PENDAHULUAN
Karya tulis ini adalah refleksi pelayanan penulis selama 14 tahun melayani di GKMI
Krasak dengan segala suka duka, pengalaman, pendalaman, penghayatan, pengenalan nilai-
nilai menonitee dan usaha-usaha untuk menerapkannya dalam kehidupan baik secara pribadi,
keluarga maupun bergereja dan menggereja. Karya tulis ini juga menjadi salah satu persyaratan
dalam ujian peremtoar untuk kenaikan jenjang menjadi dari pendeta muda menjadi pendeta di
lingkup sinode GKMI.
Dalam karya tulis ini penulis memulai dengan pemaparan tentang sejarah singkat
lahirnya GKMI di Kudus lewat pertobatan Tee Siem Tat dan kemudian menyebar didaerah-
daerah sekitar gunung Muria sampai dewasanya Pos PI GKMI Bangsri di dukuh Krasak
menjadi GKMI Krasak.
Selanjutnya pada bagian kedua berisikan diskripsi pelayanan di GKMI Krasak dengan
segala keunikan-keunikanya serta apa saja yang telah dilakukan demi mewujudkan nilai-nilai
menonitee dalam kehidupan pelayanan bersama. Selajutnya penulis juga memaparkan hasil
penelitian dan analisis berbasis data CSI (Conggregational Systems Inventory) yang murni diisi
oleh 25 orang jemaat GKMI Krasak yang terdiri penatua diaken, aktivis, pengurus komisi dan
beberapa jemaat GKMI Krasak secara objektif. Pada bagian ini penulis melakukan analisis
mendalam dengan SWOT terhadap hasil penelitian CSI yang adalah gambaran utuh dan
sebenarnya tentang pelayanan di GKMI Krasak. Hasil analisis ini juga merupakan sumbangsih
penulis kepada GKMI Krasak dalam bentuk masukan-masukan, kritik dan saran positif yang
berguna untuk terus memajukan pelayanan GKMI Krasak kedepan. Dari analisis CSI dan
deskripsi pelayanan di GKMI Krasak penulis merefleksikannya dalam 2 refleksi yaitu refleksi
teologi pastoral dan refleksi hermeneutis eklesiologi-Biblikal dan kemudian menuangkannya
bersama dalam bentuk strategi untuk mencapai visi dan misi GKMI Krasak kedepan. Bagian
terakhir dari paper ini berisikan keSiempulan serta saran dan masukan dari semua bagian yang
telah dibahas sebelumnya.
Kiranya karya tulis ini dapat menjadi kontribusi bagi pelayanan bersama baik Hamba
Tuhan, Penatua, Diaken dan seluruh komisi yanag ada di GKMI Krasak demi terus menyalanya
pelita kehidupan pemberitaan karya perdamaian Kristus bagi dunia ini.
GKMI Krasak lahir dari sebuah proses panjang dari Pos PI GKMI Bangsri menjadi gereja
dewasa didaerah Krasak, Bangsri Kabupaten Jepara. Tentu saja untuk mengetahui sejarah
berdirinya GKMI Krasak tidak dapat lepas dari sejarah lahirnya Gereja Kristen Muria
Indonesia yang pertama kali muncul di kota Kudus. Lahirnya GKMI dimulai dari pertobatan
seorang warga keturunan Tionghua. Beliau adalah pengusaha yang menjalankan usahanya
di beberapa bidang seperti berdagang alat tulis dan kantor, oli dan dan beberapa usaha lainnya.
Ia termasuk seorang pengusaha yang cukup maju dan bertahan dalam pasang surut ekonomi
masa itu hingga meninggal dunia pada tahun 1940 namanya adalah Tee Siem Tat.
Pada sekitar tahun 1913 Tee Siem Tat terganggu oleh perasaan sakit dalam tubuhnya
yang kian mengganggu sehingga ia merasa bahwa ia sunguh-sungguh sakit. Ia sudah berusaha
mencari pertolongan kemana-mana untuk dapat mengatasi sakitnya tetapi tidak kunjung
1
sembuh tetapi kian parah. Hal ini mendorong istrinya Sie Djoen Nio membantunya untuk
sembuh dari sakit yang dideritanya. Dengan bantuan pamanmya yang tinggal di Kota
Rembang bernama Oei Biauw An yang mengetahui tentang agama Kristen. Saat Te Siem Tat
dean istrinya berkunjung kesana, Oei Biauw An memperkenalkan Te Siem Tat kepada seorang
Pendeta gereja Bala Keselamatan di Rembang asal Ambon yang bernama Letnan Tanuhatu.
