*Ibadat Jalan Salib Hidup diawali dengan Ibadat Singkat yang dibawakan oleh Pastor
Narator (Di awali dengan lagu) Dalam Getsemani, Yesus berdoa bersama para murid.
Tetapi para muridpun tertidur. Ada yang kedinginan dan ada yang tertidur
pulas. Dan saat itu Yesus bergulat sendiri. (Renungan) Doa menjadikan hidup
manusiawi kita bermakna dan penderitaan memurnikan jiwa kita. Penderitaan
membuat kita dekat kepada Allah dan dengan doa, kita merasakan cinta Tuhan
dalam hidup kita. Penderitaan bukan untuk diratapi, tetapi untuk dihadapi, dan
doa menjadi senjata untuk menghadapi penderitaan.
Yesus : Jangan Yohanes! Aku tidak mau mereka melihat Aku seperti ini.
Petrus : Dia tampak ketakutan. Dia telah berbicara tentang bahaya sewaktu kita
sedang makan. Dia menyebutkan pengkhianatan dan … (Efek burung gagak)
Adegan Yesus pergi dari tempat peristirahatan muridnya dan berdoa kepada Bapa.
Yesus : Dengarkan Aku, Bapa. Bangkitlah, lindungi Aku. Selamatkan Aku dari
jebakan yang mereka atur untukKu. {lagu}
Yesus bangkit dan melihat api obor tampak dari kejauhan dan tibalah Yudas bersama
pasukan orang-orang Farisi mendekati Yesus.
Pasukan : Kami mencari Yesus dari Nazaret. (Yudas mencoba kabur, tapi dihalau oleh
para pasukan)
Yesus : Petrus! Turunkan pedang itu! Barang siapa menggunakan pedang, akan
binasa oleh pedang!
Narator :(Di awali dengan Instrumen) Yesus hidup bersama para murid dan saat itu
Yesus menjadi primadona. Para murid bangga dengan Yesus karena Dia
dihormati orang lain. Namun, dikala Yesus ditangkap dan didera, para murid
pergi menjauh dan meninggalkan Yesus. Bahkan Petrus tak berdaya, jatuh
dalam kerapuhan, dan menyangkal Yesus. (Renungan) Popularitas menjadi
sesuatu yang membanggakan dalam hidup manusiawi kita yang harus dikejar
dan dicari, bahkan dipertahankan. Namun ketika popularitas hilang saat itu
manusia tak lagi berharga. Iman yang teguh tidak ditunjukan oleh ritual
kehidupan rohani kita. Iman yang teguh itu nyata dalam keberanian kita
mengakui kerapuhan diri kita sebagai manusia yang lemah.
Petrus : Bukan!
Adegan di bait suci ketika Yesus di hakimi oleh para imam dan orang-orang.
Imam II : Mereka berkata bahwa Engkau adalah seorang raja. Dimana kerajaanMu?
Yesus : Aku telah berbicara pada semua orang. Aku telah mengajarkan kepada semua
orang di bait suci dimana kita semua berkumpul. Tanyakan mereka tentang
apa yang telah Aku katakan.
Yesus : Jika Aku telah salah berbicara, katakan padaKu perkataan salah apa yang
telah Aku katakan. Tapi jika tidak, kenapa kamu memukul Aku?
Imam I : Ya, kami akan mendengarkan mereka yang telah mendengar hujatan-Mu.
Rakyat I : Dia menyembuhkan orang sakit dengan sihir! Dengan bantuan iblis! Aku
telah melihat itu.
Rakyat II : Ya! Dia juga telah mengusir iblis dengan bantuan iblis! Hahaha. Dia
menyebut diriNya Raja Orang Yahudi.
Imam II : Tidak, Dia menyebut dirinya Anak Allah! Dia berkata akan menghancurkan
Bait Suci dan membangunnya kembali dalam 3 hari!
Imam I : Diam! Kalian telah dipengaruhi orang ini. Berikan bukti tentang kesalahan
Dia yang dia perbuat atau diamlah!
Imam II : Seluruh tindakannya merupakan penghinaan. Semua yang aku dengar dari
saksi-saksi ini adalah penyangkalan tanpa pertimbangan!
(rusuh)
Imam I : Diamlah! Adakah sesuatu yang Engkau ingin katakan? Tidak adakah
jawaban-jawaban atas tuduhan ini?
Yesus : Aku, Yesus dari Nazaret, Akulah Mesisas dan kamu melihat Anak Manusia
sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Maha Kuasa dan datang dengan
awan di langit.
Petrus : Diam! Aku tidak pernah bertemu dengan orang ini, aku tidak tahu dia!
Puteri II : Tapi aku telah melihat kamu sebelumnya bersama Dia, tolong hentikan
mereka.
