Saya sudah membaca buku yang berjudul TEOLOGI SISTEMATIKA, yang ditulis oleh :
Henry C. Thiessen direvisi oleh Vernon D. Doerksen, Cetakan I, Penerbit Gandum Mas, Malang,
1992, yang terdiri dari 649 halaman. Adapun yang bisa saya laporkan yaitu :
PENDAHULUAN
Teologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari Tuhan dan karya-karyaNya, dan
Teologi Sistematika merupakan sajian teratur dari hasil penelitian teologi. Istilah teologi berasal
dari dua kata yunani, yaitu theos dan logos. Theos berarti “Tuhan” dan logos berarti “kata”,
“wejangan”, atau “ajaran”. Dengan demikian secara sempit teologi dapat didefenisikan sebagai
ajaran tentang Tuhan. Namun, dalam artiannya yang lebih luas dan lebih umum, sitilah teologi
kemudian berarti seluruh ajaran kristen, dan bukan sekedar ajaran tentang Tuhan saja, atau dapat
didefenisikan sebagai ilmu tentang Tuhan dan hubungan-hubunganNya dengan alam semesta. Ada
beberapa point penting tentang perlunya teologi, yaitu
a. Untuk menata naluri dan intelek manusia.
b. Mengubah sifat ketidakpercayaan zaman ini yang merasuk dimana-mana.
c. Menerapkan sifat Alkitab yang seutuhnya.
d. Mengembangkan watak kristen yang cerdas.
e. Menjadi syarat-syarat bagi pelayanan kristen yang efektif.
KEMUNGKINAN TEOLOGI
Kemungkinan dikerjakannya teologi bersumber pada dua hal, yaitu penyataan Allah dan
kemampuan alami manusia. Penyataan Allah diperlihatkan dalam dua bentuk : umum dan khusus,
kemampuan manusia terdiri atas dua macam : mental dan rohani. Penyataan Allah merupakan
tindakan Allah untuk membuka tabir tentang diriNya atau mengkomunikasikan kebenaran kepada
pikiran. Yang diperlihatkan dalam dua bentuk.
a. Penyataan Allah yang Umum, terdapat di alam, sejarah dan hati nurani manusia. Disampaikan
lewat fenomena alami yang terjadi dalam alam atau dalam alur sejarah; ditujukan kepada semua
makhluk yang berakal, sehingga dapat dipahami oleh semuanya, yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan alami manusia serta meyakinkan jiwa agar mencari Allah yang benar.
b. Penyataan Allh yang Khusus, merupakan tindakan-tindakan Allah yang dengannya Ia
memperkenalkan diriNya serta kebenaranNya pada saat-saat tertentu dan kepada orang-orang
tertentu. Penyataan ini diungkapkan kepada manusia melalui berbagai cara; dalam bentuk mukjizat
dan nubuat, dalam diri dan karya Kristus Yesus, dalam Alkitab dan dalam pengalaman pribadi.
PEMBAGIAN TEOLOGI
Bidang kajian teologi umumnya dibagi menjadi empat bagian;
1. Teologi Eksegetis, merupakan penelaahan naskah alkitabiah dan pokok-pokok bahasan yang
berkaitan.
1
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
2. Teologi Historis, membahas awal mula, perkembangan, dan penyebaran agama yang sejati
dan juga semua doktrin, organisasi dan kebiasaannya.
3. Teologi Sistematika, membahas apologetika, polemik, dan etika alkitabiah.
4. Teologi Praktis, membahas penerapan teologi terhadap pembaharuan, pengudusan,
pembinaan, pendidikan, dan pelayanan manusia.
2
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAGIAN I
TEISME
Istilah teisme, diartikan menurut empat arti yang berbeda,sekalipun hanya arti keempat saja
yang memuaskan, berikut artian yang dimaksud,
1. Kepercayaan akan adanya satu atau lebih kekuatan adikodrati, satu atau lebih perantara
rohani, satu atau lebih dewa.
2. Kepercayaan akan adanya satu Allah saja.
3. Kepercayaan akan adanya satu Allah yang berkepribadian yang transenden dan imamen serta
keberadaanya terwujud dalam satu oknum saja.
4. Kepercayaan akan adanya satu Allah yang berkepribadian, yang transenden atau imamen.
Allah ini dikenal sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Ada banyak pemakaian tentang istilah Allah yang salah, secara Alkitabiah istilah yang
sering dipakai untuk Allah (yang ilahi) ialah El. Dari istilah ini dibentuk kata Elim, Elohim, dan
Eloah. Istilah ini sepadan dengan theos dalam bahasa Yunani, Deus dalam bahasa Latin, dan God
dalam bahasa Inggris. Istilah Elohim yang jamak biasanya dipakai oleh para penulis di Perjanjian
Lama dengan memakai kata kerja dan kata sifat tunggal untuk menunjuk satu gagasan yang tunggal.
Yehova atau Yahweh merupakan nama pribadi yang paling baik dari Allah Israel, istilah ini
dikaitkan dengan kata kerja Ibrani “ada” dan berarti “dia yang ada dengan sendirinya” atau “dia
yang menjadikan ada”. Nama ini dipakai dalam berbagai kombinasi penting : Yehova-Yireh “Tuhan
akan menyediakan”, Yehova-Rapha “Tuhan yang menyembuhkan”, Yehova-Nissi “Tuhan
panji-panjiku”, Yehova-Shalom “Tuhan itu keselamatan”, Yehova-Raah “Tuhan adalah gembalaku”,
Yehovah-Tsidkenu “Tuhan keadilan kita”, Yehovah-Shammah “Tuhan hadir”.
Adonai, tuhanku, merupakan gelar yang sering kali muncul dalam kitab para nabi, yang
menggambarkan kepatuhan sikap seorang hamba kepada tuan atau istri kepada suami. Dalam
Perjanjian Baru istilah Theos menggantikan istilah El, Elohim dan Elyon, nama Shaddai dan
El-Shaddai diterjemahkan sebagai pantokrator, yang artinya yang mahakuasa, dan theos pantokrator
yang berarti Allah yang mahakuasa.
Kepercayaan tentang adanya Allah itu adalah naluriah (yang merupakan kebenaran
pertama), yang juga diasumsikan oleh Alkitab, kepercayaan akan adanya Allah didukung oleh
alasan-alasan berikut :
1. Alasan kosmologis, segala sesuatu yang dimulai haruslah mempunyai sebab yang memadai.
Alam ssemesta sudah dimulai; oleh karena itu, alam semesta haruslah memiliki suatu sebab yang
memadai untuk menerangkan keberadaanya, alasan ini tersirat dalam Ibrani 3:4.
