Anda di halaman 1dari 25

Jalan Salib Solidaritas

-Gerry Gobang-
Narator Utama: DALAM NAMA BAPA, DAN PUTERA DAN ROH KUDUS

Narator Utama: SEMOGA TUHAN BESERTA KITA

Umat: SEKARANG DAN SELAMA-SALAMANYA.

Narator Utama :

Saudara / i, umat Allah, peziarah yang terkasih....

Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun lalu. Tragedi Golgota adalah sebuah
sejarah yang layak disimak. Sebuah kisah yang patut ditulis ulang. Adalah suatu
kebenaran yang tak dapat disangkal, yakni peristiwa wafatnya Yesus Kristus merupakan
pengalaman yang paling tragis dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara
langsung ini, sangat menyentil perasaan manusiawi kita.

Saudara – saudariku yang terkasih....

Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan Golgota, yang telah menyulam wajah
Kristus, yang carut-marut, berlumuran darah, marilah kita menatap dosa-dosa kita.
Karena dosa kitalah Dia datang. Karena kesalahan kitalah Ia wafat.

Mari menapak Jalan salib Tuhan yang adalah tanda solidaritas Allah akan penderitaan kita
manusia...

EPISODE GETSEMANI
Lagu/Koor : Aduh Bukit Zaitun (Atau lagu yang sesuai)

Narator : BALADA GETZEMANI (Diiringi Musik Instrumental)

Getzemani mengukir sejarah

Terpatri dalam ziarah pengikutnya

Yudas seorang sahabat memalingkan wajah

Lantaran tiga puluh keping perak

Hembusan angin dingin kaku

1
Menoreh tirai hati

Anak manusia dalam kesusahan

Awan berarak pelan

Mendung menyelimuti

Suram wajah

Yang basah oleh keringat darah

Oh…… betapa gelisah hatiku

Oh…… wajah yang ramah

Tak pantas ditampar para khianat

Getzemani! Getzemani! Getzemani!

Aromamu membaur dalam angkara sejagad

Dosa manca benua bergelantungan di rantingmu

Ya Bapa-Ku, jikalau boleh

Biarlah piala ini berlalu dari pada-Ku

Namun bukan seperti yang Kukehendaki

Melainkan seperti yang Engkau kehendaki….

Tersobek wajahnya dikecup pasukan Yudas

Ludah-ludah khianat melekat di pipinya

Hati-Ku sedih

Seperti mau mati rasanya

Tinggalah di sini berjagalah dengan Daku

Sebab pengkhianat-Ku hampir datang

Menjemput-Ku di gerbang zaitun

Getzemani! Getzemani! Getzemani!

Kukenang dalam gelisah tak bertepi

2
Yesus : Dengarlah hai kamu semua; banyak orang tak lagi mencintai kebenaran dan
keadilan. Karena itu Anak Manusia datang untuk mewartakan kebenaran dan
keadilan di tengah-tengah bangsa ini… Demi kebenaran dan keadilan itu, Anak
Manusia harus menanggung penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam
kepala, ahli-ahli taurat, lalu dibunuh, namun bangkit pada hari ketiga. Berdolah
kamu… marilah kita pergi.
Yohanes : Guru, ke manakah kita harus pergi ?
Petrus : Guru, sebentar lagi gelap akan menyelimuti daerah ini, sebaiknya kita tak
perlu pergi...
Yesus : Kita harus pergi ke Bukit Getzemani, di Bukit Zaitun. Dari sanalah awal
kesengsaraan dimulai; orang-orang berdosa akan menangkap dan menyeret
Anak Manusia untuk mati di kayu salib. Dan kamu semua akan terguncang
imanmu karena hal itu. Sebab ada tertulis… Aku akan membunuh gembala
dan kawanan domba itu akan tercerai berai.
Petrus : Guru, biarlah mereka tergoncang imannya karena Engkau! Aku sekali-kali
tidak!
Yesus : Aku berkata kepadamu, Petrus. Sesungguhnya malam ini, sebelum ayam
berkokok, engkau telah menyangkal aku tiga kali.

Narator 1 :
Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Yesus berjalan menyusur Lembah Sedron
menuju ke taman Getzemani. Yesus menuju ke taman duka cita, untuk memperbaiki lagi
dosa yang telah diperbuat manusia pertama oleh manusia pertama dalam taman
kenikmatan, Firdaus. Penghuni Yerusalem sedang tidur dengan nyenyaknya, mereka
tidak menduga tentang kejadian bersejarah yang sedang berlangsung di taman
Getzemani. Kesengsaraan Tuhan telah dimulai. Yesus masuk ke taman itu dengan
membawa Petrus dan kedua Anak Zebedeus. Adapun Yudas yang mengkhianati Yesus
juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ bersama dengan
murid-murid-Nya.
(Yesus berjalan dengan sangat pelan. Terlukis kesedihan di wajah-Nya, sementara para
murid-Nya mengikuti dari belakang, sambil menolah ke kiri dan ke kanan karena ada
kecemasan di hati mereka, terutama Petrus.)

