Anda di halaman 1dari 12

Narator: (alunan music pembuka) (PUTAR 1)

“Inilah suatu kehidupan di sebuah keluarga yang sangat kaya. Tiada kekurang satu hal pun bagi
mereka. Orang tua mereka sangat bijaksana memberikan nafkah kepada keluarga. Namun,
keluarga ini tidak pernah mengetahui kehadiran Tuhan dalam kehidupan mereka. Beginilah
fragmen ini bermula untuk kita semua dengan Judul: “NATAL TERINDAH”

Setting I : (Bapak dan Ibu sedang duduk di meja makan untuk sarapan pagi sebelum
melakukan kegiatan)

Papa :   Mi, hari ini papa shock sekali …(menggelengkan kepala dan memegang kepalanya)
mendapat laporan bahwa harga saham perusahaan kita semakin anjlok, tidak ada
lagi untuk dan semuanya hamper bankrut. Oleh karena itu, Papa rencana mau ajak
Ibu untuk terbang ke Bogor besok pagi untuk kunjungi anak perusahaan kita yang
ada di sana (agak gelisah). Bagaimana Mi?
Mami :   (sambil memotong2 roti untuk sarapan) Ya, sudah papa jangan sampai stress
donk….besok berangkat jam berapa Pa?
Lagi pula Mami juga rencana mau rencana ke Bogor ..yah mau shopping lah Pa,
soalnya dah lama tidak ke sana?
Papa :   Oya (suara berat) kita akan terbang dengan pesawat baru lho Mi dengan teman
papa yahh?
Masih kenal gak dengan Pak Marbunkan pengusaha Garmen dan Ulos yang terkenal
itu…..kemaren kami jumpa….jadi katanya Lae itu yang akan membelikan
tiketnya….
Mami : Oya, Pak marbun yang istrinya pengoleksi tas itu, Pa?
Papa :   Tepat sekali Mi..
Mami : Ya udah ibu setuju-setuju aja dehh….. (tiba-tiba) DAPAT DIISI DENGAN KEGIATAN LAIN
Marsell : Mi, nanti aku nitip dibeliin jaket yahhhh!
Evi : Kalo Evi, dibeliin tas kuliah donk Mi…
Mami : Dyan gimana mau dibeliin apa yahhh?
Dyan : Dyan dibeli sepatu yah Mi.
Rena : Rena gak ditanya Mi?
Mami : O iya, kalo Rena, Cici, dan Putri nanti dibeliin apa yahhh Pa?
Papa : Oya nanti kita beliin tas sekolah aja yah.
Rena dan 2 adiknya : (sambil membuat melipat tangan)
Papa :   Jadi! Anak-anak kalian harus baik-baik di rumah yahh. Papa dan Mami hanya satu
minggu berada di Bogor. Marsel jaga adik-adikmu yahh
Marsell : Sip deh yahh… asal jangan lupa jaketnya yah….(ungkap dengan sombong)
Situasi (Ibu dan Ayah bersiap-siap, musik ceria) (PUTAR 1a)
Supir : Pagi Bos, oya apa kita sudah siap pergi ke bandara?
Papa :    Oya, muat barang dulu dehhh…yah segera…
Mami : Inaaahhh, nih kamu pergi belanja yah untuk anak-anak satu minggu ini
Inah : Baik nyonya…. (menerima uang dari ibu)
Papa :    Mbok Inah, jangan lupa semirin sepatu tuhh…
Inah (pembantu) : Baik Tuan
Narrator : Berangkatlah Ibu dan ayah mereka (pemutaran suara kesibukan
dibandara dan suara pesawat take off) (PUTAR 2)

SITUASI(Marsel terlihat sedang menelepon)

Marsell : Hi…Rudi lagi ngapain?


Oya, ntar malam datang ke rumah yahhh kita party…
bokap dan nyokap gue udah brangkat tuhhhh… bawa teman2 yang lain yah biar
rame gitu….

Rudi : Oke, man. Sip lahhh.