2. Alasan teleologis, tatanan yang teratur dan berdaya guna di dalam suatu sistem menyiratkan
adanya akal budi tinggi dan maksud di dalam sebab pengatur. Alam semesta menunjukkan adanya
tatanan yang teratur dan berdaya-guna; oleh karena itu, alam semesta ini memiliki sebab yang
berakal budi tinggi dan bebas, premis mayor ini diberitahukan dalam berbagai Mazmur ( Mazmur
8:4 dst, Mazmur 19:2 dst, Mazmur 94:9), Roma 1:18-23; Kis 14:17.
3. Alasan ontologis, alasan ini menemukan bukti adanya Tuhan justru dalam gagasan tentang
Allah. Alasan ini beranggapan bahwa semua orang secara naluriah memiliki gagasan tentang Allah,
3
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
gagasan ini sangat jauh lebih besar daripada manusia sendiri. Karena itu, gagasan tersebut tidak
mungkin berasal dari dalam diri manusia sendiri, tetapi hanya dapat berasal dari Allah sendiri.
4. Alasan moral, bukti-bukti teoritis tidak bisa memberikan kita pengetahuan akan Allah sebagai
pribadi yang bermoral, suara hati itu merupakan perintah yang tepat. Alkitab juga memakai alasan
moral sebagai bukti adanya Tuhan ( Roma 1:19-32; Roma 2:14-16; Maz 32:3 dst; Maz 38:2-5;
Mikha 6:8; Pengkhotbah 12:14).
5. Alasan berdasarkan keselarasan, kepercayaan tentang adanya Tuhan merupakan penjelasan
yang paling baik tentang kenyataan sifat moral, mental, dan religius manusia dang juga kenyataan
alam kebendaan; dengan demikian dapat dikatakan bahwa Allah memang ada.
1. PANDANGAN ATEISTIS
Secara umum, istilah ini menunjuk kepada kegagalan untuk mengenali satu-satunya Allah
yang benar. Dalam arti yang umum “ATEISME” menunjuk kepada tiga pandangan yang nyata :
Ateisme Praktis, Dogmatis dan Murni.
Ateisme Praktis ditemukan diantara banyak orang. Banyak orang yang telah menyatakan bahwa
semua agama itu palsu belaka tanpa berpikir panjang.
Ateisme Dogmatis secara terang-terangan mengakui berpandangan ateis.
Ateisme Murni, merupakan bentuk ateisme yang menganut prinsip-prinsip yang tidak sesuai dengan
kepercayaan akan Allah atau yang mendefenisikan Allah dengan menggunakan istilah-istilah yang
melanggar pemakaian bahasa pada umumnya.
2. PANDANGAN AGNOSTIS
Istilah “AGNOSTIS” kadang dipakai untuk menamakan setiap ajaran yang menegaskan
bahwa pengetahuan yang benar yang tidak mungkin diperoleh dan bahwa semua pengetahuan yang
ada bersifat relatif sehingga dengan demikian tidak pasti. Dalam arti ini golongan Sofis dan Skeptis
Yunani maupun semua penganut empirisme sejak Aristoteles sampai ke Hune adalah agnostis.
Positivisme dalam ilmu pengetahuan dan pragmatisme dalam filsafat dan teologi merupakan
bentuk-bentuk agnotisisme yang terkenal.
3. PANDANGAN PANTEISTIS
PANTEISME ialah teori yang mengatakan bahwa segala hal yang terbatas merupakan
sekadar aspek, modifikasi, atau bagian dari satu pribadi yang kekal dan yang ada dengan sendirinya.
Panteisme menyamakan Allah dengan alam semesta. Allah itu segalanya, dan segalanya itu Allah.
Ada beberapa bentuk utama Panteisme :
a. Panteisme Materialistis, beranggapan bahwa zat merupakan penyebab pikiran dan segala
sesuatu yang hidup.
b. Hilozoisme dan panpsikisme, beranggapan bahwa setiap partikel zat memiliki suatu prinsip
hidup si samping sifat-sifat fisiknya, bahkan juga beranggapan bahwa Allah adalah jiwa dunia ini.
4
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
5. PANDANGAN DUALISTIS
Teori ini beranggapan bahwa realitas terdiri atas dua substansi atau dua prinsip yang berbeda
dan tak bisa diuraikan lagi.
6. PANDANGAN DEISTIS
Deistis menganut paham transendensi Allah sampai meniadakan imanensi-Nya, bagi deisme Allah
hanya hadir dengan kuasaNya ketika menciptakan alam semesta. Deisme tidak percaya akan adanya
penyataan khusus, mukjizat dan pemeliharaan ilahi.
5
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAB II
BIBLIOLOGI
ALKITAB : PERWUJUDAN PERNYATAAN ILAHI
I. ALASAN PRIORI
Alasan ini adalah alasan yang bergerak dari sesuatu yang ada lebih dahulu menuju kepada sesuatu
yang ada kemudian. Maka alasan apriori ini dapat diungkapkan sebagai berikut : manusia
sebagaimana adanya dan Tuhan sebagaimana adanya memungkinkan kita mengharapkan sebuah
penyataan dari Allah serta wujud tertulis dari bagian-bagian penyataan tersebut yang cukup
memadai untuk dijadikan sumber kebenaran teologi yang dapat dipercaya dan tidak mungkin salah.
ini terkait dengan keyakinan agama, dan jawabannya akan sangat tergantung pada sudut
pandang keyakinan Pribadi. Sebagian besar orang yang menganggap Alkitab (atau kitab suci) tidak
bisa dimusnahkan mengacu pada keyakinan agama dan spiritual. Beberapa alasan umum yang
mendasari keyakinan ini dapat mencakup :
1. Ketentuan Agama
2. Kesucian Dan Kehormatan
3. Kekontinuitasan Ajaran
4. Masyarakat dan Identitas
Tentu ini menurut saya sangatlah penting karena apa yang diajarkan sangatlah bermanfaat
untuk menjaga keyakinan dan Iman terhadap Apa yang di percayakan dalam Alkibat sehingga ini
adalah Alasan bahwa Alkitab tidak bisa dimusnakan.
6
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
Pengamatan saya terhadap Materi ini,Pengaruh Alkitab terhadap masyarakat dan budaya
sangat besar, terutama di wilayah-wilayah yang didominasi oleh tradisi keagamaan Kristen.
