Anda di halaman 1dari 34

Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St.

Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

TABLO JALAN SALIB 2024


DRAMA KISAH SENGSARA TUHAN KITA YESUS KRISTUS
Oleh JPA dan SEKAMI Sanjose Bajawa
Berkolaborasi dengan SMA Negeri 1 Bajawa

1. Penyusun Naskah : Pedro Ngiso


2. Penyusun Puisi : Fr. Oswald Ceme, OCD, Pedro Ngiso,
Dela Bedha dan Viona Sowo
3. Sumber : 4 Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes)
4. Properti dan Kostum : OMK Sanjose dan Pembina SEKAMI-JPA
5. Koor : OMK Sanjose
6. Pemeran : SEKAMI-JPA Sanjos dan SMA Negeri 1
Bajawa
7. Lokasi : Halaman Gereja St. Yosef Bajawa

“Tidak ada kasih yang lebih besar dari seorang sahabat yang
memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”
(Yohanes 15:13)

1
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Prolog
Narator:
Saudara/i, Umat Allah, peziarah yang terkasih dalam Kristus..
Kisah Sengsara 2000 tahun yang lalu adalah sebuah kisah akan ingatan yang
tak pernah pergi, kisah akan Sengsara yang menyelamatkan, seperti gambar-
gambar tua yang tertutup debu-debu riuh, kembali kala angin meniup pergi
suara-suara ramai, diam menyisakan hening. Banyak cerita tentang Dia yang
menyerahkan diri di Getsemani pada kehendak Bapa untuk menaggung
sengsara atas orang-orang kepunyaan-Nya yang sudah tak mengenal lagi Dia.
Namun, karena begitu besar kasihnya akan dunia ini dan milik kepunyaan-
Nya, ia tetap mengorbankan diri-Nya bagi kita yang dianggap-Nya adalah
saudara-saudara-Nya. Kisah ini mengetuk hati dan kesadaran kita bahwa tak
ada satu pun di semesta yang terjadi begitu saja. Semua ada alasannya.
Kasih-lah alasannya

DOA PEMBUKA
Pastor/Narator:
Yesus Tuhan, kami anak-anak-Mu berdiri dekat salib-Mu untuk
menerenungkan jalan sengsara-Mu. Kami menyadari betapa besar cinta dan
penggorbanan-Mu untuk kamu anak-anak-Mu ini. kesengsaraan dan
penderitaan-Mu adalah pelajaran nyata bagi kami, betapa kuat kehendak-Mu
untuk menyelamatkan hidup kami semua. Kami mohon, izinkanlah kami
berjalan dibelakang-Mu menimba kekuatan daripada-Mu. Demi dikau Tuhan
dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa.
Umat:
Amin.

2
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Scene 01: Taman Getsemani


(Scene dimulai Ketika narrator selesai membacakan prolog, kemudian
dilanjutkan dengan Yesus yang mulai masuk ke dalam taman Getsemani.
Yesus berjalan masuk secaraa perlahan, penuh hikmat dan kecemasan akan
saat-saat terakhir sengsara dan wafat-Nya. Yesus masuk didampingi oleh
ketiga murid-Nya, Petrus, Yakobus dan Yohanes. Pada saat Yesus berjalan,
masuk, koor menyanyikan lagu “Remember Me” diiringi dengan puisi yang
telah disiapkan)
Narator:
Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Pergilah Yesus berjalan menyusur
lembah Sedron menuju ke taman Getzemani. Yesus masuk ke taman itu
dengan membawa Petrus dan kedua anak Zebedeus, Yohanes dan Yakobus.
Adapun Yudas yang mengkhianati Yesus juga mengetahui tempat itu, karena
Yesus sering berkumpul di situ bersama dengan murid-murid-Nya. Yesus
datang untuk berdoa kepada Bapa, karena Iat ahu, saat-Nya telah tiba.
(Yesus berjalan masuk perlahan, penuh hikmat, didampingi oleh tiga murid
Yesus yang mengikuti-Nya dari belakang)
Puisi (Diiringi Lagu Remember Me):
Hening dan diam…. sunyi dan gelap….
Terderang Langkah kaki terpatri dalam wilayahmu
oh Getsemani…suara Langkah kaki yang Kudus dari Allah
Hembusan angin dingin dan kaku
Menusuk tulang, menggetarkan jiwa, mengguncangkan tubuh
Suram Wajah-Mu
Yang bergelinang, bermandikan tetes demi tetes air darah
Membasahi tanah yang gersang
Menghilangkan secercah harapan

Engkau berseru
Getsemani…oh Getsemani!!
Ingatlah Aku! Kenanglah Aku!

3
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Sebab Hati-Ku sedih


Melihat dia yang dekat dengan-Ku
Menjadi dia yang menghianati-Ku
Oh Getsemani!!
Tidak bisakah kau berjaga-jaga dengan-Ku
Walau itu hanya semenit saja?
Sebab penghianat-Ku hamper datang!!!
Menjeput-Ku di gerbang zaitun
Seperti sedih rasanya, tetapi inilah kenyataanya
Getsemani! Oh Getsemani!
Ambilah cawan ini, akan kuselesaikan kehendak Bapa!
Kan kukenang kau dalam gelisah tak bertepi
(Setelah puisi selesai dibacakan, Yesus mengajak ketiga murid-Nya berdoa di
sebuah batu yang ada di taman Getsemani)

Yesus:
Duduklah di sini, sementara Aku berdoa. Hati-Ku sangat sedih seperti mau
mati rasanya. Tinggallah disini dan berjaga-jagalah dengan Aku
(Kemudian Yesus berlutut, meletakkan lengan-Nya di atas batu, kemudian
tertunduk lesu dan cemas, sambil menangis dan badan yang bergetar)
Yesus:
Ya Bapa jikalau sekiranya mungkin biarlah cawan ini lalu darpada-Ku tetapi
janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau
kehendaki.
(Setelah mengucapkan doa itu, Yesus tunduk dan menyandarkan Wajah-Nya
pada batu tempat Ia berdoa, sambil mengeluarkan tetesan darah. Yesus
bergetar seperti sedang siap untuk menanggung sebuah peristiwa besar, dan
badan-Nya mengguncang)
Narator:
Setelah itu Ia Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan didapatinya
4
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

mereka sedang tidur.

Yesus:
Bangunlah kalian! Tidakkah kalian sanggup berjaga-jaga satu jam saja dengan
Aku? Berjaga-jagalah dan berdoalah supaya kamu jangan jatuh dalam
pencobaan. roh memang penurut, tetapi daging ini lemah.

