Anda di halaman 1dari 32

JEJAK DERITA KRISTUS

Dari Zaitun Menuju Kalvari


(Sebuah Drama Jalan Salib Mengenang Sengsara & Wafat Yesus)

I. PEMBUKAAN (Lagu)
TANDA SALIB DAN DOA PEMBUKA
Orator : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus
Umat : Amin.

Orator :
Marilah kita berdoa…..
Ya Tuhan Yesus, kami akan merenungkan penderitaan, wafat dan
kebangkitanMu. Berkat kasih, jerih payah, kerja, pergulatan, perjuangan dan
pengurbanan-Mu, Engkau menyelamatkan kami semua. Engkau telah
mengalahkan dosa dan kemalasan, egoisme dan kesombongan kami.
Ya Santa Maria Bunda dukacita, bantulah kami merenungkan dengan sungguh
sengsara PuteraMu. Mohonlah bagi kami, belaskasih Allah yang telah
dilimpahkan secara luar biasa sejak awal mula. Ya Bapa Utuslah RohMu, agar
permenungan dalam ziarah ini membawa kami lebih dekat dengan semangat
dan teladan hidup PuteraMu. Semoga ziarah derita ini mengikat kami lebih erat
lagi dengan Dikau, agar dengan pengantaraan Tuhan kami Yesus Kristus, kami
mendekati Engkau sebagai Bapa, serta memperoleh pengampunan dan
kebaikanMu yang tidak berkesudahan. Amin.

JEJAK DERITA KRISTUS


Dari Zaitun Menuju Kalvari
Bentangan pakaian di jalan tat kala Yesus masuk dan melewati kota
Yerusalem…pada jari-jari yang menggengam erat daun palem ditangan..pekik
sorak sorai ungkapan hati penuh riang gembira pada setiap mulut terucap “
Terpujilah Putera Daud. Terberkatilah yang datang atas nama Tuhan! Terpujilah
yang Mahatingi. Yang lain berteriak siapakah orang ini? Dialah nabi Yesus dari
1
nazaret di galilea membuat Yesus Putera Allah itu tersanjung. Kini, sesaat lagi
akan menjelmah, berubah. Daun palem yang erat tergenggam dalam jemari kini
terlepas, jatuh berguguran.Genggaman jemari menjadi kepalan, wajah riang
berubah rupa jadi kebencian penuh dendam, mulut yang mengucap “Terpujilah
Putera Daud. Terberkatilah yang datang” kini menjadi teriakan “Salibkan Dia,
salibkan Dia, salibkan Dia”. Kenangan kegembiraaan penuh senyum, canda
tawah dan harapan saat ada dan melewati Yerusalem perlahan pudar, hilang lalu
lenyap- menjemput derita jalan salib menyusuri lembah getzemani menuju
kalvari penuh duka derita.

Bapa,ibu, saudara/I Umat Tuhan yang tertebus…….

Di atas tanah Nua Lu’a Palue yang terkenal dengan Rokatenda, Pulau yang
berdebuh,..kerena terus diguyur abu vulkanik gunung rokatenda dan banjir yang
terus mengalir yang entah kapan akan berakhir….kini dan dari tempat ini
kitapun akan menyusur, melewati jalan-jalan yang berlubang, tanah Lu’a yang
tercabik-cabik dilanda banjir bandang dan luapan lumpur dingin. Pada setiap
hidup yang kini kita semua diajak untuk merenungkan Jalan salib Tuhan kita
Yesus Kritus. Semoga permenungan di Jalan salib penuh duka ini mengingatkan
dan menyadarkan kita dari semua salah dan segala dosa-dosa kita, yang telah
kita perbuat terhadap alam, sesama dan Tuhan sendiri.

Marilah kita membuka hati untuk dibaharui sehingga diujung jalan salib nanti
kita membangun tekat dan niat untuk baru dalam hidup: pada setiap kata dan
perbuatan.

II. LITURGI SABDA (Teks tersendiri)


Bacaan Injil akan didramatisasikan dalam Tablo. Sebelum tablo dimulai,
semua pelakon akan berlutut di hadapan imam untuk diberkati. Selanjutnya
Tablo dimulai dengan adegan Getsemani (Sketsa Getsemani).

2
III. SKETSA DERITA GETSEMANI :
“Berdoalah Supaya Kamu Jangan Jatuh Ke Dalam Pencobaan”
(Sambil berlutut dan menengadah Yesus berdoa, sementara Petrus, Yakobus dan
Yohanes tertidur)

Narator:
Telah Kaubisikkan cinta pada dinding-dinding hati mereka yang pernah
percaya atau mungkin yang masih
Telah Kaubisikkan cinta pada seribu hati cemberut, pada nurani berlabur
ambisi mengejar citra dunia.
Telah Kaubisikkan cinta pada gelagat jiwa insan manusia, yang lebih
memilih tahyul dan propaganda ahlak daripada bahasa cintaMu.
Namun semua tak percaya, semua melupa, semua luntur, seperti debu pada
semburan angin. Semua terbang dengan sejuta bualan. Seperti yang pernah
Kau sabdakan:
Narator II : ”kamu semua akan tergoncang imanmu!”
Narator : Dan Petrus sang karang padas, lesuh tanpa tegar di hadapan maut dan
ketakutan.
Narator II: ”Aku berkata kepadamu, hari ini juga, sebelum ayam berkokok dua
kali, engkau akan menyangkal Aku tiga kali!”
Narator:
Lalu Kau memilih alam tuk bisikkan segala cintaMu.
Lembah sungai Kidron dan harum Zaitun di Getsemani menyulam seluruh
luka bathin dan beratnya cawan yang harus Kau teguk.
Yesus, pada hening Getsemani, Kau tegur kami yang biasa terlelap tanpa
berjaga.

