Anda di halaman 1dari 50

PENGANTAR TEOLOGI

Empat pokok yang akan dibicarakan :

1. Tempat dan Pembagian Formal Ilmu Teologi di Indonesia

2. Apa itu Ilmu Teologi

3. Sejarah singkat Ilmu Teologi

4. Beberapa Metode Berteologi

 Pendidikan teologi sbg pendidikan keilmuan harus menjadi pendidikan yg terbuka bagi
siapa saja.
 Dengan kedudukan formal sbgmn diatur dlm SK Menteri tadi, setiap lembaga pendidikan
teologi di Indonesia pada prinsipnya dpt memperoleh pengakuan formal atas ijazah yg
dikeluarkannya.

TEOLOGI

Empat Bidang Teologi (Syukur, 37)


I.Teologi Dasar (Pengantar Teologi: Teologi Wahyu, Teologi Iman, Apologetika)
II.Tafsir KS (Exegese PL, PB, Teologi Alkitabiah)
III.Teologi Dogmatik :Antropologi Teologi (Protologi & Eskatologi, Soteriologi);
Kristologi (Pneumatologi, Trinitas); Eklesiologi ( Eukomene, Hub. Antar Agama,
Sakramentologi)
IV.Teologi Praksis: Teologi Moral (Moral Dasar, Moral Khusus); Teologi Spiritual
(Asketik, Mistik); Teologi Pastoral; Liturgi; Teologi Kerigmatik (Homiletik,
Kateketik).

RUMPUN ILMU TEOLOGI


Menurut PERSETIA (Perhimpunan Sekolah Tinggi Indonesia) :
Bila Keputusan Mendikbud 1996 membagi Kurnas Program Studi Teologi atas 3 bagian:
Mata Kuliah Umum (MKU) dgn 10 Sks, Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) dgn 30 Sks,
dan Mata Kuliah Keahlian (MKK) dgn 47 Sks, maka PERSETIA melihat pembagian ini
tidak mencerminkan arah pendidikan teologi yg mau dicapai. Berdasarkan studi tahun 1997,
PERSETIA membagi pendidikan teologi atas 3 rumpun:

1. Rumpun I atau Rumpun Umum: yakni Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan/


Kewiraan, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Alam Dasar, Pengantar Filsafat Timur, Pengantar
Filsafat Barat. Semua Mata Kuliah ini merupakan pemenuhan tuntutan pemerintah.
Semua Mata Kuliah ini bersifat wajib bagi setiap Program Studi S1 dalam bidang
ilmu-ilmu humaniora.
2. Rumpun II atau Rumpun Teologi: yaitu Pengantar Ilmu Teologi, Pengantar
Hermeneutik PL, Pengantar Hermeneutik PB, Hermeneutik PL I, Hermenutik PL II,
Hermeneutik PB I, Hermeneutik PB II, Sejarah Agama Kristen, Kristologi,
Eklesiologi, Etika Kristen, Teologi Pastoral,Pendidikan Agama (Kristen), Liturgi,
Homiletika. Dengan kuliah2 ini, Mhs diharapkan teologi dpt dilatih utk memiliki
kompetensi teologis yg mendasar untuk mengembangkan diri dlm panggilan
pelayanan. Utk itu Pengantar Teologi memberikan orientasi, Mata Kuliah Biblika
memberikan pensaran, dan mata kuliah lainnyamelengkapi studi biblika dan konteks
serta memberikan gambaran tentang praksis ilmu teologi.
3. Rumpun III atau Rumpun Konteks: yaitu Metode Penelitian Sosial, Metode
penelitian Teologi, Agama dan Iptek, Sejarag gereja Indonesia, Agama dan
Masyarakat, Agama Hindu dan Buddha, Agama islam, Agama suku dan Kebatinan,
Teologi dan Komunikasi, Teologi dan Managemen, Teologi Agama-agama, Teologi
Kontekstual, Teologi Sosial, Misiologi. Kemampuan yg diharapkan diperoleh dari
mata kuliah ini yakni keterampilan metodologis (umum/sosial dan teologis);
mempelajari konteks secara memadai; kemampuan berteologi.

BAB 1 : APA ITU ILMU TEOLOGI

1.1. Definisi Teologi.


Teologi:  Teologia (Yun)  theos = Allah, ilah
logos (logia) = perkataan/firman/
percakapan atau
pikiran atau ilmu
Teologi = pembicaraan (ilmiah)/ilmu tentang Allah,
ilah-ilah (Paul Avis, Ambang Pintu Teologi, p.2; Syukur, PT, p.17)
Satu istilah yang sudah muncul jauh sebelum lahirnya gereja Kristen  yg menunjuk
kpd ilmu mengenai hal2 ilahi. Sampai sekarang istilah ini dipakai dlm makna yg umum
dan luas.
ALLAH  Pencipta segala sesuatu, asal dan Tujuan; Mahakuasa, maha Agung, Maha
Mulia, Maha Kasih, Ilahi, Transenden dan Imanen, kekal.
Ilah-ilah  ciptaan, terbatas, fana, bergantung pada Allah
• Kamus Besar Bahasa Indonesia  teologi = pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat2
Allah, dasar2 kepercayaan kpd Allah dan agama terutama berdasarkan pada kitab suci).
• Islam  teologi = ilmu kalam, ilmu tauhid
• Gereja Kristen: pada awalnya, teologi hanya membahas ajaran mengenai Allah.
Kemudian artinya menjadi lebih luas yakni membahas keseluruhan ajaran dan praktek
Kristen.

• John Macquarrie: teologi adalah studi yg lewat partisipasi di dalamnya dan refleksi atas
iman keagamaan, berusaha mengutarakan kandungan imannya secara terpadu dan sejelas-
jelasnya dalam bahasa yg telah ada ( bukunya, Principles of Christian Theology, Cet.2,
SCM, p.1; bdk. Paul Avis, p.4). Pernyataan2 teologis itu bukan penegasan langsung ttg
sifat2 Allah, melainkan gambaran2 kritis tentang agama.
• Kita tak dapat mengenal Allah secara langsung tanpa perantara. Allah itu mahabesar dan
mahaagung, melebihi segala sesuatu. Ia bersemayam dlm terang yg tak terhampiri. Karena
itu kita tidak dpt jadikan Allah obyek dari penelitian kita. Allah selalu berupa subyek.
Maka dalam berbicara ttg Allah kita selalu mengikuti via negativa (teologi apofatis)
artinya mengatakan terdahulu apa yg bukan Allah; atau kalau mau berbicara mengikuti via
affirmatifa maka kita hanya dpt gunakan perumpamaan manusiawi atau sifat2 manusiawi
(analogi) (idem Avis, p.4).

Istilah Teologi yang dipakai disini diartikan sebagai “pengetahuan adikodrati yang metodis,
sistematis dan koheren tentang apa yang diimani sebagai wahyu Allah atau yang berkaitan
dengan wahyu itu”. Teologi digolongkan dalam kegiatan intelektual manusia yang disebut
“tahu” dan “mengetahui”. Berbeda dengan pengetahuan lain, pengetahuan teologi itu
bersifat metodis, sistematis dan koheren (bertalian). Ia bersifat ilmiah, namun bukan ilmu
empiris (karena tidak terbatas pada asas pengalaman inderawi dan logika). Pengetahuan
kodrati diperoleh manusia karena kemampuan kodrati yg ada padanya (sensus/inderawi,
ratio/pikiran-nalar, intellectus/intuisi rohani). Sedangkan pengetahuan teologi itu bersifat
adikodrati (melebihi daya insani), karena didasarkan pada wahyu Allah yang diterima dalam
iman (Syukur, PT, p.18)

1.2. Sejarah istilah teologi


• Teologi  theology (Inggris)  dari bhs Prancis theolgie  dari bahasa Latin
theologia  dari bhs Yunani theologia (theos = Allah; logos = kata2,
ucapan2,diskursus; akhiran ia berarti keadaan dari, milik dari, tempat dari).
• Kata Yunani theologia dpt diterjemahkan dgn “studi mengenai hal2 ilahi”. Pengertian
kata teologi ini mengalami perubahan dlm penggunaannya: mula2 dlm bhs Yunani,
kemudian dlm bhs Latin, lalu dlm pemikiran Kristen Eropa pd masa patristik, abad2
pertengahan dan pencerahan, sebelum ia berkembang lebih luas lagi.
• Dlm literatur Yun klasik, istilah teologi berarti “diskursusmengenai dewa/i atau
kosmologi”.
• Aristoteles membagi fils teoretis ke dalam: mathematike, physike, dan theologike.
Theologike secara umum berkaitan dgn metaphysike yang menurutnya mencakup
diskusi tentang natura yg ilahi.
• Varro (penulis Latin): berdasarkan sumber2 Yun ia bedakan 3 bentuk dari diskursus
sprt ini, yakni: bentuk mitikal (bertalian dgn mite dewa/i Yun); bentuk rasional
(analisis fislosofis mengenai dewaiI dan kosmologi); dan bentuk sipil (bertalian dgn
ritus dan kewajiban melaksanakan tugas religius publik).

• Penulis Kristen (dlm lingkup hellenistik) mulai gunakan istilah teologi utk
menggambarkan studi mereka. Istilah ini muncul dlm beberapa manuskrip biblis,
yakni pada judul kitab Wahyu: “apokaplypsis ioannoy toy theologoy” (= wahyu
Yohanes sang theologos). Meskipun demikian kata theologos tidak ditujukan pd
Yohanes dlm pengertian bs Inggris modern ttp digunakan dgn sedikit perubahan arti
akar kata logos buka sbg ‘diskursus rasional’ ttp sbg ‘kata’ atau ‘pesan’: dia yg
mengucapkan kata2 Allah (logos toy theoy)
• Penulis Kristen yg lain gunakan istilah ini dgn beragam arti:
 Tertulianus dan Agustinus: gunakan 3 bentuk yg digunakan Varro
 Sumber2 patristik Yun dan Latin medieval: theologia dipakai dlm arti ‘ ceritera
atau tulisan mengenai jalan2 Allah (hanya menunjuk pd KS).
 Latin skolastik: istilah ini menunjuk kpd studi rasional tt ajaran2 agama
Kristen, atau (lebih khusus) disiplin akademis yg meneliti kecocokan dan
implikasi dari bhs dan tuntutan KS dgn tradisi teoogis (sbgmn dihadirkan oleh
Petrus Lombardus) suatu buku yg berisikan penggalan2 tulisan Bapak2 Gereja.

Beberapa unsur yang perlu diperhatikan dalam merumuskan teologi:


Teologi Kristen Ada Karena Keyakinan Bahwa Allah Ada, Bertindak Atau Bersabda, Secara
Khusus Dalam Yesus Kristus Yang Menggenapi Perjanjian Dengan Umat Israel. Tanpa
Keyakinan Ini, Tidak Ada Teologi.

• Teologi Adalah Berpikir/Berbicara/Bercakap Tentang Allah (Paul Alvis, Ambang


Pintu Teologi, P.2). Pikiran Yang Merupakan Tanggapan Terhadap Kehadiran
Allah, Terhdp Perwujudan Dari Yg Kudus; Atau Pikiran Terarah Pd Persoalan2
Makna Hidup, Nilai2 Diluar Batas Pemikiran Dan Rahasia Takdir Manusia  Itu
Adalah Berteologi. Contoh: Yakub Yg Bermimpi Ttg Malaikat Allah Turun Naik
Mendaki Tangga, Lalu Ia Menyadari Bhw Tuhan Ada Di Tempat Ini, Ini Rumah Allah
Atau Gerbang Surga  Ia Sedang Berteologi.
• Sumber-sumber teologi adalah Kitab Suci; ajaran2 Gereja sebagaimana tercantum dlm
pengakuan iman dan konsili2, pendapat para ahli teologi seperti bapak2 Gereja dan para
reformator; perbuatan simbolis Gereja dlm hidup sakramentalnya, kepercayaan kita yg
sedalam-dalamnya. Jadi teologi itu studi tentang apa yg manusia telah pahami tentang
Allah. Fokusnya adalah Allah, dan obyeknya adalah rancangan manusia atau pandangan
manusia tentang Allah (Paul Avis, p.4).
Itu berarti ilmu teologi memperhhatikan Alkitab secara umum dan khabar tentang Yesus
Kristus secara khusus. Pernyataan Allah ini diterima manusia dgn iman. Karena itu Gereja
akan mendapat perhatian dalam teologi ini.
Jadi:
• Ilmu Teologi adalah bidang studi ilmiah yg melayani gereja yg diutus ke dalam
dunia dalam usahanya untuk memahami dan menghayati karya Allah, sesuai dgn
Sabda Allah yang hidup.
• Ini berarti ilmu teologi secara kritis meninjau hidup dan misi gereja dalam terang
kebenaran Sabda Allah.
• John Macquarrie katakan bahwa teologi adalah studi yg lewat partisipasi di
dalamnya dan refleksi atas iman keagamaan, berusaha mengutarakan kandungan
imannya secara terpadu dan sejelas-jelasnya dalam bahasa yg telah ada ( bukunya,
Principles of Christian Theology, Cet.2, SCM, p.1; bdk. Paul Avis, p.4).
Pernyataan2 teologis itu bukan penegasan langsung ttg sifat2 Allah, melainkan
gambaran2 kritis tentang agama.
• Kita tak dapat mengenal Allah secara langsung tanpa perantara. Allah itu
mahabesar dan mahaagung, melebihi segala sesuatu. Ia bersemayam dlm terang yg
tak terhampiri. Karena itu kita tidak dpt jadikan Allah obyek dari penelitian kita.
Allah selalu berupa subyek. Maka dalam berbicara ttg Allah kita selalu mengikuti
via negativa (teologi apofatis) artinya mengatakan terdahulu apa yg bukan Allah;
atau kalau mau berbicara mengikuti via affirmatifa maka kita hanya dpt gunakan
perumpamaan manusiawi atau sifat2 manusiawi (analogi) (idem Avis, p.4)

Makna dari definisi tadi


1) Sabda Allah yang hidup: Yesus Kristus, Alkitab, Pemberitaan Sabda Allah kini dan
sekarang.
2) Memahamikarya Allah di tengah peristiwa2 dunia: tidak semua peristiwa itu adalah
karya Allah.
3) Menghayati karya Allah: Jawaban kita atas karya Allah; memuji dan memuliakan
Dia dan arahkan kaki kita kpd jalan damai sejahtera
4) Sesuaikan diri dengan Sabda Allah yang hidup: Sabda Allah adalah kacamata utk
memahami dan menghayati karya Allah.
5) Gereja : Persekutuan orang yang terpanggil oleh Sabda Allah dalam Yesus Kristus,
untuk memahami dan menghayati karya Allah.
6) Gereja diutus ke dunia: Gereja ada di dunia demi kepentingan dunia
7) Kritis terhadap hidup dan misi gereja (hirarki, religius, awam): kritis berarti
membedakan secara teliti antara yang tepat dan yang tidak tepat.
Maka ilmu teologi bersifat kritis terhadap hidup dan misi gereja kalau dia bertanya apakah
praktek ini sesuai dengan Sabda Allah yang hidup? Tugas kritis ilmu teologi terhadap
gereja dilaksanakan dalam solidaritas dengan Gereja. Resiko tugas ini adalah bisa muncul
pelbagai ketegangan.
Ini tidak berarti ilmu teologi mengabaikan kriteria umum ilmu-ilmu lain yakni logis dan
konsisten. Jangan lupa bahwa dalam banyak mata kuliah ilmu teologi, metode2 dari berbagai
cabang ilmu lain juga dipakai. Misalnya, metode ilmu sejarah dalam sejarah Gereja, metode
psikologi dalam Penggembalaan.

• Catatan: ada teologi implisit (olah rasa) dan teologi eksplisit (olah nalar). Pendekatan
terhadap berteologi:

+ logos untuk mengungkapkan teologi mereka.

+ hodos (jalan) untuk membimbing kepada berteologi.

+ dabar (sabda) menciptakan orang menjadi teolog.

Yang berlaku di STFK Ledalero

• Apa yang dibuat PERSETIA dijalankan di STFK Ledalero. Namun karena STFK
menjalankan dua Program Studi (S1 dan S2), maka dalam Program S1 tekanan lebih
diberikan pada Mata Kuliah FILSAFAT, sedangkan pada Program S2 tekanan lebih
pada Mata Kuliah Teologi.

Meskipun begitu, pada Program sejumlah mata kuliah dasar teologi sudah diberikan,
yaitu: Pengantar Teologi, Teologi Fundamental, Teologi Sistematis (Teol.
Penciptaan, Allah Tritunggal, Kristologi, Pneumatologi, Eklesiologi, Mariologi,
Eskatologi), teologi Praktis (Teol. Moral, Misiologi, Teologi Pastoral, Katekese,
Liturgi, Homiletik, Hukum Gereja, Hukum Perkawinan).

