Anda di halaman 1dari 10

OMK ST YOSEF KISOL

Senin, 23 Februari 2015


TEKS TABLO

Jalan salib solidaritas


Gerry Gobang

Narator Utama :
Saudara / i, umat Allah, peziarah yang terkasih....
Kisah Golgota adalah kisah tragis 2000-an tahun lalu. Tragedi Golgota adalah sebuah sejarah
yang layak disimak. Sebuah kisah yang patut ditulis ulang. Adalah suatu kebenaran yang tak
dapat disangkal, yakni peristiwa wafatnya Yesus Kristus merupakan pengalaman yang paling
tragis dalam hidupNya. Peristiwa yang tidak kita alami secara langsung ini, sangat menyentil
perasaan manusiawi kita.
Saudara – saudariku yang terkasih....
Sambil menatap bayangan Zaitun dan kenangan Golgota, yang telah menyulam wajah
Kristus, yang carut – marut, berlumuran darah, marilah kita menatap dosa – dosa kita.
Karena dosa kitalah, Dia datang. Karena kesalahan kitalah, Ia wafat....
Mari menapak Jalan salib Tuhan yang adalah tanda solidaritas Allah akan penderitaan
manusia...

Yesus : Dengarlah hai kamu semua; banyak orang tak lagi mencintai kebenaran dan keadilan.
Karena itu anak manusia datang untuk mewartakan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah
bangsa ini…. Demi kebenaran dan keadilan itu, Anak Manusia harus menanggung
penderitaan, ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, ahli-ahli taurat, lalu dibunuh, namun
bangkit pada hari ketiga. Berdolah kamu….. marilah kita pergi.
Yohanes : Guru, kemanakah kita harus pergi ?
Petrus : Guru, sebentar lagi gelap akan menyelimuti daerah ini, sebaiknya kita tak perlu pergi.

Yesus : Kita harus pergi ke Bukit Getzemani, di Bukit Zaitun. Dari sanalah awal kesengsaraan
dimulai; orang-orang berdosa akan menangkap dan menyeret Anak Manusia untuk mati di
kayu salib. Dan kamu semua akan terguncang imanmu karena hal itu. Sebab ada tertulis ….
Aku akan membunuh gembala dan kawanan domba itu akan tercerai berai.
Petrus : Guru, biarlah mereka tergoncang imannya karena Engkau ! Aku sekali-kali tidak !
Yesus : Aku berkata kepadamu, Petrus. Sesungguhnya malam ini, sebelum ayam berkokok, engkau
telah menyangkal aku tiga kali.
Narator 1 : Kegelapan menyelimuti kota Yerusalem. Yesus berjalan menyusur Lembah Sedron
menuju ke taman Getzemani. Yesus menuju ke taman duka cita, untuk memperbaiki lagi dosa
yang telah diperbuat manusia pertama oleh manusia pertama dalam taman kenikmatan,
firdaus. Penghuni Yerusalem sedang tidur dengan nyenyaknya, mereka tidak menduga
tentang kejadian bersejarah yang sedang berlangsung di taman Getzemani. Kesengsaraan
Tuhan telah dimulai. Yesus masuk ke taman itu dengan membawa Petrus dan kedua Anak
Zebedeus. Adapun Yudas yang mengkhianati Yesus juga mengetahui tempat itu, karena
Yesus sering berkumpul di situ bersama dengan murid-muridNya.
(Yesus berjalan dengan sangat pelan. Terlukis kesedihan di wajahnya, sementara para
muridnya mengikuti dari belakang, sambil menolah ke kiri dan ke kanan karena ada
kecemasan di hati mereka, terutama Petrus)

Narator 2 : (Dengan Iringan instrumen sengsara)


