Anda di halaman 1dari 56

BAGIKU,

SEMUA PENDERITAAN
ADALAH BAIK
Refleksi atas penderitaan Beato Titus
Brandsma dalam Puisi berjudul “O Yesus”.
Pengajaran Via zoom Carmelite Center Jakarta (CCJ)
Rm. Kardiaman Simbolon, OCarm
Pokok Pembahasan
01
Pengantar
02 03
Puisi “O Yesus” Memandang Yesus

04 05
Berbagi Persatuan dengan
Penderitaan Tuhan
06
Penutup
01
Pengantar
Pengantar umum dan riwayat singkat
Pengantar Umum
● Judul pengajaran ini saya ambil dari kalimat puisi Titus
Brandsma berjudul “ O Jesus”.
● Pengajaran ini lebih saya fokuskan pada refleksi atas puisi
tersebut.
● Saya pribadi tertarik dengan Puisi.
● English translation of poem ‘O Jezus’ by Susan Verkerk-Wheatley / Anne-Marie Bos
● Sumber-sumber bacaan:
Puisi Titus Brandsma, “O Jesus”
Komentar Prof. Kees Waaijman atas Puisi itu.
Tulisan Titus Brandsma “My sell”

Bisa diakses dalam web resminya:


https://titusbrandsmateksten.nl/o-jesus/
https://titusbrandsmateksten.nl/o-jesus-when-i-gaze-on-you/#cite_note-1
Riwayat Singkat ● 23 February 1881, Lahir di
Friesland, The Netherlands
dengan nama kecil Anno Sjoerd
Brandsma.
● Dari keluarga yang sangat
saleh.
● Anak ke 4 dari 6 bersaudara.
● 17 September 1898, masuk
Novisiat Karmel Boxmeer. Nama
Biara: Titus.
● 17 June 1905 ditahbiskan
menjadi imam.
● 1923 menjadi dosen dan kemudian
menjadi rektor di Catholic University of
Nijmegen.
● 1941 Mgr. de Jong, Uskup Agung
Utrecht memilih Titus sebagai pimpinan
redaksi surat kabar Katolik.
● 1942 Karena menentang keras
propaganda Nazi, akhirnya dia
ditangkap dan di masukkan dalam
penjara.
● 20 January – 12 March : Tinggal di
penjara di Scheveningen.
● 12 March – 28 April : dipindah ke
camp Amersfoort.

● 13 June He was transported to


Dachau Concentration camp where he
arrives on 19 June.
● 26 July 1942, at 14.00
Titus dinyatakan meninggal setelah
beberapa hari tidak sadarkan diri.
● 1985, 3 November
Beatification oleh Paus Yohanes
Paulus II di Roma.
02
Puisi “O Yesus”
Latar belakang penulisan dan karakter puisi
Mengapa Puisi ?
● Dalam penderitaan yang tidak terkatakan, puisi
memainkan peranan penting. Dari kesaksian
mereka yang bertahan, tampak bahwa mereka
memperoleh ketenangan dan kekuatan dari
keheningan, membaca puisi yang sebelumnya
mereka pelajari dalam hati.
● Seringkali muncul karya-karya sastra yang
mendalam saat orang dalam penderitaan.
● Puisi mencoba merangkum semua yang tak
mampu dikatakan.
Dua naskah awali
● Menurut Prof. Kees Waaijman terdapat dua
naskah “O Yesus” yang dipertahankan,
dapat ditemukan di arsip Titus Brandsma di
Boxmir. Satu naskah dilengkapi dengan
tulisan;
● Di hadapan gambar Yesus.
● Di penjara, 12/11 Februari 1942.
● Naskah yang lain tanpa keterangan, tetapi
didedikasikan kepada Maria “MR”. Naskah
ini ditandatangi oleh Titus Brandsma
dengan inisial “ T.B”.
“Di hadapan gambar Yesus.
Latar Penulisan ●

● Puisi ini ditulis saat Titus diam


memandang gambar Yesus yang
tersalib.
● Meditasi ikonik
● Di penjara di Scheveningen.
● Penjara terpidana, tahanan politik.
● Dia tiba di sana pada malam hari.
● Di sini, Titus Brandsma menulis antara
lain, pembelaan politiknya, biografinya
tentang Teresa dari Avila, beberapa
surat dan puisi 'O Jesus‘, “my sell”,
“refleksi jalan salib Yesus”.
● Di penjara di Scheveningen.