Narator 2 : (Dengan Iringan instrumen sengsara)


”Lihatlah manusia ini”. Di sini, di tempat ini, suatu rahasia abadi terjadi, suatu
misteri sepanjang abad terbukti. Di taman Getzemani, Yesus sudah mengalami

3
penderitaan yang membawa maut. Betapa tidak, sebagai Allah Ia sudah mengetahui
siksaan itu sebelumnya dan sebagai manusia Ia merasakan dalam hati-Nya segala
kengerian. Ia merasakan penghinaan dan kebengisan yang sudah mendekat. Ia melihat
serdadu-serdadu ganas yang mendaratkan tinju dan jotos di wajah-Nya. Ia melihat
mereka meludahi-Nya, menginjak-Nya, menderai-Nya, dan memahkotai-Nya dengan
mahkota duri. Ia merasakan deraan, paku-paku yang tajam, tali-temali dan beban salib
yang amat berat. Ia melihat Golgota…ya Golgota. Ia melihat diri-Nya digantung di salib,
diapiti dua penjahat. Ia melihat hujatan dari lautan manusia. Ia melihat penderitaan Ibu-
Nya di kaki salib... Tidaklah mengherankan kalau seluruh kodrat manusiawi-Nya merasa
ngeri atas semua penderitaan itu. Ia gemetar ketakutan. Dan ketika segala-galanya
seakan-akan sudah meninggalkan-Nya, bergaunglah seruan-Nya yang penuh duka cita :
”Bapa, kalau boleh jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang Aku harus alami ini.”
Yesus : (Berbicara kepada murid-murid-Nya) ”Tinggallah di sini dan berdoalah,
supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan.
(Adegan: Yesus mengambil jarak sedikit jauh dari murid-murid-Nya untuk
berdoa. Tangan kanan Yesus diangkat, tangan kiri-Nya melekat di dada.
Kemudian kedua tangan-Nya diangkat sampai selesai untuk berdoa dalam hati.
Lalu Yesus berkata :… )
Yesus : Jiwa-Ku sedih hingga mau mati rasanya. Ya Bapa… Aku berdoa kepada-Mu…
Bapa-Ku jikalau boleh, biarlah piala ini lalu daripada-Ku… (menundukkan
kepala) Tetapi bukan kehendak-Ku ya Bapa, melainkan kehendak-Mu…
Terjadilah!
(Adegan : Yesus bangun berdiri lalu mendapatkan tiga rasul-Nya yang sedang
tidur nyenyak. Ia menatap dalam dan segera membangunkan mereka.)
Yesus : “Petrus… Yohanes… Yakobus, bangunlah… (Petrus dan kedua murid
serentak bangun) memang bebanmu berat, tetapi tidak sanggupkah kamu
berjaga bersama-Ku satu jam saja ? Roh memang kuat tapi daging lemah. Kini
waktunya sudah tiba. Bangunlah orang yang menyerahkan aku sudah datang.
Yudas, Algoju, Orang Yahudi: (Berteriak, ribut, gaduh. Bawa tombak, obor dan tali).
Tangkap Yesus! Tangkap Yesus! Yesus, Kau penipu, Kau penghujat Allah!
Yudas : (Memberikan isyarat diam) Ssssttt… Lihat para pengikut Yesus itu, dan orang
yang kucium itulah dia dan bawalah dia dengan selamat. (Semua berteriak
riuh)
Yakobus : Ada apa ini, mengapa ribut-ribut begini? (Murid- murid ketakutan)

4
Yesus : Putera Manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa. Lihatlah, orang
yang mengkhianati Aku sudah dekat.

Yudas : (Maju mendekati Yesus dan berkata) Salam hai Guru! (lalu Yudas mencium
Yesus)

Yesus : Hai sahabat, untuk inikah engkau datang? Yudas, engkau menyerahkan Anak
Manusia dengan ciuman. Betapa kejamnya engkau. Adalah lebih baik jika
engkau tidak dilahirkan ke dunia ini. (lalu Yesus berpaling kepada gerombolan
orang dan berkata)

Yesus : Siapakah yang kamu cari?

Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )

Yesus : Akulah Dia, yang kamu cari. (Mereka semua mundur dan rebah ke tanah.
Yesus mendekati mereka dan berkata)

Yesus : Bangunlah… Siapakah yang kamu cari?

Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )

Yesus : Telah Aku katakan, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari biarlah mereka pergi.
(Adegan: para murid nampak kebingungan, sedang Algojo dan Orang Yahudi
segera menangkap dan membelenggu Yesus, mengikatnya dengan tali dan
menyeret-Nya. Melihat itu, Petrus lalu menghunus pedangnya dan memotong
telinga Maltus, seorang hamba Imam besar, hingga putus)
Yesus : (Kepada Petrus) Petrus, sarungkanlah pedangmu itu. Sebab barang siapa
menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kau sangka, bahwa Aku
tak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya ia mengirim lebih dari dua belas
pasukan Malaikat membantu Aku!

(Adegan: Lalu Yesus mengambil telinga orang itu lalu menyambungnya


kembali)

Yesus : (Kepada algoju dan orang Yahudi) Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu
datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari aku duduk
mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku!

Algoju, orang Yahudi : (Menangkap dan mengikat Yesus. Dan Berteriak sambil terus
menyeret Yesus) Yesus, kau penipu, kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh!
Siksa Dia!

