Anda di halaman 1dari 12

NASKAH DRAMA

KISAH SENGSARA YESUS


Berjuang dan Mempertahankan
Keutuhan Ciptaan Dengan
Semangat Injil Menuju Kalimantan
Baru

Komunitas Orang Muda Katholik


Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus
Veteran Banjarmasin
2017
RITUS PEMBUKA : Diawali dengan Doa Pembukaan

P. Dalam nama () Bapa dan Putra dan Roh Kudus

U. Amin

DOA PEMBUKAAN : Allah Bapa yang Mahapengasih, kami bersyukur kepada-Mu, karena
Engkau mengumpulkan kami disini. Kami ingin merenungkan kembali
sengsara dan wafat PuteraMu dengan drama Jalan Salib ini demi keselamatan
kami. Semoga dengan bimbingan Roh Kudus yang Kau curahkan ke dalam hati
kami, membuat kami semakin menyadari betapa besar cinta-Mu kepada kami.
Ajarilah kami pula untuk berusaha mencintai Engkau dan sesama kami.
Doronglah kami juga untuk mencintai alam semesta dan isinya yang
merupakan anugerahMu untuk kami pelihara, jaga dan perjuangkan
keutuhannya. Demi Yesus Kristus Tuhan dan Pengantara kami yang hidup dan
berkuasa bersama Dikau dan persekutuan Roh Kudus selalu mendampingi
hidup kami, Allah sepanjang masa. Amin.

Setelah Doa pembukaan masuk kedalam Drama..

(Setting : Instrument Lagu pembukaan.)

Narator : Inilah kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus Sebuah kisah yang
memperlihatkan betapa sudi dan tulusnya seorang anak manusia dengan rela
menyerahkan nyawa-Nya hanya untuk membela hidup saudara- saudaranya.

(Setting : Yesus masuk dan berdoa di Taman Getsemani. Ditemani 3 orang Muridnya)

Narator : Seusai perjamuan paskah, Yesus berangkat ke taman Getsemani bersama


dengan murid-murid-NYA untuk berdoa. Yudas yang mengkhianati Yesus juga
tahu tempat tersebut, karena Yesus sering berkumpul di tempat tersebut
dengan murid-murid-NYA. Kemudian Yudas bersama prajurit dan tua-tua
Yahudi datang untuk menangkap Yesus.

(Setting : 2 Algojo masuk berdiri di sebelah kiri dan kanan menuju ke taman Getsemani untuk
menangkap Yesus.)

Yudas : Lihat Orang yang kucium itulah Dia.

(Setting : Yudas mencium Yesus..)

Yesus : Hai Yudas, engkau menyerahkan anak manusia dengan ciuman???

Algojo : Ayo cepat tangkap Dia

(Setting : Salah seorang murid Yesus memotong telinga seorang algojo)

Yesus : Sudahlah itu (Yesus menyambung potongan telinga algojo tersebut kemudian
berkata) Sangkamu aku ini penyampun, maka kamu dating lengkap dengan pedang
dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada ditengah-tengah kamu dalam bait Allah, dan
kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah saat kamu, dan inilah kuasa kegelapan itu.

Narator : Setelah mereka menangkap Yesus lalu membelenggu Dia dan membawanya
kepada Hanas mertua Kayafaas untuk diadili. Tetapi mereka tidak menemukan
kesalahan apapun pada diri Yesus. Akhirnya imam-imam kepala dan tua-tua
Yahudi membawa Yesus kepada Pilatus.
YESUS DIADILI DI RUMAH PILATUS
(SETTING : PASTORAN )

(Setting : Rakyat yang mengiringi proses penghakiman Yesus mengikuti sambil berteriak-
teriak hukum...hukum... hukum...)

Rakyat : Hukum...hukum...hukum...

Pilatus : (sambil menunjuk Yesus) Apa tuduhan kalian kepada orang ini ??????

Tua-tua : Jika Dia bukan seorang penjahat, mana mungkin kami menyerahkannya kepada
kaisar.

Yahudi : Dia mengaku bahwa diriNya adalah Raja orang Yahudi.