“Lihatlah manusia ini”. Di sini, di tempat ini, suatu rahasia abadi terjadi, suatu misteri
sepanjang abad terbukti. Di taman Getzemani, Yesus sudah mengalami penderitaan yang
membawa maut. Betapa tidak, sebagai Allah Ia sudah mengetahui siksaan itu sebelumnya dan
sebagai manusia ia merasakan dalam hatinya segala kengerian. Ia merasakan penghinaan dan
kebengisan yang sudah mendekat. Ia melihat serdadu-serdadu ganas yang mendaratkan tinju
dan jotos di wajahnya. Ia melihat mereka meludahinya, menginjaknya, menderainya, dan
memahkotainya dengan mahkota duri. Ia merasakan deraan, paku-paku yang tajam, tali
temali dan beban salib yang amat berat. Ia melihat Golgota…… ya Golgota. Ia melihat
dirinya digantung di salib, diapiti dua penjahat. Ia melihat hujatan dari lautan manusia. Ia
melihat penderitaan Ibunya di kaki salib …. Tidaklah mengherankan kalau seluruh kodrat
manusiawinya merasa ngeri atas semua penderitaan itu. Ia gemetar ketakutan. Dan ketika
segala-galanya seakan-akan sudah meninggalkannya, bergaunglah seruannya yang penuh
duka cita : “Bapa, kalau boleh jauhkanlah dari padaKu penderitaan yang Aku harus alami
ini.”
Yesus : (Berbicara kepada murid-muridNya) “Tinggalah di sini dan berdoalah, supaya kamu tidak
jatuh ke dalam percobaan.
(Adegan: Yesus mengambil jarak sedikit jauh dari murid-muridNya untuk berdoa. Tangan
kanan Yesus diangkat, tangan kirinya melekat di dada. Kemudian kedua tangannya diangkat
sampai selesai untuk berdoa dalam hati. Lalu Yesus berkata :…. )
Yesus : Jiwaku sedih hingga mau mati rasanya. Ya Bapa…. Aku berdoa kepadamu….. Bapaku
jikalau boleh, biarlah piala ini lalu dari padaku…. (menundukkan kepala)…. Tetapi bukan
kehendakKu ya Bapa, melainkan kehendakMu …. Terjadilah !
(Adegan : Yesus bangun berdiri lalu mendapatkan tiga rasulnya yang sedang tidur nyenyak.
Ia menatap dalam dan segera membangunkan mereka )
Yesus : “Petrus….. Yohanes….. Yakobus bangunlah ….. (Petrus dan kedua murid serentak
bangun) memang bebanmu berat, tetapi tidak sanggupkah kamu berjaga bersamaku satu jam
saja ? Roh memang kuat tapi daging lemah. Kini waktunya sudah tiba. Bangunlah orang yang
menyerahkan aku sudah datang.
Yudas, Algoju, Orang Yahudi : (Berteriak, ribut, gaduh. Bawa tombak, obor dan tali). Tangkap
Yesus ! Tangkap Yesus ! Yesus, kau penipu, Kau penghujat Allah !
Yudas: (Memberikan isyarat diam) Ssssttt…. Lihat para pengikut Yesus itu, dan orang yang kucium
itulah dia dan bawalah dia dengan selamat. Semua berteriak riuh)
akobus : Ada apa ini, mengapa ribut – ribut begini ? ( Murid - murid ketakutan )
Yesus : Putera Manusia akan diserahkan ke tangan orang berdosa. Lihatlah, orang yang
mengkhianati Aku sudah dekat.
Yudas : ( Maju mendekati Yesus dan berkata) Salam hai Guru….! (lalu Yudas mencium Yesus)
Yesus : Hai sahabat, untuk inikah engkau datang ? Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia
dengan ciuman. Betapa kejamnya engkau. Adalah lebih baik jika engkau tidak dilahirkan ke
dunia ini. (lalu Yesus berpaling kepada gerombolan orang dan berkata)
Yesus : Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Yesus : Akulah Dia, yang kamu cari. ( Mereka semua mundur dan rebah ke tanah. Yesus
mendekati mereka dan berkata )
Yesus : Bangunlah…. Siapakah yang kamu cari ?
Orang Yahudi : Yesus dari Nazareth ( 2 X )
Yesus : Telah aku katakan, akulah Dia. Jika Aku yang kamu cari biarlah mereka pergi.
(Adegan : para murid nampak kebingungan, sedang Algojo dan Orang Yahudi segera
menangkap dan membelenggu Yesus, mengikatnya dengan tali dan menyeretNya. Melihat itu,
Petrus lalu menghunus pedangnya dan memotong telinga Maltus, seorang hamba Imam
besar, hingga putus)
Yesus : (Kepada Petrus) Petrus, sarungkanlah pedangmu itu. Sebab barang siapa menggunakan
pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kau sangka, bahwa Aku tak dapat berseru kepada
Bapaku, supaya ia mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku !
(Adegan: Lalu Yesus mengambil telinga orang itu lalu menyambungnya kembali)
Yesus : (Kepada algoju dan orang Yahudi) Sangkamu Aku ini penyamun, maka kamu datang
lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari aku duduk mengajar di Bait
Allah, dan kamu tidak menangkap Aku !
Algoju, orang Yahudi :(Menangkap dan mengikat Yesus. Dan Berteriak sambil terus menyeret
Yesus) Yesus, kau penipu, kau penghujat Allah! Kau harus dibunuh ! Siksa Dia !
(Adegan : Setelah itu, serdadu langsung membawa Yesus ke tempat pengadilan)