5
(Adegan : Setelah itu, serdadu langsung membawa Yesus ke tempat
pengadilan)

EPISODE PENGADILAN
(Musik instrument, sambil para prajurit menggiring Yesus menuju Kayafas.... Pada
perhentian pertama, telah ada Imam Besar Kayafas dengan pakaian kebesarannya. Di
sampingnya ada gambar perhentian pertama)

Perhentian I : Yesus Dihukum Mati


P : Kami memuji Dikau ya Kristus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suci-Mu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 :

Yesus diseret ke pengadilan. Di sana telah menanti Imam Besar Kayafas. Namun,
Yesus bagai domba yang diam membisu ketika dihantar ke tempat pembantaian. Ia
dianiaya, tetapi itu ditanggungnya dengan sabar, tanpa membuka mulutnya. Ia
membiarkan dirinya digolongkan di antara kaum durjana, sebab itu ia memikul kejahatan
banyak orang dan berdoa bagi orang-orang berdosa.
(Koor : Lagu Yesus Tuhanku Atau lagu Lain yang sesuai)

Narator 2 : Balada Pengadilan (diiringi instrument)

Kau,

Datang di tengah–tengah milik-Mu,

Tetapi mereka tidak menerima-Mu

Kau, tak dikenal

Bagaikan seorang penjahat politik,

Kau,dihadapkan pada Pilatus

Di sana, ditelinga-Mu

Pekikan mengguntur,”Salibkanlah Dia...Salibkanlah Dia...”

Orang–orang garang dihasut pemimpin–pemimpin durjana

6
Yang telah bertahun–tahun menjebak kebenaran

Ke dalam kepalsuan demi nikmatnya kedudukan

Pilatus,

Dijerat rasa takut akan kehilangan kedudukan empuk

Menipu suara hati yang mengaku

Kaulah Raja, datang menyaksikan kebenaran yang menguasai badai dunia

Kau, bisu lantaran rela pada kehendak Bapa

Dan cinta pada manusia

Hanya mata memancar kasih

Pada wajah–wajah palsu penuh ambisi

Yang keindahannya bagaikan kubur dicat putih.

Kini Kau dihukum mati

Oleh kehendak dan pengadilan tak adil

Kaulah Raja-Kaulah Kebenaran

Kayafas : (Tertawa sinis) Oh… ya! Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang
harus bertemu. Yesus… Benarkah Engkau ini Mesias?

Yesus : Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tak percaya. Tetapi
mulai dari sekarang, Anak Manusia sudah duduk di samping kanan Allah Bapa
Yang Mahakuasa.

Kayafas : Apa? Apa katamu, Yesus? Hai kalian (kepada orang-orang yang hadir)
tidakkah kalian mendengarkan sebuah penghojatan? Karena itu saudara-
saudaraku adalah lebih berguna jikalau seorang mati untuk seluruh bangsa!

Orang Yahudi : (satu orang) Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus
membunuhNya. Ia layak untuk dihukum mati.

Orang Yahudi : (Bersorak) salibkan Dia… salibkan dia.

7
Kayafas : (Berkata kepada pengawal dan Orang Yahudi) Serahkanlah dan bawalah Dia
kepada Pilatus.

(Adegan : Yesus diseret secara paksa menuju istana Pilatus. Sesampainya di


Istana Pilatus, Orang Yahudi dan para pengawal berteriak)

Orang Yahudi : Hidup Pilatus!! Hidup Sahabat Kaisar!!!

(Adegan: Pilatus nampak heran bercampur bingung melihat orang-orang


datang kepadanya sambil membawa Yesus)

Pilatus : Saudara-saudara apa tuduhanmu terhadap orang ini!!


Orang Yahudi : Orang ini mengaku dirinya raja, dan mengacaukan rakyat dengan ajaran
sesatnya!
Pilatus : (Kepada Yesus) Tidakkah Engaku dengar, betapa banyaknya tuduhan saksi-
saksi ini terhadapMu ? Benarkah Engkau ini raja?
Yesus : Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri, ataukah ada orang
lain yang mengatakan kepadamu tentang Aku?
Pilatus : Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi? Bangsamu sendiri dan Imam-
imam kepalamu sendirilah yang menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang
telah Engkau perbuat?
Yesus : Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini, jika kerajaan-Ku dari dunia ini pasti hamba-
hamba-Ku telah melawan supaya Aku jangan diserahkan kepada orang-orang
Yahudi. Akan tetapi kerajaan-Ku bukan dari sini.
Pilatus : Jadi… Engkau adalah Raja?
Yesus : Engkau sendirilah yang mengatakan bahwa Aku adalah Raja.
Pilatus : (Sambil berdiri) Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan
bagimu : Barabas atau Yesus yang kamu sebut Kristus?
Orang Yahudi : Barabas!! Barabas!!! Barabas!!! Bebaskan Barabas bagi kami!!
Pilatus : Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut Kristus ini ?
Serdadu dan Orang Yahudi : Salibkan Dia!! Salibkan Dia!!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya ?
Serdadu dan Orang Yahudi : Salibkan Dia!! Salibkan Dia!!!! Lepaskan Barabas bagi kami!!
Pilatus : Yesus! Apa yang Kau ajarkan? Apakah Engkau sunggguh-sungguh Raja Orang
Yahudi?

