Taman Getsemani
Yesus : (Yesus masuk) “Hatiku sangat sedih. Seperti mau mati rasanya. Tinggalah di sini dan
berjaga-jagalah.” (Yesus naik ke tempat sunyi untuk berdoa).
Nyanyian: “Hatiku sedih hingga mati rasanya, sedang Aku berdoa, Ya Bapa biarlah biarlah ini lalu, dari
Pada-Ku.”
Yesus : “Tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.”
(Setelah itu Yesus mendatangi murid-muridnya)
Yesus : “Simon, sedang tidurkah engkau? Tidakkah engkau sanggup berjaga-jaga satu jam
saja? Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.
Roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Kemudian Yesus kembali lagi untuk
berdoa)
Yesus : (Ke arah murid-murid-Nya) “Bangunlah, marilah kita pergi. Dia yang menyerahkan
Aku sudah dekat.”
Sementara Yesus berbicara nampaklah segerombolan massa dan prajurit yang membawa
pedang. Dari kerumunan orang-orang tersebut muncullah sosok Yudas.
Yesus : “Telah kukatakan Akulah Dia, jika Aku yang kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.”
Yudas : “Rabi!”
Petrus menghunus pisaunya dan dengan cepat memotong telinga salah seorang Prajurit
hingga putus. Nama prajurit itu Malkus. Tetapi Yesus memasang kembali telinga
prajurit yang terputus.
Yesus : “Simon, sarungkanlah pedangmu! Barangsiapa hidup oleh pedang akan mati juga oleh
pedang. Bukankah aku harus meminum cawan yang diberikan Bapa kepadaku?”
Yesus : (Yesus bangkit berdiri menghadap ke arah massa). “Sangkamu aku ini penyamun, maka
kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung? Padahal tiap-tiap hari Aku ada di
tengah-tengah kamu dalam bait Allah, dan kamu tidak menangkap Aku. Tetapi inilah
saatnya, dan inilah kuasa kegelapan itu….”
Mahkamah Agung
Yesus dibawa menghadap kepada Imam Besar. Massa yang menghantar Yesus masuk,
dan secara bersamaan Hanas dan Kayafas masuk. Kayafas langsung mengambil
posisi sedangkan Hanas melihat apa yang terjadi kemudian Ia kembali dan
melaporkannya kepada Kayafas.
Massa : “Hukum dia, dia penipu, penghasut, dia pantas mati…. HUKUM DIA!”
Farisi 2 : “Benar dan Dia berjanji akan mendirikannya kembali dalam waktu tiga hari. Yang
benar saja” (pandangan sinis terhadap Yesus)
Massa : “Ya HUKUM DIA. Dia menghojat Allah!!! Hukum.. Hukum…Hukum dia!!!”
Kayafas : “Tidakkah engkau memberi jawaban atas tuduhan-tuduhan dari saksi-saksi ini
terhadap Engkau?” (Yesus diam).
Yesus : “Akulah Dia (menatap tegas) dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sisi
kanan yang mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan di langit.”
Hanas : (Hanas marah lalu maju dan menampar Yesus) “Untuk apa kita perlu saksi lagi? Kalian
semua sudah mendengar hujatanNya terhadap Allah. Apa pendapat kalian?”
Doa Pembukaan : Tuhan Yesus Kristus, kami berkumpul di sini untuk merenungkan jalan salibMu
menuju puncak Golgota. Meskipun Engkau gelisah dan takut tetapi Engkau dengan mantap
menjalankan perintah BapaMu demi kami anak-anakMu. Kami ingin mengikuti Dikau melalui jalan
salib ini, walaupun tak jarang kami selalu menghindari kesengsaraan maupun pengorbanan yang
kami alami sehari-hari. Semoga semangat dan keteguhanmu demi menyelesaikan kisah sengsara ini
menjadi dorongan bagi kami yang sedang berziarah menuju Rumah Bapa.
Pilatus masuk diiringi Para Prajurit. Yesus sudah diikat dan dibawa masuk oleh empat
orang Prajurit dipimpin oleh Longginus.
Kemudian dengan sebuah tanda Marcellus memerintahkan salah seorang prajurit untuk
memanggil Pontius Pilatus
Marcellus : “Yang Mulia Pontius Pilatus, Gubernur Kekaisaran Romawi atas perintah Imam Hanas
dan Kayafas serta orang-orang Farisi, kami menyerahkan Yesus orang Nazareth ini
untuk diadili.
