Babak 1
Setting : Pagi hari di Sekolah Minggu (LCD tengah menampilkan foto halaman belakang/tampak kelas)
ADEGAN:
Anak-anak menari bergantian diiringi nyanyian medley lagu rohani anak-anak yang menceritakan kondisi
hari Minggu/Sekolah Minggu.
Lagu : Matahari bersinar t’rang, Satu anak Tuhan pergi sekolah Minggu, Adalah sukacita di hatiku, Tuhan
cinta semua anak, Yesus dalam rumahku
--------------------------------------------------------------000------------------------------------------------------------------------
(Lampu panggung padam)
Babak 2
Prolog : Natal akan selalu menjadi peristiwa yang dinantikan. Peringatan kelahiran Sang Juruselamat
yang dirayakan setiap tahun oleh hampir seluruh umat Nasrani diseluruh dunia. Bahkan jauh sebelum
tanggal 25 Desember, di mall, di hotel, di gereja dan di rumah kita sendiri, kita sudah mempersiapkan
Natal dengan dekorasi-dekorasi yg sangat meriah, kue-kue yang sangat lezat..
Namun, apakah Natal hanya sekedar memasang hiasan? Memasak makanan? Memperindah
pemandangan dengan nuansa kemeriahan??
(Narator diiringi instrument musik...)
ADEGAN 2
Geber dinaikan/diturunkan (tampak setting dekor ruang keluarga)
(lampu panggung nyala)
ADEGAN 3
Pengemis masuk panggung-(pintu diketok)
Martha melihat ke arah pintu
Pengemis : “Sakwelase nduuukkk......”
Martha : “Sepuntene buuuk.....” (pengemis keluar panggung)
“Duh...Natal-natal gini kok ada aja pengemis...huft...ganggu bingiits deh…” (sinis)
Ibu : “Siapa tadi?”
Martha : “Pengemis bu..sdh aku suruh pergi…uda aaah, mau lanjutin hias lagi”
Ibu : “Hmm…..”
ADEGAN 4
Kakek masuk panggung-(pintu diketok)
Ruben melihat ke arah pintu
Kakek masuk
Ruben : “Waah Kakek..., kebetulan kami sedang menghias pohon Natal loo...
Ibu, Ayah, Mbak Martha ada Kakek “
(Kakek masuk disambut Ayah dan Ibu, anak-anak kembali sibuk memasang hiasan)
Ayah : Senang sekali Kakek datang, kami sedang menghias pohon Natal, anak-anak
bersemangat sekali....
(Kakek duduk dipojok...manggut-manggut sambil memperhatikan anak-anak
menghias pohon, sambil sesekali wajahnya muram, mata menyipit, merenung,
terdiam)
Ibu : (sambil membawa minuman) menghampiri Kakek
“Dari tadi aku perhatikan, Kakek kok wajahnya sedih gitu melihat anak-anak menghias
pohon Natal. Mau Natalan kok surem sih Kek wajahnya....”
Kakek : “Aku cuma sedang berpikir, apakah mereka mengerti arti simbol-simbol yg mereka
pasang itu ? tolong kamu panggil mereka”
Ibu : “Oooh baiklah.... anak-anak...sini duduk dulu, ada yg ingin Kakek tanyakan”
(anak-anak menghampiri Kakek dengan membawa simbol Natal yang akan dijelaskan)
(Ibu duduk, Ayah berdiri di sebelah ibu, anak-anak dibawah)
Kakek : “Kalian tau tidak arti dari dari hiasan-hiasan yang akan kalian pasang itu?”
Ruben : “Tidak tahu Kek...”
Martha “Pokoknya kami senang aja, bentuknya lucu2, warnanya juga cantik2....”
Kakek : “Hmmm...itu yg sedang kamu bawa apa Ben?”
Ruben : “Hiasan Natal Kek, ini biasanya ditempel di pintu itu lo..masa Kakek ga tau sih?”
Kakek : “Iya tau, tapi kamu tau tidak apa artinya?”
Ruben : “Ya jelas enggaklah…”
Kakek : “Nah... Hiasan berupa lingkaran ini...(memegang hiasan) melambangkan kasih Kristus
yang tidak ada hentinya, tidak ada batasannya”
Ruben : “Ooo…begono…”
Ruben kembali menghias lingkaran
ADEGAN 5
Orang tersesat naik panggung-pintu di ketuk
(Ayah berjalan ke arah pintu)
Ayah : “Cari siapa ya pak?”
OT : “Maaf mas,sy mau tanya..kalau mau ke Sempu itu lewat mana ya? Apa masih jauh?”
Ayah : “Lumayan pak, masih 5 kilo lagi, Bapak darimana?”
OT : “Saya dari Kediri mas, mau ke rumah anak saya, saya lupa alamatnya, tapi saya ingat
ancer-ancernya. Bisa minta tolong antar saya Mas? Nanti ongkosnya saya ganti”
Ayah : “Waduh, maaf pak, kami semua sedang sibuk, mau Natalan. Bapak cari ojek aja
ya..maaf”
(Ayah balik badan)
(OT turun panggung)
Ibu : “Siapa Pak?”
Ayah : “Ga tau, gak kenal”
ADEGAN 6
Kakek : (kakek berjalan sambil melihat-lihat) “Ini pohon apa ya?”
Martha : “Duh Kakek, itu kan pohon cemara, masak pohon pisang sih kek?”
Kakek : “Pohon Cemara itu seringkali dipakai sebagai pohon Natal kan, kira-kira kenapa ya?”
Martha : (geleng-geleng kepala) “auuuk...”
(Tari Pohon Cemara)
Kakek : “Pohon cemara selalu hijau di musim apapun. Melambangkan pengharapan abadi.
Jadi kita harus ingat bahwa Tuhan selalu memberikan pengharapan”
“Nah, begitulah arti hiasan-hiasan yang ada pada pohon Natal. Jadi kalian tidak hanya
menghias saja, suka dengan bentuknya, warnanya dan bukan sekedar tradisi tapi
kalian juga mengerti artinya.”
“Baiklah....Kakek pamit dulu ya...”
Ruben : “Kakek mau kemana ??”
Kakek : Loo, apa kamu lupa kalau Kakekmu ini pendeta?? Kakek juga akan menyampaikan
kabar sukacita ini ke jemaat Kakek di GKJW Sengkaling dong....
Semua : OOOOOOkeeeeee......
(lampu padam semua pemain turun panggung, Kakek ganti kostum)
Lanjut Hikmah Natal
Cast :
1. Kekek : Pak Pam
2. Ayah : Pak Aditya/Tyo
3. Ibu : Bu Luber FD
4. Ruben : Benaya
5. Martha : Bertha
6. Pengemis : Bu Yuyul
7. Tersesat : Kris Bokir