Beberapa alasan mengapa Alkitab dianggap memiliki pengaruh yang begitu kuat melibatkan
aspek-aspek berikut:
Pengaruh Alkitab ini dapat bersifat kompleks dan sering kali menciptakan ikatan yang kuat antara
individu dan kelompok dengan nilai-nilai dan tradisi keagamaan mereka. Penting untuk diingat
bahwa dampak ini dapat bervariasi di antara individu dan kelompok serta dapat ditafsirkan dan
diartikan secara berbeda.
7
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
DEFINISI ILHAM
Untuk menyajikan suatu defenisi yang memadai dan jitu tentang ilham, kita harus
mempertimbangkan beberapa konsep teologis, yang berkaitan dan menolak teori-teori yang salah.
Istilah-istilah teologis yang berkaitan ialah penyataan, ilham, wibawa, sifat tidak mungkin
bersalah, serta pencerahan.
1. Penyataan, Allah telah menyatakan dirinya melalui alam, sejarah dan hati nurani manusia. Ia
juga telah menyatakan diri di dalam AnakNya yang Tnggal dan di dalam firmanNya.
2. Ilham, pengilhaman berkaitan dengan pencatatan kebenaran. Roh Allh menguasai serta
mendorong orang-orang untuk menulis keenam puluh enam kitab dalam Alkitab.
3. Wibawa, Alkitab membawa besertanya kewibawaan ilahi Allah. Amanat Alkitab mengikat
manusia, mengikat pikirannya, hati nuraninya, kehendaknya, serta hatinya.
4. Sifat tidak mungkin bersalah. Bukan saja Alkitab itu diilhami dan berwibawa, tetapi juga tidak
mungkin bersalah.
5. Pencerahan. Ia yang mengilhami orang-orang tertentu ketika menulis Alkitab, juga
mencerahkan pikiran orang-orang yang membaca apa saja yang telah diilhamkannya.
Sepanjang sejarah telah dikemukakan berbagai teori tentang pengilhaman yang sering
mengandung sedikit kebenaran, tetapi tidak pernah memadai.
1. Pengilhaman alamiah atau teori naluri.
2. Teori pengilhaman-sebagian atau teori dinamis.
3. Teori bahwa pikiran saja yang diilhami.
4. Teori bahwa Alkitab mengandung Firman Allah.
5. Teori pendiktean.
BUKTI-BUKTI PENGILHAMAN
Ada dua hal fundamental yang harus kita jadikan landasan teori pengilhaman yang verbal
dan plenary : watak Allah serta sifat dan tuntutan Alkitab sendiri.
I. WATAK ALLAH
Adanya Allah terbukti dari kenyataan bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, juga lewat
berbagai bukti tentang adanya Dia. Ketika menelaah penyataan serta bukti-bukti tersebut, kita sudah
menemukan beberapa cirri khas watak Allah. Kita masih akan membahas beberapa sifat Allah,
tetapi kita sudah melihat bahwa Ia berkepribadian, mahakuasa, kudus, serta penuh kasih.
8
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
9
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAGIAN III
TEOLOGI (AJARAN TENTANG ALLAH)
SIFAT DASAR ALLAH : HAKIKAT DAN SIFAT
HAKIKAT ALLAH
KEROHANIAN
Pernyataan ini menetapkan sifat-dasar Allah sebagai rohani.
1. Allah tidak berbadan dan tidak berwujud.
2. Ia tidak dapat dilihat.
3. Allah itu hidup.
4. Allah itu berkepribadian.
KEKEKALAN
Allah juga tidak terbatas dalam ukuran waktu, Allah tidak memiliki awal atau akhir, Ia bebas dari
keterbatasan kurun waktu, Ialah pencipta waktu.
SIFAT-SIFAT NONMORAL
Sifat-sifat tersebut, ialah :
1. Maha Hadir.
2. Mahatahu, lingkup pengetahuan Allah yang tak terhingga :
a. Ia mengenal diriNya sendiri secara sempurna. Tidak ada makhluk ciptaan yang mengenal
diriNya sendiri secara menyeluruh dan secara sempurna seperti itu.
b. Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus saling mengenal secara sempurna.
c. Allah mengetahui hal-hal yang benar-benar ada.
d. Ia mengetahui hal-hal yang mungkin terjadi.
e. Allah mengetahui masa depan.
3. Maha Kuasa.
4. Tidak Berubah.
SIFAT-SIFAT MORAL
Sifat-sifat moral Allah merupakan sifat-sifat yang mengandung unsur-unsur moral dalam hakikat
ilahi.
10
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
1. Kekudusan, tiga hal penting yang harus kita pelajari dari kenyataan kekudusan Allah ini.
a. Diantara Allah dengan orang berdosa terdapat suatu jurang pemisah (Yesaya 59 :1-2;
Habakuk 1:13).
b. Apabila manusia ingin menghampiri Allah, ia harus melakukannya melalui seorang penengah.
Namun Kristus telah membuka jalan bagi manusia untuk menghampiri Allah kembali.
c. Kita harus menghampiri Allah “dengan hormat dan takut”
2. Kebenaran dan keadilan. Kenenaran dan keadilan Allah merupakan unsur kekudusan Allah
yang nampak di dalam cara Allah menghadapi manusia ciptaanNya.
3. Kebaikan, kebaikan Allah berkaitan dengan keempat sifat yang disebutkan paling akhir.
a. Kasih Allah.
b. Kemurahan Allah.
c. Belas kasihan Allah.
d. Anugerah Allah.
4. Kebenaran, Allah adalah kebenaran.
KETRITUNGGALAN ALLAH
Ajaran trinitas atau ketritunggalan Allah bukanlah suatu kebenaran yang diperoleh melalui akal
budi atau yang dikenal dengan istilah teologi natural, tetapi suatu kebenaran yang dapat diketahui
melalui penyataan atau wahyu.
11
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
sendiri, oleh sebab manusia itu berdosa dan tidak sempurna. Berusaha mencari kemuliaan sendiri
sama saja dengan berusaha memuliakan keadaan berdosa serta tidak sempurna.
1. Penciptaan Langsung merupakan tindakan bebas Allah tritunggal. Melalui tindakan ini Allah
pada mulanya menciptakan segala sesuatu yang nampak dan yang tidak nampak untuk
kemuliaanNya sendiri tanpa memakai bahan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan atau tanpa
sebab-sebab sekunder.
2. Penciptaan Tidak Langsung, sebaliknya, merupakan tibdakan-tindakan Allah yang juga
disebut “penciptaan”, namun yang tidak bermula dari ketiadaan atau ex nihilo.
