Anda di halaman 1dari 21

NASKAH DRAMA

KISAH SENGSARA YESUS

Komunitas Orang Muda Katholik


Paroki Santo Yohanes Penginjil
Mandala – Medan
2023
Narator : Saudara/I yang terkasih. Pada hari ini kita berkumpul untuk merenungkan kisah
sengsara Tuhan kita Yesus Kristus yang karena kasih, Ia rela menerima Cawan yang
melambangkan pengorbanan-Nya untuk membebaskan seluruh umat manusia dari
dosa. Salib memancarkan dua gerakan cinta yang paling ekstrem nan kontras,
“Radikalitas Dosa Manusia dan kasih Allah yang tak memiliki batas”. Mari kita ikuti
tablo jalan salib ini dengan hikmat.

Taman Getsemani

Yesus : (Yesus masuk) “Hatiku sangat sedih. Seperti mau mati rasanya. Tinggalah di sini dan
berjaga-jagalah.” (Yesus naik ke tempat sunyi untuk berdoa).

Nyanyian: “Hatiku sedih hingga mati rasanya, sedang Aku berdoa, Ya Bapa biarlah biarlah ini lalu, dari
Pada-Ku.”

Yesus : “Tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.”
(Setelah itu Yesus mendatangi murid-muridnya)

Yesus : “Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam
saja? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.
Roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Kemudian Yesus kembali lagi untuk
berdoa)

Yesus : (Ke arah murid-murid-Nya) “Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan
Aku sudah dekat.”

Sementara Yesus berbicara nampaklah segerombolan massa dan prajurit yang membawa
pedang. Dari kerumunan orang-orang tersebut muncullah sosok Yudas.

Yudas : “Lihat… Orang yang kucium itulah Dia….”

Yesus : (berjalan ke depan) “Siapakah yang kamu cari?”

Prajurit : “Yesus dari Nazaret!”

Yesus : “Akulah Dia!”

Ketika Ia berkata "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah.

Yesus : “Siapakah yang kamu cari?”

Prajurit : “Yesus dari Nazaret!”

Yesus : “Telah kukatakan Akulah Dia, jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”

Yudas maju untuk mencium Yesus.

Yesus : “Lakukanlah apa yang harus kau lakukan.”

Yudas : “Rabi!”

Yesus : “Sahabat, untuk itukah engkau datang?”


Longginus : “Itu dia orangnya, tangkap Dia!”

Massa : (Berteriak) “Tangkap Dia, Bawa Dia, Siksa Dia..”

Petrus menghunus pisaunya dan dengan cepat memotong telinga salah seorang Prajurit
hingga putus. Nama prajurit itu Malkus. Tetapi Yesus memasang kembali telinga
prajurit yang terputus.

Yesus : “Simon, sarungkanlah pedangmu! Barangsiapa hidup oleh pedang akan mati juga oleh
pedang. Bukankah aku harus meminum cawan yang diberikan Bapa kepadaku?”

Yesus : (Yesus bangkit berdiri menghadap ke arah massa). “Sangkamu aku ini penyamun, maka
kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di
tengah-tengah kamu dalam bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah
saatnya, dan inilah kuasa kegelapan itu….”

Prajurit : “Itu dia, tangkaplah dia!”

Yudas berlari meninggalkan semua orang.

Mahkamah Agung
Yesus dibawa menghadap kepada Imam Besar. Massa yang menghantar Yesus masuk,
dan secara bersamaan Hanas dan Kayafas masuk. Kayafas langsung mengambil
posisi sedangkan Hanas melihat apa yang terjadi kemudian Ia kembali dan
melaporkannya kepada Kayafas.

Hanas : (berjalan menuju kerumunan). “Bawa dia masuk!!!”

Yesus diseret menghadap Imam besar.

Massa : “Hukum dia, dia penipu, penghasut, dia pantas mati…. HUKUM DIA!”

Farisi 1 : “Hukum dia, katanya Dia akan merubuhkan Bait Allah!”

Farisi 2 : “Benar dan Dia berjanji akan mendirikannya kembali dalam waktu tiga hari. Yang
benar saja” (pandangan sinis terhadap Yesus)

Massa : “Ya HUKUM DIA. Dia menghojat Allah!!! Hukum.. Hukum…Hukum dia!!!”

Kayafas : “Tidakkah engkau memberi jawaban atas tuduhan-tuduhan dari saksi-saksi ini
terhadap Engkau?” (Yesus diam).

Kayafas : “Apakah Engkau Mesias, Anak Allah?”

Yesus : “Akulah Dia (menatap tegas) dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sisi
kanan yang mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan di langit.”

Hanas : (Hanas marah lalu maju dan menampar Yesus) “Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kalian
semua sudah mendengar hujatanNya terhadap Allah. Apa pendapat kalian?”

Massa : (berteriak) “Dia Penghianat!! Hukum Dia! Salibkan Dia!”

Kayafas : Pengkhianat. Kau bukan Anak Allah!!! (menampar Yesus)


Hanas dan Kayafas tampak murka lalu pergi.

Kayafas : “Bawa dia menghadap Pilatus!”

Doa Pembukaan : Tuhan Yesus Kristus, kami berkumpul di sini untuk merenungkan jalan salibMu
menuju puncak Golgota. Meskipun Engkau gelisah dan takut tetapi Engkau dengan mantap
menjalankan perintah BapaMu demi kami anak-anakMu. Kami ingin mengikuti Dikau melalui jalan
salib ini, walaupun tak jarang kami selalu menghindari kesengsaraan maupun pengorbanan yang
kami alami sehari-hari. Semoga semangat dan keteguhanmu demi menyelesaikan kisah sengsara ini
menjadi dorongan bagi kami yang sedang berziarah menuju Rumah Bapa.