Pilatus : Engkau inikah seorang Raja Yahudi??????

Yesus : Apakah yang kau katakan itu dari dalam hatimu atau adakah orang yang
mengatakannya kepadamu?

Pilatus : Apakah aku seorang Yahudi...? Bangsa-Mu sendiri telah menyerahkan Engkau
kepadaku

Yesus : Kerajaan-Ku bukanlah dari dunia ini, jika kerajaan-Ku dari dunia ini..... pasti
hamba-hamba-Ku telah

membela Aku

Pilatus : Jadi Engkau Raja?????

Yesus : Seperti yang telah kau katakan, Aku adalah Raja. Aku lahir ke dunia untuk
memberi kesaksian tentang kebenaran. Setiap orang yang berasal dari kebenaran
mendengarkan suara-Ku

Pilatus : Kebenaran.....? Apakah kebenaran itu? (Setting :Pilatus menghadap orang-orang


Yahudi dan rakyat)

Pilatus : (sambil menoleh dan menunjuk Yesus)....... kalian (Sambil menoleh kerakyat)
telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan
rakyat Kalian lihat sendiri bahwa aku telah memeriksaNya, dan dari
kesalahan-kasalahan yang telah kalian tuduhkan tidak kudapati
daripadaNya.

Rakyat : Yang mulia harus menghukum pendusta ini. Salibkan Dia..

Pilatus : Ambillah dan hakimilah Dia menurut hukum Taurat-Mu..

Yahudi : Tapi....... kami tidak boleh membunuh seseorang

(Setting : Jeda sebentar..... Terlihat Pilatus sedang berfikir)

Yahudi : Jika yang mulia membebaskan Dia yang mulia bukanlah sahabat kaisar..
Hukum Dia dengan
disalibkan.

Rakyat : Benar yang Mulia bukanlah sahabat kaisar.. (Sambil berteriak) Salibkan
Dia Salibkan Dia.

Pilatus : (Ditengah kebingungannya dalam mengambil keputusan, Pilatus Bertanya


Kepada Yesus) Darimanakah asal-Mu?(Setting : Yesus diam saja) Mengapa
engkau tidak menjawab...???? Tidakkah kamu tahu..... aku mempunyai kuasa
terhadap diri-Mu!!!!

Yesus : Engkau tidak mempunyai kuasa apapun atas diri-Ku.

Pilatus : (Pilatus kembali melihat kehadapan Rakyat sambil berkata) Aku tidak
menemukan suatu kesalahan pun yang dilakukanNya yang setimpal dengan
hukuman mati. (Pilatus berbisik kepada Algojo untuk membawa satu
tahanan keluar) Tetapi...... ada kebiasaan bahwa pada hari Paskah aku
membebaskan seorang bagimu...???? (Setelah Barabas keluar. Kemudian
Pilatus menunjuk Yesus)..... Apakah Dia yang akan dibebaskan.......!!!!

Rakyat : Jangan Dia... jangan Dia.... bebaskan Barabas....

Pilatus : Tidak tahukah kalian kesalahan orang ini? (sambil menunjuk Barabas). Tahukah
kalian siapakah dia? Tidak mungkin aku membebaskan dia Dia penjahat negeri
ini.

(Setting : Rakyat semakin berontak semakin beringas. Dengan berteriak SALIBKAN


DIA HUKUM DIA. SALIBKAN DIA.)

Narator I : Ditengah desakan para Tua-tua Yahudi dan amarah rakyat yang semakin tak
terkendali Pilatus yang

sedang bingung dia menyuruh para Algojo untuk mengambil air dan menghela
nafas yang panjang

dengan berkata

Pilatus : Baiklah, kuserahkan Dia untuk disalib dan nanti kubebaskan Barabas. Perlu
kalian semua ketahui,

aku tidak bersalah atas darah orang ini. (Setting : Pilatus mencuci tangannya
berulangkali.)

Yahudi : Kami mempunyai hukum dan menurut hukum itu Dia harus mati, karena Ia telah
menganggap diri

Nya anak Allah

Pilatus : Lihat aku membawa Dia untuk kalian, supaya kalian tau bahwa aku tidak
bersalah terhadap darah orang ini Itu urusan kami sendiri..