1.3. Pengetahuan Harian dan Ilmu Pengetahuan (Syukur, 18 ss)


Pengetahuan Harian
• Isinya: fakta di bd alam dan kebudayaan; dan sebab2 dan keterangan.
(a) Fakta: Orang biasa (bukan ilmuwan) dlm hdp sehari hari mengenal sesamanya, masa
lalunya, sifat2 dan kebiasaan orang2 itu
• Juga ia mengetahui sesuatu tentang bentuk2 kebudayaan: ukiran, lukisan, patung,
aturan lalu lintas, kuasa polisi, dst… Juga norma2 adat istiadat, norma2 masyarakat
msl cara terima tamu, cara beribadat, cara makan, dst..
• Ia juga mengetahui alam di sekitar (matahari, panas, gaya berat, letak
daerah,geografi; ia tahu juga reaksi alam (air, besi, api, dll). Ia tahu tentang
bangsa2, berita2, cakrawala, dst…
(b). Sebab dan keterangan.
Selain fakta, man juga mau tahu mengapa fakta itu terjadi (mengapa terjadi banjir, apa
sebab si A menikah dgn si B, mengapa Tono lulus dan Yanto tidak, mengapa orang ini
mati, dst..).
• Ciri-ciri pengetahuan harian:
Sangat terikat pada hal2 yg kebetulan. Orang yg kita kenal adalah orang yang
kebetulan kita jumpa dalam kehidupan; kita mungkin tahu tentang bangunan tertentu,
namun itu hanya kebetulan yang kita lihat. Sangat diwarnai oleh kebetulan (karena
tempat tinggal, tempat kerja, perjalanan, bakat dan kemampuan, lingkungan, dst…)
• Pengetahuan harian itu amat subjektif: penget. kita tentang orang atau sesuatu itu
sangat dipengaruhi oleh perasaan kita (simpati, antipati), relasi kita dgn mereka.
Seorang psikolog melihat org dari cara pandangnya; seorang sosialis, atau ekonom
dst.. Melihat sesuatu atau orang dari perasaan dan cara lihatnya.

• Bagian2 penget.harian kurang ada kaitannya satu sama lain. Msl. Di bd hukum kita
tahu tentang polisi, jaksa, hakim, pengadilan, DPA, aturan lalu lintas, UU hak
warisan, sertifikat tanah, dst…, tapi kita tidak tahu bagaimana semua unsur2 ini ada
kaitan satu sama lain. Demikian dgn sabun, asam belerang, lemak, bensin.

Bagaimana pengetahuan harian itu diperoleh ? ( Syukur, 21)


• Lewat bergaul: melihat sendiri, mendengar, memakai, menguji, meraba dan mencoba
sendiri hal2 yang kita temui dalam hidup sehari-hari kita peroleh pengetahuan
tentangnya (apa dan mengapanya).
• Lewat warisan: diperoleh dari nenek-moyang melalui masyarakat. Orang
menggunakan pengetahuan yang telah dikumpulkan orang orang2 yang telah
mendahuluinya. Ini pengetahuan kolektif; yg disampaikan kepada kita (lewat jalan
bahasa msl nama2 yg diberikan, dst..; atau lewat tradisi dan adat kebiasaan)

Apa yang mendorong manusia untuk memperoleh pengetahuan?


• Ingin tahu: dari kodratnya manusia itu ingin tahu; ada kebutuhan dalam diri untuk
tahu tentang fakta maupun tentang sebab musababnya.
• Kesadaran bahwa bisa keliru: memang manusia ingin tahu namun ia bisa keliru
karena salah dengar atau indera salah tangkap. Maka muncul kesadaran bahwa kita
dapat keliru.
• Kedua hal inilah yang dapat mendorong manusia untuk meninggalkan
pengetahuan sehari-hari yg bersifat kebetulan atau subjekrif, menuju kepada
ilmu pengetahuan. Teori muncul kemudian setelah pengalaman. Ilmu
pengetahuan muncul setelah pengetahuan sehari-hari yang kebetulan dan
subjektif
1.4. Ilmu Pengetahuan Empiris.
Berbeda dgn pengetahuan harian, ilmu pengetahuan itu adlh suatu keseluruhan
pengetahuan objektif dan bertalian, yang diperoleh secara metodis, sistematis dan
kritis, dan dimaksudkan untuk menemukan keterangan yang umum berlaku utk bidang
atau segi tertentu dari kenyataan.

CIRI-CIRI PENGETAHUAN ILMIAH

• Bersifat objektif. Sang ilmuwan membuat rekonstruksi dari apa yg terjadi dlm
kenyataan, agar dpt memahami fakta2 serta hubungan antara fakta2, sehingga
kenyataan itu menjadi norma pengetahuannya; dan disesuaikan agar pengetahuan itu
sesuai dgn kenyataan. Manusia pengamat yg berhadapan dgn kenyataan itu disebut
“subjek”, sedangkan kenyataan tadi disebut “objek”. Karena itu pengetahuan yg
dihasilkan oleh proses tadi disebut pengetahuan objektif. Usaha dari ilmuwan adalah
membuat pengetahuan itu semakin lebih “objektif”, lebih sesuai dgn kenyataan, atau
lebih benar.
• Dicari secara metodis, sistematis dan kritis.
Dalam mencari “kebenaran” (kesesuaian pengetahuan dgn objeknya, si ilmuwan
bukan mengembara kesana kemari dari fakta ke fakta, tetapi menyelidiki kenyataan
secara metodis (meta hodos =menurut jalan tertentu) supaya dpt mencapai kebenaran.
Data dari suatu objek yg disusun secara metodis, lalu disusun sedemikian shg
semuanya membentuk suatu keseuruhan yg tersusun secara teratur. Susunan ini
disebut sistem. Berpikir sistematis perlu agar suatu objek dapat bersifat menyeluruh
tanpa kekeliruan dst..
kesamaan sudut pandangan: pernyataan2 dan putusan2 suatu ilmu pengetahuan
tertentu memandang objek dari sudut yang sama ( fisiologi pelajari organisme hidup
sejauh terjadi perubahan2 dlm organisme; sedang histologi pelajari organisme hidup
sejauh organisme itu terdiri dari jaringan2; kimia organik pelajari organisme sejauh
memiliki susunan kimian yg khusus.
+ kesamaan keterangan: dalam mencari jawaban thdp ‘mengapa’, si ilmuwan
temukan struktur yg sama di bawah gejala2 yg berbeda. Ilmuwan tak akan puas
sebelum temukan faktor2 pemersatu yg dpt menerangkan mengapa gejala A memang
bersifat A, yg berhubungan dgn B. Kalau ia bisa temukan keterangan yg
menghubungkan maka ia bisa puas.
• Keterangan yg berlaku umum: hal yg dicari ilmu pengetahuan itu baru memuaskan
bila berlaku utk seluruh lapangan penyelidikannya. Msl. Besi itu keras, padat, berat,
namun ketika kena panas dia jadi mudah ditempa menjadi bentuk tertentu; demikian
sifat benda atau badan pd umumnya, kalau kena panas.

BAB 2 : IMAN, TEOLOGI DAN FILSAFAT (SYUKUR, 29 SS)

• Soal lain yg digumuli Gereja di abad2 pertama adlh hubungan Kekristenan dgn
Filsafat. Rasul Paulus sudah bertemu, berdebat dan berkotbah di hadapan para filsuf
(Kis 17:18: ahli pikir, gol. epikuros dan stoa). Ketika ia berbicara kpd golongan ini ia
mendasarkan kotbahnya pd kepercayaan2 dasar dari fils. Stoa.
• Apa yg ia buat ialah berbicara ttg Allah yg orang2 itu ikuti tanpa tahu siapakah Allah
itu, dan lalu Paulus menegaskan bhw apa yg mereka percaya itu adalah Allah Alam
Semesta Yang Agung dan Perkasa.
• Flsafat klasik karenanya dpt dilihat sbg batas, cara dan jalan yg menyiapkan mereka
utk datang kpd revelasi Kristen.

2.1. I m a n
2.1.1. Iman Kristiani.
Bagi kita, iman adlh kepercayaan kpd Allah yang telah mewahyukan diri sbg BAPA
dgn mengutus YESUS KRISTUS, PUTERANYA yang tunggal kpd kita, agar kita
dpt bersatu dgn Dia dlm ROH KUDUS yg mempersatukan Dia dgn Bapa. Iman kita
dgn ini menjadi jelas, bersifat trinitaris, Iman kepada Allah Tritunggal. Baik syahadat
para Rasul maupun syahadat Nicea-Konstantinopel memiliki struktur trinitaris.
Iman yang trinitaris itu dpt diuraikan sbb.:
(I). Allah Pencipta. Orang Kristen beriman kepada Allah sebagai Pencipta. Ia adalah
Allah
• Yang menciptakan langit dan bumi (segala sesuatu, creatio ex nihilo). KS
mengungkapkan bhw segala sesuatu ini, sejauh baik dan benar, berasal dari Allah (Kej
1-2). Langit dan bumi itu ciptaan, maka ia tak boleh disembah sbg yang ilahi atau sbg
Allah. Allah yang kita sembah ini adlh Allah Perjanjian, Allah yg kasihNya demikian
besar yg mengikat kita yg berdosa dgn Dia. Karena itu manusia tak perlu takut akan
hidup dan masa depannya karena sbgmn Allah telah memimpin dan menolong Israel,
demikianpun Ia terhadap kita. Sebelum adanya ciptaan ini, yg ada hanyalah Allah;
karena itu Ia menciptakan semuanya ex nihilo, menciptakan dari yg tidak ada, tidak
gunakan bahan yg sudah ada. Berbeda dgn seniman yg selalu memerlukan bahan yg
sudah ada utk menciptakan karya seni (kuas, tinta warna, kain/kertas, dll..).

Yg kita baca dlm kitab Kejadian itu bukan uraian atau informasi ilmiah ttg bgmn
semesta alam ini terjadi; Alkitab bukan buku ilmu pengetahuan melainkan buku
keagamaan. Dgn kisah kejadian itu, mau disampaikan bhw langit dn bumi itu
bukanlah dewa/I melainkan makhluk ciptaan Allah Israel. Dialah satu2nya Allah yg
benar, yg menciptakan semua yg ada. Demikian kesaksian KS. KS hanya
memberitakan bhw alam semesta itu berasal dari Allah, bukan bagaimana semesta itu
terjadi. Itu kerja ilmu pengetahuan.

(b). Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Maksudnya manusia
diciptakan sedemikian rupa shg sedikit banyak menyerupai Allah; d.k.l, keberadaan
Allah sbg Allah adlh contoh utk keberadaan man sbg man. Hanya man saja yg
diciptakan menurut gambar Allah; hanya dialah yg dpt tugas mencerminkan
keberadaan Allah di dunia. Maksudnya dgn diciptakan menurut gambar Allah, man
harus bersikap dan berprilaku thdp makhluk lain seperti Allah bersikaplaku thdp
ciptaanNya. O.k.i. secara konkrit man bertugas memelihara makhluk2 lain itu dari
semua yg merusak (kekacauan, kematian, kebinasaan, dll..) dan menciptakan bagi
mereka ruang utk hidup.
Manusia diciptakan bukan sbg makhluk tunggal tanpa man lain. Hanya dgn man
lain ia dpt bercakap dan bertemu; ia dpt memungkinkan sejarah dan masa depan. Dia
ada bersama man lain, laki dan prp, sederajat, spy saling membantu, saling mengisi
dan melengkapi.
• Kepada man itu Allah memberi kuasa utk memerintah makhluk2 lain (kej 1: 26.28).
Kuasa ini bukan kuasa mutlak, karena diberi; karena itu harus menggunakannya
sesuai dgn maksud dan kehendak Allah, Sang Pemberi. Maksud Pemberi ialah agar
kuasa itu dipakai untuk melindungi, membebaskan dan menyelamatkan, bahasa
aslinya ‘untuk melayani dan melindungi’ (bdk. Kej 2:15: memelihara taman eden);
agar dunia ini tetap dpt dihuni dan cukup memberikan ruang utk semua makhluk.
• Dari uraian tadi dpt disimpulkan dua hal yaitu:
• = meski man itu makhluk paling utama, ia bukanlah ilahi, tapi makhluk ciptaan;
karenanya ia berdiri di samping makhluk2 lain; semua bergantung pd Allah; hidupnya
terbatas, pengetahuan dan kemampuannya pun terbatas.
• = tapi Allah menghubungkan diri dgn man yg fana dan rapuh ini: man menjadi partner
Allah; sbg partner ia boleh berdiri di pihak Allah, boleh menjadi ‘rekan kerja’-Nya,
utk memelihara, mengatur dan mengembangkan alam ciptaan ini. Berkat tugas yg
diberi Allah ini, man dpt kesempatan utk merealisasikan diri sbg man utk
membuktikan dgn perbuatan bhw ia benar2 adlh man yg diciptakan menurut gambar
Allah, bhw ia tahu hidup yg dpt dipertanggungjawabkan kpd Allah dan kd sesama
man dn juga kpd bumi (tumbuh2an, hewan, udara, laut, seluruh lingkungan hidup,
seluruh dunia ekologi). Utk itulah Allah beri man kemampuan utk menentukan diri
(kebebasan).

• ©. Man jatuh ke dalam dosa.

Meskipun diciptakan menurut gambar Allah, dan menjadi partner Allah, man toh tetap
ciptaan (bukan Pencipta). Antara Allah dan man ada perbedaan hakiki. Bila man
berbuat seolah ia Pencipta dan karenanya melanggar batas2 yg ditetapkan Allah
baginya (Kej 2:16-17), akan timbul bahaya bagi dia dan juga bagi dunia. Ia tidak
menjadi berkat tetapi kebinasaan. Kebebasan yg diberikan Allah utk merealisasikan
diri itu disalahgunakan man utk melawan kehendak/ perintah Allah. Man menolak utk
menunaikan tugas sbg partner tapi sbg lawan. Perbuatan inilah yg disebut dosa
(perbuatan melawan Allah dan hukum Allah, Kej 3). Setiap man lahir dlm dosa asal,
dlm keadaan terpisah dari Allah; lahir dlm keadaan konkrit umat man yg berdosa.
• Dlm hal ini kita tidak berdiri sendiri tetapi kita bersama semua org lain termasuk
mereka yg telah mendahului kita. Kadang2 kita merasakan beban yg kita pikul dari
ortu kita, beban yg tak terelakkan; demikianpun dgn dosa2 pribadi kita, kita rasakan
dosa itu sbg beban yg kita bawa terus. Maka org omong ttg dosa warisan.
Dosa asal (warisan) memang berarti bhw ada hub antara semua org dlm dosa dan dlm
maut, tp KS tidak jelaskan bgmn dosa man pertama itu pindah kpd semua org. teologi
modern menerangkan kesatuan dlm dosa itu bukan secara biologis (lewat proses
pembiakan) bukan pula hanya secara psikologis atau sosiologis saja (pengaruh man
satu thdp yg lain), melainkan secara teologis, yakni berdasarkan kesatuan semua org
dlm rencana keselamatan. Menurut rencana Allah semua org dari semula bersatu dlm
tujuan hidup ke arah kesamaan dgn Kristus (bdk. Rom 8:29): pembangunan Tubuh
Kristus  itulah rencana Allah. Oleh kejatuhan man pertama maka semua man yg
lahir ke dunia tidak tertuju lagi ke arah kesatuan ini; tapi ditujukan kpd diri man
sendiri dan bukan kpd Allah.

(II). Allah Penyelamat (Yesus Kristus). Syahadat kita mengakui Allah sbg
Penyelamat. Karya penyelamatan yg direncanakan Allah itu sudah berlangsung sejak
PL dan mencapai kepenuhannya dlm PB, ketika SA menjelma jadi man, yg
membalikkan sejarah kemalangan jadi sejarah keselamatan. Adam bukan satu2nya
tokoh yg menentukan sej man, melainkan YK yang telah mempersatukan semua di
dlm Dia sbg Kepala (Ef 1:10). Rencana ini diawali dgn pemilihan Israel sbg umat yg
dipersiapkan utk melahirkan Mesias, tercapai dlm diri Yesus, dan hancurlah/pecahlah
kekuasaan dosa dan maut dan terbuka kemungkinan bagi man utk dipersatukan
kembali dgn Allah.