Kemudian Marsell menghidupkan TV dan music Gangnam Style…. (PUTAR 3)


(Namun, beberapa saat kemudian …terdengarlah berita dari TV …..
(pemutaran berita pesawat jatuh) (PUTAR 4)

Narrator : Tiba-tiba
Marsell : Tidaaaaaaaakkkkkkkk…Dyan, Rena, adik-adikku…….
Situasi (Semua ikut menonton TV dan menangis……)

Narator : Beberapa minggu kemudian…. (PUTAR 5)


Debt kolektor : (mengetuk puntu) Selamat siang, nak? Kami turut berduka atas apa yang
menimpa keluarga kalian? Tetapi ……(terdiam sejenak sambil berfikir)..
Marsell : Ada apa yah pak?
Debt kolektor : Mohon maaf dek, terpaksa kami untuk berterus terang karena rumah ini akan
disita karena semua perusahaan Bapak telah bangkrut dan Bapak semestinya
harus membayar seluruh hutang-hutangnya dan jatuh temponya hari ini ……
Marsell : Jangan Pak, ini peninggalan orang tua kami….
Evi : Jangan…..(sambil menyembah2 dept kolektor)
Dyan : Jangan…..(sambil menarik-narik tangan debt kolektor yang sedang melakukan
penyitaan)
Rena : jangan…..
Anak ke- 5 : Kak kita nanti tidur di mana?
Anak ke- 6 : Kak kita harus ke mana?

Setting II (keenam bersaudara tidur di rumah kumuh/karton) (PUTAR 5)


Situasi (memulai kehidupan dengan melakukan mulung barang bekas) diiringi dengan music
sedih…

Marsell, Evi, Dyan : Ren….jaga adik-adik yahh……kami pergi dulu……


Rena : Iya Kak….kami takkan kemana-mana sampai kakak datang…

Narrator : Di perjalanan saat memulung tiba-tiba…


Marsell : Vi, Dyan kita istirahat dulu dek…(Marsell sambil menghela nafas dan
keringatnya)….
Sudah sekian jauh kita berjalan tetapi masih sedikit barang bekas yang kita
peroleh….huffffff…..
Evi : iya kak, seandainya saya papa dan mama masih hidup, nasib kita mungkin tidak
seperti ini.
Dyan : sudahlah kak, jangan disesali lagi ….yang jelas kita harus kumpulkan lebih banyak
lagi agar adik-adik kita bisa makan malam ini….
Marsell : kalo begitu pergilah kalian berjalan lebih dahulu….nanti kakak menyusul……
(Evi dan Dyan keluar panggung)

Marsell : (berbicara seorang diri) “Koq hidupku bisa seperti ini yah jadinya, mengapa Papa
dan Mami meninggal begitu saja? Mengapa aku menjadi seperti ini? Mengapa hidupku seperti
mimpi?
Situasi (memukul dadanya yang terasa sesak dan batuk-batuk)

Narrator : Tiba-tiba dari arah depan marsel melihat ….

Marsell : Ada apa mereka keluar rame-rame dari tempat itu? (sambil mendekati tempat itu)
(berbicara sendiri) Ahhhh aku pikir ada pembagian makanan gratis ternyata gak
ada …. Ya udah deh....aku nyusul adikku dehhh
Narrator : Pada malam harinya… (music mengalun) (PUTAR 5)
Marsell : Dik mari kita makan…
Evi : Iya Dik, mari makaaaaannn… (dengan suara lembut)
Dyan : Iya Dik, tadi hanya dapatnya sedikit…
jadi meskipun sedikit kita bagi-bagi saja yahh
Rena dan 2 adiknya: iya kak…

Narrator : Keesokan harinya…


Marsell, Evi, dan Dyan : Dik kakak berangkat lagi yahh…(batuk-batuk)
Rena dan 2 adik lainnya : Kak kali ini kami boleh ikut gak…. Biar nanti kita dapat
lebih banyak Kak.
Evi : (mengampiri adik-adiknya) iya dek di sana banyak pecahan kaca…nanti kalo adik
kena siapa yang susah…
2 adiknya : baiklah kak, tapi cepat pulang yahh.
(putar music instrumental) (PUTAR 5a)

Narrator : Setelah melakukan pekerjaan mereka sekitar 3 jam tiba-tiba…

Marsell : Dik…istirahat dulu yahh…dada kakak terasa sesak sekaliiii (merasa kesakitan
dan batuk-batuk)
Evi : Ya udah kak, kakak istirahat aja dulu yah kami lanjutkan dulu mencari...
Dyan : kalo kakak gak tahan lagi…kakak langsung pulang aja yahhh…
Marsell : Hati-hati dik…
Situasi (Evi dan Dyan membantu Marsel menaruhkan goni bawaan dari punggung kakaknya)
dan Marsell menyeka keringat yang ada di dahinya dan batuk-batuk) diiringi
musik.. (PUTAR 6)
Narator: Tiba-tiba sejumlah pemuda keluar dari gedung yang pernah ia lihat
sebelumnya dan menjumpai salah seorang dari pemuda-pemuda itu…