Narator : Kasihanilah Kami Ya Tuhan Kasihanilah Kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu Pemb. : (PS. 480)

PERHENTIAN I YESUS DIHUKUM MATI

Narrator : Kami menyembah Dikau ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Pilatus masuk diiringi Para Prajurit. Yesus sudah diikat dan dibawa masuk oleh empat
orang Prajurit dipimpin oleh Longginus.

Longginus : “Cepat… Pemberontak..!!! Masuk..”

Kemudian dengan sebuah tanda Marcellus memerintahkan salah seorang prajurit untuk
memanggil Pontius Pilatus

Longginus : “Lapor Tribune Marcellus..Tawanan siap untuk diadili!!

Marcellus : “Yang Mulia Pontius Pilatus, Gubernur Kekaisaran Romawi atas perintah Imam Hanas
dan Kayafas serta orang-orang Farisi, kami menyerahkan Yesus orang Nazareth ini
untuk diadili.

Pontius Pilatus : “Bawa tawanan itu kemari…”

Marcellus : “Longginus… bawa dia kemari!!! Cepat!!!

Pontius Pilatus tertegun memandang Yesus karena Ia berdiri penuh wibawa di hadapan
Pilatus.

Pontius Pilatus : (Pilatus lalu berjalan menuju orang-orang farisi) “Hai orang-orang Yerusalem. Apakah
tuduhan kamu terhadap orang ini?”

Massa : “Jikalau Ia bukan penjahat, kami tidak menyerahkanNya kepadamu!”

Pontius Pilatus : “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum tauratmu!”

Hanas : “Tidak.. Tidak… Kami tidak boleh membunuh seseorang.”

Pilatus tertunduk. Ia sangat bersimpati pada Yesus namun Ia takut kehilangan jabatan
dan simpati rakyat.
Pontius Pilatus : (berjalan menuju Yesus) “Engkaukah Raja Orang Yahudi?”

Yesus : “Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri ataukah ada oranglain yang
mengatakannya kepadamu tentang Aku?”

Pontius Pilatus : “Apakah aku seorang Yahudi? Bangsamu sendiri dan imam-imam kepala yang telah
menyerahkan Engkau kepadaku. Apakah sesungguhnya yang telah Engkau perbuat? “

Yesus : “Kerajaanku bukan dari dunia ini. jika kerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-
hambaKu telah melawan supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan
tetapi Kerajaanku bukan dari sini.”

Pontius Pilatus : “Jadi Engkau adalah Raja?”

Yesus : “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah Raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah
Aku datang ke dalam dunia ini. Supaya Aku memberikan kesaksian tentang kebenaran…
setiap orang yang berasala dari kebenaran mendengarkan suaraKu.”

Pontius Pilatus : “Apakah kebenaran itu?” (Yesus diam)

Pontius Pilatus : (berjalan menuju massa) “Aku tidak mendapati kesalahan apapun padaNya. Tetapi
sesuai tradisi bahwa setiap Paskah aku membebaskan tawanan bagimu. Maukah kalian, supaya Aku
Pontius Pilatus membebaskan raja orang Yahudi ini bagimu?”

Kayafas : “Jangan Dia, melainkan Barabas!”

Massa : “ya…ya.. bebaskan Barabas penyamun itu.. Ia lebih berharga daripada Dia!!!”

Pilatus memberi tanda kepada salah satu prajurit untuk membawa Barabas

Pontius Pilatus : “Sekali lagi kutanya, mana yang kalian pilih? Orang ini atau Barabas?

Massa : “BEBASKAN BARABAS!!! Bebaskan Barabas!!!”

Pontius Pilatus : “Marcellus!!! Siksa Dia… dan Bebaskan Barabas!!!

Marcellus : “Siap Tuanku Pilatus!!! Longginus, Plutonius, cepat kerjakan!!!”

Barabas dilepaskan dan prajurit siap untuk menyiksa Yesus. Barabas dibebaskan.
Kemudian Ia menghampiri Yesus lalu diam dan pergi sambil tertawa kembali.
Marcellus, Longginus dan Plutonius serta dua orang prajurit penjagal menyiksa
Yesus.

Marcellus : “Ambilkan jubah ungu itu.. cepat!!!”

Marcellus : (mengenakannya pada Yesus) “salam hai Raja Orang Yahudi” (menampar lalu
meludahi Yesus)

Yesus di bawa kembali dihadapan Massa usai penyiksaan

Pontius Pilatus : “Lihatlah aku membawa Dia kepada kamu supaya kamu tahu aku tidak mendapati
kesalahan apapun padaNya”

Farisi 1 : “Kami punya hukum dan menurut hukum Ia harus mati!!! Sebab Ia menganggap
dirinya Anak Allah”
Farisi 2 : “Dan jikalau engkau membebaskan Dia maka engkau bukanlah sahabat kaisar!!! Setiap
orang yang menganggap dirinya Raja berarti Ia melawan Kaisar…!!”

Pilatus mendengarkan perkataan itu dan memerintahkan Prajurit agar mendudukan


Yesus di Litostrotos dan menyiapkan kain putih untuk menuliskan sesuatu.

Pontius Pilatus : “Inilah Rajamu!!!”

Massa : “Enyahkan Dia. Dia bukan raja kami, SALIBKAN Dia!!! Salib Dia, Salib, Kami tidak
memiliki Raja selain Kaisar”

Pilatus tidak peduli dengan teriakan itu dan mulai menulis kemudian menyerahkannya
kepada Marcellus. Pilatus berjalan ke arah bejana dan mencuci tangannya
kemudian Ia pergi meninggalkan mereka. Yesus tetap diam saat dibawa oleh
Prajurit.

Pilatus: Aku tidak bersalah atas darah orang ini.

