Anda di halaman 1dari 79

WAFATMU MERETAS

HIDUP
Jalan Salib Ordo Salib Suci
Paroki Curug Gereja Santa Helena
Prapaskah 2021
Lagu Pembuka
Tanda Salib dan Salam
P Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus
U Amin
P Semoga rahmat Allah Bapa selalu menyertai kita
U Sekarang dan selama-lamanya

Pengantar
Doa Pembukaan
P: Tuhan, Yesus Putra-Mu itu manusia istimewa. Ia
manusia menyeluruh, utuh, integral. Ia kuat dan
lembut, tegar dan taat. Ia istimewa, karena berhasil
menemukan Dikau, Allah. Segala jalan ditempuh,
segala hambatan diterobos, segalanya dikerahkan,
segala hambatan diterobos. Segalanya dikerahkan,
segala dikorbankan demi Engkau, sampai Ia terengah-
engah, kosong, mati berada di hadapan-Mu. Seluruh
hidup-Nya merupakan jalan salib. Dampingi kami,
Tuhan.
U:Amin
Perhentian Pertama:

Yesus
Dihukum
Mati
L: Hidup Yesus terlalu aneh,
terlalu lain. Ia menyalahi
struktur, aspirasi, sistem nilai
yang biasa. Orang menjadi
jengkel, resah, takut. Rakyat
membuang-Nya, para
pemimpin membenci-Nya,
Pilatus menjatuhkan
hukuman mati. Karena apa
persisnya, mereka tidak tahu.
--hening sejenak--
P: Yesus, Engkau sedih, Engkau
sepi. Engkau direnggut dari
lingkungan-Mu, dari orang-
orang- Mu. Itulah konsekuensi
hidup-Mu. Allah makin
mendekap, dunia makin
melepaskan-Mu. Tolonglah kami
menyadari keyakinan ini.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Kedua:

Yesus
Memanggul
Salib
L: Ia dihina sehina-hinanya. Ia
dibuang sejauh-jauhnya.
Salib, alat pembunuh yang
digunakan musuh, harus
dipanggul-Nya sendiri.
Perasaan dan harga diri-Nya
dihancurkan. Pribadi-Nya
dianggap sudah mati.
--hening sejenak--
P: Yesus, penderitaan itu Kau terima. Kau
tegar dan agung. Kalau Allah memang
baru bisa ditemui di balik penderitaan,
baiklah Engkau siap menerobosnya. Hidup
manusia tentu dimasuki penderitaan,
kegagalan, kekecewaan, kesepian, lumpuh
batin. Engkau pasti suatu saat
mengunjungi kami. Buatlah kami tabah.
Buatlah kami bijaksana. Biarlah kami
melihat penderitaan sebagai jalan menuju
Allah, sebagai alat pemurni dan pembersih
diri kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Ketiga:

Yesus Jatuh
Pertama
Kali
L: Yesus jatuh di bawah salib.
Ternyata Kau manusia biasa.
Yesus, fisik-Mu roboh,
mental-Mu pecah. Visi-Mu
hebat, daya juang-Mu
perkasa, tetapi Engkau jatuh.
--hening sejenak--
P: Tidak ada manusia yang tidak jatuh.
Ada saja yang menjegal kami.
Kesombongan diri, iri hati, dan
egoism sesama, kerapuhan kodrat
kami. Setiap kali kami tersentak oleh
kekeroposan hidup ini. Kami terkejut,
merasa dirongrong, diremehkan dan
terhina. Engkau sabar, tekun,
berbesar hati, berdiri tegak kembali.
Kami akan mengikuti-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Keempat:

Yesus
Berjumpa
dengan Ibu-
Nya
L: Suatu pertemuan yang
menyakitkan. Bunda Maria
menyaksikan kejatuhan
Putranya. Ia tidak berdaya.
Mungkin juga tidak mengerti,
tidak menerima. Ia sedih, ia
berontak. Yesus merasakan
penderitaan ibu-Nya.
Penderitaan-Nya bertambah.
--hening sejenak--
P: Tuhan Yesus, apa perasaan-Mu
waktu Engkau melihat ibu-Mu kaget,
terpukul, luluh? Apa perasaan-Mu
waktu Engkau melihat orang yang
paling Kaucintai dan Kau hormati
dibenamkan dalam lubang
kesedihan. Ibu-Mu menangis, Engkau
menangis dalam hati. Cinta-Mu
kepada Allah menuntut bayaran yang
tinggi. Tolonglah kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Kelima:

