Anda di halaman 1dari 12

NASKAH DRAMA JALAN SALIB

LAGU PEMBUKAAN

TANDA SALIB DAN SALAM

KATA PENGANTAR
Saudara/i terkasih, pada hari ini kita berkumpul untuk merenungkan sengsara Tuhan kita
Yesus Kristus. Dengan mengenangkan kembali kesengsaraan Tuhan Yesus, kita ingin makin
menyadari betapa besar kasih Allah kepada kita. Kecuali itu, kita berharap dapat semakin
sadar akan segala dosa yang sering kita lakukan, sebab dosa-dosa kitalah yang menyebabkan
Tuhan Yesus menderita sengsara sampai wafat di kayu salib.
Jalan salib ini dikemas dalam sebuah drama. Kiranya membantu kita untuk semakin
menghayati jalan salib Tuhan Yesus dari rumah Pilatus hingga ke Puncak Golgota. Kita akan
mengikuti drama ini dalam suasana doa.

DOA PEMBUKAAN
Allah Bapa yang Maha Baik, kami bersyukur kepada-Mu, karena pada hari ini kami Kau
kumpulkan. Lewat Jalan Salib ini kami ingin mengenangkan kembali Yesus Kristus, yang
menderita sengsara demi keselamatan kami.
Semoga Roh Kudus yang Kaucurahkan ke dalam hati kami, membuat kami semakin
menyadari betapa besar cinta-Mu kepada kami. Maka lewat Jalan Salib ini ajarlah kami, agar
kami tidak takut mencintai Engkau dan sesama kami, demi Yesus Kristus, yang bersama
Dikau dan Roh Kudus, mendampingi hidup kami, kini dan sepanjang masa. Amin.

Yesus selesai berdoa, mendapati tiga rasulNya sedang tidur nyenyak. Ia


membangunkan mereka.

Yesus:
Bangunlah. Tak sanggupkah kamu berjaga bersamaKu malam ini? Waktunya telah tiba.
Orang yang menyerahkan Aku sudah datang. Anak manusia akan diserahkan untuk menebus
segala dosa.

Yudas, Algojo, Orang Yahudi berjalan menuju Yesus, sambil berteriak dan
menghujat nama Yesus.

Yudas, Imam Kepala dan Orang-orang Yahudi:


(Berteriak, ribut, gaduh. Bawa tombak, obor dan tali). Tangkap Yesus! Tangkap Yesus! Yesus
penghujat Allah! (Imam Kepala 1 memberi isyarat pada Yudas agar mendekat dan pergi
mencium Yesus).

Yesus:

1
Lihatlah, orang yang menyerahkan Aku… (Yudas mencium Yesus. Hendak pergi, Yesus
menahannya) …dia mengkhianatiku dengan ciuman. (Kepada Yudas) Engkau menyerahkan
Anak Manusia dengan ciuman.
Petrus:
(Terkejut) Yudas Pengkhianat! (Menyerang Yudas, seorang prajurit menghalanginya. Petrus
memotong telinga prajurit itu. Yesus mendekat ke prajurit, menyembuhkan telinganya sambil
memarahi Petrus).

Yesus:
Petrus! Sarungkan pedangmu! Bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa
kepadaKu? (Petrus menyarungkan pedangnya, mundur. Yesus bicara kepada kerumunan yang
hendak menangkapnya) Siapakah yang kamu cari?

Orang Yahudi:
Yesus dari Nazareth! Yesus dari Nazareth!

Yesus:
Akulah Dia.

Mereka semua maju lalu serentak jatuh, rebah ke tanah. Jeda.

Yesus:
Bangunlah…. Siapakah yang kamu cari ?

Orang Yahudi:
Yesus dari Nazareth, Yesus dari Nazareth.

Yesus:
Telah Aku katakan, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari, biarlah mereka pergi.

Prajurit menangkap Yesus. Tidak tergesa-gesa. Kerumunan tidak banyak


bicara. Hanya satu – dua orang yang menyerukan tuduhan pada Yesus.

Yesus:
Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang dengan senjata lengkap?

Orang Yahudi 1:
Kau penipu! Kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh! Siksa Dia!