Pontius Pilatus tertegun memandang Yesus karena Ia berdiri penuh wibawa di hadapan
Pilatus.
Pontius Pilatus : (Pilatus lalu berjalan menuju orang-orang farisi) “Hai orang-orang Yerusalem. Apakah
tuduhan kamu terhadap orang ini?”
Pontius Pilatus : “Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum tauratmu!”
Pilatus tertunduk. Ia sangat bersimpati pada Yesus namun Ia takut kehilangan jabatan
dan simpati rakyat.
Pontius Pilatus : (berjalan menuju Yesus) “Engkaukah Raja Orang Yahudi?”
Yesus : “Apakah Engkau mengatakan hal itu dari hatimu sendiri ataukah ada oranglain yang
mengatakannya kepadamu tentang Aku?”
Pontius Pilatus : “Apakah aku seorang Yahudi? Bangsamu sendiri dan imam-imam kepala yang telah
menyerahkan Engkau kepadaku. Apakah sesungguhnya yang telah Engkau perbuat? “
Yesus : “Kerajaanku bukan dari dunia ini. jika kerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-
hambaKu telah melawan supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi. Akan
tetapi Kerajaanku bukan dari sini.”
Yesus : “Engkau mengatakan bahwa Aku adalah Raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah
Aku datang ke dalam dunia ini. Supaya Aku memberikan kesaksian tentang kebenaran…
setiap orang yang berasala dari kebenaran mendengarkan suaraKu.”
Pontius Pilatus : (berjalan menuju massa) “Aku tidak mendapati kesalahan apapun padaNya. Tetapi
sesuai tradisi bahwa setiap Paskah aku membebaskan tawanan bagimu. Maukah kalian, supaya Aku
Pontius Pilatus membebaskan raja orang Yahudi ini bagimu?”
Massa : “ya…ya.. bebaskan Barabas penyamun itu.. Ia lebih berharga daripada Dia!!!”
Pilatus memberi tanda kepada salah satu prajurit untuk membawa Barabas
Pontius Pilatus : “Sekali lagi kutanya, mana yang kalian pilih? Orang ini atau Barabas?
Barabas dilepaskan dan prajurit siap untuk menyiksa Yesus. Barabas dibebaskan.
Kemudian Ia menghampiri Yesus lalu diam dan pergi sambil tertawa kembali.
Marcellus, Longginus dan Plutonius serta dua orang prajurit penjagal menyiksa
Yesus.
Marcellus : (mengenakannya pada Yesus) “salam hai Raja Orang Yahudi” (menampar lalu
meludahi Yesus)
Pontius Pilatus : “Lihatlah aku membawa Dia kepada kamu supaya kamu tahu aku tidak mendapati
kesalahan apapun padaNya”
Farisi 1 : “Kami punya hukum dan menurut hukum Ia harus mati!!! Sebab Ia menganggap
dirinya Anak Allah”
Farisi 2 : “Dan jikalau engkau membebaskan Dia maka engkau bukanlah sahabat kaisar!!! Setiap
orang yang menganggap dirinya Raja berarti Ia melawan Kaisar…!!”
Massa : “Enyahkan Dia. Dia bukan raja kami, SALIBKAN Dia!!! Salib Dia, Salib, Kami tidak
memiliki Raja selain Kaisar”
Pilatus tidak peduli dengan teriakan itu dan mulai menulis kemudian menyerahkannya
kepada Marcellus. Pilatus berjalan ke arah bejana dan mencuci tangannya
kemudian Ia pergi meninggalkan mereka. Yesus tetap diam saat dibawa oleh
Prajurit.
Narator : Dalam kesunyian Getsemani. Yesus berdoa dan bergulat dengan bayang-bayang
penderitaan yang akan menimpa diriNya. Keringat sampai menjadi titik darah. “Bapa
jika boleh biarlah piala ini berlalu dari padaku, tetapi bukanlah kehendakku melainkan
kehendakMu yang terjadi.” Doa yang diwarnai dengan pergumulan antara
keberadaanNya sebagai manusia dan di pihak lain sebagai seorang Putra Allah berakhir
dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh muridNya sendiri yaitu Yudas Iskariot.
Yesus ditangkap, diseret seperti penjahat, dihadapkan kepada Mahkamah Agung,
diolok-olok. PakaianNya ditanggalkan, disiksa hingga akhirnya dihukum mati. Sudah
banyak darah tertumpah hanya disebabkan perbedaan keyakinan dengan perbedaan
cara beriman kepada Allah. Kita telah mengetahui pengorbananNya yang besar tapi
seringkali menyangkali keyakinan kita terhadapNya. Kita merendahkan martabat kita
sebagai Putra-Putri Allah dengan melakukan tindakan yang bertentangan dengan
kehendak Tuhan (hening sejenak…)
Ya Tuhan Yesus, dengan deritamu martabat kami sebagai Anak Allah yang dirusak dosa,
diperbaiki. Kami memohon pertolonganMu agar kami senantiasa menyadari keberadaan kami
sebagai citra Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang merendahkan
martabat kami sendiri dan orang lain.
Lagu : “Anak Domba tak bersalah ajar kami pun berpasrah taat pada Bapa-Mu”
Pontius Pilatus : (Menghampiri Yesus dan berkata kepada Massa) “Lihatlah manusia ini (diam
sebentar)!!! Bacakan ini (menyerahkan segulung kertas kepada Marcellus) dan
pasangkan pada salibNya nanti!”
Kayafas : “Yang Mulia Pontius Pilatus, jangan engkau menulis Raja Orang Yahudi.. DIA BUKAN
RAJA KAMI!”
Hanas : “Benar Yang Mulia, jangan ditulis, bukankah keparat ini mengatakan bahwa AKU
ADALAH RAJA ORANG YAHUDI?”
Narrator : Mati di kayu salib adalah hukuman bagi seorang penjahat pada jaman itu. Yesus
dikelompokkan sebagai penjahat karena Ia dituduh menghujat Allah. Yesus menerima
keputusan itu dengan kesatria. Menjatuhkan hukuman secara tak adil, menganggapNya
sebagai penjahat adalah bukti nyata bahwa hakim tidak lagi mengindahkan rasa
keadilan yang disuarakan oleh hati nurani. Martabat manusia sebagai citra Allah
dilengkapi dengan suara hati. Suara Tuhan sendiri direndahkan hakim dunia. Salib
bukanlah sesuatu yang menyenangkan bagi kita apabila kita tidak mengenal salib
Kristus. Dengan salib Kristus kita semakin dikuatkan untuk menghadapi tantangan
hidup ini terutama dalam usaha menuruti kata hati kita yang merupakan suara Tuhan
Allah sendiri. (hening sejenak…)
Umat : Tuhan Yesus, engkau berani memikul salib yang berat karena kami tidak
mendengarkan Engkau yang adalah jalan kebenaran dan hidup. Utuslah Roh-Mu agar
kami semakin peka dengan suaraMu yang menggema dari lubuk hati kami.
Lagu : Kayu Salib Dia panggul mari kita pun memikul salib kita di dunia.
Yesus dipaksa berdiri dengan bantuan seorang prajurit dan melanjutkan perjalanan
Narator : Beban berat salib yang dipikulNya dan jalan yang tidak rata membuat Yesus menjadi
amat lelah, kesakitan akibat luka disekujur tubuhNya ditambah beban penderitaan
bathin karena ditinggal oleh murid-muridNya menyebabkan Ia jatuh tertindih salib di
tanah yang berdebu. Betapa beratnya dosa manusia yang harus ditanggung Yesus
namun Yesus tidak menyerah dan bangkit kembali meneruskan perjalanan menuju
kalvari. Yesus memberi teladan kepada kita apabila kita terjatuh dalam dosa dan
kesalahan, maka kitapun harus bangki t kembali untuk meneruskan perjalanan kita
menuju kepada Bapa (hening sejenak…)
Umat : Ya Yesus, jatuhMu membuat kami sadar akan kelemahan dan dosa-dosa kami. Kami
mohon agar anugerahkanlah rahmatMu apabila kami jatuh dalam dosa dan kesalahan
sehingga kami dapat bangun kembali untuk memperbahurui diri dan perilaku kami
terhadap mereka yang berbeda iman dengan kami. Dengan demikian, kami berani
berubah kea rah yang lebih baik. Sebab Engkau sumber kekuatan kami kini dan
sepanjang masa.
Lagu : Tuhan Yesus tolong kami bila kami jatuh lagi karena salib yang berat.
PERHENTIAN IV
Di tengah perjalanan-Nya, Yesus pun berjumpa dengan ibu-Nya yang bersama Maria
Istri Kleofas, Maria Magdalena, dan Murid Yesus.
Yesus dan Bunda Maria menangis berkasih-kasihan, Bunda Maria membelai wajah Yesus.
Yohanes : “Guru…”
(diiringi instrument)
Ya Yesus, Bunda Maria telah memberikan teladan kesetiaan pada penderitaan orang
lain. kesetiaanNya menyadarkan kami akan kerapuhan kami yang tidak setia pada
penderitaan orang lain. Kami begitu mudah lari meninggalkan sesama kami melewati
penderitaannya sendiri tanpa sedikitpun memiliki niat untuk meneladani kesetiaan
Bunda Maria yang selalu setia meski dalam perkara sulit sekalipun. Sebab Engkaulah
Tuhan kami kini dan sepanjang masa. Amin
Lagu : O Maria bunda kudus yang setia ikut Yesus Kau teladan hidupku
Sementara dialog Marcellus dan Plutonius berjalan, Simon dari Kirene masuk.
Simon : “Ampun Tuan, ampun… Adakah hamba bersalah, tuan? Hamba telah membayar pajak
dan berlaku baik. Hamba samasekali tidak melakukan hal yang buruk, tuan.”
Simon dari Kirene menghampiri Yesus, sejenak menatap wajah Yesus kemudian
bersama-sama dengan Yesus memanggul salib dan melanjutkan perjalanan.
Narator : Yesus tampak tidak kuat lagi memikul salib yang berat sementara Golgota masih
begitu jauh. Para serdadu menemukan Simon dari Kirene, seorang petani yang sedang
dalam perjalanan pulang bersama anak-anaknya. Mereka menahan dia untuk
menggantikan Yesus sementara memikul salib. Pertolongan yang dilakukan Simon dari
Kirene memberikan rasa lega yang cukup bagi Yesus meskipun dipaksa oleh para
serdadu. Terkadang kita tidak berani menyelesaikan tanggung jawab kita dan
melimpahkan beban kita begitu saja kepada orang lain seperti para Serdadu yang
memiliki tugas menyalibkan Yesus. Dengan seenaknya menunjuk orang lain untuk
memikul tanggung jawab tersebut. Tak jarang kita juga tidak mampu bersikap seperti
Simon dari Kirene yang dengan penuh kerelaan bersedia menanggung kesengsaraan
bersama Yesus. Betapapun kecil bantuan yang kita berikan, hendaklah kita tetap
berusaha melakukannya karena kita tidak pernah menyadari bahwa bantuan tersebut
memiliki makna yang besar bagi orang yang kita perhatikan.
Ya Tuhan berilah kami kepekaan dan rasa tanggung jawab dalam menghadapai perkara
hidup ini. Jauhi kami dari sikap melepaskan tanggung jawab seperti para serdadu dan
jadikanlah kami pribadi yang kuat dan berani dalam bertindak seperti Simon dari
Kirene dalam melayani sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan dan pengantara kami kini
dan sepanjang masa. Amin
Lagu : Apa pun yang kau lakukan bagi para penderita pada Tuhan berkenan.
Veronika : “Ampuni hamba Tuan, hamba hanya ingin membersihkan peluh dan darahnya”
Veronika merasa terharu bercampur sedih, ia menangis dan berlutut menghampiri Yesus
kemudian mengusap wajah Yesus. Yesus hanya diam dan dengan tatapan
matanya mengucapkan terima kasih. Saat itu juga wajah Yesus tergambar pada
kain Veronika.
Plutonius : “Sudah, cukup! Minggir bedebah!” (kemudian mendorong Veronika hingga jatuh
terduduk)
Gesturd : Yesus dibentak dan dipukuli lagi, didorong untuk melanjutkan perjalanan menuju
pintu sayap kanan. Veronika bangkit berdiri berjalan.
Ratapan Ovos.
Ya Tuhan Yesus, ampunilah kami yang kurang peka terhadap kebutuhan sesama kami
yang menderita, yang selalu memikirkan banyak pertimbangan sehingga takut
memberikan pertolongan. Semoga teladan Veronika membuat kami lebih waspada dan
yakin akan kekuatan kami sehingga berani memberikan bantuan dengan bijaksana
terhadap sesama yang membutuhkan dengan demikian kami juga turut meringankan
penderitaanMu sebab Engkau telah menderita bagi kami sebab Engkaulah Tuhan dan
pengantara kami kini dan sepanjang masa. Amin
Lagu : Bila kita meringankan duka orang yang sengsara Tuhan Allah berkenan
Yesus terjatuh lagi dan pingsan. Kali ini jatuhnya jauh lebih parah sehingga para
prajurit berteriak jauh lebih ganas.
Marcellus : “Keparat! Bangun kau.. Hei! (sambil menginjak bahu Yesus dengan sepatunya lalu
memperhatikan wajah Yesus dari dekat) Prajurit, cepat cari air lalu siram dia.
Kerjakan!!!”
Longginus : (mencari seseorang yang sekiranya membawa air dan menemukan seorang wanita
yang sedang membawa buli-buli berisi air) “Hei kamu wanita pembawa buli-buli air!!!
Tribune meminta airmu untuk disiram pada wajah bedebah itu” (merampas buli-buli
air dari tangan wanita tersebut)
Wanita Pembawa Buli air : “Jangan Tuan, hamba membutuhkannya..” (berusaha mengambil kembali
buli-buli air tersebut dari tangan Longginus”
Longginus : (dengan kasar merampas lalu pergi membawa air tersebut dan menyiramkannya ke
wajah Yesus yang sedang jatuh pingsan) “Bangun kau! Dasar Malas, lamban!!! Salibmu
sudah menunggu, cepat!!!”
Yesus dibangunkan oleh Simon dari Kirene. Dengan sisa tenaga yang ada, Yesus
kembali berjalan.
Narrator : Meskipun telah ditolong oleh Simon dari Kirene dan wajahNya telah dibersihkan oleh
Veronika. Tubuh Yesus sudah terlampau lemah untuk menanggung beban salib di cuaca
yang panas terik. Yesus terjatuh untuk kedua kalinya. Tenaganya sungguh terkuras.
Yesus harus menanggung perlawanan gencar lawan-lawanNya, menyaksikan sendiri
penyangkalan Petrus yang Ia kasihi dan merasakan buah pengkhianatan Yudas. Dia
mendengar dengan telinganya suara orang-orang yang dulu diajarkannya berteriak
menghujat dan meminta Ia disalibkan. Beban yang Ia pikul sungguh berat, beban yang
serupa juga ada ditengah kita. Aksi penyangkalan dan pengkhianatan, penolakan atas
kehadiran pembawa kebenaran, tindakan main hakim sendiri dan masih banyak lagi.
Beban salib yang menindihnya tidak membuat Yesus menyerah, melainkan Ia bangkit
berdiri dan berjalan lagi. Yesus telah memberi teladan kepada kita untuk berani bangkit
dari kegagalan dan keterpurukan dan terus berusaha (hening sejenak….)
Tuhan Yesus betapa beratnya penderitaanMu namun Engkau tetap tabah dan tak kenal
putus asa. Berilah kami kekuatan yang sama dan keberanian yang serupa untuk bangkit
lagi disaat kami mengalami kejatuhan dan merasa ditinggalkan. Sebab Engkaulah Tuhan
dan pengantara kami. Amin
Lagu : Bilamana kami goyah dan tercampak karena salah ya Tuhan, tegakkanlah
Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menjadi kering tangan kananku! Biarlah lidahku
melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan
Yerusalem puncak sukacitaku!
Ingatlah, ya TUHAN, kepada bani Edom, yang pada hari pemusnahan Yerusalem mengatakan:
"Runtuhkan, runtuhkan sampai ke dasarnya!"
Hai puteri Babel, yang suka melakukan kekerasan, berbahagialah orang yang membalas kepadamu
perbuatan-perbuatan yang kaulakukan kepada kami!
Ant. O…. Putri-putri Sion. Merataplah, gugurlah pahlawan Israel. Yerusalem, Kau menolak
Penyelamatmu.
Yesus : “Hai wanita-wanita Yerusalem, jangan lah tangisi Aku melainkan tangisilah dirimu dan
anak-anakmu…”
Tuhan Yesus, Engkau menghargai setiap tetesan air mata sebagai tanda simpati
kepadaMu. Namun Engkau lebih menghargai tindakan nyata, perubahan diri yang
konkrit dan penyesalan dosa dengan tangisan. Ajarilah kami untuk tidak hanya berhenti
pada tangisan dan menyesali segala dosa dan kesalahan kami tetapi dengan sadar
mengatasi dosa dan kesalahan tersebut sehingga kami tidak perlu jatuh lagi pada dosa
dan kesalahan yang sama sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Lagu : Dalam tobat yang sejati kini akan kuratapi dosa dan pelanggaran
Yesus : “Argh….”