8
Orang Yahudi : Tidak !! Tidak !!! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Dia ini penghasut,
penghujat. Dia harus dihukum, kalau tidak engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Orang Yahudi (satu Orang) ; Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat, apakah
dia harus dibebaskan?
Pilatus : Orang apakah Dia ini?
Kayafas : Galilea!!
Pilatus : Bukankah Herodes ada di kota ini. Bawalah Dia ke Herodes.
(Adegan : Yesus diseret menuju Istana Raja Herodes. Orang-orang Yahudi tetap
bersorak-sorai)
Herodes : (Tertawa) Kini aku baru bertemu dengan kau yang namanya Yesus itu. Ehhh.
Yesus, Sang pembuat mukjizat, buatlah mukjizat-mukjizat-Mu di hadapanku,
kalau Engkau sungguh-sungguh Messias !
Herodes : Mengapa kau diam. Ayo siksa dia biar dia mau bicara !!
Pengawal : Hormatku padamu hai Raja orang Yahudi! (Menampar Yesus) Coba
bernubuatlah siapa yang menamparmu? (Para pengawal lain mengolok-
olokkan Dia)
Herodes : Bawa Dia kembali kepada Pilatus!!!

(Adegan : Yesus kembali dibawa kepada Pilatus)

Narator 1 : Yesus kembali dibawa ke Pilatus. Sejarah kesengsaraan Kristus dapat


mengangkat ke permukaan, berapa banyak kebencian dan kedurhakaan dapat
terpendap di dalam hati manusia. Berapa banyak kejahatan dan sikap tidak
tahu terima kasih mengalir di dalamnya. Kristus di depan Pilatus. Suatu adegan
yang memprihatinkan terjadi di tempat ini lagi….
Istri Pilatus : (Mendekati Pilatus dan menyampaikan mimpi semalam kepada Pilatus) …..
Jangan engkau mencampur perkara orang benar ini, sebab karena Dia, aku
menderita dalam mimpiku malam tadi.
Pilatus : Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini. Aku akan mencambuk
dan menyiksa Dia setelah itu Dia akan kubiarkan pergi.
Orang Yahudi : (Berteriak....) Salibkanlah Dia....Salibkanlah Dia.... Kami mempunyai
hukum dan menurut hukum itu, Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya
sebagai Anak Allah. Jika tuan membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat
Kaiser. Setiap orang yang menganggap dirinya raja, ia melawan Kaiser. Enyalah
Dia,.......Salibkanlah Dia.....

9
Pilatus : (melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua
tangannya di hadapan banyak orang dan berkata): Aku tidak bersalah atas
darah orang ini. Itu urusan kamu sendiri. Adililah Dia menurut hukummu.
(Pilatus berkata sambil menujuk kepada Yesus) Ambillah Dia....!
Orang Yahudi : Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang Yahudi : (Berteriak) Salibkanlah dia ! Salibkan Dia !!

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian II : YESUS MEMANGGUL SALIBNYA (Masih di tempat yang sama)

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu : (Menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus dan memberikan pakaian jubah
ungu sambil maju dan berkata...) Salam Hai Raja Orang Yahudi....(lalu
menampar Yesus)

Serdadu : (Sambil mengejek Yesus) Heeh Messias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya
kami semua percaya.. Ayo, bawa salib nya.

Narator 1 :

Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan menerima salib


yang berat itu. Ia hanya berdiam diri tetapi berteguh hati untuk menerima
keputusan yang tidak adil itu. Betapa kita kerap kali merasa tidak senang
bahkan mengeluh bila suatu saat kita mendapat salib kecil dalam kehidupan
kita, semisal penyakit, kegagalan dalam studi, kegagalan dalam pekerjaan,
kegagalan dalam bercinta, kesalahpahaman dalam pergaulan serta kemiskinan
materi. Bukankah Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi
muridKu, ia harus berani menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari
dan mengikuti Aku” Betapa sering kita melarikan diri dari resiko hidup ini, lebih
sering kita mencari sesuatu dalam kenikmatan daging dari pada harus
berkeringat dan berjuang dengan tabah hati.

10
Narator 2 : Marilah berdoa :

Ya Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia, terutama tenaga
dan pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan bagi Gereja, keluarga dan
masyarakat kami. Kuatkanlah niat dan keberanian kami untuk tidak melarikan
diri dari tanggung jawab yang harus kami pikul.

(Lagu Oleh Koor : O Sri Yesus / lagu lain yang sesuai)

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

( Selanjutnya Yesus mulai memanggul salib dan berjalan. Hingga jatuh)

Perhentian III : YESUS JATUH DI BAWAH SALIB


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Adegan: Yesus Jatuh

Serdadu 1 : Hai bangsat …… ayo bangun…. !

Serdadu 2 : Ha..ha..ha.. Raja Bangsa Yahudi terjatuh… (tertawa)

Narator 1 :

Dengan sesungguhnya kelemahan-kelemahan kitalah yang ditanggungNya dan


segala dukacita kitalah yang dipanggulNya. Ia telah merendahkan diriNya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati dikayu salib. Itulah sebabnya Allah telah
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama,
supaya dalam Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit dan yang ada
di bawah bumi.