EPISODE PENGADILAN

( Musik instrument, sambil para prajurit menggiring Yesus menuju Kayafas....Pada


perhentian pertama, telah ada Imam Besar Kayafas dengan pakaian kebesarannya.
Disampingnya ada gambar perhentian pertama )

Perhentian I : YESUS DIHUKUM MATI


Narator 1 :
Yesus diseret ke pengadilan. Di sana telah menanti Imam Besar Kayafas. Namun, Yesus
bagai domba yang diam membisu ketika dihantar ke tempat pembantaian. Ia dianiaya, tetapi
itu ditanggungnya dengan sabar, tanpa membuka mulutnya. Ia membiarkan dirinya
digolongkan di antara kaum durjana, sebab itu ia memikul kejahatan banyak orang dan
berdoa bagi orang-orang berdosa.
(Koor : Lagu Yesus Tuhanku Atau lagu Lain yang sesuai)
Narator 2 : Balada Pengadilan

Kayafas : (tertawa sinis) : Oh… ya ! Sudah lama aku menantimu Yesus. Kita memang harus
bertemu. Yesus…. Benarkah Engkau ini Messias ?
Yesus : Sekalipun Aku mengatakan kepadamu, namun kamu tak percaya. Tetapi mulai dari
sekarang, Anak Manusia sudah duduk di samping kanan Allah Bapa yang mahakuasa.
Kayafas : Apa..? Apa katamu, Yesus…? Hai kalian (kepada orang-orang yang hadir) tidakkah
kalian mendengarkan sebuah penghojatan ? Karena itu saudara-saudaraku adalah lebih
berguna jikalau seorang mati untuk seluruh bangsa !
Orang Yahudi (satu orang) : Sekarang Dia telah ada di tangan kita, kita harus membunuhNya. Ia
layak untuk dihukum mati.
Orang Yahudi : (bersorak) : salibkan Dia… salibkan dia.
Kayafas : (berkata kepada pengawal dan Orang Yahudi) : Serahkanlah dan bawalah dia kepada
Pilatus.

(Adegan : Yesus diseret secara paksa menuju istana Pilatus. Sesampainya di Istana
Pilatus, Orang Yahudi dan para pengawal berteriak)

Orang Yahudi : Hidup Pilatus !! Hidup Sahabat Kaisar !!!