Narator : Dalam kesunyian Getsemani. Yesus berdoa dan bergulat dengan bayang-bayang
penderitaan yang akan menimpa diriNya. Keringat sampai menjadi titik darah. “Bapa
jika boleh biarlah piala ini berlalu dari padaku, tetapi bukanlah kehendakku melainkan
kehendakMu yang terjadi.” Doa yang diwarnai dengan pergumulan antara
keberadaanNya sebagai manusia dan di pihak lain sebagai seorang Putra Allah berakhir
dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh muridNya sendiri yaitu Yudas Iskariot.
Yesus ditangkap, diseret seperti penjahat, dihadapkan kepada Mahkamah Agung,
diolok-olok. PakaianNya ditanggalkan, disiksa hingga akhirnya dihukum mati. Sudah
banyak darah tertumpah hanya disebabkan perbedaan keyakinan dengan perbedaan
cara beriman kepada Allah. Kita telah mengetahui pengorbananNya yang besar tapi
seringkali menyangkali keyakinan kita terhadapNya. Kita merendahkan martabat kita
sebagai Putra-Putri Allah dengan melakukan tindakan yang bertentangan dengan
kehendak Tuhan (hening sejenak…)

Marilah kita berdoa…

Ya Tuhan Yesus, dengan deritamu martabat kami sebagai Anak Allah yang dirusak dosa,
diperbaiki. Kami memohon pertolonganMu agar kami senantiasa menyadari keberadaan kami
sebagai citra Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang merendahkan
martabat kami sendiri dan orang lain.

Narator : Kasihanilah Kami ya Tuhan, kasihanilah kami.

Umat : Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : “Anak Domba tak bersalah ajar kami pun berpasrah taat pada Bapa-Mu”

PERHENTIAN II YESUS MEMANGGUL SALIB

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib sucimu Engkau telah menebus dunia


Marcellus : “Cepat keparat…!” (mendorong Yesus hingga terjatuh) Hai Kalian (menunjuk kepada
prajurit).. Bawa salibnya kemari!

Massa : “Salib dia, Salibkan dia, Bunuh dia di Golgota!!!” (berteriak)

Pontius Pilatus : (Menghampiri Yesus dan berkata kepada Massa) “Lihatlah manusia ini (diam
sebentar)!!! Bacakan ini (menyerahkan segulung kertas kepada Marcellus) dan
pasangkan pada salibNya nanti!”

Marcellus : (mengambil kertas tersebut seraya menunduk kemudian membacakan tulisannya)


“IESUS NAZARENUS REX IUDERUM… YESUS ORANG NAZARETH RAJA ORANG YAHUDI”

Kayafas : “Yang Mulia Pontius Pilatus, jangan engkau menulis Raja Orang Yahudi.. DIA BUKAN
RAJA KAMI!”

Hanas : “Benar Yang Mulia, jangan ditulis, bukankah keparat ini mengatakan bahwa AKU
ADALAH RAJA ORANG YAHUDI?”

Pontius Pilatus : “Apa yang kutulis TETAP kutulis!!” (TEGAS)

Yesus dipaksa untuk memanggul salib yang dibawa oleh Prajurit.

Narrator : Mati di kayu salib adalah hukuman bagi seorang penjahat pada jaman itu. Yesus
dikelompokkan sebagai penjahat karena Ia dituduh menghujat Allah. Yesus menerima
keputusan itu dengan kesatria. Menjatuhkan hukuman secara tak adil, menganggapNya
sebagai penjahat adalah bukti nyata bahwa hakim tidak lagi mengindahkan rasa
keadilan yang disuarakan oleh hati nurani. Martabat manusia sebagai citra Allah
dilengkapi dengan suara hati. Suara Tuhan sendiri direndahkan hakim dunia. Salib
bukanlah sesuatu yang menyenangkan bagi kita apabila kita tidak mengenal salib
Kristus. Dengan salib Kristus kita semakin dikuatkan untuk menghadapi tantangan
hidup ini terutama dalam usaha menuruti kata hati kita yang merupakan suara Tuhan
Allah sendiri. (hening sejenak…)

Marilah Kita Berdoa..

Umat : Tuhan Yesus, engkau berani memikul salib yang berat karena kami tidak
mendengarkan Engkau yang adalah jalan kebenaran dan hidup. Utuslah Roh-Mu agar
kami semakin peka dengan suaraMu yang menggema dari lubuk hati kami.

Narrator : Kasihanilah kami ya Tuhan kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Kayu Salib Dia panggul mari kita pun memikul salib kita di dunia.

PERHENTIAN III YESUS JATUH YANG PERTAMA KALI DI BAWAH SALIB

Narrator : Kami menyembah Dikau ya Tuhan, dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Yesus terjatuh menelungkup dan salibnya terhempas kesamping

Marcellus : “Dasar Jahanam, lamban!!! Ayo berdiri..!”


Longginus : “Keparat Pemalas..” (mengayunkan cemeti untuk mencambuk Yesus)

Massa : “Bangun… Bangun KAU.. SALIBKAN DIA!” (menghujat)

Yesus dipaksa berdiri dengan bantuan seorang prajurit dan melanjutkan perjalanan

Narator : Beban berat salib yang dipikulNya dan jalan yang tidak rata membuat Yesus menjadi
amat lelah, kesakitan akibat luka disekujur tubuhNya ditambah beban penderitaan
bathin karena ditinggal oleh murid-muridNya menyebabkan Ia jatuh tertindih salib di
tanah yang berdebu. Betapa beratnya dosa manusia yang harus ditanggung Yesus
namun Yesus tidak menyerah dan bangkit kembali meneruskan perjalanan menuju
kalvari. Yesus memberi teladan kepada kita apabila kita terjatuh dalam dosa dan
kesalahan, maka kitapun harus bangki t kembali untuk meneruskan perjalanan kita
menuju kepada Bapa (hening sejenak…)

Narator : Marilah kita berdoa

Umat : Ya Yesus, jatuhMu membuat kami sadar akan kelemahan dan dosa-dosa kami. Kami
mohon agar anugerahkanlah rahmatMu apabila kami jatuh dalam dosa dan kesalahan
sehingga kami dapat bangun kembali untuk memperbahurui diri dan perilaku kami
terhadap mereka yang berbeda iman dengan kami. Dengan demikian, kami berani
berubah kea rah yang lebih baik. Sebab Engkau sumber kekuatan kami kini dan
sepanjang masa.