12
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
13
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
Mulai Bagian IV halaman 201 sampai Bagian VI halaman 470, pada tanggal 27 Oktober 2012,
dengan ringkasan sebagai berikut :
14
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAGIAN IV
AJARAN TENTANG MALAIKAT
SIFAT MALAIKAT
1. Malaikat bukan manusia yang dimuliakan.
2. Malaikat tidak berbadan.
3. Malaikat merupakan suatu kelompok, bukan suatu bangsa.
4. Pengetahuan malaikat lebih tinggi daripada pengetahuan manusia, walaupun mereka tidak
mahatahu.
5. Malaikat lebih kuat dari manusia, walaupun mereka tidak mahakuasa.
6. Malaikat lebih luhur daripada manusia, walaupun tidak mahahadir.
KEJATUHAN MALAIKAT
a. Kenyataan kejatuhan mereka, ini terjadi karena malaikat-malaikat berbuat dosa, dengan cara
meninggalkan batas-batas kekuasaan mereka dan tempat kediaman mereka (2 Pet. 2:4; Yudas 6).
b. Saat kejatuhan mereka, kejatuhan malaikat-malaikat itu terjadi sebelum kejatuhan manusia,
karena iblis memasuki taman eden sebagai ular dan menggoda Hawa untuk berbuat dosa (Kej.
3:1-5).
c. Penyebab kejatuhan mereka, makhluk ciptaan itu pada mulanya memiliki apa yang oleh para
teolog Latin disebut sebagai kemampuan posse peccare et posse nonpeccare, yaitu kemampuan
untuk berbuat dosa. Kejatuhan malaikat disebabkan karena mereka sendiri dengan sengaja telah
menentukan untuk memberontak kepada Allah.
15
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
PENGGOLONGAN MALAIKAT-MALAIKAT
MALAIKAT YANG BAIK
1. Para malaikat (utusan).
2. Kerub/kerubim (penjaga).
3. Serafim (pemimpin penghuni sorga untuk pemujaan kepada Allah).
4. Makhluk-makhluk hidup (aktif disekitar takhta Allah).
5. Penghulu malaikat.
6. Penjaga.
7. Anak-anak Allah.
16
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
PEKERJAAN IBLIS
1. Satan (Melawan).
2. Iblis (Memfitnah dan Menuduh).
3. Penggoda.
4. Secara umum tujuan iblis ialah menduduki takhta Allah.
17
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAGIAN V
ANTROPOLOGI
Antropologi adalah ajaran tentang manusia. Antropologi teologis membahas manusia dalam
hubungannya dengan Allah.
ASAL-USUL MANUSIA
1. Argumen-Argumen Pendukung Hipotesis Evolusioner.
a. Anatomi Perbandingan.
b. Organ-Organ Yang Tertinggal.
c. Embriologi.
d. Biokimia.
e. Paleontologi.
f. Genetika.
2. Argumen-Argumen Alkitab Yang Mendukung Penciptaan Langsung Manusia.
a. Ajaran harfiah Alkitab.
b. Adam dan hawa diciptakan sebagai Laki-Laki dan Perempuan..
c. Hawa diciptakan langsung oleh Allah.
d. Manusia berasal dari debu dan kembali kepada debu.
e. Manusia menjadi makhluk yang hidup.
f. Alkitab membedakan antara daging manusia dengan daging binatang.
ASAL-USUL JIWA
Ada tiga teori yang telah dikemukakan untuk menerangkan asal-usul jiwa :
1. Teori Pra-Eksistensi, jiwa sudah ada dalam keadaan tertentu sebelum tebentuk tubuh.
2. Teori Penciptaan, jiwa tiap-tiap orang langsung diciptakan oleh Allah.
3. Teori Tradusian, seluruh manusia diciptakan di dalam adam, baik tubuh dan jiwanya,
diturunkan dari dia kepada keturunannya.
18
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
3. Sifat Dosa.
a. Dosa adalah sejenis kejahatan yang khusus.
b. Dosa merupakan pelanggaran terhadap hukum Allah.
c. Dosa merupakan baik suatu prinsip atau sifat maupun perbuatan.
d. Dosa adalah pencemaran dan juga kesalahan.
e. Dosa pada hakikatnya adalah mementingkan diri sendiri.
19
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
3. Hukuman, adalah kesakitan atau kerugian yang secara langsung dijatuhi oleh seorang pemberi
hukum untuk mempertahankan keadilannya, yang telah dihina oleh pelanggaran terhadap hukum.
Hukuman atas dosa ialah kematian.
a. Kematian fisik, merupakan pemisahan jiwa dari tubuh.
b. Kematian rohani, terpisahnya jiwa dari Allah.
c. Kematian kekal, puncak dan kegenapan kamatian rohani.
20
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAGIAN VI
SOTERIOLOGI
Soteriologi adalah doktrin tentang keselamatan. dalam hal ini kiota perlu tau bahwa doktrin
tentang keselamatan ini juga sangat berdampak pada pribadi atau sekelompok Manusia. adapun
beberapa Aspek sebagai berikut.
21
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
E. Golongan Nestorius, tidak menerima adanya perpaduan antara dua tabiat Kristus dalam satu
pribadi sehingga Nestorius menganjurkan adanya dua kepribadian.
F. Golongan Eutikhes, beranggapan bahwa Kristus tidak memiliki dua tabiat, tetapi satu tabiat
saja. Seluruh diri Kristus bersifat ilahi, termasuk tubuhNya.
G. Pandangan Ortodoks, Yesus Kristus adalah satu, tetapi Ia memiliki dua sifat, yaitu yang ilahi
dan yang manusiawi.
PRIBADI KRISTUS
1. Kemanusiaan Kristus.
a. Yesus lahir seperti manusia lainnya.
b. Yesus tumbuh dan berkembang seperti manusia normal.
c. Ia memiliki unsure-unsur hakiki sifat manusia.
d. Ia mempunyai nama-nama manusia.
e. Ia memiliki berbagai kelemahan yang tak berdosa dari sifat manusiawi.
f. Berkali-kali Ia disebut sebagai manusia.
2. Keilahian Kristus
a. Kristus memiliki sifat-sifat khas Allah.
b. Berbagai jabatan dan hak istimewa ilahi dimilikiNya.
c. Hal-hal yang dikatakan dalam PL tentang Yehova telah dikatakan dalam PB mengenai
Kristus.
d. Nama-nama ilahi diberikan kepadaNya.
e. Kristus memelihara hubungan-hubungan tertentu dengan Allah yang membuktikan
keilahianNya.
f. Ia disembah sebagai Allah.