Singkat cerita Te Siem Tat mengalami kesembuhan dan imannya makin bertumbuh didalam
Tuhan Yesus Kristus.
Tanggal 6 Desember 1920 2 dirumahnya jalan Panjunan no.11 Kudus bersama 25 petobat
baru, beserta Tee Siem Tat dibaptis oleh Nicolai Thiese. Dan sejak saat itu Injil mulai
berkembang di berbagai kota di sekitar gunung muria. Berbekal relasi keluarga, Tee Siem Tat
1
Penyakit yang diderita oelh Tee Siem Tat adalah sesuatu penyakit yang diketahui atau dapat didiagnosa
oleh kedokteran barat atau juga dapat diselesaikan oleh tabib atau dukun tradisional. Mungkin ada sesuatu hal
yang terjadi dalam kehidupannya (ada tekanan berat akibar terpuruknya perekonomian dan ketegangan
kesukuan dan agama diwaktu bersamaan) atau lingkungannya yang menyebabkan ia sakit. Atau dapat juga
diperkirakan bahwa pada tahun 1918 terjadi wabah influenza sedunia yang juga bisa menyebabkan Te Siem Tat
sakit. Tetapi tidak satupun dari hal-hal ini yang menjadi penyebab utama ia sakit.
2
Tanggal ini kemudian diperingati sebagai tanggal lahirnya Sinode Gereja Kristen Muria Indonesia.
Menjadi pengikut Kristus menjadikan mereka harus siap menerima segala konsekuensi
yakni bersedia meninggalkan tradisi ritual kepercayaan lama. Ini bukanlah hal yang mudah,
dan resikonya mereka diasingkan dalam relasi sosial kemasyarakatan dan pendidikan. Sebagai
minoritas “Cina Putihan” (Tionghwa Kristen) anak mereka tidak dapat sekolah, juga takut ke
gereja sebab diintimidasi dan dipersekusi oleh “ngohow” (preman) utusan “Cina Abangan”
(Tionghwa non Kristen). Kendati demikian, mereka tidak gentar, dan justru dengan sadar
memilih mengundurkan diri dari Tiong Hwa Hwee Koan (organisasi keyakinan leluhur dan
kemasyarakatan di Jepara).
Setelah GKMI Jepara bertumbuh dengan terys bertambahnya jiwa-jiwa baru yang
dibaptis, penginjilan juga dilakukan di daerah-daerah di sekitar Gunung Muria termasuk di
Bangsri. Kebanyakan orang Tionghoa di daerah Gunung Muria pada waktu itu hidup dari
perdagangan baik hasil bumi dari daerah-daerah pedesaan maupun barang kelontong yang
dibutuhkan oleh orang-orang pada waktu itu. disamping bekerja di Kudus, Pati dan Jepara.
Mereka juga melakukan perdagangan di pangkalan-pangkalan di kota-kota kecil termasuk
Bangsri dan orang-orang tua di kota-kota kecil juga memelihara hubungan baik dengan
keluarga para pedagang di kota-kota yang lebih besar.
Salah seorang Pendeta GKMI Jepara bernama Sie Giok Gian memiliki sebuah rumah di
Bangsri, tentu saja ini adalah jembatan yang sangat baik untuk memperkenalkan Injil di
Bangsri. Sie Giok Gian berhubungan dengan seorang Tionghua di Bangsri yang bernama Ang
Mo Djoen. Sie Giok Gian bertobat dan mulai dan mengikuti kebaktian pada tahun 1932 di
Jepara. pada bulan Maret 1933 ia dibaptiskan. Tidak lama kemudian Ang Mo Djoen dari
Bangsri mulai menghadiri kebaktian di Jepara dan 6 bulan kemudian ia bersama dengan 8
orang dari Jepara dibaptis di Kudus.
