Imam Kepala 1:
(Bicara pada Yesus sambil menunjuk perempuan yang sedang berlutut) Perempuan ini.
Perempuan ini telah berzinah. Dia telah melanggar hukum Taurat.
Imam Kepala 2:
Dan bukankah Engkau mengetahui setiap kata yang tertulis dalam kitab itu? Menurut
hukum itu, dia, perempuan ini, harus dirajam!
Kerumunan ikut bicara tentang Yesus yang selalu “mengikuti aturan” dan karena itu
diminta untuk merajam perempuan itu. Seseorang perempuan memberi sebuah batu
pada Yesus.
Yesus:
Jika ada di antara kalian yang tak pernah bersalah, jadilah yang pertama melempar batu
ini. (Lalu membungkuk, meletakkan batu di depan perempuan yang sedang berlutut,
kemudian melangkah mundur, menulis sesuatu di tanah).
Yesus masih menunduk ketika kerumunan bubar perlahan dalam tiga kelompok yang
berbeda. Kelompok pertama terdiri dari para perempuan berpakaian hitam-hitam--
perempuan-perempuan Yerusalem yang menangis (menuju titik perhentian 8),
kelompok kedua berpakaian warna-warni--kelompok penghujat, laki-laki dan
perempuan, (menuju titik awal penangkapan bergabung bersama para serdadu); akan
menjadi penghujat, kelompok ketiga adalah dua orang imam kepala (menuju titik dua).
Yesus berdiri tegak saat seluruh kerumunan pergi, menyentuh pundak perempuan yang
masih bersimpuh dan memintanya pergi. Perempuan itu memeluk kaki Yesus dan
menangis sebelum bergerak ke titik perhentian 8. Yesus dan tiga rasul bergerak ke titik
dua. Di titik dua, Yesus menyembuhkan seorang buta, membalikkan meja-meja para
pedagang.
Yesus:
Inikah yang kalian lakukan untuk menghormati BapaKu? Di rumahNya yang Kudus,
yang kalian cari adalah kesenangan-kesenangan pribadi. Kenapa tidak berusaha
mendengarNya dalam keheningan? “Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi
kamu menjadikannya sarang penyamun.” (Luk. 19:46).
Kerumunan bubar dengan formasi seperti di titik satu. Barabas masuk, berteriak-teriak
mengacaukan kerumunan Dua prajurit menangkap Barabas dan membawanya ke rumah
Pilatus. Imam Kepala bergabung dengan rombongan penghujat. Yesus dan tiga rasul
menuju Getsemani. Yesus mulai berdoa, tiga rasul bergerak menjauh dan tidur.
Yesus:
Bapa, jikalau boleh, biarlah cawan ini lalu dari padaku. Tetapi bukan, kehendakKu,
melainkan kehendakMu. Terjadilah!
Babak Dua: Getsemani yang Sendu
Yesus selesai berdoa, mendapati tiga rasulNya sedang tidur nyenyak. Ia membangunkan
mereka.
Yesus:
Bangunlah. Tak sanggupkah kamu berjaga bersamaKu malam ini? Waktunya telah tiba.
Orang yang menyerahkan Aku sudah datang. Anak manusia akan diserahkan untuk
menebus segala dosa.
Yudas, Algojo, Orang Yahudi berjalan menuju Yesus, sambil berteriak dan menghujat
nama Yesus.
Yesus:
Lihatlah, orang yang menyerahkan Aku… (Yudas mencium Yesus. Hendak pergi, Yesus
menahannya)…dia mengkhianatiku dengan ciuman. (Kepada Yudas) Engkau
menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman.
Petrus:
(Terkejut) Yudas Pengkhianat! (Menyerang Yudas, seorang prajurit menghalanginya.
Petrus memotong telinga prajurit itu. Yesus mendekat ke prajurit, menyembuhkan
telinganya sambil memarahi Petrus).
Yesus:
Petrus! Sarungkan pedangmu! Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa
kepadaKu? (Petrus menyarungkan pedangnya, mundur. Yesus bicara kepada
kerumunan yang hendak menangkapnya) Siapakah yang kamu cari?
Orang Yahudi:
Yesus dari Nazareth! Yesus dari Nazareth!
Yesus:
Akulah Dia.
