-Gerry Gobang-
Narator Utama: DALAM NAMA BAPA, DAN PUTERA DAN ROH KUDUS
Narator Utama :
Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun lalu. Tragedi Golgota adalah sebuah
sejarah yang layak disimak. Sebuah kisah yang patut ditulis ulang. Adalah suatu
kebenaran yang tak dapat disangkal, yakni peristiwa wafatnya Yesus Kristus merupakan
pengalaman yang paling tragis dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara
langsung ini, sangat menyentil perasaan manusiawi kita.
Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan Golgota, yang telah menyulam wajah
Kristus, yang carut-marut, berlumuran darah, marilah kita menatap dosa-dosa kita.
Karena dosa kitalah Dia datang. Karena kesalahan kitalah Ia wafat.
Mari menapak Jalan salib Tuhan yang adalah tanda solidaritas Allah akan penderitaan kita
manusia...
EPISODE GETSEMANI
Lagu/Koor : Aduh Bukit Zaitun (Atau lagu yang sesuai)
1
Menoreh tirai hati
Mendung menyelimuti
Suram wajah
Hati-Ku sedih
2
Yesus : Dengarlah hai kamu semua; banyak orang tak lagi mencintai kebenaran dan
keadilan. Karena itu Anak Manusia datang untuk mewartakan kebenaran dan
keadilan di tengah-tengah bangsa ini… Demi kebenaran dan keadilan itu, Anak
Manusia harus menanggung penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam
kepala, ahli-ahli taurat, lalu dibunuh, namun bangkit pada hari ketiga. Berdolah
kamu… marilah kita pergi.
Yohanes : Guru, ke manakah kita harus pergi ?
Petrus : Guru, sebentar lagi gelap akan menyelimuti daerah ini, sebaiknya kita tak
perlu pergi...
Yesus : Kita harus pergi ke Bukit Getzemani, di Bukit Zaitun. Dari sanalah awal
kesengsaraan dimulai; orang-orang berdosa akan menangkap dan menyeret
Anak Manusia untuk mati di kayu salib. Dan kamu semua akan terguncang
imanmu karena hal itu. Sebab ada tertulis… Aku akan membunuh gembala
dan kawanan domba itu akan tercerai berai.
Petrus : Guru, biarlah mereka tergoncang imannya karena Engkau! Aku sekali-kali
tidak!
Yesus : Aku berkata kepadamu, Petrus. Sesungguhnya malam ini, sebelum ayam
berkokok, engkau telah menyangkal aku tiga kali.
Narator 1 :
Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Yesus berjalan menyusur Lembah Sedron
menuju ke taman Getzemani. Yesus menuju ke taman duka cita, untuk memperbaiki lagi
dosa yang telah diperbuat manusia pertama oleh manusia pertama dalam taman
kenikmatan, Firdaus. Penghuni Yerusalem sedang tidur dengan nyenyaknya, mereka
tidak menduga tentang kejadian bersejarah yang sedang berlangsung di taman
Getzemani. Kesengsaraan Tuhan telah dimulai. Yesus masuk ke taman itu dengan
membawa Petrus dan kedua Anak Zebedeus. Adapun Yudas yang mengkhianati Yesus
juga mengetahui tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ bersama dengan
murid-murid-Nya.
(Yesus berjalan dengan sangat pelan. Terlukis kesedihan di wajah-Nya, sementara para
murid-Nya mengikuti dari belakang, sambil menolah ke kiri dan ke kanan karena ada
kecemasan di hati mereka, terutama Petrus.)