3. Watak Kristus
a. Ia MahaKudus
22
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
b. KasihNya tulus.
c. Ia sungguh-sungguh rendah hati.
d. Ia lemah lembut.
e. Ia tenang dalam segala keadaan.
f. Ia selalu berdoa.
g. Ia bekerja tak henti-hentinya.
KARYA KRISTUS
1. Pentingnya Kematian Kristus.
a. Kematian Kristus sudah dinubuatkan dalam PL.
b. Kematian Kristus merupakan ajaran yang menonjol dalam PB.
c. Kematian Kristus merupakan tujuan utama penjelamaan.
d. Kematian Kristus merupakan tema pokok Injil.
e. Kematian Kristus perlu sekali bagi Kekristenan.
f. Kematian Kristus perlu sekali untuk keselamatan kita.
g. Kematian Kristus sangat penting di sorga.
2. Berbagai tafsiran salah tentang kematian Kristus.
a. Teori Kebetulan.
b. Teori mati syahid.
c. Teori pengaruh moral.
d. Teori pemerintahan.
e. Teori komersial.
3. Makna sesungguhnya dari kematian Kristus.
a. Kematian itu dijalaniNya untuk orang lain.
b. Kematian Kristus memenuhi semua tuntutan.
i. Kematian Kristus memenuhi tuntutan keadilan Allah.
ii. Kematian Kristus memenuhi tuntutan hukum Allah.
iii. Perdamaian membutuhkan adanya pemenuhan tuntutan.
iv. Peredaan murka Allah membutuhkan adanya pemenuhan tuntutan.
v. Penghentian perseteruan membutuhkan adanya pemenuhan tuntutan.
c. Kematian Kristus merupakan penebusan.
4. Jangkauan Kematian Kristus
a. Kristus mati hanya untuk orang-orang yang terpilih.
b. Kristus mati bagi seluruh dunia.
5. Kebangkitan Kristus
a. Pentingnya kebangkitan Kristus.
i. Kebangkitan Kristus merupakan doktrin pokok dalam kekristenan.
ii. Kebangkitan kristus merupakan bagian penting dalam penerapan keselamatan.
iii. Kematian Kristus penting karena mempertunjukkan kuasa ilahi.
b. Sifat kebangkitan Kristus.
i. Kebangkitan Kristus adalah peristiwa yang aktual.
ii. Kebangkitan Kristus adalah kebangkitan tubuh.
23
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
6. Kenaikan Kristus
Kenaikan Kristus adalah kembalinya Kristus ke sorga dengan tubuh kebangkitanNya, sedangkan
pemuliaan Kristus ialah tindakan Allah BApa yang memberikan kepada Kristus yang telah bangkit
dan naik ke sorga itu kedudukan yang berkuasa dan terhormat di sebelah kanan-Nya.
24
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
● Ia memenuhi.
● Ia membimbing.
● Ia memberi kuasa.
● Ia mengajar.
A. DOKTRIN PEMILIHAN
Pemilihan ialah tindakan Allah yang berdaulat yang dengan penuh kemurahan telah memilih
didalam Kristus untuk menyelamatkan semua orang yang dari semula sudah diketahui olehNya.
Pemilihan ini merupakan suatu tindakan kasih karunia karena Allah memilih orang-orang yang
sama sekali tidak layak untuk diselamatkan.
UNSUR PERTOBATAN
A. Pentingnya Pertobatan
Pertobatan merupakan syarat mutlak untuk dapat diselamatkan (Lukas 13:2-5).
B. Arti Pertobatan
Pertobatan adalah perubahan pikiran yang terdiri atas tiga aspek : pikiran, perasaan hati, dan
kehendak.
25
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
UNSUR IMAN
A. Pentingnya Iman.
Alkitab mencatat bahwa kita diselamatkan oleh karena Iman, disucikan oleh Iman, hidup oleh Iman
dan juga mengatasi kesulitan dengan Iman.
B. Arti Iman
Iman menunjuk kepada jiwa manusia yang berbalik kepada Allah, sebagaimana bertobat berarti
jiwa berbalik meninggalkan dosa, iman mencakup perubahan pikiran, perasaan hati dan kehendak.
Iman bukanlah sekedar persetujuan intelektual saja. Ada tiga unsur Iman :
1. Unsur yang menyangkut pikiran, meliputi percaya kepada penyataan Allah dalam alam,
fakta-fakta sejarah yang ada di Alkitab, doktrin yang diajarkan dalam Alkitab.
2. Unsur yang menyangkut perasaan hati, meliputi perasaan hati kita untuk menerima Firman
Tuhan.
3. Unsur yang menyangkut kehendak, merupakan akibat logis dari unsur yang menyangkut
pikiran dan perasaan hati.
C. Sumber Iman
1. Sisi Ilahi, Iman adalah pemberian dari Allah.
2. Sisi Manusiawi, Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.
D. Hasil-Hasil Iman
1. Keselamatan;
2. Kepastian:
3. Perbuatan Baik.
26
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
DOKTRIN PEMBAHARUAN
A. Arti Pembaharuan.
Dari sisi ilahi, perubahan hati itu disebut pembaharuan, kelahiran kembali; dari sisi manusia, itu
dinamakan pertobatan. Dalam pembaharuan, jiwa itu pasif; dalam pertobatan, jiwa itu aktif.
B. Perlunya Pembaharuan.
Alkitab berkali-kali menyatakan bahwa seseorang harus diperbaharui atau dilahirkan kembali
sebelum ia dapat melihat Allah. Hanya kelahiran baru dapat menghasilkan perangai yang kudus di
dalam diri orang-orang berdosa yang memungkinkan mereka bersekutu dengan Allah.
C. Sarana-Sarana Pembaharuan.
Pembaharuan dilakukan oleh Allah, dengan berbagai sarana dan perantara :
1. Kehendak Allah.
2. Kematian dan kebangkitan Kristus.
3. Firman Allah.
4. Para pelayan Firman.
5. Roh Kudus.
D. Akibat-Akibat Pembaharuan
1. Orang yang lahir dari Allah mengatasi pencobaan (1 Yoh. 3:9; 5:4; 18).
2. Sikap orang yang diperbaharui berbeda, ia membiasakan diri mengasihi saudara-saudara yang
seiman (I Yohannes 5:1), Allah (I Yohannes 4:19; 5:2), Firman Allah (Maz 119:97; I Petrus 2:2),
musuh-musuhnya (Matius 5:44), serta jiwa-jiwa yang terhilang (II Korintus 5:14).
3. Orang yang telah diperbaharui juga menikmati beberapa hak istimewa sebagai seorang anak,
seperti tersedianya semua kebutuhan.
