I. PEMBUKAAN (Lagu)
TANDA SALIB DAN DOA PEMBUKA
Orator : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Umat : Amin.
Orator :
Marilah kita berdoa…..
Ya Tuhan Yesus, kami akan merenungkan penderitaan, wafat dan
kebangkitanMu. Berkat kasih, jerih payah, kerja, pergulatan, perjuangan dan
pengurbanan-Mu, Engkau menyelamatkan kami semua. Engkau telah
mengalahkan dosa dan kemalasan, egoisme dan kesombongan kami.
Ya Santa Maria Bunda dukacita, bantulah kami merenungkan dengan sungguh
sengsara PuteraMu. Mohonlah bagi kami, belaskasih Allah yang telah
dilimpahkan secara luar biasa sejak awal mula. Ya Bapa Utuslah RohMu, agar
permenungan dalam ziarah ini membawa kami lebih dekat dengan semangat
dan teladan hidup PuteraMu. Semoga ziarah derita ini mengikat kami lebih erat
lagi dengan Dikau, agar dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, kami
mendekati Engkau sebagai Bapa, serta memperoleh pengampunan dan
kebaikanMu yang tidak berkesudahan. Amin.
Di atas tanah Nua Lu’a Palue yang terkenal dengan Rokatenda, Pulau yang
berdebuh,..kerena terus diguyur abu vulkanik gunung rokatenda dan banjir yang
terus mengalir yang entah kapan akan berakhir….kini dan dari tempat ini
kitapun akan menyusur, melewati jalan-jalan yang berlubang, tanah Lu’a yang
tercabik-cabik dilanda banjir bandang dan luapan lumpur dingin. Pada setiap
hidup yang kini kita semua diajak untuk merenungkan Jalan salib Tuhan kita
Yesus Kritus. Semoga permenungan di Jalan salib penuh duka ini mengingatkan
dan menyadarkan kita dari semua salah dan segala dosa-dosa kita, yang telah
kita perbuat terhadap alam, sesama dan Tuhan sendiri.
Marilah kita membuka hati untuk dibaharui sehingga diujung jalan salib nanti
kita membangun tekat dan niat untuk baru dalam hidup: pada setiap kata dan
perbuatan.
2
III. SKETSA DERITA GETSEMANI :
“Berdoalah Supaya Kamu Jangan Jatuh Ke Dalam Pencobaan”
(Sambil berlutut dan menengadah Yesus berdoa, sementara Petrus, Yakobus dan
Yohanes tertidur)
Narator:
Telah Kaubisikkan cinta pada dinding-dinding hati mereka yang pernah
percaya atau mungkin yang masih
Telah Kaubisikkan cinta pada seribu hati cemberut, pada nurani berlabur
ambisi mengejar citra dunia.
Telah Kaubisikkan cinta pada gelagat jiwa insan manusia, yang lebih
memilih tahyul dan propaganda ahlak daripada bahasa cintaMu.
Namun semua tak percaya, semua melupa, semua luntur, seperti debu pada
semburan angin. Semua terbang dengan sejuta bualan. Seperti yang pernah
Kau sabdakan:
Narator II : ”kamu semua akan tergoncang imanmu!”
Narator : Dan Petrus sang karang padas, lesuh tanpa tegar di hadapan maut dan
ketakutan.
Narator II: ”Aku berkata kepadamu, hari ini juga, sebelum ayam berkokok dua
kali, engkau akan menyangkal Aku tiga kali!”
Narator:
Lalu Kau memilih alam tuk bisikkan segala cintaMu.
Lembah sungai Kidron dan harum Zaitun di Getsemani menyulam seluruh
luka bathin dan beratnya cawan yang harus Kau teguk.
Yesus, pada hening Getsemani, Kau tegur kami yang biasa terlelap tanpa
berjaga.
3
Yesus: “HatiKu sangat sedih, hingga mau mati rasanya. Tinggallah di
sini dan berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu tidak jatuh
dalam pencobaan. Roh memang penurut tapi daging lemah!!”