Plutonius : “Dasar keparat kau, lamban!!!!” (mencambuk Yesus berkali-kali dengan kejam)
Plutonius mengangkat salib Yesus yang terjatuh. Yesus yang sudah lemah berusaha
untuk berdiri kembali,Ia didorong oleh Longginus yang kemudian berbicara
sambil menatap massa dan umat
Longginus : “Lihat… Lihat baik-baik MANUSIA, Semua yang terjadi padaNya akibat ULAH KALIAN!”
Yesus berlutut. Simon dari Kirene diusir oleh Para Prajurit karena Penyaliban akan
segera disiapkan. Sebelum meninggalkan Yesus, Simon dari Kirene menatap
dengan sendu kepada Yesus.
Pendarasan Mazmur
Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu Menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel! Sebab pada TUHAN ada kasih setia,
Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala
kesalahannya.
Ya Yesus Engkau tetap tabah dan bersemangat menyelesaikan karya keselamatan ini
meskipun tubuhmu sudah tidak mampu lagi menahan penderitaan yang begitu berat.
kesetiaanMu kepada Bapa melebihi segalanya. Berilah kami kesetiaan yang sama dan
semangat yang besar dalam melaksanakan tugas dalam keluarga dan masyarakat
disekitar kami. Berikalankah cintaMu kepada mereka melalui hidup dan karya kami
sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Yesus berlutut dan terdiam. Marcellus mulai mendekatinya, para prajurit lainnya
sibuk menyiapkan penyaliban. Plutonius datang dengan membawa sebuah dadu
besar untuk mengundi jubah Yesus.
Marcellus : “Hahahaha..akhirnya tiba juga di golgota!!! Longginus, Plutonius, Cepat kerjakan tugas
kalian!”
Plutonius : (berkata kepada Yesus) “Hei kamu, cepat tanggalkan bajumu dan jubah kebesaranmu.
hahahaha” (menampar dan memukul Yesus)
Marcellus : “Longginus bawa kemari jubah itu, mari kita undi saja jubah ungu ini.. hahaha… Aku
pilih angka terbesar. ENAM!”
Plutonius : “Siap… Satu dua tiga..” (melempar dadu ke atas dan angka enam yang keluar)
Marcellus : “Yah ENAM! Aku menang, hahahaha… Terima Kasih Raja, jubahMu kini menjadi
milikku. Huahahahaha… (Prajurit lain tertawa mengejek)
Pada waktu itu ada dua orang penyamun yang akan disalibkan bersama dengan Yesus.
Keduanya dibawa prajurit dan disalibkan di samping kiri dan kanan salib Yesus.
Yesus didorong ke tempat penyaliban, para prajurit sibuk dengan tugasnya masing-
masing. Kedua lengan dan telapak tangan serta kaki Yesus diikat kemudian Yesus
dipaku.
Yesus : (mengerang kesakitan) “Argh… Bapa, Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa
yang telah mereka perbuat… arghhh”
Para Prajurit bekerja keras, memaku dan meninggikan salib Yesus. Hingga akhirnya
Yesus terangkat antara langit dan bumi.
Lagu : Dari Salib Kau melihat tak terbilang yang menghujat berapakah yang taat
Saat Yesus telah tergantung di salib, Ia terlibat percakapan dengan kedua penyamun
yang ikut disalibkan disamping kiri dan kananNya
Penyamun Kanan : “Tidakkah Engkau takut? Juga tidak kepada Allah? Kita layak dihukum tetapi orang
ini… Ia tidak melakukan kesalahan apapun. (diam sejenak) Yesus, ingatlah akan aku
apabila Engkau datang sebagai Raja…”
Yesus : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama-sama
dengan aku didalam Firdaus”
Yesus mulai bergerak tak nyaman pada gantungan salibNya. Darah terus mengucur
dari lengan dan kakiNya. Paru-parunya tidak dapat bernafas dengan normal dan
Ia mulai tak mampu menghirup udara dengan baik. Detik-detik terakhir
kematianNya telah tiba. Ia tersengal dan berteriak..
Marcellus : “Ambilkan bunga karang, cucukan anggur asam itu dan berikan padanya!”
Yesus lemas dan Ia pun wafat dengan menundukan kepala. Seluruh umat BERLUTUT.
