Anda di halaman 1dari 6

Jalan Salib

( Jalan Sengsara Tuhan Yesus)

Narator 1 : Untuk mengingat Yesus Kristus Sang Juru Selamat yang mati disalib, saat

ini kita akan mengikuti prosesi Jalan Salib. Waktu-waktu terakhir kehidupan
Yesus Kristus di dunia, waktu-waktu yang berat ketika Ia disiksa hingga mati di
atas kayu Salib.
Jalan Salib, Via Dolorosa, kiranya mampu mengingatkan kita akan
penderitaan yang ditanggung oleh Yesus Kristus. Jalan penderitaan yang
merupakan pilihan sadar, yang dijalani dengan kerelaan meski harus
menanggung sakit, malu, lapar dan dahaga.
Narator 2 : Melalui Jalan Salib ini, marilah kita menyadari cinta kasih Tuhan yang
teramat besar bagi kita. Ia rela turun ke dunia, disiksa dan dipermalukan demi
menebus dosa-dosa kita. Jangan pernah menyia-nyiakan kasih pengurbanan-
Nya, tetapi hiduplah sebagai anak-anak yang layak untuk dicintai-Nya.

Lagu Pembukaan KJ.29:1 “ Di Muka Tuhan Yesus “


Di muka Tuhan Yesus betapa hina diriku.
Kubawa dosa-dosaku di muka Tuhan Yesus.

NASKAH DRAMA JALAN SALIB HIDUP

PERHENTIAN 1 “ YESUS DIJATUHI HUKUMAN MATI “


(Prajurit-prajurit masuk sambil membawa Yesus menuju titik Perhentian I)

Prajurit : Jalan!!!! (sambil mendorong Yesus)


Massa : Salibkan Dia…
(Pilatus berjalan keluar, didampingi para pengawal)
Ahli Taurat : Yang Mulia, Kami datang membawa orang ini untuk diadili. (sambil menunjuk
Yesus)
Pilatus : Pagi-pagi benar kalian telah membawaNya kepadaku. Apakah yang diperbuat?
Imam 1 : Orang ini telah menghasut rakyat supaya jangan membayar pajak kepada
kaisar!!!
Imam 2 : Ia menghujat Allah dan menyebut dirinya sebagai putra Allah.
Massa1 : Ia berkata bahwa Ia akan merobohkan Bait Allah dan membangunNya
kembali dalam waktu 3 hari.
Massa 2 : Dia melanggar Hukum Taurat dengan menyembuhkan orang pada hari sabat.
Pilatus : Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap
Engkau?? (menatap kepada Yesus)
(Yesus berdiri dan tetap diam menatap kepada Pilatus)
Pilatus : Aku tidak menemukan satu kesalahan pun atas diri Orang ini.
Massa : (berteriak) Salibkan Dia!!!
Pilatus : Aku tidak bertanggung jawab atas darah Orang ini…
Massa 3 : Biarkanlah darahNya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami…

Narator : Karena kasih sayang-Mu kepada manusia, Engkau rela turun ke dalam dunia
untuk selamatkan kami yang penuh dosa. Kendati tidak bersalah, Engkau
membiarkan diri-Mu ditindas oleh mereka yang membenci-Mu, hingga akhirnya
mati di atas kayu Salib.

PERHENTIAN 2 “ YESUS MEMANGGUL SALIB “


Narator : Prajurit membuka jubah Yesus lalu memasang mahkota duri dan mengenakan
jubah ungu kepada-Nya sambil mengolok-olok.

(massa terus meneriaki dan mengolok Yesus)


Prajurit 1 : Salam hai raja orang Yahudi… (menunduk mengejek lalu memasang mahkota)
Prajurit 2 : Ha…ha… lihat kini Dia sudah memakai mahkota-Nya (menunjuk kepala Yesus)
(Prajurit 3 sambil membawa Salib lalu meletakkan pada bahu Yesus)!

Narator 1 : Lalu Yesus pun memanggul Salib-Nya menuju ke Golgota yang artinya tempat
tengkorak.
Narator 2 : Engkau menaggung Salib yang berat itu, tanpa mengeluh dan memberontak.
Ajarlah kami untuk setia meneladani kasih-Mu, cinta-Mu, dan kesetiaan-Mu,
dalam kehidupan kami.

PERHENTIAN 3 : YESUS JATUH UNTUK PERTAMA KALINYA


Narator 1 : Yesus jatuh untuk pertama kalinya.