Narator : Rutinitas menyeret kami dalam alur dunia. Kami terpental pada sisi-
sisi terjal kehidupan. Kini kami menatap Dikau dari keremangan, dari mimpi-
mimpi yang masih membius. Namun kami tetap percaya, Dikaulah satu-
satunya penebus dan harapan kami.
Yesus, dalam doa-Mu lirih terucap pengorbanan yang tulus:
Yesus: “Ya Abba, ya Bapa, tiada yang mustahil bagiMu, biarlah piala ini
berlalu daripadaKu, tetapi bukan atas kehendakKu, melainkan atas
kehendakMu-lah yang terjadi!”
Narator :
Telah Kau buktikan cintaMu pada kami lewat tetesan darah pada alur
keningMu yang membuat tanah dan samudera bahagia. Telah Kau katakan
setia tanda pengorbananMu lewat ketegaran menapaki ziarah duka menuju
suka.Yesus kami semua berharap padaMu…
Yesus : Cukuplah saatnya sudah tiba. Lihat, Anak Manusia diserahkan ke
tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, dia yang menyerahkan Aku
sudah mendekat!
Yudas, orang Yahudi (OY), Ahli Taurat (AT) dan serdadu (Sd) bersenjata
lengkap, datang.
Yudas : Orang yang akan kucium, itulah Dia. Tangkaplah dan bawalah Dia
dengan selamat!
Yesus : Siapakah yang kalian cari?
OY + Sd : Yesus dari Nazareth! (lalu mundur dan terjatuh)
Yudas : Salam ya Rabbi (sambil maju dan mengecup Yesus)
Yesus : Siapakah yang kalian cari?
4
OY + Sd : Yesus dari Nazareth! Yesus dari Nazareth! Yesus, kau ditangan kami!
Yesus : Sudah Kukatakan bahwa Akulah Dia, jika aku yang kamu cari
biarkan mereka ini pergi!
Petrus : Guru, apa yang terjadi?
(Menatap garang ke serdadu lalu menyerang dan menebas Malkhus-
yang mengerang kesakitan)
Yesus : Petrus, sarungkan pedangmu, bukankah aku harus minum cawan
yang diberikan Bapa pada-Ku?
OY + Sd : Yesus, Yesus Kau di tangan kami. Jangan banyak alasan!
Segera tangkap dan belenggu Dia! Bawa Dia ke Imam Agung
Kayafas!
Yesus digiring secara paksa ke kediaman Kayafas, Imam Agung.
Kayafas : Wahai jemaatku, kalian kuhormati karena kepatuhan kalian pada
hukum Taurat yang telah terwariskan. Inilah satu bentuk kebanggaan
dari bangsa yang sama-sama kita cintai. Tapi kita perlu waspada atas
segala ulah oknum-oknum yang tak pernah patuh pada ajaran Taurat.
Adalah lebih berguna satu orang mati demi seluruh bangsa dari pada
Taurat kita dinista dan kemurkaan Allah datang menyinggahi kita.
OY 1 : Yang Mulia Imam Agung Kayafas, perkenankan kami memberi bukti
atas perilaku oknum yang akan merongrong hukum kita. Dialah
Yesus dari Nazareth! Orang yang menggemparkan persada dengan
ajaran sesat.
OY 2 : Bahkan Ia berani merubuhkan Bait Allah dan seluruh Taurat serta
membangunnya dalam tiga hari demi kerajaan cinta kasih! Apa ini
dibenarkan? Apa harus dibiarkan?
Kayafas : Yesus, aku dengar namaMu diperbincangkan khalayak ramai. Apakah
ajaranMu menyesatkan, sehingga Engkau harus sembunyi-sembunyi
menyebarkannya?
5
Yesus : Aku berbicara terus terang kepada dunia. Aku selalu mengajar di
rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi
berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.
Mengapa engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah
mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka
tahu apa yang telah Kukatakan.
Kayafas : Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau
Mesias, Anak Allah atau tidak!
Yesus : Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu,
mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah
kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
Penjaga : Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar? (maju dan menampar
Yesus)
Yesus : Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-
Kayafas : Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah
6
Perhentian I “YESUS DIHUKUM MATI”
8
Yesus : Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa
itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu dia, yang
menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.
AT & OY : Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan
Kaisar. Salibkan Dia, enyahkan Dia!