3
penderitaan yang membawa maut. Betapa tidak, sebagai Allah Ia sudah mengetahui
siksaan itu sebelumnya dan sebagai manusia Ia merasakan dalam hati-Nya segala
kengerian. Ia merasakan penghinaan dan kebengisan yang sudah mendekat. Ia melihat
serdadu-serdadu ganas yang mendaratkan tinju dan jotos di wajah-Nya. Ia melihat
mereka meludahi-Nya, menginjak-Nya, menderai-Nya, dan memahkotai-Nya dengan
mahkota duri. Ia merasakan deraan, paku-paku yang tajam, tali-temali dan beban salib
yang amat berat. Ia melihat Golgota…ya Golgota. Ia melihat diri-Nya digantung di salib,
diapiti dua penjahat. Ia melihat hujatan dari lautan manusia. Ia melihat penderitaan Ibu-
Nya di kaki salib... Tidaklah mengherankan kalau seluruh kodrat manusiawi-Nya merasa
ngeri atas semua penderitaan itu. Ia gemetar ketakutan. Dan ketika segala-galanya
seakan-akan sudah meninggalkan-Nya, bergaunglah seruan-Nya yang penuh duka cita :
”Bapa, kalau boleh jauhkanlah daripada-Ku penderitaan yang Aku harus alami ini.”
Yesus : (Berbicara kepada murid-murid-Nya) ”Tinggallah di sini dan berdoalah,
supaya kamu tidak jatuh ke dalam pencobaan.
(Adegan: Yesus mengambil jarak sedikit jauh dari murid-murid-Nya untuk
berdoa. Tangan kanan Yesus diangkat, tangan kiri-Nya melekat di dada.
Kemudian kedua tangan-Nya diangkat sampai selesai untuk berdoa dalam hati.
Lalu Yesus berkata :… )
Yesus : Jiwa-Ku sedih hingga mau mati rasanya. Ya Bapa… Aku berdoa kepada-Mu…
Bapa-Ku jikalau boleh, biarlah piala ini lalu daripada-Ku… (menundukkan
kepala) Tetapi bukan kehendak-Ku ya Bapa, melainkan kehendak-Mu…
Terjadilah!
(Adegan : Yesus bangun berdiri lalu mendapatkan tiga rasul-Nya yang sedang
tidur nyenyak. Ia menatap dalam dan segera membangunkan mereka.)
Yesus : “Petrus… Yohanes… Yakobus, bangunlah… (Petrus dan kedua murid
serentak bangun) memang bebanmu berat, tetapi tidak sanggupkah kamu
berjaga bersama-Ku satu jam saja ? Roh memang kuat tapi daging lemah. Kini
waktunya sudah tiba. Bangunlah orang yang menyerahkan aku sudah datang.
Yudas, Algoju, Orang Yahudi: (Berteriak, ribut, gaduh. Bawa tombak, obor dan tali).
Tangkap Yesus! Tangkap Yesus! Yesus, Kau penipu, Kau penghujat Allah!
Yudas : (Memberikan isyarat diam) Ssssttt… Lihat para pengikut Yesus itu, dan orang
yang kucium itulah dia dan bawalah dia dengan selamat. (Semua berteriak
riuh)
Yakobus : Ada apa ini, mengapa ribut-ribut begini? (Murid- murid ketakutan)
4
Yesus : Putera Manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa. Lihatlah, orang
yang mengkhianati Aku sudah dekat.
Yudas : (Maju mendekati Yesus dan berkata) Salam hai Guru! (lalu Yudas mencium
Yesus)
Yesus : Hai sahabat, untuk inikah engkau datang? Yudas, engkau menyerahkan Anak
Manusia dengan ciuman. Betapa kejamnya engkau. Adalah lebih baik jika
engkau tidak dilahirkan ke dunia ini. (lalu Yesus berpaling kepada gerombolan
orang dan berkata)
Yesus : Akulah Dia, yang kamu cari. (Mereka semua mundur dan rebah ke tanah.
Yesus mendekati mereka dan berkata)
Yesus : Telah Aku katakan, Akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari biarlah mereka pergi.
(Adegan: para murid nampak kebingungan, sedang Algojo dan Orang Yahudi
segera menangkap dan membelenggu Yesus, mengikatnya dengan tali dan
menyeret-Nya. Melihat itu, Petrus lalu menghunus pedangnya dan memotong
telinga Maltus, seorang hamba Imam besar, hingga putus)
Yesus : (Kepada Petrus) Petrus, sarungkanlah pedangmu itu. Sebab barang siapa
menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kau sangka, bahwa Aku
tak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya ia mengirim lebih dari dua belas
pasukan Malaikat membantu Aku!
