Anda di halaman 1dari 8

Naskah Tablo Paskah "Yang Tak Pernah Pergi",

Mengenang Kisah Sengsara Yesus


Babak Satu: Dia yang ditolak dunia

Puisi oleh Narator :


Ingatan adalah yang tak pernah pergi// Seperti gambar-gambar tua yang tertutup debu-debu riuh/ kembali
kala angin meniup pergi suara-suara ramai/menyisakan hening// Gambar-gambar bergerak menawarkan
cerita// Banyak cerita// Juga tentang Dia yang menyerahkan diri di Getsemani pada/ kehendak Bapa// Kau
lalu mengerti mengapa ada yang benci sebesar itu—dunia tak akan pernah sama bagi orang-orang berbeda//
Gambar-gambar adalah/ ingatan yang datang menepuk pundakmu// “Kau ingat ini?”// Tanya mereka/
mengetuk sadarmu: tak ada satu pun di semesta yang terjadi begitu saja// Semua ada alasannya//

Narator :
Di satu siang, sekelompok orang sedang berdiri mengelilingi perempuan yang bersimpuh. Bergosip
tentangnya, berniat merajamnya. Orang-orang itu adalah Imam Kepala dan orang-orang Yahudi. Di titik dua,
seorang lelaki buta sedang berusaha melintas jalan dengan tongkatnya di kerumunan orang-orang yang
sedang berjualan. Yesus ditemani tiga rasulNya menghampiri kerumunan di titik satu dan mendapat
penjelasan dari imam-imam kepala tentang apa yang mereka lakukan.

Imam Kepala:
Perempuan ini telah berzinah. Dia telah melanggar hukum Taurat. Dan bukankah Engkau mengetahui setiap
kata yang tertulis dalam kitab itu? Menurut hukum itu, dia, perempuan ini, harus dirajam!

Narator :
Kerumunan lain ikut bicara tentang Yesus yang selalu “mengikuti aturan” dan karena itu diminta untuk
merajam perempuan itu. Seseorang perempuan memberi sebuah batu pada Yesus.

Yesus:
Jika ada di antara kalian yang tak pernah bersalah, jadilah yang pertama melempar batu ini.

Narator :
Lalu Yesus membungkuk, meletakkan batu di depan perempuan yang sedang berlutut, kemudian melangkah
mundur, menulis sesuatu di tanah. Saat seluruh kerumunan pergi, Yesus berdiri dan menyentuh pundak
perempuan yang masih bersimpuh dan memintanya pergi. Perempuan itu memeluk kaki Yesus dan
menangis. Sesudah itu, Yesus dan ketiga murid-Nya menuju Getsemani. Sesampainya disana Yesus mulai
berdoa dan ketiga murid-Nya bergerak menjauh dan tertidur.

Yesus:
Bapa, jikalau boleh, biarlah cawan ini lalu dari padaku. Tetapi bukan, kehendakKu, melainkan kehendakMu.
Terjadilah!
Babak Dua: Getsemani yang Sendu

Narator :
Yesus selesai berdoa, mendapati ketiga muridNya sedang tidur nyenyak. Ia membangunkan mereka sambil
berkata

Yesus:
Bangunlah. Tak sanggupkah kamu berjaga bersamaKu malam ini? Waktunya telah tiba. Orang yang
menyerahkan Aku sudah datang. Anak manusia akan diserahkan untuk menebus segala dosa.

Narator:
Lalu datanglah Imam Kepala beserta para serdadu dan ditemani Yudas Iskariot yang mengkhianati Yesus
untuk menangkap Yesus

Imam Kepala:
Tangkap Yesus! Tangkap Yesus! Yesus penghujat Allah!

Narator:
Lalu Imam Kepala memberi isyarat pada Yudas agar mendekat dan pergi mencium Yesus. Dan pergilah Yudas
mencium Yesus. Demikianlah Yudas menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman.
Petrus yang marah karena tindakan Yudas maju menyerang Yudas namun seorang serdadu menghalanginya.
Petrus memotong telinga serdadu itu. Namun Yesus mendekat ke serdadu itu, menyembuhkan telinganya
sambil berkata pada Petrus.

Yesus:
Petrus! Sarungkan pedangmu! Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepadaKu?