(Adegan: Pilatus nampak heran bercampur bingung melihat orang-orang datang kepadanya
sambil membawa Yesus)
Pilatus : Saudara-saudara apa tuduhanmu terhadap orang ini !!1
Orang Yahudi : Orang ini mengaku dirinya raja, dan mengacaukan rakyat dengan ajaran
sesatnya !
Pilatus : (Kepada Yesus) Tidakkah Engaku dengar, betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini
terhadapMu ? Benarkah Engkau ini raja ?
Yesus : Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri, ataukah ada orang lain yang
mengatakan kepadamu tentang Aku ?
Pilatus : Apakah Engkau kira aku ini seorang Yahudi ? Bangsamu sendiri dan Imam-imam
kepalamu sendirilah yang menyerahkan Engkau kepadaku. Apa yang telah Engkau perbuat?
Yesus : KerajaanKu bukan dari dunia ini, jika kerajaanKu dari dunia ini pasti hamba-hambaku
telah melawan supaya aku jangan diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Akan tetapi
kerajaanku bukan dari sini.
Pilatus : Jadi… Engkau adalah Raja ?
Yesus : Engkau sendirilah yang mengatakan bahwa Aku adalah Raja.
Pilatus : (sambil berdiri) Siapa yang kamu kehendaki, supaya aku membebaskan bagimu : Barabas
atau Yesus yang kamu sebut Kristus ?
Orang Yahudi : Barabas !! Barabas !!! Barabas !!! Bebaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Jika demikian, apa yang kuperbuat dengan Yesus yang disebut Kristus ini ?
Serdadu dan Orang Yahudi : Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Tetapi kejahatan apa yang telah dilakukannya ?
Serdadu dan Orang Yahudi : Salibkan Dia !! Salibkan Dia !!!! Lepaskan Barabas bagi kami !!
Pilatus : Yesus ! Apa yang Kau ajarkan ? Apakah Engkau sunggguh-sungguh Raja Orang
Yahudi ?
Orang Yahudi : Tidak !! Tidak !!! Penguasa kami hanyalah Kaisar. Dia ini penghasut, penghujat.
Dia harus dihukum, kalau tidak engkau bukanlah sahabat Kaisar.
Orang Yahudi (satu Orang) ; Dia mengaku dirinya Raja dan mengacaukan rakyat, apakah dia
harus dibebaskan.. ?
Pilatus : Orang apakah Dia ini ?
Kayafas : Galilea !!
Pilatus : Bukankah Herodes ada di kota ini. Bawalah Dia ke Herodes.
(Adegan : Yesus diseret menuju Istana Raja Herodes. Orang-orang Yahudi tetap bersorak-sorai)
Herodes : (Tertawa) Kini aku baru bertemu dengan kau yang namanya Yesus itu. ! Ehhh. Yesus
Sang pembuat mukjizat, buatlah mukjizat-mukjizarmu di hadapanku, kalau engkau sungguh-
sungguh Mesias !
Herodes : Mengapa kau diam. Ayo siksa dia biar dia mau bicara !!
Pengawal : Hormatku padamu hai Raja orang Yahudi ! (menampar Yesus) Coba bernubuatlah
siapa yang menamparmu ? (Para pengawal lain mengolok-olokkan Dia)
Herodes : Bawa Dia kembali kepada Pilatus !!!

(Adegan : Yesus kembali dibawa kepada Pilatus)


Narator 1 : Yesus kembali dibawa ke Pilatus. Sejarah kesengsaraan Kristus dapat mengangkat ke
permukaan, berapa banyak kebencian dan kedurhakaan dapat terpendap di dalam hati
manusia. Berapa banyak kejahatan dan sikap tidak tahu terima kasih mengalir di dalamnya.
Kristus di depan Pilatus. Suatu adegan yang memprihatinkan terjadi di tempat ini lagi….
Istri Pilatus : (Mendekati Pilatus dan menyampaikan mimpi semalam kepada Pilatus) :….. Jangan
engkau mencampur perkara orang benar ini, sebab karena Dia, aku menderita dalam mimpiku
malam tadi.
Pilatus : Aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini. Aku akan mencambuk dan
menyiksa Dia setelah itu Dia akan kubiarkan pergi.
Orang Yahudi :(Berteriak....) Salibkanlah Dia....Salibkanlah Dia.... Kami mempunyai hukum dan
menurut hukum itu, Ia harus mati sebab Ia menganggap diriNya sebagai Anak Allah. Jika
tuan membebaskan Dia, tuan bukanlah sahabat Kaiser. Setiap orang yang menganggap
dirinya raja, ia melawan Kaiser. Enyalah Dia,.......Salibkanlah Dia.....
Pilatus : (melihat usahanya sia-sia untuk membebaskan Yesus, Pilatus mencuci kedua tangannya
di hadapan banyak orang dan berkata ) : Aku tidak bersalah atas darah orang ini. Itu urusan
kamu sendiri. Adililah Dia menurut hukummu. (Pilatus berkata sambil menujuk kepada
Yesus) Ambillah Dia....!
Orang Yahudi : Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.
Orang Yahudi (Berteriak) : Salibkanlah dia ! Salibkan Dia !!