3
Yesus: “HatiKu sangat sedih, hingga mau mati rasanya. Tinggallah di
sini dan berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu tidak jatuh
dalam pencobaan. Roh memang penurut tapi daging lemah!!”
Narator : Rutinitas menyeret kami dalam alur dunia. Kami terpental pada sisi-
sisi terjal kehidupan. Kini kami menatap Dikau dari keremangan, dari mimpi-
mimpi yang masih membius. Namun kami tetap percaya, Dikaulah satu-
satunya penebus dan harapan kami.
Yesus, dalam doa-Mu lirih terucap pengorbanan yang tulus:
Yesus: “Ya Abba, ya Bapa, tiada yang mustahil bagiMu, biarlah piala ini
berlalu daripadaKu, tetapi bukan atas kehendakKu, melainkan atas
kehendakMu-lah yang terjadi!”
Narator :
Telah Kau buktikan cintaMu pada kami lewat tetesan darah pada alur
keningMu yang membuat tanah dan samudera bahagia. Telah Kau katakan
setia tanda pengorbananMu lewat ketegaran menapaki ziarah duka menuju
suka.Yesus kami semua berharap padaMu…
Yesus : Cukuplah saatnya sudah tiba. Lihat, Anak Manusia diserahkan ke
tangan orang-orang berdosa. Bangunlah, dia yang menyerahkan Aku
sudah mendekat!
Yudas, orang Yahudi (OY), Ahli Taurat (AT) dan serdadu (Sd) bersenjata
lengkap, datang.
Yudas : Orang yang akan kucium, itulah Dia. Tangkaplah dan bawalah Dia
dengan selamat!
Yesus : Siapakah yang kalian cari?
OY + Sd : Yesus dari Nazareth! (lalu mundur dan terjatuh)
Yudas : Salam ya Rabbi (sambil maju dan mengecup Yesus)
Yesus : Siapakah yang kalian cari?

4
OY + Sd : Yesus dari Nazareth! Yesus dari Nazareth! Yesus, kau ditangan kami!
Yesus : Sudah Kukatakan bahwa Akulah Dia, jika aku yang kamu cari
biarkan mereka ini pergi!
Petrus : Guru, apa yang terjadi?
(Menatap garang ke serdadu lalu menyerang dan menebas Malkhus-
yang mengerang kesakitan)
Yesus : Petrus, sarungkan pedangmu, bukankah aku harus minum cawan
yang diberikan Bapa pada-Ku?
OY + Sd : Yesus, Yesus Kau di tangan kami. Jangan banyak alasan!
Segera tangkap dan belenggu Dia! Bawa Dia ke Imam Agung
Kayafas!
Yesus digiring secara paksa ke kediaman Kayafas, Imam Agung.
Kayafas : Wahai jemaatku, kalian kuhormati karena kepatuhan kalian pada
hukum Taurat yang telah terwariskan. Inilah satu bentuk kebanggaan
dari bangsa yang sama-sama kita cintai. Tapi kita perlu waspada atas
segala ulah oknum-oknum yang tak pernah patuh pada ajaran Taurat.
Adalah lebih berguna satu orang mati demi seluruh bangsa dari pada
Taurat kita dinista dan kemurkaan Allah datang menyinggahi kita.
OY 1 : Yang Mulia Imam Agung Kayafas, perkenankan kami memberi bukti
atas perilaku oknum yang akan merongrong hukum kita. Dialah
Yesus dari Nazareth! Orang yang menggemparkan persada dengan
ajaran sesat.
OY 2 : Bahkan Ia berani merubuhkan Bait Allah dan seluruh Taurat serta
membangunnya dalam tiga hari demi kerajaan cinta kasih! Apa ini
dibenarkan? Apa harus dibiarkan?
Kayafas : Yesus, aku dengar namaMu diperbincangkan khalayak ramai. Apakah
ajaranMu menyesatkan, sehingga Engkau harus sembunyi-sembunyi
menyebarkannya?
5
Yesus : Aku berbicara terus terang kepada dunia. Aku selalu mengajar di
rumah-rumah ibadat dan di Bait Allah, tempat semua orang Yahudi
berkumpul; Aku tidak pernah berbicara sembunyi-sembunyi.
Mengapa engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka, yang telah
mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka; sungguh, mereka
tahu apa yang telah Kukatakan.
Kayafas : Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau
Mesias, Anak Allah atau tidak!
Yesus : Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu,
mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah
kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
Penjaga : Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar? (maju dan menampar

Yesus)

Yesus : Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-

Ku itu benar, mengapakah engkau menampar Aku?

Kayafas : Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah

kamu dengar hujat-Nya! (mengoyakkan pakaian)

Bagaimana pendapat kamu?

AT & OY : Ia harus dihukum mati!

AT : Bawa Dia ke pengadilan, adili Dia!

Sd : Ayo Penghojat, Kau di tangan kami!