● Mereka menganggap Titus


"sangat berbahaya" dan
menyatakan dengan tegas:
"Kami tidak akan membiarkan dia
bebas sebelum perang berakhir.“
Pada 12 Maret, Titus dan tahanan
lainnya ke di Amersfoort dan
disiksa berdiri di tengah hujan salju
tanpa pakaian.
Sesudah itu dikenakan pakaian
tahan, 58
Waktu Penulisan
● Titus menulis puisi ini dalam dua
hari, yakni 12 dan 13 februari 1942.
Beberapa minggu sebelum ia
menulis puisi “my cell”, disana ia
menggambarkan sel penjarannya
(577) menjadi seperti biara.
● Puisi ini terdiri dari lima bait
dengan masing-masing empat
baris, dengan skema (aa-bb).
● O Jezus, als ik U aanschouw,
● Dan leeft weer, dat ik van U hou
● En dat ook uw hart mij bemint
● Nog wel als uw bijzondren vriend.

O Jesus, when I gaze on You


● Once more alive, that I love You
● And that your heart loves me too
● Moreover as your special friend.

● O Yesus, saat aku memandangMu


● Terasa ‘ku makin hidup, sungguh aku mencintaiMu


Dan bahwa hatiMu mencintaiku jua
Lebih dari seorang sahabat istimewa.
Bait 1
● Al vraagt mij dat meer lijdensmoed
● Och, alle lijden is mij goed,
● Omdat ik daardoor U gelijk
● En dit de weg is naar Uw Rijk

Although that calls me to suffer more


● Oh, for me all suffering is good,
● For in this way I resemble You
● And this is the way to Your Kingdom.

● Walau itu membuatku menderita pelik


● Oh, bagiku semua penderitaan baik


Karna dengan cara ini aku menyerupai Engkau
Yang adalah jalan menuju kerajaanMu
Bait 2
● Ik ben gelukkig in mijn leed
● Omdat ik het geen leed meer weet
● Maar 't alleruitverkorenst lot,
● Dat mij vereent met U, o God.

I am blissful in my suffering
● For I know it no more as sorrow
● But the most ultimate elected lot
● That unites me with You, o God.

● Aku sangat bahagia dalam penderitaan


● Karna ku tahu itu tak lagi bak kesedihan


Tapi justru paling banyak dijadikan pilihan
Yang menyatukanku denganMu, oh Tuhan
Bait 3
● Want Gij, o Jezus, zijt bij mij
● Ik was U nimmer zoo nabij.
● Blijf bij mij, bij mij, Jezus zoet,
● Uw bijzijn maakt mij alles goed.

O, just leave me here silently alone,


● The chill and cold around me
● And let no people be with me
● Here alone I grow not weary.

● O, biarkan aku disini berdiam sendiri


● Menggigil dan dingin menyelimuti


‘biarkan tak seorang pun bersamaku
Pun sendiri disini bosan tak pernah lekat padaku
Bait 4
● O, laat mij hier maar stil alleen,
● Het kil en koud zijn om mij heen
● En laat geen menschen bij mij toe
● 't Alleen zijn word ik hier niet moe.

For Thou, O Jesus, art with me


● I have never been so close to You.
● Stay with me, with me, Jesus sweet,
● Your presence makes all things good for me.

● Karena Engkau, ya Yesus ada bersamaku


● Aku belum pernah sedekat ini dengan Mu


Tinggalah sertaku, bersamaku, Yesus yang manis
KehadiranMu membuat bagiku s’galanya manis
Bait 5
03
Memandang Yesus
Penderitaan menjadi baik saat memandang Yesus
● O Yesus, saat aku memandangMu
● Terasa ‘ku makin hidup, sungguh
aku mencintaiMu
● Dan bahwa hatiMu mencintaiku jua
● Lebih dari seorang sahabat
istimewa.

Bait 1
O Yesus, saat aku memandangMu
Terasa ‘ku makin hidup, sungguh aku
mencintaiMu
Dan bahwa hatiMu mencintaiku jua
Lebih dari seorang sahabat istimewa.