Sesudah jatuh, Yesus segera bangun kembali. Tenaga manusiawiNya sudah


sangat lemah. Maka sebenarnya salib tak dapat dipikulNya lagi. Hanya karena
kasih dan cinta-Nyalah yang mendorongNya untuk tetap tabah.

Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus memalukaan. Sekian


sering kita juga terus jatuh pada kesalahan dan dosa yang sama. Satu
pertanyaan untuk kita renungkan, “ Bersediakah kita bangun lagi dari

11
kesalahan dan kedosaan kita ?” Bumi takkan menangis jika kita terantuk dan
jatuh. Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.

Narator 2 : Marilah berdoa :

Ya Yesus, hampir setiap kesusahan kami rasakan terlalu berat. Namun kami
percaya kelemahan itu akan kami atasi dengan kekuatanMu.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

(Yesus melanjutkan perjalanan. Bunda Maria, Maria Magdalena & Yohanes bersiap-siap)

Perhentian IV : YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 : (Instrument mengiringi puisi)

MAWAR INI, MAWAR DUKA

Kubacakan puisi ini...

Ketika mentari hanyalah lembayung jingga

Bersama alam yang merunduk sunyi

Sebisu hatimu Bunda, disaat terpekur di kakiNya

Yang lunglai memikul kayu salib

Bunda...

Bening matamu menatap wajah nan terkulai

Tatapanmu membelai seraut wajah letih

Air matamu membasahi dahagaNya nan lara

Sejuk telingamu menangkap rintihanNya sedih

“ Ibu, inilah anakmu “

12
Belati duka menikam wajahmu pasrah

Meratap Bunda dalam hening

“ Duka manakah seberat dukaku ?”

Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu

Mawar yang Bunda petik pada samudera kehidupan

Adalah mawar dari taman hati penuh cinta

Berpadu gelombang kasih

Mengalir pada sungai hati nan tak bertepi

Salam Bintang Laut

Kau hadirkan keribaan Bapa setangkai mawar pengabdian

Mahkotanya mekar dalam lautan ziarah yang tak bertepi

Bunda...

Di pintu hatimu kami mengetuk

Salam Pintu Surga

Mawar nan terkulai ini kupersembahkan buatmu

Dari hatiku yang patah berkeping retak

Dari jantungku yang berdetak lamban

Dari nuraniku yang puntung buntung

Oleh wajah pertiwiku penuh tangis nan sedih

(Lagu Oleh Koor: Ave Maria atau lagu yang sesuai)

Narator 2 : Marilah berdoa :

Bunda pengasih, aku sendirilah yang membuat engkau menderita. Terimakasih


atas segala jerih payahmu menerima derita dalam cinta, bersama Puteramu
Yesus untuk merangkul semesta jagat, milikmu sendiri. Tolonglah semua kaum
ibu di seluruh dunia, terutama mereka yang berada di daerah kami ini, agar

13
dalam masa penderitaan ini, mereka dapat mendidik anak – anak mereka
mengikuti jalan kebenaran, mengikuti jalan terang dan jalan surgawi.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

(Adegan: Para Serdadu memaksa Yesus berjalan lagi)

Perhentian V : YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

(Adegan: Serdadu menarik Simon dan memaksanya untuk memanggul salib Yesus)

Serdadu 1 : Heyy.. tidakkah engkau liat orang itu sudah letih sekali. Carikan orang lain
untuk membantunya. !!

Serdadu 2 : (Mencari orang dan menemukan Simon): Siapa namamu ??

Simon : Simon, tuan…

Serdadu : Cepat bantu orang ini untuk memikul salibnya

Simon : Tapi , tuan saya….

Serdadu : Mau melawan ya.. cepat bantu orang itu !!!

Simon (kepada Yesus) : Guru, aku aku hendak membantumu, ampunilah aku sebab aku
tidak layak berada di dekatMu.

Narator 1 :

Yesus kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup lagi untuk
memanggul salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah seorang yang bernama
Simon dari Kirene yang baru pulang dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di
atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.

Saudara-saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib, ia dengan rela


menerimanya. Ia dengan rendah hati mau menerima salib dan membantu
Yesus. Inilah tanda cinta dan belaskasihannya yang mendalam kepada
sesamanya yang menderita.

14
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti dia atau menolak dia.
Dengan hati yang lembut, Yesus berdiri di pintu hati kita. Ia mengetuk dan
meminta jawaban dari kita. Memilih Yesus berarti harus menyangkal diri dan
memikul salib. Apakah kita mampu ?

Narator 2 : Marilah berdoa :

Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat bahwa kami telah Kau pilih
untuk melayani dan mengasihi sesama serta memampukan kami dengan
kekuatanMu untuk mewujudkannya.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

(Veronika bersiap-siap untuk menerobos kerumunan)

Perhentian VI : VERONIKA MENYAPU WAJAH YESUS


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Veronika : (berlari mendekati Yesus) Ohh. Tuhanku… (sambil mengusap wajah Yesus.
Setelah itu menunjukkan wajah Yesus pada kain)

Narator 1 :

Di tengah keganasan, di tengah serdadu – serdadu memukul Yesus, ketika


mereka menyeret Yesus, Veronika masih sempat melihat Yesus. Veronika turut
mengambil bagian dalam kedukaan itu. Sikap Veronika bukan berhenti pada
rasa duka, tetapi telah ada suatu keberanian untuk mendekati dan berbuat
kasih kepada Yesus. Veronika mengusapi wajah Yesus yang dicucuri keringat
bercampur darah. Dan tanda terima kasih Yesus, bukanlah kata–kata,
melainkan memberikan wajahNya, yang terbukti pada kain. Bahwa Yesus
selalu memberikan diriNya kepada setiap orang yang berbuat kasih. Setiap
orang yang berani berbuat baik, terhadap sesama akan mendapat pahala dari
Tuhan. Tuhan akan memberikan ganjaran dan imbalan kepada setiap orang
setimpal dengan usahanya, bahkan lebih dari pada itu.