4. Orang yang telah lahir dari Allah juga merupakan pewaris Allah dan pewaris bersama-sama
dengan Yesus Kristus (Roma 8:17).
27
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
Persatuan ini bersumber dalam tujuan dan rencana Allah (Ef. 1:4; Yoh. 17:2), persatuan ini dimulai
pada saat seorang Kristen dihidupkan bersama-sama dengan Kristus (Efe. 2:5). Ada beberapa akibat
dari persatuan ini, antara lain :
1. Memiliki jaminan yang kekal (Yoh. 10:28-30).
2. Berbuah lebat (Yoh. 15:5).
3. Dibekali untuk melayani (1 Kor. 12:4-30).
4. Bersekutu dengan Kristus (Efesus 1:8; 9).
PENGUDUSAN
DEFINISI PENGUDUSAN
Kata pengudusan muncul beberapa kali dalm PB (Roam 6:19, 22; I Tes. 4:3, 4, 7; I Tim.
2:15; Ibr. 12:14; I Pet. 1:2). Pengudusan juga berarti :
1. Dipisahkan untuk Allah. Dipisahkan untuk Allah mensyaratkan adanya pemisahan diri dari
kecemaran.
2. Kristus diperhitungkan sebagai kekudusan kita, penghitungan Kristus sebagai kekudusan kita
berjalan bersamaan dengan penghitungan Kristus sebagai kebenaran kita. Ia dijadikan baik
kebenaran maupun kekudusan bagi kita ( I Kor. 1:30).
28
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
3. Penyucian dari kejahatan moral, penyucian dari kejahatan moral sebenarnya merupakan
bentuk lain dari hal dipisahkan untuk Allah, para imam zaman dahulu diminta untuk menyucikan
diri mereka sebelum menghampiri kehadiran Allah.
4. Menjadi serupa dengan Kristus, merupakan aspek positif dari pengudusan, pengudusan
merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup dan baru terwujud secara penuh ketika
kita melihat Tuhan.
SAAT PENGUDUSAN
Pengudusan merupakan baik tindakan maupun proses. Dalam hal ini pengudusan berbeda
dengan pembenaran, karena pembenaran merupakan satu tindakan yang terjadi sekali saja dan
bukan suatu proses.
1. Tindakan Pengudusan Yang Mula-Mula, pengudusan ini berhubungan dengan kedudukan.
Alkitab mengajarkan bahwa ketika seseorang percaya kepada Kristus, pada saat itu pula ia sudah
dikuduskan.
2. Proses Pengudusan, sebagai suatu proses, pengudusan berlangsung sepanjang hidup.
3. Pengudusan Yang Akhir Dan Lengkap, pengudusan yang akhir dan lengkap baru dapat terjadi
pada saat kita melihat Kristus.
SARANA PENGUDUSAN
Ada dua pihak yang terlibat dalam pengudusan manusia, yaitu Allah dan Manusia. Namun
yang terlihat bukan Allah Bapa saja, tetapi ketiga oknum Tritunggal Allah.
KETEKUNAN
BUKTI DOKTRIN INI
Tujuan Allah, Allah telah bermaksud untuk menyelamatkan orang-oramg yang telah
dibenarkanNya. Perantaraan Kristus berkesinambungan dan efektif. Kita diselamatkan oleh darah
Kristus dan kebangkitan Tuhan kita membuktikan bahwa pengorbananNya diterima oleh Bapa di
sorga (Roma 1:4; 4:25). Saat ini Kristus ada disebelah kanan Allah Bapa sambil berdoa bagi kita
(Roma 8:34). Allah memiliki kemampuan untuk memlihara kita. Alkitab berbicara tentang
orang-orang percaya yang “dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu
menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir” (I Pet. 1:5; Roma
16:25; Yudas 24).
29
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
B. DOA
1. Sifat Doa, doa yang benar berisikan pengakuan, doa juga merupakan penyembahan, doa juga
merupakan pengucapan syukur.
2. Hubungan Antara Doa dengan pemeliharaan Allah, Allah telah menetapkan batas-batas umum
tertentu dan alam semesta ciptaanNya itu bekerja dalam lingkup batas-batas tersebut. Ia telah
memberi kebebasan kepada manusia untuk bertindak dalam batas-batas ini.
3. Metode Dan Cara Berdoa.
a. Kepada siapa doa itu ditujukan, Alkitab mengajarkan bahwa kita harus berdoa kepada Bapa
(Nehemia 4:9; Yohannes 16:23; Kisah 12:5; I Tes 5:23).
b. Sikap Tubuh di dalam Doa. Alkitab tidak memberitahu sikap tubuh yang tertentu, tetapi
menggambarkan dan mengajarkan banyak sikap. Ada yang berdiri, berlutut, sujud di lantai,
berbaring di tempat tidur, bahkan Yesus berdoa sambil tergantung diatas salib.
c. Saat Berdoa, Alkitab mengajrakan bahwa kita harus senantiasa berdoa (Lukas 18:1; Efesus
6:18). Namun Alkitab juga mengajarkan bahwa kita harus menyediakan waktu-waktu tertentu untuk
berdoa (Maz 55:18; Daniel 6:11).
d. Tempat Berdoa, alkitab menganjurkan kita mencari tempat yang rahasia, kamar yang tertutup,
terpisah dari semua yang ada di sekitar kita (Dan 6:10).
e. Kesopanan ketika Berdoa, pokok kesopanan dalam berdoa seringkali tidak diperhatikan,
namun Yesus menyebutnya. Yesus mengajarkan bahwa orang-orang yang berdoa janganlah
menampilkan wajahnya yang susah atau muram bahkan ketika kita berpuasa (Matius 6:16-18).
f. Keadaan Hati, kita harus bebas dari dosa yang disadari.
Mulai Bagian VII halaman 471 sampai Bagian VIII halaman 624, pada tanggal 30 Oktober 2012,
dengan ringkasan sebagai berikut :
30
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAGIAN VII
EKKLESIOLOGI
(AJARAN TENTANG GEREJA)
DEFINISI GEREJA
1. Gereja bukan kelanjutan tatanan lama, nasihat Yakobus dalam sidang di Yerusalem (Kisah
15:13-21) menyiratkan bahwa gereja mula-mula menganggap dirinya sebagai tatanan kesatuan yang
berbeda samasekali dan bukan kelanjutan dari Israel.
2. Gereja bukan kelanjutan Sinagogue, menurut bukti-bukti yang terdapat dalam PB,
sekelompok anggota sinagogue yang bertobat membentuk sejumlah jemaat lokal yang terlepas dari
sinagogue. Selanjutnya, ketika gereja mulai berdiri, orang-orang beriman mula-mula berkumpul di
kawasan bait Allah dan bukan di Sinagogue.