(a). Allah Penyelamat dan umat Israel. Utk menyelamatkan umat man seluruhnya,
Allah memilih Israel utk menyatakan maksudNya kpd segala bgs agar semua man
kembali kpdNya. Allah menyatakan maksudNya itu lewat tindakanNya dgn Israel,
terutama melalui perjanjian yg diikat dgn mereka, melalui pembebasan dari
perbudakan Mesir, dan melalui pemberian Taurat di gunung Sinai. Taurat berisikan
pernyataan kehendak Allah bagi Israel, spy umat tahu bagaimana mengatur hidupnya
di dunia ini sbg umat Allah. Sej PL adlh sej jatuh bangunnya umat lama. Umat Israel,
mewakili umat man seluruhnya, gagal memenuhi tugas dan panggilan yg
dipercayakan Allah kpdnya. Namun kegagalan ini bukanlah akhir; karena
rencana/maksud Allah tak dpt dihalangi sedikitpun oleh jatuhnya man. Melalui sisa
kecil Israel yg setia melakukan pekerjaan Allah (bdk yes 10: 20-27), Allah
mempersiapkan umat man utk menerima PuteraNya sendiri, Firman yg menjelma jadi
man.

b). Allah Penyelamat (Yesus Kristus).

Allah Penyelamat itu nampak dalam Yesus Kristus, Putera Tunggal yg solider dgn
kita umat manusia yg berada dlm kegelapan maut sbg upah dosa (Rom 6:23). Putera
Kekal yg bersatu dgn Bapa dlm keabadaian, memasuki situasi dosa dunia, menerima
kehampaan hidup man yg terpisah dari Allah itu dan rela mati utk kita (Gal 1:4; Ef 5:
2.25). Solidaritas YK dgn kita ini menjadi sumber keselamatan, karena Ia yg tak
berdosa dijadikan berdosa karena dosa2 kita. Ia menghayati hubungan pribadi dgn
Allah sbg man. KesatuanNya dgn Allah (Bapa) itu ditunjukkan dlm ketaatanNya;
Yesus dlm dunia yg jahat ini menghayati hubungan dgn Allah dgn setia dn taat.

• Dlm ketaatan ini, wafatNya di salib memiliki makna ganda, yakni Ia mati karena
dosa2 kita (Gal 1:4); kematian adlh pemisahan dari Allah sbg hukuman atas dosa; Ia
menanggung dosa2 kita dlm kematian itu; menerima kutukan karena kita (Gal 3:13);
di lain pihak, wafatNya ini menyatakan cintakasih yg mengungkapkan kesatuan
pribadi Ys dgn Bapa (Gal 2:20; Ef 5:2;25; 1Tim 2:5-6). Inilah arti baru kematian.
Berkat peristiwa Yesus ini, man diselamatkan dari kematian dlm arti keterpisahan dari
Allah. Yesuslah man pertama yg menghayati kematiannya sbg penyerahan cintakasih
kpd Allah, dan oleh karenanya Ia tetap bersatu dgn Allah juga dlm kematian.

• Kebangkitan adalah jawaban Bapa surgawi thdp penyerahan diri Sang Anak; maka
hubungan antara wafat dan kebangkitan Kristus adlh hubungan pribadi antara Putera
dgn Bapa. Kebangkitan YK berarti kemenangan atas maut dan atas seluruh situasi
maut yg berasal dari Adam (Rom 5:7; 1Kor 15:17). Dlm diri Yesus itu tampillah, utk
pertama kalinya dlm sej man, seorang yg hidupnya 100% sesuai dgn rencana Allah
Pencipta. Situasi dosa yg sejak Adam membelenggu man, telah dipatahkan dlm
Kristus

• ©. Allah penyelamat dn Umat manusia.


• Dlm kebangkitan Xtus, keselamatan diberikan kpd man. Kristus bangkit sbg yg
sulung, permulaan dari proses penyelamatan yg meliputi dunia seluruhnya (bdk. 1Kor
15:20-23; Kol 1:18). Kebangkita Xtus merupakan permulaan keselamatan umat man;
dlm Xtus Allah telah menerima umat man kembali, memberkatinya dgn segala berkat
rohani (Ef 1:3), menguduskannya (1Kor 1:2). Kemuliaan yg telah mulai dgn
kebgnkitan Yss itu diperuntukkan Allah bagi kita juga dan bagi dunia kita.
Kebangkitan adlh jaminan masa depan.

• Penerimaan umat man oleh Allah dlm Xtus itu boleh dibilang penyelamatan objektif.
Namun penerimaan ini masih dinyatakan dlm hidup kita masing2, yakni melalui iman
akan Kristus apabila kita membuka diri thdp belaskasih Allah. Iman adlh langkah
pertama dlm proses penyelamatan tiap2 orang sec pribadi; proses ini disebut
penyelamatan subjektif. Penyelamatan subjektif itu hanya mungkin dlm iman;
penyelamatan merata utk semua org itu tidak secara otomatis; Allah tidak
memaksakan keselamatan itu kpd man melainkan menawarkannya dgn jalan
mengajak dan mengundang kita mengikuti jalan Xtus. Utk itu butuh keberanian
karena jalan Xtus ini jalan salib (kita dipanggil utk bersama Xtus memikul salib- Mrk
8:34; Mat 10:38) sambil alami kuasa dosa dlm diri kita sendiri. Sbgmn Xtus sendiri
harus menderita semuanya utk masuk ke dlm kemuliaanNya (Luk 24:26), demikian
pula para muridNya harus juga mengalami banyak sengsara utk masuk ke dlm Ker.
Allah (Kis 14:22). Proses penyelamatan subjektif ini tidak selesai sblm karya kesel
(yg telah terlaksana dlm YK) diterima man masing2 dlm hatinya karena iman.

(III). Allah Pembaharu (Roh Kudus).

Dalam YK karya penyelamatan Allah mencapai puncaknya dan bersifat definitif.


Karya Allah setelah Yesus naik ke surga mengikuti garis kebijaksanaan yg telah
ditetapkan Allah dalam Kristus. Roh Kristuslah yg menjiwai dan meresapi karya
Allah sejak semula sampai sekarang dan untuk masa mendatang. Roh Kristus itu sama
dgn Roh Kudus yg mempersatukan Bapa dan Putera dlm AT yang mahaesa. Roh itu
juga yg pd mulanya melayang-layang di atas permukaan air (Kej 1:2) dn yg pd hari
terakhir dicurahkan ke atas semua orang (Kis 2:17; bdk. Yoel 2:28). Apa itu RK dan
apa pekerjaanNya baik dlm Gereja pun dlm dunia?

(a). RK Pembaharu.
• RK adlh kasih yg berasal dari Bapa dan Putera yang mengikat mereka dalam
persatuan. Pemersatuan itu sedemikian shg tidak menghilangkan kekhasan masing2
pribadi, sebaliknya saling diindahkan. Cintakasih yg ada antara Bapa dan Putera itu
begitu intensif dan mendlm sehingga tidak merupakan sesuatu tetapi seseorang
(pribadi). Ini beda dgn cintakasih antara manusia yg merupakan sesuatu. Yg menjadi
pekerjaan RK adlh pekerjaan dari cintakasih itu yakni menghidupkan, menggerakkan,
membebaskan, menyelamatkan, memelihara dan membaharui.

• Apa yg kita alami dlm hidup ini sbg kehadiran Allah itu adlh pekerjaan RK : dlm
kehidupan ini kehadiran Allah menguatkan tapi jga menantang, menghibur dn
membuka perspektif baru ke masa depan; kita juga bisa melihat kehadiran Allah dlm
org lain, bgmn mereka terbuka utk sesama, bgmn hidup mereka ditantang oleh
cintakasih dsbg; pekerjaan RK jga terlihat dlm persekutuan org2 (Gereja): kerukunan,
perdamaian, solidaritas di tengah2 cobaan/salah paham/pergumulan. Kehadiran Allah
melalui RK dlm dunia ini bukan baru mulai pd zaman pd Pentekosta tetapi sudah
berlangsung jauh seblm itu yaitu sejak PL sbg nafas hidup yg menggerakkan seorg
manusia, angin kencang demi perubahan, penyelamatan utusan2 Allah, hidup baru di
tengah2 situasi putusasa.

• Memang pd PL Rk itu blm dicurahkan ke atas semua man, hanya atas org2 tertentu yg
dipilih Allah menjadi pemimpin umat (Musa, Harun, Yosua, para hakim, para raja dn
khususnya para nabi, dimana RK berkarya dlm mereka utk wkt tertentu utk
melaksanakan tugas tertentu. Beda dgn tokoh2 PL, dlm YK RK itu menetap: sejak
semua dn utk selamanya YK itu penuh dgn RK; Ia dikandung dari RK (Mt 1:18; Lk
1:35); hanya Yesus saja yg dikandung dari RK, dan hanya Dia saja yg sejak semua
Firman Allah yg ada bersama-sama Allah Bapa dan Dia adlh Allah, sehakekat dgn
Bapa (bdk Yoh 1:1).

• (b). RK dn Gereja.

• Setelah kemanusiaan Yss dipersatukan dgn Allah Bapa dlm kemuliaan surgawi
setelah Yss naik ke surga shg Ia menjadi “roh yg menghidupkan” (1Kor 15:45),
Kristus dpt mencurahkan RK atas semua manusia yg bersedia menerimaNya shg pd
hari Pentekosta genalah nubuat Yoel (bdk. Kis 2:17; Yl 2:28; Yoh 7:39; Lk 24:49)
yakni bhw Roh Allah akan dicurahkan atas semua orang, tua muda, hamba, org bebas.
Pd saat itu lahirlah Gereja dn mulai kegiatan misi smp saat ini.

• Pekerjaan RK dlm Gereja dpt dibandingkan dgn pekerjaan jiwa, prinsip hidup dlm
tubuh: yaitu menghidupkan, menggerakkan dan mempersatukan. Sbg kumpulan
orang2 Gereja merupakan kenyataan insani, dan karena dijiwai RK maka kenyataan
insani ini dijadikan kenyataan ilahi pula yaitu Tubuh Kristus. Yg membuat Gereja itu
Tubuh Kristus adlh karya RK yg mendorong kita utk percaya kpd Kristus. Roh
Pemersatu Bapa dan Putera itu menjadi pemersatu para anggota Gereja dgn Kristus
Kepala Gereja dan antara para anggota Gereja sendiri. Dalam menjalankan peran ini
RK berfungsi membimbing, mewartakan,menjelaskan,menyembuhkan,meno-long,
memimpin dst… Dari Dialah berasal segala pembaharuan yg penting dlm Gereja, para
pendiri Tarekat dan misionaris.

• Kadang RK dialami sbg halilintar dan api, atau embun yg membasahi tanah, kadang
bagai tiupan angin keras, kadang sbg keheningan. Ia jadi kekuatan yg mengubah
sejarah tetapijuga tamu hati yg tenang. Ia kadang mendobrak tembok2 yg keras,
namun bisa sabar dan tekun membongkar sedikit demi sedikit ketegaran hati manusia.
Oleh baptisan dan krisma Roh Kristus mendiami hati setiap org kristen berkarya baik
dlm masing2 pribadi pun di dlm Gereja seluruhnya, dan ingin menjadi ragi di dlm
adonan peristiwa dunia.

(c.).RK dan dunia.

Selain berkarya dlm Gereja, RK juga berkarya dlm dunia. Dlm PL (Kej 1 – 2) ttg
penciptaan, bukan maksudnya menceriterakan secara ilmiah bgmn dunia dijadikan,
tetapi mau dinyatakan bhw Allah-lah (yg membebaskan Israel dari Mesir) yg telah
menciptakan langit dn bumi. Penciptaan dilakukan dlm RK; Allah digambarkan sbg
angin yg melayang-layang di atas permukaan air (Kej 1:1-2); disini mau dikatakan
bhw dgn Roh, angin, nafas Allah telah mengeringkan air (samudera yg gelap dan
kacau). Di tempat lain Allah dilukiskan dbg Dia yg menguasai samudera raya (Kel
14:21). Betapa eratnya hub antara Sabda Allah dn Roh Allah itu nyata dlm mazmur
33:6. PB juga menunjukkan luasnya bidang cakupan dari pekerjaan Allah dlm RK.
Roh Allah dicurahkan ke dlm semua man (Kis 2:17-21) dan akan dikaruniakan juga
kpd org2 yg jauh (Kis 2:28-29) org2 bukan Yahudi. Dg kuasa Rohya Tuhan Yesus
menyertai para utusanNya pergi ke seluruh dunia utk menjadikan semua bgs murid
Kristus.

• Kuasa Allah melalui karya Roh Kudus mempengaruhi perkawinan, keluarga, hidup
menggereja dan hidup kemasyarakatan. Msl. Penganiayaan thdp org kristen pd abad2
pertama menghasilkan jalan menuju demokrasi dan peradilan yg mandiri; perkawinan
poligami diganti dgn monogami; oleh kesaksian jemaat kristen perdana, manusia
digerakkan kpd persatuan semua manusia; oleh karya RK lahirlah perjuangan akan
nilai2 kebebasan, kesamaan, persaudaraan, emansipasi wanita, pembebasan
perbudakakan dan diskriminasi ras. Pekerjaan RK ini membuat nyata peran YK sbg
kepala Gereja dan Raja semesta alam.

2.1.2. DASAR IMAN


Yang menjadi dasar iman Kristiani adalah Wahyu. Di dalam wahyu, Allah menyapa
dan memperkenalkan diri kepada manusia dan mengajak manusia untuk ikut serta
dalam kehidupan Allah. Tanggapan manusia terhadap wahyu Allah itu dinyatakan
dalam Iman kepercayaan dengan mana manusia mempercayakan dirinya kepada
Allah. Dengan demikian wahyu dan iman itu berkaitan satu dengan yang lain.
• Wahyu yang tak mendapat tanggapan lewat iman, tidak mencapai sasaran; karena
Allah menyapa dan memperkenalkan Diri kepada manusia, supaya Ia dikenal.
Manusia yang mengenal Allah akan menyerahkan diri kepada Allah. Untuk tahu
tentang Allah orang harus bergaul dengan Allah dari hati ke hati. Pergaulan ini
berlangsung dalam iman kepercayaan yang merupakan anugerah Allah dan sekaligus
tindakan manusia.
2.1.2.1. Wahyu
2.1.2.1.1. Hakekat Wahyu.
(1). Konsili Vatikan II. Konsili menghasilkan sebuah Konstitusi Dogmatis tentang
Wahyu yang dikenal dengan sebutan Dei Verbum. Memang pokok ‘wahyu dan Iman’
ini sudah pernah dibicarakan oleh konsili2 Trente dan Vatikan I, namun baru dalm
Vatikan II, wahyu dan iman dibicarakan dan dikembangkan secara menyeluruh.
Trente dan Vatikan I tidak masuk mendalam dan hanya ambil hal2 tertentu saja,
karena sedang berhadapan dgn aliran2 sesat; dan bermaksud untuk mengoreksi
pandangan2 yg keliru; shg hanya melihat satu segi tertentu dari Why yg disalah-
artikan oleh aliran sesat itu.
• Trente (1545-1563) berhadapan dgn gerakan Reformasi yg katakan bhw Why sampai
kpd kita hanya melalui KS (sola Scriptura). Terhadap ini Trente tegaskan bhw Why
disampaikan kpd kita bukan hanya lewat KS saja tetapi juga lewat tradisi lisan. Trente
tdk bertanya ttg hakekat Why tapi ttg bgmn why sampai kpd kita.
Vatikan I (1869-1870) menghadapi gerakan Modernisme, yg beruasaha
mengintegrasikan hasil ilmu pengetahuan modern ke dlm iman, namun dlm praktek
sering mengorbankan iman demi ilmu pengetahuan. Kebenaran iman yg tak dpt
dimengerti akalbudi insani, sering ditolak oleh kaum Modernis.
Vat I melawan ini dgn menyatakan bhw kebenaran iman yg tak dipahami dgn cahaya
kodrati akal-budi, harus diterima oleh org beriman, sebab diwahyukan oleh Allah yg
tdk dpt sesat ataupun menyesatkan. Disini Vat I menanyakan hub why dgn akalbudi,
dan tdk memandang why secara keseluruhan.
Berbeda dgn Vat I, Vat II memusatkan perhatian pada keseluruhan dari why dan
bertanya ttg apa itu why dan apa hakekatnya
• Vatikan II bukan berangkat dari gagasan teoritis tetapi dari fakta why: bahwa dlm
kebijaksaan dan kebaikanNya sendiri, Allah berkenan mewahyukan diriNya dan
menyatakan rahasia kehendakNya (bdk. Ef 1,9)
Berdasarkan kehendak Allah ini, manusia melalui Kristus, Sabda yang menjadi
daging, di dalam Roh Kudus, menemukan jalan kpd Bapa, dan mengambil bg dlm
kodrat ilahi (bdk Ef 2,18; 2Ptr 1:4).
• Wahyu adalah fakta, karena kenyataannya Allah memang mewahyukan diriNya dan
menyatakan rahasia kehendakNya melalui Kristus. Hal inilah yg menunjukkan ‘apa
wahyu’ itu sebenarnya.
• Wahyu adalah komunikasi pribadi antara Allah yang transenden dgn manusia yg di
bumi ini; Allah memperkenalkan diriNya sendiri dan rencana penyelamatanNya kpd
manusia.
• Jadi, menurut Vat II, wahyu pd hakekatnya merupakan anugerah diri Allah kepada
manusia. Dan iman – sbg jawaban man atas wahyu Alla – adalah penyerahan diri
manusia kepada Allah  tekanan pada aspek personal (hubungan pribadi Allah dgn
manusia).