Marsell :Maaf Mas, apa boleh nanya? Oya, saya Marsell ….maaf tangan saya kotor dan bau....
Situasi (sambil tersenyum dan mengelap tangannya ke baju, lalu menawarkan tangannya untuk
berjabat tangan)
Rendi : Oh…gak apa-apa…saya Rendi…ada yang bisa saya bantu?
Marsell : Oya…ini tempat apa?
Rendi : O….ini namanya gereja kristen jawa
Marsell : Gereja itu apa sih?
Rendi : O…. Gereja adalah kumpulan orang-orang yang percaya dan mau percaya
kepada Yesus melalui Doa. Dan saat inikan sudah bulan Desember oleh karena
itu kami anak sekolah minggu lagi sibuk mempersiapkan segala sesuatunya
untuk perayaan natal.
Marsell : Doa itu apa?
Rendi : Doa itu adalah kita berbicara dengan Tuhan.
Marsell : Maaf Mas, kalo tak keberatan ,,,, satu pertanyaan lagi mas?
Natal itu apa yah?
Rendi : Oya, Natal itu adalah kelahiran. Itu berarti seluruh umat merayakan atau
menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus.
Marsell : Terima kasih Mas atas semuanya.
Rendi : Gabung-gabunglah dengan kita Mas Marsell. Baik, saya masih mau ikut rapat
lagi nih mas. Terima kasih.
Marsell : Baik Man, nanti-nantilah….aku lihat-lihat dululah Mas…..terima kasih.

Setting IVanggota rapat masuk dan langsung duduk dipanggung untuk rapat dengan
perlengkapannya…
Situasi OMK lagi rapat dan berdoa…. Sementara Marsel masih tetap memperhatikan cara-cara
mereka berdoa dan apa yang OMK lakukan di ruang rapat tersebut.

Narator : Marsell memutuskan untuk pulang ke rumah…setibanya di rumah


(pemutaran music instrumental dengan lembut mengalun) (PUTAR 6a)
Marsell: (posisi dapat disesuaikan) Oh Tuhan, sungguh jauh sudah aku berjalan…
Sungguh banyak perjalanan hidup yang ku lalui…
Dan semua itu dapat ku rasakan…
Namun, kehadiranMu tak pernah dapat kunikmati…
Tak adil rasanya Engkau masih tetap memberikan kehidupan kepadaku…
Sementara, hatiku tidak mengenal Engkau…

Oh, Tuhanku akankah Engkau tetap akan lahir di hati ini…


Dan mengubah hatiku yang membeku menjadi cair…
Tuhan sbab Kau teramat baik bagiku
Aku yakin Kau akan lahir di hati semua orang yang percaya kepadaMu
Meskipun aku ini miskin dan tak memiliki apa yang patut di hadapanMu..(menangis)

(pemutaran lagu “Siapakah aku ini Tuhan/Lingkupiku” (PUTAR 7)


Situasi (Tiba-tiba adik-adiknya Rena dan 2 adik yang lainnya datang menghampirinya…)
Rena & 2 adiknya: Kak..kakak ngapain sedihh….kakak mengapa menangis?
Marsell : (dengan batuk-batuk keras dan mengusap air matanya dibantu dengan si
bungsu)oh tidak..kakak tidak menangis…hanya merasa agak letih saja dekk….
Rena & 2 adiknya: Kakaaakkkkkk……..kakakakkkkk…..
Marsell : adik-adikku ternyata kita memiliki Tuhan……untuk itu kita harus bersyukur….
Begini caranya….marilah kita belajar berdoa
Kemudian berdoa untuk beberapa saat (Doa Bapa Kami) (PUTAR 8)
Dyan dan Evi : (tiba-tiba datang dengan tentengan di tangan mereka dan terlihat senang) Kak,
lagi ngapain…
Marsel : Ini namanya sedang berdoa….
Dyan dan Evi : Kak, kami ikut donk…
Rena dan 2 adiknya : Iya kak, ayo kita berdoa bersama-sama….
Marsel : Baiklah mari berdoa (buat tanda salib dan berdoa Bapa Kami
Dyan dan Evi : Kak, sekarang mari kita makannn……
Marsel : sebelumnya kakak ada mau bilang sama adik-adik, oya mulai besok kita harus
berusaha keras lagi untuk mencari barang bekas agar kita bisa beli baju untuk
bernatal dan sepatu….karena sekarang ini sudah bulan Desember…
(PUTAR 5)