(Lalu Ia pergi untuk kedua kalinya dan berdoa)

Yesus:
"Ya... BapaKu, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku
meminumnya, jadilah kehendak-Mu"

Narator:
Setelah itu Ia Ia kembali kepada murid-murid-Nya itu dan didapatinya
mereka sedang tidur sebab mata mereka sudah berat. Ia membiarkan
mereka di situ lalu pergi berdoa untuk ketiga kalinya
(Yesus pergu berdoa untuk yang ketiga kalinya. Pada doa yang ketiga ini, iblis
pun muncul untuk datang menggoda dan mengejek Yesus)
Iblis:
Hahahaha…sedikit lagi menuju kematian-Mu. Kau akan dihukum dan dibunuh.
Tapi Kau bisa membatalkan semua itu bukan? Ayo batalkan Yang Kudus dari
Allah! Panggil para malaikat-Mu supaya mereka membantu-Mu dan kembalilah
ke Takhta-Mu yang agung supaya mereka semua datang menyembah-Mu,
bukan menyiksa-Mu! Hahahaha…….
(Setelah iblis berkata demikian, Yesus tidak menjawab. Ia hanya mengangkat
Kepala-Nya dan melihat iblis itu. Setelah melihat hal itu, Iblis pun pergi dari
hadapan-Nya. Setelah itu Yesus pun pergi kepada ketiga murid-Nya itu untuk
membangunkan mereka)
Yesus:
Bangunlah sebab saatnya, saatnya sudah tiba. Kini, Anak manusia akan
5
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

diserahkan ke tangan orang-orang berdosa, dia yang menyerahkan Aku sudah


dekat.
(Setelah berkata demikian, Yesus mengajak tiga murid-Nya pergi ke tengah-
tengah taman atau di tengah-tengah lapangan tempat adegan dilaksanakan)
Narator:
Tak lama setelah Yesus mengatakan hal itu, datanglah Yudas Iskariot bersama
beberapa rombongan orang farisi, warga dan beberapa prajurit untuk datang
mencari Yesus
Orang Farisi:
Dimana Yesus si pendusta itu? Kau bilang ada di sini, dan dari mereka
berempat, yang mana Dia?
Yudas Iskariot:
Tenanglah, Dia ada di sini. Orang yang akan kucium, itulah Dia. Tangkap dan
bawalah Dia pergi dari sini, dan jangan lupa dengan uangnya itu!
(Setelah percakapan antara Yudas dan orang Farisi, Yesus maju selangkah ke
depan lalu berkata kepada mereka semua)
Yesus:
Siapakah yang kalian cari?
Warga:
Yesus dari Nazaret!
Yesus:
Akulah Dia!
(Setelah Yesus menjawab demikian, mereka semua tersentak jatuh ke arah
belakang)
Yesus:
Sekali lagi, Aku bertanya, siapakah yang kalian cari?
Warga:
Yesus dari Nazaret!

6
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Yesus:
Akulah Dia. Jika memang Aku yang kalian cari, (menunjuk ketiga murid-Nya)
biarkanlah mereka ini pergi!
(Setelah Yesus berkata demikian, Yudas maju ke hadapan Yesus, lalu
mencium Yesus dan memeluk-Nya)
Yudas Iskariot:
Salam Guru
Yesus:
Jadi, engkau datang ke sini hanya untuk mencium Aku lalu menyerahkan Aku
kepada mereka? Hai Yudas, apa salah-Ku padamu sampai engkau tega
mengkhianati Aku?
(Setelah berkata demikian, Yudas mundur selangkah dari hadapan Yesus)
Orang Farisi:
Prajurit! Tangkap orang itu, Dialah si pendusta yang akan kita serahkan kepada
Imam Agung kita! (Sambil menunjuk kepada Yesus)
(Saat para prajurit melangkah maju ingin meangkap Yesus, Petrus dan dua
kawannya yang lain maju lalu memukul Yudas dan beberapa prajurit di situ)
Petrus:
Sial kau Yudas! Dasar kau pengkhianat!! (sambil maju lalu menendang Yudas
Iskariot)
(Setelah itu, Petrus kembali ke para prajurit lalu mengambil sebuah pedang
dan memotong telinga salah satu prajurit yang ada di situ. Prajurit yang
telinganya dipotong berteriak kesakitan sambil jatuh telungkup ke tanah)
Yesus:
Petrus! Petrus! Sarungkanlah pedangmu itu! (Sambil menarik Yesus) Apakah
kau tidak tahu bahwa Aku bisa minta kepada Bapa-Ku untuk mengirimkan
pasukan Malaikat berpedang untuk melawan Aku. Jika begitu, bagiaman
dengan Cawan yang harus aku minum dari Bapa-Ku?

7
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Narator:
Yesus pun langsung memegang telinga dari prajurit yang telinganya dipotong
oleh Petrus. Secara ajaib, telinga itu kembali seperti sebelumnya
Yesus:
Sangkamu, Aku ini adalah seorang penyamun? Sampai kalian harus
membawa prajurit lengkap dengan pedang lalu datang menangkap Aku? Lalu,
pada saat Aku sering mengajar di rumah-rumah ibadat, kenapa kalian hanya
diam saja dan tidak menangkap Aku?
Orang Farisi:
Cepat bawa Dia sekarang juga pergi menghadap Imam Besar kita, cepat!

Narator:
Setelah itu, Petrus dan dua kawannya yang lain, Yakobus dan Yohanes lari dan
pergi meninggalkan Yesus. Sementara itu, Yudas juga berlari dari tempat itu.
Orang Farisi itu kini telah menangkap Yesus dan dengan bantuan prajurit-
prajurit, mereka datang untuk menggiring Yesus untuk menghadap Hanas dan
Kayafas.

Scene 02: Yesus, Hanas dan Kayafas


(Yesus digiring dalam kondisi tangan diikat dan didorong secara paksa oleh
para prajurit, didampingi oleh beberapa Orang Farisi, Ahli Taurat dan para
warga yang turut berbondong-bondong mengikuti dia. Hadir juga Petrus yang
mengikuti di tengah-tengah para warga itu.)

Narator:
Maka pasukan prajurit serta beberapa prang Yahudi dan Farisi yang diutus
untuk menangkap Yesus, membawa-Nya pertama kepada Hanas, karena
Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar.
Akan tetapi, ternyata Hanas saat itu sudah berada di rumah Imam Besar. Di
situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua, para warga dan juga Simon
Petrus yang menyelinap di antara mereka.
8
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Hanas:
Yesus dari Nazaret! Yang menyebut Diri-Nya sebagai Mesias! (sambil
memegang kedua Pundak Yesus) Sekarang, katakanlah kepada kami tentang
berapa banyak murid-murid yang telah engkau ajarkan, dan apa saja isi dari
ajaran-ajaran-Mu itu? Ayo katakanlah kepada kami!