Prajurit 1 : Bangun…!! (mengangkat lalu menjatuhkan Yesus ke tanah)


Prajurit 2 : Lanjutkan perjalananmu! (sambil mendorong Yesus)
Prajurit 3 : Jalan, ayo jalan…..(sambil menarik Yesus)

Narator 1 : Yesus pun bangkit dan kembali mengangkat Salib-Nya dengan langkah yang
tertatih-tatih.
Narator 2 : Salib yang semakin menindih, membuat Engkau tidak kuat lagi untuk
membawanya. Dosa-dosa kami yang terus bertambah, membuat Salib-Mu
semakin berat. Engkau harus jatuh dan menahan sakitnya tertindih oleh dosa-
dosa kami. Ajarilah kami untuk mau bertobat dari segala kebiasaan buruk yang
kami lakukan.
PERHENTIAN 4 “ YESUS BERJUMPA DENGAN IBUNYA “
Narator 1 : Di tengah perjalanan, Yesus berjumpa dengan Maria, ibu-Nya.

Maria : Anakku, betapa menderitanya Engkau… (sambil menangis)


Prajurit 1 : Hei… Wanita tua… minggir !!! (sambil mendorong Maria hingga terjatuh lalu
dipapah oleh Maria Magdalena)
Prajurit 2 : Jangan menghalangi jalan kami…

Narator 1 : Ibu Maria tetap setia berada di dekat Yesus, meski dalam keadaan yang sulit.
Narator 2 : Ya Tuhan, ajarlah kami untuk setia mengikuti-Mu, walau kehidupan ini penuh
cobaan dan tantangan.

PERHENTIAN 5 “ YESUS DITOLONG SIMON DARI KIRENE “


Narator 1 : Yesus menjadi semakin letih dan lemah. Melihat keadaan itu, prajurit menahan
seseorang.

Prajurit 1 : Hei, kau yang di sana, kemari! (sambil menunjuk seseorang)


Simon : Saya??
Prajurit 2 : Iya, cepat bantulah orang ini memikul Salib-Nya. (mendekati Simon lalu
menariknya)
Prajurit 3 : Tidakkah kau melihat orang ini sudah kepayahan memanggul Salib-Nya??
(Prajurit 3 memindahkan Salib ke pundak Simon)
Prajurit 1 : Jalan, ayo jalan….!!!

Narator 1 : Simon dari Kirene pun membantu memikul Salib Yesus. Simon membantu
dalam ketakutan atas paksaan prajurit.
Narator 2 : Ya Tuhan, ajarlah kami untuk selalu belajar membantu sesama kami bukan
dengan paksaan, namun dengan kerelaan hati.

PERHENTIAN 6 “ YESUS JATUH UNTUK KEDUA KALINYA “


Narator 1 : Meski telah ditolong oleh Simon dari Kirene, hal itu seolah tidak berarti
dibandingkan dengan siksaan yang diterima Yesus. Untuk kedua kalinya Yesus
pun jatuh.

Prajurit : Yang benar saja! Baru begini sudah jatuh lagi! (sambil mendorong Yesus)
Simon : Bangunlah!! Marilah lanjutkan perjalanan. (sambil mengangkat Yesus)

Narator 1 : Dengan tabah dan teguh hati, Yesus kembali bangun dan memikul Salib-Nya
yang berat. Ia meneruskan perjalanan itu tanpa mengeluh.
Narator 2 : Apa yang dinubuatkan Nabi Yesaya kini menjadi kenyataan, “Dia dianiaya, Dia
membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya, seperti anak domba
yang dibawa ke tempat pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan
orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.”

PERHENTIAN 7 “ YESUS MENGHIBUR PEREMPUAN YANG MENANGISINYA “


Narator 1 : Dalam perjalanan ke Golgota, tidak hanya Maria ibu Yesus yang mengikuti-
Nya, tetapi juga banyak perempuan-perempuan Yerusalem yang menangisi dan
meratapi-Nya.

Perempuan 1 : Kasihanilah Dia, Dia adalah Putera Allah. (Menatap Yesus sambil menangis)
Prajurit 1 : Apa? Putera Allah? Hahaha… (…tertawa mengejek…) Dia adalah penghujat
Allah dan musuh Kaisar.
Prajurit 2 : Dan juga pelanggar Hukum Taurat.
Yesus : Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan
tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu.

Narator 2 : Yesus melanjutkan kembali perjalananNya. Meskipun menderita, Yesus tetap


bersedia menyatakan kasih untuk orang lain. Marilah kita belajar untuk tetap
mengasihi siapa pun, bahkan ketika kita mengalami hal-hal yang menyakitkan.

PERHENTIAN 8 “ YESUS JATUH UNTUK KETIGA KALINYA “


Narator 1 : Terik matahari semakin menyengat. Tenaga Yesus pun semakin berkurang.
Beban Salib semakin berat.

Prajurit : Ayo bangun!! (menarik Yesus).


Simon : Bangunlah!! Ayo lanjutkan perjalanan.

Narator 1 : Dengan sisa-sisa tenaga-Nya, Yesus berusaha bangun untuk menyelesaikan


perjalanan-Nya ke Golgota. Untuk ketiga kalinya Yesus jatuh, tubuh-Nya
terbanting di tanah yang berbatu. Darah kembali mengucur dari luka-Nya. Beban

Yesus semakin berat.