Yesus : (Kepada algoju dan orang Yahudi) Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu
datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari aku duduk
mengajar di Bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku!
Algoju, orang Yahudi : (Menangkap dan mengikat Yesus. Dan Berteriak sambil terus
menyeret Yesus) Yesus, kau penipu, kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh!
Siksa Dia!
5
(Adegan : Setelah itu, serdadu langsung membawa Yesus ke tempat
pengadilan)
EPISODE PENGADILAN
(Musik instrument, sambil para prajurit menggiring Yesus menuju Kayafas.... Pada
perhentian pertama, telah ada Imam Besar Kayafas dengan pakaian kebesarannya. Di
sampingnya ada gambar perhentian pertama)
Narator 1 :
Yesus diseret ke pengadilan. Di sana telah menanti Imam Besar Kayafas. Namun,
Yesus bagai domba yang diam membisu ketika dihantar ke tempat pembantaian. Ia
dianiaya, tetapi itu ditanggungnya dengan sabar, tanpa membuka mulutnya. Ia
membiarkan dirinya digolongkan di antara kaum durjana, sebab itu ia memikul kejahatan
banyak orang dan berdoa bagi orang-orang berdosa.
(Koor : Lagu Yesus Tuhanku Atau lagu Lain yang sesuai)
Kau,
Di sana, ditelinga-Mu
6
Yang telah bertahun–tahun menjebak kebenaran
Pilatus,
Kayafas : (Tertawa sinis) Oh… ya! Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang
harus bertemu. Yesus… Benarkah Engkau ini Mesias?
Yesus : Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tak percaya. Tetapi
mulai dari sekarang, Anak Manusia sudah duduk di samping kanan Allah Bapa
Yang Mahakuasa.
Kayafas : Apa? Apa katamu, Yesus? Hai kalian (kepada orang-orang yang hadir)
tidakkah kalian mendengarkan sebuah penghojatan? Karena itu saudara-
saudaraku adalah lebih berguna jikalau seorang mati untuk seluruh bangsa!
Orang Yahudi : (satu orang) Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus
membunuhNya. Ia layak untuk dihukum mati.
7
Kayafas : (Berkata kepada pengawal dan Orang Yahudi) Serahkanlah dan bawalah Dia
kepada Pilatus.
8
Orang Yahudi : Tidak !! Tidak !!! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Dia ini penghasut,
penghujat. Dia harus dihukum, kalau tidak engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Orang Yahudi (satu Orang) ; Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat, apakah
dia harus dibebaskan?
Pilatus : Orang apakah Dia ini?
Kayafas : Galilea!!
Pilatus : Bukankah Herodes ada di kota ini. Bawalah Dia ke Herodes.
(Adegan : Yesus diseret menuju Istana Raja Herodes. Orang-orang Yahudi tetap
bersorak-sorai)
Herodes : (Tertawa) Kini aku baru bertemu dengan kau yang namanya Yesus itu. Ehhh.
Yesus, Sang pembuat mukjizat, buatlah mukjizat-mukjizat-Mu di hadapanku,
kalau Engkau sungguh-sungguh Messias !
Herodes : Mengapa kau diam. Ayo siksa dia biar dia mau bicara !!
Pengawal : Hormatku padamu hai Raja orang Yahudi! (Menampar Yesus) Coba
bernubuatlah siapa yang menamparmu? (Para pengawal lain mengolok-
olokkan Dia)
Herodes : Bawa Dia kembali kepada Pilatus!!!
9
Pilatus : (melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua
tangannya di hadapan banyak orang dan berkata): Aku tidak bersalah atas
darah orang ini. Itu urusan kamu sendiri. Adililah Dia menurut hukummu.
(Pilatus berkata sambil menujuk kepada Yesus) Ambillah Dia....!
Orang Yahudi : Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang Yahudi : (Berteriak) Salibkanlah dia ! Salibkan Dia !!
Serdadu : (Menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus dan memberikan pakaian jubah
ungu sambil maju dan berkata...) Salam Hai Raja Orang Yahudi....(lalu
menampar Yesus)
Serdadu : (Sambil mengejek Yesus) Heeh Messias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya
kami semua percaya.. Ayo, bawa salib nya.
