cara mereka menyelidiki, menyampaikan, struktur, bahasa dll.
Setelah itu perhatikan kelebihan dan kekurangan mereka.
3.Banyak membaca dan mendengar riwayat orang-orang terkenal, bagaimana cara
mereka meningkatkan kemampuan mereka dan sikap mereka ketika berkhotbah dan
setelah berkhotbah.
4.Banyak membaca buku psikologi Kristen dan psikologi pada umumnya yang dipandang
dari sudut iman Kristen. Hal ini akan menolong untuk mengetahui pergumulan manusia
dan karakter serta kebutuhan manusia. Pengetahuan ini akan menolong pengkhotbah
untuk dapat berkhotbah yang menjawab kebutuhan pendengar.
5.Mintalah seorang teman untuk memberitahukan kelemahan kita. Tidak ada orang yang
sempurna karena itu evaluasi sangatlah penting peranannya.
6.Bersyukurlah karena di dalam Alkitab banyak sekali ajaran dan contoh kebenaran.
Karena itu mintalah pada Tuhan untuk mempunyai hati yang tidak cepat puas setelah
menyelesaikan satu penggalian/khotbah yang baik. ( Kel 4:10-11)

20
7.Catatlah peristiwa-peristiwa yang menarik dan mengesankan, apakah itu peristiwa
yang lucu atau yang meyedihkan atau yang mendatangkan semangat. Catatlah kata-
kata yang menarik yang mungkin kita temukan. Semua catatan ini akan sangat
membantu kita dalam mempersiapkan khotbah.
8.Dengarkanlah kaset-kaset khotbah dari berbagai pengkhotbah (jika berbesar hati, juga
dari berbagai aliran), kemudian evaluasilah. Semua ini akan memperkaya metode
khotbah kita.
9.Harus diingat, berkhotbah adalah pekerjaan yang Tuhan berikan pada seorang hamba
Tuhan (pengkhotbah) sepanjang umur, sehingga harus memacu diri untuk selalu
meningkatkan mutu khotbah (inovatif).
II. 4. Bahaya-Bahaya Yang Mengancam Pengkhotbah
Pengkhotbah harus memperhatikan beberapa pokok berikut ini. (1Ti 4:12-16; 1Ko 9:27)
1. Teladan: harus jadi teladan bagi orang lain
Tanpa memiliki keteladanan yang baik, jemaat akan mengalami kesulitan untuk dapat
menerima berita yang disampaikan oleh pengkhotbah. Seorang pengkhotbah yang
tidak bisa mengontrol emosinya mungkin dapat berkhotbah dengan baik, namun
sikapnya itu akan menghalangi jemaat untuk dapat menerimanya dengan baik. Akhirya,
tidak akan sampai pada tujuan khotbah itu sendiri.
2. Bertekun dalam membaca Alkitab
Tanpa pembacaan Alkitab yang teratur, maka berita Firman Tuhan tidak menyatu
dengan kehidupan pengkhotbah dan akhirnya penyampaian Firman Tuhan hanya akan
21
bersandar pada fasih lidah saja. Penghayatan yang kuat akan Firman Tuhan akan
menolong dalam menyampaikan khotbah yang baik.
3.Menuntut kemajuan Dunia yang berkembang dengan cepat menuntut pengkhotbah
juga harus dapat
mengantisipasi perubahan tersebut agar ia dapat menjawab kebutuhan pada
zamannya. Seorang pengkhotbah dapat terjebak kepada kemalasan untuk terus
mengikuti perubahan yang sedang terjadi.
4. Awas soal uang
Seorang yang memiliki motivasi yang murni dapat berubah jika ia mulai terkenal.
Seorang pengkhotbah yang "laris" dapat terjebak ke dalam cinta akan uang atau
khotbahnya dikomersilkan. Jika melayani, ia akan mempertimbangkan apakah dapat
menghasilkan keuntungan materi atau tidak. Tidak heran banyak kasus bahwa
pelayanan yang sudah di terima akan dibatalkan apabila ada permintaan untuk
berkhotbah di tempat yang mendatangkan kehormatan lebih atau uang yang lebih.
Hati-hatilah soal uang. Alkitab berkata, "Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.
Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan
menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka" ( 1Ti 6:10).
5. Awas dalam pengajaran-pengajaran dan pembawaan diri
Alkitab berkata, "... Awasilah ajaranmu... ( 1Ti 4:16):
a.Harus hati-hati jangan sampai diri sendiri ditolak.

22
b. Jangan kebal terhadap Firman Tuhan yang hendak di sampaikan, perhatikan
kepekaan.
6.Jangan sombong bagi yang fasih lidah dan dapat berkhotbah dengan baik; Pengkhotbah
hanyalah alat Tuhan.
7. Mengkhotbahkan secara berulang-ulang khotbah yang sama, karena kemalasan dan
tidak persiapan.
II. 5. Pengkhotbah Dan Persiapannya
1. Persiapan hati dan mental
Semakin banyak berdoa dan bersaat teduh dengan Tuhan menolong untuk semakin
tenang, persiapan yang cukup menolong untuk semakin mantap. Latihan-latihan
menolong untuk semakin terampil sehingga memiliki keberanian untuk tampil di depan
umum.
2. Persiapan sarana dan prasarana
Siapkan beberapa terjemahan Alkitab, lexikon, konkordansi, kamus Alkitab, tafsiran-
tafsiran, koran, majalah, artikel, baik cetak maupun elektronik (tv, internet, dll), ohp,
alat ilustrasi, dan lain sebagainya.
3. Persiapan bahan
Ketahuilah latar belakang, arti dan makna Firman yang dipelajari, struktur, rangkaian
kalimat, karakter orang-orang yang ditulis, dan sebagainya.
4. Persiapan Gaya dan Penampilan

23
Perhatikan kerapian dan keserasian pakaian dan rambut atau apapun asesoris yang
dikenakan. Adalah baik untuk bercermin dahulu sebelum berkhotbah untuk
membenahi apa yang perlu. Kemudian harus selalu memikirkan gaya yang cocok
dengan situasi pendengar (jika perlu dilatih; latihlah!). Semua itu untuk mendukung
berita yang hendak disampaikan dan untuk menambah kepercayaan diri untuk tampil
di muka umum.
Ingatlah dua hal ini; Pengkhotbah yang kurang persiapan akan terlihat di mimbar.
Pengkhotbah yang hidupnya kurang dipersiapkan dengan baik akan terlihat dalam
perbuatannya. Plato berkata, "Jika seorang mau mengenal kebenaran maka ia harus
terus belajar, jika seorang mau mengabarkan kebenaran maka ia harus belajar dua kali
lipat."
II.6. Langkah Dalam Persiapan Naskah Khotbah
1. Tentukan jenis khotbah yang bagaimana yang akan dibawakan
Apakah itu jenis khotbah tekstual, topikal, ekspositori, atau biografi. Pilihan ini
tergantung dari suasana di mana khotbah itu akan disampaikan dan juga kebutuhan
pendengar. Seorang pengkhotbah hendaknya menggunakan semua jenis khotbah
secara bervariasi dalam khotbah-khotbahnya.
2. Tentukan dan rumuskan tujuan
Bagaimanapun hebatnya eksposisi sebuah khotbah atau bahan-bahan khotbah jika
tidak memiliki tujuan sama seperti orang yang berkendaraan dengan mobil mewah
tanpa mengetahui arah yang pasti, yang pasti hanya buang-buang waktu. Tujuan
24
menyatakan apa yang pengkhotbah harapkan terjadi pada pendengar sebagai suatu
hasil dari apa yang dikhotbahkannya. Tujuan tersebut bisa berupa pengetahuan yang
harus dimiliki oleh pendengar dan atau sikap yang harus diambil oleh pendengar.
Namun yang penting diingat adalah tujuan yang dirumuskan janganlah menyimpang
dari tujuan Alkitab yang hendak dibahas, walaupun tentu tujuan Alkitab harus
dikontekstualisasikan dengan benar. Dengan memiliki tujuan yang jelas maka naskah
khotbah dapat dikembangkan dengan baik dan terarah.
3. Pilih dan galilah bagian Alkitab yang akan disampaikan
Perhatikanlah latar belakang penulisan, konteks penulisan, alamat penulisan, tujuan
penulisan, pribadi-pribadi yang muncul, dan arti dari kata-kata penting dalam bagian
Alkitab tersebut. (poin no. 2 dan 3 bisa dibolak-balik tergantung dari jenis khotbah yang
dipilih). Dari penggalian yang baik temukanlah tema atau judul khotbah (kecuali jenis
khotbah topikal/tema yang sudah ditentukan di muka)
4. Buatlah garis besar/struktur khotbah
Perhatikanlah susunannya, apakah sudah sistematis, logis, kesatuan struktur, serta
apakah itu sesuai dengan keutuhan dan tujuan khotbah. Naskah khotbah yang baik
pasti mempunyai struktur yang baik.
5. Carilah ilustrasi, data-data, analogi, contoh-contoh kehidupan yang tepat
Jika semuanya digunakan secara tepat dan dibawakan dengan penghayatan yang dalam
maka poin ini adalah sesuatu bahan untuk mempertajam isi khotbah/ide pikiran yang
hendak disampaikan.
25
6. Buatlah pendahuluan yang menarik dan penutup yang mengesankan
Pendahuluan adalah jendela yang baik agar orang dapat melihat ke dalam isi khotbah.
Penutup membuat orang ingat apa yang sudah didengarnya dan bagaimana bersikap
sesuai dengan khotbah yang baru didengarnya.
7. Rangkailah semua dalam satu kesatuan
Tuliskanlah kembali semua yang sudah dibuat dalam satu kesatuan dari pendahuluan
sampai penutup khotbah. Hal ini akan membantu untuk melihat apakah semuanya
sudah punya hubungan, dan akan terlihat apa yang masih kurang dan apa yang
kelebihan sehingga masih sempat mengurangi atau menambahkan di mana perlu. Hal
ini juga akan membantu pengkhotbah menghafal naskah khotbahnya dan
memperkirakan berapa lama khotbah ini akan disampaikan, untuk kemudian dibuat
penyesuaiannya.
II.7. Persiapan Fisik Dan Psikis
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa anjuran untuk mempersiapkan fisik dan psikis
sebelum tampil untuk membawakan khotbah. Anjuran ini dapat dipergunakan di mana
perlu.
1. Jika kita sudah berdoa dan menggumuli khotbah kita di hadapan Tuhan, kita
seharusnya yakin bahwa Tuhan mau menyertai kita dalam berkhotbah.
2. Jika kita sudah mempersiapkan naskah khotbah secara maksimal dan mencoba
menguasainya, maka kita akan menjadi tenang untuk memulai berkhotbah. Setelah
berdoa dan persiapan yang baik, kita akan menjadi antusias untuk berkhotbah.
26
3. Makanlah yang cukup sebelum berkhotbah, supaya kita memiliki kekuatan yang
memadai dalam berkhotbah. Tetapi jangan makan kekenyangan karena akan membuat
tubuh kita lemah dan akan sulit konsentrasi.
4. Jika kita diundang untuk berkhotbah jam lima atau jam enam pagi (banyak gereja
memiliki jam-jam ibadah tersebut) makanlah sebuah kue dan minum air hangat atau
teh manis hangat.
5. Jika kita masih gugup sewaktu akan mulai berkhotbah minumlah segelas air (coba
pikirkan mengapa orang kaget harus minum air putih terlebih dahulu). Jika hari
tersebut kita berkhotbah sampai lima kali, maka baik jika kita minum sedikit air manis
(sirup /teh) untuk membuat suara kita tidak gampang serak.
6. Pergilah ke toilet sebelum berkhotbah. Hal ini nampaknya remeh tetapi dapat
mengganggu apabila di tengah-tengah khotbah kita harus terdesak untuk buang air
(baik kecil maupun besar)
7. Pergilah menghadap cermin untuk memeriksa kembali penampilan kita secara utuh.
Hal ini akan menolong kita untuk bebas dalam berkhotbah. Misalnya kita sedang
berkhotbah lalu ada kancing baju kita yang terlepas, hal ini dapat mengganggu
konsentrasi orang untuk mendengarkan khotbah kita.
8. Datanglah lebih awal dan rilekslah. Seorang pengkhotbah yang datang agak terlambat
biasanya akan gugup sedikit. Kalau ia tidak gugup paling tidak sudah membuat calon
pendengar merasa was-was.

27
9. Jika kita akan berkhotbah beberapa kali dalam satu hari, ambillah kesempatan untuk
istirahat dan tidak disibukkan dengan pembicaraan dengan orang lain. Kita harus
melatih diri untuk tidak sungkan mengambil waktu istirahat. Semua ini agar khotbah
tetap disampaikan dengan semangat dan antusias dan dengan konsentrasi yang tinggi.
Jika kita berkhotbah sampai empat-lima kali, maka jika kita tidak beristirahat, khotbah
yang keempat dan kelima tersebut sudah sangat berkurang penyajiannya.

28
III. PEMBAGIAN KHOTBAH

III. 1. Khotbah Menurut Gunanya:


1.Khotbah biasa; hari minggu, persekutuan, kebaktian rumah tangga, dll.
2.Khotbah istimewa; kaum bapak, kaum ibu, pernikahan, kematian, dll.
3.Khotbah yang memakai satu tema khusus; Mazmur, Habakuk, atau sebagai preventif
terhadap ajaran sesat seperti Saksi Yehovah, Ajaran Pluralisme, dll. Di sini kita harus
membeberkan kebenaran Alkitab.
III. 2. Khotbah Menurut Isinya:
1. Pertobatan (misal: tema; Lahir Kembali, nats; Yoh 3:16)
2. Penghiburan (tema: Allah mengerti, Rom 8:28)
3. Pemupukan Rohani (sifatnya teguran)
4. Penguraian Alkitab (Eksposisi)
5. Tokoh-tokoh Alkitab (Musa, Paulus, dll.)
6. Dogmatika (Doktrin Keselamatan)
7. Penghidupan (Keluarga, uang, sosial masyarakat, pendidikan, etika, dll.)
8. Kebangunan Rohani/Penyegaran Rohani
9. Natal, Paskah, dll.

29
III. 3. Khotbah Menurut Struktur:
1. Topikal yaitu khotbah yang punya tema, tema dipilih dahulu kemudian
menerangkannya bagian demi bagian. Biasanya berkisar pada sebuah pokok yang
diambil dari dalam atau luar Alkitab, misal; dosa, sorga, kelaparan, pemilu,
hutang/kredit, soal-soal etika, dan sebagainya.
2. Tekstual yaitu khotbah yang berdasarkan nats. Mengambil dua ayat atau lebih dan
kemudian menerangkannya dengan jelas. Tema, kalimat kunci, pokok-pokok pikiran
diambil dari dua ayat ini saja.
3. Ekspositori yaitu didasarkan pada nats Alkitab yang dan pokok-pokok besar serta
pokok-pokok kecilnya diambil dari nats tersebut.
4. Biografi biasanya lebih dari dua ayat. Tema, kalimat kunci, yaitu khotbah tokoh-tokoh
yang ada dalam Alkitab.
5. Seminar yaitu khotbah yang mengambil satu tema khusus dan menguraikannya secara
ilmiah dan diikuti dengan tanya jawab.
Menurut Haddon W. Robinson semua khotbah ini bisa disebut khotbah ekspositori.
Khotbah ekspositori menurutnya merupakan komunikasi atas suatu konsep Alkitab yang
diperoleh dan disampaikan melalui studi historis, gramatikal, dan kesusasteraan atau
suatu perikop sesuai dengan konteksnya, yang pertama-tama diterapkan oleh Roh
Kudus kepada pribadi dan pengalaman pengkhotbahnya, kemudian melaluinya baru
kepada pendengarnya. Jadi apapun bentuk khotbah; apakah itu tekstual, topikal,
ekpositori dalam arti perikop/pasal/kitab, semuanya bisa disebut khotbah ekspositori
30
selama itu bersumber dari Alkitab, ditafsirkan dengan memperhatikan kaidah
hermeneutis yang alkitabiah dan diekposisi dengan benar.
III. 4. Tema Atau Pokok Khotbah
Pengkhotbah harus punya tema khotbah untuk dapat menyusun khotbahnya dengan
baik. Tema juga diperlukan oleh pendengar, karena jika tidak ada tema maka mereka
akan membuat tema sendiri, dan itu bisa membuat kefatalan.
1. Prinsip Pilih Tema
a. Dapat Menarik Perhatian
b. Harus jelas
c. Pendek tapi baik
d. Indah
e. Tepat (harus sesuai dengan isi)
f. Suasana Kristen
g. Persoalan-persoalan yang harus segera dijawab.
2. Hal yang harus dicegah dalam Memilih Tema
a. Artinya tidak jelas
b. Aneh-aneh (misal: Di sini bingung di sana bingung)
c. Tidak Sopan (misal: Orang Pincang)
d. Bersifat menyerang dan atau menyindir seseorang.
3. Sumber Tema dari Alkitab
a.Tokoh-tokoh Alkitab
31
b. Hari Besar Gereja (Natal, Paskah, Pentakosta, dll)
c. Konteks hidup sehari-hari (keluarga, bangsa, pemilu, krismon, dll)
d. Masalah-masalah etika (abortus, perselingkuhan, pajak, suap, dll).
Contoh:
Pasif-Dilahirkan Kembali
Aktif-Setia sampai Mati; Hanya Pandang Yesus; dll
Bersifat 5 w + H-Who, What, Where, When, Why, How
Tekstual- Matius 2:1-12 -Persembahan Orang Majus; 4 Macam Manusia (Herodes,
imam, orang majus, orang Yahudi)
Pertanyaan-Siapakah Yesus Itu?; Apakah Merokok itu Dosa?
Bersifat Argumen-Hanya Satu Jalan
Perbandingan-Sombong dan Rendah Hati
Kalimat tegas-Hai Maut di mana Sengatmu!; Selamatkan Jiwa yang Tersesat!;
engkau Harus Menyembah Tuhanmu!; dll.
III. 5. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang mempengaruhi dalam khotbah. Pendahuluan
menyiapkan pendengar untuk mendengar. Jika gagal di pendahulan, khotbah sudah
separuh gagal. Tugas bagian pendahuluan khotbah pertama-tama ialah menciptakan
keserasian pemikiran antara pembicara dan pendengar, dan menghantar pendengar
masuk ke dalam masalah atau bahan yang akan dijelaskan.

32
1. Tujuan dari pendahuluan
a. Pendahuluan menarik perhatian pendengar untuk berminat terhadap isi khotbah.
b. Pendahuluan mempersiapkan pendengar untuk dapat menerima pesan khotbah itu
sendiri. Karena itu lebih baik jika menyentuh keperluan-keperluan manusia,
membangkitkan motivasi dan semangat.
2. Teknik menjadikan Pendahuluan Efektif
a. Merangsang Perhatian Pendengar
Pada umumnya orang lebih suka berbicara daripada mendengarkan. Apabila tidak
ada pendahuluan yang baik dan menarik serta menantang biasanya pendengar
sudah bosan dahulu. Karena itu merangsang pendengar untuk mau mendengarkan
khotbah perlu dirancang secara baik. Rancanglah pendahuluan yang efektif dengan
ceritera lucu/humor, dengan ceritera yang menyentuh hati, dengan fakta-fakta yang
sedang terjadi, dengan pertanyaan- pertanyaan yang menantang pendengar untuk
mau tahu persoalan yang sedang dibicarakan, dengan pernyataan-pernyataan yang
argumentatif yang membuat pendengar berpikir, semua itu akan membangkitkan
keinginan pendengar untuk mengikuti khotbah lebih lanjut. Intinya, buatlah
pendahuluan yang merangsang akal pendengar, yang menyentuh perasaan
pendengar, yang membangkitkan kehendak pendengar. Pendahuluan khotbah harus
menyebabkan pendengar senang sehingga mereka suka mendengar khotbah
selanjutnya.

33
b. Memancing pemandangan pendengar
Untuk membuat pendahuluan menarik bisa digunakan metode-metode yang
dipandang agak lain oleh pendengar, tapi tetap memperhatikan prinsip bahwa
pendahuluan harus menarik. Kita bisa menggunakan alat peraga atau penjelasan
melalui layar ohp sebagai pendahuluan. Waktu saya kuliah semester pertama di
sekolah alkitab, pada suatu kebaktian minggu, dosen kami membawa pot bunga
yang setinggi lutut dan sudah dicat sehingga menarik dan bagus. Ketika ia di mimbar,
ia mengangkat pot tersebut lalu dibantingkan di lantai, dan pot itupun pecah
berantakan. Ia berkata bahwa seperti pot yang sudah hancur tersebut demikianlah
manusia yang jatuh di dalam dosa. Keadaannya berantakan, tidak tertolong, rusak
total. Pot tersebut tidak bisa diperbaiki kembali kecuali jika pembuatnya melebur
kembali dan kemudian membentuk kembali. Manusia tidak mungkin menjadi baik
dan indah lagi jika ia tidak kembali ke tangan penciptanya. Cara ini sangat menarik.
Contoh lain, ada seorang pengkhotbah yang maju ke mimbar seolah-olah terpeleset
dan nampak jatuh kemudian ia bangun lagi sambil tersenyum (seolah-olah karena
memang ia sengaja) ketika menaiki anak-anak tangga menuju mimbar. Jemaat
tertawa dan sebagian prihatin. Lalu ia berkata, kita bisa terpeleset dan jatuh tapi
tidak harus tergeletak. Mari kita merenungkan Firman Tuhan dengan tema, "Jatuh
tapi tidak tergeletak". Cara inipun menarik. Intinya, selingilah khotbah kita dengan
peristiwa- peristiwa yang tidak biasanya namun dalam batas ketertiban. Atau
gunakan alat peraga lainnya di mana perlu.
34
3. Sifat Pendahuluan yang Baik
a. Singkat
Jika pendahuluan singkat tetapi berkesan, maka orang akan bersemangat, tetapi
jika panjang dan bertele-tele maka akan menciptakan kebosanan.
b. Jelas
c. Menarik (pikiran, perasaan, kehendak)
d. Tidak terlalu lembut berbicara
e. Tidak minta maaf
f. Terlalu menyatakan apa yang akan dibahas
g. Tidak memulai dengan ‘kalau’,’andaikan’.
4. Beberapa Petunjuk untuk Memulai Khotbah
a. Berdoalah dalam hati dan mulailah dengan tenang.
Pikirkanlah bahwa berita Firman Tuhan yang akan disampaikan penting untuk
didengarkan.
b. Mulailah berkata-kata dengan tidak memandang naskah tetapi memandang
pendengar.
c. Berusahalah untuk menarik perhatian pendengar.
d. Bervariasilah dalam setiap memulai khotbah.
e. Mulailah jika seluruh ruangan sudah tenang.

35
III. 6. Penutup
 Penutup menyiapkan pendengar untuk meresponi atau menanggapi khotbah.
 Dari segi informatif, penutup menyimpulkan apa yang sudah dikhotbahkan. Dari segi
persuasif, penutup menantang pendengar untuk berpikir dan melakukan.
 Penutup bisa menjadi bagian yang terpenting dalam khotbah, sebab kata-kata
terakhir biasanya mendatangkan kesan yang dalam.
 Rencanakan bagaimana menutup khotbah agar tidak terbang ke mana-mana.
 Kesimpulan dan aplikasi dari apa yang dikhotbahkan.
 Tidak memberikan konsep baru.
 Ada kesinambungan dengan pendahuluan dan isi khotbah.
 Ada penerapan yang jitu, yang dapat dilakukan pendengar.
 Menjawab pergumulan pendengar.
 Meminta komitmen pendengar.
1. Hal-hal yang dapat dipakai sebagai penutup:
a.pengulangan, terutama poin-poin yang ditekankan
b. kutipan
c. baca puisi
d. cerita/ilustrasi
e.nasihat/tantangan yang sungguh-sungguh
f. visualisasi (bagaimana kebenaran ini bekerja dalam kehidupan nyata)
g.berdoa
36
h. saran apa yang harus ditempuh
i. pertanyaan retoris
j. tantangan
k.pernyataan-pernyataan yang mantap
l. nyanyian
m. amsal, dll.
2. Hindarilah hal-hal ini:
a.Ketidaksinambungan dalam daya tarik.
b. Kesimpulan yang panjang dan bertele-tele.
c. Penutup yang mendadak.
d. Memberikan impresi bahwa kita mau menyimpulkan tapi sebenarnya belum.
e.Monoton.
f. Lawakan/humor.
g.Jangan menyatakan pendapat baru.
Jika sudah berkata, "akhirnya/yang terakhir" biarlah itu benar-benar menjadi yang
terakhir dari khotbah.
III. 7. Ilustrasi
Ilustrasi adalah jendela khotbah. Rumah tanpa jendela bukanlah rumah yang baik
dan ideal, apakah itu dari segi estetika maupun dari segi kesehatan. Demikian juga
dengan ilustrasi, ia adalah bagian kecil dari sebuah khotbah, namun dapat membuat

37
khotbah lebih indah dan menarik, lebih mengesankan, bahkan dapat membuat khotbah
lebih mengena kepada pendengar.
1. Bahan-bahan Ilustrasi
Ilustrasi dapat berupa ceritera, analogi, kata-kata bijaksana, contoh- contoh
kehidupan, puisi, lagu, alat-alat peraga, dan sebagainya yang dapat diambil dari media
audio visual, surat kabar, majalah, buku, dan pengalaman- pengalaman yang terjadi
dalam hidup ini.
2. Fungsi Ilustrasi
a. Membuat khotbah lebih jelas dan mudah dimengerti.
b. Membuat khotbah lebih indah dan mengesankan.
c. Membuat pesan khotbah lebih mudah untuk diterapkan dan dilakukan.
d. Menyatakan suatu contoh kebenaran yang hidup.
e. Sebagai penghubung antara ide khotbah dan penerapan.
f. Memberi saat "istirahat" supaya pendengar merasa senang dan tetap segar.
Ilustrasi bila disajikan dengan cara yang meyakinkan selalu menyegarkan.
3. Sifat Ilustrasi yang baik
a. Tepat dengan isi dan atau poin-poin khotbah.
b. Jelas dan menarik.
c. Singkat dan tdak menghabiskan sebagian besar waktu khotbah.
d. Harus selalu ingat bahwa ilustrasi hanyalah "bumbu" khotbah.
Yang utama adalah isi khotbah itu sendiri.
38
III. 8. Struktur Khotbah
Struktur khotbah adalah garis besar khotbah yang dapat menjelaskan isi khotbah.
1. Pentingnya Struktur Khotbah
a.Membantu pengkhotbah menyusun naskah khotbahnya dengan lebih baik.
b. Membantu untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk berkhotbah.
c. Membuat khotbah nampak lebih teratur, terencana, dan sistematis.
d. Membantu pendengar untuk mengikuti bahkan mengingat khotbah yang
disampaikan.
2. Struktur yang baik
a.Tidak banyak pokok bahasan
b. Mudah diingat oleh pendengar.
c. Terdiri dari statement atau poin yang dapat mewakili isi yang hendak disampaikan.
b. Susunannya harus logis dan berkesinambungan.
3. Model-model struktur
a. Struktur Tiga Bagian;
 Pendahuluan
 Isi
 Penutup.
b. Struktur Lima Kalimat:
 Mengemukakan kesulitan atau ide yang hendak dibahas (kebutuhan
pendengar).
39
 Mengemukakan akibat-akibat dari kesulitan tersebut.
 Memberikan solusi atau jalan keluar atas kesulitan tersebut.
 Sampaikan konsekuensi logis dari solusi yang ditawarkan.
 Berikan tantangan atau dorongan untuk bertindak.
c. Struktur; What, Who, When, Where, How.
III. 9. Penerapan:
Membuat Khotbah Menjadi Relevan
1. Tujuan khotbah bukan sekedar membagi pengetahuan tetapi kehidupan yang serupa
dengan Yesus.
2. Pengkhotbah harus membuat penerapan karena biasanya pendengar tidak membuat
penerapan bagi diri sendiri.
3. Penerapan tidak harus dalam penutup khotbah tapi bisa di sampaikan pada setiap
akhir bagian khotbah.
Ada dua aspek yang harus diperhatikan dalam membuat penerapan:
1. Apa yang harus dilakukan
Pendengar seringkali harus diberitahu tentang apa yang harus dilakukan setelah
mendengarkan khotbah. Seorang pengkhotbah jangan senang jika orang berkata
khotbah tersebut baik (mungkin pikiran, perasaan mereka puas dan disegarkan), tanpa
mereka tahu apa yang harus mereka lakukan. Alasan utama adalah karena khotbah
harus sampai pada perubahan dan peneguhan sikap dari pendengarnya.

40
2. Bagaimana melakukannya
Selain pendengar perlu diberitahu tentang apa yang harus dilakukan, mereka juga
perlu diberitahu bagaimana mereka melakukannya. Misalnya mereka dikhotbahkan
tentang pentingnya doa dan pembacaan Firman Allah. Kemudian mereka diberitahu
bahwa respon yang tepat untuk itu adalah Saat Teduh. Jika hanya berhenti sampai di
situ pendengar seringkali menjadi frustasi, sebab di sisi lain mereka ingin bersaat
teduh, tapi di sisi lain mereka tidak tahu bagaimana melakukan saat teduh. Mereka
perlu diberitahu berapa lama saat teduh, kapan menggunakan saat teduh, bagaimana
melakukan saat teduh yang baik, dan sebagainya.

41
IV. BAGAIMANA MENGEMBANGKAN HOMILETIKA

IV. 1. Khotbah Topikal/Sintetis


1. Cara:
Terlebih dahulu menentukan tema/topik.
Temukan atau rumuskan tujuan khotbah.
Menyusun struktur khotbah.
Kemudian mencari ayat-ayat pendukung.
Berikutnya baru disusui menjadi satu naskah khotbah.
2. Contoh:
Tema: Siapakah Allah?
Tujuan:
a.Jemaat mengerti keberadaan dan makna dari keberadaan Allah.
b. Menguatkan dan menghibur jemaat karena Allah selalu memanifestasikan
keberadaan-Nya terutama kepada orang percaya.
Pendahuluan
Isi:
Allah adalah Roh Yoh 4:24
Allah adalah Terang 1Yo 1:5
Allah adalah Kasih 1Yo 4:8
Allah adalah Api yang menghanguskan Ibr 12:29
42
Penutup
3. Kebaikan/kelebihan:
a.Pengkhotbah bebas menguraikan kebenaran-kebenaran Alkitab. Karena batasannya
sangat luas, pengkhotbah bebas menambahkan atau mengurangi.
b. Cara ini sangat praktis dan membuat khotbah sangat jelas dan teratur.
c. Cara demikian mudah memberi kesan yang dalam bagi pendengar.
d. Melatih daya pikir pengkhotbah.
Cara ini akan membuat pengkhotbah meningkatkan daya pikir, sebab harus terlebih
dahulu menganalisa thema tersebut, kemudian punya pandangan yang tepat.
Cara ini dapat membantu pengkhotbah fasih lidah, terlebih dalam perdebatan.
4. Kekurangan:
a. Cara ini mudah menjebak pengkhotbah memakai pikiran manusia saja.
b. Pengkhotbah cenderung pada pengetahuan dan kepandaiannya saja. Hal ini bisa
mengorbankan kebenaran Alkitab.
c. Pengkhotbah dapat terjebak dengan suka bicara teori dan isue-isue dunia ini
sehingga kurang memperhatikan kerohanian jemaat/pendengar.
d. Mudah mengakibatkan pengkhotbah memperalat Alkitab. Contoh: Bahasa Lidah.

43
IV. 2. Khotbah Tekstual/Analitis
1. Cara:
a.Rumuskan sebuah tujuan.
b. Alkitab sebagai dasar utama. Memilih satu atau dua ayat untuk menjadi bahan
khotbah.
c. Mengeksegese ayat-ayat dengan prinsip hermeneutik yang alkitabiah.
d. Membagi ayat tersebut menjadi beberapa bagian khotbah.
e.Menguraikannya secara bertahap.
f. Kalau pakai cara ini, harus menggunakan ayat yang ada hubungannya satu sama lain.
2. Contoh:
Tema: Eksposisi 1Korintus 13:13 (Tiga hal penting dalam kekristenan)
Tujuan: Jemaat mengerti hal-hal penting dan terpenting dalam kekristenan, dan
menerapkannya dalam kehidupan dalam hubungannya dengan Tuhan dan sesama.
Pendahuluan
Isi:
Iman
Pengharapan
Kasih
Penutup dan penerapan