6
Perhentian I “YESUS DIHUKUM MATI”

Orator :Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat :Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Litostrotos / Auditorium Pengadilan Pilatus (wali negri)
Pilatus : Engkaukah Raja Orang Yahudi?
Yesus : Engkau sendiri telah mengatakannya. Apakah yang engkau katakan
itu dari hatimu sendiri atau adakah orang lain yang mengatakannya
kepadamu tentang Aku?
Pilatus : (kepada khalayak ramai) Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut
hukum Tauratmu.
OY : Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang.
Pilatus : Apakah tuduhan kalian terhadap orang ini? Kejahatan apa yang telah
diperbuatNya?
AT 1 : Dia telah menyesatkan jemaat kami!
AT 2 : Dia melarang membayar pajak kepada Kaisar dan tentang diri-Nya Ia
mengatakan, bahwa Ia adalah Kristus, yaitu Raja."
AT 3 : Dia penghojat Yahwe, Allah Tuhan kami!
OY : Jika Ia bukan penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepada tuan!
Pilatus : (kepada Yesus) Tidakkah Kau dengar betapa banyak tuduhan saksi
terhadap Engkau? Benar Kau raja orang Yahudi?
Yesus : KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini,
pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan
diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari
sini.
Pilatus : Jadi Engkau adalah raja?
7
Yesus : Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir
dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi
kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari
kebenaran mendengarkan suara-Ku.
Pilatus : Apa itu kebenaran?
(beralih pada khalayak ramai) Aku tidak mendapati kesalahan
apapun pada-Nya. Sesah Dia sebisamu!
Para serdadu menarik dan menyiksa Yesus sambil memperolok Dia.
Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas
kepala-Nya. Mereka memakaikan Dia jubah ungu,
Sd : Salam hai Raja Orang Yahudi!
Sd : Yesus, kau raja orang Yahudi?..Puih..Ini tongkat dan mahkota
kebesaranMu! (menyerahkan buluh dan mengetuk kepalaNya)
Yesus dihadapkan ke Pilatus
Pilatus : Lihatlah, aku membawa Dia ke luar kepada kamu, supaya kamu tahu,
bahwa aku tidak mendapati kesalahan apapun pada-Nya. Lihatlah
Manusia itu!
AT & OY : Salibkan Dia, salibkan Dia! Dia bukan raja!
Pilatus : Ambil Dia dan salibkan Dia; sebab aku tidak mendapati kesalahan
apapun pada-Nya.
AT & OY : Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati,
sebab Ia menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.
Salibkan Dia, salibkan Dia!
Pilatus : Berbicaralah Yesus, tidakkah Engkau tahu bahwa aku berkuasa untuk
membebaskan Engkau dan berkuasa juga untuk menyalibkan
Engkau?

8
Yesus : Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa
itu tidak diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu dia, yang
menyerahkan Aku kepadamu, lebih besar dosanya.
AT & OY : Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan
Kaisar. Salibkan Dia, enyahkan Dia!
Pilatus : Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut
Kristus? Kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?
AT & OY : Tekad kami sudah bulat…Ia harus disalibkan!
Pilatus : Jadi, aku harus menyalibkan rajamu?
AT & OY : Kami tidak mempunyai raja selain kaisar!
Pilatus : Kalau itu yang kalian mau, pasang tulisan ini “Yesus, orang Nazaret,
Raja orang Yahudi!”
AT & OY : Jangan tuan tulis Raja orang Yahudi, Dia sendiri katakan Aku adalah
Raja orang Yahudi.
Pilatus : Sekali kutulis tetap kutulis!
Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!
(sambil membasuh tangannya)
Massa : Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak
kami! Dia pantas dihukum, salibkan Dia!
Renungan atau puisi:

Renungan Singkat:
Ibu, bapak, saudara/i, yang terkasih.

9
Di Taman Getsemani, dalam kegelisahan menyambut sang pengkhianat yang
akan mengantarNya ke bukit tengkorak, semalaman Yesus berjaga dan
mengajak murid-murid-Nya untuk berdoa bersama. “Tidakkah kamu bisa
berjaga bersama Aku?Berdoalah supaya kamu tidak jatuh ke dalam
pencobaan.” Dalam keteduhan malam, ketika sedang berjaga dan berdoa,
dibawah pimpinan Yudas, sang pengkhianat, datanglah segerombolan orang
dengan hati dan perasaan benci yang tak terkirakan, menjemput Yesus.
Sungguh, suatu persahabatan tanpa cinta, persaudaraan tanpa kasih. Yudas
memberi kecupan, ciuman pengkhianatan terhadap seorang sahabat dan
saudara demi tuga puluh keping perak, demi egoisme, kepentingan diri.
Saudara dan saudari terkasih,
Yudas rela menyerahkan Yesus ke tangan para algojo bengis untuk
dibawa kepada Pilatus dengan sebuah ciuman pengkhianatan. Pilatus
menerima Yesus sebagai terdakwa yang siap untuk diadili dan dijatuhi
hukuman mati dengan disalibkan secara ngeri. Pilatus sendiri tidak punya
pendirian, ia kecut terhadap orang banyak, takut kehilangan simpati rakyat.
Oleh karena Pilatus yang pengecut, Yesus dikorbankan demi kemapanan
kuasanya. Pilatus menyerahkan Yesus untuk didera. Sosok tubuh-Nya yang
mulus dan suci dicambuki, wajahNya diludahi dengan ludah kebencian.
Kepala-Nya yang kudus terurapi dimahkotai duri. Kaki dan tangan-Nya
ditembusi paku. Hai manusia……mengapa Kau serahkan Tuhanmu……?
Mengapa kau adili Dia dan kau jatuhi hukuman mati dengan salib……..?
Apakah Dia seorang penjahat?
Demi dosa-dosa kita, Yesus diam seribu bahasa, mengalah untuk
menang, menerima hukuman salib yang keji.
Dosa dan kejahatan, tak jarang telah membutakan mata hati dan pikiran
manusia. Sesama menjadi korban hawa nafsu dan kebencian kita. Manusia
menjadi begitu egois dan rakus, sehingga lupa akan belas kasih dan cinta
Tuhan terhadap dirinya. Entah sadar atau tidak, setiap hari banyak di antara
kita mengkhianati dan melupakan Tuhan dengan berbagai macam cara dan
sikap hidup kita. Oleh karena dosa-dosa kita, Kristus harus mati di Golgota,
di atas palang penghinaan agar dengan-Nya kita diselamatkan. Kita
menyalibkan Kristus. Tuhan tetap setia kendatipun kita tidak setia. Tuhan
10
tetap baik meskipun kita seringkali berbuat jahat. Tuhan tetap mencintai kita
meskipun kita menghina dan mengkianatiNya. Ia tetap mau dekat dengan
kita meskipun kita seringkali lari menjauh dariNya. Hai, manusia…..kau
tercipta, kau diberi hidup dengan RohNya yang kudus, kau dipelihara dan
dijaga hanya karena cinta dan belas kasih-Nya. Manakah balas jasamu:
pengkianatan atau cinta….? (Hening sejenak)