3. Gereja tidak berbatasan dengan INTERREGNUM (Masa peralihan), gereja mulai pada hari
Pentakosta, yaitu beberapa waktu setelah masa interregnum sudah mulai.
4. Gereja bukan suatu denominasi, memang ada banyak denominasi, tetapi hanya ada satu gereja
sejati yang sifatnya universal.
5. Gereja dipahami dengan dua Arti :
a. Gereja yang Universal, gereja terdiri atas semua orang, yang pada zaman ini, telah dilahirkan
kembali oleh Roh Allah dan oleh Roh yang sama itu telah dibabtiskan menjadi anggota tubuh
Kristus (1 Kor 12:13; 1 Pet 1:3, 22-25). Defenisi tambahan tentang istilah gereja ialah, sekelompok
orang yang telah dipanggil keluar dari dunia dan yang menjadi milik Allah.
b. Gereja yang Lokal, istilah gereja dipakai untuk menunjuk kepada sekelompok orang-orang
percaya yang terkumpul di suatu tempat.
PENDIRIAN GEREJA
Kristus menyatakan di Kaisarea Filipi bahwa pada saat itu gereja masih belum berdiri, karena Ia
mengatakan, “di atas batu karang ini Aku akan membangun jemaatKu” (Mat. 16:18). Tetapi apa
sebenarnya yang diajarkan oleh Alkitab? Bahwa gereja, baik yang universal maupun yang local,
mulai pada hari Pentakosta (Kisah 2) sudah jelas berdasarkan beberapa hal. Kita harus kembali
kepada pernyataan mengenai cara gereja didirikan. Gereja local didirikan pada saat yang sama.
DASAR GEREJA
1. Gereja Universal, gereja adalah milik Tuhan. Gereja disebut gereja Yesus Kristus, dan Ia
merupakan kepalanya (Efesus 5:23; Klose 1:18). Gereja sebagai ciptaan baru Allah bertumpu pada
pribadi dan karya Kristus Yesus.
2. Gereja Lokal, tidak dapat disangkal bahwa pada hari pentakosta baik gereja universal maupun
gereja local di Yerusalem didirikan, dan pada waktu itu gereja universal dan gereja local
meruapakan satu kesatuan. Gereja-gereja local itu dimulai oleh orang-orang percaya yang
mengabarkan injil, dan didirikan atas dasar Kristus. Paulus menegasakan bahwa dasar yang
diletakkannya adalah Yesus Kristus.
31
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
mendirikan gereja ini. Syarat yang kedua ialah babtisan Roh. Gereja local muncul secara sangat
sederhana. Pada mulanya tidak ada organisasi, tetapi hanya ada ikatan kasih, persekutuan, ajaran,
dan kerja sama dalam bentuk yang sederhana. Akan tetapi, lambat laun pengaturan yang longgar
oleh pimpinan para rasul digantikan organisasi yg lebih ketat.
PENGATURAN GEREJA-GEREJA
Cukup banyak keterangan tentang pengaturan gereja local.
1. Pengaturan Gereja Merupakan Fakta
a. Mereka memiliki pejabat-pejabat gereja.
b. Saat-saat pertemuan mereka telah ditentukan.
c. Mereka mengatur sopan santun dalam kebaktian gereja.
d. Mereka mengumpulkan uang untuk pekerjaan Tuhan.
e. Mereka mengirim surat rekomendasi kepada gereja-gereja lain.
2. Pejabat Gereja : Gembala, Penatua, Penilik Jemaat, Diaken dan Diaken Wanita.
3. Pemerintahan Gereja, Ada tiga bentuk pemerintahan Gereja :
1. Episkopal, pemerintahan gereja yang dipimpin oleh para uskup atau penilik jemaat yang
dalam kenyataannya terdiri atas tiga golongan hamba Tuhan : Uskup atau penilik jemaat, para imam
dan para diaken.
2. Presbiterial, pemerintahan gereja yang dipimpin oleh presbiter atau penatua.
3. Pemerintahan Kongregasional.
PERATURAN-PERATURAN GEREJA
Ada dua upacara gereja : Baptisan dan Perjamuan Kudus, kedua upacara ini dikenal dengan nama
sakramen. Disamping kedua sakramen ini yang diterima oleh gereja-gereja protestan. Gereja
Katolik Roma mempunyai lima sakramen lagi : yaitu pentahbisan, peneguhan, perkawinan,
penebusan dosa, dan peminyakan suci yang diberikan kepada orang katolik pada saat kematian.
A. BABTISAN
Menjelang kematianNya, Yesus member amanat kepada murid-muridNya (Mat. 28:19). Amanat
inilah yang ditaati oleh para rasul setelah kedatangan Roh Kudus (Kis. 2:41; 8:12, 38; 9:18; 10:48;
16:15, 33; 18:8). Peraturan babtisan melambangkan penyatuan orang percaya dengan Kristus dalam
kematian, penguburan, dan kebangkitanNya (Roma 6:3; Kolose 2:12; I Petrus 3:21). Dalam
babtisan orang percaya itu mengakui bahwa ia berada di dalam Kristus ketika Kristus dihukum mati
karena dosa umat manusia, bahwa ia dikuburkan bersama-sama dengan Kristus, dan bahwa ia ikut
bangkit kepada hidup baru didalam Kristus. Karena orang percaya dibabtiskan dalam nama Tuhan
Yesus. Babtisan merupakan pengakuan yang terang-terangan di depan umum bahwa Kristus adalah
Tuhan (Roma 10:9, 10). Akan tetapi sebelum dibabtis dengan air, seseorang harus mendapatkan
ajaran (Mat. 28:19), bertobat (Kisah 2:38), dan memiliki Iman (Kisah 2:41: 8:12; 18:8; Galatia
3:26, 27). Babtisan bukan saja melambangkan penyatuan orang yang bertobat dengan Kristus,
babtisan juga merupakan sarana lahiriah untuk menyatakan bahwa orang yang bertobat itu sudah
diterima menjadi anggota jemaat local. Dewasa ini terdapat tiga cara untuk membabtis orang, yakni
1. Dipercik.
2. Dituangkan.
3. Diselamkan.
32
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
Babtisan diperuntukkan bagi orang-orang yang secara pribadi dan sukarela bersedia menanggapi
panggilan keselamatan.