Narrator : Keesokan harinya… (iringan morning has broken) (PUTAR 9)


Marsell : Selamat pagi adik-adik…..ayo bangun…..bangunn…..
Evi dan Dyan : Dik kakak berangkat lagi yahh…(batuk-batuk)
Rena dan 2 adiknya : Kak sekarang kami boleh ikut kan Kak…. Biar nanti kita dapat lebih
banyak Kak…
Marsell : (mengampiri adik-adiknya) baiklah dek kalo seperti itu…
Adik ke 5 & si bungsu : horeeee….horee….
Marsell : mari kita berangkat…pasukanku….
(pemutaran musik instrument atau yang lainnya) Sweet child o mind (PUTAR 10)

Narrator : Setelah berjalan cukup jauh…


Situasi (Marsell terlihat batuk-batuk dan menahan sakitnya)
Marsell : Mari sekarang kita jual dek.. mana hari sudah hampir malam..
Evi dan Dyan : Ayo Kak, wah pasti hari ini kita bisa makan enak…Kak….
Rena dan 2 adik lainnya : Asyikkkkk….Iya kak….
Adik ke 5 & si bungsu : Kak Rena, b’rarti besok… dedek jadi beli baju natalan donk …
Dan Aku jadi dibelikan sepatu, Kak…
(Pemutaran musik sebagai tanda syukur dengan perlahan) (PUTAR 5)
Marsell : Iyahhhhh….nanti semua kita beli…..
yang penting sekarang kita pulang dulu dan mandi lalu beli
makanan untuk malam ini…
(lanjut dengan Pemutaran music dan situasi Marsell terlihat termenung seorang diri dan berdoa
di dalam hati)
Narator: Susahnya hidup yang dialami oleh Marsell membuat Ia merasa bersalah dan
berdosa atas SEGALA apa yang pernah ADA padanya.
Marsell : Tuhan masih mendengarkan doaku/Sentuh hatiku….(dapat bernyanyi) (PUTAR 11)
Situasi (Tiba-tiba Marsell Jatuh tersungkur…bila dapat diiringi musik marsel yang jatuh)

Evi dan Dyan : (berlari ke arah Marsel yang jatuh tersungkur….dengan menjerit…
sekeras kerasnya KAKAAAAAAAAK…….
(Dyan berlari ke arah pintu panggung dan memanggil kedua adiknya yang baru selesai mandi)
Rena dan 2 adik lainnya : Kaaaakaaaaaaak…. Bangun Kak……Kak…..bangun Kak
Situasi (menangis tersedu-sedu diikuti dengan iringan music yang sedih) (PUTAR 5)

Narator : Marsell masih dapat mengucapkan kata-katanya…..dan


Marsell : (berbicara dengan terbata-bata dan nafas terengah-engah)
Evi, Dyan, Rena mana Adek bungsu kita……
Evi : (dengan menunjukkan adek bungsu ke Marsell dan menangis) ini Kak…
Si bungsu : Ini ________ Kak….
Marsell : Dek, kakak mau pergi jauuuuhhhh sekali…..
Nanti setelah Kakak pergi adek harus rajin berdoa dan ke gereja yahhh…..
Si bungsu : Iya Kak, dedek janji… tapi kakak ke rumah sakit dulu yahhh….
Marsell : Dek, kakak gak apa-apa…….kakak hanya udah capek dan ingin istirahat aja….
Buat Evi, Dyan, Rena dan ________ jangan pernah lupa untuk selalu berdoa dan
percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus …..Ia sudah baik pada kita…

Evi dan Dyan: Baik Kak…..