Petrus : Sudah kukatakan, kamu salah. Aku bersumpah tidak mengenal orang itu!
Aku tidak pernah bersama dia!
( Semua berlutut , adegan Petrus menangis di kaki Maria , diisi dengan lagu )
Imam I : Seandainya Dia bukan seorang penjahat, kami tidak akan menyerahkannya
kepadamu.
Pilatus : Bukan itu yang aku tanyakan. Kenapa tidak kamu hakimi Dia menurut
hukumanmu sendiri.
Pilatus : Hukuman mati? Apa yang telah Dia lakukan sampai Dia harus menerima
hukuman seperti itu?
Imam I : Dia telah melanggar hari sabat kami, Tuan. Dia telah menghasut orang-
orang, mengajarkan kebusukan, ajaran yang menjijikan dan Dia menganggap
dirinya Mesias dan Raja Orang Yahudi.
Yesus : Apakah kamu katakan hal itu dari hatimu sendiri? Atau kamu bertanya
karena orang lain mengatakannya kepadamu tentang siapa aku?
Pilatus : Kenapa aku pertanyakan itu? Apakah aku seorang Yahudi? BangsaMu
sendiri yang menyerahkanMu kepada ku. Kenapa? Apa yang telah Kau
perbuat? Apa Kamu seorang raja?
Yesus : Benar, Aku Raja. Untuk itu Aku dilahirkan. Memberi kesaksian tentang
kebenaran. Semua orang yang cinta akan kebenaran, mendengarkan suaraKu.
Pilatus : Aku tidak menemukan alasan apapun untuk menghukum orang ini. Karena
dia soerang Galilea, bawa dia kepada Herodes!
Adegan Yesus dibawa ke istana Herodes, orang-orang terus menghina Yesus dalam
perjalanan.
Herodes : Apa benar Kamu adalah Yesus dari Nazaret? (mendekati Yesus) Apakah
Kamu seorang Mesias? Apa benar Kamu bisa menyembuhkan orang sakit dan
orang yang kerasukan? Aku telah banyak mendengar tentang diriMu, jawablah
pertanyaanku. Buktikanlah dihadapanku bahwa Kamu memang mempunyai
kuasa seperti itu.
Imam II : Dia menyembuhkan orang sakit dan orang kerasukan dengan kuasa iblis!
Bukan kuasa Elia!
Imam I : Benar, Dia juga telah menghasut banyak orang-orang di Yerusalem untuk
mengikuti jalanNya yang sesat!
Pilatus : Kalian telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang
menyesatkan orang-orang. Aku, serta Herodes tidak menemukan satu
kesalahan apapun dari Dia. Apa yang kalian inginkan?
Pilatus : Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukanNya yang setimpal
dengan hukuman mati.
(orang-orang bergemuruh)
Pilatus : Sekali lagi aku katakan, siapa diantara kedua orang ini yang ingin kalian
bebaskan?
Pilatus : Apa yang kalian mau aku lakukan dengan Yesus dari Nazaret?
Pilatus : Salibkan? Tidak! Aku akan mendera Dia lalu aku akan melepaskannya.
Pilatus : Ini semua adalah kemauan kalian untuk menyalibkan Dia, bukan aku. Aku
tidak bersalah terhadap darah orang ini. (Adegan sambil cuci tangan)
Pilatus : Abenader, lakukan apa yang mereka inginkan. Dan jangan lupa, pasang
tulisan pada salibnya “Raja Orang Yahudi”.
Imam I : Janganlah engkau menuliskan Raja Orang Yahudi!
Pilatus : Apa yang kutulis, tetap tertulis!
Narator : Yesus dihukum mati. Yesus, Manusia ilahi dihukum mati, tidak ada
perlawanan, tidak ada pemberontakan, dan Dia menerima hukuman mati itu
dengan pasrah. Sementara itu, sang pemegang hukum mencuci tangannya.
(Renungan) Keangkuhan manusia membuat manusia tak mampu
mendengarkan hati nuraninya. Manusia sering kali menghukum dan
menghakimi orang lain untuk menyembunyikan kerapuhan dirinya serta
menyembunyikan kelemahan manusiawi kita.
Narator :. Yesus memanggul salib. Salib, antara aib dan kemuliaan. Yesus, manusia
istimewa itu harus memanggul salib hina itu. Pribadi yang mulia harus
menjadi bahan olokan orang. Ada rasa malu, sedih, kesal, marah, dan mungkin
juga ingin memberontak. Tetapi semua itu menyatu menjadi sebuah semangat
yakni kerendahan hati. (Renungan) Dalam hati Yesus berkata, “ Ketika kamu
dihina, ingatlah, bahwa Aku sudah terlebih dahulu dihina, diejek, bahkan
diolok-olok.” Masihkah kamu berontak dengan ketidakadilan yang kamu
rasakan? Masihkah kamu mengeluh dengan penderitaan yang kamu alami?