Yesus:
Bangunlah…. Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi:
Yesus dari Nazareth, Yesus dari Nazareth.
Yesus:
Telah Aku katakan, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarlah mereka pergi.
Prajurit menangkap Yesus. Tidak tergesa-gesa. Kerumunan tidak banyak bicara. Hanya
satu – dua orang yang menyerukan tuduhan pada Yesus.
Yesus:
Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang dengan senjata lengkap?
Orang Yahudi 1:
Kau penipu! Kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh! Siksa Dia!
Narator:
Perhentian Pertama, Yesus Dihukum Mati. Kami memuji Dikau, Ya Kristus dan
bersyukur kepadaMu… Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Pilatus:
Apa tuduhanmu terhadap orang ini?
Orang Yahudi 1:
Dia menghujat Allah. Dia mengaku sebagai Anak Allah. Dia menyebut dirinya Mesias.
Dia menyebarkan ajaran sesat! (Kerumunan ikut meneriakkan tuduhan tersebut.
Canon).
Imam Kepala 1:
Orang ini mengaku dirinya raja. Dia mengacaukan rakyat dengan ajaran sesatnya!
Orang Yahudi 2:
(Menyambar. Berapi-api) Dia menghasut rakyat agar melawan Kaisar. Ajaran-ajarannya
telah membuat banyak orang berbalik melawan Kaisar. Dia menyebut dirinya Raja.
Imam Kepala 2:
(Memberi isyarat agar kerumunan berhenti berteriak) Pilatus, yang terhormat. Orang
ini (memegang/menepuk bahu Yesus) ingin berkuasa. Dia melawan Kaisar. Dia
menghasut rakyat dengan menghujat Kaisar. Dia tak layak menjadi raja. (Disambung
dengan teriakan kerumunan atas komando Orang Yahudi 1. Canon).
Pilatus:
(Memberi isyarat agar kerumunan berhenti berteriak. Bicara kepada Yesus) Tidakkah
Engkau dengar, betapa banyaknya tuduhan yang ditimpakan kepadaMu? Jeda.
Benarkah Engkau ini raja?
Yesus:
(Memandang Pilatus dengan tajam. Menantang) Apakah Engkau mengatakan hal itu
dari hatimu sendiri? Jeda. Ataukah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang
Aku?
Pilatus:
(Tersinggung. Marah) Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi? Bangsamu dan
Imam-imam kepalamu sendirilah yang menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang telah
Engkau perbuat?
Yesus:
KerajaanKu bukan dari dunia ini. Jika kerajaanKu dari dunia ini, hamba-hambaKu pasti
melawan supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi kerajaanKu
bukan dari sini.
Pilatus:
(Ping-pong) Jadi, Engkau adalah Raja?
Yesus:
Engkau sendiri mengatakannya. Aku lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk memberi
kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran,
mendengarkan suaraKu.
Pilatus:
Apa itu kebenaran?
Pilatus:
Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan bagimu? Barabas atau Yesus
yang kamu sebut Kristus ini?
Orang-orang Yahudi:
Barabas! Barabas! Barabas! Bebaskan Barabas bagi kami!
Pilatus:
(Bicara pada diri sendiri) Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut
Kristus ini? (Claudia, istri Pilatus, mendekat. Memegang bahu Pilatus yang
kebingungan).
Orang-orang Yahudi:
Salibkan Dia! Salibkan Dia! Bebaskan Barabas bagi kami!
Pilatus:
(Kepada Claudia) Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya? (Claudia menggeleng
perlahan. Pilatus bertanya kepada Yesus) Apa yang Kau ajarkan? Apakah Engkau
sungguh-sungguh raja orang Yahudi?
Orang Yahudi 1:
Tidak! Bukan! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Penghasut ini harus engkau hukum.
Jikalau tidak engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Barabas:
(Berjalan melintasi Pilatus dan Claudia menuju/menghadap Yesus. Berteriak kegirangan
sembari mengolok-olok Yesus) Ha ha haaa…. Aku bebass. Aku bebas.
Claudia:
(Mendekati Pilatus) Lepaskan tanganmu dari perkara ini. Orang ini, orang benar. Dia
bicara tentang kebenaran.