SIFAT-SIFAT WAHYU
Wahyu adalah komunikasi diri Allah di surga dengan manusia di bumi; Allah yg
transenden keluar dari rahasiaNya dan masuk ke tengah2 umat manusia untuk berelasi
dgnnya dan berfirman kpdnya dlm peristiwa2 sejarah. Ada aspek dari komunikasi diri
Allah ini:
• Bersifat misteri: karena merupakan tindakan Allah sendiri, suatu aktivitas transenden
yg berisikan kehendak/recana Allah utk menyelamatkan manusia. Tindakan itu sendiri
terjadi dalam diri Allah yang rahasia-Nya tidak terselami oleh man (Rm 11,33) dan
bersemayam dlm terang yg tak terhampiri (1Tim 6,16).
• Historis: tindakan Allah yg bebas, recana Allah utk menyelamatkan man itu
diwujudkan dlm sejarah (Allah trunun tangan dlm sejarah). Lewat peristowa2 sejarah
serta penafsirannya, Allah mewahyukan diri dgn melaksanakan rencanaNya (ekonomi
keselamatan).
• Aspek pengetahuan yakni kesaksian, pewartaan dan ajaran. Agar man dpt menanggapi
rencana penyelamatan Tuhan, man perlu mengenal rencana Tuhan itu (pengetahuan).
Melalui pengetahuan para nabi, petunjuk dan janji Kristus, pewartaan para rasul dst.,
Allah menyatakan rencana kesel.kpd umat man. Allah sbg Roh Kebenaran,
menarahkan diri kpd man sbg makhluk berbudi yg dpt mengerti.
• Personal (pertemuan pribadi Allah – man).. Apa yg mau dicapai Wahyu sbg
pengetahuan itu tak terpisahkan dari pribadi Allah sbg Subjek yg menyampaikan
penget.itu. Apa yg mau dicapai dgn why adalah pertemuan intersubjekti antara
Pewahyu (Allah yg membuka diri) dan manusia (yg menanggapi why).
• Dari penjelasan di atas, disimpulkan bhw wahyu itu bersifat lahir-batin: lahir sejauh
merupakan pengalaman dan ajaran para nabi, Yesus, dan para rasul melalui KS; batin,
sejauh merupakan persatuan personal antara kita dgn Tuhan dan berupa pengaruh
langsung dari Allah dlm batin man.

ASAL-USUL WAHYU DAN TUJUANNYA

Asalnya adlh inisiatif bebas Allah. Tujuan dan maksud dpd Why adalah
Karena cintakasihNya yg berlimpah-ruah, mengundangan man
dan kebaikan serta kebijaksaanNya, utk ikutserta dlm persekutuan
Allah melangkah keluar dari rahasia Bapa-Putra-RK, ikutserta dlm
ada-Nya;, memanggil manusia dan kehidupan AT. Tujuan Akhir hidup
berbicara dgn dia;tanpa dipaksa adlh Persekutuan dgn Allah
ataupun tanpa kewajiban. OKI why itu
Bersifat anugerah belaka, semata-mata
• Objek Wahyu: yang menjadi Subjek wahyu atau pelaku pewahyuan adalah Allah
sendiri; Dia yang berinisiatip utk mewahyukan diri dan rencanaNya. Apa yang Allah
wahyukan? Menurut DV, Diri Allah sendiri dan rahasia kehendakNya, itulah yang
diwahyukan dan menjadi objek wahyu. Nico Syukur menyebut ini objek dwiganda.
Dan yg dimaksudkan dgn rahasia kehendak Allah (Ef 1:9) adalah rencana Allah utk
menyelamatkan manusia. Iman kristiani meyakini bahwa keselamatan manusia itu
terletak dalam persatuan mesra dgn Allah sendiri. Jadi Allah adalah keselamatan bagi
manusia, dan disebut gratia increata (keselamatan tak tercipta); selain itu ada gratia
creata (keselamatan tercipta) yaitu nilai2 sprt hidup setelah mati, kesehatan, rasa
bahagia, dll… Keselamatan tercipta itu hanya akibat dan pelengkap gratia increata
(Syukur, p. 93).

• Puncak Wahyu: DV menyebutkab bhw yang menjadi puncak why adalah Yesus
Kristus. Dialah manusia yg bersatu penuh dgn Allah, Dialah kepenuhan wahyu sebab
di dalam Dia berdiam secara jasmani seluruh kepenuhan ke-Allah-an (Kol 2, 9). Dasar
bhw YK itu puncak why, mnrt DV, adalah bhw Ia adalah Putera Allah sendiri, Sbda
Allah sendiri, Sabda kekal Allah yg diutus kpd kita. Seluruh diri Yesus dan seluruh
hidupNya merupakan pelaksanaan kehadiran Allah di tengah2 man. Hidup manusia
Yesus sepenuhnya selaras dgn Allah dan kehendak Allah. Maka why dlm arti penuh
ialah Diri Yesus yg bersatu dgn Allah, Diri Yesus yg berkat kebangkitanNya kini ada
di dlm kemuliaan Allah Bapa (DV art. 4).

• Kita yg masih ada dlm dunia ini, belum dpt mengalami sepenuhnya why yg penuh itu;
baru kelak pd masa parusia, baru akan melihat Dia dlm keadaanNya yg sebenarnya
(1Yh 3,2). Sekarang ini kita belum mengalami Kristus mulia secara langsung dan
penuh; why eskatologis masih dinantikan; namun skrg kita sungguh mengenal Kristus
melalui berbagi ungkapanNya yg terbatas (SabdaNya dan semua peristiwa hidupNya
dahulu, dan lewat karyaNya skrg dlm Gereja).

WAHYU UMUM – WAHYU KHUSUS


• Allah menciptakan langit dan bumi beserta segala isinya termasuk manusia. Lewat
segala sesuatu yang diciptakan ini, Allah mewahyukan diriNya sebagai Pencipta.
Pewahyuan diri Allah melalui segala ciptaanNya ini adalah wahyu umum atau wahyu
kodrati/alamiah, karena yang menjadi sarana pewahyuan adalah alam kodrat yg
terdapat dalam dunia. Ketika manusia merenungkan ttg alam ciptaan dan ttg dirinya
dengan menggunakan akal budinya, manusia dpt mengenal Allah, meski secara
samar2.

• Namun untuk mengenal Allah dgn lebih sempurna manusia membutuhkan pewahyuan
diri Allah yang lain yaitu Allah sebagai Penyelamat atau Penebus. Wahyu seperti ini
adlh wahyu khusus/adi-kodrrati karena disampaikan Allah secara khusus dgn
mengadakan perjanjian dgn umat pilihanNya, Israel. Wahyu ini disebut why
adikodrati karena baik fakta maupun isi why tak dpt ditangkap dgn kemampuan
kodrati akal-budi melainkan hanya dgn akal yg diterangi iman. Yg jadi sarana
pewahyuan disini adalah peristiwa2 sejarah yg dialami umat Isreal sejak Abraham
sampai kpd persitiwa Yesus. Wahyu khusus yg memuncak dlm diri Yesus ini
mencapai kepenuhannya dlm kebangkitan Yesus dari alam maut lalu diteruskan oleh
Kristus mulia dgn mengutus Roh Kudus-Nya kpd orang2 yang percaya kpdNya yaitu
Gereja, Umat Allah Baru atau Israel Baru (Syukur, 96). Akan didalami dlm Teologi
Fundamental.

2.2. Iman dan Filsafat

• Soal lain yg digumuli Gereja di abad2 pertama adlh hubungan Kekristenan dgn
Filsafat. Rasul Paulus sudah bertemu, berdebat dan berkotbah di hadapan para filsuf
(Kis 17:18: ahli pikir, gol. epikuros dan stoa). Ketika ia berbicara kpd golongan ini ia
mendasarkan kotbahnya pd kepercayaan2 dasar dari fils. Stoa.

• Apa yg ia buat ialah berbicara ttg Allah yg orang2 itu ikuti tanpa tahu siapakah Allah
itu, dan lalu Paulus menegaskan bhw apa yg mereka percaya itu adalah Allah Alam
Semesta Yang Agung dan Perkasa.

• Flsafat klasik karenanya dpt dilihat sbg batas, cara dan jalan yg menyiapkan mereka
utk datang kpd revelasi Kristen.

2.2.1. Filsafat dan sifat-sifatnya


Karakteristik filsafat adalah

1) Ilmiah: berbeda dgn pengetahuan sehari-hari, fils berurusan dgn hal obyektif, metodis
dan kritis, dan mengumpulkan datanya menjadi sebuah sistem, sebuah keseluruhan yg
bertalian (koheren). Ia bersifat ilmiah.
2) Kodrati: Pendetahuan harian dibedakan, antara pengetahuan yg diperoleh man
berdasarkan kemampuan kodratinya yaitu pengalaman indrawi, pikiran akal-budi, dan
intuisi intelektual, di satu pihak, dan pengetahuan yang mustahil ditemukan manusia dari
dirinya sendiri karena berada di luar jangkauan pandangan insani manusia di lain pihak.
Yang pertama disebut pendetahuan kodrati, sedangkan yang kedua itu pengetahuan adi
kodrati. Dan Filsafat bersifat kodrati, sedangkan teologi menyangkut penget. adikodrati.
3) Mencari struktur fundamental atau sebab yg sedalam-dalamnya. Bidang
penyelidikan (obuek material) fils adalah seluruh kenyataan, apa saja yg ada. Perbedaan
fils dgn ilmu penget. empiris tidak terletak dlm obyek material tapi dlm obyek formalnya.
Sebgmn ilmu empiris tdk dpt menguasai kee seluruhan kenyataan sekaligus tetapi
mencabangkan diri dlm berbagai ilmu penget yg masing2 mempelajari bagian2 tertentu
dari kenyataan, demikianpun dgn fils. Ia memiliki pelbagai cabang yg telah disesuaikan
dgn ciri2 khas dari masing2 kenyataan. Namun baik ilmu empiris pun fils berusaha
menyatu-padukan dan menghubungkan hasil yg dicapai oleh macam2 cabang itu (tidak
puas saja dgn kesatuan dan hub di dlm masing2 cabang tp melihat juga pertalian antar
cabang. Makanya keduanya punya obyek material yg sama. Obyek yg sama didekati dgn
pertanyaan dn minat yg berbeda-beda oleh ilmu empiris dan ilmu fils. Obyek formallah
yg membedakan keduanya. Seorang filsuf dan seorang ilmuwan empiris menyingkapkan
segi2 lain yg terdapat pd kenyataan yg sama.

Msl. ttg gerak dan perubahan.


Ilmu empiris mengatur dan menyusun perubahan itu, menghubungkannya satu sama lain,
membiarkan perubahan yg satu menjelaskan perubahan lainnya; seperti perubahan suhu
udara menerangkan perubahan tanaman (layu, segar, dst..). Sedangkan ilmu fils bertanya:
apa perubahan itu pada hakekatnya? Begaimana mungkin bhw di dunia ini terjadi
perubahan? Bgmnkah yg ada harus tersusun shg memang dpt berubah? Mempertanyakan
intisari perubahan serta kemungkinan perubahan itulah salah satu kegiatan fils.

4) Tidak ber-pra-andaian .
Ilmu2 empiris mencari keterangn dan sebab musabab yg masih terletak di bd
pengalaman inderawi; sedangkan filsafat, meskipun ia juga bertolak pd data2
pengalaman, keterangan yg dicari tidak harus terletak di bd pengalaman indrawi. Seorang
filsuf bertanya ‘bagaimana mungkin sifat2 kenyataan memang demikian dan bukan lain’;
ini berarti ia menggali ke arah kedalaman, mencari sebab sedalam-dalamnya. Maka
filsafat tidak boleh mengandaikan atau menerima sesuatu ‘dgn begitu saja’ tanpa
membuktikan dan mempertanggungjawabkannya. Ilmu penget alam, dlm mengadakan
eksperimen dan merumuskan hukum2 alam mengandaikan adanya aturan dan keteraturan
tertentu di alam dunia ini.

Tetapi bukan tugas mereka utk membuktikan aksioma keteraturan itu. Sebaliknya
para filsuf wajib (demi obyek formal fils) berusaha menembus makin lama makin
dalam, sambil berharap akan sampai pd suatu prinsip pertama yg menerangkan segala
sesuatu, dan yang membuat dia tenang.

• 6.2. Teologi dan karakteristiknya

Apa yg membuat man itu tidak hanya menuntut ilmu2 empiris dan fils saja tetapi mau
yg lain juga? Salah satunya adalah agama. Banyak orang diperkenalkan dgn
keyakinan dan kelakuan keagamaann tertentu berkat pewartaan yg ia terima, msl
pewartaan agama Katolik yg berakar pd suatu tradisi religius tertentu yaitu tradisi
Yahudi kristiani. Sbg penganut agama Kristen Katolik mereka punya penget harian yg
bersft adi-kodrati. Tak mungkin smp pd penget. Ini bila hanya berpatok pd jalan yg
sudah terbuka bagi man yaitu jalan sensus, rasio dan intelectus, karena penget.agama
ini mengatasi yg kodrati insani.

• Allah sendiri yg membuka suatu jalan lain bagi man dgn mewahyukan diriNya
melalui peristiwa2 sejarah Israel terutama melalui peristiwa Yesus, Allah menjelma
jadi man. Berkat wahyu Allah, man dpt mengetahui hal2 tertentu mengenai Tuhan,
dunia, hidup dan mati, baik buruknya kelakuan, yg tak mungkin diketahuinya
berdasarkan kemampuan insani saja. Pengetahuan harian ttg segal yg diwahyukan
Allah itu merupakan isi iman Kristiani. Seperti pd pengetahuan profan, demikianpun
di bd penget. iman , man tak pernah puas dgn tarafpenget harian saja; taraf ini mau
ditingkatkan menjadi taraf ilmiah.

• (1). Bersifat adikodrati. Penget iman itu bersft adikodrati karena didasarkan pd wahyu
Allah yg mengatasi daya kemampuan insani. Sifat adikodrati ini tidak hanya berlaku
bagi penget iman dlm hidup sehari-hari, tapi juga bentuknya yg ilmiah yakni teologi.
Kebenaran yg dicari teologi, yg direnungkan dan diuraikan oleh teologi bukanlah
kebenran yg dpt dibuktikan secara empiris, bukan pula kebenaran yg dgn sendirinya
jelas karena masuk akal, melainkan kabenaran yg diterima dlm iman berdasarkan
wahyu.

• Apa yg diwahyukan Allah diterima dlm iman karena Tuhan-lah yg menyatakannya.


Man percaya kpd Tuhan dan kepercayaan ini adlh anugerah dari Allah sendiri, yg jauh
melebihi kemampuan man disbabkn oleh kodratnya utk mengetahui. Karena anugerah
iman itu bsft adikodrati maka refleksi ilmiah atas iman itu (teologi) besft adikodrati
pula.

• (b). Ilmiah: sifat ilmiah ini ditunjukkan lewat cara teolog mengadakan penyelidikan.
Secara metodis dicari kebenaran mana yg diwhayukan dan apa wahyu itu sebenarnya;
dan karena diadakan susunan dari kebenaran itu maka terdapat sistem. Teolog pun
mengusahakan objektivitas, sebab ingin mengenal dan mengetahui objeknya sbgmn
adanya dan bukan sbgmn dibayangkan man, subyek yg berteologi.

Maka teologi juga mau atau harus bekerja secara kritis; karena itu buktipun perlu ada;
namun landasannya bukan pada pengal inderawi (sprt ilmu empiris atau akal budi sprt
fils), melainkan melalui wahyu atau tepatnya melalui budi yg diterangi oleh iman
kepercayaan berkat wahyu Allah. Bila sesuatu itu memang diwahyukan maka itulah
kebenaran. Jadi dgn daya insaninya man merenungkan hal2 yg diketahui dari sumber2
yg lain, karena asalnya dari Tuhan yg mewahyukan. Dg budi man coba memahami
hal2 yg diwahyukan lalu berusaha menarik kesimpulan. Teologi adalah sebuah ilmu
iman.