(PUTAR 12)

Marsell : Dek, kakak sudah gak tahan laaagggghiiiii…. Evi, Dyan, Rena relakanlah
kepergian kakak….berdoalah untuk kakak yah dekkkkk… (menghembuskan nafas
terakhir)
Rena dan Dyan: Kakaaaaaaaaakkkkkkkkkkkkk….. (menangis dan menjerit hebat sementara Evi
pergi memanggil tetangga sambil mengangis…)
Rena, Dyan, dan 2 adek: berdoa (3 Salam Maria dan Bapa kami)
(tiba-tiba datanglah Evi dan beberapa orang tetangga dan gabung dengan mereka dan ikut
berdoa dan diiringi music yang sedih)…. (PUTAR 13)
Si bungsu : (menangis) kak, kakakkan sudah janji untuk beli aku baju natal…..
Adek ke-5 : kakak Marsel….bangun kak…kak bangun….. ayo beli sepatu natalku…..
(Situasi kemudian Si bungsu dan Adek ke-5 didekap oleh Dyan….)
Dyan : Yang sabar yah dekkk…..(sambil menangis) kita harus tabah yah dek…

Situasi kemudian duduk mengelilingi Kak Marsel


(mari kita berdoa untuk yang terakhirnya untuk Kak Marsel)….
(memutar music yang sedih)…. (PUTAR 14)
Ya Tuhan, terima kasih. Engkau sudah memberikan kami pengertian dan kesabaran dalam
menjalani hidup kami dan hari ini adalah saat yang terberat bagi kami sekeluarga. Engkau telah
memanggil orang tua kami dan kami juga rela atas kepergian Kak Marsel untuk selamanya.
Melalui kak Marsel kami telah mengenal Engkau. Melalui kak Marsel kami telah dapat berdoa
dan mensyukuri apa yang ada pada kami. Engkau tidak melihat kami sebagai orang miskin pada
saat kami benar-benar miskin. Ya, Tuhan meskipun kami miskin Engkau masih tetap lahir di hati
keluarga kami untuk memberikan pertolongan dan penghiburan. Tuhan terimalah Kak Marsel
dalam pangkuanMu. Terima kasih Tuhan. Inilah doa kami yang kami sampaikan dengan
pengantaraan Yesus Kristus petraMu yang hidup kini dan sepanjang masa. Amin.

Evi, Dyan, Rena, dan Kedua adik bungsu : Selamat Jalan kak dan Selamat Natal, Kak.

Narator : Demikianlah fragmen ini tersaji untuk saudara-saudaraku yang


berkekurangan, karena Tuhan akan memberikan berkatNya dan meninggikanNya.
Tema: Anak BIJAK

Oleh: ANTONI NUGROHO

Tokoh-tokoh:

TITO: Anak dari keluarga sederhana; seorang yang baik hati dan takut Tuhan.
YOHANES : Anak dari keluarga yang sangat kaya; seorang yang sombong dan manja.
DIDIT : Anak Yatim Piatu; hidup dijalanan, tidak sekolah tapi mau bekerja keras.
AYAH TITO : Ayah yang mengasihi istri dan anaknya
IBU TITO : Ibu yang mengasihi suami dan anaknya
PENGASUH YOHANES : Selalu menjalankan tugas dan memanjakan yang diasuh.
GURU SEKOLAH MINGGU : Pembimbing yang baik bagi anak Sekolah Minggu

PROLOG

Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran


dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam
rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang
harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan
dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat
meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku:
“Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!

BABAK I

Setting : Dunia yang indah ciptaan Tuhan digambarkan oleh penari dari kelompok Indria dan P 1.

Tito : Aduh…. indahnya dunia ini ……… Tuhan Yesus memang luar biasa. Coba lihat (sambil
menunjuk sesuatu dan mendekat) indahnya bunga itu……… (berlari ke tempat yang lain) di
sebelah sini ada ikan………. ada burung……….hahaha………..mereka semua lucu-lucu. Tapi
lihat (sambil menunjuk sampah/kotoran yang tercecer dengan wajah yang tidak suka) ………
wah banyak sekali sampah yang dibuang sembarangan…….uh..uh..uh.. banyak sekali……
pantas saja sering banjir ditempat tinggalku………. karena banyak orang menjadi tidak bijaksana
memelihara dunia. Apakah yang dapat saya lakukan…..? (sambil melihat kekanan dan kekiri
mencari sesuatu sambil mendekat kearah Didit tidur)
Didit : (sedang tidur didekat dimana Tito berada… karena merasa terganggu maka dia
terbangun) aduh…….. siapa ya berisik sekali……….apa tidak tahu saya lagi tidur….. aduh
badanku rasanya capek sekali….(tetapi dengan perasaan kaget berteriak) hei …. kamu siapa?
Tito : aduh maaf…saya tidak tahu ada orang lain ditempat ini…e… e,… nama saya Tito…kamu
siapa?
Didit : saya Didit…. kenapa kamu datang ke rumahku?
Tito : Rumah? ……(sambil bingung dan melihat sekitar) apa saya yang keliru? Disini kan tidak
ada rumah….?
Didit : aduh….Tito kamu memang tidak akan pernah melihat ada bangunan rumah di sini tetapi
saya tinggal disini, makanya saya sebut ini rumah saya.?
Tito : jadi kamu… tinggal disini? Dimana orangtua kamu Dit?
Didit : Mereka sudah lama meninggal dunia……..saya sendirian sekarang……(sambil tetap
berusaha tersenyum) dan untuk mendapatkan makanan saya harus ……(sambil menunjukkan
otot lengannya dan mengambil keranjang ) bekerja….. saya mengumpulkan barang bekas dan
saya jual… lumayan bisa makan….. saya bekerja dulu ya…..(sambil bangkit berdiri dan berjalan
cepat meninggalkan Tito)
Tito : Dit…. tunggu ….. Didit……. (tapi Didit sudah pergi meninggalkan Tito)