Narator:
Petrus menyarungkan pedangnya dan mundur. Yesus bicara kepada kerumunan yang hendak menangkapnya

Yesus:
Siapakah yang kamu cari?

Serdadu:
Yesus dari Nazareth!

Yesus:
Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarlah mereka pergi.

Narator:
Serdadu menangkap Yesus. Tidak tergesa-gesa. Kerumunan tidak banyak bicara. Hanya satu – dua orang yang
menyerukan tuduhan pada Yesus.

Yesus:
Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang dengan senjata lengkap?

Imam Kepala:
Kau penipu! Kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh! Siksa Dia!

Narator:
Kerumunan langsung berteriak-teriak, meminta prajurit menyiksa Yesus. Serdadu langsung membawa Yesus
ke tempat pengadilan. Para algojo mulai memukul Yesus. Orang Yahudi tetap berteriak, melempar batu.
Yesus dibawa ke Rumah Pilatus
Babak Tiga: Pilatus Tak Tahu Apa-apa
Narator :
Di sepanjang perjalanan menuju Rumah Pilatus, Yesus disiksa, didera, diejek, dicemooh. Di rumah Pilatus
mereka berteriak-teriak memuji Pilatus.
Kita akan memasuki Perhentian Pertama dimana Yesus Dihukum Mati. Kami memuji Dikau, Ya Kristus dan
bersyukur kepadaMu. Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

Pilatus:
Apa tuduhanmu terhadap orang ini?

Orang Yahudi:
Dia menghujat Allah. Dia mengaku sebagai Anak Allah. Dia menyebut dirinya Mesias. Dia menyebarkan ajaran
sesat!

Narator:
Kerumunan orang-orang Yahudi berteriak semakin kencang agar Yesus dihukum mati. Pilatus menenangkan
mereka dengan mengangkat kedua tangannya. Setelahnya, dengan satu tangan menopang dagu, tangan
yang lain dia pakai untuk menunjuk seorang imam kepala. Memintanya memberi penjelasan.

Imam Kepala:
Orang ini mengaku dirinya raja. Dia mengacaukan rakyat dengan ajaran sesatnya!

Orang Yahudi:
(Menyambar. Berapi-api) Dia menghasut rakyat agar melawan Kaisar. Ajaran-ajarannya telah membuat
banyak orang berbalik melawan Kaisar. Dia menyebut dirinya Raja.

Imam Kepala:
Pilatus, yang terhormat. Orang ini ingin berkuasa. Dia melawan Kaisar. Dia menghasut rakyat dengan
menghujat Kaisar. Dia tak layak menjadi raja.

Narator:
Kerumunan orang-orang Yahudi kembali berteriak kencang lalu Pilatus memberi isyarat agar kerumunan
berhenti berteriak dan berbicara kepada Yesus

Pilatus:
Tidakkah Engkau dengar, betapa banyaknya tuduhan yang ditimpakan kepadaMu? Benarkah Engkau ini raja?

Yesus:
Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri? Ataukah orang lain yang mengatakan kepadamu
tentang Aku?

Pilatus:
Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi? Bangsamu dan Imam-imam kepalamu sendirilah yang
menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?

Yesus:
KerajaanKu bukan dari dunia ini. Jika kerajaanKu dari dunia ini, hamba-hambaKu pasti melawan supaya Aku
jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi kerajaanKu bukan dari sini.

Pilatus:
Jadi, Engkau adalah Raja?
Yesus:
Engkau sendiri mengatakannya. Aku lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk memberi kesaksian tentang
kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran, mendengarkan suaraKu.

Pilatus:
Apa itu kebenaran?

Narator:
Yesus tak menjawab. Kerumunan kembali berteriak-teriak, meminta Pilatus menjatuhkan hukuman atas
Yesus. Pilatus kebingungan. Mencari jawaban tentang “kebenaran”, sebelum kemudian memberi isyarat agar
kerumunan berhenti berteriak.

Pilatus:
Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan bagimu? Barabas atau Yesus yang kamu sebut Kristus
ini?

Orang Yahudi:
Barabas! Barabas! Barabas! Bebaskan Barabas bagi kami!

Pilatus:
Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut Kristus ini?

Narator:
Lalu datanglah Claudia, istri Pilatus, mendekat. Memegang bahu Pilatus yang kebingungan sementara orang-
orang Yahudi berteriak semakin kencang dan Pilatus pun berkata pada Yesus

Pilatus:
Apa yang Kau ajarkan? Apakah Engkau sungguh-sungguh raja orang Yahudi?

Orang Yahudi:
Tidak! Bukan! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Penghasut ini harus engkau hukum. Jikalau tidak engkau
bukanlah sahabat Kaisar.

Narator:
Yesus tetap diam dan tidak menjawab lalu Pilatus memberi isyarat kepada Prajurit Kepala untuk
membebaskan Barabas dari tahanan.

Barabas:
Ha ha haaa…. Aku bebass. Aku bebas.

Narator:
Ejekan barabas kepada Yesus dan orang-orang Yahudi dan ia pun pergi. Lalu Claudia berkata kepada Pilatus

Claudia:
Lepaskan tanganmu dari perkara ini. Orang ini, orang benar. Dia bicara tentang kebenaran.

Pilatus:
Tetapi apa itu kebenaran? Aku tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini. Aku akan mencambuk dan
menyiksa Dia, lalu, akan kubiarkan Dia pergi. Prajurit. Ambil dan Siksa Dia!
Babak Empat: Awal Sengsara
Narator:
Kemudian Yesus dibawa ke panggung penyesahan. JubahNya dibuka. Sebuah kain ungu dikenakan padaNya.
Yesus dicambuk, diiring sorak-sorai orang-orang Yahudi. Suara cambuk, umpatan serdadu, dan jerit kesakitan
Yesus terdengar jelas. Setelah selesai disiksa dan disesah, Yesus dibawa kembali ke Rumah Pilatus. Pilatus
terkejut dan ngeri melihat wajah Yesus yang berdarah dan berbicaralah dia pada kerumunan orang-orang
Yahudi

Pilatus:
Saudara sekalian, aku telah mencambuk dan menyiksa raja kalian. Sekarang saatnya aku akan membebaskan
Dia.

Orang Yahudi:
Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia! Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya Anak Allah. Jika tuan
membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaiser. Enyahkan Dia! Salibkanlah Dia!

Narator:
Melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua tangannya di hadapan banyak
orang. Claudia membawakannya handuk putih. Pilatus mengeringkan tangannya sambil berbicara kepada
kerumunan orang Yahudi.

Pilatus:
Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Adililah Dia menurut hukummu.

Orang Yahudi:
Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami. Salibkanlah dia! Salibkan Dia!

Narator:
Yesus pun dibawa menuju tempat salibNya berada. Para serdadu menyiapkan salib Yesus. Dan kita pun
sampai pada perhentian Kedua dimana Yesus Memanggul SalibNya. Dan akhirnya salib itupun sampai pada
Tubuh Yesus untuk dipanggul-Nya.
Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu. Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah
menebus dunia.
Seorang serdadu datang memakaikan jubah dan memahkotai Yesus dengan mahkota duri sambil tertawa
berkata dan menampar wajah Yesus

Serdadu:
Salam Hai Raja Orang Yahudi. Hei Mesias… Buatlah mukjizat, supaya kami semua percaya bahwa Engkau
adalah Anak Allah. Ayo, pikul salibnya.

Narator:
Yesus memikul SalibNya, para Algojo mengawal Yesus, Orang Yahudi berteriak mengolok-olok Yesus.
Penyiksaan pada Yesus terus dilakukan oleh serdadu, diiringi sorak-sorai orang-orang Yahudi. Sampai pada
sebuah titik perhentian, Yesus jatuh. Orang-orang Yahudi tertawa kegirangan.
Inilah Perhentian ketiga, Yesus Jatuh di Bawah Salib. Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur
kepadaMu. Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Serdadu memukul Yesus, menginjak salibNya.

Serdadu:
Hai bangsat! Ayo bangun!
Imam Kepala:
Lihatlah… Raja Bangsa Yahudi... Terjatuh… (Tertawa panjang, diikuti tawa kerumunan).

Serdadu:
Hei… Bangun. Pikul salib itu.

Babak Lima: Orang-orang Terkasih


Narator:
Yesus memikul salibNya. Disiksa para serdadu menuju ke Bukit Golgota. Orang-orang Yahudi terus berteriak.
Teriakan berangsur menghilang ketika Bunda Maria berjalan perlahan menuju titik pertemuan.
Inilah Perhentian Keempat dimana Yesus Berjumpa dengan IbuNya. Kami menyembah sujud Dikau yang
Kristus dan bersyukur kepadaMu....Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Bunda Maria menangis. Memeluk Yesus.
Seorang serdadu memaksa Yesus kembali berjalan. Meminta Maria menyingkir dari jalan salib. Maria dipapah
Rasul Yohanes, masih menangis, mengikuti jalan salib dari kejauhan, berjalan di belakang orang-orang
Yahudi.

Dari sebuah arah, Simon dari Kirene dan anaknya melihat perjalanan Yesus dengan salibNya dari kejauhan.
Yesus berhenti. Kelelahan, tidak bisa lagi berjalan sambil memikul salibnya. Serdadu menghentikan
penyiksaan. Serdadu Kepala memeriksa Yesus lalu khawatir Yesus tidak dapat melanjutkan perjalanan ke
Golgota.

Serdadu:
Orang ini kelelahan. Dia takkan sanggup sampai ke Golgota. Cari seseorang untuk membantuNya memikul
salib ini.

Narator:
Serdadu yang ditunjuk mencari dan menemukan Simon dari Kirene. Memaksa Simon memikul salib. Anak
Simon berusaha menahan namun disingkirkan dengan kasar. Simon 'terpaksa' menolong Yesus.
Inilah Perhentian Kelima dimana Yesus Ditolong Simon dari Kirene. Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus
dan bersyukur kepadaMu... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

Serdadu terus mencambuk hingga Yesus kelelahan dan jatuh berlutut. Saat itu Simon terjatuh juga dan
melepas salib. Simon pun diusir para serdadu. Dia segera mencari anaknya lalu mengikuti jalan salib bersama
Maria dan Yohanes di belakang orang Yahudi. Siksaan perlahan dihentikan. Orang Yahudi tetap melempar-
lempar Yesus dan Veronika pun berjalan mendekati Yesus.

Veronika mendekat perlahan. Dengan langkah ragu. Lalu akhirnya berhasil menembus barisan serdadu.
Memberi Yesus minum. Pada gelas kedua, seorang serdadu datang merampas gelas. Aksinya dihentikan oleh
Serdadu Kepala. Inilah Perhentian keenam dimana Veronika mengusap wajah Yesus. Kami menyembah sujud
Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

Serdadu Kepala mendekat, mengambil kendi air. Veronika membersihkan wajah Yesus dengan kain yang
dibawanya. Setelah beberapa saat, Serdadu Kepala memintanya keluar. Veronika keluar sambil tetap
memeluk wajah Yesus yang telah tertera dalam kain yang dipakainya mengusap wajah Yesus. Yesus dipaksa
memikul salibNya dan melanjutkan perjalanan ke Bukit Golgota.

Serdadu mulai lagi mencambuk Yesus. Tiba-tiba seorang serdadu menendang salib Yesus hingga Dia terjatuh.
Orang Yahudi tertawa kegirangan, berteriak-teriak.
Maka inilah Perhentian ketujuh, Yesus jatuh kedua kalinya di bawah salib. Kami menyembah sujud Dikau ya
Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Serdadu memaksa Yesus bangkit, melanjutkan jalan salib, diiringi teriakan orang Yahudi atas komando Imam
Kepala. Yesus sangat kelelahan dan berhenti. Perempuan-perempuan Yerusalem mendekatiNya dan
menangis.
Inilah Perhentian ke delapan, Yesus menasihati wanita-wanita yang menangis. Kami menyembah sujud Dikau
ya, Kristus, dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Yesus memandang perempuan-perempuan yang menangis lalu berkata kepada mereka.

Yesus:
(Dengan suara berat, terbata karena kelelahan) Jangan tangisi Aku. Tangisilah dirimu sendiri dan anak-
anakmu.

Narator:
Serdadu Kepala mengusir kerumunan perempuan yang menangis. Mereka menyingkir dan hendak
bergabung di rombongan Bunda Maria. Yesus mulai dicambuki lagi. Orang Yahudi kembali berteriak-teriak.
Salib Yesus ditendang lagi dan Yesus jatuh.
Inilah Perhentian kesembilan, Yesus jatuh ketiga kalinya di bawah salib. Kami menyembah sujud Dikau ya,
Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

Babak Enam: Golgota Puncak Penebusan


Narator:
Kerumunan orang-orang Yahudi perlahan menghilang; merasa apa yang dialami Yesus jauh lebih kejam dari
yang mereka duga. Para serdadu mendorong Yesus yang kini berjalan letih walau tanpa salib. Dua serdadu
memikul salib Yesus ke puncak Golgota. Yang lainnya menanggalkan pakaian Yesus.
Jadilah ini Perhentian kesepuluh, Pakaian Yesus ditanggalkan. Kami menyembah sujud Dikau, ya Kristus dan
bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu Engkau telah menebus dunia.

Para serdadu menanggalkan jubah Yesus, menyiksanya sekali lagi, lalu mengundi jubahnya.
Yesus pun diarak telanjang ke puncak Golgota. Para serdadu mendorongNya dengan kasar. Serdadu yang lain
menyiapkan salib, palu, dan paku.

Inilah Perhentian kesebelas dimana Yesus dipaku di kayu salib. Kami menyembah sujud Dikau, ya Kristus dan
bersyukur kepadaMu... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

Yesus dipaku di kayu salib. Bunda Maria, Yohanes, Simon dari Kirene, Maria Magdalena dan perempuan-
perempuan Yerusalem menyaksikan dari kejauhan sambil menangis/terisak-isak. Yesus kemudian disalibkan.
Bunda Maria dan Yohanes pun akhirnya bersimpuh di bawah salib. Dan Yesus memandang Bunda Maria &
Yohanes sambil berkata

Yesus:
(Kepada Bunda Maria. Dengan suara terbata-bata) Ibu, inilah anakmu. (Dengan suara terbata-bata) Inilah
ibumu!

Narator:
Selesai berpesan pada Bunda Maria dan Yohanes, dengan sisa nafas yang penuh kelelahan, Yesus berkata.

Yesus:
Aku haus.

Narator:
Lalu seorang prajurit mencucukan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam pada ujung
tombak lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Yesus mencicip anggur asam itu. Lalu berkata
Yesus:
(bicara dengan suara berat. Terengah-engah) Sudah selesai.

Narator:
Sesudah berkata demikian, Yesus pun wafat.
Inilah Perhentian kedua belas, Yesus wafat di salib. Kami menyembah sujud Dikau, ya Kristus dan bersyukur
kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Seorang serdadu menikam lambung Yesus dengan tombak untuk memastikan Yesus telah wafat dan dari
lambung-Nya mengalirlah darah dan air. Lalu ia berkata

Serdadu:
Sungguh orang ini adalah Anak Allah

Narator:
Lalu datanglah Yusuf dari Arimatea menurunkan Yesus dari salib.
Inilah Perhentian ketiga belas ketika Jenazah Yesus diturunkan dari salib. Kami menyembah Dikau, ya Kristus
dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

Yesus diturunkan dari salib. Yohanes kemudian mendekat ke salib, membantu Simon dari Kirene dan Yusuf
dari Arimatea mengangkat Yesus ke pangkuan Bunda Maria. Bunda memeluk putranya itu dengan pilu, terus
meratap. Inilah Pieta.
Lalu beberapa orang membantu Yusuf dari Arimatea mengangkat Yesus dari pangkuan Bunda Maria menuju
ke makam.
Dan akhirnya inilah Perhentian keempat belas itu, Yesus dimakamkan. Kami menyembah sujud Dikau ya
Kristus dan bersyukur kepadaMu... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.

Inilah akhir dari Cinta Tanpa Batas Allah melalui Kristus Putra-Nya yang rela menanggung segala derita demi
menyelamatkan umat manusia. Yohanes 15:13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Sebuah akhir perjalanan salib kasih, sebuah akhir
penderitaan yang menyelamatkan namun menjadi awal keselamatan bagi Umat Manusia yang mau
mengikuti dan memikul salibnya masing-masing untuk dapat mencapai hidup yang kekal bersama Allah
Tritunggal Bapa, Putra dan Roh Kudus. Amin.

Para Tokoh :
Narator

Yesus

Imam Kepala

Serdadu

Pilatus

Orang Yahudi

Claudia

Barabas

Anda mungkin juga menyukai