Narator : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Tuhan Yesus tolong kami bila kami jatuh lagi karena salib yang berat.

PERHENTIAN IV

YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib sucimu Engkau telah menebus dunia

Di tengah perjalanan-Nya, Yesus pun berjumpa dengan ibu-Nya yang bersama Maria
Istri Kleofas, Maria Magdalena, dan Murid Yesus.

Plutonius : “Hei…!!! Wanita bedebah!!! Mau apa kau, minggir!!!”

Marcellus : “Plutonius…!!! Sarungkan pedangmu. Biarkan keparat ini (menunjuk kepada


Yesus) bertemu IbuNya untuk terakhir kali.

Plutonius : “Siap Tribune!!!”

Maria : (menghampiri Yesus) “Oh Anakku. Ibu ini. Ibu ini …”

Yesus dan Bunda Maria menangis berkasih-kasihan, Bunda Maria membelai wajah Yesus.

Yesus : “Ibu……” (menunjuk pada Yohanes)

Maria : “Anakku” (menangis terbata-bata penuh kesedihan)


Gesturd : Yohanes yang berdiri disamping Maria langsung berlutut dan memeluk kaki Yesus dan
menangis

Yohanes : “Guru…”

Puisi: “Surat dari Ibu” karya Asrul Sani

(diiringi instrument)

Pergi ke dunia luas, anakku sayang


Pergi ke hidup bebas!
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinar daun-daunan
Dalam rimba dan padang hijau

Pergi ke laut lepas, anakku sayang


Pergi ke alam bebas!
Selama hari belum petang,
Dan warna senja belum kemerah-merahan
Menutup pintu waktu lampau

Jika bayang telah pudar


Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan nahkoda sudah tahu pedoman
Boleh engkau datang padaku!

Kembali pulang, anakku sayang


Kembali ke balik malam!
Jika kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita:
“tentang cinta dan hidupmu pagi hari”

Narrator : Marilah kita berdoa

Ya Yesus, Bunda Maria telah memberikan teladan kesetiaan pada penderitaan orang
lain. kesetiaanNya menyadarkan kami akan kerapuhan kami yang tidak setia pada
penderitaan orang lain. Kami begitu mudah lari meninggalkan sesama kami melewati
penderitaannya sendiri tanpa sedikitpun memiliki niat untuk meneladani kesetiaan
Bunda Maria yang selalu setia meski dalam perkara sulit sekalipun. Sebab Engkaulah
Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin

Narator : Kasihanilah kami Ya Tuhan, kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : O Maria bunda kudus yang setia ikut Yesus Kau teladan hidupku

PERHENTIAN V YEUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia


Marcellus : (Berteriak) “BERHENTI! Orang ini sudah lemas.”

Longginus : “Apakah sebaiknya kita mencari pengganti untuk dia?”

Marcellus : “Cari orang untuk membantu keparat ini memikul salib!”

Sementara dialog Marcellus dan Plutonius berjalan, Simon dari Kirene masuk.

Plutonius : “Hei kamu(Menunjuk Simon)… cepat kemari. Siapa namamu?”

Simon : “Ampun Tuan, ampun… Adakah hamba bersalah, tuan? Hamba telah membayar pajak
dan berlaku baik. Hamba samasekali tidak melakukan hal yang buruk, tuan.”

Plutonius : “Kau, cepat bantu dia. Pikul salib itu.”

Simon dari Kirene menghampiri Yesus, sejenak menatap wajah Yesus kemudian
bersama-sama dengan Yesus memanggul salib dan melanjutkan perjalanan.

Massa : “Golgota.. Golgota… Golgota.. Dia pantas mati!”

Narator : Yesus tampak tidak kuat lagi memikul salib yang berat sementara Golgota masih
begitu jauh. Para serdadu menemukan Simon dari Kirene, seorang petani yang sedang
dalam perjalanan pulang bersama anak-anaknya. Mereka menahan dia untuk
menggantikan Yesus sementara memikul salib. Pertolongan yang dilakukan Simon dari
Kirene memberikan rasa lega yang cukup bagi Yesus meskipun dipaksa oleh para
serdadu. Terkadang kita tidak berani menyelesaikan tanggung jawab kita dan
melimpahkan beban kita begitu saja kepada orang lain seperti para Serdadu yang
memiliki tugas menyalibkan Yesus. Dengan seenaknya menunjuk orang lain untuk
memikul tanggung jawab tersebut. Tak jarang kita juga tidak mampu bersikap seperti
Simon dari Kirene yang dengan penuh kerelaan bersedia menanggung kesengsaraan
bersama Yesus. Betapapun kecil bantuan yang kita berikan, hendaklah kita tetap
berusaha melakukannya karena kita tidak pernah menyadari bahwa bantuan tersebut
memiliki makna yang besar bagi orang yang kita perhatikan.

Marilah kita berdoa

Ya Tuhan berilah kami kepekaan dan rasa tanggung jawab dalam menghadapai perkara
hidup ini. Jauhi kami dari sikap melepaskan tanggung jawab seperti para serdadu dan
jadikanlah kami pribadi yang kuat dan berani dalam bertindak seperti Simon dari
Kirene dalam melayani sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami kini
dan sepanjang masa. Amin

Narator : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Apa pun yang kau lakukan bagi para penderita pada Tuhan berkenan.

PERHENTIAN VI VERONIKA MENGUSAP WAJAH YESUS

Narrator : Kami menyembah dikau ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia


Yesus, Para Prajurit dan Massa masuk kembali berjalan. Sementara itu Veronika
datang setengah berlari dan menhampiri Yesus.