Babak II

Setting : Perjalanan pulang sekolah yang cukup panas, Pengasuh Yohanes memayungi Yohanes
yang sedang kepanasan.

Yohanes : Mbak……………. suster………….. aduh kamu ini bagaimana sih… dari tadi lelet
saja kerjanya. Cepat betulin tali sepatuku yang lepas…. cepat ya suster…. udah kepanasan…….
mana haus lagi……..huhuhu…(sambil kipas-kipas)
P.Yohanes : Mbok sabar to….Nyo….iki suster juga berat bawa tasnya sinyo (sambil jongkok
mau membetulkan tali sepatu)
Yohanes : Aduh…..aduh piye to iki….suster kepalaku kena payung ….kamu mau tak pecat
ya….awas kowe …. tak pecat mengko….
P. Yohanes : aduh Nyo, jangan marah Nyo, Mbak Suster minta maaf ya,,……….abis sinyo
mintanya buru-buru… jadi lupa kalau bawa payung….jadi ini bagaimana, coba sinyo pegang
payungnya, mbak suster mau membetulkan tali sepatu sinyo dulu….(sambil memberikan
payung)
Yohanes : sini….sini….cepat ya…. awas kamu….udah berani perintah sama saya…..nanti saya
beritahu mama tahu rasa kamu…..

Setelah selesai membetulkan tali sepatu, mereka berjalan kembali hingga mereka bertemu
dengan Didit yang sedang mengais sampah….

Yohanes : Mbak suster………ayo lewat sini saja……ada orang gila dan bau disana……
P. Yohanes : lho…piye tho….dia bukan orang gila lho Nyo….tapi orang yang sedang mencari
plastik bekas ditempat sampah supaya dapat makan…….tapi mbak suster juga takut………
jangan-jangan memang orang gila…..hi…hi…hi…ayo Nyo lewat sini saja….
Yohanes : lho mbak suster kok takut juga……..trus kalau begini enaknya bagaimana……
la….la….lari………ayo mbak suster lari………..
P. Yohanes : ayo…Nyo lewat sini….. cepatan….lari….

Tito tiba-tiba datang dari tikungan jalan hampir bertabrakan dengan Yohanes dan
pengasuhnya…..
Tito : ada… ada apa Yo? Kok lari-lari seperti dikejar anjing…
Yohanes : ada orang gila disana tuh….takut aku………(sambil terus lari tidak menghiraukan
Tito)
Tito : orang gila? Mana……..(sambil mencoba memperhatikan orang yang disebut gila oleh
Yohanes)……….Lho itukan Didit.? Dit……….Didit!
Didit : (sambil nengok dan tersenyum) eh kamu Tito…. mau pergi kemana?
Tito : ah… cuma jalan-jalan saja. Dit boleh saya bertanya sama kamu? Jangan tersinggung ya….
seandainya kamu tinggal di rumah saya bagaimana?
Didit : kamu bercanda kan Tito……soalnya mana ada yang mau menerima orang seperti aku
dirumahnya……… (sambil tertawa) teman kamu saja lari terbirit lihat muka dan
pakaianku….apa kamu tidak malu…..lagi pula orang tua kamu bagaimana? Apa mereka setuju?
Tito : kalau masalah izin orang tua jangan takut deh…. mereka senang kok ketika saya bicarakan
hal ini kepada mereka….soalnya saya kebetulan juga tidak ada saudara. Hehe…jadi kita bisa
kemana-mana berdua…..bagaimana Dit?
Didit : gimana ya….saya tidak enak nantinya malah merepotkan..
Tito : udah begini saja……….sekarang ayo kerumahku…. ini betul-betul rumah meski tidak
bagus tapi cukup layak untuk tidur……. ayo….(sambil menggandeng Didit tanpa canggung)