Pilatus:
(Melihat Claudia. Berbicara lirih) Tetapi apa itu kebenaran? Jeda. Aku tidak mendapati
kesalahan apa pun pada orang ini. Aku akan mencambuk dan menyiksa Dia, lalu, akan
kubiarkan Dia pergi. (Kepada Prajurit) Prajurit. Ambil dan Siksa Dia!
Pilatus:
(Kaget, ngeri melihat wajah Yesus yang berdarah. Berbicara kepada
kerumunan) Saudara sekalian, aku telah mencambuk dan menyiksa raja kalian.
Sekarang saatnya aku akan membebaskan Dia.
Orang-orang Yahudi:
Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia! Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya Anak
Allah. Jika tuan membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaiser. Enyahkan Dia!
Salibkanlah Dia!
Melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua tangannya
di hadapan banyak orang. Claudia membawakannya handuk putih. Pilatus mengeringkan
tangannya sambil berbicara kepada kerumunan orang Yahudi.
Pilatus:
Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Adililah Dia menurut hukummu.
Orang Yahudi I:
Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang-orang Yahudi:
(Berteriak) Salibkanlah dia! Salibkan Dia!
Yesus dibawa ke titik perhentian pertama. Jubah Yesus dipakaikan lagi kepadaNya.
Narator:
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa
ini.
Narator:
Perhentian Kedua, Yesus Memanggul SalibNya. Kami menyembah sujud Dikau ya
Yesus dan bersyukur kepadaMu. Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia.
Masih di tempat yang sama. Serdadu membawa salib, meletakkannya dengan kasar di
bahu Yesus.
Serdadu 1:
(Memakaikan jubah dan memahkotai Yesus dengan mahkota duri) Salam Hai Raja
Orang Yahudi (Lalu menampar Yesus).
Serdadu 2:
Hei Mesias… Buatlah mukjizat, supaya kami semua percaya bahwa Engkau adalah
Anak Allah. (Tertawa congkak) Ayo, pikul salibnya.
Yesus memikul SalibNya, para Algojo mengawal Yesus, Orang Yahudi berteriak
mengolok-olok Yesus.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, Kasihanilah kami. Ya, Allah ampunilah kami orang
berdosa.
Penyiksaan pada Yesus terus dilakukan oleh serdadu, diiringi sorak-sorai orang-orang
Yahudi. Sampai di titik perhentian, Yesus jatuh. Orang-orang Yahudi tertawa kegirangan.
Narator:
Perhentian ketiga, Yesus Jatuh di Bawah Salib. Kami menyembah sujud Dikau ya
Yesus dan bersyukur kepadaMu. Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia.
Orang Yahudi 1:
Hai bangsat! Ayo bangun!
Imam Kepala 1:
Lihatlah… Raja Bangsa Yahudi... Terjatuh… (Tertawa panjang, diikuti tawa kerumunan).
Serdadu Kepala:
Hei… Bangun. Pikul salib itu.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan. Kasihanilah Kami... Ya, Allah, ampunilah kami orang
berdosa ini.
Narator:
Perhentian Keempat, Yesus Berjumpa dengan IbuNya. Kami menyembah sujud Dikau
yang Kristus dan bersyukur kepadaMu....Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah
menebus dunia.
Bunda Maria menangis. Memeluk Yesus. Di sepanjang adegan itu, para serdadu
menunduk. Larut dalam haru.
Narator:
Kasihanilah kami ya Tuhan, Kasihanilah kami.... Ya Allah, Kasihanilah kami orang
berdosa.
Seorang serdadu memaksa Yesus kembali berjalan. Meminta Maria menyingkir dari jalan
salib. Maria dipapah Rasul Yohanes, masih menangis, mengikuti jalan salib dari
kejauhan, berjalan di belakang orang-orang Yahudi.
Di satu titik, Simon dari Kirene dan anaknya melihat jalan salib dari kejauhan. Pada titik
perhentian kelima, Yesus berhenti. Kelelahan, tidak bisa lagi berjalan sambil memikul
salibnya. Serdadu menghentikan penyiksaan. Serdadu Kepala memeriksa Yesus lalu
khawatir Yesus tidak dapat melanjutkan perjalanan ke Golgota.
Serdadu Kepala:
(Setelah memeriksa kondisi Yesus. Berbicara pada diri sendiri) Orang ini kelelahan. Dia
takkan sanggup sampai ke Kalvari. (Melihat ke para serdadu lalu menunjuk seorang
serdadu). Cari seseorang untuk membantuNya memikul salib ini.
Serdadu yang ditunjuk mencari dan menemukan Simon dari Kirene. Memaksa Simon
memikul salib. Anak Simon berusaha menahan namun disingkirkan dengan kasar. Simon
'terpaksa' menolong Yesus.
Narator:
Perhentian Kelima, Yesus Ditolong Simon dari Kirene. Kami menyembah sujud Dikau ya
Yesus dan bersyukur kepadaMu... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia.
Serdadu terus mencambuk hingga. Yesus kelelahan dan jatuh berlutut tepat di titik
perhentian keenam. Saat itu Simon terjatuh juga dan melepas salib. Simon diusir para
serdadu. Dia segera mencari anaknya lalu mengikuti jalan salib bersama Maria dan
Yohanes di belakang orang Yahudi. Siksaan perlahan dihentikan. Orang Yahudi tetap
melempar-lempar Yesus. Veronica berjalan ke titik itu.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah kasihanilah kami orang
berdosa.
Veronika mendekat perlahan. Dengan langkah ragu. Lalu akhirnya berhasil menembus
barisan serdadu. Memberi Yesus minum. Pada gelas kedua, seorang serdadu datang
merampas gelas. Aksinya dihentikan oleh Serdadu Kepala. Ratapan "Ovos" dimulai.
Narator:
Perhentian keenam, Veronika mengusap wajah Yesus. Kami menyembah sujud Dikau
ya Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah
menebus dunia.
Serdadu Kepala mendekat, mengambil kendi air. Veronika membersihkan wajah Yesus
dengan kain yang dibawanya. Setelah beberapa saat, Serdadu Kepala memintanya
keluar. Veronika keluar sambil menunjukkan wajah Yesus yang telah tertera dalam kain
yang dipakainya mengusap wajah Yesus. Yesus dipaksa memikul salibNya. Sampai Ovos
selesai, semua adegan dilakukan tanpa suara/dialog. Veronica bergabung dengan Bunda
Maria dan Yohanes, mengikuti jalan salib dari kejauhan/di belakang para penghujat.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah, kasihanilah kami orang
berdosa.
Serdadu mulai lagi mencambuk Yesus. Di titik perhentian ketujuh, seorang serdadu
menendang salib Yesus hingga Dia terjatuh. Orang Yahudi tertawa kegirangan,
berteriak-teriak.
Narator:
Perhentian ketujuh, Yesus jatuh kedua kalinya di bawah salib. Kami menyembah sujud
Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah
menebus dunia.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah, kasihanilah kami orang
berdosa.
Serdadu memaksa Yesus bangkit, melanjutkan jalan salib, diiringi teriakan orang Yahudi
atas komando Imam Kepala 1 dan 2. Yesus sangat kelelahan dan berhenti. Perempuan-
perempuan Yerusalem mendekatiNya dan menangis.
Narator:
Perhentian kedelapan, Yesus menasihati wanita-wanita yang menangis. Kami
menyembah sujud Dikau ya, Kristus, dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib
suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Serdadu tidak lagi menyiksa Yesus. Suara-suara orang Yahudi juga berhenti. Yesus
memandang perempuan-perempuan yang menangis. Ada Maria Magdalena di antara
mereka.
Yesus:
(Dengan suara berat, terbata karena kelelahan) Jangan tangisi Aku. Tangisilah dirimu
sendiri dan anak-anakmu.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah, kasihanilah kami orang
berdosa.
Narator:
Perhentian kesembilan, Yesus jatuh ketiga kalinya di bawah salib. Kami menyembah
sujud Dikau ya, Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu,
Engkau telah menebus dunia.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, kasihanilah kami....Ya, Allah, kasihanilah kami orang
berdosa.
Babak Enam: Puncak Penebusan
Kerumunan orang-orang Yahudi perlahan menghilang; merasa apa yang dialami Yesus
jauh lebih kejam dari yang mereka duga. Para serdadu mendorong Yesus (tanpa salib)
ke titik perhentian 10. Dua serdadu memikul salib Yesus ke puncak Kalvari.