Yahudi : Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.

(Setting : Pilatus menyuruh para Algojo untuk menyesah dan menyiksa YesusPilatus masuk
sebentar)

Narator : Bagaikan penjahat yang keji Yesus disiksa dan disesah oleh para Algojo Karena
takut kehilangan simpati rakyat dan demi kepentingan pribadinya, maka Pilatus
menjatuhkan hukuman mati yang tidak adil. Yesus dengan sabar dan tenang
serta rela menerima hukuman itu semua Dia tidak membuka mulutNya
sedikitpun Tidak ada keluhan yang keluar dariNya

(Setting : Pilatus keluar dan berkata.)

Pilatus : Lihatlah....... inilah rajamu.......!!!!

Yahudi : Kami tidak mempunyai raja selain kaisar

Yahudi : (sambil berteriak...) Salibkan Dia... Salibkan Dia.... Salibkan Dia.....

Prajurit : Salam hai raja orang Yahudi...... (sambil menampar Yesus)

Rakyat : SALIBKAN DIA!! . Salibkan Dia.... Salibkan Dia.... Salibkan Dia.....

Narator : Sesudah mereka menghakimi, menghina dan mencerca Yesus secara bertubi-
tubi.... Yesus keluar dan pergi menuju tempat yang bernama Bukit Tengkorak,
atau dalam bahasa Ibrani disebut Golgota.
Tubuh-NYA berlumuran darah dan jalan-NYA terseok-seok, para algojo terus
memukulinya tanpa memiliki rasa kemanusiaan sedikit pun... Hidup Yesus yang
penuh cinta berakhir secara tragis. Dia yang menyembuhkan dan
membangkitkan orang mati serta menjadi sabahat orang-orang yang
dipinggirkan, dijatuhi hukuman mati. Memperjuangkan cinta dan kebaikan
menuntut pengorbanan yang mahal, bahkan nyawa sekalipun. Yesus tidak
melawan dengan kebencian dan kekerasan. Ia berpasrah kepada Bapa melaui
cinta..
Allah Bapa mengaruniakan segala sesuatu sebagai tanda kasih-Nya yang agung.
Semestinya hiduppp kita dan seluruh ciptaan dipenuhi dengan kasih. Kehidupan
yang didasari oleh kasih akan mempengaruhi kelangsungan dan kelestarian
hidup seluruh ciptaan. Akan tetapi, cinta diri sering lebih kuat. Tidak jarang,
penderitaan membutakan kita akan keagungan kasih Allah. Kita merasa
penderitaan itu hukuman. Lewat derita salib, Kristus menyatakan kasih agung
itu.

Setting : Setelah Yesus disiksa Yesus dibawa keluar dari Gereja diikuti para rakyat dan tua-
tua Yahudi... Beberapa saat kemudian... Para algojo masuk kembali mengikuti
Yesus yang berjalan menuju ke ke depan Altar.... para prajurit sambil berteriak
dan membentak-bentak Yesus. Selama perjalanan, para prajurit terus menyiksa
dan memukuli Yesus sambil memikul salib dengan improvisasi masing-masing....
YESUS JATUH PERTAMA KALI
(SETTING : )

Setting : Yesus terjatuh pertama kali.....

Narator : Entah apa yang ada dibenak para algojo. Tenaga Yesus melemah karena
banyaknya darah yang terkucur akibat penyesahan dan deraan. Dia terhempas
dibawah salib dan menyentuh debu tanah untuk pertamakalinya dihadapan kita
sendiri Yesus diperlakukan tidak manusiawi. Para algojo dengan keji menghina,
mempermalukan, memukul dan menyiksa Yesus. Sepertinya, Yesus tidak lagi
memiliki hak hidup. Yesus mengakui kelemahan manusiawiNya, namun
membiarkan diriNya dalam cinta sejati dan pengharapan pelukan Bapa.