Atau Puisi : Belada Sobekan Sobekan

OMK: Tersobek wajah-Nya dikecup pasukan Yudas


Ludah-ludah khianat melekat di pipi- Zaitun! Zaitun! Zaitun!
Aromamu membaur dalam angkara sejagat
Dosa manca benua bergelantungan di rantaimu
Oooo…Wajah yang ramah!
Tak pantas ditampar bara khianat
Sisa-sisa cinta masih membekas dari sana:
“Ya Bapa, akan Kureguk semuanya
Kehendak-Mu, jadilah!”
Tersobek lidah-Nya melumat kebenaran
Kala Pilatus mencuci tangan tak bersalah
Sejak itu lidah-lidah pemalsuan terus membiak
Oh, Gabatha kejam!
Betapa kaujungkirbalikkan keadilan
tatkala panji-panji kebenaran kaucampakkan
demi kuasa bertahta di atasmu
Duhai! Sejuta kepalsuan temurun dari sini
ketika yang sulung lahir dalam tanya:
“Apakah kebenaran itu?”
Orator : Dalam diamMu Tuhan dan di hadapan khalayak ramai, Kau sambut
maut dan kejinya keputusan hakim dunia. Dengarlah seruan hati
umatMu.
Marilah kita berdoa

11
Umat : Tuhan Yesus, demi nasib kami sendiri, Engkau menerima hukuman
mati yang tidak adil. Engkau tidak membalas nista, biarpun Engkau
dinista. Engkau tidak mengancam biarpun Engkau menderita. Engkau
dikurbankan karena Engkau menghendaki supaya kami selamat.
Ajarlah kami untuk menerima setiap kebencian dengan cinta dan
berusaha untuk memberikan rasa adil dan damai tanpa dendam yang
menghambat aliran cintaMu kepada sesama.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian II “ YESUS MEMANGGUL SALIB”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
AT & OY : Hei Yesus Penghojat Yahwe Allah. Pikullah palang hina ini
(Serdadu-serdadu menyeret Yesus secara paksa dan memberi salib kepadaNya)
Sd 1 : Ayo jangan berlambat!
Sd 2 : ini segera pikul! Cepat, jangan lama-lama lagi!
Orator : Ya Yesus, Kau sambut tugas raksasa dengan teguh hati. Kerelaan
hatiMu memampukan Dikau mengulurkan tangan untuk memanggul
salib simbol kehinaan. Lihatlah dan dengarlah seruan hati kami
umatMu.
Marilah kita berdoa….
Umat : Ya Yesus, Penebus. Betapa kami seringkali berkeluh dan tidak senang
tatkala mendapat salib-salib kecil dalam kehidupan kami. Kami

12
berontak dan menjauhiMu saat deraan penyakit datang, kala
kegagalan datang menghapus segala usaha kami, kala kesuksesan tak
mau berpaling pada kami dalam studi dan pekerjaan. Kami lebih
memilih sikap acu tak acu, sikap tak peduli pada penyelenggaraan-
Mu dan percaya pada tahyul. Kami tak berani melihat diri kami dan
lupa akan sabdaMu….”Barangsiapa ingin menjadi murid-Ku, ia
harus berani menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari
dan mengikuti Aku.”
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian III “YESUS JATUH PERTAMA KALI DI BAWAH SALIB”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Yesus jatuh terhimpit salib. Beberapa serdadu menarik dan menginjakNya.
Orator : Jalanan kian menanjak, Anak Manusia didera sengsara. Pada
tubuhNya mengalir sudah darah bercampur peluh. Memang
menyakitkan untuk ditatap. Yesus kini kehabisan tenaga.
Ia terantuk dan jatuh terhimpit salib. Seluruh penderitaan yang dasyat
kini Ia alami.
Renungan :
Orator : Marilah kita berdoa;
Umat : Ya Yesus, untuk pertama kalinya Engkau jatuh terhimpit salib yang
demikian beratnya. Engkau tampak seperti orang asing yang dipukul

13
dan dihinakan. Padahal luka-luka-Mu itu disebabkan oleh perbuatan
salah dan dosa kami.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian IV ”BUNDA MARIA BERJUMPA DENGAN YESUS”


Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu
Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Renungan :
Saudara-I, umat beriman yang terkasih,..... Pada perhentian keempat ziarah
Golgota ini, sebuah adegan mengharukan dipertontonkan di depan jutaan mata
manusia: Yesus berjumpa dengan ibu-Nya. Di tengah ribuan orang yang ganas
Maria melihat Puteranya berjalan dengan langkah berat sambil memikul salib
yang berat. Sungguh pertemuan yang menggetarkan jiwa. Duka cita yang pada
saat itu menembus masuk ke jiwa Maria, tidak terlukiskan. Maka yang ada
hanyalah tatapan mata tanpa suara, tanpa kata. Yang ada hanya diam.......dan
diam. Bukan karena mereka kehabisan kata-kata. Namun, seribu kata sudah
mengalir dari tatapan dua mata yang beradu pandang, bertemu dari muka ke
muka. Memang, mata adalah jendela jiwa yang membahasakan muatan
perasaan dan keterikatan emosional antara ibu dan anak. Dan bagi Yesus,
tatapan mata seorang ibu mengandung semangat dan kekuatan yang tak dapat
diungkapkan dengan kata-kata biasa. Tatapan itu memuat sejuta perasaan yang
bermakna padat, bernas dan menguatkan. Sungguh, dalam diam sebenarnya
mereka berbicara, mereka berdialog dari hati ke hati dan dalam diam mereka
saling meneguhkan..
Saudara-i seiman,..... Hati Maria hancur. Jiwa kewanitaannya remuk. Hati
seorang ibu terluka disobek sebilah pedang kepedihan dan kesedihan ketika
menyaksikan dan memandang puteranya berlumur darah bagai penjahat kelas
14
kakap. Semua luka dan duka Maria mengalir keluar bagai pancuran terjelma
dalam butir-butir bening yang menetes dari kelopak mata yang bengkak. Ia
menangis pada tepian jalan salib yang dilewati puteranya. Air mata Maria
punya arti dan nilai tersendiri.
Lagu : Mama / Inang Maria
Saudara-i,..... Air mata Maria pada jalan salib ini bukan simbol kelemahan
seorang wanita. Tapi lebih dari itu, air mata Maria adalah tanda keprihatinan
dan solidaritasnya untuk kita umat manusia, anak-anaknya. Maria sebenarnya
menangisi dunia kita yang sedang dilanda bencana dosa dan bencana alam,
dunia kita yang tergenang darah dan nista serta tipu muslihat. Maria
menangisi mereka yang menjadi korban pembunuhan oleh saudaranya. Maria
menangisi keluarga-keluarga yang hancur karena kekerasan dalam rumah
tangga. Maria menangisi kelakuan bapa keluarga yang menelantarkan anak
dan isterinya dan kurang bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarga.
Maria menangisi para ibu yang melahirkan lalu membuang anaknya di
tempat sampah atau melahirkan anak lalu dititipkan pada orang lain karena
sibuk bekerja. Maria menangisi para ibu yang menyiksa darah dagingnya
sendiri sampai mati, mereka yang membunuh anak kandungnya sendiri,
Maria menangis untuk anak-anak yang kehilangan ayah-ibunya. Maria
menangis untuk kita yang berpangku tangan dan tak mau bekerja. Maria
menangisi kita yang berperilaku merusak kehidupan bersama dan alam
ciptaan ini. Maria menangisi kita yang malas dan enggan percaya kepada
Puteranya Yesus. Dan Maria juga menangis untuk mereka yang tak pernah
ditangisi oleh siapapun di dunia ini karena penderitaan yang mereka alami
dalam hidup mereka. Inilah air mata mama Maria buat kita pada tepian jalan
salib hidup kita setiap hari.