Pada tanggal 19 Agustus 1934 sebanyak 3 orang dari persekutuan Bangsri dibaptis di
Jepara mereka adalah Ang Mo Siek, Tan Bie Gwan dan Ang Twan Nio. Pelayanan bagi
kelompok baru di Bangsri ini dibagi diantara beberapa orang Kudus yaitu Te Siem Tat, Lie
Jang Tjuwan dan Oei Tjien Gie. Kelompok Jepara yang belum lama memulai pelayanan dan
persekutuannya segera ikut memikul beban pelayanan di Bangsri dan mengutus Sie Giok Gian
dan Sie Liang Ing untuk melayani di kelompok baru di Bangsri. Bagi Tie Siem Tat lebih
mudah berkeliling dan melakukan pelayanan karena ia memiliki kendaraan bermotor
sementara yang lain biasanya hanya memakai sepeda ontel.
Ketika anggota gereja GKMI di Bangsri sedang bersemangat dalam membangun jemaat
GKMI Bangsri mereka harus menghadapi tantangan berat yaitu pada bulan Maret 1942 ada
zaman rayahan yang mengakibatkan beberapa keluarga warga Jemaat Bangsri mengungsi ke
tempat yang lebih aman. Padahal pada waktu itu gedung gereja baru saja selesai dibangun
akibatnya pada tahun 1944 tinggal 15 warga Jemaat. Selama masa pendudukan dan perjuangan
kemerdekaan hubungan dengan kelompok di Bangsri tidaklah mudah tetapi setelah perang
berakhir pelayanan di Bangsri mengalami kemajuan yang cukup baik.
Pada tahun 1949 diadakan Kebaktian bangunan rohani yang dilayani oleh
Dzao Sze Kwan. Lewat kebaktian kebangunan rohani itu beberapa orang bertobat. Dalam
Ibadah itu juga beberapa mukjizat terjadi dan menjadi kesaksian yang luar biasa. Pada tahun
1952 jumlah jemaat Bangsri mencapai 22 orang. Pada tahun berikutnya diadakan kebaktian
ke bangunan rohani lagi dan buah dari kebaktian kebangunan rohani ini sebanyak 20 orang
Oleh karena anugerah Tuhan maka pada tanggal 19 Juni 1968 diadakanlah Ibadah
pembukaan pos perkabaran Injil di Krasak yang dilayani oleh Pendeta Mintardjo yang adalah
Pendeta di Gereja Injili Tanah Jawa Kedung Penjalin. Selain pendeta Mintardjo dari
GITJ Kedung Penjalin, hadir juga Pendeta Sie Giok Gian atau Gombak Sugeng dari GKMI
Jepara, Bapak Sutartono dari GITJ Jepara, Bapak Haryo Handoyo, Bapak dan Ibu Yoe Diam
4
Kie, Pendeta Mesach Krisetya serta kurang lebih 50 orang anggota jemaat GKMI Bangsri.
Jemaat yang ikut dalam Ibadah pembukaan itu terdiri dari warga pribumi dan sebagian lagi
adalah warga keturunan Tionghoa yang bekerja sebagai pengusaha jual beli hasil bumi di
dukuh Krasak. Setelah melewati berbagai pergumulan pada tanggal 7 Desember 1989 pos
pekabaran Injil yang ada di Dukuh Krasak Ini kemudian didewasakan menjadi anggota Gereja
Kristen Mulia Indonesia ke 25.5
Dalam perjalanannya pasang surut juga terjadi dalam pelayanan di GKMI Krasak saat
itu. GKMI Krasak setelah menjadi gereja dewasa pernah memiliki dua pos pekabaran Injil
yang terdapat di Desa Kepuk dan di Desa Guyangan tetapi kedua pos PI tidak tidak dapat
3
Selain dari ketertarikan bapak Moenarko ada hal lain yang menjadi faktor berdirinya pos PI di Krasak.
Ada beberapa orang Tionghua yang tinggal di Dukuh Krasak sebagai pedagang hasil bumi dan palawija.
Mengingat jarak antara dukuh Krasak ke Bangsri lumayan jauh maka beberapa orang Tionghua di Krasak
menyambut baik rencana untuk membuka pos PI di Krasak.
4
Kebaktian perdana ini dapat terlaksana karena ada dukungan yang cukup besar dari majelis jemaat
Bangsri yaitu Bapak Agus Swantoro
5
Tanggal ini juga diperingati sebagai hari ulang tahun GKMI Krasak.