Yesus : (Setting : sambil menatap orang-orang disekitar jalan salib.. (Hanya suara hati :
Wahai bangsa-Ku, apa salah-Ku, apa dosa-Ku padamu???))
Setting : Yesus bangun... para prajurit terus memukuli Yesus...

Narator : Yesus masih terus memanggul salib-Nya hingga kini dalam diri segenap ciptaan
Allah. Jatuh membuat kita mengakui batas-batas kemapuan kita. Jatuh adalah
bukti kerapuhan insane; tanda bahwa kita bukan mahakuasa dan tidak
terkalahkan. Disaat jatuh, seperti ketika relasi suami istri tidak serasi, relasi
orangtua dan anak tidak baik; kondisi ekonomi keluarga yang morat-marit dan
sebagainya, kita dipanggil untuk memandang Yesus yang tertatih-tatih memikul
salib tetapi tetap setia melanjutkan jalan salibNya.
Kita sering membiarkan penderitaan sesama dan kehancuran lingkungan tanpa
belas kasih. Bahkan atas nama kuasa, hukum, adat dan tradisi, kita menimpakan
salib kepada keluarga kita sendiri, kepada orang lain dan kepada alam
lingkungan kita. Kita tidak berani mengakui kekeliruan kita sendiri. Seandainya
kita tidak serakah, tidak aka nada bencana atas lingkungan kita. Salib hidup
sehari-hari bukan lagi hukuman tetapi menjadi kuk yang enak dan beban yang
ringan, karena kita memikulnya dalam kasih dan bersama Tuhan. Kita belajar
memikulnya dalam kelembutan kasih dan kerendahan hati Tuhan.

YESUS BERTEMU MARIA


(SETTING : )

Setting : Maria berdiri tepat di depan jalan salib Yesus

Narator : Ditengah jalan yang penuh siksa dan derita... Ibu telah menanti sang putra...
Maria bukan hanya ibu raga bagi Yesus, melainkan ibu hati bagi sang Putra.
Sebelum mengandung dalam rahim-Nya, Maria telah mengandung-Nya dalam
hati karena ketaatan-Nya. Maria dengan iman yang kuat, berdiri teguh di tengah
kegelapan juga ikut merasakan perih dan pilunya penderitaan itu. Maria pun ikut
mananggung penderitaan Putranya. Didalam penderitaanNya, Yesus menatap
mata bunda-Nya yang ikut menderita, direndahkan dan dipukul. Setiap ibu
menanggung penderitaannya sendiri dan penderitaan anaknya. Cita Matia
kepada Yesus, Putranya, lebih kuat daripada maut.

Setting : Yesus jatuh tersungkur didepan kaki Maria sambil memandang Maria dan
berkata...

Yesus : Ibu jangan menangis... Lihatlah semuanya telah Ku genapi...

Setting : Tak lama setelah itu para prajurit memisahkan mereka...

Narator : Tempat yang paling aman, damai dan menentramkan itu berada dalam dekapan
kasih ibu. Darinya kita memulai kehidupan baru dan mendapat jaminan. Tempat
yang paling kita ridukan adalah keluarga. Bahkan ketika keluarga mengucilkan
dan menelantarkan anaknya, cinta itu tetap melebihi kebencian dan maut.
Keluarga itu ibu yang menentramkan. Demikian juga, tempat yang paling indah,
mengesankan dan mengajarkan makna kehidupan adalah rumah, kampong
halaman, daerah asal kita, negeri tercinta. Disanalah kita dibangun, dididik dan
mendapat karakter. Kini, cinta sang ibu menanti kehangatan kasih anaknya
kepada sesama dan lingkungannya.

YESUS BERTEMU SIMON DARI KIRENE


(SETTING : )

Narator :Deraan dan cambukan bertubi-tubi membuat fisik Yesus lemah. Langkahnya
tertatih-tatih, sedang perjalanan masih jauh. Para Algojo memaksa seseorang
yang baru pulang dari ladang, Simon namanya orang Kirene. Meski khawatir,
akhirnya simon mau mambantu Yesus memikul salibNya yang berat. Simon sadar
akan panggilannya bagi sesama sehingga ia mau menjadi penolong bagi orang
lain yang membutuhkan pertolongan. Belaskasih membuatnya peka terhadap
penderitaan sesama. Sekalipun ia mempertaruhkan nama baiknya. Dia memilih
setiakawan dengan Yesus yang menderita.