Pilatus : Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut
Kristus? Kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?
AT & OY : Tekad kami sudah bulat…Ia harus disalibkan!
Pilatus : Jadi, aku harus menyalibkan rajamu?
AT & OY : Kami tidak mempunyai raja selain kaisar!
Pilatus : Kalau itu yang kalian mau, pasang tulisan ini “Yesus, orang Nazaret,
Raja orang Yahudi!”
AT & OY : Jangan tuan tulis Raja orang Yahudi, Dia sendiri katakan Aku adalah
Raja orang Yahudi.
Pilatus : Sekali kutulis tetap kutulis!
Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!
(sambil membasuh tangannya)
Massa : Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak
kami! Dia pantas dihukum, salibkan Dia!
Renungan atau puisi:
Renungan Singkat:
Ibu, bapak, saudara/i, yang terkasih.
9
Di Taman Getsemani, dalam kegelisahan menyambut sang pengkhianat yang
akan mengantarNya ke bukit tengkorak, semalaman Yesus berjaga dan
mengajak murid-murid-Nya untuk berdoa bersama. “Tidakkah kamu bisa
berjaga bersama Aku?Berdoalah supaya kamu tidak jatuh ke dalam
pencobaan.” Dalam keteduhan malam, ketika sedang berjaga dan berdoa,
dibawah pimpinan Yudas, sang pengkhianat, datanglah segerombolan orang
dengan hati dan perasaan benci yang tak terkirakan, menjemput Yesus.
Sungguh, suatu persahabatan tanpa cinta, persaudaraan tanpa kasih. Yudas
memberi kecupan, ciuman pengkhianatan terhadap seorang sahabat dan
saudara demi tuga puluh keping perak, demi egoisme, kepentingan diri.
Saudara dan saudari terkasih,
Yudas rela menyerahkan Yesus ke tangan para algojo bengis untuk
dibawa kepada Pilatus dengan sebuah ciuman pengkhianatan. Pilatus
menerima Yesus sebagai terdakwa yang siap untuk diadili dan dijatuhi
hukuman mati dengan disalibkan secara ngeri. Pilatus sendiri tidak punya
pendirian, ia kecut terhadap orang banyak, takut kehilangan simpati rakyat.
Oleh karena Pilatus yang pengecut, Yesus dikorbankan demi kemapanan
kuasanya. Pilatus menyerahkan Yesus untuk didera. Sosok tubuh-Nya yang
mulus dan suci dicambuki, wajahNya diludahi dengan ludah kebencian.
Kepala-Nya yang kudus terurapi dimahkotai duri. Kaki dan tangan-Nya
ditembusi paku. Hai manusia……mengapa Kau serahkan Tuhanmu……?
Mengapa kau adili Dia dan kau jatuhi hukuman mati dengan salib……..?
Apakah Dia seorang penjahat?
Demi dosa-dosa kita, Yesus diam seribu bahasa, mengalah untuk
menang, menerima hukuman salib yang keji.
Dosa dan kejahatan, tak jarang telah membutakan mata hati dan pikiran
manusia. Sesama menjadi korban hawa nafsu dan kebencian kita. Manusia
menjadi begitu egois dan rakus, sehingga lupa akan belas kasih dan cinta
Tuhan terhadap dirinya. Entah sadar atau tidak, setiap hari banyak di antara
kita mengkhianati dan melupakan Tuhan dengan berbagai macam cara dan
sikap hidup kita. Oleh karena dosa-dosa kita, Kristus harus mati di Golgota,
di atas palang penghinaan agar dengan-Nya kita diselamatkan. Kita
menyalibkan Kristus. Tuhan tetap setia kendatipun kita tidak setia. Tuhan
10
tetap baik meskipun kita seringkali berbuat jahat. Tuhan tetap mencintai kita
meskipun kita menghina dan mengkianatiNya. Ia tetap mau dekat dengan
kita meskipun kita seringkali lari menjauh dariNya. Hai, manusia…..kau
tercipta, kau diberi hidup dengan RohNya yang kudus, kau dipelihara dan
dijaga hanya karena cinta dan belas kasih-Nya. Manakah balas jasamu:
pengkianatan atau cinta….? (Hening sejenak)
11
Umat : Tuhan Yesus, demi nasib kami sendiri, Engkau menerima hukuman
mati yang tidak adil. Engkau tidak membalas nista, biarpun Engkau
dinista. Engkau tidak mengancam biarpun Engkau menderita. Engkau
dikurbankan karena Engkau menghendaki supaya kami selamat.