B. DESKRIPSI PELAYANAN
Sebelum lebih jauh melihat situasi pelayanan di GKMI Krasak serta deskripsi pelayanan
terlebih dahulu penulis ingin menyampaikan bahwa GKMI Krasak saat ini dilayani oleh
Majelis Jemaat periode 2019 sampai dengan 2022. Adapun Susunan Majelis Jemaat adalah
sebagai berikut :
Majelis GKMI Krasak periode 2019 sampai dengan 2022 terdiri dari 3 orang Penatua
dan 6 orang Diaken. Ada fenomena menarik yang selalu terjadi dalam setiap periode
kemajelisan di GKMI Krasak yaitu porsi Penatua dan Diaken perempuan selalu lebih banyak
6
Ev E.T Dwi Setyanto 1971-1974. Pada tahun 1974-1978 Dilayani oleh majelis jemaat karena belum ada
hamba Tuhan yang melayani di pos PI GKMI Krasak. Tahun 1978 Pdt Em Nico Raga mulai memasuki masa
pelayanan di GKMI Bangsri, secara otomatis juga ikut melayani juga di Krasak. Pada tahun 1979-1980 dan 1983-
1986 pos Krasak dilyani oleh Bpk F Sudiyono.
7
Pendeta Emiritus Daniel Nicodemus Raga, S.Th memulai pelayanannya sebagai tenaga orientasi di GKMI
Bangsri pada 01 Februari 1978 dan kemudian dilantik sebagai Pendeta Muda 1981. Setelah itu Pdt Em Nico Raga
sempat melayani di Jakarta, tetapi kemudian dipanggil kembali untuk melayani jemaat GKMI Krasak dan dilantik
sebagai Pendeta bersamaan dengan didewasakannya Pos PI GKMI Bangsri yang ada di Dukuh Krasak menjadi
GKMI Dewasa dengan nama GKMI Krasak sebagai anggota ke-25 Sinode GKMI yang dilaksanakan pada tanggal
07 Desember 1989.
8
Dalam pengamatan penulis pelayanan di GKMI Krasak justru lebih dominan dilayani oleh kaum
perempuan. Hal ini terbukti dengan komposisi personil dalam kemajelisan yang selalu lebih banyak ditempati
oleh kaum perempuan. Selain itu komisi perempuan juga menjadi komisi yang paling aktif berkegiatan di GKMI
Krasak dibandingkan dengan komisi pria.
9
Dari sini penulis dapat melihat satu nilai menonitee dalam hal. Dimana kaum anabptis berusaha untuk
mempertahankan tradisi “multisuara dan kepemimpinan yang konsultatif” (Buku “Anabaptis yang telanjang” hal
123-126) menurut penulis ini menjadi hal baik untuk terus dipertahankan dalam pelayanan bersama. Sebab
bagi kaum Anabaptis menolak kepemimpinan tunggal yang berpotensi menjadi kepemimpinan yang otokratik.
Kepemimpinan Konsultatif ini dapat dilakukan dengan berbagai cara sehingga dapat memastikan bahwa setiap
suara didalam komunitas dapat didengarkan sekalipun itu suara yang minoritas. Dalam hal masa jabatan majelis
jemaat menurut Tata Gereja Sinode GKMI Hanya berlangsung salama 3 tahun dan setelah itu harus dipilih
kembali dalam pemilihan majelis jemaat. Terkesan keputusan yang diambil melanggar Tata Gereja Sinode GKMI.
Tetapi apa yang terjadi dalam periode kemajelisan tahun 2019-2022 adalah kejadian yang tidak biasa. Penulis
menyadari bahwa kemungkinan konflik itu terjadi jika keputusan memperpanjang masa jabatan majelis jemaat
periode 2019-2022 memang tidak sesuai dengan Tata Gereja Sinode GKMI. Untuk itulah penulis mencoba untuk
mendiskusikan serta mengkosultasikan usulan tersebut untuk mendapat feedback dari beberapa orang.
Ternyata feedback yang didapatkan penulis sangat baik. sehingga pada akhirnya diputuskan bersama-sama
dengan seluruh jemaat GKMI Krasak bahwa masa bakti majelis jemaat GKMI Krasak diperpanjang sampai bulan
Oktober tahun 2023.