Gesturd : Dengan tombak ditangannya Longginus menusuk lambung kanan Yesus. Saat itu juga,
Ia terpana dan berkata
Para Prajurit berhamburan lari dan mulai meninggalkan golgota, hanya Longginus
yang berlutut dan terdiam melihat Yesus yang telah mati di salib seakan-akan
tidak percaya terhadap apa yang Ia lakukan pada Yesus. Tak berapa lama
kemudian, Bunda Maria yang sejak semula sudah mengikuti jalan salib ini
bersama Maria Isteri Kleofas, Maria Magdalena dan Yohanes berdiri dibawah
Salib Yesus dan menangis. Didekat situ juga terdapat seorang kaya dari Arimathe
yang juga adalah kenalan Simon Petrus, Yusuf namanya. Ia bersedia memberikan
tempat pemakaman bagi Yesus.
Ya Yesus, Tak ada yang lebih besar daripada cinta seseorang yang menyerahkan
nyawaNya bagi sahabatNya. Engkau begitu mencintai kami sehingga Engkau
menyerahkan nyawaMu kepada kami. Tolonglah kami agar mampu meneladani
cintaMu. Khususnya bila cinta itu menuntut pengorbanan yang besar. Sebab Engkaulah
Tuhan dan Pengantara kami. Amin
Murid-murid Yesus dengan dipimpin oleh Simon Petrus mulai melepaskan semua
ikatan dan paku pada tangan dan kakiNya (diiringi lagu dari koor). Bunda Maria,
Maria Magdalena, Maria Istri Kleofas dan Veronika mendekati salib untuk
melihat jenazah Yesus. Yesus kemudian dibaringkan pada pangkuan Maria,
IbuNya. Suasana hening….
Narator : Dalam keadaan tak lagi bernyawa Yesus tergantung di kayu salib. Darah dari
lambungnya yang ditikam oleh Longginus sang Prajurit yang akhirnya menyadari
bahwa Yesus sungguh-sungguh Anak Allah, masih mengalir dan membasahi tanah.
Keluarga Yesus dan Yusuf dari Arimatea atas izin Pilatus datang untuk menurunkan
jenazah Yesus dari SalibNya. Siapakah yang dapat mengalahkan dunia selain daripada
dia yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah? Inilah Dia yang telah datang dengan
air dan darah. Salib menjadi kenangan seluruh cinta Allah kepada dunia (hening
sejenak…
Umat : Tuhan Yesus, kematianMu di kayu salib sungguh menggugah hati banyak orang.
Engkau bukan hanya sekedar inspirasi, tetapi Engkau adalah Juruselamat Sang Penebus
yang lahir ke dunia, menjadi manusia dan rela dihukum mati demi kami anak-anakmu.
Ucapan spontan dan tulus dari Longginus itu bermakna sangat besar karena terkadang
kami pun tidak menyadari akan kehadiran dan karya keselamatanMu disekitar kami.
Semoga kami semakin sungguh-sungguh menjalani hidup ini dengan selalu berpengang
teguh pada ajaran dan kasih setiaMu sebab Engkaulah Tuhan dan Pengantara kami.
Amin
Lagu : Salib tanda kehinaan jadi lambang kemenangan karena Tuhan t’lah menang.
Jenazah Yesus dipindahkan ke tandu dan ditutupi kain putih. Bunda Maria tidak
mampu menyembunyikan kesedihannya namun Ia berusaha tabah dan tegar.
Maria Magdalena meminyaki kepala Yesus dan meletakkan bunga mawar diatas
kain yang menutupi Jenazah Yesus. Diiringi oleh nyanyian dan duka seluruh
umat, Jenazah dibawa ke pintu depan.
Perhentian 14
Yesus dimakamkan
Puisi Gugur
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
luka-luka di badannya
Bagai harimau tua
susah payah maut menjeratnya
Matanya bagai saga
menatap musuh pergi dari kotanya
Sesudah perjalanan yang gemilang itu
lima pemuda mengangkatnya
Ia menolak
dan tetap merangkak
menuju kota kesayangannya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
ia berkata:
”Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Tuhan Yesus Kristus, Engaku telah turun ke bumi dan naik ke surga dengan mulia. Semoga kami yang
telah dikuburkan bersama Engkau dalam pembaptisan, boleh bangkit pula bersama Engkau untuk
hidup abadi. Engkaulah Tuhan kami sepanjang segala masa.
U: Amin.
Bapa Kami
Ucapan Terimakasih