Narator 1 :
10
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, jadikanlah kami hamba dan pengikutMu yang setia, terutama tenaga
dan pengorbanan kami yang sangat dibutuhkan bagi Gereja, keluarga dan
masyarakat kami. Kuatkanlah niat dan keberanian kami untuk tidak melarikan
diri dari tanggung jawab yang harus kami pikul.
Narator 1 :
11
kesalahan dan kedosaan kita ?” Bumi takkan menangis jika kita terantuk dan
jatuh. Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.
Ya Yesus, hampir setiap kesusahan kami rasakan terlalu berat. Namun kami
percaya kelemahan itu akan kami atasi dengan kekuatanMu.
(Yesus melanjutkan perjalanan. Bunda Maria, Maria Magdalena & Yohanes bersiap-siap)
Bunda...
12
Belati duka menikam wajahmu pasrah
Bunda...
13
dalam masa penderitaan ini, mereka dapat mendidik anak – anak mereka
mengikuti jalan kebenaran, mengikuti jalan terang dan jalan surgawi.
(Adegan: Serdadu menarik Simon dan memaksanya untuk memanggul salib Yesus)
Serdadu 1 : Heyy.. tidakkah engkau liat orang itu sudah letih sekali. Carikan orang lain
untuk membantunya. !!
Simon (kepada Yesus) : Guru, aku aku hendak membantumu, ampunilah aku sebab aku
tidak layak berada di dekatMu.
Narator 1 :
Yesus kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup lagi untuk
memanggul salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah seorang yang bernama
Simon dari Kirene yang baru pulang dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di
atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.
14
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti dia atau menolak dia.
Dengan hati yang lembut, Yesus berdiri di pintu hati kita. Ia mengetuk dan
meminta jawaban dari kita. Memilih Yesus berarti harus menyangkal diri dan
memikul salib. Apakah kita mampu ?
Ya Tuhan, tolonglah kami, untuk selalu mengingat bahwa kami telah Kau pilih
untuk melayani dan mengasihi sesama serta memampukan kami dengan
kekuatanMu untuk mewujudkannya.
Veronika : (berlari mendekati Yesus) Ohh. Tuhanku… (sambil mengusap wajah Yesus.
Setelah itu menunjukkan wajah Yesus pada kain)
Narator 1 :
15
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Tuhan, kadang kala kami takut dan malu untuk berbuat baik. Kami tidak
berani mewartakan cinta kasih kepada sesama. Semoga hati dan perbuatan
kami bersatu dan sesuai dengan rencanaMu untuk menolong orang lain yang
ditimpah kesusahan.
Simon telah memohon diri dan kini Yesus seorang diri memikul beratnya salib
kayu. Ia ditikam karena kedurhakaan kita. Dan dihancurkan karena kejahatan
kita. Siksaan yang menimpahNya membawa perdamaian untuk kita, dan kita
sembuh berkat bilur – bilur tubuhNya. Kita semua bagaikan domba yang hilang
dan tersesat, masing – masing menempuh jalannya sendiri. Tetapi kepada Dia,
Tuhan menimpahkan segala kesalahan kita semua, Ia dianiaya dan Ia pun
tunduk, dan tidak membuka mulutNya. Bagaikan domba yang diam tak
mengembik bila dicukur. Seperti anak domba yang dihantar ke pembantaian,
demikian pun Ia tidak membuka mulutNya. Yesus jatuh ke tanah lagi, karena
orang tidak ingat akan kebaikanNya terhadap mereka. Namun cinta kasihNya
tidak hilang. Sebab itu, segera Ia bangun...
16
Narator 2 : Marilah berdoa :
Ya Yesus, buatlah hati kami untuk selalu peka dan terdorong untuk dapat
menerima segala kesusahan. Berilah supaya kami dapat membantu sesama
kami yang menderita dengan cara kami sendiri. Berilah kami hati yang rela
untuk membantu sesama kami.