1. Departemen Ibadah
Departemen ini bertugas untuk mengatur seluruh jalannya Ibadah 10 di GKMI Krasak
baik untuk Ibadah umum dan juga Ibadah-Ibadah Tengah Minggu dan Ibadah-Ibadah lain
yang ada dalam lingkup pelayanan di GKMI Krasak. Adapun Ibadah-Ibadah rutin yang
dilaksanakan di GKMI Krasak adalah sebagai berikut :
Ibadah Raya Minggu Pagi adalah Ibadah rutin yang dilakukan di GKMI Krasak.
Ibadah ini dilakukan jam 06.30 WIB Ibadah Raya Minggu pagi ini dihadiri rata-rata
11
60 sampai 80 orang setiap minggunya, dalam Ibadah Raya Minggu pagi ini oleh
1 orang liturgos dan didampingi oleh singer. 12 Tugas dari Liturgos 13
adalah
memimpin jalannya liturgi Ibadah dan juga sekaligus menjadi pemimpin pujian dan
penyembahan dalam Ibadah tersebut.
Selain itu di dalam Ibadah Raya Minggu Pagi, dalam liturgi anggota jemaat
juga dlibatkan untuk menjadi pendoa syafaat jadi dalam hal ini Pendeta hanya
bertugas untuk melayani Votum dan Salam, Pelayanan Firman dan memimpin
Pengakuan Iman Rasuli dan Berkat Rasuli.
10
dalam hal ini yang dimaksudkan dengan kegiatan Ibadah adalah kegiatan Ibadah rutin atau Ibadah
reguler yang dilakukan bersama-sama yang melibatkan semua komponen yang ada di dalam pelayanan bersama
di GKMI Krasak baik itu Ibadah hari Minggu maupun Ibadah Ibadah yang lain yang dilakukan secara komunal baik
itu yang dilakukan di gereja ataupun di rumah-rumah jemaat dan juga di tempat-tempat lainya.
11
Stelah masa pandemi jumlah jemaat yang hadir bertambah. Ada beberapa jemaat baru yang datang
untuk beribadah di GKMI Krasak. Hal ini membuat majelis memutuskan untuk menambah 4 kursi panjang baru
karena beberapa kali ibadah kursi sudah tidak lagi cukup.
12
Untuk para singer yang mendampingi liturgos biasanya akan dipilih sendiri oleh liturgos yang bertugas
pada saat itu yang jumlahnya antara 2-4 orang.
13
Yang bertugas untuk menjadi Liturgos GKMI Krasak melibatkan semua komisi yang ada di GKMI Krasak.
Selain dari liturgos yang secara mandiri ditentukan oleh majelis jemaat, ada juga Liturgos yang diserahkan
kepada komisi untuk menetukan wakilnya menjadi Liturgos untuk Ibadah Raya Minggu Pagi.
14
Salah satu perubahan mendasar yang terjadi di GKMI Krasak adalah persembahan. Dulu ketika penulis
mulai masuk sebagai Tenaga Orientasi di GKMI Krasak model persembahan masih dipungut atau dengan kata
lain ada petugas persembahan yang akan mengedarkan kantong persembahan setelah petugas doa
persembahan berdoa. Sekarang kantong persembahan tidak lagi diedarkan melainkan dibuatkan amplop
persembahan dan kotak persembahan dimana setiap jemaat dapat memasukan persembahan secara mandiri
baik sebelum ibadah dimulai ataupun setelah ibadah selesai. Adapun untuk doa persembahan akan sekaligus
didoakan oleh pelayan doa syafaat. Ada kisah yang sesungguhnya menarik mengapa persembahan di Ibadah
Raya minggu pagi diubah dari kantong persembahan yang diedarkan menjadi kotak persembahan bermula dari
sharing penulis dengan seorang jemaat sepuh yang sekarang telah meninggal. Ia bercerita bahwa seringkali ia
memasukan tangan kosong kedalam kantong persembahan. Bukan untuk mengambil uang dalam kantong
persembahan tersebut, melaikan ia malu dan merasa seperti “ditodong” oleh kantong persembahan yang
diedarkan tersebut. Ditambah lagi orang yang duduk dikiri dan kananya adalah orang-orang yang secara
ekonomi cukup mapan dan selalu memberi persembahan setiap minggunya. Jemaat ini adalah jemaat biasa,
sudah lanjut usia,tinggal sendiri dan tidak punya pekerjaan tetap. Sehingga secara ekonomi dapat dikategorikan
miskin. Karena itulah ia lebih sering memasukan tangan kosong kedalam kantong persembahan daripada
memasukan uang kedalam kantong persembahan. Penulis sudah terus berusaha meyakinkan jemaat tersebut
untuk tidak malu jika belum dapat memberikan persembahan. Tidak perlu memasukan tangan kosong kedalam
kantong persembahan. Tetapi hal tidak berhasil. Praktek itu terus berlangsung sampai sekian lama. Penulis
merasa perlu untuk memikirkan bagaimana solusi agar jemaat ini tidak merasa malu jika tidak memberikan
persembahan. Penulis akhirnya memberanikan diri untuk mengusulkan kepada Majelis Jemat GKMI Krasak
untuk meniadakan kantong persembahan yang diedarkan dan membuat kotak persembahan dengan alasan
seperti yang penulis diungkapkan. Awalnya masih terjadi perbedaan pendapat. Ada yang setuju ada yang tidak.