Plutonius : “Kau Wanita… Berhenti disini!!!”

Veronika : “Ampuni hamba Tuan, hamba hanya ingin membersihkan peluh dan darahnya”

Marcellus : “Plutonius, cukup! Sarungkan pedangmu, biarkan dia…”

Veronika merasa terharu bercampur sedih, ia menangis dan berlutut menghampiri Yesus
kemudian mengusap wajah Yesus. Yesus hanya diam dan dengan tatapan
matanya mengucapkan terima kasih. Saat itu juga wajah Yesus tergambar pada
kain Veronika.

Plutonius : “Sudah, cukup! Minggir bedebah!” (kemudian mendorong Veronika hingga jatuh
terduduk)

Gesturd : Yesus dibentak dan dipukuli lagi, didorong untuk melanjutkan perjalanan menuju
pintu sayap kanan. Veronika bangkit berdiri berjalan.

Ratapan Ovos.

Narrator : Marilah Kita berdoa

Ya Tuhan Yesus, ampunilah kami yang kurang peka terhadap kebutuhan sesama kami
yang menderita, yang selalu memikirkan banyak pertimbangan sehingga takut
memberikan pertolongan. Semoga teladan Veronika membuat kami lebih waspada dan
yakin akan kekuatan kami sehingga berani memberikan bantuan dengan bijaksana
terhadap sesama yang membutuhkan dengan demikian kami juga turut meringankan
penderitaanMu sebab Engkau telah menderita bagi kami sebab Engkaulah Tuhan dan
pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin

Narator : Kasihanilah kami ya Tuhan, kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Bila kita meringankan duka orang yang sengsara Tuhan Allah berkenan

PERHENTIAN VII YESUS JATUH KEDUA KALINYA

Narator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Yesus terjatuh lagi dan pingsan. Kali ini jatuhnya jauh lebih parah sehingga para
prajurit berteriak jauh lebih ganas.

Marcellus : “Keparat! Bangun kau.. Hei! (sambil menginjak bahu Yesus dengan sepatunya lalu
memperhatikan wajah Yesus dari dekat) Prajurit, cepat cari air lalu siram dia.
Kerjakan!!!”

Longginus : (mencari seseorang yang sekiranya membawa air dan menemukan seorang wanita
yang sedang membawa buli-buli berisi air) “Hei kamu wanita pembawa buli-buli air!!!
Tribune meminta airmu untuk disiram pada wajah bedebah itu” (merampas buli-buli
air dari tangan wanita tersebut)

Wanita Pembawa Buli air : “Jangan Tuan, hamba membutuhkannya..” (berusaha mengambil kembali
buli-buli air tersebut dari tangan Longginus”

Longginus : (dengan kasar merampas lalu pergi membawa air tersebut dan menyiramkannya ke
wajah Yesus yang sedang jatuh pingsan) “Bangun kau! Dasar Malas, lamban!!! Salibmu
sudah menunggu, cepat!!!”

Yesus : (tersadar seketika kemudian mengerang dengan suara lirih) “Ahhhhhh…”

Plutonius : “Cepat bangun, keparat!!! Masih panjang jalanmu, dasar lamban!!!”

Yesus dibangunkan oleh Simon dari Kirene. Dengan sisa tenaga yang ada, Yesus
kembali berjalan.

Narrator : Meskipun telah ditolong oleh Simon dari Kirene dan wajahNya telah dibersihkan oleh
Veronika. Tubuh Yesus sudah terlampau lemah untuk menanggung beban salib di cuaca
yang panas terik. Yesus terjatuh untuk kedua kalinya. Tenaganya sungguh terkuras.
Yesus harus menanggung perlawanan gencar lawan-lawanNya, menyaksikan sendiri
penyangkalan Petrus yang Ia kasihi dan merasakan buah pengkhianatan Yudas. Dia
mendengar dengan telinganya suara orang-orang yang dulu diajarkannya berteriak
menghujat dan meminta Ia disalibkan. Beban yang Ia pikul sungguh berat, beban yang
serupa juga ada ditengah kita. Aksi penyangkalan dan pengkhianatan, penolakan atas
kehadiran pembawa kebenaran, tindakan main hakim sendiri dan masih banyak lagi.
Beban salib yang menindihnya tidak membuat Yesus menyerah, melainkan Ia bangkit
berdiri dan berjalan lagi. Yesus telah memberi teladan kepada kita untuk berani bangkit
dari kegagalan dan keterpurukan dan terus berusaha (hening sejenak….)

Marilah kita berdoa

Tuhan Yesus betapa beratnya penderitaanMu namun Engkau tetap tabah dan tak kenal
putus asa. Berilah kami kekuatan yang sama dan keberanian yang serupa untuk bangkit
lagi disaat kami mengalami kejatuhan dan merasa ditinggalkan. Sebab Engkaulah Tuhan
dan pengantara kami. Amin

Narator : Kasihanilah kami Ya Tuhan, kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Bilamana kami goyah dan tercampak karena salah ya Tuhan, tegakkanlah

PERHENTIAN VIII YESUS MENASEHATI WANITA-WANITA YANG MENANGIS

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Sekelompok wanita menghadang jalan sambil menangisi Yesus.

Puisi Di tepi sungai-sungai Babel.


Ant. O…. Putri-putri Sion. Merataplah, gugurlah pahlawan Israel. Yerusalem, Kau menolak
Penyelamatmu.

Di tepi sungai-sungai Babel,  di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion. 

Pada pohon-pohon gandarusa  di tempat itu kita menggantungkan kecapi  kita. 

Sebab di sanalah orang-orang yang menawan  kita meminta  kepada kita memperdengarkan nyanyian,


dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita: "Nyanyikanlah bagi kami nyanyian
dari Sion! " 

Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian TUHAN  di negeri asing? 