Narator 2 : Marilah kita mengikuti Yesus yang tetap semangat dan berusaha bangkit
kembali, ketika terjatuh dalam kesulitan-kesulitan yang kita alami.

PERHENTIAN 9 “ PAKAIAN YESUS DITANGGALKAN “


Narator 1 : Melalui perjuangan yang begitu berat, sampailah Yesus di Golgota.
Tanpa membuang waktu, prajurit-prajurit itu menanggalkan pakaian Yesus.
Prajurit 1 : Ha…ha… Disinilah kita akan menyelesaikan semuanya… (Sambil mendorong
Yesus)
Prajurit 2 : Hei, kau.. (sambil menunjuk Simon) Tugasmu sudah selesai, pergilah dari sini.
(…Setelah mereka menanggalkan pakaian Yesus, salah seorang prajurit berkata…)
Prajurit 3 : Janganlah kita membagi jubah ini menjadi beberapa potong, tapi baiklah kita
membuang undi atas jubah itu. (Prajurit-prajurit berkumpul dan melakukan
pengundian atas jubah Yesus)
Prajurit 4 : Hahaha… akhirnya jubah ini jatuh ke tanganku. (Sambil melihat jubah itu) Tapi
kalau kulihat, jubah ini tidak berguna.

Narator 2 : Meskipun mengalami banyak penderitaan, Yesus tetap tabah menjalaninya.


Pakaian Yesus ditanggalkan, dengan demikian genaplah yang tertulis dalam
Kitab Suci, “Mereka membagi-bagikan pakaian-Ku di antara mereka dan mereka

membuang undi atas jubah-Ku.” Yesus telah menjadi manusia yang paling hina.
Bagaimanakah sikap kita terhadap-Nya? Apakah sudah seperti yang dikatakan-
Nya pada hari penghakiman?“ Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku
pakaian, ketika Aku sakit, kamu melawat Aku, ketika Aku di penjara, kamu
mengunjungi Aku. Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan
untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku.

PERHENTIAN 10 “ YESUS DISALIBKAN”


Narator 1 : Di tempat yang bernama Tempat Tengkorak, para prajurit memberikan
anggur bercampur mur. Tetapi Yesus menolaknya. Kemudian Yesus disalibkan.

(Prajurit 1 mengambil peralatan kemudian kembali lagi)


Prajurit 2 : Baringkan Dia di atas Salib-Nya. (Prajurit segera memaku tangan dan kaki
Yesus sehingga Yesus mengerang kesakitan)
Yesus : Arrgh…Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka
perbuat. (Kemudian prajurit menegakkan Salib itu)
Prajurit 4 : Satu…Dua…Tiga… tarik!!!

Narator 1 : Perjuangan Yesus pun telah sampai pada puncak-Nya. Ia disalibkan. Melalui
penyaliban-Nya dosa-dosa kita terhapuskan.
Narator 2 :Dengan demikian genaplah yang
tertulis dalam Kitab Suci, “Manusia lama kita telah turut disalibkan bersama
Yesus, supaya kuasa dosa hilang dari tubuh kita, agar kita jangan
menghambakan diri lagi kepada dosa.”
PERHENTIAN 11 “ YESUS MATI DI SALIB “
Narator 1 : Ketika itu, hari sudah kira-kira pukul dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh
daerah itu sampai pukul tiga, (…Gemuruh Guntur…) sebab matahari tidak
bersinar. Lalu tabir Bait Suci terbelah dua.

Yesus : Eloi-eloi lama sabakhtani? (hening sejenak, dengan nafas yang tersengal-
sengal)….Ya Bapa ke dalam tanganMu kuserahkan Nyawaku!!!... ( Setelah itu
para prajurit ketakutan melihat Yesus wafat secara demikian)
Prajurit 1 : Sungguh…orang ini adalah Anak Allah.

Narator 2 : Perjuangan-Mu telah usai. Dengan wafat di kayu Salib, Engkau telah
membuktikan ketaatan-Mu kepada Bapa dan cinta-Mu kepada manusia. Ajarlah
kami untuk tidak menyia-nyiakan kematian-Mu di kayu Salib. Ajar kami untuk
mensyukuri kasih-Mu dan berusaha meneruskan kasih kepada sesama.

2. Lagu Penutup : NKB.85:1 “ Karena Kasih-Nya “


Mengapa Yesus turun dari sorga, masuk dunia g’lap penuh cela;
berdoa dan bergumul dalam taman, cawan pahit pun dit’rimaNya?
Mengapa Yesus menderita, didera, dan mahkota duri pun dipakaiNya?
Mengapa Yesus mati bagi saya?
KasihNya, ya kar’na kasihNya.

3. Kesimpulan (Kak Nata)

4. Doa Penutup (Kak Clarita)

Anda mungkin juga menyukai