Yang tidak setuju beralasan bahwa nanti kalau tidak diedarkan nanti jumlah persembahan jadi berkurang. Tetapi
penulis terus meyakinkan majelis jemaat bahwa hal ini baik untuk dicoba. Akhirnya diputuskan bahwa
persembahan akan diselang seling. Minggu pertama, ketiga dan kelima tetap persembahan akan dipungut
sedangkan minggu kedua dan keempat akan dimasukan mandiri kedalam kotak persembahan. Ternyata hal ini
Untuk menayangkan lagu-lagu baik itu lagu PPR ataupun lagu-lagu rohani
kontemporer anak-anak Komisi Anak dan pemuda remaja dilibatkan untuk menjadi
berjalan dengan baik. ternyata persembahan tidak menyusut melainkan tetap sama dan cenderung bertambah.
Melihat hal ini akhirnya 4 bulan setelah persembahan full dimasukan kedalam kotak persembahan tanpa
dipungut.
15
Tentu saja semua lagu rohani kontemporer yang dapat dinyanyikan juga perlu diseleksi dengan
seksama terutama lirik-lirik lagu yang sekiranya bertentangan dengan nilai-nilai menonitee. Penulis pernah
meminta liturgos untuk mengganti lirik lagu yang akan dinyanyikan di Ibadah Raya Minggu Pagi, karena menurut
pemahaman penulis lirik lagu tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai menonitee yang memilki tingkat
kepedulian sosial yang tinggi terhadap kaum yang tertindas, susah dan termarjinalkan. Lagu rohani tersebut
berjudul tertawa. Pada bagian akhir dari lagu itu berbunyi demikian “ walau sana sini situ pusing semua orang
sudah tetapi kita kan tetap tertawa” sepertinya lirik lagu seakan-akan kita tertawa diatas kesusahan orang lain.
Penulis akhirnya mengusulkan agar lirik lagunya diganti dari kalimat “kita kan slalu tertawa” menjadi “tetapi kita
slalu diberkati” hal ini diterima baik oleh liturgos dan bersedia lirik lagunya diubah dan dinyanyikan bersama
dengan umat di Ibadah Raya Minggu Pagi GKMI Krasak.
16
Pujian menjadi salah satu elemen penting dalam peribadatan sehingga kita perlu dengan sungguh-
sungguh mempersiapkannnya dengan baik. Agar lagu-lagu PPR 1 dam PPR 2 tidak terkesan jadul dan ketinggalan
zaman, penulis kemudian berusaha untuk mengaransemen lagu-lagu PPR menjadi lebih modern. Hal ini
dirasakan berdampak baik bagi suasana Ibadah Raya Minggu Pagi dan diapresiasi oelh jemaat, sehingga
kecintaan akan lagu-lagu PPR tetap ada dan tidak sampai terlupakan.
17
Dalam salah satu sesi pembekalan ragam disiplin spiritaulitas yang disampaikan oleh Pendeta Nindyo
Sasongko sesungguhnya dalam ragam spritualitas setiap orang dapat mengembangkan cara untuk pertumbuhan
spiritualitasnya. salah satu contoh ada yang dapat menikmati pujian yang sukacita, dengan full band ada juga
yang dapat menikmati pujian kepada Tuhan dengan suasana syahdu dengan hanya piano saja dalam mengiringi
suatu ibadah sehingga kita harus dapat mengakomodasi pertumbuhan umat dalam rangka memenuhi ragam
disiplin spiritualitas umat yang dilayani.