B. PERJAMUAN KUDUS
Paulus menulis dalam I Korintus 11:23 tentang perjamuan kudus, untuk kemudian dilanjutkannya
dengan suatu penjelasan terinci tentang Perjamuan Kudus. Kisah tentang sejarah Perjamuan Kudus
dapat ditemukan dalam ketiga Injil Sinoptik (Matius 26:26-28; Markus 14:22-24; dan Lukas
22:17-20). Perjamuan kudus dihubungkan dengan tiga kegiatan gerejani lainnya : pengajaran
doktrin, persekutuan dan doa. Perjamuan kudus didefenisikan segabai berikut :
1. Perjamuan Kudus merupakan peringatan akan Kristus. Maksud peringatan bukan hanya
sekedar peringatan akan seseorang yang mati syahid, tetapi peringatan akan Kristus sebagai oknum
yang hidup.
2. Perjamuan kudus adalah tanda perjanjian baru.
3. Perjamuan kudus mengumumkan kematian Kristus.
4. Perjamuan kudus adalah nubuat mengenai kedatangan Kristus yang kedua kalinya.
5. Perjamuan kudus adalah persekutuan dengan Kristus dan dengan umatNya.
Syarat-syarat untuk mengambil bagian dalam perjamuan kudus adalah Kelahiran kembali dan hidup
taat kepada Kristus.
B. SASARAN GEREJA
1. Gereja Tidak Akan Menobatkan Dunia
Gereja tidka akan memenangkan seluruh dunia bagi Kristus, juga tidak akan naik kepada
kedudukan politik, social ekonomi yang tinggi di dunia, tetapi.
2. Gereja Akan Menduduki Tempat Yang Penuh Berkat Dan Hormat, Alkitab menyediakan
ajaran yang tegas tentang hal tersebut :
a. Gereja akan dipersatukan dengan Kristus.
b. Gereja akan memerintah bersama Kristus.
c. Gereja akan merupakan saksi abadi.
33
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
BAGIAN VIII
ESKATOLOGI
( AJARAN TENTANG HAL-HAL TERAKHIR)
ESKATOLOGI PRIBADI
A. Kematian Jasmaniah, adalah terpisahnya jiwa dari tubuh dan merupakan berakhirnya
kehidupan jasmaniah. (Peng. 12:7; Kis. 7:59; Yak 2:26).
B. Keadaan Antara Saat Kematian dan Saat Kebangkitan, kematian jasamaniah berhubungan
dengan tubuh jasmaniah; akan tetapi jiwa bersifat abadi dan oleh karena itu jiwa itu tidak
mati. Manusia juga dapat dikatakan tidak takhluk kepada maut dalam arti jiwanya tidak
pernah mati. Bahwa jiwa itu kekal, bahkan setelah tubuhnya mati (Kel 3:6; Mat 22:32; Luk
16:19-31; Wah 6:9, 10).
34
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
I. Aspek Politik, dunia akan diperintah oleh suatu federasi politik, yang terutama berkembang
dari kerajaan romawi kuno, yang didalamnya terdapat sepuluh kerajaan yang bekerja sama.
II. Aspek Keagamaan, AntiKristus muncul.
III. Aspek Israel, Allah tidak melupakan umatNya (Rom. 11:1-5; Rom. 11:29).
IV. Aspek Ekonomi, menjual dan membeli akan diatur berdasarkan pemujaan kepada raja.
c. Tokoh Utama Periode Ini, Iblis ikut berperan dalam pembangkitan kembali Kerajaan Roma.
Naga itulah yang berada dibalik erakan untuk suatu federasi dunia, yang mempunyai tujuan yang
terselubung yaitu melenyapkan iman dari atas muka bumi. Dialah yang memberikan kuasa, takhta,
dan wibawa yang besar kepada binatang itu (Wahyu 13:2-4).
SAAT KEDATANGANNYA
Ada beberapa pandangan tentang saat kedatangan Kristus :
1. PRA-MILENIAL
Golongan Pra-Milenarian adalah orang-orang yang percaya bahwa kedatangan Kristus yang kedua
kali akan terjadi sebelum kerajaan seribu tahun.
2. Sebelum Masa Kesengsaraan.
KEBANGKITAN
Kepastian Kebangkitan
a. Kehidupan setelah kematian.
b. Ajaran PL tentang kebangkitan fisik.
c. Ajaran PB tentang kebangkitan fisik.
PENGHAKIMAN
1. Kepastian Penghakiman.
Adanya penghakiman baik bagi orang yang benar maupun bagi orang yang tidak benar telah
diberitahu oleh hati nurani manusia, dan Alkitab mencatat “pada waktu itu Ia akan
membalas setiap orang menurut perbuatannya” Mat 16:27.
2. Tujuan Penghakiman
35
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
Untuk menyatakan watak serta penetapan berbagai keadaan lahiriah yangs sesuai dengan
watak tersebut. Yang juga bertujuan untuk menunjukkan keadilan Allah dalam berurusan
dengan manusia.
3. Sang Hakim.
Allah yang menghakimi semua orang (Ibrani 12:23). Melalui Yesus Kristus.
4. Berbagai Penghakiman.
a. Penghakiman Orang-Orang Percaya (Rom 14:10; I Kor 3:11-15; 4:5; II Kor 5:10).
b. Penghakiman Israel (Wahyu 12:6; 13-17).
c. Penghakiman Babilonia (Wahyu 19:1-4; 11-21; Wahyu 19:19-21).
d. Penghakiman Binatang, Nabi Palsu, dan Pasukan Mereka (Wahyu 16:12-16; Zak. 12:1-9;
13:8-14; 2; Wahyu 19:11-16; 19:19-21; II Tes. 1:7-10; 2:8).
e. Penghakiman Bangsa-Bangsa (Yoel 3:11-17; Mat 25:31-46; II tes. 1:7-10).
f. Penghakiman Iblis dan Malaikat-Malaiktanya (Wahyu 12:7-9; 12; 20:1-3; 20:7-9).
g. Penghakiman Orang Fasik Yang Mati (Wah 20:11-15; 21:8; 20:5)
36
Tugas Agama Kristen Protestan | Henry Theissen - Teologi Sistematika | Herdi M. K. Aninam | C/1 | Nim : 2302105
ditebus oleh Tuhan akan kembali dan dengan bernyanyi mendaki bukit sion, sukacita abadi
senantiasa meliputi mereka; mereka akan memeperoleh kesenangan dan sukacita, dan segala
susah serta keluh kesah akan tidak ada lagi (Yesaya 35:10; 51:11).
KEADAAN TERAKHIR
Demikianlah laporan baca ini, saya nyatakan bahwa laporan bacaan diatas benar saya laksanakan
dihadapan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
37