Yesus:
Aku selalu berbicara dan mengajar di rumah-rumah ibadat dan Bait Allah,
tempat semua orang Yahudi berkumpul dan Aku tidak pernah berbicara
sembunyi-sembunyi. Mengapakah engkau menanyai Aku? Tanyailah mereka,
yang telah mendengar apa yang Kukatakan kepada mereka karena mereka
tahu apa yang telah Kukatakan.

Wanita Penghujat 1:
(Maju lalu menampar muka Yesus) Begitukah cara jawab-Mu kepada Imam
besar! Dasar kau pendusta!

Yesus:
Jikalau kata-Ku itu salah, tunjukkanlah salahnya, tetapi jikalau kata-Ku itu
benar, mengapakah engkau menampar Aku?

Hanas:
Sudahlah, baiklah sekarang kita membawa dia kepada Kayafas secepat juga!

(Kemudian, mereka menggiring Yesus pergi menuju kepada Imam Besar


Kayafas, sambil memukul dan mengolok-olok Dia.)

Ahli Taurat:
Imam Besar Kayafas! Inilah Dia, Yesus orang Nazaret itu (sambil mendorong
secara kasar Yesus ke hadapan Kayafas)

(Kemudian, salah seorang wanita penghujat maju ke depan untuk


memberikan tuduhan palsu terhadap Yesus)

Wanita Penghujat 2:
Orang ini (sambil menunjuk ke arah Yesus) telah menyembuhkan banyak
orang secara Ajaib, dan Ia menggunakan kuasa Iblis untuk membuat mukjizat!

9
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Wanita Penghujat 3:
(Maju ke depan) Bukan hanya itu! Ia juga mengusir iblis para iblis dengan
kuasa iblis itu sendiri! Aku sendiri yang melihatnya! Bahkan Ia menyebut Diri-
Nya sebagai Raja orang Israel!

Wanita Penghujat 4:
(Maju ke depan) Kami juga mendengar orang ini berkata: Aku akan
merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan
Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia!

Wanita Penghujat, Orang Farisi dan Warga:


Dia pembohong! Hukum saja Dia! Hukum Dia! Hukum Dia!

(Setelah mendengar semua itu, Kayafas pun bangkit berdiri dari kursinya)

Kayafas:
Diam semuanya! (Sambil menangkat kedua tangannya lalu berjalan ke arah
Yesus) Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan saksi-saksi ini terhadap
Engkau? Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?

Yesus:
Engkau telah mengatakannya. Akulah Dia. Aku berkata kepadamu, mulai
sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang
Mahakuasa dan Ia akan datang di atas awan-awan di langit.

Kayafas:
(Sambil mundur kembali ke kursinya, ia merobek jubah yang ia kenakan) Ia
menghujat Allah! Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar
hujat-Nya terhadap Allah. Bagaimana pendapat kamu?

Ahli Taurat:
Tunggu dulu! Sabar! Bukankah ini sudah tengah larut malam dan bukankah
kalian lihat bahwa tidak semua tua-tua dan konsil kita hadir di sini? Bukankah
ini bertetangan dengan kesepakatan kita? Kita tunda saja ini sampai besok
pagi dan ketika semua orang telah berkumpul!

Kayafas:
Tidakkah kamu sadar bahwa orang ini telah melakukan sebuah kesalahan dan
penghujatan yang besar kepada Allah? Menurut hukum kita,orang yang

10
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

mengaku sebagai "Anak Allah adalah sebuah penghujatan besar yang harus
dihukum mati! Oleh karena itu, sekarang juga kita harus membawa Ia kepada
Pilatus untuk diberikan hukuman mati, karena kita tidak berhak untuk
menjatuhkan hukuman mati kepada orang ini!

Wanita Penghujat dan Warga:


Ya setuju! Kita harus menghukum mati pendusta ini! Ayo kita bawa dia ke
Pilatus! Ya Ayo! Bawa dia! Hukum dia! Siksa Dia!

(Mereka pun kemudian memukul Yesus, meludahi-Nya, mengolok-olok Dia


lalu menggiring Dia kepada Pilatus)

Scene 03: Yesus dan Pilatus


(Adegan beralih dgn latar Kekaisaran Romawi, temapt dimana Yesus digiring
sambil diolok dan dicaci maki untuk diadili oleh Pilatus)

Narator:
Setelah pertemuan Yesus dengan para imam kepala dan tua-tua bangsa
Yahudi bersama ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama, mereka
membelenggu Yesus, lalu membawa Ia dari Kayafas ke gedung pengadilan
dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus, wali negeri itu. Ketika itu hari masih
pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan
menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah.

Hanas:
Gubernur Pilatus! Gubernur Pilatus! Keluarlah!

Pilatus:
(Sambil keluar dari istananya) Hai kalian orang Yahudi! Ada apa kalian kesini
pagi-pagi buta sudah mulai membuat keributan! Ada apa?

Kayafas:
Gubernur Pilatus! Jikalau Ia bukan seeorang penjahat yang harus segera
dihukum, maka kami tak akan membawa-Nya juga kepadamu di pagi-pagi
buta seperti ini

11
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Wanita penghujat dan Orang Farisi:


Ya! Itu benar sekali! Ya benar! Hukum Dia!

Pilatus:
(Sambil mengangkat tangan kanannya) Tenanglah kalian! Kalau begitu
ambilah Dia dan hukumlah Dia menurut Tauratmu itu!

Kayafas:
Tetapi Gubernur! Hukum kami tidak diperbolehkan untuk membunuh
seseorang!

Pilatus:
(Terkejut) Membunuh? Memangnya apa salah Dia sampai kalian ingin
menjatuhkan hukuman mati terhadap-Nya?

Kayafas:
Telah kedapatan oleh kami, bahwa Dia telah menyesatkan bangsa kami. Ia
melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan mengatakan bahwa Ia adalah
Kristus Sang Mesias, Raja yang dijanjikan.

Wanita Penghujat dan Orang Farisi:


Dasar penghujat! Pembohong!

Pilatus:
(Mengangkat tangannya) Baiklah kalau begitu, Akan kutanya Dia di Gedung
pengadilan! Prajurit, bawa Dia ikut bersama aku ke dalam Gedung
pengadilan! Sedangkan kalian yang lain, tunggulah di sini!

(Segera setelah itu, para prajurit pengawal Pilatus mengambil Yesus secara
paksa lalu membawa Ia pergi menghadap Pilatus ke Gedung pengadilan)

Pilatus:
Engkau inikalh Raja Orang Yahudi?

Yesus:
Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain
yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?

12
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Pilatus:
Apakah aku seorang Yahudi? Bangsa-Mu sendiri dan imam-imam kepala yang
telah menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?

Yesus:
Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini. Jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-
hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang
Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.

Pilatus:
Jadi, Engkau adalah seorang Raja?

Yesus:
Engkau sendiri yang mengatakan bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku
lahir dan datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang
kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-
Ku.