Ketika pandemi covid-19 melanda dunia dan Indonesia termasuk juga dialami
oleh Gereja GKMI Krasak. Hal ini praktis sangat berdampak kepada seluruh aktifitas
yang dilakukan di gereja. Akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat,
Akhirnya majelis jemaat GKMI Krasak memutuskan untuk melakukan ibadah yang
dilakukan secara online pada tanggal 29 Maret 2020.
Awalnya membutuhkan usaha yang lebih keras karena belum terbiasa untuk
melakukan ibadah dengan model online. Bersyukur penulis diberikan talenta oleh
Tuhan kemampuan mengoperasikan komputer, tehnik editing, tehnik pengelolaan
audio recording sederhana dan penunggahan ke youtube, sehingga persoalan ibadah
secara online dapat segera teratasi.18 Penulis juga melibatkan beberapa anak muda
untuk terlibat dalam proses persiapan ibadah secara online.
b. Doa Pagi
Doa pagi di GKMI Krasak diadakan setiap hari selasa jam 5:30 pagi dan
biasanya dihadiri 5-7 orang. Jumlah kehadiran yang sedikit ini disebabkan oleh
18
Awalnya persiapan ibadah online dilakukan dengan peralatan berupa kamera sederhana yang dipinjam
dari anggota jemaat. Dalam perjalanannya dirasa perlu gereja memiliki kamera sendiri. akhirnya diputuskan
untuk membeli kamera video yang digunakan untuk keperluan pelayanan ibadah secara online.
c. Ibadah Keluarga
Ibadah keluarga di GKMI Krasak diadakan setiap hari rabu minggu pertama
dan minggu ketiga setiap hati rabu jam 07:00 WIB. Ibadah keluarga yang
dilaksanakan dibagi menjadi 2 kelompak berdasarkan letak tempat tinggal yang
berdekatan. Dulu pertama kali penulis melayani di GKMI Krasak, Ibadah keluarga
hanya ada 1 kelompok. Dalam perjalannya beberapa masalah muncul karena ada
keluarga yang mengalami kesulitan tempat atau rumah yang ditempati kecil
sehingga tidak mampu menampung seluruh jemaat yang datang.
Selain itu juga ada masalah sehubungan dengan penyediaan konsumsi untuk
ibadah. Untuk itulah penulis mendiskusikan dengan majelis jemaat. Setelah
didiskusikan maka diputuskan untuk membagi ibadah keluarga menjadi 2
kelompok yang lebih kecil. Harapannya dengan terbaginya 2 kelompok ini dapat
memberi solusi bagi problem yang ada. Penulis sendiri menghadiri dan melayani
ibadah bergantian disetiap kelompok.
Dengan pembagian kelompok ini diharapkan sebagai tempat untuk melatih
para pengkhotbah awam yang dapat memimpin ibadah dan juga melayani firman.
Sebab dari pengalaman yang ada, tidak semua orang berani membawakan firman
Tuhan atau bersaksi didepan orang banyak. Selama masa covid merebak, ibadah
keluarga ini praktis berhenti dan sampai masih belum diaktifkan lagi.
Ibadah pendalaman Alkitab dilakukan setiap hari rabu minggu kedua dan
keempat. Dalam ibadah Pendalaman alkitab ini ditujukan agar pemahaman jemaat
Ibadah malam puji dan sabda ini dilakukan pada hari rabu minggu kelima.
Ibadah ini diadakan untuk menghidupkan semangat memunji dan menyembah
Tuhan. Dalam ibadah ini lebnih dititikberatkan kepada Pujian dan Penyembahan
yang akan diselingi dengan pemberitaan firman Tuhan dialamnya. Puji-pujian yang
dipakai biasanya adalah lagu-lagu rohani kontemporer. Tetapi juga beberapa kali
dalam ibadah malam puji dan sabda ini penulis menggunakan semua lagu diambil
dari buku PPR 1 dan 2 yang kemudian di aransemen ulang dengan musik yang
lebih kekinian. Ibadah malam puji dan sabda ini juga kadang dihadiri oleh beberapa
jemaat dari gereja tetangga. Seperti halnya ibadah-ibadah lainnya yang masih
belum aktif, ibadah malam Puji dan Sabda ini juga masih belum berjalan.
f. Ibadah Khusus
Selama kurun waktu 2009 – 2023 penulis telah mengikuti 10 kali ibadah
19
pemberkatan pernikahan yang dilakukan di GKMI Krasak dari 10 pasangan
yang diberkati di GKMI Krasak, penulis dilibatkan dalam proses katheketsasi
pernikahan untuk 3 pasangan. Sementara 6 pasangan lainnya dilayani oleh
Pdt Em Nico Raga dan Pdt Yohanes Prapto Basuki dan 1 pasangan telah
dikatheketsasi digereja asal calon suami yang adalah anggota jemaat GKJ
Tanggerang.