Puitris1 : Kudaraskan syair ini….


Tatkala alam hanya merunduk sunyi dan tak mampu menatap Dia….
Putera Manusia yang tercerabik

15
Oh… Mentari yang mendaki
Oh… Jalanan yang berteriak
Ceritakan segera bisu hati Bunda, di antara berlaksa hati insan
pendengki
Gaungkan segera mata hati Bunda, yang terpekur pada kaki Dia yang
lunglai tertindih salib
Puitris 2 : Belati duka kini tergores pada rahim dan hati pasrahMu
Bunda, bening matamu menatap wajah penuh carut marut
tangismu basuhi dahagaNya yang lara
Ruang rindumu gemakan rintihan cintaNya “Ibu, inilah AnakMu!”
“Oh….Duka manakah seberat dukaku?
Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku seturut kehendakMu!”
Puitris 3 : Bunda….. di pintu hatiMu kami mengetuk
Salam wahai Pintu Surga
KasihMu bersemi dari taman hati penuh cinta
Terhembus gelombang kasih
Mengalir dan meresap
pada hati kami yang patah berkeping retak
Pada jantung kami yang berdetak lamban
Pada nurani kami yang terpenggal
Oleh wajah pertiwi kami penuh tragis menangis
Semua : O Maria MaterDolorosa
Ave Maria Gratia Plena
Dominus Te Cum
16
O Maria Mater Dei
Ora pro Nobis…
Orator : Kita semua adalah anak, terlahir dari rahim yang kudus, disayang dan
dibelai penuh cinta. Dimanakah kita dan apa yang telah kita berikan
untuk dia, ibu kita sendiri. Apakah yang kita beri hanyalah sederetan
kepedihan dan ketidaksetiaan tanpa kasih sayang? Marilah kita
berdoa
Umat : Tuhan Yesus, dengan penuh kesedihan, Engkau memandang
BundaMu, yang berdiri menyaksikan jalan salibMu. Mampukanlah
kami untuk mencintai IbundaMu dan ibunda kami masing-masing.
Maafkanlah kami bila terlalu banyak salah yang kami berikan.
Berkatilah ibu kami, lindungilah mereka agar tetap memberi kami
cintaMu. Jauhkanlah mereka dari dosa, dari praktek-praktek hidup
yang keliru seperti aborsi dan perjudian. Berkatilah keluarga-keluarga
kami agar jauh dari perceraian dan perselingkuhan. Semoga cintaMu
yang lebih ungul dari maut, semakin menyemangati hidup kami.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian V ”YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Orator : Yesus sudah amat letih. Salib sudah tak sanggup Ia panggul. Atas
perintah panglima pasukan, seorang petani tua Simon dari Kirene
dipaksa untuk memikul salib itu.

17
Panglima : Pasukan, Dia semakin tak bertenaga. Segera siapkan bantuan untuk
sementara!
(Seorang petani tua, Simon dari Kirene dan anaknya, melintasi arak-arakan duka
itu.)
Sd 1 : Hei petani tua, hendak kemana kau!
Sd 2 : Ayo segera pikul salib ini! (para serdadu memaksa si petani)
Orator : Paksaan, hinaan, cemoohan dan perbudakan memang pahit untuk
dirasakan. Siapapun tak akan mau mengalaminya. Kini Simon dari
Kirene seorang petani sederhana dipaksa untuk memanggul salib
Yesus. Bagi orang Israel pekerjaan memikul salib adalah pekerjaan
paling hina. Hanya orang yang rendah hati bisa menerima tugas ini.
Renungan singkat:

Orator : Marilah kita berdoa


Umat : Ya Yesus, bersama Simon dari Kirene, kini kami melihat teladan
kerendahan hatiMu. Engkau telah berdiri di hadapan dan mengetok
hati kami. Semoga kami bisa menjadi saksi bagi sesama kami dalam
hal menyangkal diri, menerima salib dan bahu membahu satu sama
lain.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian VI “VERONIKA MENGUSAPI WAJAH YESUS”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
18
Veronika maju ke hadapan Yesus dan menyaput wajah Yesus dengan kain bersih.
Orator : Deraan keganasan serdadu telah mengharubirukan wajahNya. Tak
ada lagi siksaan yang lebih keji dari yang pernah Ia alami. Hanya Dia
saja yang sanggup menanggungnya sebagai silih dosa kita. Dalam
namaNya, segala derita mendapat kesejukan. Pada saatnya, di tengah
amuk massa dan deraan algoju, Veronika, seorang wanita yang
membersitkan kasih keibuan, datang dan mengusap wajah Yesus.
Sungguh hujan rahmat di antara kemarau kegelisahan yang mendera
insan-insan lemah.
(Veronika tampil, sambil menunjukkan gambar wajah Yesus kepada umat,
menyanyikan Ovos derita Yesus)
Atau Renungan Singkat :
Orator : Marilah kita berdoa….
Umat : Tuhan, Engkau menitipkan cinta pada hati umatMu. Derasnya arus
kasihMu menghanyutkan hati dan diri kami yang batu. Melalui
Veronika, kami mendapat pernyataan cinta lewat ketulusan wajahMu.
Walau bersimbah peluh dan darah, Engkau rela tampil di hadapan
kami demi kebaikan tatanan dunia baru yang dilandasi cinta. Semoga
kami selalu merindu dan mencari untuk menemukan wajahMu pada
diri kami dan sesama kami.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian VII “YESUS JATUH KEDUA KALINYA DI BAWAH SALIB”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

19
Lagu yang sesuai atau
Renungan Singkat :
Orator : Dia ditikam karena kedurhakaan kita dan dihancurkan karena
kejahatan kita. Siksaan yang menimpahNya, membawa perdamaian
untuk kita. Dan kita sembuh berkat bilur-bilur tubuhNya. Kita semua
bagaikan domba yang hilang dan terseret. Masing-masing menempuh
jalannya sendiri.
Umat : Kepada Dia, Tuhan menimpakan segala kesalahan kita.
Ia dianiaya dan Ia pun tunduk. Tidak membuka mulutnya. Bagaikan
domba yang diam tak mengembik bila dicukur. Seperti anak domba
yang dihantar ke pembantaian demikianpun Ia tidak membuka
mulutNya. Semoga dalam segala kesalahan, kita tetap ingat padaNya,
sehingga kita mampu bertobat, berbalik dan bangkit bersama Dia.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian VIII “YESUS MENASIHATI WANITA-WANITA YANG


MENANGIS”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Orator : JalanMu jalan derita. Debu dan kerikil tajam jalanan menambah
panorama sesaknya seluruh titian ziarahMu. Tak sanggup lagi kami
menatap. Derai air mata kami mengalir pada parit keibaan yang tak
bertepi.
Wanita /Putri-putri Sion meratapi Yesus. Bisa dipakai syair ratapan daerah
setempat.
20
Syair adat:
Yesus : Jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu.

Renungan Singkat :
Dalam jalan Salib-Nya, Yesus melewati barisan sekelompok wanita yang
menangisi-Nya dengan sedih hati. Kristus melihat mereka dan berkata:
“Wanita-wanita Yeresalem, janganlah menangisi Aku, tangisilah dirimu dan
anak-anakmu”. Wanita Yerusalem menangis kasihan kepada Yesus. Mereka
tidak hanya merasa kasihan, tetapi berani menunjukkan rasa kasihannya
dengan menangisi Yesus di hadapan serdadu-serdadu yang ganas dan lautan
manusia yang bengis. Tidak mudah bagi wanita-wanita menunjukkan rasa
kasihan itu, tetapi mereka berani tampil. Di manakah para rasul? Di manakah
Petrus, sang wadas itu? Di manakah orang sakit yang pernah disembuhkan
Kristus? Mereka semua lari meluputkan diri dan takut dianggap sebagai
pengikut sang Guru.
Ibu, bapak, saudara/i, yang terkasih. Wanita gampang menangis bila melihat
ada yang menderita. Karena wanita lebih mudah menangis daripada pria.
Mereka gampang menangis sebab lembut hati, sebab rasa kasihan. Ada banyak
wanita di dunia ini yang menangis. Wanita menangis karena dipukul dan
ditindas serta ditinggalkan sang suami; wanita menangis karena kebahagiaan
rumah tangga yang ambruk, mereka menangis karena ulah anak-anaknya yang
nakal dan menghormati orangtua. Sementara itu, ada banyak wanita yang tidak
menangis lagi dengan janin-janin yang mereka gugurkan dan bayi-bayi yang
mereka cekik sampai mati lantaran takut ketahuan aibnya; Ada banyak wanita
berdosa yang tidak menangisi dirinya lagi. Terhadap wanita wanita seperti ini
atau juga terhadap kita semua Yesus menegur: “Jangan tangisi Aku, tetapi
tangisilah dirimu dan anak-anakmu”.
Saudara dan saudari, Kristus tidak membutuhkan kita menangisi diri-Nya,
tetapi menangisi diri kita sendiri, menangisi dosa-dosa kita, menangisi jiwa-