Ajarlah kami untuk menerima setiap kebencian dengan cinta dan
berusaha untuk memberikan rasa adil dan damai tanpa dendam yang
menghambat aliran cintaMu kepada sesama.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
12
berontak dan menjauhiMu saat deraan penyakit datang, kala
kegagalan datang menghapus segala usaha kami, kala kesuksesan tak
mau berpaling pada kami dalam studi dan pekerjaan. Kami lebih
memilih sikap acu tak acu, sikap tak peduli pada penyelenggaraan-
Mu dan percaya pada tahyul. Kami tak berani melihat diri kami dan
lupa akan sabdaMu….”Barangsiapa ingin menjadi murid-Ku, ia
harus berani menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari
dan mengikuti Aku.”
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
13
dan dihinakan. Padahal luka-luka-Mu itu disebabkan oleh perbuatan
salah dan dosa kami.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
15
Oh… Mentari yang mendaki
Oh… Jalanan yang berteriak
Ceritakan segera bisu hati Bunda, di antara berlaksa hati insan
pendengki
Gaungkan segera mata hati Bunda, yang terpekur pada kaki Dia yang
lunglai tertindih salib
Puitris 2 : Belati duka kini tergores pada rahim dan hati pasrahMu
Bunda, bening matamu menatap wajah penuh carut marut
tangismu basuhi dahagaNya yang lara
Ruang rindumu gemakan rintihan cintaNya “Ibu, inilah AnakMu!”
“Oh….Duka manakah seberat dukaku?
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku seturut kehendakMu!”
Puitris 3 : Bunda….. di pintu hatiMu kami mengetuk
Salam wahai Pintu Surga
KasihMu bersemi dari taman hati penuh cinta
Terhembus gelombang kasih
Mengalir dan meresap
pada hati kami yang patah berkeping retak
Pada jantung kami yang berdetak lamban
Pada nurani kami yang terpenggal
Oleh wajah pertiwi kami penuh tragis menangis
Semua : O Maria MaterDolorosa
Ave Maria Gratia Plena
Dominus Te Cum
16
O Maria Mater Dei
Ora pro Nobis…
Orator : Kita semua adalah anak, terlahir dari rahim yang kudus, disayang dan
dibelai penuh cinta. Dimanakah kita dan apa yang telah kita berikan
untuk dia, ibu kita sendiri. Apakah yang kita beri hanyalah sederetan
kepedihan dan ketidaksetiaan tanpa kasih sayang? Marilah kita
berdoa
Umat : Tuhan Yesus, dengan penuh kesedihan, Engkau memandang
BundaMu, yang berdiri menyaksikan jalan salibMu. Mampukanlah
kami untuk mencintai IbundaMu dan ibunda kami masing-masing.
Maafkanlah kami bila terlalu banyak salah yang kami berikan.
Berkatilah ibu kami, lindungilah mereka agar tetap memberi kami
cintaMu. Jauhkanlah mereka dari dosa, dari praktek-praktek hidup
yang keliru seperti aborsi dan perjudian. Berkatilah keluarga-keluarga
kami agar jauh dari perceraian dan perselingkuhan. Semoga cintaMu
yang lebih ungul dari maut, semakin menyemangati hidup kami.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
17
Panglima : Pasukan, Dia semakin tak bertenaga. Segera siapkan bantuan untuk
sementara!
(Seorang petani tua, Simon dari Kirene dan anaknya, melintasi arak-arakan duka
itu.)
Sd 1 : Hei petani tua, hendak kemana kau!
Sd 2 : Ayo segera pikul salib ini! (para serdadu memaksa si petani)
Orator : Paksaan, hinaan, cemoohan dan perbudakan memang pahit untuk
dirasakan. Siapapun tak akan mau mengalaminya. Kini Simon dari
Kirene seorang petani sederhana dipaksa untuk memanggul salib
Yesus. Bagi orang Israel pekerjaan memikul salib adalah pekerjaan
paling hina. Hanya orang yang rendah hati bisa menerima tugas ini.