(3). obyek material dan formal:

Sebagai ilmu iman, teologi mempelajari wahyu, karena itu obyek materialnya adlh apa yg
diwahyukan Allah. Namun isi iman org bergantung pd agama yg dianutnya. Maka teologi itu
berbeda-beda menurut agama yg dianut orang yg berteologi atau yg membuat refleksi atas
imannya (ada teologi Yahudi, Kristiani, Islam). Kesamaan antara semua teologi itu ialah
sama2 merenungkan secara ilmiah apa yg oleh penganutnya diimani sbg wahyu Allah kpd
man. Perbedaan terletak pd sudut pandangnya yg ditentukan oleh masing2 agama. Sudut
pandangan inilah obyek formal masing2 teologi (Yahudi, Kristian, Islam).
Teologi Kristiani: refleksi ilmiah org Kristen atas iman yg dihayati sbg penganut agama
Kristen.

• Iman Kristiani, Isi dan tradisinya: isi iman Kristen adlh Allah telah memasuki
sejarah umat man secara istimewa yakni dlm pewahyuan dirinNya mulai dari
panggilan Abraham dan memuncak dlm peristiwa Yesus, nabi dari Nazareth yg
melebihi nabi2 biasa, karena Ia oleh Bapa surgawi dijadikan ‘Tuhan dan Kristus’ (kis
2:36), Sabda Allah yg menjelma jadi man. YK adlh pusat iman dan pusat teologi
Kristen. Iman akan YK itu sampai pd kita yg hidup 2000-an tahun kemudian melalui
tradisi. Lewat sejarah umat Kristen,iman akan YK diteruskan turun temurun. Umat
kristiani, Gereja, berurat berakar dlm persekutuan para Rasul serta murid2 Yesus
lainnya, yg pernah bergaul dgn Yesus sambil mendengarkan sabdaNya dan
menyaksikan karyaNya.

• Iman itu pernah goyah ketika Yesus mati di salib, namun dimurnikan berkat
kebangkitan Tuhan dari kematian. Dan dgn turunnya RK, iman itu kuat dan para
murid berani mewartakan Kristus ke seluruh dunia, sesuai perintah Yesus. Jadi iman
akan Kristus itu diterima melalui sejarah umat man:

= sejarah umat Israel yg selama berabad-abad menantikan kedatangan Mesias

= sejarah Gereja, yg sudah berabad-abad mewartakan bhw SA telah menjelma dlm


diri YK, Mesias yg dinantikan itu, dan Gereja memaklumkan wafatNya, memuliakan
kebangkitanNya, dan menantikan kedatanganNya kembali pd akhir zaman.

• Teologi Kristiani: perkembangan dan pembagiannya. Sprt iman demikianpun refleksi


ilmiah atas iman (teologi) bertumbuh dan berkembang di dlm sej man, terutama Israel
dan Gereja. Sebelum Paskah iman itu belum kuat; maka refeleksi iman juga belum
mendalam. Sblm Kebangkita, para murid blm memahami betul siapa Yesus itu, apa
makna karyaNya dan apa arti terdalam dari firman dan ajaranNya. Baru setelah
Kebangkitan dan pentekosta, mereka dituntun ke dlm seluruh kebenaran oleh RK itu
(Yoh 16:13; 14:26). Endapan atas refleksi para murid atas Yesus itu kita temukan dlm
KS PB, bagian integral dari hubungan mereka dgn Yesus: dimulai dgn berkebalan dan
bergaul dgn Yesus, lalu lahir kepercayaan yg diteguhkan dgn Paskah dan Pentekosta,
lalu setelah beriman mereka merefleksikan kembali relasi mereka dgn YK yg mereka
alami, ajaranNya dan karyaNya. Permenungan mereka amat beragam bergantung pd
org, situasi dan zamannya (injil sinoptik, Yoh, dan Paulus, Petrus, dst..).
• Dalam perjalanan sejarah refleksi ini ternyata semakin beraneka dan berbelit, selaras
dgn perkembangan Gereja dan jumlah warganya. Pd zaman bapak2 Gereja (abd 2 – 7)
timbul banyak ajaran palsu 9bidaah) sehingga dirasa perlu utk merumuskan pokok2
ajaran Gereja secara tajam dan jelas. Hal ini mempengaruhi zaman kemudian, orang
makin peka thdp rumusan ajaran Gereja, penghayatan pun makin beraneka; aneka
penghayatan itu mnimbulkan pelbagai refleksi lagi. Maka muncul macam2 cabang
refleksi iman dan penghayatannya; timbul pelbagai cabang teologi:

I. Teol. Dasar (Pengantar T; T. Wahyu, Teol. Iman, Apologetika)


II. Tafsir KS (T. Alkitab, Eksegese PL + PB)
III. T. Dogma (Antrop Teol: protologi & Eskatologi; Soteriologi; Kristologi –
Pneumatologi – Trinitas; Eklesiologi; ekumene, hub. Antar agama; sakramentologi)
IV. Teol. Praksis (T. Moral: dasar & khusus; Teol. spiritual;; askestik-mistik; Teol.
Pastoral; liturgi; teol. Kerigmatik: homiletik, kateketik.

3.3. Iman
Allah mewahyukan diri kepada manusia, dan mengharapkan manusia menanggapi
pernyataan diri Allah itu. Iman adalah jawaban dari pihak manusia terhadap
pewahyuan diri Allah.
Apa yang dimaksudkan dengan iman????
(1). Iman menurut Kitab Suci.
a). Perjanjian Lama (PL): Sebagaimana telah dijelaskan, wahyu artinya Allah
berbicara. Allah berbicara melalui peristiwa sejarah umat pilihan-Nya. Kalau wahyu
adlh Allah berbicara kepada umat-Nya maka iman, di dalam PL, pertama-tama berarti
mendengarkan sabda Allah.

• Allah berkontak dgn man melalui Firman-Nya. Dan berhadapan dgn Firman ini
manusia perlu menanggapi dgn sikap mendengarkan Sabda Allah itu. Msl. Ketika
Allah berbicara, Samuel menjawab “berbicaralah ya Tuhan, hambaMu
mendengarkan” (1Sam 3,10). Disini manusia mendengarkan bukan hanya dgn sikap
fisik yg pasif tetapi mendengarkan dgn kehendak yg aktif. Maka disini, hal kedua,
beriman berarti mentaati perintah Allah. Setelah sabda didengarkan manusia perlu
meresapkan sabda itu ke dalam hati/batin lalu keluar dlm bentuk ketaatan. Contoh
paling jelas ditunjukkan oleh Abraham, bapak kaum beriman. Ketika Tuhan bersabda
kepadanya, Abraham lalu meninggalkan negerinya dan pergi ke negeri yg ditunjuk
Allah (Kej 12, 1,4).
• Ketiga, orang yg telah mendengarkan sabda Allah dan mentaatinya, harus juga tetap
setia melaksanakan kehendak Allah itu, dan hidup seturut tuntutan perjanjian (Mi
6,8; Hos 6,6; Yer 5,1-9, dst..). Dlm situasi yg berubah-ubah man perlu membaharui
terus menerus kesetiaannya itu.

Ke-empat, beriman dlm PL berarti juga menaruh percaya pada janji Allah. Wahyu
mendapat bentuk konkrit dlm PL dalam hukum Taurat dan janji keselamatan. Karena
itu jawaban atas wahyu Allah itu mendapat bentuk yg nyata bukan hanya dlm
ketaatan dan kesetiaan, tetapi dalam kepercayaan akan penggenapan janji Allah/Yhw.
Ketika Yhw menjanjikan keturunan kpd Abraham, percayalah Abraham kpd Tuhan
dan Tuhan memperhitungkan hal itu kpd Abraham (Kej 15,6).

b). Perjanjian Baru (PB).


• Injil sinoptik: iman = mendengarkan – memahami – bertobat. Yesus mewrtakan ‘injil’
sbg khabar gembira ( Mrk 1:14-15). Orang yg mendengar dan percaya kpd-Nya
dibawa masuk ke dalam persekutuan Roh anatar Bapa dan Putera. Tanggapan
terhadap pewartaan ini adalah percaya kpd-Nya, sebagaimana diperlihatkan para rasul
(Mrk 16,15-16; Mat 28, 19-20), lalu meneruskan pewartaan Yesus itu. Pewartaan
mengajak org utk mendengarkan sabda (Mrk 4,9), tetapi tdk berhenti disitu saja
melainkan harus memahami (Mat 13,19). Memahami berarti menerima sabda Allah
sambil percaya; lalu hidup sesuai dgn sabda itu, serta melakukan sabda itu dlm
praktek hidup harian. Yg mendengar tetapi tidak melaksanakan itu sama seperti
mendirikan rumah di atas pasir, dst… (Mat 7, 24-27).
• Biasanya org yg sungguh2 percaya kpd Yesus, ia akan selalu melakukan sabda itu
dimana saja; dia akan berbalik kpd Allah secara total dan membiasakan diri
melaksanakan sabda itu. Sikap yg diambil org menanggapi why Allah akan
menetukan keselamatannya sekarang dan kelak. Karena percaya berarti bersatu dgn
Allah yg adalah keselamatan.
• PB di banyak tempat menampilkan juga sabda sbg batu sandungan (org Nazaret
menolak Yesus karena mereka tahu asal usulNya; kata2 Yesus ttg Mesias yg harus
menderita, sikap Yesus thdp hari Sabat; Yesus bergaul dgn org2 berdosa, atau
mengampuni dosa)
• Kisah Rasul: melekat pd Kristus secara total sbg anugerah.
Warta dan kesaksian para rasul merupakan berita gembira tentang keselamatan
melalui Kristus yang mati dan bangkit. Jawaban yg tepat thdp kesaksian dan warta
gembira ini iaah iman kepercayaan dlm arti menerima sabda (Kis 2,41; 11,1),
menerima khabar ttg Kerajaan (11,20). Dlm Kisah Rasul iman dinyatakan sbg sikap
batin yg menyeluruh yg mengarahkan man itu kpd Yesus. Iman adlh sikap taat dan
melekat pd Kristus secara total dan mutlak (Kis 3,16; 9,42; 16,31). Sikap ini berati
juga tobat (11,21). Iman juga ditekakan oleh Kisah sbg anugerah Allah.

Dari luar, iman mengundang orang utk percaya kpd apa yg diwartakan para rasul yg
dikuatkan dgn tanda2 yg menyertainya yg menyatakan bhw pewartaan itu atas
perintah ilahi.
Dari dalam, Allah berkarya di dalam hati org utk membuat sabda itu meresap ke dlm
hati (bdk Kis 16,14). Memang ada sikap negatif juga thdp sabda itu sbgmn bisa
dilihat pd org2 Farisi dan org yunani, dlm Kisah 4,16; 7,54; 17,18.32.

• Surat2 Paulus: mengenal misteri Allah dlm Yesus Kristus. Dalam surat2nya rasul
Paulus juga menekankan iman sbg jawaban/reaksi yg diharapkan dari pihak manusia
terhadap sabda injil. Lewat iman orang mendekati misteri, Injil dan Sabda shg
mengenal rencana penyelamatan yg dikerjakan Allah melalui wafat dan kebangkitan
Tuhan Yesus Kristus (1Kor 1,17-30; 2,1-4). Mengenal misteri Allah berarti bergaul
dgn Allah secara akrab dari hati ke hati shg terjadi persekutuan pikiran dan kehendak
antara man beriman dgn Tuhan yg diimaninya. Pengenalan akan Kristus itu (Flp 3,8)
disebut juga ketaatan iman (Rm 16, 26; 2Kor 10,5). Dan mecakup seluruh diri prbadi
man.

• Yg dimaksudkan oleh Paulus dgn sabda Allah bukan hanya pernyataan kebenaran2
melainkan Diri Yesus Kristus sbg Tuhan dan Peneyelamat. Maka pewartaan injil
merupakan kesempatan bagi man menentukan pilihan: percaya atau tidak kpd Kristus.
Maka bagi org tertentu injil jadi batu sandungan (Rm 9,32-33; 1Kor 1,23; Gal 5,11)
atau kebodohan (1Kor 1,18.21.23), tetap terselubung (2Kor 4,4).
• Injil Yohanes: secara tegas menyajikan pewahyuan diri Allah dlm YK sedemikian
shg hanya dpt dijawab dgn ‘Ya’ atau ‘tidak’ secara total yg menentukan keselamatan.
Pewartaan ttg YK menyebabkan pemisahan antara yg menerima dan yg menolak (Yoh
6, 60-71; 7, 25-36). Disini iman berarti pilihan utk memihak YK dan menerima
sabdaNya.

(2). Iman menurut Vatikan I dan Vatikan II. Iman sebagai jawaban man atas pewahyuan diri
Allah ditemukan juga dalam konsili Vat I dan Vat II.

• Vatikan I : Vatikan I menghadapi situasi teologi yg ditandai dgn Rasionalisme dan


fideisme (dua penyimpangan dlm iman). Rasionalisme secara eksklusif
memperhatikan akal dan kodrat sambil mengesampingkan iman yg adikodrati.
Rasionalisme ini mempengaruhi modernisme dlm teologi katolik meskipun asal-
usulnya dari protestantisme liberal (yg menolak Kuasa Mengajar dari Gereja dan
menyerahkan soal2 keagamaan kpd keputusan perorangan; serta menyangkal sifat
transenden wahyu dan melihatnya sbg yg imanen belaka).

• Menurut rasionalisme, segala sesuatu itu dpt diterima sbg benar apabila akal budi bisa
menagkapnya sbg benar. Kebenaran iman yg mengatasi akal budi, ditolak. Ini berarti
rasionalisme menolak why yg adikodrati seperti misteri Tritunggal dan Inkarnasi.

• Sebaliknya bertolakbelakang dgn rasionalisme, ada juga fideisme dan tradisionalisme.


Kedua aliran ini cenderung menyingkirkan peranan akl-budi lalu lari kpd iman
semata-mata dan otoritas tradisi. Kaum fideisme berpendapat bhw akalbudi sama
sekali tidak berguna dlm memahami kebenaran kristiani; ratio tak dpt membantu
memperlihatkan kewajaran iman. Tradisionalisme juga berpendapat bhw org harus
bersandar pd iman kepercayaan saja sebagaimana dinyatakan dlm tradisi2 Gereja. Utk
mengetahui kebenaran2 agama yg bersifat kodrati, man butuh tradisi yg dianggap sbg
hasil why asali (why zaman purba) (N. Syukur, p.135)

• Berhadapan dgn rasionalisme ini Vat I memberikan penjelasan ttg iman dari segi
intelektual (segi pengetahuan). Vat I mengajarkan bhw apa yg diwahyukan Allah itu
diimani sbg benar, “bukan karena kebenarannya yg intrinsik itu dilihat dgn terang
kodrati akal budi tetapi karena wibawa Allah sendiri yg mewahyukannya”, dan bhw
iman yg menyelamatkan itu tdk mungkin tanpa ‘penerangan dan ilham Roh Kudus’
(DS 3008 dan 3010, n0o. 118 dn 120).

• Melawan fideisme dan tradisionalisme, Vat I ajarkan bhw ketaatan ini itu harus
selaras dgn akal budi dan bhw itulah sebabnya Allah menyediakan bermacam-macam
tanda, khususnya mukjizat dan nubuat yg memungkinkan kita mengakui bhw why
berasal dari Allah.

• Vatikan II : yg bertujuan utk aggiornamento Gereja shg sanggup hadapi tuntutan


zaman, melihat why sbg penganugerahan diri Allah kpd man. Iman dilihat sbg
tindakan bebas man dlm menjawab Allah; pertemuan personal man dgn Allah.

BAB 4. LMU TEOLOGI, RELIGI DAN SPIRITUAITAS.


4.1. Perbedaan dan hubungan antara ilmu teologi dan ilmu religi.

RELIGI
TEOLOGI
Jawaban atas revelasi
dalam bentuk kultus Pengetahuan ketuhanan
(cult), iman (creed), (mengenai sifat2 Allah, dasar2
budaya (culture). kepercayaan kpd Allah dan agama
terutama berdasarkan pada Kitab
Suci).

Ilmu religi bersifat deskriptif Teologi bersifat normatif (mempelajari tolok


ukur bagi kehidupan Kristen yang benar).

