OPENING
Narator : Kala senja itu seorang wanita duduk termenung sendirian. Ia tengah
menatap orang-orang bersikap acuh tak acuh, seolah hanya mereka satu-satunya manusia
tersibuk di dunia.
ORANG 1 : “Kerjaan banyak, ngga ada yang bantu, gini amat jadi ibu rumah
tangga!” (sibuk sambil ngomel-ngomel)
ORANG 2 : “Andai aku orang kaya ngga perlu kerja kantoran, cukup duduk depan
teras sambil minum kopi duit menghampiri.”
ORANG 1 : “Hei kamu yang duduk disana, jangan diam saja, lekaslah bantu aku!”
(agak jaga jarak sama MC, sambil melambaikan tangan, terus tunjuk .... sesuatu yang
perlu dibantu)
ORANG 2 : “Hei sekarang giliranku, tolong bantu aku juga!” (dari sisi lain, sambil
nunjuk-nunjuk sesuatu yang perlu dibantu juga, nadanya sedikit kesal)
ORANG 1 : “Ayo dong jangan lama-lama, tugasmu disini belum selesai!” (marah-
marah)
ORANG 2 : “Kamu bisa sabar ngga sih, aku juga butuh bantuannya tau!” (marah-
marah)
KLIMAKS
Narator : Terdiam ia sendiri, tak ada lagi teman maupun kawan. Tak ada kebersamaan, tak
ada pula persaudaraan. Ia merasa hampa tak ada siapa-siapa. Raganya lelah, jiwanya putus
asa menghadapi kisruhnya dunia dengan segala keegoisan di dalamnya.
(MC berdiri)
(Penginnya sih ada video yang diputar isinya menggambarkan ketidakpedulian manusia
di dalamnya, nah sambil video di putar, si MC ini baca puisi)
MC : “Ketika aku berjalan dan terus berjalan, kusaksikan bahwa dunia telah berbeda.
Manusia tak lagi mampu berbagi, tak mampu menjalin kasih. Manusia hidup hanya, hanya
dan hanya untuk dirinya sendiri. Duka, lara, bencana ada dimana-mana, namun tak seorang
pun mau ikut berbagi rasa. Rasa peduli kini terpendam mati. Sesungguhnya bukan dunianya
yang kejam, namun manusia yang tinggal di dalamnya.” (sepanjang video di putar)
MC : “Kemana semua orang saat aku memerlukan mereka?! Sendiri aku disini, tak ada yang
menghampiri, tak ada yang menemani. Tua, muda bahkan anak-anak sibuk dengan urusan
diri tanpa ada peduli. Lelah.. aku merasa lelah. Tak lagi sanggup berucap, tak kuasa bergerak.
Sesekali aku ingin kamu mengerti, bahwa aku juga manusia, aku pun butuh kamu sebagai
sosok yang mendukungku kala duka bertamu.” (nada baca puisinya agak meningkat kaya
orang kecewa)
Nah disini orang-orang yang tadi dia tolong pada berdatangan mengulurkan tangan
(kek nepuk-nepuk pundaknya, nyodorin tangan seolah-olah melambangkan dia tuh siap
bantu juga, ada yang duduk di sebelahnya)
ORANG 3 : "Ungkapkanlah isi hati, jangan bersedih sendiri. Ada kami disini.”
(MC bangkit berdiri bareng sama ketiga orang itu)
ENDING
ORANG 2 : “Terimakasih karena kamu tidak pernah menyerah untuk tetap berbagi meski
awalnya kami tidak peduli. Terimakasih karena kamu mau tetap berdiri meski harus
melangkah sendiri. Kini, giliran kami yang hadir disini untuk menemani agar kamu tak lelah
sendiri.”
Narator : Ketika kita seiring sejalan, sekata sehaluan. Egoisme pun padam dalam arogan.
Bersama saling memahami satu dengan yang lain, eratkan kasih sayang dengan persaudaraan.
Daftar pemeran :
ORANG 1 (Ibu-ibu, yang kelihatan angkuh dan galak) : Kak Yuli Todo
- Kemeja
- Bawa berkas-berkas kantoran
- Bawa tas kantor
- Baju lusuh
- Pake topi bundar
Properti tambahan :
Daun-daun kering