Narator 1 :
Yesus : Jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak – anakmu.
Narator 2 :
Dengan ini, Yesus menunjukkan bahwa karya amal lebih berharga dari pada
kata – kata dan air mata. Lebih baik merubah diri dari pada menangisi dosa
kita.
17
Perhentian IX : YESUS JATUH KETIGA KALINYA DI BAWAH SALIB
P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu
Serdadu (menendang Yesus dengan keras sehingga Yesus jatuh) : Ha..ha..ha… Ayo
bangun… tempat kematianmu sudah dekat..
Narator 1 :
Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Ia tetap bangkit dan
berdiri untuk melanjutkan perjalananNya. Ia harus terus berjuang untuk
mencapai tujuan. Maka dalam kehidupan, ketika kita menghadapi berbagai
tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang perkasa, kita tidak boleh
pernah menyerah sekalipun harus jatuh – bangun....
Narator 2 :
Marilah berdoa :Tuhan Yesus, karena kasihMu kepada Bapa dan kepada kami,
Engkau harus menderita hingga jatuh berulang – ulang. Anugerahkanlah Roh
kekuatan kepada kami agar kami mampu bangkit dari kelemahan kami untuk
terus berjuang menerjang tantangan hidup ini.
(Setting: siapkan 3 batang salib, 2 salib dalam keadaan tertanam, sudah ada Kosmas &
Dismas. Bunda Maria, Maria Magdalena, Yohanes dan Wanita-wanita peratap telah siap-
18
siap berdiri di sebelah kiri salib Yesus. Orang-orang Yahudi, Imam Agung, Imam-imam
Kepala, Ahli-ahli Taurat & Orang-orang Farisi berdiri di sisi sebaliknya. Siapkan papan
tulisan INRI, palu dan paku-paku)
Narator 1 :
Serdadu : Salam haii Raja… (kemudian menarik dengan kasar pakaian Yesus)
Kepala pasukan : (menangkap jubah yang dilemparkan serdadu) baiklah kita undi saja,
siapa yang akan mendapat jubah raja ini (tertawa mengolok)
Narator 1 :
19
Ya Bapa, beranikanlah kami untuk mengorbankan harta kekayaan,
kehormatan, wibawa dan jabatan demi menjunjung tinggi keadilan dan
kebenaran yang dibutuhkan bagi keselamatan umat manusia.
Serdadu : (membawa paku dan palu) : He…. Yesus, sekarang rasakan paku-paku ini akan
menembus tangan dan kakiMu.
Yesus (Mengerang kesakitan saat paku menembus tangan dan kakinya) : Ahhh…..
Narator 1 :
Puncak Golgota sudah didaki oleh Putera Manusia. Dan kini, tiba saatnya Dia
akan dibantai di mimbar salib. Keringat bercucuran membasahi tubuh. Dan
darah meleleh seakan meminta dikasihi oleh mahklukNya. Namun mahklukNya
tega membiarkan tangan dan kakiNya dipaku di palang penghinaan.
Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang dipaku karena kemalasan
manusia. Kaki kudusNya yang telah mengembara ke banyak tempat untuk
menolong orang, kini dipaku karena manusia sering melangkah ke tempat –
tempat hina, ke ladang korupsi, ke tempat pelacuran, ke tempat perjudian,
dan menjadi biang ketidakadilan.
Saudara – saudaraku....
20
Memang jalan satu – satunya untuk menyelamatkan manusia adalah dengan
penderitaanNya di salib. Allah sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela
mengutus PuteraNya ke dunia. Betapa Tuhan baik kepada kita,....Sungguh
mengagumkan bagi kita.....Lalu bagaimana sikap kita dalam mengikuti jalan
salib PuteraNya itu ? Apakah kita termasuk dalam kelompok prajurit yang
bermain dadu untuk mengundi jubahNya ? Mulut mereka digenggam
kerakusan, kebencian dan dendam membara....Ataukah kita termasuk orang –
orang setia, seperti Maria BundaNya, Maria Magdalena dan Yohanes ?
Ya Yesus, tangan dan kakiMu dipaku karena dosa dan kesalahan kami.