Perbedaannya
HUBUNGAN ANTARA KEDUANYA

teologi menolong ilmu religi utk


Ilmu religi menolong teologi untuk mendalami isu yg membelenggu dan
mempeluas wawasannya, khususnya membebaskan dlm agama2 dan hal2
pengenalan akan agama2 lain penting kehidupan yg perlu direfleksikan
sprt: lingkungan hidup, HAM, keadilan
sosial, kemisknan, dan relasi antar agama
(eksklusif, inklusif, pluralist, sinkretis,
simbiosis); dalam dunia kristen:
eklesiosentris, kristosentris, pluralis,
regnosentris, soteriosentris, reality centris

Teologi dan Agama-agama lain: Buddhisme, Hindu, Islam, Yudaisme


Dalam lingkungan akademis : dipertanyakan apakah teologi itu satu kegiatan khusus agama
Kristen, dan apakah ada kata-kata lain untuk kegiatan serupa dlm agama2 lain?
• Terhadap ini, ada yg berpendapat: istilah teologi hanya cocok utk studi yg dibuat
agama2 yg menyembah sebuat deitas atau “theos” yg mengandaikan kepercayaan kpd
kemampuan utk berbicara secara rasional mengenai deitas (percaya akan kemampuan
‘logos’), dan kurang cocok utk agama2 yg diatur secara berbeda (agama2 tanpa
sebuah deitas, atau yg tak mengakui bhw subyek2 seperti itu dipelajari secara logis.
Utk yg ini, istilah hierologi lebih cocok dpd teologi, karena lebih umum.
• BUDDHISME: beberapa studi akademis dlm Buddhisme yg terpusat pd penelitian
rasional mengenai pengertian kaum Budhist tentang alam dunia, lebih suka menyebut
hal itu sbg “filsafat Buddhist” dpd “teologi Buddhist” karena Buddhist nampaknya
tidak memiliki konsep “theos” seperti pd agama lain. Namun ada teolog (Jose Ignacio
Cabezon) yg katakan bhw istilah teologi cock utk Buddhisme, karena teologi tidak
harus berbicara mengenai “theos” atau berbicara terbatas pd “theos”. Kalau berbicara
mengenai “theos” maka Buddhisme itu non-teologis.
Tapi Buddhisme tidak menolak adanya “theos”, hanya saj ada interdependensi total antara
kosmos-theos-humanus (kosmo-theadrik) shg tdk ada realitas “theos” di dlm dirinya sendiri.
Kalau dia berada dlm dirinya sendiri maka bukan Yang Ilahi, tetapi ilah.

Dalam Buddhisme ada konsep “semua terhubung dgn semua” (sarvam sarva’tmakam)
seperti konsep Kristen “Allah adalah semua dlm semua” (ta panta en pasin) dan “kesaling
bergantungan total antara yang ada” (prati’tyasamutpa’da) seperti konsep Kristen
“perichore’sis atau “circumincessio trinitaris” utk menunjukkan kesaling bergantungan dlm
trinitas Mahakudus.

• HINDUISME: dlm fils Hindu ada tradisi fils kuno yg kuat mengenai natura alam
semesta, natura Allah (yg disebut Brahman dlm beberapa sekolah pemikiran Hindu),
dan natura Atman atau jiwa. Kata Sanskrit untuk pelbagai sekolah fils Hindu adalah
“darshana” (pandangan atau titik pandang). Teologi Vaishnava sudah merupakan
obyek studi utk banyak penganut Hindu yg saleh, filsuf dan sarjana. Teologi ini, kini
dipelajari dlm sejumlah institusi di Eropa seperti ‘Oxford Centre for Hindu Studies’
dan ‘Bhaktivedana College’.

• ISLAM: dalam Islam, diskusi teologis yg paralel dgn diskusi teologis Kristen
merupakan satu aktivitas minor saja, malah agak direndahkan, yg disebut “kalam”.
Kalam ini analog dengan diskusi teologis Kristen tetapi lebih merupakan sebuah
penelitian mengenai hukum Islam atau “Figh”. Kalam tidak mendapat tempat utama
dlm pemikiran Islam seperti teologi dlm kekristenan. Untuk menemukan apa yg
serupa dgn teologi dlm pengertian Kristen, perlulah org datang ke beberapa disiplin
dan ke’usul-al-figh’ seperti juga ke ‘kalam’/

• YUDAISME: dlm Yudaisme, ketiadaan otoritas politis secara historis menyebabkan


bhw banyak refleksi teologis sudah terjadi dlm konteks komunitas Yahudi dan
sinagoga, dan bukannya dlm institusi akademis. Namun demikian, teologi Yahudi
sudah secara historis sangat berarti bagi teologi Kristen dn Islam. Tetapi analogi
Yahudi yg lebih tepat utk diskusi teologis Kristen adalah ‘diskusi Rabinik mengenai
hukum Yahudi’ dan ‘ komentar2 Kitab Suci Yahudi.

IV.2. Ilmu Teologi dan Spiritualitas

V.Spiritualitas  spirit = roh/ruah, jiwa = nafas, semangat, daya kekuatan yg memberi


hidup = hidup.
VI.Spiritualitas = hidup yang didasarkan pada pengaruh dan bimbingan ROH ALLAH.
VII. Berbicara ttg Spiritualitas = berbicara ttg GAYA hidup, CARA hidup yg
diresapi oleh ROH; cara hidup sbg perwujudan misi guna melaksanakan visi yg
sudah lahir dari suatu konteks tertentu

Teologi: pengetahuan ketuhanan (mengenai sifat2 Allah, dasar2 kepercayaan kpd Allah dan
agama terutama berdasarkan pada kitab suci).

Hubungan

keduanya

Pergumulan spiritualitas dewasa ini: Era Baru, penekanan


pada psikologi, Pencarian dunia timur dan asli (kesadaran
lingkungan dan sakralitas tanah), Tolong Diri, Feminisme

TEOLOGI DAN AKADEMI

Teologi memiliki posisi problematis di kalangan akademi yg tak dimiliki ilmu2 lain. Pada
puncak Abad Pertengahan, banyak universitas dan sekolah2 didirikan gereja dan institusi
monastik di Eropa Barat (Univ. Bologna, Univ. Paris, Univ. Oxford). Semuanya dibangun utk
mendidik kaum muda utk melayani gereja di bd teologi dan Hukum (Hukum Gereja atau
hukum Kanon). Pd univ.2 ini, studi teologi selalu dilenkapi dg praktek teologis, termasuk
kotbah, doa dan Misa. Univ.2 tua selalu memperhatikan keterpaduan ini (msl. memiliki kapel
dan kapelan).

• Teologi dipandang sbg subjek istimewa di universitas2 ini, pd puncak abad


pertengahan; dilihat sbg Ratu Ilmu2 dan menjadi inti trivium (tata bahasa, retorila,
logika), dan quadrivium (aritmetika, musik, geometri, astronomi) yg mesti dipelajari
kaum muda. Ini berarti subjek lain (sprt filsafat) ada utk menolong/melayani teologi.
Dalam kaitan dgn Filsafat: ada beberapa hal. Fils. Yunani dikembangkan sbg satu
bentuk kritik thdp pola pikir dan pembicaraan yg dikondisikan oleh mitos.
Filsafat dipakai utk memperoleh kerangka pemikiran yg rasional berdasarkan daya2
inheren rasio manusia; pengetahuan yg dijernihkan digunakan utk membicarakan
Allah. Filsafat menjadi satu kerangka berpikir yg sangat membantu kekristenan
saat hendak menyebarkan diri secara luas. Dgn klaim universitasnya, kekristenan
butuh filsafat utk menunjukkan universalitas keabsahan satu kerangka berpikir.
• Filsafat dan Teologi belum dipisahkan secara tegas, meski iman tetap jadi kriteria
terakhir dlm pola pikir filosofis. Pd abad 2, sudah ada pemikir Kristen yg tampil dan
mengklain diri sbg filsuf, mengikuti para pemikir Yahudi helenis (philon). Yustinus
misalnya, dlm apologia kpd kaisar Antonius Pius (th 151), tampil dg gagasan ttg logoi
spermatikoi, yg hubungkan gagasan ini dgn inkarnasi. Dia sebut agama Kristen sbg
‘satu2nta filsafat yg patut dipercaya dan menyelamatkan. Klemens dari Aleksandria
mengutamakan teologi utk melawan mitologi (dia melihat filsafat sbg persiapan org
Yun akan Kristus). Pengertian teologi digunakan utk pembicaraan ttg hakekat Allah,
sementara karya Allah ad extra disebut sbg oikonomia.

• Sejak Origenes, filsafat digunakan utk memperjelas pemikiran dlm teologi; hal ini
berpuncak pd zaman skolastik; Filsafat diperlakukan sbg hamba bagi teologi dan
pewartaan Gereja. Terjadi pergeseran: filsafat tidak lagi memiliki kebebasan yg cukup
utk mengelaborasi dunia pemikiran (sensor teologi dan gereja terlalu kuat). Gereja yg
sebelumnya melihat kreativitas berpikir dlm filsafat sbg hal positif dan
menguntungkan, kini justru berbalik jadi lembaga yg mengekang kebebasan filsafat.
Akibatnya ialah filsafat terpaksa membebaskan diri dari teologi demi eksistensinya
sbg pernyataan daya nalar manusia yg kreatif.

• Zaman Pencerahan: di universitas2 mulai diajarkan banyak subjek (Jerman) dan dari
perspektif humanistik. Teologi tak lagi jadi subjek utama. Universitas2 memiliki
tujuan yg beragam, bukan lagi hanya mendidik calon imam utk gereja2. Teologi
menjadi subjek satu2nya yg memberi basis konfesional kpd universitas2 utk tidak
menjadi sekular. Orang jadi kurang menaruh minat pd teologi, bahkan posisi teologi
di univ2 itu dipertanyakan keilmiahannya. Maka teologi mulai dibedakan dari
banyak disiplin akademis lain yg sdh ditetapkan.

• Teologi dibedakan dgn banyak disiplin akademis lain yg berbicara ttg bidang
subjek yg sama. Perbedaannya terletak a.l., dlm sudut pandang (teologi dipelajari dari
dlm sebuah iman, bukan tanpa iman), dan dalam keterlibatan praktis (Bapa2 Gereja:
teologi tidak dpt dipelajari tanpa praktek iman). Yg lain menghendaki agar teologi
terlibat dlm sebuah tradisi religius dgn melakukan penelitian dan analisis atas
kepercayaan orang akan Allah dan tak perlu atas Allah sendiri.
• Teologi memang harus dibedakan dari disiplin ilmu ini: Ilmu Perbandingan
Agama, Filsafat Agama,Sejarah Agama, Psikologi Agama, Sosiologi Agama. Ilmu2
ini mempelajari praktek atau ide2 historis atau kotemporer dari satu atau beberapa
tradisi religius, dgn memakai sarana/kerangka intelektual yg tak secara khusus terikat
pd sebuah tradisi religius manapun, dan karenanya dipahami bersifat netral atau
sekular.

• Meski dibedakan dari ilmu2 lain, beberapa orang berpendapat bhw karena teologi
termasuk dlm satu disiplin akademis dan diajarkan dlm institusi sprt univ, maka
secara inheren teologi itu bersifat Barat dan sekular. Menurut pdpt ini, karena
pembicaraan ttg agama/Allah dgn menggunakan akal budi, punya awal mula yg
khusus intelektual (berakar pd budaya intelektual Yun-Rom), maka pembicaraan ini
secara aktual membawa serta asumsi yg mendalam yg dpt kita lihat sekarang ini sbg
yg terhubung dgn ide2 yg mendasari sekularisme.

• Ide2 megemukakan bhw diskursus mengenai Allah/agama dgn gunakan akalbudi


menunjukkan kemungkinan adanya sebuah kerangka intelektual atau adanya sejumlah
sarana utk meneliti, membandingkan dan menilai tradisi2. Ide ini memiliki kedekatan
yg kuat pd cara pandang ‘sekular’. Hal ini menjadi cukup jelas dlm pendapat Thomas
Aquinas ttg objek formal dari teologi: ‘semua yg diajarkan dlm ajaran suci (teologi),
dipeetimbangkan dlm pandangan kpd Allah, atau karena berkaitan langsung dgn apa
yg menjadi hakekat Allah atau karena hal itu bersentuhan dgn sesuatu yg bermuara
atau berasal dari Allah. Dari sini disimpulkan bhw Allah merupakan obyek dari ilmu
teologi’.

• Dgn definisi sprt ini maka teologi mengalami kesulitan berhadapan dgn argumentasi
teori ilmu pengetahuan modern yg menuntut keberadaan empiris sbg syarat
keilmiahan sebuah telaah dan dgn demikian prakondisi sbuah bd kajian sbg ilmu.
Meski demikian, di banyak tempat teologi masih dipandang sbg ilmu dan mendpt
tempat di univ.2

• Studi-studi Teologi dlm aneka institusi:

Eropah: tempat utk studi ini adlh univ dan seminari. Gereja2 protestan secara khas
mendidik pelayan2 gerejaninya dlm univ2. Gereja Katolik Roma menggunakan univ
dn seminari utk pendidikan kaum klerus dan awamnya. Namun sekularisasi negara2
Eropa sdh jadi sebab ditutupnya fakultas2 teologi di banyak negara, sementara Gereja
Katolik sdh meningkatkan taraf akademis imam2nya dgn membangun sejumlah
universita’ pontificale (univ. kepausan).

• Di beberapa negara, beberapa universitas yg didana negara, memiliki Departemen2


Teologi (dgn asal usul medieval atau awal-modern), yg dpt memiliki varietas
hubungan, hub formal dgn gereja2 kristen atau dgn tradisi2 religius yg lain.

Departemen2 ini beragam: ada yg memiliki hanya relasi informal dgn institusi religius
(msl.di Inggris), dan ada juga yg formal (Finlandia dan Swedia), dimana tdp univ
negara dgn fakultas2 teologi utk menjadi imam2 Lutheran atau guru dan sarjana
agama, meski mhs2 nya jga bisa ambil karier lain (marketing, business, adminitrasi).

BAB 5 : PERKEMBANGAN ILMU TEOLOGI

Nb. Meski KS memuat aneka teologi namun teologi KS tdk dibicarakan disini. KS digunakan
sbg sumber teologi2: Teol. Fundamental, Sistematik, Praktis (Moral, Hukum Gereja,
Pastoral< pastoral, Liturgi, Homiletik>

5.1. Periode Patristik ( thn. 100-450 AD).

Ini adalah periode yg mengkontekstualkan kekristenan sejak setelah para rasulmati,


sampai abad pertengahan,yg melukiskan hubungan antara Yudaismedan Kekristenan, dan
meneliti pelbagai pokok teologis. Banyak konsep kristen lahir pd masa ini, yg sampai
sekarang dipercaya gereja sbg yg ortodoks dan yg digunakan utk menentang semua konsep
yg sektarian dan heretis.

• Selama dua abad pertama dari periode ini, gereja mengalami penganiayaan oleh
kaisar2 Roma, yg berpuncak pd kaisar Dioklesianus (303) yg menganiaya istri dan
anaknya karena menjadi kristen. Pada masa Konstantinus (321) kekristenan menjadi
agama resmi kekaisaran yg membuat perbedaan dgn situasi sblmnya.

• Beberapa kota dan wilayah menjadi penting pd masa ini: Aleksandria muncul menjadi
pusat pendidikan teologi kristen dgn dua teolog terkenal yakni Klemens dan Origenes;
Antiokhia juga jadi pusat pemikiran kristen dgn teolognya a.l. Yoh. Krisostomus;
Arika Utara bg baratjadi terkenal dgn munculnya teolog mereka Tertulianus, Siprianus
dari Kartago, Agustinus dari Hippo.

• Siprianus tampil dg penegasannya bhw orang yg ada dlm gereja yg murtad harus
dibaptis ulang bila mau masuk kembali ke dalam Gereja, karena menurutnya tidak ada
keselamatan bagi gereja bidaat, kecuali dlm gereja katolik. Katanya: extra ecclesiam
nulla salus. Ecclesia = gereja katolik.

• Periode patristik dipenuhi dgn pelbagai pemikiran teologis yg menunjukkan


perkembangan doktrin kristen. Banyak perdebatan terjadi yg berkisar sekkitar isu
teologis dan filosofis. Masa ini ditandai dgn aneka ragam ajaran dan juga perbedaan
tajam antara Gereja Timur (bhs Yun) dan Gereja Barat (bhs Latin). Selain soal bhs,
juga ada persoalan politik (thn 395 kekaisaran Romawi terbagi dua: Barat dan Timur,
hal mana mempengaruhi pembagian gereja juga: kekristenan Barat/Roma, dan
kekristenan Timur/Konstantinopel/Bizantium; dibagi berdasar posisi laut Tengah;
Thn 410 kota Roma dijarah suku Goth, dan thn 476 kaisar terakhir dipecat).