Kerumunan langsung berteriak-teriak, meminta prajurit menyiksa Yesus.


Serdadu langsung membawa Yesus ke tempat pengadilan. Para algojo
mulai memukul Yesus. Orang Yahudi tetap berteriak, melempar batu.
Yesus dibawa ke Rumah Pilatus).

2
PERHENTIAN I:
YESUS DIHUKUM MATI

P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu


U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Yesus, hakim dunia, berdiri di muka penghakiman manusia, Pilatus. Dengan penuh
kebencian, orang banyak menuntut agar Yesus dihukum mati. Karena takut, Pilatus
menjatuhkan hukuman yang tidak adil. Namun Yesus berdiri di hadapannya dengan tangan
terikat dan diam. (Hening)
Drama dimulai . . .

Di sepanjang perjalanan menuju Rumah Pilatus, Yesus disiksa, didera,


diejek, dicemooh. Di rumah Pilatus mereka berteriak-teriak memuji
Pilatus.

Pilatus:
Apa tuduhanmu terhadap orang ini?
Orang Yahudi 1:
Dia menghujat Allah. Dia mengaku sebagai Anak Allah. Dia menyebut dirinya Mesias. Dia
menyebarkan ajaran sesat! (Kerumunan ikut meneriakkan tuduhan tersebut. Canon).
Pilatus menenangkan mereka dengan mengangkat kedua tangannya.
Setelahnya, dengan satu tangan menopang dagu, tangan yang lain dia
pakai untuk menunjuk seorang imam kepala. Memintanya memberi
penjelasan.
Imam Kepala 1:
Orang ini mengaku dirinya raja. Dia mengacaukan rakyat dengan ajaran sesatnya!
Orang Yahudi 2:
(Menyambar. Berapi-api) Dia menghasut rakyat agar melawan Kaisar. Ajaran-ajarannya telah
membuat banyak orang berbalik melawan Kaisar. Dia menyebut dirinya Raja.
Imam Kepala 2:
(Memberi isyarat agar kerumunan berhenti berteriak) Pilatus, yang terhormat. Orang ini
(memegang/menepuk bahu Yesus) ingin berkuasa. Dia melawan Kaisar. Dia menghasut rakyat
dengan menghujat Kaisar. Dia tak layak menjadi raja. (Disambung dengan teriakan
kerumunan atas komando Orang Yahudi 1. Canon).
Pilatus:
(Memberi isyarat agar kerumunan berhenti berteriak. Bicara kepada Yesus) Tidakkah Engkau
dengar, betapa banyaknya tuduhan yang ditimpakan kepadaMu? Jeda. Benarkah Engkau ini
raja?
Yesus:
(Memandang Pilatus dengan tajam. Menantang) Apakah Engkau mengatakan hal itu dari
hatimu sendiri? Jeda. Ataukah orang lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?
3
Pilatus:
(Tersinggung. Marah) Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi? Bangsamu dan Imam-
imam kepalamu sendirilah yang menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau
perbuat?
Yesus:
KerajaanKu bukan dari dunia ini. Jika kerajaanKu dari dunia ini, hamba-hambaKu pasti
melawan supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan tetapi kerajaanKu bukan
dari sini.
Pilatus:
(Ping-pong) Jadi, Engkau adalah Raja?
Yesus:
Engkau sendiri mengatakannya. Aku lahir dan datang ke dalam dunia ini untuk memberi
kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran, mendengarkan
suaraKu.
Pilatus:
Apa itu kebenaran?
Yesus tak menjawab. Kerumunan kembali berteriak-teriak, meminta
Pilatus menjatuhkan hukuman atas Yesus. Pilatus kebingungan. Mencari
jawaban tentang “kebenaran”, sebelum kemudian memberi isyarat agar
kerumunan berhenti berteriak.
Pilatus:
Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan bagimu? Barabas atau Yesus yang
kamu sebut Kristus ini?
Orang-orang Yahudi:
Barabas! Barabas! Barabas! Bebaskan Barabas bagi kami!
Pilatus:
(Bicara pada diri sendiri) Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut
Kristus ini? (Claudia, istri Pilatus, mendekat. Memegang bahu Pilatus yang kebingungan).
Orang-orang Yahudi:
Salibkan Dia! Salibkan Dia! Bebaskan Barabas bagi kami!
Pilatus:
(Kepada Claudia) Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya? (Claudia menggeleng
perlahan. Pilatus bertanya kepada Yesus) Apa yang Kau ajarkan? Apakah Engkau sungguh-
sungguh raja orang Yahudi?
Orang Yahudi 1:
Tidak! Bukan! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Penghasut ini harus engkau hukum. Jikalau
tidak engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Dilanjutkan dengan adegan pembebasan Barabas. Pilatus memberi isyarat kepada Prajurit
Kepala untuk membebaskan Barabas dari tahanan.
Barabas:
(Berjalan melintasi Pilatus dan Claudia menuju/menghadap Yesus. Berteriak kegirangan
sembari mengolok-olok Yesus) Ha ha haaa…. Aku bebass. Aku bebas.
Claudia:

4
(Mendekati Pilatus) Lepaskan tanganmu dari perkara ini. Orang ini, orang benar. Dia bicara
tentang kebenaran.
Pilatus:
(Melihat Claudia. Berbicara lirih) Tetapi apa itu kebenaran? Jeda. Aku tidak mendapati
kesalahan apa pun pada orang ini. Aku akan mencambuk dan menyiksa Dia, lalu, akan
kubiarkan Dia pergi. (Kepada Prajurit) Prajurit. Ambil dan Siksa Dia!
Yesus dibawa ke panggung penyesahan. JubahNya dibuka. Sebuah kain
ungu dikenakan padaNya. Yesus dicambuk, diiring sorak-sorai orang-
orang Yahudi. Di tengah adegan penyesahan, suara teriakan orang Yahudi
berhenti perlaha. Choir menyanyikan lagu "Bukit Zaitun" ciptaan Wolly
Parera. Lagu ini dinyanyikan dengan lembut agar suara cambuk, umpatan
serdadu, dan jerit kesakitan Yesus terdengar. Setelah selesai lagu,
penyesahan berhenti. Yesus dibawa kembali ke Rumah Pilatus.
Pilatus:
(Kaget, ngeri melihat wajah Yesus yang berdarah. Berbicara kepada kerumunan) Saudara
sekalian, aku telah mencambuk dan menyiksa raja kalian. Sekarang saatnya aku akan
membebaskan Dia.
Orang-orang Yahudi:
Salibkanlah Dia! Salibkanlah Dia! Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya Anak Allah. Jika
tuan membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaiser. Enyahkan Dia! Salibkanlah Dia!
Melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci
kedua tangannya di hadapan banyak orang. Claudia membawakannya
handuk putih. Pilatus mengeringkan tangannya sambil berbicara kepada
kerumunan orang Yahudi.
Pilatus:
Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Adililah Dia menurut hukummu.
Orang Yahudi I:
Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang-orang Yahudi:
(Berteriak) Salibkanlah dia! Salibkan Dia!
Yesus dibawa ke titik perhentian pertama. Jubah Yesus dipakaikan lagi
kepadaNya.
Narator:
Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
Serdadu menyiapkan salib Yesus. Jeda.
PERHENTIAN 2:
YESUS MEMANGGUL SALIB
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Yesus tidak bersalah, namun dijatuhi hukuman mati. Setelah diolok-olok, diludahi
dimahkotai duri dan disesah, Yesus dibawa keluar dari balai pengadilan untuk
disalibkan.”Sambil memikul salib-Nya Yesus pergi ke tempat yang bernama Tempat
Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.” (Yoh19:17). (Hening)
Drama dimulai . . .
5
Masih di tempat yang sama. Serdadu membawa salib, meletakkannya
dengan kasar di bahu Yesus.
Serdadu 1:
(Memakaikan jubah dan memahkotai Yesus dengan mahkota duri) Salam Hai Raja Orang
Yahudi (Lalu menampar Yesus).
Serdadu 2:Hei Mesias… Buatlah mukjizat, supaya kami semua percaya bahwa Engkau adalah
Anak Allah. (Tertawa congkak) Ayo, pikul salibnya.
Yesus memikul SalibNya, para Algojo mengawal Yesus, Orang Yahudi
berteriak mengolok-olok Yesus.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, Kasihanilah kami. Ya, Allah ampunilah kami orang berdosa.
Penyiksaan pada Yesus terus dilakukan oleh serdadu, diiringi sorak-sorai
orang-orang Yahudi. Sampai di titik perhentian, Yesus jatuh. Orang-orang
Yahudi tertawa kegirangan.
PERHENTIAN 3:
YESUS JATUH YANG PERTAMA KALI DI BAWAH SALIB
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Perjalanan menuju Golgota semakin lama semakin jauh meninggalkan kota. Banyak darah
keluar dari luka-luka-Nya. Badan lelah, penat dan lemah. Beban salib pun terasa semakin
berat. Akhirnya Yesus jatuh di bawah salib yang berat. Tetapi, karena ditopang oleh
semangat yang luar biasa, Ia berusaha bangun kembali dan melanjutkan perjalanan-Nya.
(Hening)
Drama dimulai . . .
Serdadu memukul Yesus, menginjak salibNya.
Orang Yahudi 1:
Hai bangsat! Ayo bangun!
Imam Kepala 1:
Lihatlah… Raja Bangsa Yahudi... Terjatuh… (Tertawa panjang, diikuti tawa kerumunan).
Serdadu Kepala:
Hei… Bangun. Pikul salib itu.
Yesus perlahan bangun, memikul salibNya.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan. Kasihanilah Kami... Ya, Allah, ampunilah kami orang berdosa
ini.
PERHENTIAN 4:
YESUS BERJUMPA DENGAN IBU-NYA.
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Bunda Maria berdri di pinggir jalan yang dilalui oleh Puteranya. Mereka saling
memandang. Maria mengerti betapa Yesus sangat menderita. Ia pun ikut menanggung segala
penghinaan dan derita bersama dengan Yesus. (Hening)
Drama dimulai . . .
Yesus memikul salibNya. Disiksa para serdadu menuju ke titik perhentian
keempat. Orang-orang Yahudi terus berteriak. Teriakan berangsur
6
menghilang ketika Bunda Maria berjalan perlahan menuju titik
pertemuan.
Bunda Maria menangis. Memeluk Yesus. Di sepanjang adegan itu, para
serdadu menunduk. Larut dalam haru. Orang Yahudi juga demikian. Yesus
ikut terisak.