Pilatus:
Apakah kebenaran itu?

Pilatus:
Tidakkah Engkau memberi jawab? Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya
tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?

Narator:
Tetapi Yesus tidak lagi menjawab kepada Pilatus. Kemudian, Pilatus kembali
menyuruh prajurutnya untuk kembali membawa Yesus kepada orang banyak
yang telah menyerahkan Dia kepada Pilatus

Pilatus:
Hai orang Yahudi! Telah kutanyai orang ini dan tidak kudapatkan kesalahan
apapun yang ada dari orang ini!

Kayafas:
Ia menghasut rakyat dengan ajaran-Nya di seluruh Yudea, Ia mulai di Galilea
dan sudah sampai ke sini.

13
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Pilatus:
Kalau begitu, apakah Ia berasal dari Galilea?

Semua orang:
Ya! Benar sekali!

Pilatus:
Maka, bawalah Ia kepada Herodes, karena ia raja di wilayah itu! Setelah sudah
dari Herodes, bawalah ia kembali kepadaku untuk membawa hasilnya!

Narator:
Setelah itu, Pilatus kembali masuk ke dalam istananya. Mereka pun segera
kembali menyeret Dia dan mengolok-olok Dia, lalu membawanya menghadap
Herodes untuk diadili di sana

Scene 04: Yesus dan Herodes


Narator:
Ketika Herodes melihat Yesus yang telah sampai di istananya, ia sangat
bergembira, sebab sudah lama ia ingin melihat-Nya, karena ia sering
mendengar tentang Dia, lagipula ia mengharapkan melihat bagaimana Yesus
mengadakan suatu tanda.

Herodes:
Yesus si Ajaib! Selamat datang di istanaku! Hahahaha, akhirnya aku bertemu
dengan-Mu juga! Sekarang katakan kepadaku, bukankah Engkau Mesias, yang
Kudus dari Allah? Berarti Engkau bisa membuat mukjizat, ayo buat sesuatu
yang Ajaib di sini sekarang!

(Tetapi Yesus tidak menjawab apa-apa)

Herodes:
Kau tidak mau menjawabku? Rajamu ini? Bukankah engkau telah berbicara
kepada banyak orang dan membuat banyak mukjizat? Lalu sekarang kenapa
engkau diam saja kepadaku! (menempeleng Yesus)

14
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Wanita Penghujat 5:
Raja Herodes! Dia adalah pembohong dan pendusta! Apa yang Ia ajarkan
kepada orang banyak itu adalah pembohongan, dan kuasa mukjizat yang ia
buat itu berasal dari iblis!

Wanita Penghujat 7:
Buka hanya itu! Ia menyebutkan bahwa Ia adalah Raja orang Israel, dan Anak
Allah! Ia telah menghujat allah dan mengklaim diri-Nya adalah Raja, sama
sepertimu tuan Herodes!

Herodes:
Raja katamu! Hahahaha (menampar Yesus) Kau kira, Kau bisa menentang
kerajaanku hah?! Dan kalau Kau itu benar-benar Mesias, lantas kenapa
Engkau sekarang disiksa dan diolok-olok seperti ini? Bukankah Engkau bisa
membatalkan semuanya ini? Dasar penndusta dan pembohong! (Sekali lagi
menampar Yesus)

Istri Herodes:
Suamiku, baiklah kau kenakan jubah kebesaranmu ini kepada-Nya, karena Ia
telah menganggap Diri-Nya ini sebagai Raja (mengambil jubah Herodes lalu
memberikannya kepada Herodes)

Herodes:
Hahaha, benar istriku, kau memanglah yang paling pintar dan cantik di dunia
ini, kenakanlah jubahku ini hai Raja orang Yahudi! Hahahaha (menamparnya
lagi). Bawa kembali Dia kepada Pilatus, biarlah Pilatus yang menjatuhkan
hukuman terhadap si pendusta ini!

Narator:
Mereka pun kemudian kembali menyeret Yesus kepada Pilatus untuk dijathui
hukuman mati, seraya sambil mengoolok-olok serta menyiksa Yesus.

Scene 05: Yesus Dijatuhi Hukuman Mati (Perhentian 1)


Narator: kami menyebah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu Engkau telah menebus dunia

15
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Narator:
Setelah membawa Yesus ke Herodes, mereka kembali membawa Dia kepada
Pilatus atas perintah dari Herodes itu sendiri. Maka, Pilatus mengumpulkan
imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin serta rakyat untuk memberikan
Keputusan akhir akan nasib Yesus selanjutnya

Pilatus:
Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan
rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari bukti
yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang satupun kebenaran yang
kudapatkan, begitupun dengan Herodes, sebab ia mengirimkan Dia kembali
kepadaku. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang
setimpal dengan hukuman mati.

Hanas:
Dia telah menghujat Allah, karena Ia telah menganggap Diri-Nya sebagai Anak
Allah, karena itu Ia harus dihukum mati!

Semua Orang:
Ya benar sekali! Bunuh dia! Hukum dia! Bunuh dia!

(Sementara mereka meneriaki Dia, istri Pilatus datang menghampiri Pilatus


untuk memberikan dia sebuah pesan peringatan)

Istri Pilatus:
Suamiku, Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab karena
Dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam. Lebih baik, engkau
bebaskan saja Dia!

Pilatus:
Istriku, aku tahu bahwa Ia tidak bersalah, tetapi jika tidak kuhukum orang ini,
maka Bangsa Yahudi akan memberontak terhadap-Ku dan aku akan
kehilangan kuasaku apabila aku tak menghukumnya

Istri Pilatus:
Kalau kau menginginkan kekuasaanmu tetap, hukumlah Dia. Tetapi kalau
kamu mau hidup aku dan kau tetap aman dan tentram, bebaskanlah dia

(Kemudian, istri Pilatus pergi meninggalkan dia)

16
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Pilatus:
Hai orang Yahudi! Biasanya setiap hari Paskah aku membebaskan seorang
bagimu. Maukah kamu, supaya aku membebaskan raja orang Yahudi bagimu?
Siapa yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu, Yesus Barabas atau Yesus,
yang disebut Kristus?

Semua Orang:
Lepaskan Barabas bagi kami! Bebaskan Barabas! Barabas! Barabas!

Pilatus:
Jikalau begitu, apa yang harus kuperbuat dengan Yesus, yang disebut Kristus?

Semua Orang:
Salibkan Dia! Salibkan Dia! Salibkan Dia!

Pilatus:
Kejahatan apa yang sebenarnya dilakukan orang ini? Tidak ada suatu
kesalahanpun yang kudapati pada-Nya, yang setimpal dengan hukuman mati.
Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya. (memanggil Prajurit)
Prajurit! Bawa Dia kepada algojo-algojo untuk dicambuk dan disiksa, setelah
itu kenakanlah sebuah mahkota duri kepada-Nya!