Jika aku melupakan engkau,  hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku!  Biarlah lidahku
melekat pada langit-langitku,  jika aku tidak mengingat  engkau, jika aku tidak jadikan
Yerusalem  puncak sukacitaku! 

Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom,   yang pada hari pemusnahan  Yerusalem mengatakan:
"Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!" 

Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan,   berbahagialah orang yang membalas kepadamu
perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami! 

Berbahagialah orang yang menangkap dan memecahkan anak-anakmu  pada bukit batu!

Ant. O…. Putri-putri Sion. Merataplah, gugurlah pahlawan Israel. Yerusalem, Kau menolak
Penyelamatmu.

Marcellus : “Hai wanita-wanita bodok, minggir!!! Pergi darisini..”

Yesus : “Hai wanita-wanita Yerusalem, jangan lah tangisi Aku melainkan tangisilah dirimu dan
anak-anakmu…”

Plutonius : “Erghhhh CUKUP!!! Cepat jalan keparat!”

Narator : Marilah Kita berdoa…

Tuhan Yesus, Engkau menghargai setiap tetesan air mata sebagai tanda simpati
kepadaMu. Namun Engkau lebih menghargai tindakan nyata, perubahan diri yang
konkrit dan penyesalan dosa dengan tangisan. Ajarilah kami untuk tidak hanya berhenti
pada tangisan dan menyesali segala dosa dan kesalahan kami tetapi dengan sadar
mengatasi dosa dan kesalahan tersebut sehingga kami tidak perlu jatuh lagi pada dosa
dan kesalahan yang sama sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Narrator : Kasihanilah kami Ya Tuhan, kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Dalam tobat yang sejati kini akan kuratapi dosa dan pelanggaran

PERHENTIAN IX YESUS JATUH KETIGA KALINYA

Narator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan Salib SuciMu, Engkau telah menebus dunia


Yesus terhuyung perlahan dan jatuh. Simon dari Kirene berusaha menahan salibNya.
Yesus mengerang kesakitan dan para prajurit mulai berteriak marah.

Yesus : “Argh….”

Plutonius : “Dasar keparat kau, lamban!!!!” (mencambuk Yesus berkali-kali dengan kejam)

Marcellus : “Cukup Plutonius, apakah kamu harus selalu diingatkan?”

Longginus : “Lapor Tribune, dia sudah sangat lemah”

Marcellus : “Baik. Plutonius ambil salibnya”

Plutonius mengangkat salib Yesus yang terjatuh. Yesus yang sudah lemah berusaha
untuk berdiri kembali,Ia didorong oleh Longginus yang kemudian berbicara
sambil menatap massa dan umat

Longginus : “Lihat… Lihat baik-baik MANUSIA, Semua yang terjadi padaNya akibat ULAH KALIAN!”

Yesus berlutut. Simon dari Kirene diusir oleh Para Prajurit karena Penyaliban akan
segera disiapkan. Sebelum meninggalkan Yesus, Simon dari Kirene menatap
dengan sendu kepada Yesus.

Pendarasan Mazmur

 Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!

Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu Menaruh perhatian kepada suara permohonanku.

Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?

Tetapi pada-Mu ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang.

Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.

Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia,

Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala
kesalahannya.

Narator : Marilah kita berdoa..

Ya Yesus Engkau tetap tabah dan bersemangat menyelesaikan karya keselamatan ini
meskipun tubuhmu sudah tidak mampu lagi menahan penderitaan yang begitu berat.
kesetiaanMu kepada Bapa melebihi segalanya. Berilah kami kesetiaan yang sama dan
semangat yang besar dalam melaksanakan tugas dalam keluarga dan masyarakat
disekitar kami. Berikalankah cintaMu kepada mereka melalui hidup dan karya kami
sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Narrator : Kasihanilah kami Ya Tuhan, kasihanilah kami.

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa


Lagu : Bila hatiku gelisah karna dosa dan derita tangan-Mu ulurkanlah.

PERHENTIAN X PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Yesus berlutut dan terdiam. Marcellus mulai mendekatinya, para prajurit lainnya
sibuk menyiapkan penyaliban. Plutonius datang dengan membawa sebuah dadu
besar untuk mengundi jubah Yesus.

Marcellus : “Hahahaha..akhirnya tiba juga di golgota!!! Longginus, Plutonius, Cepat kerjakan tugas
kalian!”

Longginus dan Plutonius : “Siap Tribune”

Plutonius : (berkata kepada Yesus) “Hei kamu, cepat tanggalkan bajumu dan jubah kebesaranmu.
hahahaha” (menampar dan memukul Yesus)

Marcellus : “Longginus bawa kemari jubah itu, mari kita undi saja jubah ungu ini.. hahaha… Aku
pilih angka terbesar. ENAM!”

Longginus : “Aku SATU”

Plutonius : “Aku LIMA”

Prajurit Lainnya : “Aku TIGA.. Aku EMPAT… Aku Dua..”

Plutonius : “Siap… Satu dua tiga..” (melempar dadu ke atas dan angka enam yang keluar)

Marcellus : “Yah ENAM! Aku menang, hahahaha… Terima Kasih Raja, jubahMu kini menjadi
milikku. Huahahahaha… (Prajurit lain tertawa mengejek)

Pada waktu itu ada dua orang penyamun yang akan disalibkan bersama dengan Yesus.
Keduanya dibawa prajurit dan disalibkan di samping kiri dan kanan salib Yesus.