Perhentian II : YESUS MEMANGGUL SALIBNYA (Masih di tempat yang sama)

Serdadu : (Menaruh mahkota duri di atas kepala Yesus dan memberikan pakaian jubah ungu
sambil maju dan berkata...) Salam Hai Raja Orang Yahudi....( lalu menampar Yesus )
Serdadu : (Sambil mengejek Yesus) Heeh Messias, ayo sekarang buatlah mukjizat, supaya kami
semua percaya.. Ayo, bawa salib nya.
Narator 1 :
Dengan penuh kerelaan Yesus mengulurkan tanganNya dan menerima salib yang
berat itu. Ia hanya berdiam diri tetapi berteguh hati untuk menerima keputusan yang tidak
adil itu. Betapa kita kerap kali merasa tidak senang bahkan mengeluh bila suatu saat kita
mendapat salib kecil dalam kehidupan kita, semisal penyakit, kegagalan dalam studi,
kegagalan dalam pekerjaan, kegagalan dalam bercinta, kesalahpahaman dalam pergaulan
serta kemiskinan materi. Bukankah Yesus pernah bersabda, “Barangsiapa ingin menjadi
muridKu, ia harus berani menyangkal diri serta memanggul salibnya setiap hari dan
mengikuti Aku” Betapa sering kita melarikan diri dari resiko hidup ini, lebih sering kita
mencari sesuatu dalam kenikmatan daging dari pada harus berkeringat dan berjuang dengan
tabah hati.
Narator 2 : Marilah berdoa :

( Selanjutnya Yesus mulai memanggul salib adan berjalan. Hingga jatuh)

Perhentian III : YESUS JATUH DI


BAWAH SALIB
Serdadu 1 : Hai bangsat …… ayo bangun…. !
Serdadu 2 : Ha..ha..ha.. Raja Bangsa Yahudi terjatuh… (tertawa)
Narator 1 :
Dengan sesungguhnya kelemahan – kelemahan kitalah yang ditanggungNya dan
segala dukacita kitalah yang dipanggulNya. Ia telah merendahkan diriNya dan taat sampai
mati, bahkan sampai mati dikayu salib. Itulah sebabnya Allah telah meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama, supaya dalam Yesus bertekuk lututlah
segala yang ada di langit dan yang ada di bawah bumi.
Sesudah jatuh, Yesus segera bangun kembali. Tenaga manusiawiNya sudah sangat lemah.
Maka sebenarnya salib tak dapat dipikulNya lagi. Hanya karena kasih dan cinta-Nyalah yang
mendorongNya untuk tetap tabah.
Jatuh adalah pengalaman yang menyakitkan sekaligus memalukaan. Sekian sering kita juga
terus jatuh pada kesalahan dan dosa yang sama. Satu pertanyaan untuk kita renungkan, “
Bersediakah kita bangun lagi dari kesalahan dan kedosaan kita ?” Bumi takkan menangis jika
kita terantuk dan jatuh. Namun ia akan meneteskan air mata jika kita tak mau bangun.

Perhentian IV : YESUS BERJUMPA


DENGAN IBUNYA
Narator 1 : (Instrument mengiringi puisi) :

Perhentian V : YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE

Serdadu 1 : Heyy.. tidakkah engkau liat orang itu sudah letih sekali. Carikan orang lain
untuk membantunya. !!
Serdadu 2 : (Mencari orang dan menemukan Simon) : Siapa namamu ??
Simon : Simon, tuan…
Serdadu : Cepat bantu orang ini untuk memikul salibnya
Simon : Tapi , tuan saya….
Serdadu : Mau melawan ya.. cepat bantu orang itu !!!
Simon (kepada Yesus) : Guru, aku aku hendak membantumu, ampunilah aku sebab aku tidak
layak berada di dekatMu.

Narator 1 :
Yesus kelihatannya sangat letih sekali. Ia sudah tak sanggup lagi untuk memanggul
salibNya lebih jauh. Maka ditahanlah seorang yang bernama Simon dari Kirene yang baru
pulang dari kebun. Lalu diletakkannya salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil
mengikuti Yesus. Saudara-saudari, ketika Simon dipaksakan untuk memikul salib, ia dengan
rela menerimanya. Ia dengan rendah hati mau menerima salib dan membantu Yesus. Inilah
tanda cinta dan belaskasihannya yang mendalam kepada sesamanya yang menderita.
Kepada kita, diberikan kebebasan untuk mengikuti dia atau menolak dia. Dengan hati yang
lembut, Yesus berdiri di pintu hati kita. Ia mengetuk dan meminta jawaban dari kita. Memilih
Yesus berarti harus menyangkal diri dan memikul salib. Apakah kita mampu ?