Yesus
Ditolong
Simon dari
Kirene
L: Penderitaan Yesus tidak fisik
semata. Ia tidak kuat
memanggul salib, maka
memerlukan pertolongan. Ia
ditolong oleh orang yang
tidak dikenal-Nya yang
dipaksa oleh orang Yahudi.
Dengan meronta,
menggerutu, ia membantu.
--hening sejenak--
P: Tuhan Yesus, penderitaan
membuat kami tak berdaya, tak
berkutik. Kami lantas sangat
bergantung pada orang lain.
Kami merasa diri kecil, harga diri
kami menciut. Engkau telah
menempuh keadaan demikian
dengan anggun, tenang, sabar.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Keenam:

Veronika
Mengusap
Wajah Yesus
L: Ada seorang wanita tidak tega
lagi melihat penderitaan Yesus. Ia
menerobos kerumunan rakyat. Ia
melakukan apa yang dapat
dilakukan pada saat itu. Ia
mengusap wajah Yesus dengan
kain yang kebetulan
dipegangnya. Yesus menerima
tindakan spontan yang simpatik
itu.
--hening sejenak--
P: Tuhan, hanya hati yang baik
dapat mengalirkan
spontanitas yang baik. Hanya
hati yang baik tergerak untuk
berbuat baik, tersentuh oleh
penderitaan sesama. Berilah
kami hati yang peka.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Ketujuh:

Yesus Jatuh
Kedua Kali
L: Yesus roboh lagi.
Penderitaan
makin menindih.
Ia tidak kuat, Ia
lemah, Ia kalah.
--hening sejenak--
P: Tuhan, Engkau ternyata tidak
perkasa. Engkau kecil, tidak mampu,
Engkau tidak malu, Engkau tidak
mau bersandiwara. Memang waktu
itu Engkau jujur, terbuka. Ada saat
kami pun jatuh, gagal, salah. Sering
kami terkejut, kecewa, merasa gagal.
Engkau mengajar kami, kejatuhan,
kegagalan, kelemahan harus
diterima seadanya.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Kedelapan:

Yesus
Menasehati
Wanita yang
Menangis
L: Hanya kaum wanita, kaum
lemah, dan tidak berarti
dalam dunia waktu itu, yang
ikut prihatin, berkasihan.
Yesus berterima kasih. Yesus
menerima, mengakui sikap
mereka itu, membantu Dia,
menguatkan Dia.
--hening sejenak--
P: Tuhan, kami rupanya harus
berterima kasih atas kebaikan
sekecil manapun dari siapapun
asalnya. Sering kami hanya mau
dibaiki oleh orang penting, orang
kuat. Orang lemah, orang tak
mampu ternyata sama harganya
dengan orang besar. Sadarkan
kami.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Kesembilan:

Yesus Jatuh
Ketiga Kali
L: Yesus yang tenar dan besar
itu hanya bisa dikasihani.
Segala keperkasaan, segala
kebanggaan hilang. Ia
terjungkal tersuruk jatuh.
Betapa kecilnya Ia sekarang.
Seonggok manusia yang
kecapaian tersengal-sengal.
--hening sejenak--
P: Terima kasih, Tuhan, Engkau
mau mengecil bagi kami. Engkau
menyatakan diri-Mu tidak tahan,
perlu istirahat. Namun Engkau
tidak menyerah kalah. Teruskan
Tuhan. Manusia seperti Engkau
sangat kami perlukan.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Kesepuluh:

Pakaian
Yesus
Ditanggalka
n
L: Sebelum dibunuh, pakaian
seorang terhukum ditanggalkan.
Sebelum mati fisik, Ia mati sosial
dulu. Oleh masyarakat, Ia
dianggap bukan manusia lagi. Ia
menjadi kambing hitam,
binatang yang boleh disakiti,
disiksa, dibunuh demi
kesenangan, kepuasan, dan
ketenangan masyarakat.
--hening sejenak--
P: Begitu rendahnya Kau
diturunkan. Engkau bukan
manusia lagi, meskipun
Engkau masih hidup. Tetapi
justru dengan makin
direndahkan, Engkau makin
agung, makin murni
kemanusiaan-Mu.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Kesebelas:

Yesus
Dipaku pada
Kayu Salib
L: Sekarang Yesus tak dapat
mundur. Ia disatukan
dengan salib, kayu yang
membawa maut dan aib.
Pribadi-Nya dihancurkan,
hidup-Nya dirusak. Segala
itu datang dengan pasti
tak terelakkan.
--hening sejenak--
P: Engkau tidak lari, Tuhan.
Engkau rela masuk gerbang
derita lahir-batin. Engkau
dipaku pada salib, Engkau
terikat bersatu dengan Allah.
Menurut orang Engkau makin
merosot harga diri-Mu.
Menurut-Mu, Engkau makin
mendekati kemuliaan.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Kedua Belas:

Yesus Wafat
di Salib
L: Seluruh tenaga hidup-Nya
telah diperas, seluruh hidup-
Nya telah dilumatkan. Hidup
menderas keluar dari tubuh-
Nya. Ia makin lemas. Dunia
makin pudar, perpisahan
sudah tak dapat dihalangi. Ia
mati.
--hening sejenak--
P: Berisitirahatlah, Tuhan.
Perjuangan-Mu telah selesai.
Hidup-Mu keras, resah susah.
Namun ada arah yang makin
jelas tergores dalma hidup-Mu,
ada nilai yang makin berkemilau
dalam diri-Mu. Engkau telah
berhasil meraih Allah. Allah telah
menyatu dengan Dikau.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Ketiga Belas:

Yesus
Diturunkan
dari Salib
L: Tuhan Yesus yang lunglai, tak
bernyawa, diturunkan dari
salib. Cinta-Nya kepada Allah
telah menghabiskan hidup-
Nya, telah menghisap sari-
sari diri-Nya. Mari
memandangi sisa-sisa, puing-
puing hidup yang murni,
bergairah dan bervisi itu.
--hening sejenak--
P: Tuhan, berilah kami
gairah hidup; berilah
kami visi hidup;
berilah kami nilai-nilai
yang membuat diri
kami berharga.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Perhentian Keempat
Belas:
Yesus
Dimakamkan
L: Makam: terminal
terakhir hidup manusia.
Makam: misteri yang
melulur hidup, kerja,
cinta, cita-cita kami. Di
sana segala kegiatan dan
hubungan terhenti.
--hening sejenak--
P: Tuhan, Engkau masuk
dalam misteri yang
menakutkan. Semoga
kami berani menghadapi
hidup ini. Semoga kami
berani menghadapi maut.
Sebab di mana pun juga,
Allah Bapa tercinta itu ada.
Tuhan, kasihanilah kami.
U: Kristus, kasihanilah kami.
Doa Penutup
L: Misteri Jalan Salib sulit dimengerti oleh manusia.
Namun teladan cinta kasih Yesus telah menunjukkan
kepada kita untuk mengikuti Dia dalam jalan salib kita
masing-masing. Segala upaya dan kebaikan manusia
tidak satu pun yang dapat menyelamatkan manusia
tersebut. Hanya karena karunia Allah yang telah
menyelamatkan manusia. Dan kasih itu nyat adalam
diri Yesus.
---hening sejenak---
P: Tuhan Yesus, Allah yang Maha pengasih, kami bersyukur karena Allah Bapa telah
mengutus Engkau sebagai Juru Selamat, Guru, Sahabat, dan Saudara kami. Engkau
mau berkorban dan merendahkan diri demi mematuhi kehendak Bapa-Mu dan untuk
keselamatan umat manusia. Bantulah kami ya Yesus, untuk selalu setia pada-Mu dan
meneruskan karya kasih Allah dalam lingkungan kami. Tugas ini berat ya Yesus karena
ukuran manusia sangat berbeda dengan ukuran-Mu, penilaian manusia sangat
berbeda dengan penilaian-Mu. Namun tugas yang berat ini akna menjadi ringan bila
kami percaya kepad abimbingan dan pegangan tangan-Mu, karena Engkau telah
menunjukkan kepada kami dengan jalan salib-Mu yang jauh lebih berat dari segala
penderitaan. Sambil menantikan langit dan bumi yang baru, kami kaan selalu percaya
kepada-Mu dan bersama seluruh isi surga senantiasa berseru:
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus.
U: Seperti pada permulaan, sekarang, selalu, dan sepanjang segala abad. Amin.
Penutup
P: Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus.
U: Amin.
P: Saudara sekalian, dengan ini Ibadat Jalan Salib
telah selesai.
U: Syukur kepada Allah.
Lagu Penutup
Terima kasih. Selamat merenung.
Sumber:
Wafatmu Meretas Hidup: Ibadat Jalan Salib Caelicola Choir

Lukisan:
“The Folly of God” karya Sieger Koder

Anda mungkin juga menyukai