Narator:
Perhentian kesepuluh, Pakaian Yesus ditanggalkan. Kami menyembah sujud Dikau, ya
Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu Engkau telah menebus
dunia.
Lagu Pie Jesu (komposisi karya Andrew Lloyd Webber) mengiringi seluruh adegan
perjalanan menuju titik perhentian kesepuluh. Di titik itu para serdadu menanggalkan
jubah Yesus, menyiksanya sekali lagi, lalu mengundi jubahnya. Seluruh adegan
dilakukan tanpa dialog sampai Pie Jesu selesai dinyanyikan.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan Kasihanilah kami.... Ya, Allah kasihanilah kami orang
berdosa.
Yesus diarak telanjang ke puncak Golgota. Para serdau mendorongnya kasar. Serdadu
yang lain menyiapkan salib, palu, dan paku.
Narator:
Perhentian kesebelas, Yesus dipaku di kayu salib. Kami menyembah sujud Dikau, ya
Kristus dan bersyukur kepadaMu... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia.
Yesus dipaku di kayu salib. Bunda Maria, Yohanes, Simon dari Kirene, Magdalena dan
perempuan-perempuan Yerusalem menyaksikan dari kejauhan sambil menangis/terisak-
isak. Yesus kemudian disalibkan. Sepanjang adegan ini.
Ketika salib telah berdiri kokoh. Bunda Maria dan Yohanes bersimpuh di bawah salib.
Yesus:
(Kepada Bunda Maria. Dengan suara terbata sambil memandang Yohanes) Ibu, inilah
anakmu. (Maria terisak, Yesus terisak, lalu bicara kepada Yohanes di tengah
isakNya) Inilah ibumu! Jeda. Aku haus.
Seorang prajurit mencucukan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam
pada ujung tombak lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus. Yesus mencicip anggur asam
itu. Jeda.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan Kasihanilah kami.... Ya, Allah kasihanilah kami orang berdosa.
Yesus:
(Memandang ke langit selama beberapa detik. Kemudian bicara dengan suara berat.
Terengah-engah)Sudah selesai. (Kepalanya lalu terkulai. Yesus Wafat)
Narator:
Perhentian kedua belas, Yesus wafat di salib. Kami menyembah sujud Dikau, ya Kristus
dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia.
Semua saksi passio berlutut. Seorang serdadu menikam lambung Yesus dengan tombak.
Umat ikut berlutut sekitar. Hening selama dua menit.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami... Ya, Allah kasihanilah kami orang
berdosa.
Yusuf dari Arimatea menurunkan Yesus dari salib. Yusuf telah naik ketika umat masih
berlutut di perhentian kedua belas. Simon dari Kirene berdiri di kaki salib. Siap
menerima Yesus.
Narator:
Perhentian ketiga belas, Jenazah Yesus diturunkan dari salib. Kami menyembah Dikau,
ya Kristus dan bersyukur kepadaMu.... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah
menebus dunia.
Yesus diturunkan dari salib. Bunda Maria meratap sedih. Bunda Maria yang dibimbing
Rasul Yohanes ke tempat Pieta. Yohanes kemudian mendekat ke salib, membantu Simon
dari Kirene dan Yusuf dari Arimatea mengangkat Yesus ke pangkuan Bunda Maria.
Bunda memeluk putranya itu dengan pilu, terus meratap.
Ketika lagu akan berakhir, beberapa orang membantu Yusuf dari Arimatea mengangkat
Yesus dari pangkuan Bunda Maria ke makam.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami... Ya, Allah kasihanilah kami orang berdosa.
Narator:
Perhentian keempat belas, Yesus dimakamkan. Kami menyembah sujud Dikau ya
Kristus dan bersyukur kepadaMu... Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus
dunia.
Puisi:
BALADA PENYALIBAN
W.S. Rendra
Mentari meleleh
segala menetes dari luka
dan leluhur kita Ibrahim
berlutut, dua tangan pada Bapa:
– Bapa kami di sorga
telah terbantai domba paling putih
atas altar paling agung.
Bapa kami di sorga
Berilah kami bianglala!
Ia melangkah ke Golgota
jantung berwarna paling agung
mengunyah dosa demi dosa
dikunyahnya dan betapa getirnya.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami... Ya Allah, kasihanilah kami orang
berdosa.