Narator:
Yesus pun kemudian diserahkan kepada algojo-algojo untuk dicambuk oleh
mereka. Turut ikut juga para prajurit-prajurit yang lain memukul Dia sambil
mengucapkan olokan dan penyiksaan terhadap-Nya. Hadir pula disitu Maria
ibu Yesus, juga Maria Magdalena bersama Petrus, Yakobus dan Yohanes yang
menyaksikan tindakan keji itu. Maria melihat persitiwa itu dengan pedih, dan
ia teringat kembali akan perkataan Simeon “dan suatu pedang akan
menembus jiwamu sendiri, supaya menjadi nyata pikiran dan hati banyak
orang”. Sementara orang Yahudi yang lain terus mengolok-olok Yesus

(Setelah itu, iblis datang masuk secara perlahan menuju ke tempat Yesus
dicambuk. Di sini, iblis tidak memiliki dialog, ibis hanya berputar sambil
tertawa)

Koor menyanyikan lagu “Hai Umat-Ku, Apa Salah-Ku padamu”

Puisi

17
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

(Setelah puisi selesai dibacakan, Yesus pun selesai dicambuk. Sebelum Yesus
dibawa kembali kepada Pilatus, kepala prajurit mengenakan sebuah mahkota
duri yang telah mereka anyam dan mengenakan kepada-Nya sebuah mantel
ungu, yang adalah jubah kebesaran milik Herodes)

Kepala Prajurit:
Salam hari Engkau, raja orang Yahudi, terimalah mahkota ini sebagai bentuk
penghargaan kami kepadamu. (Mengenakan mahkota duri di kepala Yesus)
Juga terimalah mantel ungu kebesaran milik Herodes ini sebagai tanda bahwa
engkau benar seorang raja!

(Setelah mengenakan mahkota berduri dan mantel ungu itu, para prajurit
kembali memukul, menendang dan meludahi Yesus lalu membawa kembali Ia
kepada Pilatus)

Pilatus:
Lihatlah Manusia itu!

Semoa Orang:
Salibkan Dia, salibkan Dia! Salibkan Dia!

Pilatus:
Kalau begitu, ambil dan salibkanlah Dia, sebab aku tidak mendapati
kesalahan apapun pada-Nya.

Kayafas:
Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia
menganggap diri-Nya sebagai Anak Allah.

Narator:
Ketika Pilatus mendengar perkataan itu bertambah takutlah ia, lalu ia masuk
pula ke dalam gedung pengadilan dam membawa Yesus untuk sekali lagi
berbicara dengan dia

Pilatus:
Sebenarnya, Engkau ini dari mana?

(Yesus tidak menjawab)

18
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Pilatus:
Engkau tidak mau bicara dengan aku? Tidakkah Engkau tahu, bahwa aku
berkuasa untuk membebaskan dan juga untuk menyalibkan Engkau?

Yesus:
Engkau tidak mempunyai kuasa apapun terhadap Aku, jikalau kuasa itu tidak
diberikan kepadamu dari atas. Sebab itu dia yang menyerahkan Aku
kepadamu, lebih besar dosanya.

Kayafas:
Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap
orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.

Narator:
Bertambah takutlah Pilatus atas jawaban Yesus terhadapnya dan desakan
orang Yahudi itu. Sejak saat itu ia berusaha untuk membebaskan Yesus dari
hukuman mati itu, namun di sisi lain ia takut mereka memberontak
kepadanya. Lalu ia pun pergi ke kursi pengadilannya, yang dalam Bahasa
Ibrani disebut Gabata, untuk mengambil keputusan akhir terhadap nasib
Yesus.

Pilatus:
Inilah Rajamu! Haruskah aku menyalibkan rajamu?!

Semua Orang:
Enyakanlah Dia! Saliblah Dia! Bunuh saja Dia! Dan kami tidak mempunyai
seorang raja selain Kaisar!

Pilatus:
Pelayan! Bawakan aku air dalam sebuah wadas kepadaku, sekarang juga!
Cepat!

Asisten Pilatus:
Baik tuan! (lalu mengambil sebuah mangkok yang berisikan air lalu
memberikannnya kepada Pilatus) Ini tuan (menyondorkan mangkok itu ke
depan Pilatus)

(Pilatus kemudian membasuh tangannya lalu menyuruh pelayannya


membawa kembali mangkok itu)

19
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Pilatus:
Ambil dan salibkanlah Dia! Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini, itu
urusan kamu sendiri!

Orang Farisi:
Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!

Pilatus:
Baiklah! Kukabulkan permintaan kalian! Prajurit, bawa Dia itu pergi memikul
salib ke bukit Golgota untyk disalibkan di sana, bersama dengan dua orang
yang sudah aku tentukan untuk disalibkan bersama-sama dengan Dia! Dan
setelah itu, bebaskanlah Barabas bagi orang Yahudi ini! Cepat!

Kepala Prajurit:
Siap tuan laksanakan! Kalian semua ayo cepat laksanakan perintah dari tuan
Pilatus!

Narator:
Demikianlah Yesus kini dijatuhi hukuman mati yang tak adil. Ia dihukum
secara keji dan dengan sabar menerimanya karena Iat ahu semua ini adalah
demi keselamatan manusia dan demi kita semua yang adalah sahabat-
sahabat-Nya.
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami….
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 06: Yesus Memikul Salib ke Bukit Golgota (Perhentian 2)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Narator:
Kini, Yesus memulai perjalanan salib-Nya yang begitu panjang dan
menyesengsarakan. Tetapi Ia dengan tetap tabah dan dengan tenaga yang
tersisah pergi untuk mulai memikul salib yang berat itu untuk dibawa ke bukit
tengkorak, yang dalam Bahasa Ibrani disebut Golgota.

20
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Prajurit 1:
Salam hormat hai raja orang Yahudi! (menampar muka dan menendang
Yesus) Ayo cepat angkat salib itu!

Prajurit 2:
Kalau Kau betul Mesias, Anak Allah, buatlah suatu keajaiban di sini untuk
membantu-Mu atau panggilah malaikat-malaikat-Mu itu untuk membantu-
Mu, hahahaha (memukul Yesus dan menendang-Nya)

Narator:
Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tangan-Nya dan menerima salib
yang berat itu. Ia hanya berdiam diri tetapi berteguh hati untuk menerima
keputusan yang tidak adil itu. Betapa kita kerap kali merasa tidak senang
bahkan mengeluh bila suatu saat kita mendapat salib kecil dalam kehidupan
kita, semisal penyakit, kegagalan dalam studi, kegagalan dalam pekerjaan,
kegagalan dalam bercinta, kesalahpahaman dalam pergaulan serta
kemiskinan materi. Bukankah Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa ingin
menjadi muridKu, ia harus berani menyangkal diri serta memanggul salibnya
setiap hari dan mengikuti Aku” Betapa sering kita melarikan diri dari resiko
hidup ini, lebih sering kita mencari sesuatu dalam kenikmatan daging dari
pada harus berkeringat dan berjuang dengan tabah hati.
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami….
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 07: Yesus Jatuh Pertama Kali Dibawah Salib (Perhentian 3)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Narator:
Beban semakin berat, ditambah dengan para serdadu yang memukul,
mengolok dan menendang Dia. Yesus jatuh karena beban dosa-dosa kita dan
karena kelemahan – kelemahan kita yang ditanggungNya dengan segsssala
dukacita kita yang dipanggul-Nya. Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama,

21
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

supaya dalam Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit dan yang ada
di bawah bumi.

Prajurit 1:
Hahahaha, raja orang Yahudi kok jatuh? Hahahaha (sambil menendang Yesus)

Prajurit 2:
Hei Kau sialan! Ayo cepat bangun! Ayo bangun! (memendang Yesus)

Narator:
Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus memalukaan. Sekian
sering kita juga terus jatuh pada kesalahan dan dosa yang sama. Satu
pertanyaan untuk kita renungkan, “Bersediakah kita bangun lagi dari
kesalahan dan kedosaan kita?” Bumi takkan menangis jika kita terantuk dan
jatuh. Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.

Narator: Kasihanilah kami Ya Tuhan, kasihanilah kami


Umat: Ya Allah kasihanilah kami, orang berdosa

Scene 08: Yesus Berumpa dengan Ibu-Nya (Perhentian 4)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

(Adegan dimulai dengan dipelihatkanya Maria yang masuk menerobos untuk


menemui Yesus. Maria berusaha untuk bertemu dan memeluk Anaknya yang
terkasih, Yesus untuk terakhir kali-Nya)

Instrumen lagu “Ave Maria”

Puisi:
Mawar ini mawar duka
Puisi ini penuh duka
Sang Bunda pun berduka
Bahkan alam semesta ikut berduka
Duka bagiakan daun yang tak sempat memberikan cintanya kepada pohon
Saat ia ditiup dan dibawa angin, entah kemana

22
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Bunda...
Bening matamu menatap wajah nan terkulai
Tatapanmu membelai seraut wajah letih
Air matamu membasahi dahaga-Nya nan lara
Sejuk telingamu menangkap rintihan-Nya sedih
“Ibu, inilah anakmu “
Belati duka menikam wajahmu pasrah
Pedang menancap hatimu kau terima
Yang dalam hatimu kau bertanya
“Duka manakah seberat dukaku?”
Bunda...
Di pintu hatimu kami mengetuk
Salam Pintu Surga
Mawar nan terkulai ini kupersembahkan buatmu
Dari hatiku yang patah berkeping retak
Dari jantungku yang berdetak lamban
Dari nuraniku yang puntung buntung
Oleh wajah pertiwiku yang penuh tangis nan sedih
Sesungguhnya Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu

Narator:
Bunda pengasih, kami sendirilah yang membuat engkau menderita.
Terimakasih atas segala jerih payahmu menerima derita dalam cinta,
bersama Puteramu Yesus untuk merangkul semesta jagat, milikmu sendiri.
Tolonglah semua kaum ibu di seluruh dunia, terutama mereka yang berada di
daerah kami ini, agar dalam masa penderitaan ini, mereka dapat mendidik
anak – anak mereka mengikuti jalan kebenaran, mengikuti jalan terang dan
jalan surgawi.
Narator: Kasihanilah kami Ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 09: Yesus Ditolong oleh Simon dari Kirene (Perhentian 5)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia
23
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Kepala Prajurit:
Hai kau! Siapa namamu? (menujuk kepada Simon dari Kirene) Sini cepat
bantu Dia untuk pikul salib-Nya! Cepat! Dia sudah sangat keletihan

Simon dari Kirene:


Saya Simon tuan, tapi tuan saya….

Kepala Prajurit:
Ah mau melawan yah?! Cepat bantu Dia!

Simon dari Kirene:


Baik Tuan. (memikul salib dan berbicara kepada Yesus) Guru, aku datang
untuk membantu-Mu, bertahanlah Guru!

Narator:
Saudara-saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib, ia dengan
rela menerimanya. Ia dengan rendah hati mau menerima salib dan membantu
Yesus. Inilah tanda cinta dan belaskasihannya yang mendalam kepada
sesamanya yang menderita. Kepada kita, diberikan kebebasan untuk
mengikuti dia atau menolak dia. Dengan hati yang lembut, Yesus berdiri di
pintu hati kita. Ia mengetuk dan meminta jawaban dari kita. Memilih Yesus
berarti harus menyangkal diri dan memikul salib. Apakah kita mampu?
Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat bahwa kami telah Kau pilih
untuk melayani dan mengasihi sesama serta memampukan kami dengan
kekuatanMu untuk mewujudkannya.
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Scene 10: Veronika Mengusapi Wajah Yesus (Perhentian 6)


Narator: Kami memuji Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Veronika:
(Berlari mendekati Yesus) Oh Yesus…. Yesus, Guru dan Tuhanku, ampunilah
aku dan mereka yang berdosa ini! Terimalah tanda ampunku ini ya Tuhan, dan
biarkanlah Aku mengusapi Wajah-Mu yang Kudus ini ya Tuhan! (mengusapi
24
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

wajah Yesus. Setelah itu menunjukan Wajah Yesus yang tergambar pada
kainnya itu)

Narator:
Di tengah keganasan, ketika mereka menyeret Yesus, Veronika masih sempat
melihat Yesus. Veronika turut mengambil bagian dalam kedukaan itu. Sikap
Veronika bukan berhenti pada rasa duka, tetapi telah ada suatu keberanian
untuk mendekati dan berbuat kasih kepada Yesus. Veronika mengusapi wajah
Yesus yang dicucuri keringat bercampur darah. Dan tanda terima kasih Yesus,
bukanlah kata–kata, melainkan memberikan wajahNya, yang terbukti pada
kain. Bahwa Yesus selalu memberikan diriNya kepada setiap orang yang
berbuat kasih. Setiap orang yang berani berbuat baik, terhadap sesama akan
mendapat pahala dari Tuhan. Tuhan akan memberikan ganjaran dan imbalan
kepada setiap orang setimpal dengan usahanya, bahkan lebih dari pada itu.
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 11: Yesus Jatuh yang Kedua Kalinya (Perhentian 7)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Prajurit 1:
Yahhh, jatuh lagi jatuh lagi, dasar keparat! (menendang Yesus)

Prajurit 2:
Hei Kau! Dasar lemah! Ayo bangkit, perjalanan masih jauh!! (menendang
Yesus dan mengangkat-Nya secara paksa)

Narator:
Meski telah dilolong oleh Simon, Yesus tetap memikul beratnya salib kayu dan
menderita karena kedurhakaan kita, dihancurkan karena kejahatan kita.
Siksaan yang menimpah-Nya membawa perdamaian untuk kita, dan kita
sembuh berkat bilur–bilur tubuh-Nya. Kita semua bagaikan domba yang
hilang dan tersesat, masing–masing menempuh jalannya sendiri. Tetapi
kepada Dia, Tuhan menimpahkan segala kesalahan kita semua, Ia dianiaya
dan Ia pun tunduk, dan tidak membuka mulutNya. Bagaikan domba yang
25
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

diam tak mengembik bila dicukur. Seperti anak domba yang dihantar ke
pembantaian, demikian pun Ia tidak membuka mulutNya. Yesus jatuh ke
tanah lagi, karena orang tidak ingat akan kebaikanNya terhadap mereka.
Namun cinta kasihNya tidak hilang. Sebab itu, segera Ia bangun...
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 12: Yesus Menasihati Wanita yang Menangis (Perhentian


8)
Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Wanita Yerusalem:
(Semua wanita Yerusalem maju lalu berlutut di hadapan Yesus sambil
menangis. Salah satu perwakilan dari Wanita Yerusalem berseru dengan
suara lantang) Yesus! Oh Tuhan dan Guruku! Apa salah-Mu terhadap kami
sampai Engkau disiksa seperti ini! Ampunilah kami orang berdosa ini Ya
Tuhan! Dan maafkanlah mereka yang telah menyebabkan semua ini terjadi
pada-Mu! Tuhan, demi dosa kami, Kau tetap rela menanggung semua ini! Oh
Tuhanku yang Mahabaik, Kasihanilah kami, ampunilah kami yang menangis
bagi-Mu ini!

Yesus:
Hai wanita-wanita Yerusalem, janganlah kalian menangis bagi-Ku, tetapi
tangisilah dirimu dan anak-anakmu itu juga

Kepala Prajurit:
Heii!!! Ada apa ini! Kalian semua minggir, buka jalan! Dasar penghalang tak
berguna! Minggir atau kalian juga kupukul!

Narator:
Dengan ini, Yesus menunjukkan bahwa karya amal lebih berharga dari pada
kata – kata dan air mata. Lebih baik merubah diri dari pada menangisi dosa
kita.

26
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami


Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 13: Yesus Jatuh yang Ketiga Kalinya (Perhentian 9)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Prajurit:
(Menendang Yesus dengan keras sampai terjatuh) Hahahahaha! Dasar
keparat lemah! Inikah yang disebut Mesias itu! Cepat Kau bangun! Tempat
kematian-Mu seudah dekat sialan!!

Narator:
Kalvari bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah mudah. Dakian
berbatu dan berkelok – kelok menampakkan keganasan dunia bagi sang
Kasih. Dapat dipahami, mengapa Yesus dapat jatuh sampai tiga kali? Yesus
yang telah lemah karena tidak tidur semalaman, didera dan diseret kemana–
mana, harus menempuh perjalanan yang begitu berat. Yesus harus
menjalankan semuanya itu karena satu hal yakni KASIH. Ia harus terus
berjuang untuk mencapai tujuan. Dalam kehidupan, ketika kita menghadapi
berbagai tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang perkasa, kita tidak
boleh pernah menyerah sekalipun harus jatuh bangun….
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 14: Pakaian Yesus Ditanggalkan (Perhentian 10)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Narator:
Akhirnya tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana para prajurit secara kasar
menanggalkan pakaian Yesus yang melekat pada tubuhNya yang penuh luka.
Luka – lukaNya terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat yang paling
27
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

memalukan. Dia ditelanjangi didepan umum. PribadiNya yang luhur mulia,


direndahkan. Ia dicemoohkan. Penghinaan itu bukan hanya menimpah tubuh,
tetapi juga mengoyahkan kehormatan, wibawa dan harga diri seseorang yang
harus dijaga.

(Para prajurit melepaskan jubah Yesus)

Prajurit:
Salam haii Raja, hahahahaha… (kemudian menarik dengan kasar pakaian
Yesus)

Kepala Prajurit:
(menangkap jubah yang dilemparkan serdadu) Baiklah kita undi saja, siapa
yang akan mendapat jubah raja ini, hahahahaha!

Narator:
Yesus harus mengorbankan segala–galanya. Ia tak menyimpan apapun bagi
diriNya sendiri. Di sini, di depan pintu kematian, semakin terasa bahwa hidup-
Nya dipertaruhkan untuk semua orang. Yesus menyerahkan diri pribadi-Nya
dihina untuk menebus semua orang, termasuk kita semua yang hadir di sini.
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 15: Yesus Dipaku Pada Kayu Salib (Perhentian 11)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Kepala Prajurit:
Prajurit! Segera ambil paku-paku itu, lalu tancapkanlah paku itu pada kedua
tangan dan kaki dari raja ini. hahahaha! Raja kok dipaku!

(Saat Yesus dipaku, Yesus berteriak kesakitan dengan suara teriakan yang
sangat keras)

Narator:
Tibalah saatnya Yesus dipaku di mimbar salib. Keringat bercucuran

28
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

membasahi tubuh. Darah meleleh seakan meminta dikasihi oleh mahkluk-


Nya. Namun mahkluk-Nya tega membiarkan tangan dan kaki-Nya dipaku di
palang penghinaan. Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang
dipaku karena kemalasan manusia. Kaki kudus-Nya yang telah mengembara
ke banyak tempat untuk menolong orang, kini dipaku karena manusia sering
melangkah ke tempat–tempat hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran,
ke tempat perjudian, dan menjadi biang ketidakadilan. Oh....manusia,
mengapa kamu berbuat demikian kepadaKu? Tidakkah kamu tahu bahwa Aku
ini Tuhanmu? “Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang
mereka perbuat.”
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 16: Yesus Wafat Disalib (Perhentian 12)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

(Adegan berlatar pada Yesus yang telah bergantung pada salib. Tampak juga
dua orang penjahat di samping kiri dan kanan-Nya yang ikut disalibkan
bersama dengan Yesus)

Orang Farisi:
Lihatlah Dia! Sang penipu! Ia mengklaim Diri-Nya adalah Mesias! Jikalau
Engkau adalah Mesias, turun sekarang juga dari salib!

Wanita Penghujat 1:
Orang lain dapat Ia selamatkan, tetapi Diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Hahahaha dasar pembohong!

Kayafas:
Kau mengklaim bahwa Diri-Mu akan merobohkan Bait Allah, buatlah sekarang
jika Engkau benar-benar Anak Allah!!