Narator:
Kasihanilah kami ya Tuhan, Kasihanilah kami.... Ya Allah, Kasihanilah kami orang berdosa.
Seorang serdadu memaksa Yesus kembali berjalan. Meminta Maria
menyingkir dari jalan salib. Maria dipapah Rasul Yohanes, masih
menangis, mengikuti jalan salib dari kejauhan, berjalan di belakang
orang-orang Yahudi.
PERHENTIAN 5:
YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Yesus sangat letih dan lemah, padahal tempat yang dituju masih jauh. “Maka para serdadu
menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu
diletakkan salib Yesus di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.” (Luk
23:26). (Hening)
Drama dimulai . . .
Di satu titik, Simon dari Kirene dan anaknya melihat jalan salib dari
kejauhan. Pada titik perhentian kelima, Yesus berhenti. Kelelahan, tidak
bisa lagi berjalan sambil memikul salibnya. Serdadu menghentikan
penyiksaan. Serdadu Kepala memeriksa Yesus lalu khawatir Yesus tidak
dapat melanjutkan perjalanan ke Golgota.
Serdadu Kepala:
(Setelah memeriksa kondisi Yesus. Berbicara pada diri sendiri) Orang ini kelelahan. Dia
takkan sanggup sampai ke Kalvari. (Melihat ke para serdadu lalu menunjuk seorang serdadu).
Cari seseorang untuk membantuNya memikul salib ini.
Serdadu yang ditunjuk mencari dan menemukan Simon dari Kirene.
Memaksa Simon memikul salib. Anak Simon berusaha menahan namun
disingkirkan dengan kasar. Simon 'terpaksa' menolong Yesus.
Serdadu terus mencambuk hingga. Yesus kelelahan dan jatuh berlutut
tepat di titik perhentian keenam. Saat itu Simon terjatuh juga dan
melepas salib. Simon diusir para serdadu. Dia segera mencari anaknya
lalu mengikuti jalan salib bersama Maria dan Yohanes di belakang orang
Yahudi. Siksaan perlahan dihentikan. Orang Yahudi tetap melempar-
lempar Yesus. Veronica berjalan ke titik itu.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah kasihanilah kami orang berdosa.
PERHENTIAN 6:
VERONIKA MENGUSAPI WAJAH YESUS
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
7
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Veronika melihat derita Yesus dan tindakan kasar para serdadu. Dia tidak peduli tentang
apa yang akan dipikirkan dan dikatakan orang. Dengan berani ia menembus kerumunan
orang banyak, mendekati Yesus yang berlumuran darah itu. (Hening)
Drama dimulai . . .
Veronika mendekat perlahan. Dengan langkah ragu. Lalu akhirnya
berhasil menembus barisan serdadu. Memberi Yesus minum. Pada gelas
kedua, seorang serdadu datang merampas gelas. Aksinya dihentikan oleh
Serdadu Kepala. Ratapan "Ovos" dimulai.
Serdadu Kepala mendekat, mengambil kendi air. Veronika membersihkan
wajah Yesus dengan kain yang dibawanya. Setelah beberapa saat,
Serdadu Kepala memintanya keluar. Veronika keluar sambil menunjukkan
wajah Yesus yang telah tertera dalam kain yang dipakainya mengusap
wajah Yesus. Yesus dipaksa memikul salibNya. Sampai Ovos selesai,
semua adegan dilakukan tanpa suara/dialog. Veronica bergabung dengan