Setting : Para prajurit menyerahkan salib ke Simon...

Narator : Dihadapan ketimpangan sosial yang nyata, kita juga dipanggil untuk peka
melakukan perbuatan nyata, peka terhadap sesama bukan karena latar belakang
lingkungan, suku, agama dan keluarga. Karena kita semua adalah saudara di dalam
rumah yang sama, yakni bumi kita ini. Kita adalah keluarga didalam keterciptaan
kita.

YESUS BERTEMU BERTEMU VERONICA


(SETTING : )

Narator :Dalam kerumunan manusia yang melihat dengan rasa ingin tahu, ada seorang
perempuan yang tiba-tiba menerobos barisan algojo dan mendekati Yesus. Ia
mengusap wajah Yesus yang berlumuran darah dengan kain. Nama perempuan
itu Veronika.

Setting : Veronica mengusap wajah Yesus..

Narator : Pada kain itu terlukis wajah Yesus. Wajah derita yang penuh luka. Mamang,
citra wajah
inilah yang ingin diwariskan Yesus kepada kita. Melalui wajah derita Tuhan, Allah
meninggalkan tanda
agar kita juga menjumpaiNya melui orang lain, keluarga dan lingkungan kita yang
sudah sangat kritis.
Allah merindukan orang-orang yang berani melayani Allah dalam sesama yang
menderita dan
dikucilkan dari kehidupan; melalui alam dan lingkungan yang sudah terpuruk. Kita
dipanggil meretas
sikap mementingkan diri sendiri, keserakahan dan tidak peduli. Manakala kita
mengusap wajah
sesama dan lingkungan sekitar kita yang rusak, sebenarnya kita sedang
mengusap wajah Yesus.
YESUS JATUH KE DUA KALI
(SETTING : )

Narator : Beban salib tidak berkurang, malahan semakin terasa berat karena
kondisi fisik yang melemah.
Bantuan Simon dari Kirene tidak dapat menahan tubuh sang putra. Yesus
kembali terbungkuk dan
jatuh dibawah salib yang berat, ditambah lagi Dia ditinggalkan oleh semua
sahabat dan murid-Nya.
Namun keyakinan akan kasih Bapa dan kesadaran perutusan sebagai Hamba,
membuat Yesus
bangun kembali dari kejatuhan. Bertahan itulah pilihanNya, bertahan untuk
menerima kejatuhan
dan perutusanNya untuk mencintai Bapa dan sesama.

Setting : Yesus jatuh. Masuk narator baru bangkit lagi.

Narator : Sekarang ini Yesus pun masih jatuh Yesus jatuh dalam dira saudara-
saudari kita yang mengalami
keterpurukan dalam hidup; yang dikucilkan masyarakat karena cacat moral;
yang tidak bisa bertahan
dan putus asa karena hempasan ketidakadilan yang kejam. Yesus juga jatuh
dalam keluarga-keluarga
yang mengalami krisis dan dibuang dari lingkungannya. Yesus juga jatuh dalam
keadaan lingkungan
kita yang sudah hancur tapi masih kita rusak lagi. Dengan jatuh ke tanah, Yesus
justru bertemu
dengan semua yang terpuruk darisanalah Yesus menyelamatkan mereka. Mereka
semua masih dan
tetap berharga dimata Allah. Daya penyelamat Allah justru nyata dalam
kelemahan.

YESUS BERTEMU DENGAN PUTRI - PUTRI YERUSALEM


(SETTING : )

Narator : Di tengah jalan salib ini Yesus juga menemukan beberapa perempuan
perempuan yang menangisi
perjuangan hidupnya, tangisan memilukan yang menunjukkan rasa iba akan
derita dan kesedihan.
Perasaan itu malahan lebih kuat daripada persahabatan. Kesedihan, kesepian
dan derita terobati jika
ada orang menaruh rasa iba dan menunjukkan rasa haru yang mendalam dan
tulus murni

Setting : Perempuan-perempuan Yerusalem mengelilingi Yesus..

Yesus : Hai putri-putri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah
dirimu sendiri dan
anak-anakmu!
Narator : kata iba dan menangis melihat Yesus memanggul salib penderitaanNya
mengajak kita untuk melihat
lebih alam derita lingkungan dan generasi kita. Lingkungan kita kini sudah
sangat memprihatinkan
karena kita sendiri tidak iba akan lingkungan yang terluka. Generasi kita juga
banyak kehilangan nilai
nilai hidup yang mestinya diperoleh dari keluarga dan adat istiadat kita. Yesus
merasa iba kepada kita
supaya kita mampu menyatukan derita salib ini dengan salibNya.

YESUS BERTEMU JATUH KE TIGA KALINYA


(SETTING : )

Setting : Yesus jatuh ke tiga kalinya......

Narator : Golgota... Bukit kematian sudah dekat... Hampir sampailah kiranya derita anak
manusia... di tengah
bengis kebinasaan serta siksaan, membuat Yesus benar-benar letih; Ia tidak
dapat lagi bertahan
untuk berdiri. Diapun jatuh untuk ketiga kalinya. Luka deraan sepanjang
perjalanan terasa sangat
perih, apalagi hukuman mati, Yesus tidak dapat berbuat apa-apa lagi.. Ia tidak
mengeluh, Ia hanya
bersabar menanggung semua. Yesus turut merasakan penderitaan korban
ketidakadilan. Tidak ada
kebencian terbesit dalam diriNya. Yesus tetap membagikan kasih agung Allah
kepada semua. Seperti
Bapa, Yesus juga membenci dosa sekaligus terus mencintai orang berdosa dan
terus mencari dimana
mereka berada. Yesus juga mencintai orang-orang jahat dan orang yang tidak
tahu berterimakasih.

Setting : Yesus merangkak naik ke Altar...

Narator : Pada kenyataannya sampai saat ini, Yesus masih saja terjatuh lagi. Kehancuran
alam kita bukan
hanya bencana alamiah yang wajar, tapi karena ketidakadilan dita diatasnya;
ketika anak tidak lagi
menghormati orang tua; ketika orang tua tidak peduli lagi pada nilai-nilai dalam
keluarga tetapi lebih
mencari pembenaran akan kesibukan sendiri; disanalah Yesus mengalami
kejatuhanNya. Dengan
jatuh, Yesus memanggul jatuhnya para pendosa secara menyedihkan. Dengamn
berdiri kembali dan
melanjutkan perjalanNya, dia menyelamatkan kita kaum pendosa

PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN


(SETTING : )

Setting : para Algojo terus memukuli Yesus dan akhirnya sampailah di bukit Golgota...
Narator : Jalan derita Yesus akhirnya sampai di puncak Golgota atau Kalvari. Kalvari
menjadi altar korban; dan korban pun telah bersedia.
Inilah saat yang paling memalukan, Dia ditelanjangi didepan khalayak ramai
Didepan mata kita semua Dia direndahkan, dicemooh, dihina bukan saja
tubuhNya kita pukuli namun juga inti terdalamNya sebagai manusia yang
menyimpan nilai-nilai suci dan kehormatan yang tidak dapat diganggu gugat.
Mereka dengan keji pula menyalibkan Yesus dan memasang tulisan yang disuruh
Pilatus, yang berbunyi Inilah Raja Orang Yahudi.

Setting : para Algojo memaku tangan dan kaki Yesus kemudian memdirikan salib
disamping 2 penjahat.

Algojo 1 : Hei Lihat Ini adalah jubah sang Raja

Algojo2 : Mari kita bagi pakaian-NYA....!!!

Algojo 1 : Jangan!!!!!!!, kita undi saja.......

Yesus : Ya Bapa... Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat...