Perhentian VI : VERONIKA MENYAPU


WAJAH YESUS
Veronika : (berlari mendekati Yesus) Ohh. Tuhanku… (sambil menyeka wajah Yesus.
Setelah itu menunjukkan wajah Yesus pada kain)
(Lagu Koor)

Narator 1 :
Di tengah keganasan, di tengah serdadu – serdadu memukul Yesus, ketika mereka
menyeret Yesus, Veronika masih sempat melihat Yesus. Veronika turut mengambil bagian
dalam kedukaan itu. Sikap Veronika bukan berhenti pada rasa duka, tetapi telah ada suatu
keberanian untuk mendekati dan berbuat kasih kepada Yesus. Veronika mengusapi wajah
Yesus yang dicucuri keringat bercampur darah. Dan tanda terima kasih Yesus, bukanlah
kata–kata, melainkan memberikan wajahNya, yang terbukti pada kain. Bahwa Yesus selalu
memberikan diriNya kepada setiap orang yang berbuat kasih. Setiap orang yang berani
berbuat baik, terhadap sesama akan mendapat pahala dari Tuhan. Tuhan akan memberikan
ganjaran dan imbalan kepada setiap orang setimpal dengan usahanya, bahkan lebih dari pada
itu.

Perhentian VII : YESUS JATUH KEDUA


KALINYA DI BAWAH SALIB
Serdadu 1 : Hai bangsaat… ayo jalan. Tempat penyaliban masih jauh..
Serdadu 2 : Cepat keparat (sambil mencambuk Yesus)

Narator 1 (Diiringi Instrument ) :


Simon telah memohon diri dan kini Yesus seorang diri memikul beratnya salib kayu. Ia
ditikam karena kedurhakaan kita. Dan dihancurkan karena kejahatan kita. Siksaan yang
menimpahNya membawa perdamaian untuk kita, dan kita sembuh berkat bilur – bilur
tubuhNya. Kita semua bagaikan domba yang hilang dan tersesat, masing – masing
menempuh jalannya sendiri. Tetapi kepada Dia, Tuhan menimpahkan segala kesalahan kita
semua, Ia dianiaya dan Ia pun tunduk, dan tidak membuka mulutNya. Bagaikan domba yang
diam tak mengembik bila dicukur. Seperti anak domba yang dihantar ke pembantaian,
demikian pun Ia tidak membuka mulutNya. Yesus jatuh ke tanah lagi, karena orang tidak
ingat akan kebaikanNya terhadap mereka. Namun cinta kasihNya tidak hilang. Sebab itu,
segera Ia bangun...

Perhentian VIII : YESUS MENASEHATI


WANITA – WANITA YANG MENANGIS
Narator 1 :
Sekelompok wanita Yerusalem turut berduka cita atas penderitaan Yesus. Mereka
menangis di pinggir jalan salib, menuju Kalvari.
(para wanita menangis dengan menyanyikan lagu duka cita/Ovos)
Yesus : Jangan menangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak – anakmu.

Perhentian IX : YESUS JATUH KETIGA


KALINYA DI BAWAH SALIB
Serdadu (menendang Yesus dengan keras sehingga Yesus jatuh ) : Ha..ha..ha… Ayo
bangun… tempat kematianmu sudah dekat..

Narator 1 :
Kalvari bukit tengkorak. Jalan menuju ke puncak tidaklah mudah. Dakian berbatu dan
berkelok – kelok menampakkan keganasan dunia bagi sang Kasih. Dapat dipahami, mengapa
Yesus dapat jatuh sampai tiga kali? Yesus yang telah lemah karena tidak tidur semalaman,
didera dan diseret kemana–mana, harus menempuh perjalanan yang begitu berat. Yesus harus
menjalankan semuanya itu karena satu hal yakni “ KASIH “.
Dan Yesus pun jatuh lagi untuk ketiga kalinya. Namun, Ia tetap bangkit dan berdiri untuk
melanjutkan perjalananNya. Ia harus terus berjuang untuk mencapai tujuan. Maka dalam
kehidupan, ketika kita menghadapi berbagai tantangan zaman, sebagai pengikut Kristus yang
perkasa, kita tidak boleh pernah menyerah sekalipun harus jatuh – bangun....