Narrator : Yesus sungguh-sungguh menyerahkan diri dan berkorban sepenuhnya. Ia memberikan


semua milikNya. Juga kehormatan dan karya diriNya. Tak ada yang tersisa bahkan
pakaiannyapun ditanggalkan. Yesus menjadi yang paling hina dan dipermalukan
dihadapan banyak orang. Apakah yang dapat kita perbuat untukNya? Sudahkah kita
melakukan apa yang dikatakan Yesus dan dikehendaki Bapa “Ketika Aku telanjang,
kamu memberi Aku pakaian. Ketika Aku sakit, kamu merawat aku. Ketika Aku dalam
penjara, kamu mengunjungi Aku. Sesungguhnya, segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku.” Ada banyak
saudara-saudari kita yang menantikan uluran tangan kita, korban bencana alam banjir,
tanah longsor,gempa bumi, letusan gunung berapi, para korban pelanggaran Hak Asasi
Manusia yang dirampas haknya dan di injak-injak harkat dan martabatnya. Mereka
menantikan uluran tangan kita, berhentilah hanya dengan berdoa dan menasehati.
Lakukanlah sesuatu yang nyata dan bisa di rasa sebagai bentuk kepekaan kita. (hening
sejenak..)

Marilah Kita berdoa…


: Tuhan Yesus, sampai pada Jubah dan Bajumu, hartamu yang tersisa telah ditanggalkan
dan di undi. Engkau menanggung malu dan melihat kesenangan yang semu dan
sembrono. Tiada kasih yang lebih besar selain KasihMu, Engkau telah menyerahkan
segalanya bagi kami. Semoga kami mampu menjaga martabat kami agar tetap luhur dan
suci sehingga tidaklah sia-sia pengorbanan dan maluMu. Sebab Engkaulah Tuhan dan
Pengantara kami. Amin

Narator : Kasihanilah kami Ya Tuhan Kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Pakaian-Mu dibagikan martabat-Mu direndahkan Kau tinggikan harkatku.

PERHENTIAN XI YESUS DIPAKU DI KAYU SALIB

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Yesus didorong ke tempat penyaliban, para prajurit sibuk dengan tugasnya masing-
masing. Kedua lengan dan telapak tangan serta kaki Yesus diikat kemudian Yesus
dipaku.

Marcellus : “Kerjakan dengan cepat, hari sabat hampir tiba… Ayo!!!”

Parjurit : “Siap Tribune!”

Yesus : (mengerang kesakitan) “Argh… Bapa, Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa
yang telah mereka perbuat… arghhh”

Para Wanita : (menangis dan berseru histeris) “Guru….”

Para Prajurit bekerja keras, memaku dan meninggikan salib Yesus. Hingga akhirnya
Yesus terangkat antara langit dan bumi.

Diambil dari Keluh kesah Ayub


”Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku
dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan.
Biarlah hari itu menjadi kegelapan,
janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya,
dan janganlah cahaya terang menyinarinya.
Biarlah kegelapan dan kekelaman menuntut hari itu,
awan-gemawan menudunginya,
dan gerhana matahari mengejutkannya.
Malam itu – biarlah dia dicekam oleh kegelapan;
Ya, biarlah pada malam itu tidak ada yang melahirkan,
dan tidak terdengar suara kegirangan.
Biarlah ia disumpahi oleh para pengutuk hari,
oleh mereka yang pandai membangkitkan marah Lewiatan.
Biarlah bintang-bintang senja menjadi gelap;
biarlah ia menantikan terang yang tak kunjung datang,
janganlah ia melihat merekahnya fajar,
karena tidak ditutupnya pintu kandungan ibuku,
dan tidak disembunyikannya kesusahan dari mataku.
Mengapa aku tidak mati waktu aku lahir,
atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?
Mengapa pangkuan menerima aku;
mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?
Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan,
seperti bayi yang tidak melihat terang?
Mengapa terang diberikan kepada yang bersusah-susah,
dan hidup kepada yang pedih hati;
Karena ganti rotiku adalah keluh kesahku,
dan keluhanku tercurah seperti air.
Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku,
dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.
Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman;
aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.

Narator : Kasihanilah Kami Ya Tuhan, KAsihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang berdosa.

Lagu : Dari Salib Kau melihat tak terbilang yang menghujat berapakah yang taat

PERHENTIAN XII YESUS WAFAT DI KAYU SALIB

Narator : Kami menyembah Dikau dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Saat Yesus telah tergantung di salib, Ia terlibat percakapan dengan kedua penyamun
yang ikut disalibkan disamping kiri dan kananNya

Penyamun Kiri : “Bukankah Engkau Kristus? Selamatkanlah diriMu dan Kami”

Penyamun Kanan : “Tidakkah Engkau takut? Juga tidak kepada Allah? Kita layak dihukum tetapi orang
ini… Ia tidak melakukan kesalahan apapun. (diam sejenak) Yesus, ingatlah akan aku
apabila Engkau datang sebagai Raja…”

Yesus : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama
dengan aku didalam Firdaus”

Yesus mulai bergerak tak nyaman pada gantungan salibNya. Darah terus mengucur
dari lengan dan kakiNya. Paru-parunya tidak dapat bernafas dengan normal dan
Ia mulai tak mampu menghirup udara dengan baik. Detik-detik terakhir
kematianNya telah tiba. Ia tersengal dan berteriak..

Yesus : “Aku Haus..”

Longginus : “Lapor Tribune, Ia haus”

Marcellus : “Ambilkan bunga karang, cucukan anggur asam itu dan berikan padanya!”

Longginus segera melakukan apa yang diperintahkan Marcellus

Yesus : “Sudah selesai..”


Yesus berusaha tegap kembali, Ia memandang langit yang mendung dan gelap, suara angin menderu-
deru. Tiba-tiba nafasnya memburu dan Ia berteriak dengan nyaring

Yesus : “ELOI..ELOI..LAMMA…SABAKTHANI..(ALLAHKU YA ALLAHKU MENGAPA ENGKAU


MENINGGALKAN AKU? - suara yang lirih dan sedih kemudian hening sejenak) YA BAPA
KE DALAM TANGANMU KUSERAHKAN NYAWAKU..” (Instrumen angin topan)

Yesus lemas dan Ia pun wafat dengan menundukan kepala. Seluruh umat BERLUTUT.

Marcellus : “Longginus, selesaikan!”

Gesturd : Dengan tombak ditangannya Longginus menusuk lambung kanan Yesus. Saat itu juga,
Ia terpana dan berkata

Longginus : “Sungguh.. Orang ini Anak Allah”

Para Prajurit berhamburan lari dan mulai meninggalkan golgota, hanya Longginus
yang berlutut dan terdiam melihat Yesus yang telah mati di salib seakan-akan
tidak percaya terhadap apa yang Ia lakukan pada Yesus. Tak berapa lama
kemudian, Bunda Maria yang sejak semula sudah mengikuti jalan salib ini
bersama Maria Isteri Kleofas, Maria Magdalena dan Yohanes berdiri dibawah
Salib Yesus dan menangis. Didekat situ juga terdapat seorang kaya dari Arimathe
yang juga adalah kenalan Simon Petrus, Yusuf namanya. Ia bersedia memberikan
tempat pemakaman bagi Yesus.

Narrator : Marilah Kita berdoa…

Ya Yesus, Tak ada yang lebih besar daripada cinta seseorang yang menyerahkan
nyawaNya bagi sahabatNya. Engkau begitu mencintai kami sehingga Engkau
menyerahkan nyawaMu kepada kami. Tolonglah kami agar mampu meneladani
cintaMu. Khususnya bila cinta itu menuntut pengorbanan yang besar. Sebab Engkaulah
Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Narator : Kasihanilah Kami Ya Tuhan, Kasihanilah kami

Umat : Ya Allah kasihanilah kami orang yang berdosa

Lagu : Biji mati menghasilkan buah yang berkelimpahan wafat-Mu menghidupkan

Selesai Perhentian ini, umat berdiri lagi

PERHENTIAN XIII YESUS DITURUNKAN DARI SALIB

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Murid-murid Yesus dengan dipimpin oleh Simon Petrus mulai melepaskan semua
ikatan dan paku pada tangan dan kakiNya (diiringi lagu dari koor). Bunda Maria,
Maria Magdalena, Maria Istri Kleofas dan Veronika mendekati salib untuk
melihat jenazah Yesus. Yesus kemudian dibaringkan pada pangkuan Maria,
IbuNya. Suasana hening….
Narator : Dalam keadaan tak lagi bernyawa Yesus tergantung di kayu salib. Darah dari
lambungnya yang ditikam oleh Longginus sang Prajurit yang akhirnya menyadari
bahwa Yesus sungguh-sungguh Anak Allah, masih mengalir dan membasahi tanah.
Keluarga Yesus dan Yusuf dari Arimatea atas izin Pilatus datang untuk menurunkan
jenazah Yesus dari SalibNya. Siapakah yang dapat mengalahkan dunia selain daripada
dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah Dia yang telah datang dengan
air dan darah. Salib menjadi kenangan seluruh cinta Allah kepada dunia (hening
sejenak…

Marilah Kita berdoa…

Umat : Tuhan Yesus, kematianMu di kayu salib sungguh menggugah hati banyak orang.
Engkau bukan hanya sekedar inspirasi, tetapi Engkau adalah Juruselamat Sang Penebus
yang lahir ke dunia, menjadi manusia dan rela dihukum mati demi kami anak-anakmu.
Ucapan spontan dan tulus dari Longginus itu bermakna sangat besar karena terkadang
kami pun tidak menyadari akan kehadiran dan karya keselamatanMu disekitar kami.
Semoga kami semakin sungguh-sungguh menjalani hidup ini dengan selalu berpengang
teguh pada ajaran dan kasih setiaMu sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin

Narator : Kasihanilah kami Ya Tuhan kasihanilah kami

Umat : Ya Allah Kasihanilah kami orang berdosa

Lagu : Salib tanda kehinaan jadi lambang kemenangan karena Tuhan t’lah menang.

Jenazah Yesus dipindahkan ke tandu dan ditutupi kain putih. Bunda Maria tidak
mampu menyembunyikan kesedihannya namun Ia berusaha tabah dan tegar.
Maria Magdalena meminyaki kepala Yesus dan meletakkan bunga mawar diatas
kain yang menutupi Jenazah Yesus. Diiringi oleh nyanyian dan duka seluruh
umat, Jenazah dibawa ke pintu depan.

Perhentian 14

Yesus dimakamkan

Narrator : Kami menyembah Dikau Ya Tuhan dan bersyukur kepadaMu

Umat : Sebab dengan salib suciMu, Engkau telah menebus dunia

Puisi Gugur

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang

Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
luka-luka di badannya
Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah perjalanan yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya

Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya

Belum lagi selusin tindak


maut pun menghadangnya
Ketika dipegang tangannya,

ia berkata:
”Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.

Bumi yang menyusui kita


dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.

Bumi kita adalah jiwa dari jiwa.


Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang.”

Hari pun berangkat malam


Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di Bukit Golgota
Orang tua itu kembali berkata:

“Lihatlah, hari telah fajar!


Wahai bumi yang indah,
kita akan berpelukan buat selama-lamanya!
Nanti sekali waktu
seorang cucu
akan menancapkan bajak
di bumi tempatku berkubur

kemudian akan ditanamnya benih


dan tumbuh dengan subur
Maka ia pun berkata:
“Alangkah gemburnya tanah di sini!”

Hari pun lengkap malam


ketika ia menutup matanya

Narator: Marilah berdoa,

Tuhan Yesus Kristus, Engaku telah turun ke bumi dan naik ke surga dengan mulia. Semoga kami yang
telah dikuburkan bersama Engkau dalam pembaptisan, boleh bangkit pula bersama Engkau untuk
hidup abadi. Engkaulah Tuhan kami sepanjang segala masa.

U: Amin.

P: Tuhan, kasihanilah kami

U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini

Tuhan Yesus dimakamkan masuk alam kematian sampai bangkit mulia.

Bapa Kami

Ucapan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai