Anda di halaman 1dari 3

PROLOG

Narator : Pengorbanan Yang tulus Sebagai pencerminan kasih setia


Itulah, Keteladanan sejati Yang dinyatakan oleh Yesus Kristus Sang Anak Manusia Junjungan Abadi umat
manusia

BABAK I
Setting : Kediaman Kayafas
(Imam-imam berembug untuk melakukan tipu muslihat membunuh Yesus)
Imam I : Kita harus membunuh orang itu, karena rakyat sudah semakin percaya pada dirinya
Imam II : Tapi harus dengan cara yang tepat, kawan ! Tidak dengan sembarangan.
Imam III : Kita hasut saja Yudas, supaya ia menyerahkan gurunya.
Imam II : Hm ….. boleh juga idenya ! Ayo segera kita laksanakan !
Imam I : Tapi ingat ! jangan pada perayaan, supaya jangan timbul keributan di antara rakyat.
Semua : Baik !

-Yudas dan Kayafas naik panggung-

Kayafas : Hai Yudas saudaraku ! Mari masuk !


Yudas : Baik, aku sudah tahu maksud kalian. Tapi tentu saja tidak ada yang gratis.
Kayafas : Tentu … tentu !
Yudas : Terus, kalian mau memberi aku apa, kalau aku serahkan Dia pada kalian semua?
Kayafas : He… he…he…., 30 keping uang perak cukup kan ?
Yudas : Baik, aku setuju.

Narator : Begitulah,
Sebuah muslihat telah disepakati.
Muslihat yang menghantarkan pada penyaliban Yesus. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya,
“Setelah selesai dengan segala pengajaran-Nya itu, berkatalah Ia kepada murid-Nya : “Kamu tahu, bahwa
dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.” (Matius 26 :
1-2)

BABAK II
Setting : Taman Getsemani dan Mahkamah Agama
Yesus : (sedang berdoa, bersimpuh di sebuah batu)

“Ya, Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin biaralah cawan ini alu daripada-Ku, tetapi janganlah
seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Matius 26 : 39)
(selesai berdoa, berjalan menghampiri Petrus)

Petrus : Baiklah, Guru !


Yesus : (kembali bersimpuh memanjatkan doa)

“Ya, Bapa-Ku, jikalau cawan ini tidak mungkin lalu, kecuali apabila Aku meminumnya, jadilah
kehendak-Mu !” (Matius 26 : 42b).
(kembali Ia menghampiri murid-muridNya)
Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan Aku sudah dekat.
Saat Yesus sedang berbicara, Yudas datang beserta para tukang pukul)
Yudas : tunggu tanda dariku! Begitu kalian lihat aku mencium salah seorang dari mereka,tangkaplah
orang itu! Kalian paham?

Prajurit-2 : Paham!

Yudas : Baik, ayo jalan!

(Yudas menghampiri Yesus dan murid-muridNya dan memberi salam lalu menciumNya)

Imam I : Itu Dia! Ayo tangkap!

Imam II : Pukul saja sampai remuk!

Imam I : Habisi Dia! Jangan kasih ampun!

Prajurit I : Lihat! Lihat! Lari semua anak buah-Nya! Dasar pengecut!

Prajurit II : Ayo ikut! Biar disidang di Mahkamah Agama!


(sambil menyeret Yesus yang sudah terikat)

(Suasana Sidang Mahkamah Agama)


Saksi : Ya, orang itu! Ia yang pernah berkata, “Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan dapat
membangunnya kembali dalam tiga hari”.
Kayafas : Hey! Mengapa Kau diam saja! Jawablah! Sangkallah kesaksian tadi. Hey! Masih juga diam!
Baik, sekarang Kau jawab! Benarkah Kau Mesias, Anak Allah?
Yesus : Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi Aku berkata padamu, mulai sekarang kamu akan
melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang maha Kuasa dan datang di atas awan
awan di langit. (Matius 26 : 64)

Kayafas : Dengar! Ia telah menghujat Allah!


Orang-2 : Ia harus dihukum mati! Mati! Mati! Mati! (Para prajurit menganiaya Yesus)

Orang I : Hey! Bukankah kamu yang juga selalu bersama Orang Galilea itu? Ayo mengaku!
Petrus : Jangan memfitnah! Aku tidak mengerti maksud perkataanmu tadi! (kemudian beranjak pergi)
Orang II : Orang itu! Ia bersama-sama dengan Yesus dari Nazareth! Ya, aku yakin pernah melihatnya!
Petrus : Sembarangan! Aku tidak pernah kenal Dia!
Orang III : Benar! Aku juga pernah melihatnya, dan lagi gaya bahasanya sama dengan Yesus itu.
Petrus : Sungguh! Aku tidak mengenal Dia! (lalu pergi menjauh)

Narator : Maka teringatlah Petrus akan apa yang dikatakan Yesus kepadanya,
“Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali.” (Matius 26 : 15)
Lalu ia pergi keluar ruang sidang dan menangis dengan sedihnya.

Kayafas : Baik, keputusan telah diambil! Yesus dari Nazareth dinyatakan BERSALAH!
Dan dijatuhi HUKUMAN MATI.
Sidang ditutup! (Mengetuk palu 3 kali)
(panggung sepi, kemudian masuk Yudas)
• Iringan musik instrumentalia
Yudas : Oh …….! Apa yang telah kulakukan!
Narator : Penyesalan selalu datang belakangan Demikianlah juga yang terjadi pada diri Yudas Iskariot
Yang telah menyerahkan Gurunya, Yesus Kristus Ke dalam penderaan dan penderitaan
Penyesalan yang berujung pada kematian sang pengkhianat Di tali gantungan Demikianlah
BABAK III
Setting : Kediaman Pontius Pilatus – Bukit Golgota
• Iringan musik instrumentalia
(Para pemain memasuki panggiung)

(Yesus digelandang untuk dicambuk)


Narator : Kembali penderaan ditimpakan pada diri Sang Anak Manusia Deraan fisik yang
Menyakitkan. Namun, dengan tabah piala tetap diminumNya Lecutan demi lecutan
diterimaNya dengan hanya berserah
(Para prajurit mengenakan jubah ungu pada tubuh Yesus, kemudian mereka juga
mengenakan mahkota duri di kepala Yesus. Yesus jatuh yang pertama kali dalam Jalan
Salib) Namun lakon terus berlanjut Langkah demi langkah dilalui dengan tabah Beban
berat dipikul dengan pasrah Cercaan dan makian diterima dengan sabar (Yesus jatuh yang
kedua kalinya). “Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak
Manusia akan diserahkan untuk disalibkan.” (Matius 26 : 2)(Yesus jatuh untuk ketiga
kalinya)

Yesus : Eloi! Eloi! Lama Sabakhtani!


Narator : Sang Anak manusia Wafat! Menghembuskan nafasNya penghabisan Disertai seruan,
“AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Seruan terakhir
Sebagai puncak kepasrahan menghadapi hinaan dan deraan
Demi karya penyelamatan umat manusia

Anda mungkin juga menyukai