15
Narator 2 : Marilah berdoa :

Ya Tuhan, kadang kala kami takut dan malu untuk berbuat baik. Kami tidak
berani mewartakan cinta kasih kepada sesama. Semoga hati dan perbuatan
kami bersatu dan sesuai dengan rencanaMu untuk menolong orang lain yang
ditimpah kesusahan.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian VII : YESUS JATUH KEDUA KALINYA DI BAWAH SALIB


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Adegan: Yesus jatuh

Serdadu 1 : Hai bangsaat… ayo jalan. Tempat penyaliban masih jauh..

Serdadu 2 : Cepat keparat (sambil mencambuk Yesus)

Narator 1 : (Diiringi Instrument)

Simon telah memohon diri dan kini Yesus seorang diri memikul beratnya salib
kayu. Ia ditikam karena kedurhakaan kita. Dan dihancurkan karena kejahatan
kita. Siksaan yang menimpahNya membawa perdamaian untuk kita, dan kita
sembuh berkat bilur – bilur tubuhNya. Kita semua bagaikan domba yang hilang
dan tersesat, masing – masing menempuh jalannya sendiri. Tetapi kepada Dia,
Tuhan menimpahkan segala kesalahan kita semua, Ia dianiaya dan Ia pun
tunduk, dan tidak membuka mulutNya. Bagaikan domba yang diam tak
mengembik bila dicukur. Seperti anak domba yang dihantar ke pembantaian,
demikian pun Ia tidak membuka mulutNya. Yesus jatuh ke tanah lagi, karena
orang tidak ingat akan kebaikanNya terhadap mereka. Namun cinta kasihNya
tidak hilang. Sebab itu, segera Ia bangun...

16
Narator 2 : Marilah berdoa :

Ya Yesus, buatlah hati kami untuk selalu peka dan terdorong untuk dapat
menerima segala kesusahan. Berilah supaya kami dapat membantu sesama
kami yang menderita dengan cara kami sendiri. Berilah kami hati yang rela
untuk membantu sesama kami.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Adegan: Yesus bangun lalu berusaha melanjutkan perjalanan

(Wanita-wanita peratap bersiap-siap)

Perhentian VIII : YESUS MENASEHATI WANITA – WANITA YANG MENANGIS


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

(Adegan: Wanita-wanita meratap sambil mendekati Yesus, membelai iba)

Narator 1 :

Sekelompok wanita Yerusalem turut berduka cita atas penderitaan Yesus.


Mereka menangis di pinggir jalan salib, menuju Kalvari.
(para wanita menangis sambil meratap dengan menyanyikan lagu duka cita/ratapan adat
yg sesuai)

Yesus : Jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak – anakmu.

Narator 2 :

Dengan ini, Yesus menunjukkan bahwa karya amal lebih berharga dari pada
kata – kata dan air mata. Lebih baik merubah diri dari pada menangisi dosa
kita.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....


U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

17
Perhentian IX : YESUS JATUH KETIGA KALINYA DI BAWAH SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

(Adegan: Yesus jatuh)

Serdadu (menendang Yesus dengan keras sehingga Yesus jatuh) : Ha..ha..ha… Ayo
bangun… tempat kematianmu sudah dekat..

Narator 1 :

Kalvari bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah mudah. Dakian


berbatu dan berkelok – kelok menampakkan keganasan dunia bagi sang Kasih.
Dapat dipahami, mengapa Yesus dapat jatuh sampai tiga kali? Yesus yang telah
lemah karena tidak tidur semalaman, didera dan diseret ke mana–mana, harus
menempuh perjalanan yang begitu berat. Yesus harus menjalankan semuanya
itu karena satu hal yakni “ KASIH “.

Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Ia tetap bangkit dan
berdiri untuk melanjutkan perjalananNya. Ia harus terus berjuang untuk
mencapai tujuan. Maka dalam kehidupan, ketika kita menghadapi berbagai
tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang perkasa, kita tidak boleh
pernah menyerah sekalipun harus jatuh – bangun....

Narator 2 :

Marilah berdoa :Tuhan Yesus, karena kasihMu kepada Bapa dan kepada kami,
Engkau harus menderita hingga jatuh berulang – ulang. Anugerahkanlah Roh
kekuatan kepada kami agar kami mampu bangkit dari kelemahan kami untuk
terus berjuang menerjang tantangan hidup ini.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

(Adegan: Yesus melanjutkan perjalanan menuju Golgota)

(Setting: siapkan 3 batang salib, 2 salib dalam keadaan tertanam, sudah ada Kosmas &
Dismas. Bunda Maria, Maria Magdalena, Yohanes dan Wanita-wanita peratap telah siap-
18
siap berdiri di sebelah kiri salib Yesus. Orang-orang Yahudi, Imam Agung, Imam-imam
Kepala, Ahli-ahli Taurat & Orang-orang Farisi berdiri di sisi sebaliknya. Siapkan papan
tulisan INRI, palu dan paku-paku)

Perhentian X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN (di tempat penyaliban)

P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Narator 1 :

Akhirnya tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana serdadu-serdadu secara


kasar menanggalkan pakaian Yesus yang melekat pada tubuhNya yang penuh
luka. Luka-luka-Nya terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat yang
paling memalukan. Dia ditelanjangi didepan umum. PribadiNya yang luhur
mulia, direndahkan. Ia dicemoohkan. Penghinaan itu bukan hanya menimpah
tubuh, tetapi juga mengoyahkan kehormatan, wibawa dan harga diri
seseorang yang harus dijaga.

(Adegan : Para serdadu melepaskan jubah Yesus)

Serdadu : Salam haii Raja… (kemudian menarik dengan kasar pakaian Yesus)

Kepala pasukan : (menangkap jubah yang dilemparkan serdadu) baiklah kita undi saja,
siapa yang akan mendapat jubah raja ini (tertawa mengolok)

Narator 1 :

Yesus harus mengorbankan segala-galanya. Ia tak menyimpan apapun bagi


diri-Nya sendiri. Di sini, di depan pintu kematian, semakin terasa bahwa hidup-
Nya dipertaruhkan untuk sesama-Nya. Pengorbanan-Nya merupakan satu-
satunya jalan untuk menciptakan ikatan yang kuat dan perdamaian yang
kokoh dengan mereka yang menolak Dia. Yesus menyerahkan diri pribadi-Nya
sendiri untuk menebus semua orang, termasuk kita semua yang hadir di sini.

Narator 2 : Marilah berdoa :

19
Ya Bapa, beranikanlah kami untuk mengorbankan harta kekayaan,
kehormatan, wibawa dan jabatan demi menjunjung tinggi keadilan dan
kebenaran yang dibutuhkan bagi keselamatan umat manusia.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XI : YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Serdadu : (membawa paku dan palu) : He…. Yesus, sekarang rasakan paku-paku ini akan
menembus tangan dan kakiMu.

Yesus (Mengerang kesakitan saat paku menembus tangan dan kakinya) : Ahhh…..

Narator 1 :

Puncak Golgota sudah didaki oleh Putera Manusia. Dan kini, tiba saatnya Dia
akan dibantai di mimbar salib. Keringat bercucuran membasahi tubuh. Dan
darah meleleh seakan meminta dikasihi oleh mahklukNya. Namun mahklukNya
tega membiarkan tangan dan kakiNya dipaku di palang penghinaan.

Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang dipaku karena kemalasan
manusia. Kaki kudusNya yang telah mengembara ke banyak tempat untuk
menolong orang, kini dipaku karena manusia sering melangkah ke tempat –
tempat hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran, ke tempat perjudian,
dan menjadi biang ketidakadilan.

Oh....manusia, mengapa kamu berbuat demikian kepadaKu ? Tidakkah kamu


tahu bahwa Aku ini Tuhanmu? “ Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak
tahu apa yang mereka perbuat.”

Saudara – saudaraku....

20
Memang jalan satu – satunya untuk menyelamatkan manusia adalah dengan
penderitaanNya di salib. Allah sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela
mengutus PuteraNya ke dunia. Betapa Tuhan baik kepada kita,....Sungguh
mengagumkan bagi kita.....Lalu bagaimana sikap kita dalam mengikuti jalan
salib PuteraNya itu ? Apakah kita termasuk dalam kelompok prajurit yang
bermain dadu untuk mengundi jubahNya ? Mulut mereka digenggam
kerakusan, kebencian dan dendam membara....Ataukah kita termasuk orang –
orang setia, seperti Maria BundaNya, Maria Magdalena dan Yohanes ?

Narator 2: Marilah berdoa :

Ya Yesus, tangan dan kakiMu dipaku karena dosa dan kesalahan kami.
Perbuatan dan tindakan kami yang jahat adalah paku – paku yang melukai dan
menembusi tanganMu. Semoga kami semakin sadar akan kekilafan dan
kalalaian kami sehari – hari....

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XII : YESUS WAFAT DI SALIB


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

(Instrument seram.....sayup – sayup ada instrument insilentio sambil dibacakan narator


berikut......)

Narator 1 :

Ketika mereka sampai di tempat yang bernama tengkorak, mereka


menyalibkan Yesus di situ dan juga kedua orang penjahat itu. Yang seorang di
sebelah kanan dan yang lainnya di sebelah kiri Yesus. Yesus, hati dan tindakan
kami begitu keras dan angkuh, bagaikan paku – paku yang menembusi kaki
dan tanganMu.

Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia


mengecapnya, Ia tidak mau minum. (Pemberian Anggur dilakonkan)

21
Pilatus menyuruh memasang sebuah tulisan di salib Yesus yang berbunyi Yesus
dari Nazareth Raja Orang Yahudi – INRI – Iesus Naserimus Rex Iudaorum
(Seorang membawa tulisan INRI, paku dan pemukul lalu dipasangnya tulisan
itu pada salib Yesus). Lalu muncullah orang Yahudi dan Farisi, datang
mengolok-olok Dia.

Orang Farisi : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia selamatkan.

Orang Yahudi : Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami dapat percaya !

Orang Farisi : Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib jikalau
Engkau sungguh – sungguh anak Allah !

Orang Yahudi : Selamatkanlah diriMu dan turunlah dari salib itu !

Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat

Orang banyak : (Terheran – heran sambil melihat satu sama lain)

Yesus: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?

Yesus : (Musik seram, ada hembusan angin...) Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan
hidup-Ku.......(disambung dengan bunyi menggelegar. Instrument In Silentio
sambil dibawakan sebuah puisi......Atau bisa juga ratapan dalam bahasa
daerah....)

Narator 2 (diiringi instrumen)

Golgota…. Golgota…..

Terbantai tubuh tak berdaya

Tersobek jantungnya wamar merah tua

Kedukaan itu sangat hebat

Dan di bawah palang hina

Berdiri Bunda Saksikan Putera

Anakku, Apa salahMu, mengapa mereka telah

MembunuhMu

22
Oh… Bunda Dukacita

Ini salah kami, Ini dosa kami.

Kamilah yang telah meludahi mukaNya

Menampar pipiNya

Merobek jubahNya suci

Golgota ! Golgota !

Terukir pualam cinta tetes darah hapuskan dosa

Mengalir mengalun bersama geliat tubuhMu

Golgota ! Golgota !

Saksikan cinta Tuhan

Terucap dari bibir tertampar serdadu bengis: Bapa Ampunilah mereka sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Dan di palang ini, Mazmur-mazmur cinta berkumandang.

Bapa, selesailah sudah.

(Lagu Oleh Koor)

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XIII : JENASAH YESUS DITURUNKAN DARI SALIB


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

(Adegan: Yohanes, Yusuf dari Arimatea & Nikodemus menurunkan jenazah Yesus lalu
membaringkan-Nya ke pangkuan Bunda Maria)

Narator 1 :

Sesudah itu, Yosef dari Arimatea, ia adalah murid Yesus tetapi sembunyi –
sembunyi karena takut kepada orang – orang Yahudi, meminta kepada Pilatus

23
supaya ia diperbolehkan menurunkan jenasah Yesus. Dan Pilatus meluluskan
permintaannya. Juga Nikodemus, datang ke tempat itu. Dialah mula – mula
datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak dan mur
serta gaharu. Kira – kira 50 kilo beratnya. Meraka mengambil jenasah Yesus,
mengapaninya dengan rempah – rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini
dibenarkan sabda Yesus bahwa benih yang ditanam harus mati dahulu agar
dapat menghasilkan buah.

Narator 2 : Marilah berdoa :

Ya Yesus, segala kesulitan kami merupakan juga benih yang suci, yang
menghasilkan buah yang melimpah. Karena itu, berikanlah kemampuan
kepada kami untuk memahami serta menemukan arti dari kesulitan – kesulitan
hidup kami.

P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

Perhentian XIV : YESUS DIMAKAMKAN


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu

U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Adegan: Nikodemus membalur tubuh Yesus dengan minyak wangi. Setelah itu Yohanes,
Yusuf dari Arimatea & Nikodemus membawa Yesus ke pemakaman. Adegan ini diiringi
instrument sedih. Setelah itu doa-doa penyerahan dibawakan.

Doa Penyerahan :

1. Doa Wakil SEKAMI


2. Doa Wakil OMK
3. Doa Wakil Orangtua

Narator :Marilah berdoa :

Tuhan Yesus, Engkau sendiri juga mau merasakan kegelapan makam


sebagaimana yang akan kami alami. Tiga hari lamanya Engkau berbaring di
dalam perut bumi sampai dengan saat kebangkitanMu. Menyaksikan

24
semuanya ini, kami teringat akan sabdaMu, “Biji gandum kalau tidak jatuh ke
tanah, ia akan tinggal sendirian saja. Tetapi kalau ia mati, ia akan berbuah
banyak.” Ditabur dalam kefanaan, dibangkitkan dalam keadaan baka. Ditabur
dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Semoga dengan jalan
salibMu ini, kami pun dikuatkan untuk memikul tanggung jawab atas hidup
kami di bumi ini. Teguhkanlah iman kami agar tetap setia dan percaya
kepadaMu. Dengan demikian akan hidup selalu dalam namaMu dan akhirnya
kami pun dapat turut bangkit bersama Dikau.....Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....

U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.

(Lagu Oleh Koor)

DOA PENUTUP (Oleh Narator Utama)

Marilah berdoa :

Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di bukit Golgota. Dari salibMu
yang suci akan Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi kami yang sedang
berziarah ini. Jalan salib ini masih akan kami lalui dalam hidup dan perjuangan
kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya bahwa pengorbanan dan
perjuangan kami di dunia akan mendapat kekuatan bila senantiasa
memandang pada salib suciMu. Engkau kami puji kini dan sepanjang masa......

Umat : Amin.

BERKAT PENUTUP

25

Anda mungkin juga menyukai