21
jiwa kita yang dicekik oleh kejahatan! Kita harus menangisi dosa-dosa kita
sehingga kita menjadi lebih baik. Itu yang utama dan paling penting. Maka
tangisilah diri dan dosa-dosa kita dengan berani mengubah diri. Janganlah kita
lari dan bersembunyi diri. Beranilah tampil sebagai orang berdosa dihadapan
Yesus yang tergantung di salib, dengan tobat yang ikhlas. Sudahkah kita
menangisi diri kita atas dosa dan kesalahan yang kita buat?
Hening sejenak…
Orator : Marilah kita berdoa
Umat : Tuhan Yesus, kami menatapMu dari balik mata kami yang berkaca.
DeritaMu tak terbendung lagi. Luapannya tertumpah pada wajah
kami yang berpoles dusta dosa. Memang airmata mampu
membahasakan emosi dan segala hal yang tak dapat kami pahami
secara akali. Semoga teguranMu bagi kami, memampukan kami
untuk tidak terlalu larut dalam kedukaan, tapi berani bangkit untuk
menyentuh mesbah kebahagiaan yang telah Engkau janjikan.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian IX “YESUS JATUH KETIGA KALINYA DI BAWAH SALIB”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Orator : Pendakian menuju Golgota menguras seluruh tenaga. Jalan menuju
titik puncak tidaklah mudah; penuh kelok, bertabur onak dan terjal
berbatu. Hanya kasih suci yang memampukan Yesus melangkah.
Dalam tuntunan semangat ilahi, Yesus mampu mengayun langkah
walau tiga kali jatuh. Pengalaman jatuh memang sepatutnya dialami
oleh Dia yang berusaha dalam derita demi keselamatan dan
kemuliaan.
22
Renungan Singkat :
Orator : Marilah kita berdoa…
Umat : Ya Tuhan, Engkau menunjukkan kepada dunia bahwa jalan menuju
Kerajaan Bapa penuh dengan pendakian. Penuh tantangan,
perjuangan, dan pergulatan. Kami sadar, kami sering lemah dan tanpa
harapan. Semoga Yesus yang kini menjadi harapan kami,
memampukan kami untuk bangkit dari segala kejatuhan kami.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian X “PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Orator : Puncak Golgota menatap ke datangan Putra. Tak ada lagi kicauan
burung, tak ada lagi kesunyian. Semua terhapus hingar bingar
keberingasan manusia-manusia pendengki. Cengkraman dan
tendangan algoju mencampakkan Putra ke tanah. Kisah tragis kian
miris tatkala mereka menanggalkan pakayanNya. Lalu membagi-bagi
jubahNya di antara mereka dan membuang undi atas jubah itu.
Panglima : Pasukan, tanggalkan pakaianNya!
Sd 1 : Ah ini punyaku, kalian sobek saja bagian lain dari jubah ini.
Sd 2 : Panglima, Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong,
tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang
mendapatnya!
Sd 2 : ha..ha.. Siapa tahu ini mujarab!
23
Orator : Dia ditelanjangi di depan umum. JubahNya menjadi sasaran nafsu
perjudian. Kegagahannya dipertontonkan. Tubuhnya yang penuh
bilur akibat penderaan kini berdarah lagi. Dia dipermalukan tanpa
penghormatan yang layak Dia terima.
Umat : Tuhan Yesus, penghinaan yang Engkau alami bukan saja menimpah
tubuhMu, tetapi juga merendahkan martabat, wibawa dan harga diri-
Mu. Kini di pintu sahabat kematian, Engkau mengorbankan segala-
galaNya. Engkau mengetuk hati kami.. apakah kami termasuk dalam
komplotan serdadu yang mengambil untung dengan bermain dadu
untuk jubah kemuliaanMu? Apakah mulut kami masih digenggam
kerakusan, kebencian dan dendam membara? Semoga semua ini
merupakan ajaran bagi kami untuk mengontrol hawa nafsu dan
menjaga harga diri, kehormatan, kewibawaan diri dan sesama kami.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian XI “YESUS DIPAKU PADA KAYU SALIB”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Serdadu-serdadu secara kasar membanting Yesus dan salib ke tanah lalu
memakuNya.
Orator : Pada salib Ia terbaring. Menatap langit yang kian berkabung. Pukulan
palu yang bersusul dan tajamnya paku yang menancap menyelipkan
jeritan dan teriakan yang dasyat. TanganNya yang bertahun-tahun
menyalurkan rahmat dan keagungan Ilahi, remuk dan retak dalam
kebuasan dosa kita yang Dia cintai. Kaki-Nya yang selalu setia

24
berkembara dalam ziarah mewartakan sabda, lumpuh dan patah
tercabik paku-paku kelaliman kita. Kini Yesus membutuhkan tangan
dan kaki kita. Marilah kita berdoa…..
Umat : Ya Yesus, derita salib adalah wujud pengorbananMu yang paling
mulia. Engkau telah memberikan tangan, kaki, seluruh tubuh dan
jiwaMu bagi keselamatan kami. Terangilah kami agar kami mampu
memberikan tangan kami sebagai pengantara rahmatMu, tuntunkah
kaki kami agar tidak selalu melangkah ke ladang-ladang korupsi,
praktek-praktek percabulan dan perjudian. Sinarilah budi dan jiwa
kami agar kami tidak menjadi penabur kesengsaraan dan biang
ketidakadilan.
Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal
kasihanilah kami!
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian XII “YESUS WAFAT DI SALIB”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu


Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Orator : Golgotha, bukit tengkorak menangis. Hari yang panas semakin
mencabik pengorbanan Anak Manusia. Seiring dengan itu, Jejak
derita Kristus terbaca di setiap hamparan bebatuan.
Peluh dan darah Anak Manusia meresap pada tanah yang merindu
keselamatan. Pada hamparannya, berjejal manusia-manusia yang
berteriak. Menuntut Dia yang tak bersalah harus mati.
Para serdadu menegakan/memancangkan salib Yesus.
AT 1 : Orang lain Ia selamatkan, tapi diri-Nya tidak bisa. Tuhan macam apa
ini?

25
AT 2 : Kau yang mau merobohkan bait Allah, turunlah dari salib supaya
kami percaya
OY : Lihat tulisan itu, Iesous Nazaremus Rex Iudaeorum (INRI) Yesus dari
Nazareth Raja Orang Yahudi. Hai, Yesus kalau kau benar Raja Orang
Yahudi, kalau Kau benar Anak Allah, turunlah dari salib, supaya kami
dapat percaya!
Orator : Di puncak ini, bersama dua penyamun Dia disalibkan. KemuliaanNya
terpancar dari antara buramnya dunia. Dari salib yang tegak dan
kukuh, Anak Manusia menatap Bunda bersama Maria Magdalena,
Maria Istri Kleophas dan saudaraNya serta murid-muridNya yang
meratap.
Yesus : Ibu, inilah, anakmu! Anak, inilah ibumu!”
Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat.
Yesus : Aku haus!
Serdadu mencucukan bunga karang yang bercampur anggur asam ke mulut
Yesus.
Sd : Kau pantas merasakan ini!
Terdengar bunyi gemuruh dan angin kencang. Backsound In Silentio…
Yesus : Eli, Eli Lama Sabakhtani, AllahKu ya AllahKu, mengapa Engkau
meninggalkan Daku?
Yesus : Abba Ya Bapa, ke dalam tangaMu Kuserahkan hidupKu!
Yesus : Selesailah sudah… (lalu menundukkan kepala) HENING TOTAL
Sementara itu orang-orang Yahudi menjadi gugup dan jatuh terjerembab.
Para serdadu tunduk
berlutut, sementara itu panglima serdadu maju dan menikam lambung Yesus.