Perhentian X : PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN (di tempat penyaliban)

Narator 1 :
Akhirnya tibalah mereka di puncak Golgota. Di sana serdadu – serdadu secara kasar
menanggalkan pakaian Yesus yang melekat pada tubuhNya yang penuh luka. Luka –
lukaNya terasa amat pedih dan sakit. Ini merupakan saat yang paling memalukan. Dia
ditelanjangi didepan umum. PribadiNya yang luhur mulia, direndahkan. Ia dicemoohkan.
Penghinaan itu bukan hanya menimpah tubuh, tetapi juga mengoyahkan kehormatan, wibawa
dan harga diri seseorang yang harus dijaga.
(Adegan : Para serdadu melepaskan jubah Yesus)
Serdadu : Salam haii Raja… (kemudian menarik dengan kasar pakaian Yesus)
Kepala pasukan : (menangkap jubah yang dilemparkan serdadu) baiklah kita undi saja,
siapa yang akan mendapat jubah raja ini (tertawa mengolok)
Narator 1 :
Yesus harus mengorbankan segala – galanya. Ia tak menyimpan apapun bagi diriNya
sendiri. Di sini, di depan pintu kematian, semakin terasa bahwa hidupNya dipertaruhkan
untuk sesamaNya. pengorbananNya merupakan satu – satunya jalan untuk menciptakan
ikatan yang kuat dan perdamaian yang kokoh dengan mereka yang menolak Dia. Yesus
menyerahkan diri pribadiNya sendiri untuk menebus semua orang, termasuk kita semua yang
hadir di sini.

Perhentian XI : YESUS DIPAKU DI KAYU


SALIB
Serdadu : (membawa paku dan palu) : He…. Yesus, sekarang rasakan paku-paku ini akan
menembus tangan dan kakiMu.
Yesus (Mengerang kesakitan saat paku menembus tangan dan kakinya) : Ahhh…..

Narator 1 :
Puncak Golgota sudah didaki oleh Putera Manusia. Dan kini, tiba saatnya Dia akan
dibantai di mimbar salib. Keringat bercucuran membasahi tubuh. Dan darah meleleh seakan
meminta dikasihi oleh mahklukNya. Namun mahklukNya tega membiarkan tangan dan
kakiNya dipaku di palang penghinaan.
Tangan yang selama 33 tahun rajin bekerja, sekarang dipaku karena kemalasan manusia.
Kaki kudusNya yang telah mengembara ke banyak tempat untuk menolong orang, kini
dipaku karena manusia sering melangkah ke tempat – tempat hina, ke ladang korupsi, ke
tempat pelacuran, ke tempat perjudian, dan menjadi biang ketidakadilan.
Oh....manusia, mengapa kamu berbuat demikian kepadaKu ? Tidakkah kamu tahu bahwa
Aku ini Tuhanmu? “ Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat.”
Saudara – saudaraku....Memang jalan satu – satunya untuk menyelamatkan manusia adalah
dengan penderitaanNya di salib. Allah sungguh mengasihi manusia sehingga Ia rela
mengutus PuteraNya ke dunia. Betapa Tuhan baik kepada kita,....Sungguh mengagumkan
bagi kita.....Lalu bagaimana sikap kita dalam mengikuti jalan salib PuteraNya itu ? Apakah
kita termasuk dalam kelompok prajurit yang bermain dadu untuk mengundi jubahNya ?
Mulut mereka digenggam kerakusan, kebencian dan dendam membara....Ataukah kita
termasuk orang – orang setia, seperti Maria BundaNya, Maria Magdalena dan Yohanes ?

Perhentian XII : YESUS WAFAT DI SALIB


(Instrument seram.....sayup – sayup ada instrument insilentio sambil dibacakan narator
berikut......)
Narator 1 :
Ketika mereka sampai di tempat yang bernama tengkorak, mereka menyalibkan Yesus di situ
dan juga kedua orang penjahat itu. Yang seorang di sebelah kanan dan yang lainnya di
sebelah kiri Yesus. Yesus, hati dan tindakan kami begitu keras dan angkuh, bagaikan paku –
paku yang menembusi kaki dan tanganMu.
Lalu mereka memberi Dia minum anggur bercampur empedu. Setelah Ia mengecapnya, Ia
tidak mau minum. (Pemberian Anggur dilakonkan )
Pilatus menyuruh memasang sebuah tulisan di salib Yesus yang berbunyi Yesus dari
Nazareth Raja Orang Yahudi – INRI – Iesus Naserimus Rex Iudaorum (Seorang membawa
tulisan INRI, paku dan pemukul lalu dipasangnya tulisan itu pada salib Yesus). Lalu
muncullah orang Yahudi dan Farisi, datang mengolok – olok Dia.

