Anda di halaman 1dari 6

KISAH SENGSARA

MENURUT
MATIUS
MINGGU PALMA TAHUN A
Syair diambil dari buku Evangeliarium
(Komisi Liturgi KWI, 2011)

diedit oleh Fransiskus de Sales Onggo Lukito

SAINT RAPHAEL PUBLISHING, 2018


PANDUAN PRAKTIS
Kami sampaikan beberapa poin panduan praktis agar dapat membawakan Kisah
Sengsara ini secara maksimal:
1. Secara tradisi Kisah Sengsara dibawakan oleh tiga orang Diakon (bukan prodiakon)
dan sebuah paduan suara pria. Satu orang memaklumkan sabda Yesus, satu orang
menjadi narator, dan satu orang lainnya membawakan bagian lainnya. Apabila tidak
ada Diakon dapat dibawakan oleh awam laki-laki yang mahir menyanyi, namun
sedapat mungkin yang menyanyikan bagian Yesus adalah seorang Imam.
2. Kisah Sengsara adalah bacaan Injil sehingga, seperti dalam perayaan Ekaristi, ketika
Injil dimaklumkan semua umat berdiri. Jika di paroki/stasi Anda umat sudah terbiasa
duduk, dan kebiasaan tersebut sulit diubah, paling tidak diusahakan seluruh paduan
suara dan petugas liturgi berdiri.
3. Kisah Sengsara dibawakan tanpa diselingi nyanyian apapun, sebagaimana bacaan Injil
juga dimaklumkan tanpa selingan.
4. Kisah Sengsara dinyanyikan tanpa iringan, termasuk untuk paduan suara. Jika hal ini
sulit dilakukan, paling tidak organis mengiringi bagian paduan suara saja dengan
volume kecil.
5. Idealnya bagian paduan suara hanya dinyanyikan oleh para pria saja dengan
komposisi tiga suara seperti yang disajikan dalam teks ini. Namun sekiranya kondisi
ideal ini tidak dimungkinkan, dapat juga dibawakan oleh paduan suara campuran
SATB dengan pembagian berikut: suara I untuk sopran dan tenor, suara II untuk alto
dan suara III untuk bas. Bisa juga semua suara menyanyikan suara I saja.
6. Mengenai teknik penulisan notasi harap memperhatikan beberapa petunjuk berikut:
- Nada dasar dapat dinaikkan/diturunkan menyesuaikan dengan kemampuan para
penyanyi.
- Not tanpa garis atas dapat disamakan dengan satu hitungan sementara not dengan
garis atas bernilai setengahnya.
- Kata-kata dengan not datar hendaknya dapat dinyanyikan dengan lancar dan relatif
lebih cepat.
- Tanda petik ( ‘ ) merupakan tanda jeda untuk mengambil nafas tanpa
memperpanjang nada. Bila tanda petik diletakkan pada akhir kalimat syair,
ditandakan dengan tanda titik ( . ), penyanyi dapat memperpanjang nada.
- Tanda koma pada kalimat ( , ) bukanlah tanda jeda nyanyian, karena lebih terkait
dengan kaedah penulisan bahasa, sehingga dapat diabaikan. Akan tetapi dapat juga
dinyanyikan dengan memperpanjang nada pada suku kata sebelum koma tanpa
mengambil nafas.
- Tanda garis tegak lurus tunggal ( | ) merupakan tanda jeda panjang biasanya
diletakkan pada akhir kalimat. Penyanyi sebaiknya memperpanjang nada sebelum
tanda ini untuk mempertegas akhir kalimat.
- Tanda garis tegak lurus ganda (||) berfungsi sama dengan garis tunggal
diletakkan pada akhir bagian penyanyi.

Kisah Sengsara Minggu Palma| 1


TAHUN A
KISAH SENGSARA MENURUT MATIUS (27:11-54)
Nada dasar: 1=Bes
E: Evangelist, P: Pilatus/orang lain, †: Yesus Kristus, C: Choir/paduan suara/bersama

E : Inilah kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus menurut Matius


E : Sesudah ditangkap, Yesus dihadapkan kepada gubernur.
Gubernur itu bertanya kepada-Nya,
P : Benarkah Engkau raja orang Yahudi?
E : Jawab Yesus
† : Engkau sendiri yang mengatakannya!
E : Tetapi atas tuduhan yang diajukan imam-imam kepala dan tua-tua terhadap
diri-Nya, Yesus tidak memberi jawab apapun. Lalu kata Pilatus kepada-Nya,
P : Tidakkah Engkau dengar betapa banyaknya tuduhan saksi-saksi ini terhadap
Engkau?
E : Tetapi Yesus tidak menjawab sepatah katapun, sehingga gubernur itu sangat
heran. Telah menjadi kebiasaan bagi gubernur untuk membebaskan satu orang
hukuman pada hari raya itu, atas pilihan orang banyak.
Pada waktu itu, ada dalam penjara seorang yang terkenal kejahatannya,
bernama Barabas.
Karena mereka sudah berkumpul di sana, Pilatus bertanya kepada mereka,
P : Siapa yang kamu kehendaki aku bebaskan bagimu,
Barabas atau Yesus yang disebut Kristus?
E : Pilatus sebenarnya tahu bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Ketika Pilatus sedang duduk di kursi pengadilan, istrinya mengirim pesan
kepadanya,
P : Jangan engkau mencampuri perkara orang benar itu, sebab dalam mimpi tadi
malam aku sangat menderita karena Dia.
E : Tetapi oleh hasutan imam-imam kepala dan kaum tua-tua, orang banyak
bertekad untuk meminta supaya Barabas dibebaskan dan Yesus dihukum mati.
Gubernur itu bertanya kepada mereka,