Perbuatan dan tindakan kami yang jahat adalah paku – paku yang melukai dan
menembusi tanganMu. Semoga kami semakin sadar akan kekilafan dan
kalalaian kami sehari – hari....
Narator 1 :
21
Pilatus menyuruh memasang sebuah tulisan di salib Yesus yang berbunyi Yesus
dari Nazareth Raja Orang Yahudi – INRI – Iesus Naserimus Rex Iudaorum
(Seorang membawa tulisan INRI, paku dan pemukul lalu dipasangnya tulisan
itu pada salib Yesus). Lalu muncullah orang Yahudi dan Farisi, datang
mengolok-olok Dia.
Orang Farisi : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia selamatkan.
Orang Yahudi : Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami dapat percaya !
Orang Farisi : Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib jikalau
Engkau sungguh – sungguh anak Allah !
Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat
Yesus : (Musik seram, ada hembusan angin...) Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan
hidup-Ku.......(disambung dengan bunyi menggelegar. Instrument In Silentio
sambil dibawakan sebuah puisi......Atau bisa juga ratapan dalam bahasa
daerah....)
Golgota…. Golgota…..
MembunuhMu
22
Oh… Bunda Dukacita
Menampar pipiNya
Golgota ! Golgota !
Golgota ! Golgota !
Terucap dari bibir tertampar serdadu bengis: Bapa Ampunilah mereka sebab mereka
tidak tahu apa yang mereka perbuat.
(Adegan: Yohanes, Yusuf dari Arimatea & Nikodemus menurunkan jenazah Yesus lalu
membaringkan-Nya ke pangkuan Bunda Maria)
Narator 1 :
Sesudah itu, Yosef dari Arimatea, ia adalah murid Yesus tetapi sembunyi –
sembunyi karena takut kepada orang – orang Yahudi, meminta kepada Pilatus
23
supaya ia diperbolehkan menurunkan jenasah Yesus. Dan Pilatus meluluskan
permintaannya. Juga Nikodemus, datang ke tempat itu. Dialah mula – mula
datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak dan mur
serta gaharu. Kira – kira 50 kilo beratnya. Meraka mengambil jenasah Yesus,
mengapaninya dengan rempah – rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini
dibenarkan sabda Yesus bahwa benih yang ditanam harus mati dahulu agar
dapat menghasilkan buah.
Ya Yesus, segala kesulitan kami merupakan juga benih yang suci, yang
menghasilkan buah yang melimpah. Karena itu, berikanlah kemampuan
kepada kami untuk memahami serta menemukan arti dari kesulitan – kesulitan
hidup kami.
Adegan: Nikodemus membalur tubuh Yesus dengan minyak wangi. Setelah itu Yohanes,
Yusuf dari Arimatea & Nikodemus membawa Yesus ke pemakaman. Adegan ini diiringi
instrument sedih. Setelah itu doa-doa penyerahan dibawakan.
Doa Penyerahan :
24
semuanya ini, kami teringat akan sabdaMu, “Biji gandum kalau tidak jatuh ke
tanah, ia akan tinggal sendirian saja. Tetapi kalau ia mati, ia akan berbuah
banyak.” Ditabur dalam kefanaan, dibangkitkan dalam keadaan baka. Ditabur
dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Semoga dengan jalan
salibMu ini, kami pun dikuatkan untuk memikul tanggung jawab atas hidup
kami di bumi ini. Teguhkanlah iman kami agar tetap setia dan percaya
kepadaMu. Dengan demikian akan hidup selalu dalam namaMu dan akhirnya
kami pun dapat turut bangkit bersama Dikau.....Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
Marilah berdoa :
Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di bukit Golgota. Dari salibMu
yang suci akan Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi kami yang sedang
berziarah ini. Jalan salib ini masih akan kami lalui dalam hidup dan perjuangan
kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya bahwa pengorbanan dan
perjuangan kami di dunia akan mendapat kekuatan bila senantiasa
memandang pada salib suciMu. Engkau kami puji kini dan sepanjang masa......
Umat : Amin.
BERKAT PENUTUP
25