Wanita Penghujat 2:
Selamatkanlah diri-Mu, turunlah dari salib!!

29
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Yesus:
Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat!

Penjahat 1:
Hai Yesus! Apabila Engkau adalah Mesias Anak Allah, maka selamatkanlah
Diri-Mu dan juga kami sekarang juga!

Penjahat 2:
Hai kau! Tidakkah kau sadar juga? Kita ini layak disalibkan karena setimpal
dengan dosa dan kesalahan yang kita lakukan! Tetapi, orang ini, Dia sama
sekali tidak bersalah apapun terhadap hukuman keji ini! (menoleh kepada
Yesus) Hai Yesus, ingatlah akan aku apabila Engkau telah bangkit dan datang
sebagai Raja!

Yesus:
(Menoleh ke arah penjahat kedua) Hai engkau! Sesungguhnya pada hari ini
juga, engkau akan bersama-sama dengan Aku di Taman Firdaus!

(Kemudian Yesus menengadah ke langit lalu berseru dengan suara nyaring)

Yesus:
Eli, Eli, lama sabakhtani?

Orang Farisi:
Lihat! Ia memanggil Elia!

Wanita Penghujat 3:
Hahaha! Mari kita lihat apakah Elia akan datang untuk membantu Dia!

Yesus:
(Melihat ke arah Maria) Ibu, inilah Anakmu! (Kemudian melihat ke arah
Yohanes) Itulah ibumu! (kemudian melihat ke arah prajurit) Aku Haus!

Kepala Prajurit:
Hai kau! (menunjuk salah satu prajuritnya) Cepat ambilkan anggur asam itu,
Celuplah sebuah hisop ke dalam anngur itu, kemudian berikanlah kepada Dia
supaya Dia bisa minum!

30
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

(Prajurit itu melakukan seperti yang diperintahkan oleh kepala prajurit


kepadanya, lalu memberi Yesus minum anggur asam melalui sebuah hisop
yang ditancap di ujung tombaknya)

Yesus:
Selesailah sudah tugas-Ku di dunia ini! Bapa! (melihat ke atas sambil berseru
dengan suara nyaring) Kedalam Tangan-Mu, Kuserahkan Nyawa-Ku (lalu Yesus
menundukan kepala-Nya dan menutup mata-Nya)

Narator:
Umat diajak untuk berlutut dan hening

Penyanyi Menyanyikan Lagu “Above All” Diiringi dengan Puisi

Narator:
Umat diajak untuk berdiri.

(Setelah nyanyian dan puisi selesai dan setelah Yesus menyerahkan nyawa-
Nya, para malaikat keluar lalu berdiri di samping kiri kanan salib Yesus, lalu
mengangkat tangan mereka. Segera setelah tangan mereka diangkat,
terdengar suara gemuruh kilat petir yang mengerikan disusl dengan gempa
yang dasyhat)

Narator:
Kira-kira pada jam 3 sore, setalah Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada
Bapa, terdengarlah suara gemuruh kilat petir yang mengerikan dan sebuah
gempa yang sangat dasyhat. Tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke
bawah, bukit-bukit batu terbelah, kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang
kudus yang telah meninggal bangkit. Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya
yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat segala
sesuatu yang terjadi.

Kepala prajurit:
Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah. Terpujilah Allah, karena Sungguh, orang ini
adalah orang benar! Dan Aku sendiri bersaksi akan hal ini!"

31
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Narator:
Datanglah prajurit-prajurit untuk mematahkan kaki orang-orang yang disalib,
supaya cepat mati dan mayat-mayat dapat diturunkan. Hal ini atas
permintaan orang-orang Yahudi kepada Pilatus, berhubung hari itu hari
persiapan sebelum Paskah Yahudi. Ketika mereka sampai kepada Yesus dan
melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya, tetapi
seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan
segera mengalir keluar darah dan air. Semua orang yang melihat apa yang
terjadi disitu, pulang sambil memukul-mukul diri mereka. Berakhirlah sudah
tugas Yesus di dunia ini.
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

Scene 17: Yesus Diturunkan dari Salib (Perhentian 13)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Narator:
Sesudah itu, Yosef dari Arimatea, ia adalah murid Yesus tetapi sembunyi-
sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi, meminta kepada Pilatus
supaya ia diperbolehkan menurunkan jenasah Yesus. Dan Pilatus meluluskan
permintaannya. Juga Nikodemus, datang ke tempat itu. Dialah yang mula-
mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak dan
mur serta gaharu. Kira-kira 50 kilo beratnya. Meraka mengambil jenasah
Yesus, lalu membaringkan-Nya di atas pangkuan ibu-Nya Maria untuk yang
terakhir kali-Nya, lalu mengapaninya dengan rempah-rempah menurut adat
orang Yahudi. Di sini dibenarkan sabda Yesus bahwa benih yang ditanam
harus mati dahulu agar dapat menghasilkan buah.

Koor Menyanyikan Lagu Pengiring Jenazah Yesus

Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami


Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

32
Tablo Jalan Salib 2024 Paroki St. Yosef Bajawa – C: JPA&SEKAMI Sanjose Bajawa

Scene 18: Jenazah Yesus Dimakamkan (Perhentian 14)


Narator: Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
Umat: Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Narator:
Marilah berdoa: Tuhan Yesus, Engkau sendiri juga mau merasakan kegelapan
makam sebagaimana yang akan kami alami. Tiga hari lamanya Engkau
berbaring di dalam perut bumi sampai dengan saat kebangkitanMu.
Menyaksikan semuanya ini, kami teringat akan sabdaMu, “Biji gandum kalau
tidak jatuh ke tanah, ia akan tinggal sendirian saja. Tetapi kalau ia mati, ia
akan berbuah banyak.” Ditabur dalam kefanaan, dibangkitkan dalam keadaan
baka. Ditabur dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Semoga
dengan jalan salibMu ini, kami pun dikuatkan untuk memikul tanggung jawab
atas hidup kami di bumi ini. Teguhkanlah iman kami agar tetap setia dan
percaya kepadaMu. Dengan demikian akan hidup selalu dalam namaMu dan
akhirnya kami pun dapat turut bangkit bersama Dikau, Amin.
Narator: Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami
Umat: Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa

DOA PENUTUP
Pastor/Narator:
Marilah berdoa: Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di bukit
Golgota. Dari salibMu yang suci akan Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi
kami yang sedang berziarah ini. Jalan salib ini masih akan kami lalui dalam
hidup dan perjuangan kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya bahwa
pengorbanan dan perjuangan kami di dunia akan mendapat kekuatan bila
senantiasa memandang pada salib suciMu. Engkau kami puji kini dan
sepanjang masa......

Umat:
Amin

Koor Menyanyikan Lagu Penutup


33

Anda mungkin juga menyukai