Kisah Sengsara Minggu Palma| 2


P : Siapa di antara kedua orang itu, yang kamu kehendaki kubebaskan bagimu?
E : Kata mereka,
C : Barabas!
E : Kata Pilatus kepada mereka,
P : Kalau begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan Yesus yang disebut Kristus?
E : Mereka semua berseru,
C : Ia harus disalibkan!
E : Kata Pilatus,
P : Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?
E : Namun mereka berteriak semakin keras,
C : Ia harus disalibkan!
E : Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai
timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang
banyak, seraya berkata,
P : Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini, itu urusan kamu sendiri!
E : Seluruh rakyat itu menjawab,
C : Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!
E : Lalu Pilatus membebaskan Barabas bagi mereka.
Tetapi Yesus dicambuknya, lalu diserahkannya untuk disalibkan.
Kemudian serdadu-serdadu gubernur membawa Yesus ke istana gubernur,
lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul di sekeliling Yesus.
Mereka menanggalkan pakaian Yesus dan mengenakan mantel ungu kepada-Nya.
Mereka menganyam sebuah mahktota duri dan menaruhnya di atas kepala
Yesus, lalu memberikan sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka
berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olok Dia,
C : Salam, hai Raja orang Yahudi!
E : Mereka meludahi-Nya, lalu mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala
Yesus. Sesudah mengolok-olok Dia, mereka menanggalkan mantel yang
dipakai-Nya itu, dan mengenakan kembali pakaian-Nya kepada-Nya.
Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.
Ketika berjalan ke luar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang
bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus.

Kisah Sengsara Minggu Palma| 3


Kemudian sampailah mereka di suatu tempat yang bernama Golgota, artinya
Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi Yesus minum anggur bercampur
empedu, setelah mengecapnya, Ia tidak mau meminumnya.
Sesudah menyalibkan Yesus, para serdadu membagi-bagi pakaian Yesus dengan
membuang undi. Lalu mereka duduk di situ menjaga Dia. Di atas kepala Yesus
terpasang tulisan yang menyebut alasan mengapa Ia dihukum,
“Inilah Yesus, Raja Orang Yahudi.”
Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan
dan seorang di sebelah kiri-Nya. Orang-orang yang lewat di sana menghujat
Yesus, dan sambil menggelengkan kepala, mereka berkata,
C : Hai, Engkau yang mau meruntuhkan Bait Suci dan mau membangunnya
kembali dalam tiga hari. Jika Engkau Putra Allah, turunlah dari salib itu
dan selamatkanlah Diri-Mu!
E : Demikian juga imam-imam kepala bersama ahli Taurat dan tua-tua
mengolok-olok Yesus dan mereka berkata,
P : Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan!
Jika Dia Raja Israel, baiklah Ia turun dari salib itu, maka kami akan percaya
kepada-Nya!
Ia mempercayakan diri-Nya kepada Allah; biarlah Allah menyelamatkan Dia
sekarang, jika Allah berkenan kepada-Nya!
Karena Ia telah berkata, “Aku Putra Allah.”
E : Bahkan penyamun-penyamun yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus,
mencela-Nya demikian juga.
Mulai dari pukul dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu
sampai pukul tiga.
Kira-kira pukul tiga, berserulah Yesus dengan suara nyaring,
† : Eli, Eli, lema sabakhtani?
E : Artinya,
† : Allah-ku, Allah-ku, mengapa Engkau meninggalkan aku?
E : Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata,
P : Ia memanggil Elia.

Kisah Sengsara Minggu Palma| 4


E : Kemudian datanglah segera seorang dari mereka; ia mengambil bunga karang,
mencelupkannya ke dalam anggur asam, lalu menancapkannya pada sebatang
buluh dan memberi Yesus minum. Tetapi orang-orang lain berkata,
C : Jangan, baiklah kita lihat, apakah Elia datang untuk menyelamatkan Dia.
E : Yesus berseru pula dengan suara nyaring, lalu menyerahkan nyawa-Nya

(Semua berlutut dan hening sejenak, merenungkan wafat Tuhan)

E : Lihatlah, tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah.
Terjadilah gempa bumi dan bukit-bukit batu terbelah.
Kubur-kubur terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal
dibangkitkan. Sesudah kebangkitan Yesus, mereka keluar dari kubur, lalu masuk
ke kota kudus, dan menampakkan diri kepada banyak orang.
Ketika melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, kepala pasukan dan
prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut, lalu berkata,
P : Sungguh, Orang ini Putra Allah.

E : Demikianlah Sabtu Tuhan.


U : Terpujilah Kristus.

Kisah Sengsara Minggu Palma| 5

Anda mungkin juga menyukai