Menurut Pof Kees Waaijman, Titus memanggil


nama pribadi yang kepadanya dia
menaruh perhatian.
Sapaan 'O' dalam ratapan mengungkapkan
keintiman.
Apa yang terjadi di sana sementara
dia menatap: 'Sekali lagi hidup ...'
Memandang Yesus membuat
seseorang 'bangkit dari sifat suam-
suam kuku, dari keputusasaan ' dan
'membangkitkan cinta'. Karena itu,
Titus berkata: 'Sekali lagi hidup…'.
Aku punya semangat baru, gairah
baru.
Santa Teresa Benedicta dari salib:

Ave Crux,
spes unica!
Salam hai salib, satu-
satunya harapan!
“Jika Anda memandang pada dunia Anda
akan menderita. Jika anda memandang
diri sendiri Anda akan semakin tertekan.
Namun jika Anda memandang Kristus
Anda akan tenang’.”

- Cornelia Arnolda Johanna


Ia menderita di dalam sebuah kamp maut Nazi. Her most famous book, The Hiding Place, is a biography that
recounts the story of her family's efforts and how she found and shared hope in God while she was imprisoned at
the concentration camp.
Dan bahwa hatiMu mencintaiku jua
Lebih dari seorang sahabat istimewa.

Ketika memandang salib, Titus merasakan


'persahabatan istimewa', yang baginya
merupakan nilai tambah yang tak terduga:
'apalagi sebagai teman istimewa'.
Seorang 'teman istimewa' menunjukkan lebih
cinta timbal balik.
Sifat luhur dari persahabatan muncul dari
sama-sama menderita.
04
Berbagi Penderitaan
Penderitaan menjadi baik saat berbagi penderitaan
dengan sahabat istimewa
● Walau itu membuatku menderita pelik
● Oh, bagiku semua penderitaan baik
● Karna dengan cara ini aku
menyerupai Engkau
● Yang adalah jalan menuju
kerajaanMu

Bait 2
● Walau itu membuatku menderita pelik
● Oh, bagiku semua penderitaan baik

● Ketika Titus merasa bahwa dia adalah


sahabat Istimewa, hal itu disadari
sebagai panggilan untuk menderita
lebih.
● Persahabatan selalu menuntut
penderitaan yang lebih.
● Tapi Titus menyadari bahwa
semuanya penderitaan adalah baik.
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba,
sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat
oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat,
karena Aku telah memberitahukan kepada kamu
segala sesuatu yang telah Kudengar
dari Bapa-Ku.
●Yohanes 15:15
● Seorang sahabat meminta keberanian
untuk menderita, tentunya jika itu
menyangkut persahabatan dengan
Yesus yang menanggung penderitaan
umat manusia.
● Titus mengalami penderitaan
bersamaNya, maka penderitaannya
sebagai hal yang baik, 'Karena dengan
cara ini aku menyerupaiMu / Dan inilah
jalan menuju KerajaanMu'.
● Siapapun yang menderita bersama
sahabatnya itu akan menyerupai Dia.
Ciri-ciri Persahabatan
Mereka ingin 'mirip' satu sama lain,
mereka tidak ingin melihat teman
mereka berdiri sendirian di sana,
mereka ingin berbagi banyak.
● Dalam semangat ini Titus berkata:
'Oh, bagiku semua penderitaan itu
baik'.
● Teman saling menanggung
penderitaan, di mana 'semua
penderitaan', yang pada dasarnya
jahat, menjadi 'baik' bagi 'saya'
sebagai 'teman'.
“…hidup seperti Kristus di dunia
ini dengan menanggung
sengsara merupakan persatuan
mistik dengan-Nya, yang
menyerupai Allah; kesempatan
untuk mengikuti dan bersatu
dengan-Nya
sangat terbuka lebar dengan
berbagai penderitaan.
Penderitaan ini bukanlah hanya
bagi jiwa, tetapi kerap kali
paling dirasakan oleh tubuh
dengan pelepasan diri dari
segala kenikmatan duniawi.”
- Titus Brandsama, 161
Ada dua macam cara menghadapi
penderitaan;
- 1) menderita dengan cinta,
Para kudus menderita segala sesuatu dengan
sukacita, kesabaran dan ketekunan, karena
mereka mencinta.
- 2) menderita tanpa cinta.
Kita menderita dengan marah, jengkel dan kesal,
karena kita tidak mencinta. Jika kita mencintai
Tuhan, pastilah kita mencintai salib-salib kita,
malahan kita mengharapkannya, kita
bersukacita atasnya
Tuhan, bila Engkau rela menderita semua
ini bagiku, apakah yang kuderita bagi-
Mu? Apa yang patut aku keluhkan? Aku
malu Tuhan, bila melihat-Mu dalam
keadaan yang begitu menyedihkan. Bila
dengan satu dan lain cara aku dapat
meneladan-Mu, aku mau menderita
segala penderitaan yang datang
sekaligus, Tuhan. Kemanapun Engkau
pergi, aku harus pergi, apa pun yang
Engkau lewati aku juga harus lewati."
- Teresa Avila
05
Bersatu dengan Tuhan
Penderitaan menjadi baik karena menjadi jalan bersatu
dengan Tuhan
● Aku sangat bahagia dalam
penderitaan
● Karna ku tahu itu tak lagi bak
kesedihan
● Tapi justru paling banyak
dijadikan pilihan
● Tuk menyatukanku denganMu, oh
Tuhan Bait 3

● Yang paling penting di sini
adalah tujuan akhir dari
semua penderitaan:
persatuan dengan Tuhan.
Bagaimanapun, ini adalah,
inti dari semua pengabdian.
● 'Saya bahagia dalam penderitaan saya'?
● Tidak masuk akal bukan?

● kebahagiaan adalah mekarnya kebaikan;


● Jadi ada nilai kebaikan yang menjadi alasan
● Penderitaannya. Maka walaupun menderita tidak lagi
dipandang sebagai sebagai kesedihan'.
Rasul Paulus:

● “Sekarang aku bersukacita bahwa aku


boleh menderita karena kamu, dan
menggenapkan dalam dagingku apa
yang kurang pada penderitaan Kristus,
untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat.” (Kol 1:34)
Seorang perempuan berdukacita
pada saat ia melahirkan, tetapi
sesudah ia melahirkan anaknya, ia
tidak ingat lagi akan
penderitaannya, karena
kegembiraan bahwa seorang
manusia telah dilahirkan ke dunia.
(Yoh 16:21)
Sumber kegembiraan ditemukan dalam
mengatasi rasa tidak berguna dari
penderitaan, perasaan yang terkadang sangat
kuat berakar pada penderitaan manusia.
Perasaan ini tidak hanya menggerogoti orang
tersebut secara batin, tetapi tampaknya
membuatnya menjadi beban bagi orang lain.
Orang tersebut merasa dikutuk untuk menerima
bantuan dan bantuan dari orang lain, dan pada
saat yang sama tampak tidak berguna bagi
dirinya sendiri.
Penemuan makna keselamatan dari
penderitaan dalam persatuan dengan Kristus
mengubah perasaan tertekan ini.
SURAT APOSTOLIK SALVIFICI DOLORII by. YOHANES PAUL II
Diberikan di Roma, 11 Februari 1984, pada tahun keenam kepausan saya.
● O, biarkan aku disini berdiam
sendiri
● Menggigil dan dingin menyelimuti
● ‘biarkan tak seorang pun
bersamaku
● Pun sendiri disini bosan tak pernah
lekat padaku
● Bait 4
● "Saya merasa seperti di
rumah sendiri di
Scheveningen," tulisnya
kepada prior Biara.
● "Saya berdoa, saya

menulis. Hari-hari terlalu


singkat. Saya sangat
tenang. Saya bahagia
dan puas."
“Keheningan yang terberkati! Aku sudah
merasa cukup nyaman di sel kecil ini. Aku
belum bosan di sini, malah sebaliknya. Aku
sendirian, tentu saja, tapi tak pernah
sebelumnya Tuhan begitu dekat denganku. Aku
bisa berteriak kegirangan karena Ia
membuatku menemukan-Nya lagi seluruhnya,
tanpa aku dapat bertemu orang lain, atau
orang lain menemui aku. Kini, Dialah satu-
satunya tempat pengungsianku, dan aku
merasa aman dan bahagia. Aku hendak
tinggal di sini selamanya, jika Ia menghendaki
begitu. Jarang aku demikian bahagia dan
puas seperti saat ini”
● (Selku, penjara Scheveningen, 27 Januari, 1942.Bt Titus Brandsma).
Hari itu, 19 Juni 1942 Titus memulai
hidup di kamp rezim Dachau. Ia
masuk ke kamp barak 28, dipenuhi
oleh imam, pelayan dan religius,
termasuk konfraternya dari
Belanda, Raphael Tijhuis. Hidupnya
begitu menderita dipenuhi dengan
tendangan dan pukulan. Tetapi,
Titus merasa nyaman berkat
persaudaraan dan karena Kristus.
Akan tetapi, kesehatannya semakin
memburuk.
Ia memiliki luka yang memborok
pada bagian kedua kakinya, giginya
sudah berkertak, disertai demam. Ia
merasa begitu sakit
dan merasa akan segera berakhir.
Titus Brandsma, 51
● Karena Engkau, ya Yesus ada
bersamaku
● Aku belum pernah sedekat ini
dengan Mu
● Tinggalah sertaku, bersamaku,
Yesus yang manis
● KehadiranMu membuat bagiku
s’galanya manis Bait 5

● Bagi Titus, arti dari 'Yesus bersamaku' dan
'tidak pernah begitu dekat denganku'
terletak pada penderitaan yang dibagikan
dalam persahabatan sebagai jalan menuju
Kerajaan Yesus, yang mengarah pada
persatuan dengan Tuhan.
● Penderitaan itu mengangkat dia sampai
Company Logo pada puncak, hingga ia berkata pada
Your tagline here
baris terakhir: ' Tinggallah bersamaku,
bersamaku, Yesus manis, / KehadiranMu
membuat segalanya baik bagiku '.
● Tahanan lain mengenang
bahwa "dia memancarkan
keberanian yang ceria."
● Titus terus menerus menasihati
sesama narapidana:
● "Jangan menyerah pada
kebencian. Bersabarlah. Kita di
Company Logo sini di terowongan yang gelap
Your tagline here tapi kita harus terus maju. Pada
akhirnya, cahaya abadi bersinar
bagi kita."
●Dalam surat terakhirnya kepada
keluarga, Titus, yang tubuhnya hancur,
penuh infeksi, memar, dan lemah
menulis:

● “Tentang saya, semuanya


baik-baik saja. Anda harus
terbiasa dengan situasi baru.
Dengan bantuan Tuhan, ini
berhasil dengan baik. Jangan
terlalu khawatir tentang saya”
● .
….penderitaan, lebih dari apapun,
yang membuka jalan bagi rahmat
yang mengubah jiwa manusia.
Penderitaan, lebih dari segalanya,
hadir dalam sejarah umat manusia
kekuatan Penebusan

….penderitaan manusia, yang


dipersatukan dengan penderitaan
penebusan Kristus, merupakan
dukungan khusus untuk kekuatan
kebaikan, dan terbuka jalan menuju
kemenangan kekuatan penyelamat
ini.
Salvifici Doloris, 26
“Selama penderitaanlah kita belajar untuk
menaikkan doa-doa kita yang paling
murni, sepenuh hati, dan jujur dihadapan
Allah. Ketika kita berada di dalam
penderitaan, kita tidak memiliki tenaga
untuk menaikkan doa-doa yang dangkal.”
- Rick Warren
Seorang penulis America
06
Penutup
Seringkali kita menderita dengan
marah, jengkel dan kesal, frustasi dan
bahkan putus asa. Itu terjadi karena
kita tidak mencinta. Jika kita mencintai
Tuhan, pastilah kita mencintai salib-
salib kita, malahan kita
mengharapkannya, kita bersukacita
atasnya
- Titus Brandsma
“Jalan itu sempit. Ia yang ingin
melaluinya dengan mudah harus
membuang segala hal dan
menggunakan salib sebagai
tongkatnya. Di lain kata, ia harus
memutuskan dengan sungguh untuk
menderita dengan rela demi kasih Allah
dalam segala hal”
- St. Yohanes salib
“Imam yang baik bukanlah mereka yang
mengucapkan kata-kata indah dari mimbar,
Tetapi mereka yang mampu
mempersembahkan rasa sakit mereka bagi
manusia. Karena itulah saya senang bisa
menderita.”
- Titus Brandsma
Mauliate!
Rm. Kardiaman Simbolon, OCarm

Do you have any questions?


CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
xaver87@gmail.com
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai