Anda di halaman 1dari 24

SPRITUALITAS

PEWARTA
Dekrit Tentang Kerasulan Awam
“APOSTOLICAM ACTUOSITATEM”

 Tujuannya untuk memacu KEGIATAN


MERASUL
Spiritualitas Awam dalam tata-
kerasulan (4)
 Yesus adalah Sumber , maka kesuburan
kerasulan Awam tergantung “persatuan” mereka
dengan Kristus

 Dalam persatuan itu kaum awam harus maju


dalam kesucian, (Yoh 15 :5) pokok anggur…

 Sehingga Awam bisa menghayati amanat Rasul:


“Apa pun yang kamu lakukan dalam kata-kata
maupun perbuatan, itu semua harus kamu
jalankan atas nama Tuhan Yesus Kristus, sambil
bersyukur kepada Allah dan Bapa kita melalui Dia”
(Kol.3: 17).
 Hanya dalam cahaya iman dan berkat
renungan sabda Allah, manusia dapat selalu
dan dimana-mana mengenal Allah.
Menemukan Allah dalam segala sesuatu dan
menemukan segala sesuatu dalam Allah.
 Mengamalkan kebaikan kepada semua orang
dan menanggalkan segala macam
kemunafikan , kedengkian dan fitnah (1Pet2:7),
yang berakibat menarik sesama kepada
Kristus
 Cinta kasih Allah yang di curahkan (Roma 5:5),
menjadikan kaum awam mampu untuk
sungguh sungguh mewujudkan semangat
Sabda Bahagia dalam hidup mereka
 Mengikut Yesus yang miskin mereka tidak
merasa hancur karena kekurangan harta
duniawi, tetapi juga tidak menjadi sombong
karena kelimpahan.

 Sambil mengikuti Kristus yang rendah hati,


mereka

 tidak gila hormat (lih. Gal 5:26), melainkan

 berusaha berkenan kepada Allah lebih


daripada kepada manusia, serta
 selalu siap sedia untuk meninggalkan
segalanya demi Kristus (lih. Luk 14:26)
 dan menanggung penganiayaan demi
keadilan (lih. Mat 5:10), sementara
mengenangkan sabda Tuhan:
 “Barang siapa mau mengikuti Aku,
hendaklah ia mengingkari dirinya dan
memikul salibnya dan mengikuti Aku” (Mat
16:24).
 Mereka saling bersahabat secara kristiani
dan saling membantu dalam kebutuhan
manapun juga.
 BAB 2 art 6 (Kerasulan dimaksudkan untuk
mewartakan Injil dan menyucikan umat
manusia)

 Pertama-tama ditujukan untuk memaparkan


warta tentang Kristus kepada dunia dengan
kata-kata maupun perbuatan, dan
 untuk menyalurkan rahmat-Nya. Itu terutama
terjadi melalui pelayanan sabda dan
sakramen-sakramen.
 Bagi kaum awam terbukalah amat banyak
kesempatan untuk melaksanakan kerasulan
pewartaan Injil dan pengudusan.
 Kesaksian hidup kristiani sendiri beserta amal
baik yang dijalankan dengan semangat
adikodrati, mempunyai daya-kekuatan untuk
menarik orang-orang kepada iman dan
kepada Allah.
 Sebab Tuhan bersabda: “Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan
orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu di sorga”
(Mat 5:16).
 Akan tetapi kerasulan semacam itu tidak hanya
terdiri dari kesaksian hidup saja.
 Rasul yang sejati mencari kesempatan-
kesempatan untuk mewartakan Kristus dengan
kata-kata, kepada yang tidak beriman untuk
percaya, dan kepada kaum beriman untuk
mengajar serta meneguhkan mereka, dan
mengajak mereka hidup dengan semangat
lebih besar.
 Dan dihati setiap orang harus menggema kata-
kata Rasul: “Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan Injil” (1Kor 9:16)
5 Persoalan Pewartaan
Masa Kini
1. Kebergantungan Pada Roh kudus
2. Isi Khotbah
3. Aplikasi Khotbah
4. Penyajian Khotbah
5. Diri Pengkhotbah (karakter pengkhotbah)
1. Kebergantungan Pada Roh Kudus

 Sarana penolong membuat Khotbah sangat


mudah diperoleh. (Buku tafsiran, sofware
Alkitab, website, dan buku lainya)
 Khotbah tidak menarik, tidak relevan, tidak
memiliki kuasa
 Khotbah tidak mengandung daya hidup dari
Roh Kudus
 Roh Kudus akan memberikan kuasa dan
wibawa Rohani
2. Isi Pewartaaan
 Tidak menyampaikan apa yang diamanatkan
oleh teks FT (cenderung menyampaikan ide/
imajinasi / pikiran pribadi dari pewarta)

 Pembacaan teks sebelum berkhotbah hanya


sekedar tradisi. Setelah itu apa yang
disampaikan tidak ada sangkut pautnya

 Pewarta harus menyampaikan amanat teks


dari Firman Tuhan
3. Aplikasi Khotbah
 Application – Ad Plico – “Merajut”
 Dalam hubungannya dengan khotbah, Ad
plico berarti menghubungkan kebenaran FT
dengan kehidupan Jemaat (mengajak umat
untuk ambil komitmen)
 Pewarta dengan banyak teori, dipenuhi
penjelasan alkitabiah / teologi, doktrinal ,
tanpa aplikasi. (khotbah menjadi kering) 2
Tim 3:16
 Pewarta yang melulu bicara aplikasi / pesan
pesan moral tanpa hubungan dgn
pembahasan FT
4. Penyajian Khotbah
 A. Cara penyajiannya komunikatif tetapi isi
lemah membuat umat terpukau,
termotivasi, tertawa namun tidak
mempunyai bobot dalam menyampaikan
FT
 Pengkhotbah tidak mampu membawa umat
lebih mengenal Allah dan FirmanNya

 B. Penyajian Khotbah baik, isi baik, berbobot


tapi cara penyajiannya yang lemah
5. Diri Pengkhotbah
 Integritas kurang berita diragukan
(kepercayaan)
 Kehidupan pewarta yang berintegritas
memudahkan pewartaannya bisa diterima
 Kehidupan pewarta mampu mengubah
kehidupan
 “Mengatakan apa yang dihidupi dan
menghidupi apa yang dikatakan”
Kriteria Seorang Pewarta
1. Lahir Baru dan memiliki kerinduan utk
terus bertumbuh (Yoh 3)
 Bagi Tuhan Yesus, Nikodemus belum cukup
untuk menjadi seorang pengajar Israel tanpa
kelahiran baru
 Allah dan Firman adalah perkara rohani
yang hanya bisa dipahami dan diuraikan
kebenarannya oleh orang Rohani (1 Kor 2 :
13-14)
 Pewarta Bertumbuh dan berbuah lebat
(Mzm 1:1-3)
2. Memiliki beban dan bersukacita dalam
pelayanan PEWARTAAN

 Keterbebanan muncul ketika seseorang tahu


panggilannya menjadi seorang hamba Allah
dalam hal ini menjadi Pewarta Sabda Allah
(Mrk 3:14-15 ; diutus dan diberi kuasa ; 2 Tim
4:2 beritakan FT , siap sedialah baik atau
tidask baik waktunya…….)
 Khotbah bukan menjadi beban , harus
bergairah dan sukacita
3. Memiliki kecintaan, kesukaan dan disiplin
dalam membaca, menyelidiki, merenungkan
dan melakukan FT

 Alkitab adalah bagian hidup dari pengkhotbah


(dipikirkan, dihidupi, diterapkan dalam hidup
pengkhotbah)
 Sebelum disampaikan, harus dikhotbahkan
dulu dalam diri pengkhotbah
 Pewarta adalah pelaku pertama dari yang
diwartakan
 Janji Tuhan(Yos 1:7-8, Maz 1:2-3, Yoh 15 : 7)
St. Hieronimus

 “Sebab Tidak Mengenal Alkitab Berarti


Tidak Mengenal Kristus”
4. Setia bedoa dan peka terhadap pimpinan
Roh Kudus

 Doa Pribadi menghasilkan kekuatan ,


kemantapan dan kewibawaan pewarta di
hadapan umat
 Kedekatan seorang pewarta dengan Tuhan
membuat diri pewarta terlatih terhadap
pimpinan dan kehendak Tuhan
 Membuat diri pengkhotbah tahu apa yang
harus disampaikan kepada umat
 Melahirkan kepekaan
5. Berkepribadian dewasa dan stabil

 Dewasa yang dimaksud bukanlah pribadi


yang sempurna (kita tidak sempurna)
 Karakter Kristen yang baik dan teruji yg
merupakan teladan dari hidup pengkhotbah
 1 Tim 3:1-13,
 1Tim 4 : 11-12 ,
 4:12 Jangan seorang pun menganggap engkau
rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi
orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam
tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
Menghasilkan Pewartaan
yang Membawa Kehidupan

Anda mungkin juga menyukai