Renungan singkat:
19
Lagu yang sesuai atau
Renungan Singkat :
Orator : Dia ditikam karena kedurhakaan kita dan dihancurkan karena
kejahatan kita. Siksaan yang menimpahNya, membawa perdamaian
untuk kita. Dan kita sembuh berkat bilur-bilur tubuhNya. Kita semua
bagaikan domba yang hilang dan terseret. Masing-masing menempuh
jalannya sendiri.
Umat : Kepada Dia, Tuhan menimpakan segala kesalahan kita.
Ia dianiaya dan Ia pun tunduk. Tidak membuka mulutnya. Bagaikan
domba yang diam tak mengembik bila dicukur. Seperti anak domba
yang dihantar ke pembantaian demikianpun Ia tidak membuka
mulutNya. Semoga dalam segala kesalahan, kita tetap ingat padaNya,
sehingga kita mampu bertobat, berbalik dan bangkit bersama Dia.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Renungan Singkat :
Dalam jalan Salib-Nya, Yesus melewati barisan sekelompok wanita yang
menangisi-Nya dengan sedih hati. Kristus melihat mereka dan berkata:
“Wanita-wanita Yeresalem, janganlah menangisi Aku, tangisilah dirimu dan
anak-anakmu”. Wanita Yerusalem menangis kasihan kepada Yesus. Mereka
tidak hanya merasa kasihan, tetapi berani menunjukkan rasa kasihannya
dengan menangisi Yesus di hadapan serdadu-serdadu yang ganas dan lautan
manusia yang bengis. Tidak mudah bagi wanita-wanita menunjukkan rasa
kasihan itu, tetapi mereka berani tampil. Di manakah para rasul? Di manakah
Petrus, sang wadas itu? Di manakah orang sakit yang pernah disembuhkan
Kristus? Mereka semua lari meluputkan diri dan takut dianggap sebagai
pengikut sang Guru.
Ibu, bapak, saudara/i, yang terkasih. Wanita gampang menangis bila melihat
ada yang menderita. Karena wanita lebih mudah menangis daripada pria.
Mereka gampang menangis sebab lembut hati, sebab rasa kasihan. Ada banyak
wanita di dunia ini yang menangis. Wanita menangis karena dipukul dan
ditindas serta ditinggalkan sang suami; wanita menangis karena kebahagiaan
rumah tangga yang ambruk, mereka menangis karena ulah anak-anaknya yang
nakal dan menghormati orangtua. Sementara itu, ada banyak wanita yang tidak
menangis lagi dengan janin-janin yang mereka gugurkan dan bayi-bayi yang
mereka cekik sampai mati lantaran takut ketahuan aibnya; Ada banyak wanita
berdosa yang tidak menangisi dirinya lagi. Terhadap wanita wanita seperti ini
atau juga terhadap kita semua Yesus menegur: “Jangan tangisi Aku, tetapi
tangisilah dirimu dan anak-anakmu”.
Saudara dan saudari, Kristus tidak membutuhkan kita menangisi diri-Nya,
tetapi menangisi diri kita sendiri, menangisi dosa-dosa kita, menangisi jiwa-
21
jiwa kita yang dicekik oleh kejahatan! Kita harus menangisi dosa-dosa kita
sehingga kita menjadi lebih baik. Itu yang utama dan paling penting. Maka
tangisilah diri dan dosa-dosa kita dengan berani mengubah diri. Janganlah kita
lari dan bersembunyi diri. Beranilah tampil sebagai orang berdosa dihadapan
Yesus yang tergantung di salib, dengan tobat yang ikhlas. Sudahkah kita
menangisi diri kita atas dosa dan kesalahan yang kita buat?
Hening sejenak…
Orator : Marilah kita berdoa
Umat : Tuhan Yesus, kami menatapMu dari balik mata kami yang berkaca.