44
3. Kebaikani/kelebihan:
a. Cara ini dapat memimpin pendengar untuk lebih menghargai Alkitab dan juga
membantu pendengar mengerti kebenaran Alkitab.
b. Mengkondisikan pengkhotbah rajin membaca dan menelaah Alkitab.
c. Alkitab punya wibawa yang tinggi. Orang lain sukar membantah khotbah kita.
Terlebih lagi Alkitab mampu menarik jiwa ke dalam terang Allah.
d. Mempermudah pengkhotbah untuk konsentrasi pada Alkitab. Lebih mudah
menyiapkannya, apalagi bagi orang yang baru belajar khotbah.
e. Membantu pendengar untuk lebih mudah mengerti khotbah kita, sebab diuraikan
ayat demi ayat, kata demi kata sehingga menuntun pendengar untuk mengetahui
Alkitab secara sistimatis. Istimewa bagi jemaat yang berpendidikan rendah.
f. Ayat yang pendek memungkinkan pendengar untuk mudah mengingat dibandingkan
dengan satu pasal atau satu perikop yang panjang.
4. Kekurangan:
a. Kadang-kadang khotbah ini seakan akan dipaksakan, demikian juga uraiannya
dibatasi oleh ayat tersebut.
b. Karena hanya memakai satu-dua ayat saja, kadang-kadang lupa memperhatikan
ayat-ayat di atas atau di bawahnya sehingga salah tafsir. Ini bahaya!
c. Kalau terus-menerus memakai cara ini, pendengar lama-lama bisa bosan.
d. Sebab menguraikan ayat demi ayat sehingga kalimat-kalimat yang akan disampaikan
sudah diketahui atau dihafal oleh pendengar, sehingga hilanglah selera mereka.
45
e. Kadang-kadang satu ayat mengandung banyak ajaran dan pikiran yang sukar
dipersatukan. Karena pengajaran banyak sehingga bagian khotbah tersebut hanya
dijelaskan sedikit, kurang mendalam.
f. Contoh: Buah-buah Roh dalam Galatia 5:22-23.
g. Kadang ada ayat yang pendek dan bagus tetapi tidak ada pembagian yang baik,
kemudian kita bagi secara paksa.
h. Contoh Yoh 19:5b
IV. 3. Khotbah Ekspositori
Kata Ekspositori berarti menjelaskan atau membuka sesuatu sehingga dimengerti
dengan jelas. Khotbah Ekspositori berarti khotbah yang mengupas nas (ayat-ayat yang
diuraikan) sehingga nas tersebut dimengerti dan dapat dipraktekkan oleh pendengar.
Khotbah ekspositori bisa juga disebut khotbah eksposisi karena menerangkan lebih dari
dua ayat, atau satu perikop, satu pasal, dan atau bahkan satu kitab/ surat; apakah itu
kitab yang pendek langsung dikhotbahkan, atau kitab yang panjang yang dikhotbahkan
secara seri.
1. Cara:
a. Memilih satu pasal, satu bagian Alkitab atau satu thema lalu diuraikan secara
ekspositori (lebih dari dua ayat), yang sebelumnya telah dieksposisi.
b. Memilih pokok-pokok besar dan pokok-pokok kecil dari nas yang sudah dipilih.
c. Menerangkan arti utama atau arti dasar dari kata kata atau kalimat dari nas
tersebut.
46
d. Menghubungkan arti nas dengan konteks (sebelum dan sesudah nas)
e. Mempergunakan unsur-unsur penguraian ilustrasi, logika, argumentasi, dan
penerapan untuk menolong pendengar.
2. Contoh:
Tema: 8 Cara Untuk Berbahagia
Tujuan: Mengajarkan jemaat bagaimana caranya merengkuh kebahagiaan yang Tuhan
sudah sediakan.
Nas: Matius 5:1-12
a.Miskin di hadapan Allah-memiliki surga (ayat 3)
b. Berdukacita-mendapat penghiburan dari surga (ayat 4)
c. Lemah lembut-memiliki bumi (ayat 5)
d. Lapar dan Haus akan Kebenaran-dipuaskan oleh Allah (ayat 6)
e.Murah Hati-beroleh kemurahan (ayat 7)
f. Suci-akan melihat Allah (ayat 8)
g.Membawa Damai-disebut sebagai anak Allah (ayat 9)
h. Menderita karena Kebenaran-upah besar di surga (ayat 10-12)
3. Kelebihan:
a.Bahan khotbah dari Alkitab karena itu tidak pusing mencari nas atau pokok untuk
dikhotbahkan. Pasal berikutnya merupakan bahan khotbah selanjutnya.
b. Pengkhotbah akan berkhotbah dari seluruh ayat Alkitab dan bukan dari beberapa
ayat terpisah.
47
c. Pendengar tidak bosan dengan bahan khotbah karena selalu berubah.
d. "Memaksa" pengkhotbah menekankan pokok-pokok yang mungkin dilalaikan di
dalam metode khotbah lain.
e.Menglong pengkhotbah menjadi ahli dalam doktrin dan pengajaran di seluruh
Alkitab.
f. Membantu pendengar untuk memiliki pengetahuan yang luas dari Alkitab karena
mengerti arti sebenarnya, menghormati Alkitab, dan mendorong untuk rajin
menyelidiki Alkitab.
4. Kekurangan:
a. Pengkhotbah sering tidak lagi siap dengan khotbahnya.
b. Sering sulit menyesuaikan dengan konteks zaman.
c. Ada kemungkinan yang diuraikan terlalu panjang sehingga pendengar menjadi
bosan.
d. Misal: berkhotbah dari Mazmur sedikitnya memerlukan tiga tahun.
e. Ada bagian Alkitab yang tidak bisa dipaksakan dengan cara ini. Misal: Amsal.
f. Dengan cara ini pokok pembicaraan sukar berubah. Kalau kita akan menegur dosa
akan sulit menyelipkan penghiburan didalamnya.
IV. 4. Khotbah Biografi
Khotbah biografi adalah khotbah yang membahas seorang tokoh dalam Alkitab untuk
kemudian menarik pelajaran yang penting dari kehidupan tokoh tersebut.
1. Cara:
48
a. Tentukan tokoh yang akan dibahas, mis; Daud, Saul, Salomo, Petrus, dll.
b. Cari semua bagian Alkitab dan ayat yang membahas tentang dia.
c. Ketahui latar belakangnya secara lengkap. Apa status sosialnya, bagaimana
keluarganya, pendidikannya, dalam situasi dan kondisi yang bagaimana ia
dibesarkan, hidup, pekerjaan dan pelayanannya, dan sebagainya.
d. Dari semua yang didapat tariklah sifat-sifatnya yang baik maupun yang jelek, positif
maupun negatif.
e. Pelajarilah apa sebenarnya yang menjadi rahasia keberhasilannya atau
kegagalannya.
f. Tentukan tekanan apa yang hendak ditonjolkan kemudian buatlah strukturnya.
Struktur harus sesuai dengan apa yang hendak ditekankan.
g. Setelah itu perlu dibumbuhi dengan ilustrasi atau contoh hidup untuk
mengkaitkannya dengan keadaan jemaat sekarang.
2. Contoh:
Tema: Barnabas, Sang Anak Penghiburan
Nas: Kisah 4:36-37
Struktur/skema: Pendahuluan
Isi:
a. Barnabas memiliki kemurahan hati ( Kis 4:36-37).
b. Barnabas memiliki kebesaran hati ( Kis 9:26-27; 15:37-39)
c. Barnabas terkenal kebaikannya ( Kis 11:19, 24)
49
Penutup dan penerapan
3. Kelebihan:
a. Sejarah hidup manusia selalu menarik perhatian orang dan karena itu orang gemar
mendengarnya.
b. Memberi informasi tentang pengalaman hidup manusia; pengalaman itu penting.
c. Memberi ilham dan mendorong jemaat untuk maju.
d. Jemaat lebih mudah meneladani sikap atau karya yang pernah dikerjakan oleh
seseorang.
e. Dalam khotbah ini sifat manusia dalam berbagai corak dan keadaan dapat
dinyatakan sehingga tiap pendengar dapat menguji dirinya sendiri dan mengenal
sifatnya dengan sebenarnya.
4. Kekurangan:
a. Jenis khotbah ini hanya cocok untuk menjadi jenis khotbah selingan untuk
menyegarkan jemaat.
b. Kebanyakan hanya mengandung suatu sikap dan karakter hidup, tidak menjelaskan
doktrin atau ajaran yang sehat tentang pokok iman Kristen.
IV. 5. Rencana Bicara Yang Menarik
1. Antusias
Berkhotbah secara antusias bukan berarti harus dengan suara yang keras. Pada sisi
lain ada orang yang berkhotbah seperti pembaca berita, tanpa ekspresi yang
mendalam. Yang lain lagi lebih menekankan isi dan struktur serta bobot khotbah, soal
50
cara penyampaian bukanlah hal yang penting. Berkhotbah secara antusias berarti
berkhotbah dengan jiwa. Penjiwaan terhadap naskah yang disampaikan itu sangat
penting. Sampaikan khotbah dengan menganggap khotbah tersebut memang telah
merubah hidup kita sendiri, dan yakinilah bahwa apa yang hendak kita sampaikan
adalah berita yang sangat urgen untuk didengar. Dengan demikian khotbah
disampaikan dalam suasana yang segar dan penuh semangat, yang dapat dilihat oleh
semua orang.
2. Variasi/intonasi
Jika khotbah disampaikan dengan antusias, hal berikut adalah intonasi suara kita.
Kapan khotbah disampaikan dengan suara keras, kapan disampaikan dengan suara
pelan, kapan harus jeda. Jika intonasi tidak diperhatikan orang tidak tahu mana yang
menjadi tekanan dan selanjutnya orang akan mulai bosan.
3. Responsif
Jangan sampai khotbah itu monoton serta membosankan, sebab jika demikian
persiapan khotbah akan tidak efektif dan pendengar kehilangan berkat dari Firman
Allah yang disampaikan. Pengkhotbah perlu memperhatikan sorot mata, posisi badan
(bahasa tubuh), apakah pendengar berkonsentrasi atau tidak. Jika mereka mulai
terasa berat mendengarkan uraian doktrinal, selingi dengan ilustrasi, contoh-contoh
kehidupan atau juga analogi. Jika pendengar mulai hanya memikirkan ilustrasi,
contoh, atau analogi, berikan wawasan atau isi yang mendalam. Perhatikanlah waktu,
mungkin pendengar mulai bosan karena khotbah yang terlalu panjang sedangkan
51
mereka sudah menghitung-hitung waktu untuk keperluan yang lain lagi. Rencanakan
dengan matang untuk membuat khotbah tidak disampaikan dengan monoton dan
membosankan.
4. Gunakanlah kalimat-kalimat pendek
Kalimat yang panjang-panjang akan membuat orang sulit menangkap dengan baik apa
yang sedang mereka dengar. Kalimat-kalimat pendek membuat pendengar mudah
menangkap dan juga mudah mengingat apa yang sedang dikatakan oleh pengkhotbah.
5. Tampilkanlah diri sendiri
Jangan senang disebut Yunior dari orang-orang yang terkenal. Misalnya murid
pengkhotbah A sangat mengagumi gurunya kemudian ia berusaha untuk bergaya
seperti gurunya sehingga orang kemudian menyebutnya pengkhotbah A yunior. Tuhan
menciptakan setiap orang unik, itu berarti Tuhan punya maksud dibalik setiap
keunikan yang dimiliki seseorang untuk kemuliaan-Nya. Jika seorang pengkhotbah
senang menjadi yuniornya pengkhotbah idola, maka sesungguhnya ia kehilangan
banyak hal apabila ia tampil sesuai dengan gaya dan karakternya sendiri. Selain itu
orang bisa mentertawakan apabila ia tampil tidak sesuai dengan pengkhotbah yang
sedang ia tiru. Ingatlah bagaimanapun pandainya seseorang meniru tidak akan pernah
sama seperti yang ditiru, karena setiap orang unik di hadapan Allah.

52
IV. 6. Membawakan Khotbah
1. Berkhotbah dengan membaca naskah
Khotbah disampaikan dengan membaca naskah yang sudah ada. Cara ini dapat dilihat
dalam siaran berita di televisi. Cara ini sering digunakan oleh para politisi. Ini adalah
cara yang paling jelek dalam membawakan khotbah. Dengan membaca naskah, maka
khotbah menjadi tidak komunikatif sehingga sangat membosankan. Namun khotbah
ini baik jika digunakan dalam siaran radio atau acara-acara kenegaraan yang
membutuhkan keakuratan dan kalimat yang teratur dan tanpa salah serta dapat
dipertanggungjawabkan jika sewaktu-waktu terdapat masalah.
2. Khotbah tanpa membaca naskah
Ada pengkhotbah yang berbicara tanpa membaca naskah sama sekali. Ia juga tidak
membawa struktur khotbah di mimbar. Ada orang menggunakan cara ini dengan
berkata bahwa nanti Roh Kudus akan menolong apa yang harus ia katakan. Seringkali
ungkapan tersebut adalah alasan karena ia malas mempersiapkan khotbah. Namun
jika tulisan yang hendak dikhotbahkan sudah dibaca berulang-ulang baik juga untuk
sekali-sekali berkhotbah tanpa membaca naskah terutama untuk khotbah yang
singkat. Khotbah ini akan menjadi baik untuk dibawakan jika naskah sudah dihafalkan.
Jika tidak demikian, akan kesulitan dalam mengontrol dan merencanakan waktu
berbicara dengan baik, khotbah dapat terbang ke mana-mana tanpa sistimatika yang
jelas, khotbah dapat tanpa kesinambungan. Apabila alokasi waktu untuk berkhotbah

53
disediakan enam puluh menit, maka khotbah tanpa membaca naskah seringkali adalah
khotbah yang tidak jelas tujuannya.
3. Khotbah yang berdasarkan struktur
Ini adalah jalan tengah dari kedua kemungkinan di atas namun sebelumnya lebih baik
jika bahan khotbahnya dibaca berulang-ulang. Struktur/garis besar khotbah sangat
membantu untuk tetap berada pada jalur yang sudah disiapkan. Khotbah menjadi
komunikatif karena ada kontak mata dengan pendengar, gaya berkhotbah dapat lebih
rileks dan luwes. Cara ini akan menolong untuk terus memantau reaksi pendengar,
dan hal tersebut akan mendorong untuk membawakan khotbahnya secara lebih hidup
dan menarik. Setiap orang yang belajar berkhotbah hendaknya melatih diri untuk
membawakan khotbah dengan cara ini. Namun sekali lagi, lebih baik lagi jika alur dan
struktur khotbah sudah dikuasai dan dihafalkan sambil selalu mengingat alokasi waktu
yang disediakan untuk berkhotbah.
IV. 7. Latihan Menjelang Khotbah
1. Menguasai bahan khotbah
Sebaiknya pengkhotbah menguasai bahan khotbahnya sebelum ia mulai berkhotbah.
Tuliskanlah naskah khotbah secara lengkap kemudian bacalah berulang-ulang. Hal ini
akan sangat membantu untuk mengingat alur khotbah yang hendak disampaikan dan
penghayatannya. Jika terdapat kutipan puisi atau kata-kata kebijaksanaan, tuliskanlah
secara lengkap dan cobalah menghafalkannya. Jika tidak dapat menghafalkannya,

54
bacalah dengan baik agar tidak salah dalam mengucapkannya dan menimbulkan salah
pengertian.
2. Hafalkanlah struktur atau rumusan khotbah dengan baik
Jika struktur atau rumusan khotbah sudah dihafal, latihlah untuk mengingat isi dan
tekanan dari setiap struktur. Letakkanlah struktur tersebut di depan dan mulailah
berlatih khotbah sambil sesekali melihat pada struktur. Hal ini akan sangat menolong
agar khotbah tidak lari ke mana-mana karena sudah asyik berbicara.
3. Latihan Membaca Cepat
Pengkhotbah pemula khususnya, harus melatih diri untuk dapat membaca cepat
dalam waktu pandangan mata ke naskah khotbah yang sedemikian singkat sambil
terus berbicara. Hal ini akan sangat membantu agar komunikasi dengan pendengar
tidak terganggu gara-gara tidak dapat membaca naskah khotbah secara cepat dan
tepat.
4. Memberi tanda pada Naskah
Tanda pada naskah untuk memberi tekanan yang tepat. Jika pengkhotbah ingin kata-
kata tertentu atau bagian tertentu memperoleh tekanan, maka tanda-tanda seperti
melingkari kata atau kalimat yang penting, menggarisbawahinya, atau ditulis dengan
huruf yang agak berbeda, atau juga di blok dengan warna-warna tertentu akan sangat
membantu. Cara ini akan menolong kapan suara harus keras atau perlahan, kapan
kata- kata diucapkan secara tepat (misalnya kutipan Firman Tuhan jangan sampai
salah sebut). Kapan harus memberi ilustras/contoh dan sebagainya.
55
5. Memperhatikan Waktu
Pembicara harus tahu berapa lama khotbahnya disampaikan dan kapan waktu ia harus
berhenti. Jangan sampai karena keasyikan bicara lupa waktu untuk berhenti. Hal
tersebut dapat membuat khotbah yang baik jadi tidak diingat karena orang mulai
menggerutu dan bosan.
6. Latihan berkhotbah
Jangan alergi untuk melatih diri dengan mengkhotbahkan naskah khotbah yang sudah
disiapkan. Latihan dapat dilakukan di depan cermin sambil melihat mimik muka, gaya
dan penampilan. Kalau ada tape recorder, rekamlah dan setelah itu evaluasilah. Tentu
cara ini sangat menyita waktu namun akan sangat membantu, terutama jika kita
belum berpengalaman. Jika di antara sesama murid kelas berkhotbah, maka latihan
dapat dilakukan di depan teman- teman.
VI. 8. Menghadapi Khotbah Mendadak
1. Mengapa ada khotbah mendadak?
a. Seringkali khotbah mendadak muncul karena ada peristiwa-peristiwa mendadak
atau ada keadaan genting. Misalnya ada orang meninggal, ada orang hampir
meninggal. Jika permintaan seperti ini datang, maka adalah kurang bijakjika kita
menolaknya.
b. Ada pengkhotbah yang sudah disiapkan sebelumnya mendadak berhalangan.
Pengkhotbah itu juga manusia yang sewaktu-waktu dapat mengalami masalah.
Misalnya, pengkhotbah yang sudah disiapkan sakit, kecelakaan, atau ada
56
keluarganya yang sakit tiba-tiba atau kedukaan tiba-tiba. Jemaat yang
menantikannya pasti akan kebingungan, maka ia akan mencari pengganti.
2. Kiat menghadapi khotbah mendadak
Setiap pengkhotbah sulit menghindari untuk sewaktu-waktu diminta berkhotbah
secara mendadak. Daripada selalu menolak atau selalu menerima tapi hanya asal
khotbah maka buatlah:
a.Jika ada waktu luang buatlah naskah-naskah khotbah. Setiap kali merenungkan atau
menyelidiki bagian-bagian Alkitab buatlah catatan- catatan dan jika waktu
memungkinkan tuliskanlah itu menjadi naskah khotbah. Manfaatkanlah waktu
dengan baik untuk juga punya waktu memperbaiki naskah khotbah tersebut. Sikap
ini akan menolong terutama dalam menghadapi permintaan mendadak.
b. Ingatlah sewaktu-waktu orang dapat mengalami kesialan atau kedukaan. Jika hal
ini diingat maka cobalah untuk membuat khotbah-khotbah dalam hubungannya
dengan kematian, penghiburan, tutup peti, dan sebagainya. Jika ada permintaan
khotbah karena peristiwa yang sifatnya mendadak, maka hanya tinggal buka bank
khotbah tersebut kemudian didoakan dan pilihlah mana yang tepat dengan konteks
saat itu.
c. Ingatlah ini juga kesempatan baik untuk bersaksi tentang nama Tuhan. Jangan
mudah menolak khotbah mendadak karena yang meminta biasanya ada dalam
kebingungan. Jika melalui kita ia tidak terus bingung bukankah ini juga berarti kita
sudah menolong orang lain. Selain itu pikirkanlah, jika kita menolak maka akan ada
57
banyak orang yang mungkin datang, tidak mendapatkan Firman Tuhan padahal
mereka sudah siap untuk mendengarkannya. Ingatlah Tuhan akan selalu menolong.
Alkitab berkata, "Jangan kamu kuatirkan bagaimana dan apa yang harus kamu
katakan" (#/TB Mat 10:19).
d. Tangkaslah. Kita harus cepat berpikir tentang khotbah yang harus disampaikan.
Berusahalah untuk membuat naskah khotbah sesuai dengan tema yang sudah
mereka tetapkan (tentu jika masih cukup waktu untuk persiapan). Kita perhatikan
sifat kebaktian tersebut, orang-orangnya, situasinya. Apakah kita harus khotbah
pengajaran atau penghiburan. Buatlah kesimpulan yang cepat.
e.Jika waktunya betul-betul singkat (Jawa: mepet) khotbahkanlah yang sudah pernah
kita khotbahkan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada orang yang
mengundang.

58
V. HUKUM BERKHOTBAH

V. 1. Bergantung Penuh Pada Kuasa Roh Kudus


Berkhotbah tidak sama dengan pidato. Pidato membawakan ide-ide yang dirangkum
sedemikian rupa untuk menjawab persoalan-persoalan yang muncul atau yang diangkat
serta mencari jalan keluarnya. Jawaban-jawaban bisa hanya berlandaskan hikmat
dunia/manusia saja. Sedangkan khotbah hampir sama dengan pidato tetapi seluruh
jawaban atas persoalan yang diangkat semuanya berdasarkan atau dalam terang Firman
Tuhan. Karena sumbernya adalah Firman Tuhan, maka bergantung kepada yang empunya
Firman itu sendiri adalah cara yang paling bijak.
V. 2. Alkitab adalah Jawaban
Tuhan sudah menyediakan semua jawaban atas semua pergumulan hidup manusia, yang
semuanya lengkap dalam Alkitab. Masalah hubungan antarsesama, masalah- masalah
etis dan moral, pertanyaan mengenai bagaimana cara berbahagia, bagaimana nasib
setelah kematian, hubungan dengan Allah atau dengan setan, Alkitab adalah jawaban
untuk semua pertanyaan tersebut.
V. 3. Yesus adalah sentral berita khotbah
Berita utama dalam Alkitab adalah Yesus Kristus baik itu pribadi ataupun karya-Nya. Itu
sebabnya maka berita dalam khotbah juga harus berpusat kepada pribadi dan karya
Yesus. Khotbah-khotbah etik dan moral seringkali membuat sentral berita dilupakan.

59
Apakah itu khotbah yang bersifat etik, moral, cara hidup, hubungan dengan sesama dan
sebagainya, semuanya harus berpusat kepada Kristus.
V. 4. Berkhotbah yang sesuai Kebutuhan
Tiap-tiap orang selalu memberi perhatian kepada hal-hal yang kena mengena dengan
kepentingannya sendiri. Sampaikanlah yang sesuai kebutuhan. Dengan demikian
pengkhotbah harus selalu berusaha untuk mengetahui kebutuhan calon pendengarnya.
V. 5. Kepandaian Berbicara dapat dipelajari
Tuhan menciptakan manusia dengan memberikannya juga bakat dasar untuk berbicara.
Bakat ini harus dimunculkan, dibina dan dilatih. Setiap orang yang belajar berkhotbah
harus tekun dan teratur dalam mengasah dan melatih bakatnya untuk dapat menjadi
pembicara yang trampil. Orang yang belajar berkhotbah harus memiliki kerinduan yang
besar untuk mendapatkan ketrampilan berbicara. Tekad tersebut penting untuk dimiliki
sebagai bekal menghadapi kesulitan demi kesulitan yang mungkin muncul dalam proses
untuk mendapatkan ketrampilan berbicara tersebut. Setiap orang dapat meningkatkan
ketrampilan berbicara. Oleh karena itu teruslah belajar untuk semakin baik.
V. 6. Rawat dan Binalah Suara
Suara adalah alat yang penting bagi pengkhotbah, karena itu harus selalu dirawat. Suara
dapat menjadi kurang jelas didengar karena kurang perawatan. Selain itu suara harus
dibina. Bernafaslah sedalam mungkin, gerakkanlah bibir dan lidah, perhatikan secara
teliti bunyi vokal dan konsonan. Belajarlah berbicara secara tepat dan taratur. Jika suara
terdengar kurang jelas binalah dan latihlah agar terdengar jelas. Jika suara menjadi serak,
60
segeralah untuk tidak mengkonsumsi makanan yang berminyak dan berusahalah untuk
memulihkannya.
V. 7. Perasaan Cemas?
Jika kita sudah mempersiapkan diri secara matang baik naskah khotbah, persiapan gaya
dan fisik, maka jangan putus asa jika ada perasaan cemas sebelum berkhotbah. Itu adalah
hal yang alami dan manusiawi. Melalui pengalaman disertai doa, perasaan itu berangsur-
angsur akan lenyap. Namun pada sisi lain, saya pikir lebih baik jika seorang pengkhotbah
memiliki perasaan sedikit cemas sebelum berkhotbah supaya ia terus bergantung kepada
kuasa Roh Kudus dengan terus berdoa.
V. 8. Berkhotbah itu bukan membaca
Seorang pengkhotbah yang baik, hal yang penting adalah tidak membaca naskah
khotbahnya. Karena itu ia perlu terlebih dahulu menguasai naskah khotbahnya dengan
baik beserta alur pikiran yang hendak disampaikan. Naskah khotbah atau struktur
khotbah harus ada di depannya, tetapi bukan untuk dibaca terus. Naskah tersebut
digunakan untuk melihat sekali-sekali dan juga sebagai kontrol apa khotbah masih tetap
sesuai dengan yang direncanakan atau sudah mulai menyimpang. Oleh karena itu perlu
dilatih dan dipersiapkan sebaik mungkin. Hal ini sangat baik karena tetap dapat membina
kontak mata dengan pendengarnya. Ia merasakan makna kata-katanya, memberi
tekanan yang tepat dan memperhatikan dinamika bicaranya sehingga khotbahnya
menarik. Khotbah dengan terus membaca naskah sangat membosankan pendengar dan
akhirnya tujuan khotbah tidak dapat tercapai.
61
V. 9. Rumuskan tema khotbah secara baik
Seorang pengkhotbah yang baik harus sanggup merumuskan tema secara baik, dengan
kata-kata yang singkat, padat dan mengesankan. Tema yang baik tidak berisi banyak
pokok bahasan, ia hanya berisi satu atau dua pokok bahasan namun dirumuskan dan
diulas secara tajam.
V.10.Khotbah harus memiliki struktur yang jelas
Struktur khotbah yang jelas akan sangat membantu untuk berbicara dengan lebih efisien
dan efektif. Selain itu akan memudahkan pendengar menangkap khotbah kita. Mari ingat
bahwa semua yang teratur akan lebih mengesankan dan lebih meyakinkan.
V.11.Pendahuluan dan penutup yang baik
Pendahuluan dan penutup khotbah tidak boleh diabaikan peranannya. Tanpa
pendahuluan yang menarik, seringkali mengurangi minat pendengar terhadap isi yang
akan disampaikan. Tanpa penutup yang baik seringkali mengurangi kesan khotbah itu
sendiri. Mengawali khotbah dapat digunakan cerita yang menarik, pertanyaan-
pertanyaan yang memancing, juga pernyataan-pernyataan yang baik. Demikian juga
dengar penutup khotbah harus mengesankan dan menantang pendengar untuk
melakukan Firman Allah yang baru didengarnya.
V.12.Orientasi pada Tujuan
Seorang pengkhotbah yang baik harus ingat bahwa dia bukan hanya menyampaikan
Firman Allah lewat khotbahnya tapi juga membimbing para pendengarnya untuk sampai
kepada tujuan khotbah tersebut. Ia harus berusaha supaya apa yang sudah disiapkan
62
dapat disampaikan dengan meyakinkan. Minta Roh Kudus menolong agar kata-katanya
dapat menyentuh hati pendengarnya dan dapat mempengaruhi mereka mengambil
keputusan untuk bertindak. Oleh karena itu perlu cukup pengetahuan baik yang
bersumber dari Alkitab maupun dari dunia sekitarnya. Kedepankan argumentasi yang
meyakinkan untuk mencapai hasil yang efektif. Carilah efektifitas dan bukan
aplaus/tepuk tangan orang. Bangkitkan pada pendengar Anda tindakan konkrit dan
bukan hanya sekedar semangat. Jika demikian maka khotbah akan menjelma ke dalam
tindakan pendengarnya. Berkhotbahlah dengan terus berorientasi pada tujuan tersebut.
V.13.Semua Pernyataan harus punya argumentasi
Menyebut tujuan khotbah tanpa ditopang dengan argumentasi yang baik, tidak akan
membawa efek yang banyak. Oleh karena itu yang harus dilakukan adalah membeberkan
argumentasi yang mantap dan menunjukkannya secara meyakinkan. Arahkanlah khotbah
kata-kata kepada budi pekerti pendengar sambil menyentuh perasaan hati mereka dan
kobarkanlah semangat mereka. Argumentasi harus disiapkan, dan siagalah ketika
khotbah tersebut menimbulkan pertanyaan- pertanyaan. Jawablah dengan baik tanpa
harus menyalahkan dan merendahkan pihak penanya.
V.14.Khotbah adalah kesenangan Pengkhotbah
Tuhan meminta murid-Nya untuk memberitakan kabar baik. Hal ini bukan dimaksud agar
setiap kabar yang diberitakan direspon baik. Tuhan hanya minta untuk memberitakan
kabar dan menjadi saksi-Nya. Itulah sebabnya seorang pengkhotbah harus cukup senang
bahwa Tuhan sudah memakai ia untuk berkhotbah. Pengkhotbah wajib berusaha sekeras
63
mungkin tapi Tuhanlah yang berkuasa atas firman-Nya. Jangan menjadi kecewa karena
orang menolak khotbah saudara, asalkan itu sudah disiapkan secara serius dan sungguh-
sungguh untuk kemuliaan Tuhan. Nabi Yeremia berkhotbah puluhan tahun tapi tidak ada
yang bertobat karena kehendak Tuhan lain dari yang diharapkan oleh manusia.
Pengkhotah harus senang karena menyampaikan khotbah. Demosthenes, seorang orator
terkenal pada zaman Yunani kuno, ketika ditanya apa yang paling mendatangkan
kesukaan dalam berpidato, menjawab: "Yang mendatangkan kesukaan adalah pertama,
membawakan pidato; kedua, membawakan pidato dan ketiga, membawakan pidato.
Senang berkhotbah bukan berarti tanpa persiapan yang maksimal. Pengkhotbah senang
karena ia punya kesempatan berkhotbah dan dipakai oleh Allah untuk menyampaikan
firman-Nya.
V.15.Bicaralah dengan jelas
Berusahalah untuk berbicara sejelas mungkin. Pakai kalimat yang sederhana yang
gampang dimengerti. Gunakan contoh konkrit, analogi, ilustrasi untuk memperjelas
maksud khotbah. Pakailah pengulangan namun usahakan dengan formulasi yang
berbeda. Hindari kata-kata yang tidak dimengerti oleh pendengar, atau jelaskanlah jika
bertemu dengan kata-kata yang mungkin sulit dimengerti oleh pendengar. Perbanyaklah
perbendaharaan kata. Jika orang yang belajar berkhotbah adalah tipe orang melafalkan
bicaranya kurang jelas bagi kebanyakan orang hendaklah ia berlatih. Jika ada orang yang
memiliki tipe bicara terlalu cepat hendaklah ia melatih diri. Jika bertipe berbicara terlalu

64
lambat hendaklah ia melatih diri. Tuhan akan memampukan seorang untuk kemuliaan
nama-Nya.
V.16.Teruslah berlatih
Berkhotbah adalah satu kesanggupan dan ketrampilan praktis. Kepandaian dan
ketrampilan berbicara hanya bisa diperoleh melalui berlatih dan terus mencoba tanpa
menjadi putus asa. Ini satu kebenaran sejarah sejak dua ribu tahun lalu. Cicero, ahli
pidato berkebangsaan Romawi, menulis, "Saya berusaha dengan penuh semangat; saya
menulis dan mengkonsepkan rancangan pidato; namun saya tidak merasa puas dengan
latihan berbicara. Siang dan malam budiku berkecimpung dengan ilmu pengetahuan
Jesse Jackson, seorang calon Presiden Amerika 1994 dari golongan kulit hitam, mencoba
berjuang untuk menang dalam pemilihan presiden. Akhirnya ia gagal jadi presiden.
Namun ia punya pernyataan yang indah, katanya, "Jika kamu berlari kamu mungkin
kalah, tapi jika kamu tidak berlari kamu sudah kalah sama sekali" Setiap pengkhotbah
harus selalu meningkatkan pengetahuannya dan ketrampilannya. Oleh sebab itu
berusahalah dan teruslah berlatih, dan teruslah mencoba.
V.17.Jangan kecewa jika diremehkan tetapi jangan pula sombong jika dipuja
Ingatlah hal ini, sepandai-pandainya kita berkhotbah, masih saja ada yang meremehkan
dan mengkritik. Namun juga, sekurang-kurangnya kita berkhotbah, masih saja ada yang
merasa diberkati. Pengalaman pribadi saya dan juga banyak pengkhotbah telah
membuktikan hal ini. Yang paling penting kita memegang prinsip bahwa khotbah harus
kita siapkan semaksimal mungkin dan digumulkan di dalam doa. Jika hal itu sudah kita
65
lakukan, maka jangan menjadi kecewa karena masih ada yang menolak, atau mengkritik
khotbah kita. Bersyukurlah, sebab dengan demikian kita tahu bahwa ternyata khotbah
kita masih memiliki kelemahan, karena itu kita harus terus memacu diri dan terus
bergantung pada kuasa Roh Kudus. Di sisi lain, jika orang memuja khotbah kita, janganlah
sombong. Ingatlah bahwa kita hanyalah alat di tangan Tuhan yang empunya firman yang
kita khotbahkan. Semua yang diberikan kepada kita adalah anugerah Tuhan sendiri.
V.18.Khotbah bukanlah alat mencari uang
Seorang pengkhotbah dapat terjebak untuk menjadikan khotbah sebagai alat untuk
mendapatkan keuntungan. Kita berkhotbah karena Tuhan yang suruh. Kita berkhotbah
karena kita rindu agar orang diberkati, disadarkan, dimotivasi, dihibur, dikuatkan, oleh
Firman Tuhan yang kita sampaikan. Pengkhotbah bukanlah penjual jasa, karena itu ia
harus tetap pada motivasi yang murni, yaitu, "Semuanya untuk kemuliaan Tuhan".

66
VI. CONTOH-CONTOH KHOTBAH

VI. 1. Khotbah Biografi


judul/Tema: Barnabas; Sang Anak Penghiburan.
Nas: Kisah 4:36-37

Struktur/skema:
Pendahuluan
Isi:
a. Barnabas memiliki kemurahan hati ( Kis 4:36-37).
b. Barnabas memiliki kebesaran hati ( Kis 9:26-27; 15:37-39)
c. Barnabas terkenal kebaikannya ( Kis 11:19, 24)
Penutup dan penerapan

Pendahuluan:
Suatu saat perjalanan saya terhambat karena banyak orang berkumpul di depan
kampus. Orang-orang tersebut sedang antusias mendengarkan orasi yang disampaikan
pada acara mimbar bebas di panggung di depan kampus. Saat itu adalah saat menjelang
pemilu di mana kemungkinan besar akan melahirkan seorang pemimpin baru, presiden
ke empat. Dengan terpaksa saya ikut mendengarkan orasi tersebut yang ternyata cukup
67
menarik. Orator itu berkata, Saudara-saudara kita telah tiga kali memiliki presiden;
Presiden pertama kita adalah penakluk perempuan. Presiden kedua kita adalah takut
perempuan (golongan suami takut istri), Presiden ketiga kita seperti perempuan (dalam
konotasi negatif), karena itu saudara-saudara marilah kita mengharapkan agar presiden
keempat adalah Perempuan beneran.
Saudara, fakta ini betul bahwa orang juga dikenal dari apa yang dilakukannya. Hari
ini kita belajar seorang tokoh yang namanya kurang diperhitungkan, namun
sesungguhnya ia adalah orang yang sangat berperan penting dalam sejarah kekristenan
mula-mula. Ia adalah Barnabas, Sang Anak Penghiburan. Kata Barnabas memiliki arti
anak nabi/nubuat dan salah satu pekerjaan nabi adalah untuk menegur dan juga
menghibur. Itulah sebabnya mengapa orang menyebutnya anak penghiburan. Ia berasal
dari golongan imam. Perannya begitu penting sehingga ia dipercaya bahkan dihormati
oleh para Rasul. Begitu dihormatinya sehingga ia sendiri disebut rasul ( Kis 13:43).
Sebutan ini menjadi sangat terhormat justru karena ia sendiri bukanlah rasul, tetapi ia
melakukan perbuatan-perbuatan yang setara dengan para rasul. Itu sebabnya (sekali
lagi) para rasul menyebutnya, Barnabas; The Son of Encouragement (anak penghiburan).
Saudara memang hidup Barnabas bukanlah tanpa cela. Ia pernah berlaku munafik ( Gal
2:1, 9, 13). Namun sesungguhnya, gereja Tuhan berhutang besar pada orang ini. Ada
beberapa teladan yang kita bisa pelajari:
Isi:

68
Pertama, Barnabas memiliki kemurahan hati yang luar biasa ( Kis 4:36-37). Kondisi
jemaat di Yerusalem saat itu sangat sulit, namun mereka memiliki persekutuan yang
sedemikian kuat. Mereka saling menolong, saling memperhatikan, saling berkorban
termasuk harta. Barnabas bukanlah orang yang tidak memiliki harta. Ia masuk dalam
golongan orang yang memiliki harta cukup banyak. Namun harta yang dimilikinya
digunakan untuk kemuliaan Tuhan, ia membawa harta yang lumayan banyak dan
meletakkannya di depan para Rasul. Ia tidak itungan dalam memberi. Ia pun tidak
memberi untuk mencari nama baik bagi diri sendiri, Ia rela memberi untuk keperluan
persekutuan, Ia rela memberi untuk juga menolong orang yang membutuhkannya. Ia
memiliki kemurahan hati yang luar biasa. Mengapa ia demikian? Jawabnya karena
Tuhan sudah ada dalam hidupnya dan karenanya ia menggunakan semua miliknya untuk
kemuliaan Tuhan. Saudara, dalam banyak pengalaman, orang Kristen memberi cukup
besar untuk mencari hormat bagi diri sendiri. Di sisi lain orang Kristen begitu pelit dan
sangat berhitung (arti negatif) untuk menolong orang lain dan mendukung pekerjaan
Tuhan. Mari kita belajar dari Barnabas yang memiliki kemurahan hati yang luar biasa.
Harapkanlah dalam hidupmu bahwa melalui semua keberadaan dan milikmu, orang lain
mengenal cinta Yesus dan memuliakan Bapa di surga. Dunia ini membutuhkan orang
yang murah hatinya karena cintanya pada Yesus. Yesus berkata, "Berbahagialah orang
yang murah hatinya.." ( Mat 5:7)
Kedua, Barnabas memiliki kebesaran hati. ( Kis 9:26-27; 15:37-39). Barclay
mengatakan, Barnabas is really christian man. Mengapa? Sebab ia memiliki kebesaran
69
dan keluasan hati. Apa yang diperbuatnya? Saat itu orang Yahudi menganggap suku
bangsa lain adalah warga kelas dua, namun ia menerima orang non Yahudi karena
imannya kepada Yesus. Kemudian, di saat para rasul begitu ragu-ragu dan takut untuk
menerima Paulus, ia menerima Paulus dan meyakinkan para rasul sehingga akhirnya
Paulus diterima. Pada kesempatan lain di saat Markus melakukan kesalahan,
Paulus langsung tidak ingin mengajak Markus. Barnabas adalah orang yang suka
membina orang, ia memberi kesempatan pada Markus. Markus bertobat dan hidup
semakin baik. Akhirnya apa yang dilakukan Barnabas tidaklah sia-sia, Paulus
mengatakan, "Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting
bagiku".
Saudara, tanpa ada orang seperti Barnabas, mungkin Markus tidak akan berubah
semakin baik. Prinsip Barnabas; Pertama, Ia tidak pernah menyerang orang dengan
masa lalunya, sama seperti Kristus yang tidak mengingat-ingat dosa kita. Kedua, ia
sungguh-sungguh dalam mempercayai orang lain. Ia selalu memberi kesempatan orang
lain berubah. Yang lemah ia kuatkan, yang patah semangat ia beri dorongan. Hal
tersebut membuat orang harus menghargai kepercayaan itu. Saudara, berapa banyak
orang yang terhambat imannya di dalam Kristus karena kita tidak memiliki kebesaran
dan keluasan hati. Mari kita belajar dari Barnabas. Mari kita belajar besar hati. Siapa
tahu di balik kebesaran dan keluasan hati kita, kita mengoles sebuah mutiara yang
gilang gemilang dari kotoran yang pekat.

70
Ketiga, Barnabas seorang yang baik. ( Kis 11:19, 24). Barnabas adalah orang yang
baik dalam perkataan, pikiran dan hidup sehari-hari. Orang-orang mengenal ia sangat
baik. Karena kebaikannya banyak orang yang datang kepada Kristus. Saudara, sekali lagi
saya mendengar sebuah orasi. "Mengapa bangsa kita semakin gila? Jawabnya karena
selama ini kita dipimpin oleh orang-orang gila. Pemimpin pertama, gila perempuan.
Tidak bisa lihat wanita cantik nganggur, semua ingin dimilikinya. Pemimpin kedua, gila
harta. Semua bidang usaha di negeri ini ingin dikuasainya.
Semua tanah dan harta di negeri ini ingin dimilikinya. Pemimpin ketiga, ternyata...
gila beneran." Saudara, ingatlah bahwa orang juga dikenal dari apa yang dikerjakannya.
Iman Kristen tidak pernah berhenti pada doktrin yang baik. Yesus mengatakan bahwa
iman harus nyata dalam perbuatan sehari-hari sehingga kita tidak menjadi munafik
( Mat 5:20). Alkitab berkata, "Iman tanpa perbuatan adalah mati".
Saudara, apakah ada orang yang diberkati oleh Tuhan karena saudara punya
kebaikan hati kristiani. Yesus pernah berkata, "... ketika Aku lapar engkau tidak
memberi Aku makanan, ketika Aku seorang asing engkau tidak memberi Aku
tumpangan, ketika Aku dalam penjara engkau tidak melawat Aku...".
Penutup:
Saudara, jika kita cinta kepada Kristus maka kitapun rindu untuk melakukan firman-Nya
dalam hidup kita sehari-hari. Ingatlah dunia butuh segala perbuatan baikmu. Mari kita
mengharapkan orang lain mengenal cinta Yesus lewat kesaksian hidup kita. Alkitab
berkata, "Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan
71
pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup
didalamnya ( Efe 2:10, bisa dibaca saja, sambil menghafal, atau dinyanyikan).

VI. 2. Khotbah Topikal


Tema/judul: Memilah dan Memilih
Nas: Matius 22:37
Struktur:
Pendahuluan
Isi:
Penutup
Pendahuluan:
Dekade terakhir ini kita memasuki zaman yang disebut globalisasi, bahkan menuju era
baru globalisasi, era perdagangan bebas. Era ini sudah menjadi bagian dari realitas
kehidupan dewasa ini. Artinya, dunia ini, yang terdiri dari berbagai masyarakat bangsa,
negara sudah kian menjadi dekat satu dengan lainnya. Sekat-sekat politik, ekonomi,
ideologi dan perbedaan etnis kian mengendor. Mudahnya lalu lintas modal, barang,
manusia, kebudayaan, teknologi serta informasi telah melahirkan dunia yang tanpa
batas atau yang dikenal dengan The Boderless World. Hal ini disebabkan oleh kemajuan
iptek yang menghasilkan perangkat komunikasi dan telekomunikasi yang canggih.
Sebagai contoh, komputer, internet, sistem telekomunikasi yang canggih membawa
manusia pada era baru informasi. Dengan memiliki akses ke jaringan global, orang bisa
72
mendapatkan apapun informasi yang diinginkan. Dengan begitu informasi tentang
kemajuan atau keadaan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik ideologi serta keagamaan
suatu bangsa akan cepat diketahui oleh seseorang dari suatu bangsa dan negara lain.
Sedikit banyak hal demikian dapat saling mempengaruhi. Alfin Tofler dalam buku "The
Third Wave" menyebut juga era globalisasi ini sebagai era informasi. Dalam era
informasi global, orang harus pandai-pandai memilah dan memilih jika tidak ingin
terjerembab di dalamnya.
Isi:
Bangkitnya masyarakat informasi disebabkan oleh revolusi komunikasi seperti di atas.
Kenyataan yang paling mudah dewasa ini berkaitan dengan kebangkitan informasi
sebagai akibat dari kemajuan teknologi ialah semakin banyaknva program televisi,
maraknya surat kabar, majalah semakin beragam, vcd, film, internet bahkan surat
elektronik. Dunia sekarang dijatuhi bom informasi, dilanda banjir informasi.
Pertanyaannya, Apakah semua diuntungkan oleh zaman informasi? Realitanya: Banyak
orang kewalahan dengan informasi, banyak yang menjadi jelek moralnya dan jahat
sikapnya karena informasi global. Bahkan karena informasi, zaman inipun digolongkan
sebagai zaman matinya akal sehat. Orang tidak dapat lagi membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, mana yang perlu dan mana yang tidak perlu. Nilai-nilai
moral menjadi relatif dan subyektif. Mengapa demikian? Sebab ada informasi yang
positif dan membangun, tetapi ada juga yang negatif yaitu yang merusak dan

73
menyesatkan. Bila tidak awas, informasi akan memenuhi kepala, sering mentalpun bisa
putus karena overloaded.
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi terasa sangat dibutuhkan, namun itu
tidak berarti harus diterima semuanya. Yang dibutuhkan bukan semua informasi, tapi
informasi yang melahirkan pengetahuan yang konstruktif tanpa mengabaikan nilai
moral, etika, serta iman kristiani. Alkitab mengajarkan, "Kasihilah Tuhan Allahmu...
dengan Segenap Akal Budimu" Artinya: Akal budi harus digunakan semaksimal mungkin
dalam takut akan Tuhan, sehingga bisa menyerap pengetahuan dan
pengejewantahannya nyata bagi dunia ini. Pada sisi yang lain itu juga berarti bahwa
dengan akal budi, orang Kristen harus dapat membedakan mana yang baik dan yang
jahat. Mana yang perlu dan yang tidak perlu. Dalam perspektif inilah kita dapat melihat
dan harus berani berpendapat bahwa sekarang bukanlah zaman informasi tetapi zaman
manajemen informasi. Dalam zaman manajemen informasi ini yang dibutuhkan adalah
kemampuan belajar memilah dan memilih dengan menggunakan hikmat dari Tuhan agar
pertimbangan, pemikiran serta sikap yang kita ambil tepat. Jika demikian apa yang
harus dilakukan oleh seorang Kristen? Pertama, Kemajuan teknologi tentulah
mendorong berkembangnya prinsip hidup efektif dan efisien. Kita harus berusaha untuk
dapat menguasai dan mengendalikan situasi maupun kondisi secara kreatif dan inovatif.
Kita harus mempersiapkan diri untuk hidup dalam kebaruan ini agar dapat melayani
Tuhan lebih luas dalam zaman ini. Dengan kata lain kita harus terus berpikir secara
strategis bagaimana tetap memuliakan Tuhan dan membawa orang pada zaman ini
74
memuliakan-Nya juga. Jika tidak, kita akan tertinggal dan tertindas oleh arus zaman.
Kedua, Harus kita sadari, tidak selamanva teknologi berdampak positif. Ada banyak
informasi yang harus kita tolak karena dapat meruntuhkan nilai-nilai moral dan
mentalitas kristiani. Karena itu penting untuk belajar mengidentifikasikan informasi,
serta mengorganisasikan cara menelan informasi, karena informasi bisa juga
melumpuhkan. Sebagai contoh: pada tanggal tertentu semua gereja akan dihancurkan,
orang Kristen secara efektif sistematis akan dibatasi kancahnya dalam pembangunan
bangsa, dan isue ini disebarkan melalui media internet. Akibatnya ada orang Kristen
yang bertambah teguh dan sungguh-sungguh. Tapi tidak jarang ada juga yang ketakutan,
cemas, hidup terus tertekan bahkan sampai akhirnya rela meninggalkan iman kepada
Kristus, gara-gara informasi. Ketiga, Filter defensif harus ditingkatkan, karena informasi
tidak bebas nilai. Informasi bisa sesat kalau dirancang dan disajikan dengan maksud-
maksud jahat namun dikemas secara menarik. Alkitab berkata. "Kenakanlah seluruh...
perlengkapan senjata Allah" Filter defensif orang Kristen hanya bisa didapat dengan
belajar dan hidup dengan Firman Tuhan, sehingga kita tidak terjebak dalam arus zaman
ini, tetapi tetap menjadi berkat pada zaman ini. Alkitab berkata, "Dengan apakah
seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai
dengan firman-Nya". Firman Tuhan adalah penerang bagi setiap jalan manusia yang
sedang dibutakan oleh Iblis melalui berbagai kemajuan teknologi. Orang yang cinta
Tuhan, ia mampu mengenali apa yang jahat dan menyesatkan.
Penutup:
75
Akhirnya, harus kita sadar, bahwa perlu untuk menyadari karena Tuhan dan demi nama-
Nya, kita perlu mengikuti zaman ini dengan akal budi yang diperbarui. ( Rom 12:1-3).
Dengan demikian kualitas kita dapat berkembang secara inovatif tanpa mengabaikan
moral dan mentalitas kristiani. Kita harus tetap menjadi garam dan terang Kristus di
tengah-tengah zaman yang krisis akan nilai-nilai moral dan iman tersebut. Selain itu,
waktu dan tenaga kita dapat dihemat secara efektif dan efisien, kalau dalam perspektif
memburu semua informasi. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap akal budimu, itu
berarti juga termasuk hal untuk memilah dan memilih. Mari kita mengingat Firman
Tuhan yang berkata, "Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna"
Memilah dan memilih... camkanlah.

VI. 3. Khotbah Ekspositori


Tema: Bagaimana Membedakan Roh?
Nas: 1Yohanes 4:1-6
Tujuan:
1. Jemaat kritis pada tiap ajaran baru
2. Jemaat dimotivasi untuk semakin mengenal Allah

76
Struktur:
Pendahuluan
Isi:
1. Kita Harus Menguji setiap Roh
2. Kita Harus mengenal baik Roh Allah
Penutup

Pendahuluan:
Di negara demokrasi memungkinkan untuk muncul beberapa calon presiden. Para calon
tersebut akan berlomba-lomba untuk merebut simpati rakyat dengan menawarkan
berbagai program dan kebaikan. Bila ada calon yang dapat memenuhi dan
melaksanakan keinginan dan kesenangan rakyat banyak, itulah yang akan menjadi
pilihan. Dalam keadaan seperti demikian rakyat sering bingung dan tertipu akan janji-
janji para calon. Rakyat harus memandang dengan jeli dan benar sehingga dapat
membedakan mana calon yang bisa dipercaya atau tidak.
Sebagai orang Kristen kitapun mengalami hal yang tidak jauh berbeda. Sekarang
banyak orang mengajarkan kebenaran palsu yang tidak bersumber pada Alkitab. Dalam
keadaan demikian yang paling penting adalah bahwa kita harus berusaha untuk terus
membedakan apakah itu berasal dari Roh Allah atau roh yang menyesatkan. Jika itu
yang menjadi titik tolaknya, maka kita perlu mengetahui bagaimana kita membedakan
roh.
77
Isi:
Bagaimana kita dapat membedakan setiap roh? Pertama, kita harus menguji setiap roh!
(ayat 1). Dalam konteks bacaan kita, Yohanes menjumpai banyak guru-guru palsu yang
mengajarkan kebenaran yang bukan dari kebenaran Firman Allah. Karena itu Yohanes
perlu mengingatkan mereka agar jangan mudah menerima pengajaran-pengajaran yang
berkembang saat itu. Nampaknya ajaran sesat ini sudah mempengaruhi banyak jemaat.
Beberapa jemaat terpengaruh dan terjadi kebingungan di antara jemaat pada
umumnya. Jemaat sepertinya tidak dapat lagi membedakan mana yang benar dan mana
yang salah. Yohanes menasehati dengan lembut namun tegas karena ia tahu bahwa
orang banyak itu mengajarkan apa yang bukan dari kebenaran Allah. Mereka adalah
guru-guru dan nabi-nabi palsu. Mereka mengajarkan dengan spirit dari dunia ini dan
hanya untuk menyenangkan telinga orang-orang dan akhirnya menyesatkan banyak
orang. Mereka berusaha menarik banyak orang untuk meninggalkan Yesus. Yohanes
mengecam mereka, ia berkata, "Barangsiapa tidak mengakui akan Yesus sebagai Allah,
dia tidak memiliki Roh Allah". Saudara, Yohanes sangat menekankan kepada setiap
jemaat untuk membedakan dan menguji setiap roh. Adapun Cara mengujinya adalah
sebagai berikut: apakah yang diajarkan memiliki komitmen sebagai tubuh Kristus? ( 1Yo
2:19). Apakah mereka percaya kepada Yesus Kristus dan hidup saling mengasihi? ( 1Yo
3:23-24). Apakah mereka mengenal dan mendengarkan Allah dengan baik ( 1Yo 4:6).
Melalui standar ini Yohanes mengajak jemaat untuk menguji setiap roh. Saudara, dalam
dunia intelijen, untuk menangkap seorang penjahat kelas kakap, diperlukan ketelitian
78
dan kehati-hatian, serta keakuratan. Ia harus memiliki data yang lengkap. Di mana
kampungnya, pekerjaannya, tempat mangkalnya, ciri-ciri fisiknya, orang-orang di
sekitarnya, keluarganya, dan lain sebagainya. Semuanya harus diteliti dengan cermat
untuk menghindari salah tangkap atau salah eksekusi. Saudara, demikian juga dengan
kita sebagai orang Kristen, kita harus jeli dan waspada dengan arus zaman yang lewat di
depan kita. Pada masa inipun banyak antikris dalam rupa yang lain, ajaran palsu
berbalut kekristenan, dan sebagainya. Karena itu telitilah dan ujilah setiap roh!
Bagaimana kita dapat membedakan roh? Kedua, Kita harus mengenal dengan baik
Roh Allah itu sendiri. Yohanes berkata bahwa, barangsiapa mengenal Allah, ia
mendengar firman dan berasal dari Allah. Barangsiapa tidak mendengar (dan mengenal)
Allah, ia tidak mengenal dan mendengar Allah tetapi mendengar dunia ini. (ayat 6).
Dengan mengenal Kristus kita mengenal Allah.
Dengan mencintai firman-Nya kita semakin mengenal Allah. Jika kita mengenal
Allah dengan baik dan benar, maka kita tidak mudah tertipu dengan ajaran palsu dan
menyesatkan. Waktu saya bertemu dengan anak kembar dosen saya, saya mengalami
kesulitan untuk membedakan mana yang bernama Parmin dan mana yang bemama
Parman (bukan nama sebenarnya). Puluhan kali saya berjumpa tetapi tetap tidak
mampu membedakan dengan baik. Kemudian saya coba mengamati mereka. Saya coba
bergaul dengan mereka. Lama-kelamaan saya tahu bahwa sesungguhnya mereka punya
banyak perbedaan. Saudara, semakin bergaul dengan Allah dan firman-Nya kita akan
semakin mengerti dengan baik. Pengenalan kita akan Allah akan sangat berarti terutama
79
juga dalam membedakan manakah ajaran yang benar dan yang salah, manakah guru
yang benar dan yang palsu.
Penutup:
Saudara, akan ada semakin banyak ajaran palsu, semakin banyak guru-guru dan nabi-
nabi palsu yang siap menyesatkan saudara dan saya. Jika saudara disesatkan, saudara
akan sangat dirugikan. Karena itu, ujilah setiap roh dan kenalah Allah. Maka kita akan
memiliki keyakinan seperti Yohanes, dalam menasehati menghadapi ajaran palsu ia tahu
membedakannya sehingga ia berkata, "Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang
menyesatkan." (naskah milik Ev. Paul Heri Setiawan yang telah direduksi oleh penulis)