Narator : Saudaraku seiman... Pernahkah kita menyaksikan atau melakukan hal yang
sama? Hanya orang yang berhati suci dan taat kepada perintah Bapanya sajalah
yang mau mengampuni segala perbuatan orang yang telah menyiksa dan
membinasakannya... Sungguh suatu tanda yang sangat mulia, mampukah
kita???

Setting : Disaat beberapa algojo sedang sibuk dengan pakaian Yesus, penjahat untuk
disalibkan bersama Yesus berbicara...

Penjahat 1 : Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!!!

Penjahat 2 : Tidakkkah Engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang Engkau
menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kitab
menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak
berbuat sesuatu yang salah. Yesus ingatlah aku, apabila Engkau dating sebagai
Raja.

Yesus : Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau aka nada bersama-
sama dengan Aku didalam Firdaus..

Narator : Didekat salib Yesus, berlututlah Maria, dan Yohanes murid yang dikasihi Yesus...

Yesus : Ibu, inilah Anakmu..... (kemudian berkata kepada Yohanes)

Yesus : Inilah Ibumu...... (beberapa saat kemudian)

Yesus : Aku haus........ (seorang algojo memberi Yesus anggur asam)

Setting : Beberapa saat suasana dibuat hening seketika... Sayup-sayup terdengar musik
mencekam...
.
Yesus : Allah... Ya Allah-Ku... Mengapa Engkau meninggalkan Aku????.....

Algojo 1 : Hei dengar Dia memanggil Elia....

Algojo 2 : Kita lihat apakah Elia akan datang untuk menurunkan dan
menyelamatkanNya...

Narator : Saat itu hari sudah kira-kira jam dua belas. Tiba-tiba kegelapan meliputi seluruh
daerah sampai jam tiga.

Setting : Musik dimainkan sekeras-kerasnya, ditambah dengan suara gemuruh angin serta
hujan yang lebat..

Yesus :Ya Bapa... Ke dalam tangan-Mu... Ku serahkan.... Nyawa-Ku.... (Setting : Sesaat


setelah Yesus wafat, Yesus diturunkan dari salib dan kemudian jenazah-nya
diletakkan di pangkuan Bunda Maria. Diiringi musik dengan tema
kematian/sedih.

Algojo : Sungguh Dia adalah anak Allah

YESUS BERADA DIPANGKUAN MARIA


(SETTING : )

Narator : Aku ini hamba Tuhan Terjadilah padaKu menurut perkataanMu Karena janji
inilah Maria rela melihat sang Putra jatuh tak bernyawa dipangkuanNya
Maria mengenang masa indah bersama sang Putra Tangan mungil mendekap
hangat pelukan Bunda Siapa yang tak kuasa melihat dan merasakan apa
yang di alami oleh Maria Namun Maria tetap yakin dan percaya Apa yang
telah dilakukan oleh Yesus merupakan jawaban bagi kita umat manusia
didalam perziarahan hidup menjadi pribadi-pribadi yang lebih baik, pribadi
yang lebih memilih mengutamakan iman yang teguh dan penuh semangat
dalam menghadapi tantangan zaman. Jadikanlah kisah ini sebagai suatu karya
dari penyelamatn Yesus bagi kita yang masih mengembara di dunia fana ini.

Setting : Kemudian jenazah Yesus mulai di tandu perlahan lahan diiringi lagu Hanya Debulah
Aku.
lagu dimulai saat Maria berlutut dihadapan Yesus. Lagu dinyanyikan tanpa iringan musik.
Yesus ditandu oleh para algojo. Urut urutan perarakkan adalah: jenazah Yesus, para
algojo,Maria dan para pemain yang lain.


PENDUKUNG TABLO

1. Narator :
2. Yesus :
3. Algojo 1 :
4. Algojo 2 :-
-
-
-
-
5. Rakyat : Semua Anak Komka St. Don Bosco
6. Tua-Tua Yahudi : 1.
2.
3.
7. Pilatus :
8. Maria :
9. Simon Kirene :
10. Veronica :
11. Putri Yerusalem : 1.
2.
3.
12. Barabas :
13. Yohanes :
14. Yusuf Arimatea :

Anda mungkin juga menyukai