5.2.Teolog-teolog Terkenal

5.2.1. Bapak-bapak Rasuli: adalah mereka yg memiliki kontak dg rasul Yesus Kristus dan
lewat tulisan2nya (Yun) memberi ladasan tradisi apostolis/rasuli. Mereka mengakui
kewibawaan para rasul yg telah melanjutkan khabar baik secara tepat. Namun tidak semua
Bapa Rasuli mengenal seluruh PB sprt yg kita miliki saat ini. Merekalah Gereja perdana.
Gereja perdana ini berusaha memikirkan dan mempertanggungjawabkan imannya akan
kehadiran Allah dlm hidup, kematian dan kebangkitan Yesus dari Nazareth, berhadapan dgn
pelbagai ajaran palsu yg disebut antikristus. Yohanes merumuskan ajaran ttg siapa Kristus itu
dlm berbagai perumpamaan serentak menunjuk kriteria kekristenan yakni hukum cinta.

• Tulisan2 mereka membahas soal2 yg dihadapi jemaat Kristen pd wkt itu (apa makna
PL utk Gereja Kristen,dan bagaimana penganiayaan yg dihadapi oleh orang2 kristen).
Banyak jemaat yg jadi martir karena mereka tidak mau menyangkal Kristus (msl.
Perpetua, yg percaya bhw akhir zaman sdh dekat, tak mau mbawa sesajian kpd
dewa/i, dibunuh di Kartago awal abad 3).

• Tulisan2 yg ada pada masa ini adlh: Kitab Didache (=ajaran –Yun), Surat Barnabas,
Surat2 dan Kisah Kemartiran Ignasius dr Antiokhia, Surat2 dan Kisah kermartiran
Polikarpus dr Smirna, murid rasul Yohanes, Surat2 Klemens dr Roma, Kitab Gembala
Hermas, Surat kpd Diognetus dan Fragmen Tulisan Papias.

5.2.2. Bapak-bapak Gereja

Adalah para penulis kristen tua, ortodoks dan berpenaruh

• Yustinus Martir (100-165): seorang apologet Kristen terbesar yg menulis utk


melawan Pelagianisme; seorang teolog yg mulai berusaha menghubungkan injil dg
pandangan filsafat Yun; menyebut diri sbg filsuf; belajar fils Plato. Ia melawan
Markion yg berbicara mengenai dua Allah ( Allah PL dan Allah PB).

• Ireneus dari Lyon ( 130-200; berasal dari Asia kecil; diangkat menjadi uskup Lyon,
Prancis Selatan, thn 178). Ia menulis bhw ia mengenal murid Paulus bernama
Polikarpus dari Smirna; terkenal karena tulisannya Adversus Haereses, yg membela
iman Kristen melawan gnostisime; ia memakai KS dan tradisi sbg sumber dlm
berteologi.

• Klemens dari Aleksandria (150-215): seorang penuis utama dari Aleksandria dg


keprihatinan khusus utk menelaah hub. Antara pemikiran Kristen dan filsafat Yunani.

• Tertulianus ( 160-255): figur tama dlm teologi Latin awal, yg hasilkan satu seri
tulisan aologetis yg cukup kontroversial; memiliki kemampuan utk menemukan
istilah2 Latin yg dpt digunakan utk menterjemahkan istilah2 teologis yg sedang
digunakan dlm Gereja Timur berbahasa Yunani

• Origenes ( 185-254): wakil utama sekolah teologi Aleksandria yg terkenal khsusunya


dlm hal hal tafsiran alegoris atas KS, dn dlm hal pengguanaan ide2 Plato dlm teologi
khususnya Kristologi. Dlm menggunakan metode alegoris, dia memang bertolak dari
KS namun diperluas dn diperdalam. Baginya, filsafat berperan sbg prepadeutik
(pengantar). Ia cukup berorientasi pd Neoplatonisme. Dia dikenal pula sbg teolog
terbesar dari Gereja Timur. Banyak tulisan aslinya dlm bhs Yun telah hilang; yg ada
Cuma terjemahannya ke dlm bahasa Latin yg blm tentu tepat.
• Siprianus dari Kartago (+ 258): ahli retorika Romawi dgn kemampuan istimewa yg
jadi kristen sekitar thn 246 dan dipilih jadi uskup Kartago (Afrika Utara) thn 248. Dia
dibunuh thn 258. Tulisan2nya berbicara khusus mengenai kesatuan gereja dan peran
para uskup dlm hal memelihara ortodoksi dan ketertiban.

• Atanasius (296-373): salah satu pembela utama Kristologi ortodoks selama


kontroversi dg Arianisme. Dia diangkat jadi uskup Aleksandria thn 328 namun
kemudian dipecat karena perlawanannya thdp Arianisme. Walaupun dia didukung luas
oleh Gereja Barat, namun karangan2nya baru diakui setelah dia meninggal, pd saat
kosili Konstatinopel thn 381.

• Gregorius Nazianse (329-389): terkenal karena karyanya “Pidato2 Teologis” yg


ditulis sekitar thn 380, dan sebuah kumpulan penggalan dari pelbagai tulisan Origenes
yg diberi nama Philokalia (praktek mistik). Dia juga menulis tulisan2 yg berisikan
pembelaannya atas doktrin ortodoks mengenai Trinitas.

• Basilius dari Caesarea (330-379): dikenal juga sbg Basilius Agung, dan berbasis di
Kappadokia (Turki); dikanl karena tulisan2nya ttg Trinitas, khususnya peran khusus
dari Roh Kudus. Ia dipilih menjadi uskup Caesarea thn 370.

• Gregorius dari Nyssa (330-395): salah satu dari Bapak2 Kappadokia, dikenal karena
pembelaannya yg keras atas ajaran ttg Trinitas dan Inkarnasi, selama abad 4.

• Agustinus dari Hippo ( 354-430): bertobat dan menjadi Kristen di Milano thn 386,
yg kembali ke Afrika Utara dan jadi uskup Hippo thn 395; ia adlh penulis Latin paling
berpengaruh; dia terlibat dlm dua kontroversi utama yakni kontroversi Donatist yg
berpusat pd gereja dan sakramen, dan kontroversi Pelagian, yg terpusat pd rahmat dan
doa. Sumbangan istimewanya utk gereja adlh pandangan ttg Trinitas dan pemahaman
Kristen ttg sejarah. Kaum donatist adlh mereka yg ikut ajaran Donatus (uskup Casae
Nigrae, selatan Numbibia, Afrika Utara) yg katakan bhw Gereja terdiri dari orang2
suci dan sakramen sah bila diterima oleh org suci yg tdk murtad.

• Sirilus dari Alexandria (alhir sekitar 380; terkenal sekitar thn 444): seorang penulis
terkenal, yg menjadi patriarkh Alexandria thn 412 ganti Theophilus. Ia dilihat sbg
teolog Yun terakhir yg punya peran besar, yg terlibat dlm kontroversi ttg pandangan
Kristologis Nestorius, dan hasilkan tulisan2 berisikan pembelaan atas posisi ortodoks
ttg dua kodrat Kristus. Ia melawan Nestorius yg ajarkan bhw Bunda Maria itu adalah
Kristo-tokos dan bukan Theo-tokos. Ia dipercaya oleh uskup Roma Celestinus I utk
memimpin perjuangan melawan Nestorianisme, secara khusus dlm konsili Efesus thn
431. Dlm perlawanan ini, ia tdk hanya tekankan kesatuan hakekat Allah dan hakekat
manusia dlm pribadi YK, tetapi juga kesatuan fisis. Tp ini berbau heresis, maka
kemudian ia menarik kembali ajaran ttg kesatu fisis ini, dgn menekankan bhw Kristus
sungguh Allah dan sungguh manusia, dua natura dlm satu diri. Dia jga melawan
Arianisme, dn org Yhd. Namanya tak terpisahkan dgnprttgan krstologis abad 5 ini.

• Vinsen Lerins ( + 450): teolog Prancis yg tinggal di pulau Lerins; ia melawan


Nestorianisme; terkenal sbg yg menekankan peran tradisi dlm pelbagai usaha
pembaruan doktrin gereja, dan dikenang dengan “Kanon Vinsensian”.

3.4. Kaum Heretik dan perbagai Heresi


5.3.1. Pada masa Bapak2 Rasuli:
Kaum Gnostik: tendensi gnostisisme yg anti materi sudah dihadapi oleh para
penginjil. Tantangan terbesar yg dihadapi Gereja awal adlh gnostisime ini. Maka isi
seluruh PB sungguh tekankan kemanusiaan dan kedagingan Yesus, melawan paham
gnistisisme. Yohanes dicurigai dipengaruhi oleh gnostisime ini oleh pertentangan yg
dibangun Yohanes thdp dunia, namun kalau membaca seluruh injil maka kecurigaan
ini hilang karena Yohanes memperhatikan unsur daging/materi dlm keseluruhan
proses penyelamatan manusia.

• Kata gnostik berasal dari bhs Yun gnosis = pengetahuan. Kaum gnostik adlh cap
yg diberikan kpd para pengajar Kristen dan sekolah2 filsafat yg hidup pd masa
awal Gereja, dan jadi problem utama bagi para uskup pd abad 2 M.
• Kepercayaan mendasar kaum gnostik adlh bhw “dunia materi itu jahat, dan karena
itu harus dilawan”. Selain itu ada 5 kepercayaan lain:
(1). Mereka percaya hanya kpd satu Allah, dan Allah ini sungguh bersifat spiritual dan
transenden (melampaui dunia materi).
Karena dunia materi itu jahat maka Allah pasti tidak menciptakan dunia materi itu.
Dunia materi diciptakan oleh Ilah yg lebih rendah dari Allah, atau Demiurge atau si
jahat/Iblis. Prinsip kejahatan adalah bagian dari Allah yg jatuh.
(2). Jiwa manusia berasal dari percikan substansi spiritual Allah. Manusia memiliki
keilahian karena ia berasal dari Yang Ilahi; dan karena Yang Ilahi itu kekal dan baik
adanya maka jiwa manusia juga adalah kekal dan baik adanya. Jiwa man itu tidak
terciptakan karena jiwa ini adlh percikan yg keluar dari substansi sang Jiwa Kekal
(Allah). Hanya saja jiwa man yg kekal dan baik ini terperangkap/terkurung dlm
daging/materi yg jahat. Kaum gnostik percaya bhw daging/tubuh adlh jahat, dan jiwa
adlh baik. Jiwa man yg merupakan percikan jiwa Ilahi berada dlm penjara dan
kuburan daging/tubuh manusia.

(3). Peristiwa penciptaan dunia materi dan kejatuah man terjadi pd satu ttk peristiwa
yg sama. P ke dlm dosa dan kejahatan karena penciptaan dan Kejatuhan ini membawa
jiwa man telah terperangkap dlm dunia materi. Selama jiwa terperangkapdlm materi
tubuh maka selama itu juga jiwa tunduk pd keinginan daging, dan terus berbuat
kejahatan dan dosa.
(4). Keselamatan terjadi bila jiwa menyadari bhw ia bukanlah milik tubuh, tetapi
milik Jiwa Kekal. Jiwa man harus keluar dari penjawa materi tubuhnya, dan kembali
kpd sang Jiwa Kekal (Allah). Keselamatan hanya diberikan oleh Allah sendiri, yakni
melalui sang Pengetahuan yg keluar dari dalam diri Allah sendiri, dan meresapi
pengetahuan (gnosis) manusia. Keselamatan terjadi melalui gnosis/pengetahuan, yg
telah tertanam dlm jiwa man.
(5). Kaum gnostik yg akhirnya memeluk iman Kristen mengakui bhw Yesus adlh Sang
Pengetahuan yg keluar dari diri Allah utk mengajak jiwa man kembali kpd Allah. Namun
karena materi (tubuh/daging) itu adlh jahat, maka kaum gnostik yg telah jadi Kristen tetap
tidak percaya bhw Yesus adlh Sang Pengetahuan Allah yg menjadi manusia (daging).
Mereka tidak percaya inkarnasi, dan bukan hanya inkarnasi Sang Pengetahuan menjadi
man in I saja yg tidak dipercayai tetapi juga tidak mempercayai penderitaan, penyaliban,
kematian dan kebangkitan tubuh Yesus. Bagi kaum gnostik Kristen, sang Jiwa
Pengetahuan Ilahi itu hanya merasuki tubuh Yesus pd wkt peristiwa pembaptisan di s.
Yordan, dan meninggalkan tubuh Yesus pd saat sebelum Yesus mati di kayu salib. Kaum
gnostik Kristen yg kembangkan pemikiran ini pd masa kemudian disebut sbg kaum
doketist (Yun, dokeo = menyerupai) karena bagi mereka Yesus hanya kelihatan saja sbg
man. Selama hidup di bumi, Yesus hanya berpura-pura mengenakan daging di hadapan
mata para muridnya.
• Montanus (tengah abd 2): mantan imam agama
Pagan di Frigia (Asia kecil), yg kemudian menjadi kristen. Ia menolak otoritas
uskup sbg penerus para rasul; juga menolak kitab2 dan surat2 yg dihasilkan tradisi
rasuli. Ia bahkan menuduh para uskup sbg orang yg menghentikan karya Roh
Kudus, yg telah memenjarakan Roh Kudus dlm kitab2 dan surat2 hasil tulisan
rasuli saja. Ia bahkan menyatakan bhw Gereja2 dan para pemimpinnya secara
spiritual telah mati, dan ia mendeklarasikan dirinya sbg utusan Allah yg membawa
“Wahyu Baru” dan “Kenabian Baru”.
• Montanisme hanya dpt dipahami apabila kita ingat akan perkembangan Gereja pd
wakt itu, sebagaimana diungkapkan dlm buku Dadache: para rasul megingatkan
jemaat kristen utk bisa bedakan antara yg sejati dg yg palsu. Gereja
berkepentingan utk menjaga struktur “Suksesi Rasuli” dan “Ajaran Rasuli”.
“Suksesi Rasuli” (traditio apostolica) adlh term yg tunjukkan bhw bila seorang
uskup bisa melacak bhw tugas imamatnya itu diperoleh dari satu murid atau Rasul
Kristus, maka ia adlh seorang ‘episcopos’ yg sah.
“Ajaran Rasuli” adlh term yg diberikan Gereja purba utk menunjukkan bhw ajaran yg
diberikan episcopos-nya masing2 adlh berasal dari ajaran para murid atau Rasul
Kristus. Ajaran-ajaran ini haruslah sama di setiap wilayah dan di sepanjang waktu.
Iman kepercayaan kristen haruslah diimani sbg iman yg satu dan sama di setiap
Gereja di seluruh muka bumi.
• Gerekan Montanus disebut sbg Kenabian Baru, dimana Montanus melihat diri sbg
paraklet baru, sbg tanda dari akhirat dunia yg mendekat; utk menghadapi akhirat ini
org harus beraskese yg ketat.
• Maximilia dan Priscilla: tokoh perempuan yg cukup berperan dalam hub. Dg
Montanisme ini. Gerakan Montanisme merosot ketika sejumlah ajarannya seperti
ttg parusia ternyata tidak benar. Banyak orang mengikuti Montanus bukan karena
ajarannya tetapi juga karena kemampuannya membuat mukjizat dan meramalkan
kedatangan Kristus bagi para pengikutnya. Ia mengumpulkan orang2 di Papuza
(satu kota di Frigia/Asia Kecil), dan mendirikan sebuah komunitas eksklusif disitu.
• Gnostisime dan Montanisme adlh ancaman internal Gereja (dari sesama umat
kristen)
• Celsus : seorang orator anti-kristen (ancaman external thdp Gereja). Ia menulis
sebuah buku (thn 175 / 180) berjudul “Doktrin Yang Benar: sebuah pembicaraan
melawan kaum Kristen”, utk melawan iman Kristen. Buku ini kemudian dijawab
oleh Origenes (apologet Kristen) dlm tulisan Contra Celsum.
Ajaran yg benar menurut Celsus adlh filsafat Plato, dan seturut filsafat ini: Allah itu
Esa dan Allah bukan pribadi melainkan Idea. Dgn dasar filsafat ini Celsus mengeritik
orang2 Kristen sbg yg tidak monoteistis karena masih percaya lagi pada Yesus (Anak
Allah) sbg Allah, dan percaya pd Inkarnasi yg tidak mungkin bagi Allah karena Allah
tidak bisa berubah dgn meninggalkan eksistensinya.