DeritaMu tak terbendung lagi. Luapannya tertumpah pada wajah
kami yang berpoles dusta dosa. Memang airmata mampu
membahasakan emosi dan segala hal yang tak dapat kami pahami
secara akali. Semoga teguranMu bagi kami, memampukan kami
untuk tidak terlalu larut dalam kedukaan, tapi berani bangkit untuk
menyentuh mesbah kebahagiaan yang telah Engkau janjikan.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
24
berkembara dalam ziarah mewartakan sabda, lumpuh dan patah
tercabik paku-paku kelaliman kita. Kini Yesus membutuhkan tangan
dan kaki kita. Marilah kita berdoa…..
Umat : Ya Yesus, derita salib adalah wujud pengorbananMu yang paling
mulia. Engkau telah memberikan tangan, kaki, seluruh tubuh dan
jiwaMu bagi keselamatan kami. Terangilah kami agar kami mampu
memberikan tangan kami sebagai pengantara rahmatMu, tuntunkah
kaki kami agar tidak selalu melangkah ke ladang-ladang korupsi,
praktek-praktek percabulan dan perjudian. Sinarilah budi dan jiwa
kami agar kami tidak menjadi penabur kesengsaraan dan biang
ketidakadilan.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
25
AT 2 : Kau yang mau merobohkan bait Allah, turunlah dari salib supaya
kami percaya
OY : Lihat tulisan itu, Iesous Nazaremus Rex Iudaeorum (INRI) Yesus dari
Nazareth Raja Orang Yahudi. Hai, Yesus kalau kau benar Raja Orang
Yahudi, kalau Kau benar Anak Allah, turunlah dari salib, supaya kami
dapat percaya!
Orator : Di puncak ini, bersama dua penyamun Dia disalibkan. KemuliaanNya
terpancar dari antara buramnya dunia. Dari salib yang tegak dan
kukuh, Anak Manusia menatap Bunda bersama Maria Magdalena,
Maria Istri Kleophas dan saudaraNya serta murid-muridNya yang
meratap.
Yesus : Ibu, inilah, anakmu! Anak, inilah ibumu!”
Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat.
Yesus : Aku haus!
Serdadu mencucukan bunga karang yang bercampur anggur asam ke mulut
Yesus.
Sd : Kau pantas merasakan ini!
Terdengar bunyi gemuruh dan angin kencang. Backsound In Silentio…
Yesus : Eli, Eli Lama Sabakhtani, AllahKu ya AllahKu, mengapa Engkau
meninggalkan Daku?
Yesus : Abba Ya Bapa, ke dalam tangaMu Kuserahkan hidupKu!
Yesus : Selesailah sudah… (lalu menundukkan kepala) HENING TOTAL
Sementara itu orang-orang Yahudi menjadi gugup dan jatuh terjerembab.
Para serdadu tunduk
berlutut, sementara itu panglima serdadu maju dan menikam lambung Yesus.
26
Panglima : Sungguh orang ini Putera Allah. (sambil berlutut)
Orator : Umat diminta untuk berlutut selama beberapa menit.
Wanita-wanita meratap dalam bahasa setempat……
Lagu daerah setempat.
Orator : Sesungguhnya kelemahan-kelemahan kitalah yang ditanggungNya
dan segala dukacita kitalah yang dipanggul-Nya. Ia telah
merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib. Itu sebabnya Allah telah meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepadaNya nama atas segala nama. Supaya dalam
nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit dan yang ada
di bawah bumi. Marilah kita berdoa….
Umat : Ya Yesus, Tuhan dan penebus kami, pada darah dan air yang mengalir
ini. Segala kehinaan yang telah Engkau tanggung adalah akibat ulah
segala beban hidup dan melewati rintangan hidup di dunia ini menuju
kerajaan AbadiMu.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
27
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
dalam.
28
Engkau telah meneteskan peluh dan darah demi keselamatan kami
semua.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
29
salib kita yang kecil sekalipun sampai keabadian dengan penuh iman, tanggung
jawab dan kejujuran. Mampukah kita.........?
Umat dipersilahkan ke tempat yang sudah disiapkan. Umat hening. Lagu ofos
U : Amin
-S E L E S A I-
2015
30
Fr. Josh Bogar
31
32