IV. 4. Khotbah Tekstual/Analitis


Tema: Kebutuhan Manusia (berkaitan dengan diri sendiri)
Nas: Matius 6:11-13

Tujuan:
1. Jemaat mengerti akan kebutuhan diri pada umumnya.
2. Jemaat bergantung pada Tuhan untuk tiap kebutuhannya.

Struktur:
Pendahuluan
Isi:
80
Kebutuhan 1
Kebutuhan 2
Kebutuhan 3
Penutup

Pendahuluan:
Doa Bapa kami memuat dua kebutuhan besar manusia yakni; kebutuhannya yang
berkaitan dengan Allahnya dan berikutnya adalah kebutuhan yang berkaitan dengan
dirinya sendiri. Lalu mengapa kita harus berdoa untuk semua kebutuhan kita? Bukankah
Ia Maha Tahu? Kalau Ia Maha Tahu mengapa Ia tidak segera menolong? Untuk apa kita
meminta kepada-Nya lagi? Semua jawaban itu adalah karena Tuhan sendiri yang
menyuruh kita berdoa. Ada banyak hal dalam hidup ini yang Tuhan berikan walau kita
tidak berdoa. Tapi ada banyak hal juga dalam hidup ini yang Tuhan mau berikan jika kita
berdoa lebih dahulu. Mengenai soal kebutuhan untuk diri sendiri dalam Doa Bapa Kami
ada tiga kebutuhan yang nampak di sini.
Isi:
Kebutuhan pertama adalah kebutuhan soal makanan. Ayat 11 berkata, "Berikanlah
kepada kami makanan kami yang secukupnya" Kata berikanlah menunjukkan arti bahwa
Tuhan adalah sumber persediaan satu-satunya untuk segala sesuatu yang kita butuhkan.
Tuhan selalu ada untuk memenuhi kebutuhan setiap orang percaya. Karena kita tahu
81
bahwa Tuhan adalah sumber segala sesuatu, harusnya itu membuat hidup kita selalu
bergantung pada-Nya. Allah bisa memenuhi segala kebutuhan kita lewat sarana-sarana
yang sudah tersedia. Apakah kebutuhan tersebut terpenuhi lewat kerja dan usaha kita
atau lewat pemberian orang, bagaimanapun kita harus sadar bahwa Tuhan adalah
sumbernya. Tuhan bisa sembuhkan orang lewat obat-obatan, dokter, jamu, obat
tradisional, tapi Tuhan juga bisa buat mujizat untuk menyembuhkan orang.
Bagaimanapun caranya kita harus ingat bahwa Tuhan adalah sumbernya. Tuhan ajar
supaya kita minta kepada Dia yang merupakan sumber segala kebutuhan kita.
Ketahuilah bahwa Ia selalu peduli terhadapmu, Ia peduli terhadap doa dan
pergumulanmu. Seringkali pengakuan bahwa Allah adalah sumber segala berkat tidak
nampak dalam kehidupan kita sehari-hari. Ada banyak orang Kristen yang menjadi panik
karena kehilangan pekerjaan. Ia merasa bahwa majikannya adalah sumber
penghasilannya. Jika kita sadar bahwa Tuhanlah sumber, maka kita yakin jika kita
dikeluarkan dari pekerjaan yang satu maka Tuhan sanggup menggantikan dengan
pekerjaan yang lain. Walau itu tidak mudah dimengerti namun mari kita ingat bahwa
Tuhanlah sumber pekerjaan kita. Kita bisa panik karena kita kehilangan pelanggan. Jika
Tuhan adalah sumber, maka kita harus yakin bahwa Tuhan bisa memberikan pelanggan
yang lain. Jika kita diizinkan oleh Tuhan memasuki masa-masa sulit apapun bentuknya
ingatlah Ia punya maksud. Ia pun sanggup memenuhi kebutuhan kita pada waktu-Nya.
Kata makanan dalam bahasa Yunaninya lebih tepat diterjemahkan roti. Roti digunakan
untuk makanan penopang fisik maupun untuk makanan rohani (Firman Tuhan juga
82
disebut roti). Artinya; roti melambangkan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia
dalam hidup. Saudaraku, apapun kebutuhanmu, Tuhan adalah sumbernya
bergantunglah dan berdoalah pada-Nya. Kata secukupnya, mengindikasikan biarlah
Tuhan yang memenuhi kebutuhan kita sesuai kehendak Tuhan sendiri. Hal ini menolong
kita untuk tidak serakah. Tuhan akan beri secara adil sesuai dengan porsi kita masing-
masing. Misalnya, Anton memiliki tubuh setinggi 1.90 m dan berat 107 kg. Sedangkan
Andi memiliki tubuh dengan tinggi 1.50 m dan berat 43 kg. Tentulah bahan pakaian yang
digunakan untuk Andi lebih sedikit dibandingkan yang untuk Anton. Jika Anton
mengenakan bahan pakaian seukuran Andi maka tentulah sangat tidak cukup.
Sebaliknya jika Andi mengenakan seluruh bahan pakaian Anton maka tentu sangat tidak
indah dipandang karena seperti orang masuk dalam karung yang besar.
Mari kita mengucap syukur untuk apapun yang Tuhan sudah berikan untuk kita.
Kita memang wajib bekerja keras, jangan malas, tapi jika hasilnyapun masih terlalu
sedikit di banding orang lain tetaplah bersyukur.
Kebutuhan kedua, adalah kebutuhan untuk mengampuni dan diampuni. Ayat 12
menunjukkan bahwa sesungguhnya manusia memiliki kebutuhan untuk diampuni dan
mengampuni sesamanya. Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa sesungguhnya tiap-tiap
hari kita membutuhkan pengampunan dari Allah. Dalam hidup ini konflik tidak bisa
dihindari seratus persen. Kita bisa mengerti secara salah tentang orang lain, kitapun bisa
disalahmengerti oleh orang lain. Dalam keadaan demikian kita cenderung untuk saling
menyakiti, baik itu secara sadar maupun secara spontan. Apabila kita sampai dalam
83
keadaan demikian, maka yang kita butuhkan adalah penyelesaian. Dalam penyelesaian
sangat dibutuhkan kesediaan dan kemampuan untuk saling mengampuni dan diampuni.
Setelah penyelesaian kita merasa seperti mendapat kekuatan baru, karena sebagian
kebutuhan kita dipuaskan. Sebagian beban kita dilepaskan. Dengan cara demikian setiap
orang Kristen merefleksikan pengampunan yang telah ia terima dari Allah. Kebencian,
kepahitan, amarah, dendam sangat menyita waktu dan tenaga kita. Mintalah Tuhan
menolong agar konflik yang kita alami diselesaikan dalam Kristus. Kita perlu terus
belajar untuk mengampuni dan diampuni karena inilah kehendak Tuhan bagi kita. Inilah
yang Tuhan mau bahwa orang yang sudah menerima pengampunan-Nya mau
mengampuni sesamanya. Untuk menjadi berkat bagi orang lain, tapi juga untuk menjadi
berkat bagi dirinya sendiri. Ada waktunya pengampunan Allah tidak bisa kita rasakan
sepenuhnya sebelum kita mengampuni sepenuhnya sesama kita.
Kebutuhan ketiga, adalah kebutuhan untuk lepas dari yang jahat. Ayat 13 berkata,
"jangan membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang
jahat". Ini adalah kebutuhan akan penyertaan dan perlindungan Tuhan. Ungkapan ini
menunjukkan: Pertama, kejahatan dan pencobaan itu selalu ada di sekitar kita. Kedua,
kita sesungguhnya tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk dapat menang atas
pencobaan dan kejahatan. Kita sangat bergantung pada Kristus untuk dapat mengatasi
pencobaan dan kejahatan tersebut. Saudara, mengapa Allah tidak menghilangkan
pencobaan dan kejahatan di muka bumi ini? Alasannya adalah agar kita terus
bergantung pada Tuhan. Tanpa Tuhan saudara terlindas dan ditindas oleh pencobaan
84
dan kejahatan. Mari kita berdoa pada-Nya agar kita dikuatkan dalam menghadapi
pencobaan dan kejahatan.
Penutup:
Melalui tiga permintaan ini Allah mau agar kita sadar bahwa Tuhan adalah sumber
segala kebutuhan kita. Tuhan adalah sumber segala kebutuhan kita, baik itu soal
makanan, pengampunan, dan menang atas pencobaan dan kejahatan. Mari kita
bergantung pada Allah. Mari kita refleksikan kasih Allah dalam menghadapi semua
kebutuhan kita. Amin.

85
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Jay E. Preaching with Purpose, New Jersey: Presbyterian and Reformed Pubh, 1983.
Effendy, Onong. Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja, 1986.
Gulleson, Jeff. Bagaimana Berkhotbah, Surabaya: Yakin, 1984.
Gibs, Alfred P. The Preacher and His Preaching, Iowa: Waaterricle Printing Co, 1939.
Hendrikus, Dori Wuwur, Retorika, Yogyakarta, Kanisius, 1999.
Killinger, John, Dasar-dasar Khotbah, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1998.
Kemper, Deane A. Effective Preaching, Philadelphia: Wesminster Press, 1985.
Koller, Charles W. Khotbah Ekspositori Tanpa Catatan, Bandung: Kalam Hidup, 1991.
Liu, Victor, Khotbah Ekspositrori (diktat), Yogyakarta: STII, 1998.
Mac Arthur, John F. Rediscovering Expository Preaching, Grand Rapids: Baker Book House,
1992.
Morgan, G Campbell, Handbook for Biblie Teacher and Preacher, Grand Rapid: Baker Book
House, 1987.
MZ, Zainudin, Dakwah, Surabaya: Karunia, 1994.
Pouw, PH. Homiletik, Bandung: Kalam Hidup, tt.
Robinson, Haddon W. Cara Berkhotbah yang Baik, Yogyakarta: Andi, 1997.
Rothlishberger, H. Homiletika, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975.
Scott, Bill. Ketrampilan Berkomunikasi, Jakarta: Bina Aksara, 1986.

86
87

Anda mungkin juga menyukai