Babak III

Setting : Rumah sederhana Tito

Tito : Nah…. Dit… ini rumahku…….tidak besar tapi cukup nyaman kan……..
Didit : iya…..e…mana orang tua kamu Tito?
Tito : Sebentar ya…….saya panggil dulu…………Ayah……….Ibu………coba lihat saya bahwa
siapa?
Ayah : wah Tito udah pulang………….ini pasti Didit ya……..apa kabar Didit?
Ibu : Didit kan? Tito cerita banyak tentang kamu. Kamu anak yang hebat. Mandiri dan tidak
cengeng. Sudah makan Dit?
Didit : kabar saya baik-baik Pak.. Bu.. Terima kasih sudah mau menerima saya…..Cuma apakah
saya nanti tidak merepotkan selama saya tinggal disini?
Ayah : Didit, kami semua sangat senang kamu bisa tinggal disini….anggap saja kami keluarga
kamu sendiri. Bahkan boleh kok memanggil saya Ayah dan ini Ibu, karena Tito sendiri juga
senang punya saudara seperti kamu…
Ibu : Ayah…. bicaranya nanti saja…. yang penting Didit mau tinggal disini….sekarang Tito
kamu ajak Didit ke belakang untuk mandi dan jangan lupa pakaian kamu yang kemarin kamu
siapkan untuk Didit sekalian disiapkan…. setelah itu baru makan… ya….kita lanjutkan
ngobrolnya di meja makan………. ayo……………..(semua pemain masuk)

Narator : Demikianlah akhirnya Didit diterima dengan baik di keluarga Tito. Mereka menjadi
keluarga yang baru bagi Didit. Bahkan sejak saat itu Didit juga ikut bersekolah bersama Tito.
Tuhan telah memakai keluarga Tito untuk memelihara hidup Didit. Didit tidak perlu lagi
kedinginan atau kepanasan. Juga tidak harus mengais sampah untuk mendapatkan sesuap nasi.
Babak IV

Setting : dilapangan bermain

Didit : Tito, apakah kamu bisa membantu saya? Saya masih minder bermain?
Tito : Dit, jangan minder lah……ayo main sama-sama…
Yohanes : Awas…… ada anak gembel lewat………..baunya bau
kambing…………….wekk……………..weeeekkkkkkkkkkkkk………(berteriak setelah Didit
lewat didekatnya dan disambung tertawa teman-temannya)

Narator : Demikianlah Didit selalu direndahkan oleh teman-temannya. Hanya karena dia
dulunya adalah seorang pemulung. Tapi Tuhan Yesus menguatkan hati Didit melalui Tito. Tito
memang sahabat sekaligus sahabat yang baik bagi Didit. Bagaimana dengan kalian?

Babak V

Setting : Serambi atau Ruang Tamu Rumah Tito

Didit : Sebetulnya mengapa ya keluarga ini begitu baik ya?


Ayah : Didit? Kok sendirian disini? Tito ada dimana?
Didit : Ayah….. ini lagi pengen sendirian……Yah, Didit mau tanya boleh tidak?
Ayah : Didit knapa jadi sungkan seperti ini., boleh donk. Memangnya mau tanya apa?
Didit : Didit bingung saja, kenapa Ayah, Ibu dan Tito begitu baik sama saya? Saya kan bukan
siapa-siapanya ayah? Itu bagi Didit sangat aneh……….
Ayah : Didit, Ayah, Ibu dan Tito seperti ini karena Tuhan Yesus mengasihi kami. Kamu tentunya
tidak tau bahwa Ayah bisa hidup seperti ini itu semua karena anugerah dari Tuhan Yesus. Dulu
saya orang yang sangat jahat Dit? Tapi hati Ayah diubah setelah Ayah terima Tuhan Yesus.
Sampai-sampai Ayah diberikan istri yang baik dan anak yang baik itu semua karena Tuhan
Yesus. Dan sekarang Ayah bertemu dengan kamu juga karena Tuhan Yesus. Tidak mungkin
Ayah, Ibu dan Tito menerima kamu kalau bukan Tuhan Yesus yang mengubah hati ayah. Jadi
jangan bingung ya…. Apakah kamu mau terima Tuhan Yesus, Dit?
Didit : e…sa…saya mau Ayah…
Ayah : Kalau begitu mulai sekarang undanglah Tuhan Yesus masuk dalam hatimu ya Dit. Pasti
DIA mau tinggal dihatimu
Didit : iya Ayah…..saya mau undang Yesus masuk dalam hatiku
Ibu : (masuk sambil bawa minuman) aduh bicara apa sih kok serius sekali….ini ibu bawakan kue
dan teh hangat. Tito di dalam lagi belajar, Didit sudah selesai belajar?
Didit : e….. belum bu…..kalau begitu saya ke dalam dulu ya bu. Ayah saya belajar dulu ya…
besok biar bisa mengerjakan soal ujian dengan baik
Ayah : ya..ya…ayo cepet sana….nanti malah ngantuk kamu karena hari sudah malam. Didit…
jangan lupa ya berdoa minta Tuhan Yesus menolong kamu.
Didit : iya Ayah. Ibu saya masuk dulu ya….mau belajar di dalam
Ibu : (menunggu Didit masuk) mencicipi makanan dan minuman
Babak VI

Setting : Di dalam kelas setelah selesai ujian

Tito : Bagaimana Dit, apakah kamu bisa menjawab semua soal ujian?
Didit : Saya tidak tahu hasilnya Tito, tapi yang terpenting saya sudah berusaha menjawab
semuanya. Lihat nanti hasilnya?
Tito : Yang pasti kita tidak nyontek itu sudah menyenangkan hati Tuhan Yesus.
Didit : Iya Tito…. saya tadi dipaksa untuk memberikan contekan ke Yohanes, tapi saya lebih
takut sama Tuhan Yesus dibandingkan sama dia….
Tito : Bagus, ayo kita pulang……..udah lapar nih……..
Didit : Boleh tidak kalau kita berdoa terlebih dahulu sebelum pulang….. saya mau mengucap
syukur karena Tuhan sudah menolong saya… Tito mau kan kita berdoa bersama……….
Tito : Ayo kita berdoa…..

Narator : Demikianlah Tito dan Didit berdoa kepada Tuhan Yesus yang sudah menolong mereka
dan menjauhkan mereka dari segala pencobaan. Dengan mau jujur dan tidak berbuat curang
sewaktu ujian. Apakah kalian semua juga mau melakukan hal ini?

Babak VII

Setting : Ruang kelas Sekolah Minggu

Guru SM : Siapakah yang hafal bunyi hukum kelima dari sepuluh hukum Tuhan?
Yohanes : Saya bu guru?
Guru SM : coba kamu Yohanes apa bunyinya?
Yohanes : jangan mencuri (anak-anak yang lain berteriak salah-salah, sambil mengacungkan jari)
Didit : saya bu, kalau tidak salah ingat, hormatilah Ayah dan Ibumu supaya lanjut umurmu
ditanah yang Ku berikan kepadamu.
Guru SM : benar sekali Didit. Kamu pintar sekali. Kita harus menghormati orang tua kita karena
itu perintah Tuhan. Bagaimana cara menghormati orang tua kita?
Tito : menaati dan tidak menghina orang tua kita.
Guru SM : benar Tito
Didit : menyayangi dan menyenangkan orang tua dengan belajar lebih rajin dan tidak malas
Yohanes : tapi bu guru, orang tua saya tidak pernah marah kalau saya malas dan bangun tidur
kesiangan. Kalau saya tidak masuk sekolah juga tidak marah. Ini berarti orang tua saya tidak
merasa tidak dihormati.
Guru SM : Yohanes dan anak-anak semua, Tuhan Yesus menghendaki setiap kita menjadi anak
BIJAK. Cara menjadi anak BIJAK selalu mendengar nasehat orang tua dan patuh kepadanya.
Kita tidak nakal, kita rajin belajar, kita menjadi pintar itulah menghormati dan menyayangi orang
tua kita. Tentunya orang tua Yohanes memang tidak terlihat sedih kalau Yohanes nakal. mereka
juga tidak marah. Tapi tahukah kamu sesungguhnya mereka sedih. Anak -anak BIJAK berarti
mari kita hormati orang tua kita, sayangi kakak kita, sayangi adik kita. Tuhan Yesus pasti senang
dengan anak-anak BIJAK. Amin.

Anda mungkin juga menyukai