Yesus : Aku adalah hambaMu, Bapa. HambaMu, dan anak dari buatan tanganMu.
Prajurit 1 : Mengapa Engkau hanya memeluk salibMu, hei penjahat?! Ayo bangunlah,
cepat jalan!
Narator : Yesus Jatuh Pertama Kali. Raga yang kuat itu harus tertindih salib dan
ternyata Yesus bukan manusia kuat dan perkasa. Salib berat itu telah
meletihkan ragaNya. Saat itu Yesus terjatuh, tak seorangpun yang peduli.
Berjuta mata tak lagi melihatNya. Namun dari kejatuhan ini, Yesus
menunjukkan bahwa setiap manusia akan terjatuh juga dalam jalan hidup ini.
(Renungan) Kamu terjatuh, tetapi lihat, Tuhan selalu ada untuk
menerimamu. Kejatuhan membuat manusia rendah hati untuk menyerahkan
hidupnya terhadap penyelenggaraan ilahi.
Narator : Yesus Berjumpa Dengan IbuNya. Tak ada lagi orang yang memperhatikan
Yesus. Sementara salib semakin terasa berat dan raga Yesus mulai melemah.
Semua orang menutup mata, namun sang ibu setia mendampingi puteraNya.
Sedih, mungkin itulah yang dirasakan Bunda Maria ketika harus melihat
penderitaan puteranya. Mereka berdua bertemu dan bersama-sama menunduk,
seakan berkata bahwa Bunda Maria akan selalu ada untuk menemani Yesus
hingga akhir perjalananNya. (Renungan) Bunda Maria dan Yesus sehati
seperasaan. Kesehatian membuat dua pribadi mampu merasakan penderitaan
satu sama lain. Sungguhkah aku member hatiku kepada orang lain?
Prajurit 2 : Ayo Ayo bangun! Cepat bangun! Berjalanlah yang tegak Hai Rajaaaaa....
hahahahahahaha....!!!!
Adegan Yesus kehabisan tenaga, tidak kuat memanggul salib sambil disiksa
Abenader : Berhenti!! Apa kamu buta? Kamu tidak melihatnya? Dia sudah tidak bisa
melanjutkannya lagi! Bantu Dia, cepat bantu Dia!
Prajurit 1 : Orang ini tidak bisa lagi membawa salibNya. Bantu Dia, sekarang!
Simon : Baiklah! Tapi ingat, aku tidak bersalah dan aku hanya bantu memanggul
salib orang ini!
Narator : Yesus Ditolong Simon Dari Kirene. Raga yang lemah, tenaga yang
terkuras, dan tubuh yang sudah tak berdaya lagi membuat Yesus harus
ditolong oleh Simon dari Kirene. Tangan mereka saling memanggul salib,
sementara tangan yang lain merangkul satu sama lain. (Renungan) Simon dari
Kirene mengulurkan tangan untuk membantu Yesus dan Yesus menyambut
tangan itu. Seberapa peka kah aku untuk mengulurkan tangan kepada orang
lain?
Doc. Orang Muda Katolik 8
Paroki Bunda Maria Ratu Rosario
Tanjung Selamat, Medan
Adegan Yesus terus berjalan sambil sempoyongan (tidak sampai terjatuh).
Narator : Veronika Mengusap Wajah Yesus. Wajah Yesus penuh debu dan
kesakitan. WajahNya tak lagi menunjukkan kewibawaanNya sebagai Putera
Allah. Saat itu Veronika mendekati Yesus dan mengusap wajah Yesus.
(Renungan) Yesus hadir dalam wajah-wajah orang yang terlantarkan dan
terpinggirkan. Tanganku dipakai oleh Yesus untuk melayani mereka yang
terpinggirkan karena tangan Yesus sudah terluka untuk membersihkan wajah
aku dari debu dosa.
Perjalanan Yesus masih panjang, beban salib yang dirasakan semakin berat,
tubuhNya tak lagi kuat, dan Dia pun terjatuh untuk ke dua kalinya.
Adegan Yesus disiksa, kemudian hadir sebagian orang, ada yang mengolok – olokan dan
menyemangati Yesus.
Prajurit : (Tertawa)
Simon : Biarkan Dia sendiri, jauhi Dia!! Jika kalian tidak berhenti menyiksanya, aku
tidak akan bawa salib itu satu langkah pun! Aku tidak peduli yang kamu
lakukan padaku!
Narator : Demi kasih-Nya terhadap kita umat-Nya. Yesus tetap berusaha melanjutkan
perjalanan salib-Nya.
Puteri I : Ya Tuhan, mengapa Engkau rela memikul beban salib ini? (Berbicara kepada
Yesus)
Puteri II : Hentikanlah siksaan ini, Dia tidak patut menerima siksaan ini! (Berbicara
kepada Prajurit)
Yesus : Hai Puteri-puteri Yerusalem. Siapakah yang engkau tangisi? Janganlah kamu
menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu.
Narator : Terik matahari semakin menyengat, tenaga Yesus semakin terkuras. Yesus
kembali menapaki jalan salibNya dan Yesus jatuh untuk ke tiga kalinya.
Narator : Yesus sadar bahwa Dia harus meneruskan perjalanan salibNya ke Golgota.
Maka Yesus bangkit dan berjuang untuk menyelesaikan perjalananNya. Itulah
bukti nyata kesetiaan Yesus kepada Allah.
Narator : Setibanya rombongan itu di bukit Golgota, para prajurit langsung mengusir
Simon dari Kirene dan menanggalkan pakaian Yesus.
Prajurit 1 : Lihatlah, jubah orang ini tidak berjahit, melainkan ditenun dari atas kebawah
dengan satu tenunan saja.
Prajurit 2 : Sebaiknya jangan kita bagi, diundi saja. Sayang sekali jubah sebagus ini
kalau kita bagi menjadi beberapa potong.
Prajurit 4 : Ya, undi saja! Barang siapa yang memenangkan taruhan ini, dia berhak
memiliki jubah ini.
Narator : Lalu mereka tidak jadi merobek jubah itu, namun mereka membuang undi
atas jubah Yesus. Genaplah tertulis dalam Kitab Suci : “Mereka membagi-bagi
pakaianKu diantara mereka dan mereka membuang undi atas jubahKu”.
Adegan pematokan Yesus di kayu salib. Suasana sekitar riuh sedang, penasaran ingin
melihat pematokan paku salilb, namun juga ngeri.
Yesus : Bapa, ampunilah mereka. Mereka tidak tahu apa-apa. (Sambil merintih
kesakitan).
Narator : Orang banyak berdiri disitu dan melihat semuanya, mereka semua mengolok-
olokan Yesus yang sudah disalibkan.
Imam I : Engkau katakan bisa merubuhkan Bait Suci dan membangunnya kembali
dalam 3 hari, namun Engkau tidak bisa turun dari salib itu.
Imam III : Engkau bisa menyelamatkan dan menyembuhkan orang lain, bisakah Engkau
menyelamatkan diriMu sendiri?
Imam II : Buktikanlah dan turunlah dari salib itu, maka kami benar-benar percaya
bahwa Engkau adalah Mesias, Putra Allah.
Yesus : Bapa, ampunilah mereka. Sebab mereka tidak tahu apa yang telah mereka
perbuat.
Narator : Dekat salib Yesus, berdirilah Maria, ibuNya dan salah seorang Murid
kesayangannya, Yohanes. Melihat ibuNya bersama murid kesayanganNya
disampingNya, Yesus berkata;
Narator : Maria menangis dan mencium kaki Yesus. Yesus sadar bahwa segalanya
sudah terlaksana, maka Ia berkata.
Narator : Disitu tersedia sebuah tempayan penuh cuka. Maka seorang prajurit
mencelupkan sebuah bunga karang ke dalamnya dan menancapkan pada
sebatang tongkat, lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus
mencicipi cuka itu, semuanya selesai.
Maria : Daging dari dagingku, hati dari hatiku. Anakku, biarkan aku mati bersama
denganMu! ( Nyanyi ½ lagu )
Narator1&2 : Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah, dan
terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan
Narator : Ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu kepala
pasukan itu menanggalkan helm nya.
Narator : Hari itu dimana hari persiapan Paska. Supaya tubuh mereka jangan tinggal
tergantung di salib selama hari sabat, maka orang-orang Yahudi meminta
kepada Pilatus untuk mematahkan kakinya, lalu mayatnya diambil dari salib.
Sesampainya kepada Yesus mereka melihat bahwa Ia sudah tak bernyawa lagi.
Oleh karena itu kakinya tidak dipatahkan. Tetapi seorang prajurit menikam
lambung Yesus dengan tombaknya, dan segera darah dan air keluar.
Narator : Hal itu terjadi selaras dengan bunyi kitab suci; “Tulangnya jangan kamu
patahkan” dan ditempat lain tertulis; “Orang akan memandang dia, yang
mereka tikam”.
Sesudah semuanya itu terjadi, datanglah Yusuf dari Arimatea setelah meminta
kepada Pilatus supaya diperbolehkan menurunkan jenazah Yesus. Adapun
Yusuf itu sudah menjadi murid Yesus, tetapi dengan diam-diam, sebab ia takut
kepada orang Yahudi. Pilatus member ijin, maka Yusuf pergi dan menurunkan
jenazah Yesus. ( jenazah membelah umat)
-selesai-