Orang Farisi : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diriNya sendiri tidak bisa Ia selamatkan.
Orang Yahudi : Hai, Raja Orang Yahudi, turunlah dari salib itu supaya kami dapat percaya !
Orang Farisi : Engkau yang ingin merobohkan bait Allah, turunlah dari salib jikalau
Engkau sungguh – sungguh anak Allah !
Orang Yahudi : Selamatkanlah diriMu dan turunlah dari salib itu !
Yesus : Ya Bapa, ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat
Orang banyak : ( Terheran – heran sambil melihat satu sama lain )
Yesus: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku ?
Yesus : ( Musik seram, ada hembusan angin...) Ya Bapa, ke dalam tanganMu kuserahkan
hidupKu.......( disambung dengan bunyi menggelegar. Instrument In Silentio sambil
dibawakan sebuah puisi......Atau bisa juga ratapan dalam bahasa daerah....)

Perhentian XIII : JENASAH YESUS


DITURUNKAN DARI SALIB
Narator 1 :
Sesudah itu, Yosef dari Arimatea, ia adalah murid Yesus tetapi sembunyi – sembunyi
karena takut kepada orang – orang Yahudi, meminta kepada Pilatus supaya ia diperbolehkan
menurunkan jenasah Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya. Juga Nikodemus, datang
ke tempat itu. Dialah mula – mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa
campuran minyak dan mur serta gaharu. Kira – kira 50 kilo beratnya. Meraka mengambil
jenasah Yesus, mengapaninya dengan rempah – rempah menurut adat orang Yahudi. Di sini
dibenarkan sabda Yesus bahwa benih yang ditanam harus mati dahulu agar dapat
menghasilkan buah.

Perhentian XIV : YESUS DIMAKAMKAN


P : Kami menyembah sujud Dikau ya Yesus dan bersyukur kepadaMu
U : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia
Doa – doa Penyerahan :
1. Doa orang tua
2. Doa seorang anak sekolah
3. Doa sepasang pemuda dan pemudi. Dll.....

Narator :Marilah berdoa :


Tuhan Yesus, Engkau sendiri juga mau merasakan kegelapan makam sebagaimana
yang akan kami alami. Tiga hari lamanya Engkau berbaring di dalam perut bumi sampai
dengan saat kebangkitanMu. Menyaksikan semuanya ini, kami teringat akan sabdaMu, “Biji
gandum kalau tidak jatuh ke tanah, ia akan tinggal sendirian saja. Tetapi kalau ia mati, ia
akan berbuah banyak.” Ditabur dalam kefanaan, dibangkitkan dalam keadaan baka. Ditabur
dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Semoga dengan jalan salibMu ini, kami pun
dikuatkan untuk memikul tanggung jawab atas hidup kami di bumi ini. Teguhkanlah iman
kami agar tetap setia dan percaya kepadaMu. Dengan demikian akan hidup selalu dalam
namaMu dan akhirnya kami pun dapat turut bangkit bersama Dikau.....Amin.
P : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami....
U : Ya Allah, ampunilah kami orang berdosa ini.
(Lagu Oleh Koor)

DOA PENUTUP
(Oleh Narator Utama)

Marilah berdoa :
Tuhan Yesus, bersama Engkau kami telah tiba di bukit Golgota. Dari salibMu yang suci akan
Kau pancarkan kemuliaan Paskah bagi kami yang sedang berziarah ini. Jalan salib ini masih
akan kami lalui dalam hidup dan perjuangan kami di tengah dunia ini. Namun kami percaya
bahwa pengorbanan dan perjuangan kami di dunia akan mendapat kekuatan bila senantiasa
memandang pada salib suciMu. Engkau kami puji kini dan sepanjang masa......
Umat : Amin

Anda mungkin juga menyukai