26
Panglima : Sungguh orang ini Putera Allah. (sambil berlutut)
Orator : Umat diminta untuk berlutut selama beberapa menit.
Wanita-wanita meratap dalam bahasa setempat……
Lagu daerah setempat.
Orator : Sesungguhnya kelemahan-kelemahan kitalah yang ditanggungNya
dan segala dukacita kitalah yang dipanggul-Nya. Ia telah
merendahkan diriNya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di
kayu salib. Itu sebabnya Allah telah meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepadaNya nama atas segala nama. Supaya dalam
nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit dan yang ada
di bawah bumi. Marilah kita berdoa….
Umat : Ya Yesus, Tuhan dan penebus kami, pada darah dan air yang mengalir

dari lambung-Mu, kami serahkan seluruh dosa dan kelemahan kami.

Sucikanlah kami dari segala dosa dan kesombongan diri.

Ya Yesus, Engkaulah harapan kami. Ampunilah kami orang berdosa

ini. Segala kehinaan yang telah Engkau tanggung adalah akibat ulah

kami. Berilah semangat, Roh ilahiMu, agar kami mampu menerima

segala beban hidup dan melewati rintangan hidup di dunia ini menuju

kerajaan AbadiMu.

Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal

kasihanilah kami!

27
Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian XIII “YESUS DITURUNKAN DARI SALIB”

Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu.


Umat : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia.
Orator : Ia menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya”. Hati ibu
manakah yang tidak pilu melihat anaknya disiksa dengan siksaan
yang begitu ngeri dan kejam? Terkenang sebuah perjuangan yang
begitu berat: mengandung seorang putera tanpa campur tangan
manusia, menderita melahirkan dan membesarkan seorang anak,
menjaga dan merawatnya hingga menjadi seorang manusia yang
dicintai Bapa dan manusia. Usailah sudah perjuangannya. Kini,
Maria ikut menderita bersama Puteranya. Di bawah kaki salib, sekali
lagi ia menggendong puteranya dalam keadaan tak bernyawa karena
kekejaman hati manusia. Dengan hati penuh kepasrahan ia hanya
berujar : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut
perkataanmu”. Dialah abdi Allah yang setia. Kita pun didampingi
Sang Bunda tercinta dalam suka maupun duka, dalam hidup maupun
dalam kematian. Apakah kita juga sabar seperti Bunda Maria dan
kuat dalam percaya? Hening sejenak…
Marilah kita berdoa…
Umat : Yesus, dalam pelukan Engkau disambut Bunda Maria. Terasa lagi

hangat pelukan Bunda, seperti saat Kau dilahirkan sebagai Emanuel.

Kini bukan lagi lampin Betlehem tapi kafan Kalvari yang

membungkus tubuh kudusMu.

Kami yang menatap wafatMu menjadi malu dalam penyesalan yang

dalam.
28
Engkau telah meneteskan peluh dan darah demi keselamatan kami

semua.

Orator : Allah yang kudus, Allah yang kuat, Allah yang kekal

kasihanilah kami!

Umat : Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.

Perhentian XIV “YESUS DIMAKAMKAN”


Orator : Kami menyembah Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu
Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Renungan:
Umat beriman yang terkasih, korban Yesus telah selesai. Suasana seputar Golgota
kian menyayat sukma Bunda. Tinggal kini sosok tubuh kaku dan dingin dikawali
oleh sekelompok kecil orang yang setia. Mereka lagi memikir-mikirkan, entah
mau ke manakah jenazah ini.....? Lahir tak punya tempat, hanya dalam kandang
dekil, kini mati tak punya kubur lagi. Sampah-sampah mempunyai lubang kubur,
tetapi Kristus Raja tak mempunyai makam bagi diriNya. Dia sungguh-sungguh
tak mempunyai apa-apa. Semua yang Dia gunakan selama hidupNya hanyalah
barang pinjaman semata dan kuburNya pun adalah kubur pinjaman.
Umat beriman yang terkasih. Hari semakin sore, sebelum angin senja berhembus
dan bayang-bayang senja menghilang, datanglah sekelompok orang mengambil
jenazah Sang Mesias dan menghantar ke makam untuk dibaringkan. Sebuah
wadas jadi tempat yang paling empuk untuk peristirahatan Tuhan. Rasa sedih dan
duka mendalam meliputi arakan-arak kecil itu, namun di atas semuanya itu
terbayang kedamaian yang menawan. Kesedihan akan segera sirna oleh fajar
paskah yang menyingsing cemerlang. Yesus kini memulai suatu keabadian. Kita
dan mereka yang telah bersama Juruselamat dalam jalan salib ini akan menempuh
jalan yang sama ini dan kita juga akan disediakan suatu fajar paskah yang
cemerlang membahagiakan. Hal ini akan terjadi bila kita setia dan tabah memikul

29
salib kita yang kecil sekalipun sampai keabadian dengan penuh iman, tanggung
jawab dan kejujuran. Mampukah kita.........?
Umat dipersilahkan ke tempat yang sudah disiapkan. Umat hening. Lagu ofos

sekali lagi dikumandangkan.

P : Dalam Nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus.

U : Amin

-S E L E S A I-
2015

30
Fr. Josh Bogar

31
32

Anda mungkin juga menyukai