Bunda Maria dan Yohanes, mengikuti jalan salib dari kejauhan/di
belakang para penghujat.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
PERHENTIAN 7:
YESUS JATUH KEDUA KALINYA DI BAWAH SALIB
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Kendati telah ditolong oleh Simon dari Kirene, dan wajah-Nya sudah dibersihkan, tubuh
Yesus tidak bertambah segar. Salib yang menindih di pundak-Nya terasa semakin berat. Ia
jatuh untuk kedua kalinya dan lebih menyedihkan dari yang pertama. Namun dengan tenaga
yang masih tersisa, Yesus berusaha berdiri kembali untuk menyelesaikan kurban-Nya.
(Hening)
Drama dimulai . . .
Serdadu mulai lagi mencambuk Yesus. Di titik perhentian ketujuh,
seorang serdadu menendang salib Yesus hingga Dia terjatuh. Orang
Yahudi tertawa kegirangan, berteriak-teriak.
Lagu …
Serdadu memaksa Yesus bangkit, melanjutkan jalan salib, diiringi
teriakan orang Yahudi atas komando Imam Kepala 1 dan 2. Yesus sangat
kelelahan dan berhenti. Perempuan-perempuan Yerusalem mendekatiNya
dan menangis.
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
PERHENTIAN 8:
YESUS MENGHIBUR PEREMPUAN-PEREMPUAN YANG MENANGISI-NYA
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Tatkala Yesus menapaki jalan salib-Nya menuju Golgota, banyak orang mengikuti Dia; di
antaranya banyak wanita yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka
8
dan berkata, “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan
tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu.” (Luk 23:28). (Hening)
Drama dimulai . . .
Serdadu tidak lagi menyiksa Yesus. Suara-suara orang Yahudi juga
berhenti. Yesus memandang perempuan-perempuan yang menangis. Ada
Maria Magdalena di antara mereka.
Yesus:
(Dengan suara berat, terbata karena kelelahan) Jangan tangisi Aku. Tangisilah dirimu sendiri
dan anak-anakmu.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami.... Ya, Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Serdadu Kepala mengusir kerumunan perempuan yang menangis. Mereka
menyingkir dan hendak bergabung di rombongan Bunda Maria. Yesus
mulai dicambuki lagi. Orang Yahudi kembali berteriak-teriak. Salib Yesus
ditendang lagi dan Yesus jatuh.Perempuan-perempuan yang menangis
dipimpin Maria Magdalena menerobos kerumunan dan mengelilingi Yesus
yang terjatuh, membentuk formasi hati. Maria Magdalena menyanyikan
ratapan.
PERHENTIAN 9:
YESUS JATUH KETIGA KALINYA
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Tuhan sudah kehabisan tenaga dan tersungkur untuk ketiga kalinya di bawah beban salib
berat. Namun Dia ingin menyelesaikan karya yang ditugaskan oleh Bapa kepada-Nya. Maka
dengan sekuat tenaga Dia berusaha bangun lagi. (Hening)
Drama dimulai . . .
Narator:
Kasihanilah kami ya, Tuhan, kasihanilah kami....Ya, Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
Kerumunan orang-orang Yahudi perlahan menghilang; merasa apa yang
dialami Yesus jauh lebih kejam dari yang mereka duga. Para serdadu
mendorong Yesus (tanpa salib). Dua serdadu memikul salib Yesus ke
puncak Kalvari.
PERHENTIAN 10:
PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Akhirnya Tuhan tiba di puncak bukit Golgota. Tenaga-Nya terkuras habis. Di muka rakyat,
para algojo menanggalkan pakaian Tuhan untuk mempermalukan-Nya. Luka-luka bekas
penderaan mulai berdarah lagi. (Hening)
Drama dimulai . . .
Lagu mengiringi seluruh adegan. Di titik itu para serdadu menanggalkan
jubah Yesus, menyiksanya sekali lagi, lalu mengundi jubahnya. Seluruh
adegan dilakukan tanpa dialog sampai lagu selesai dinyanyikan.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan Kasihanilah kami.... Ya, Allah kasihanilah kami orang berdosa.
9
Yesus diarak telanjang ke puncak Golgota. Para serdau mendorongnya
kasar. Serdadu yang lain menyiapkan salib, palu, dan paku.
PERHENTIAN 11:
YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Para algojo mencampakkan Yesus ke tanah. Mereka melubangi tangan dan kaki-Nya dan
memaku Yesus pada kayu salib. Kemudian salib didirikan. Sekarang terpenuhilah firman-
Nya: “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang pada-Ku.
(Yoh 12:32). (Hening)
Drama dimulai . . .
Yesus dipaku di kayu salib. Bunda Maria, Yohanes, Simon dari Kirene,
Magdalena dan perempuan-perempuan Yerusalem menyaksikan dari
kejauhan sambil menangis/terisak-isak. Yesus kemudian disalibkan.
Sepanjang adegan ini, instrument lagu Remember Me mulai dimainkan
sampai salib telah berdiri kokoh. Bunda Maria dan Yohanes bersimpuh di
bawah salib.
Yesus:
(Kepada Bunda Maria. Dengan suara terbata sambil memandang Yohanes) Ibu, inilah
anakmu. (Maria terisak, Yesus terisak, lalu bicara kepada Yohanes di tengah isakNya) Inilah
ibumu! Jeda. Aku haus.
Seorang prajurit mencucukan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam
anggur asam pada ujung tombak lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
Yesus mencicip anggur asam itu.
Jeda.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan Kasihanilah kami.... Ya, Allah kasihanilah kami orang berdosa.
Semua yang hadir berlutut. Para serdadu juga demikian.
Yesus:
(Memandang ke langit selama beberapa detik. Kemudian bicara dengan suara berat.
Terengah-engah) Sudah selesai. (Kepalanya lalu terkulai. Yesus Wafat)
PERHENTIAN 12:
YESUS WAFAT DI SALIB
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Ketika itu hari sudah kira-kira pukul 12, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai
pukul 3, sebab matahari tidak bersinar, dan tabir bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru
dengan suara nyaring, “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku!” Dan sesudah
berkata demikian Yesus menyerahkan nyawa-Nya. (Luk 23:44-46). (Hening)
Drama dimulai . . .
Semua berlutut. Seorang serdadu menikam lambung Yesus dengan
tombak. Umat ikut berlutut sekitar. Hening selama dua menit.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami... Ya, Allah kasihanilah kami orang berdosa.