5.3.2. Dalam Masa Bapak2 Gereja


• Origenes (185-254): ia dpt dilihat sbg heretik dlm pelbagai pemikiran teologisnya.
Exegese KS sering meragukan; ia memberikan interpretasi KS yg besft alegoris dn
bukannya literal, yg menunjukkan banyak kekeliruan teologis. Banyak sarjana
menempatkannya dlm dua kubu: sbg seorang teolog utama, dan seorang heretik.
• ARIUS (260-336): mungkin dilahirkan di Libia thn 26; informasi ttg dia diperoleh
dari tulisan2 para musuhnya; pernah menjadi murid Lukian dari Antiokhia; seorang
pengkhotbah dan penyair yg disukai; pengasal Arianisme, sebuah ajaran heretik ttg
Kristus yg tidak sungguh2 Allah dan tidak sungguh2 manusia (tidak setara dgn Allah,
Dia adlh Demiurg, yg pertama dari ciptaan (=Neoplatonisme).
• Apollinarius (310-390, dari Laodikea): pembela orthodoksi (orthos=benar;
dokein=ajaran; ajaran yg benar/kuno/fundamentalis) yg gigih melawan Arianisme,
tetapi yg pandangannya jatuh ke ekstrim yg berlawanan. Heresi kristologisnya
merupakan over-reaksi thdp Arianisme dimana ia katakan bhw natura Logos
merupakan jiwa dari pribadi Kristus. Pandangannya kemudian dikritik dan dihukum
sbg heresi dlm konsili Konstatinipel th 381 M.
• Theodorus dari Mopsuestia ( 350-428): wakil utama Sekolah Antiokhia yg terkenal
karena karya exegetisnya. Mengikuti Apollinarius ia ajarkan bhw Logos menerima
sebuah kodrat manusiawi tp kemudian bercampur dgn itu shg humanitas ambil bg dlm
divinitas. Ia dihukum sbg heretis dlm konsili Efesus thn 431 dan dlm konsili
Konstantinopel thn 553.
• NESTORIUS ( + 451 ): wakil utama dari Sekolah Antiokhia, yg menjadi Patriarkh
Konstantinopel thn 428. Ia gigih menekankan kemanusiaan Kristus dan menyangkal
keilahian dalam kristus. Ia salah satu heretis Gereja yg menyangkal keilahian Kristus
dan menjadikan Yesus hanya seorang guru istimewa yg diurapi Allah. Ia dgn tegas
menolak penggunaan istilah theotokos utk Maria.
• PELAGIUS ( 354 ): teolog Inggris yg aktif di Roma pd akhir abad 4 dan awal awab 5;
seorang pembaharu moral yg begitu kuat mengakui adanya kehendak bebas sampai
akhirnya ia menyangkal bhw manusia dipengaruhi oleh kejatuhan Adam. Pikirannya
ini menimbulkan konflik dgn teolog Agustinus (yg dgn keras melawannya dgn
tulisan2 yg anti-pelagianisme. Pelagius terkenal sepanjang sejarah sbg salah satu
heretik gereja terbesar dlm hal menyangkal bhw kejatuhan Adam diwarisi oleh semua
turunan Adam.

3.5. Pokok-pokok Khusus


4. (1). Kitab Suci dan Tradisi: teologi Kristen sejak lahirnya, didasrkan pd Kitab Suci.
Namun berbeda dgn Islam, agama Kristen bukan “agama buku” (bukan bentuk
penerusan wahyu Tuhan secara pribadi tetapi kpd umat seluruhnya dlm sejarah umat
tsbt. Kekhasan Kitab Suci dlm proses penjadian, struktur dan maknanya hanya tampak
dlm kaitannya dgn relasi antara sejarah Wahyu Allah di Israel dan dlm diri Yesus dari
Nazareth. Allah menyatakan dirinya kpd umat, dan para penulis KS memberikan
kesaksian ttg itu. Oleh sebab itu KS adlh Sabda Allah dlm bahasa manusia.

Relasi antara Allah dgn umatnya dlm KS dicirikan oleh 3 hal ini:
1. Dialogis dan verbal: Allah menyatakan Sabda dan kehendaknya dlm bentuk bhs man
dan tindakan2 historis.
2. Sosial : sasaran wahyu adlh umat Allah dan keluarga umat manusia.
3. Eskatologis : walaupun di dlm sejarah, Allah menyatakan dirinya kpd man secara
definitif, yakni dlm peristiwa Yesus Kristus.

• Bagaimana “Kitab Suci” didefinisikan? Istilah “kanonik” dipakai utk


menggambarkan mana saja yg dpt dimasukkan sbg KS. Tulisan2 kanonis itu biasanya
terbatas jumlahnya, dan inilah yg diakui Gereja sbg Sabda Allah. Bagi para penulis KS
PB, istilah ‘Kitab Suci’ terutama tertuju pd KS Perjanjian Lama. Sebuah pertemuan
Yahudi thn 90/100AD memutuskan bhw sejumlah buku yg ditulis dlm bhs Yunani
tidak digolongkan dlm kanon Yahudi. Namun tradisi Gereja, meski diragukan oleh
sejumlah tokoh terkenal sprt Hironimus, Atanasius dan Gregorius dr Nazianz, tetap
menerima kitab2 ini dlm kanon. Makanya Gereja Katolik dlm konsili Trente (1546)
menolak sikap protestantisme.
• Tertulianus menyatakan bhw berdampingan dg KS PL ada evangelicae et apostolicae
litterae (tulisan2 evangelical dan rasuli). Atanasius (thn 367) mengeluarkan Surat
edaran yg ke-39 yg dalamnya dicantumkan 27 tulisan PB yg dimiliki oleh orang
Kristen dewasa ini. Beberapa sidone yg menyusul kemudian menegaskan apa yg
dikatakan Athanasius (sprt sinode Roma di bwh Paus Damasus I (382, Hippo Regius
393, Karthago 397 dan 419).
• Bagaimana ke-27 tulisan ini terkumpul bersama sbg yg bersifat otoritatif? Prinsip yg
digunakan adalah recognitio atau ‘pengenalan’, dan bukannya impositio atau
‘pemaksaan’. Gereja tidak menciptakan kanon tetapi mengakui, memelihara dan
menerimanya.
• Lalu bagaimana tradisi berada bersama dgn KS? Selama tahun2 awal Gereja, banyak
doktrin diajarkan oleh Gereja yg nampaknya berdasarkan KS, tetapi sebenranya
merupakan deviasi dari kebenaran Kristen. Dlm konteks dimana kelompok2 kultis
merusakkan kebenaran, penekanan pd peran tradisi menjadi penting. Kata tradisi
berarti yg diturunkan.
• Ireneus menamakannya ‘regula fide’ atau ‘patokan iman’. Patokan iman ini dijaga dan
dipelihara dgn setia oleh Gereja rasuli, dan ditemukan dlm KS. Kemudian tradisi
jadinya berarti ‘sebuah interpretasi tradisional atas KS’. Dgn demikian petokan iman
berarti apa yg umumnya diterima oleh Gereja sbg patokan yg menerima kebenaran KS
dan merumuskan pernyataan, kepercayaan atau pengakuan mengenai kebenaran itu
(seperti Credo Para Rasul). Kata bhs Inggris creed dari bhs Latin credo berarti aku
percaya.
• Pernyataan iman (credo) ini kemudian dikenal sbg ‘confessio’ atau ‘pengakuan’
(seperti pengakuan iman Westmister). Semua ini merupakan apa yg paling utama dlm
kepercayaan Kristen yg harus dpt diterima oleh setiap orang risten sbg sesuatu yg
mengikat. Sebuah credo berbeda dari sebuah confessio karena credo merupakan
sebuah pernyataan yg universal mengenai kebenaran2 iman Kristen yg paling
sederhana.
• Credo Para Rasul adalah sebuah pengakuan iman gereja Kristen yg paling lazim. Ia
terbagi ke dlm tiga bagian yg berhubungan dgn Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
Credo Nicea merupakan sebuah versi lebih panjang yg menekankan pokok mengenai
relasi antara Yesus Kristus dgn Roh Kudus dan juga dgn Bapa.
• Siapa yg memutuskan apakah sebuah tafsiran atas KS itu orthodoks atao tidak
orthodoks? Pd mulanya kekristenan disebaluaskan lewat penerusan ajaran secara oral
(lisan). ‘Tradisi ini menunjukkan unsur2 dasar dari kebenaran Kristen. Ada yg katakan
bhw injil Mateus, Markus dan Lukas didasarkan pd kumpulan2 bahan yg diteruskan
secara lisan sebelum akhirnya ditetapkan dlm tulisan.
• Beberapa ahli katakan bhw 90 % dari isi injil Mateus, Lukas diambil dari injil
Markus. Materi yg sam yg digunakan Mateus dan Lukas kira2 200 ayat panjangnya
dan disebut sbg “Q” ( quelle) atau ‘sumber’. Tidak ada kejelasan jika ‘Q’ sendiri adlh
injil, atau kalau dia berdiri sbg satu sumber tertulis yg terpisah. Ada materi yg hanya
ditemukan dlm injil Mateus yg dinamakan “M”, dan ada materi yg hanya ditemukan
dlm Lukas dan dinamakan “L”.
• Beberapa penulis Gnostik percaya bhw sebuah tradisi oral yg bersifat rahasia sudah
diwarisi lewat para rasul dan ditemukan dlm bentuk terselubung dlm KS. Hanya oran
tertentu yg – yg tahu bagaimana membaca KS ‘secara demikian’ – dpt tahu akan
adanya hal itu dan memahaminya. Gereja mempertahankan KS menentang posisi
Gnostik ini dg menafsirkan KS secara tradisional dlm komunitas iman. Inilah yg
kemudian disebut ‘tradisi’.
• Tradisi dlm artian ini bukanlah satu sumber tambahan pd KS; ia malah merupakan
dasar ajaran KS yg dinamakan “teori satu sumber”.
Ireneus mengemukakan dlm tulisannya ‘Adversus Haereses’ bhw komunitas Kristen
yg hidup memiliki sebuah tradisi penafsiran KS yg tak diakui kaum heretik.
Berdasarkan suksesi historis atas para rasul, para uskup, gembala dan pengajar
menjamin bhw umat mereka tetap setia pd ajaran dan interpretasi mereka.
• Tertulianus juga mengemukakan hal yg sama ketika ia mengatakan bhw orthodoksi
bergantung pada penerusan ajaran para rasul secara historis dan teologis. Kaum
heretik sebaliknya tidak, maka tidak ada petunjuk kontinuitas sprt ini. Tertulianus
menyatakan: “kalau Tuhan Yesus Kristus mengutus para rasul untuk berkotbah, maka
tidak ada pengkotbah selain mereka yg ditetapkan Kristus itu yg harus diterima”.
• Vincent Lerins menemukan ‘patokan’ yg kemudian dikenal dgn nama consensus
fidelium atau kesepakatan kaum beriman. Pada akhir masa patristik ide penafsiran
KS di dlm tradisi yg hidup dalam Gereja Kristen dilihat sbg sebuah penangkis
utama thdp kaum heresi dan sudah jadi bagian dari cara yg diterima dlm membuat
teologi.
(2). Kontroversi Kristologis

• Ajaran tentang dua natura/kodrat dalam Kristus merupakan suvyek yg


kontroversial secara meluas selama masa Patristik. Kesimpulan yg disepakati
adalah bahwa Yesus Kristus adalah sehakekat dgn Allah/Bapa (bersubstansi sama
atau consubstantiale Patri) yg dilukiskan dgn istilah homo-ousios (dari satu
substantia). Dua sekolah teologi memiliki pendapat2 yg berbeda ttg hal ini:
Sekolah Aleksandria menekankan divinitas Kristus, sekolah Antiokhia menekankan
humanitas Kristus. Perdebatan terjadi bertalian dgn kontroversi Arian dlm
menentukan apakah Yesus itu Allah atau makhluk ciptaan. Arius ajarkan bhw
Kristus adlh seorang makhluk ciptaan. Konsili Nicea (325) mengakhiri kontroversi
Arian dgn menegaskan bhw Yesus adalah homo-ousios dgn Bapa (sehakekat dgn
Bapa atau satu substansi dgn Bapa).
• Debat ttg keilahian Kristus terutama terjadi di Gereja Timur. Agustinus misalnya
tak pernah menulis sesuatu secara meluas mengenai kristologi. Gereja Timurlah yg
berjuang melawan heresi2 ttg ini. Dua heresi awal di bd kristologis adalah
Ebonitisme dan Doketisme. Ebonitisme memandang Yesus hanya sbg manusia
biasa, dan Dekotisme mengajarkan bahwa Yesus hanya nampaknya (dokeo)
manusia tetapi sebenarnya tidak. Lalu muncul subordinasionisme yg dimulai oleh
Origenes, yg mengajarkan bhw logos itu subordinat (lebih rendah) thdp Allah.
Namun dari semua heresi kristologis, yg paling komprehensif dan membahayakan
adlh Arianisme.
• Arianisme : Arius mengajarkan bhw Bapa berada lebih dahulu dari Putera;
sehingga dgn itu menempatkan keduanya pd level yg berbeda, dimana Putera lebih
rendah dari Bapa, bahkan dilihat sbg ciptaan, yang lebih tinggi dari semua ciptaan.
Arius menekankan bhw makhluk ciptaan itu tidak dpt mengenal Allah, oleh
karena itu Putera juga tidak mengenal Allah. Selain itu Arius juga mengemukakan
bhw Kitab Suci ‘nampaknya’ mengemukakan keilahian Kristus tetapi
sesungguhnya keilahian itu hanya satu gelar ‘honoris’, yang ingin mengangkat
Yesus ke tingkat yg lebih tinggi dari semua makhluk ciptaan. Karena itu istilah
Putera hanya sebuah metafor/gelar kehormatan utk menekankan tingkat Yesus yg
lebih tinggi dari ciptaan2 lain.
• Athanasius: Ia melawan ide teologis dan ide praktis Arius. Bertentangan dgn
Arius, ia katakan bhw bila Xtus itu ciptaan maka ia tetaplah ciptaan sprt ciptaan
lain, meski Arius tempatkan dia lebih tinggi dari makhluk ciptaan lain. Dan tidak
ada makhluk ciptaan yg dpt menyelamatkan makhluk ciptaan lain, maka tidak ada
ajaran ttg keselamatan. Tetapi orang xten berbakti dan berdoa kpd YK, dan mereka
percaya bhw hal ini adlh kewajiban yg tentu saja tidak akan dibuat bila keallahan
Kristus disangkal.
• Silogisme yg biasa digunakan Gereja utk melawan Arius adlh
1. Tak ada makhluk ciptaan yg dpt menyelamatkan sesama makhluk ciptaan.
2. Menurut Arius YK itu seorang makhluk
3. Karenanya YK tdk dapat menebus manusia.
• Silogisme lain:
1. Hanya Allah yg dpt menyelamatkan
2. YK menyelamatkan
3. Maka YK adlh Allah

Debat berakhir dlm konsili Konstantinopel thn 381 dimana ditegaskan bhw YK itu
sehakekat dgn Bapa, satu substansi dgn Bapa
• Apollinarius: mengajarkan bhw Logos menerima natura manusiawi Kristus sbg
jiwanya; berarti logos berdiam dlm pribadi Yesus dan bukannya pribadi Yesus; dgn
demikian logos dinodai kelemahan daging manusiawi. Walaupun logos menjiwai
jiwa dan budi manusiawi, tetapi natura humana tidak lengkap tanpa Dia. Sebagai
akibatnya, Kristus tdk dpt dikatakan ‘manusiawi secara penuh’.

• Natura divina menerima natura humana dan bercampur dgn itu. Gregorius dari
Nazianze memerangi bidaah ini dgn tegaskan bhw Yesus itu sungguh sepenuhnya
Allah dan sepenuhnya manusia. Kalau Yesus hanya separuh manusia maka tak
mungkin Dia membawa keselamatan.
Sekolah Antiokhia: di sekolah ini, muncul persoalan teologis dan moral
berhubungan dgn Nestorius. Disana semua orang percaya bhw semua manusia itu
jatuh ke dalam dosa dan karenanya membutuhkan penebusan. Pribadi yang dapat
menebus manusia adlh Allah yg menjelma jadi man dlm Yesus Kristus. Namun
pertikaian muncul dgn term theotokos utk Maria. Ketika Nestorius tampil di depan
umum, istilah theotokos sudah diterima umum sbg istilah teologis. YK adalah
Allah.
• Maria melahirkan Yesus Kristus. Karena itu Maria adlh Bunda Allah. Namun
Nestorius tdk dpt memahami ini dari sudut pandang teologis yg diterima umum.
Pikirnya, kalau dikatakan demikian, bgmn dgn kenyataan bhw Yesus menderita di
kayu salib
Apakah dpt dikatakan bhw karena YK adlh Allah, maka Allah menderita di kayu
salib? Hal ini tak mungkin karena persoalan teologis ttg immunitabilitas Allah.
• Nestorius memisahkan betul humanitas Kristus sbg persona humana dari divinitas-
Nya sbg seorang Putera Ilahi. Dgn pemisahan ini, tampil seorg Kristus yg
skhisofrenik (tdk waras). Sirilus dari Alexandria memperjuangkan kebenaran
kesatuan hipostatis dan menulis banyak utk melawan Nestorius. Nestorius
akhirnya dihukum secara resmi sbg heretik oleh konsili Khalsedon.

Anda mungkin juga menyukai