10
Yusuf dari Arimatea menurunkan Yesus dari salib. Yusuf telah naik ketika
umat masih berlutut di perhentian kedua belas. Simon dari Kirene berdiri
di kaki salib. Siap menerima Yesus.
Lagu: VIA DOLOROSSA
PERHENTIAN 13:
YESUS DITURUNKAN DARI SALIB
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Telah selesailah derita Tuhan. Dengan penuh rasa sedih dan hormat, Yusuf dari Arimatea
menurunkan jenazah Yesus dari salib dan kemudian merebahkan-Nya pada pangkuan Maria
yang penuh dukacita. (Hening)
Drama dimulai . . .
Yesus diturunkan dari salib. Bunda Maria meratap sedih--menyanyikan
lagu …. Bunda Maria yang dibimbing Rasul Yohanes ke tempat Pieta.
Yohanes kemudian mendekat ke salib, membantu Simon dari Kirene dan
Yusuf dari Arimatea mengangkat Yesus ke pangkuan Bunda Maria. Bunda
memeluk putranya itu dengan pilu, terus meratap.
Ketika lagu akan berakhir, beberapa orang membantu Yusuf dari Arimatea
mengangkat Yesus dari pangkuan Bunda Maria ke makam.
Yesus digotong ke makam. Bunda Maria mengikuti.
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami... Ya, Allah kasihanilah kami orang berdosa.
PERHENTIAN 14:
YESUS DIMAKAMKAN
P: Kami menyembah Dikau, ya Tuhan dan bersyukur kepada-Mu
U: Sebab dengan salib suci Engkau telah menebus dunia.
P: Karena Sabat akan mulai, maka Yesus diminyaki dan segera dimakamkan. Namun maut
tidak dapat menahan Tuhan. Dari kubur-Nya bangkitlah kehidupan; cinta Yesus lebih kuat
daripada maut. (Hening)
Drama dimulai . . .
BALADA PENYALIBAN
W.S. Rendra
Yesus berjalan ke Golgota
disandangnya salib kayu
bagai domba kapas putih.
Tiada mawar-mawar di jalanan
tiada daun-daun palma
domba putih menyeret azab dan dera
merunduk oleh tugas teramat dicinta
dan ditanam atas maunya.
Mentari meleleh
segala menetes dari luka
dan leluhur kita Ibrahim
berlutut, dua tangan pada Bapa:
– Bapa kami di sorga
11
telah terbantai domba paling putih
atas altar paling agung.
Bapa kami di sorga
Berilah kami bianglala!
Ia melangkah ke Golgota
jantung berwarna paling agung
mengunyah dosa demi dosa
dikunyahnya dan betapa getirnya.
Tiada jubah terbentang di jalanan
bunda menangis dengan rambut pada debu
dan menangis pula segala perempuan kota.
– Perempuan!
mengapa kautangisi diriku
dan tiada kautangisi dirimu?
Air mawar merah dari tubuhnya
menyiram jalanan kering
jalanan liang-liang jiwa yang papa
dan pembantaian berlangsung
atas taruhan dosa.
Akan diminumnya dari tuwung kencana
anggur darah lambungnya sendiri
dan pada tarikan napas terakhir bertuba:
– Bapa, selesailah semua!
1957
Narator:
Kasihanilah kami, ya Tuhan, kasihanilah kami... Ya Allah, kasihanilah kami orang berdosa.
DOA PENUTUP
Ya Allah yang maha pengasih, kami bersyukur karena kami boleh mengenangkan Yesus
yang sengsara dan wafat demi keselamatan kami. Limpahkan berkat-Mu atas kami yang
mengharapkan kebangkitan bersama Dia. Semoga karena berkat-Mu, kami boleh bertumbuh
dalam iman dan keyakinan akan kebahagiaan abadi. Demi Kristus, Tuhan kami. Amin.
Berkat dari Pastor
LAGU PENUTUP

12

Anda mungkin juga menyukai