Selain melayani katheketsasi Penulis diberi tugas oleh penatua diaken untuk
20
mempersiapkan liturgi ibadah, musik, dekor dan para pelayanan yang akan
melayani Ibadah pemberkatan pernikahan. Buku yang dipakai untuk katheketasi
pernikahan adalah buku pendamping layanan pernikahan terbitan sinode GKMI
21
dan juga beberapa suplemen lainnya untuk menambah wawasan bagi calon
pengantin untuk terus menghidupi komitmen sebagai suami istri belandaskan
firman Tuhan sebagai satu-satunya sumber kebenaran yang harus dipelihara dalam
kehidupan berumah tangga 22
19
Dari 10 pasangan yang menikah di GKMI Krasak ada 2 pasangan yang akhirnya harus bercerai. Ini
tentusaja menjadi pukulan yang kuat bagi penulis, Penatua dan Diaken. Dari pengamatan penulis faktor pemicu
dari retaknya hubungan suami istri yang berakhir dengan perceraian adalah perselingkuhan dan masalah
ekonomi. Proses pendampingan dan pastoral judah dilaksanakan dengan sekuat tenaga baik dalam doa,
konseling pribadi. tetapi ternyata tidak mammpu menyelamatkan bahtera rumah tangga. Ini menjadi beban
tersendiri bagi penulis yang terus akan digumulkan agar kedepan tidak akan adalagi perceraian yang terjadi
dalam keluarga-keluarga Kristen baik di GKMI Krasak sendiri maupun di gereja-gereja yang lain.
20
Bersyukur untuk saat ini dekor sudah penulis serahkan pada jemaat yang dulu ikut membantu penulis
mengerjakan dekorasi, sekarang sudah bisa mengerjakan sendiri bahkan dekorasinya lebih baik dari yang
penulis buat.
21
Bagian Aku dan Keluargaku dari buku aku dan Aku terbitan Pustaka Muria.
22
Selain ada 2 pasangan yang telah resmi bercerai secara hukum negara, masih ada 1 pasangan lain yang
sedang bergumul untuk pemulihan bagi keluarganya. Penulis terus mendoakan kiranya pasangan ini kembali
dipulihkan oleh Tuhan. Selain dari kegagalan 2 pasangan mempertahankan keluarganya, ada 1 cerita bahagia
dimanasatu keluarga yang sudah diambang perceraian dengan berkat pertolongan Tuhan penulis dan ketua
majelis jemaat, berhasil menyelamatkan hubungan pasangan ini dari perceraian. Setelah gugatan peceraian
dicabut dipengadilan, pasangan ini kemudian kami ajak untuk kembali memeperbaharui janji pernikahannya di
Gereja. Puji Tuhannya hari ini keluarga ini betul-betul dipulihkan oleh Tuhan dan hidup dalam kebahagiaan yang
luar biasa.
Ibadah bulan keluarga sinode yang biasanya jatuh pada bulan Juli juga
diperingati di GKMI Krasak. Untuk ibadah bulan keluarga ini biasanya yang akan
melayani ibadah mulai dari liturgos, singer dan pendoa syafaat akan dilayani oleh
beberapa keluarga yang memiliki hubungan kekeluargaan. Selain itu ada beberapa
variasi ibadah yang dilakukan antara lain ibadah pembaharuan janji pernikahan,
dan ibadah penutupan bulan keluarga. 23
23
Ibadah penutupan bulan Keluarga GKMI Krasak yang dilakukan selama 3 hari 2 malam di Griya Asisi
Bandungan tanggal 29-31 Juli 2022 menjadi catatan sejarah bagi perjalanan kehidupan berjemaat di GKMI
Krasak. Mengapa disebut bersejarah? Yang pertama karena inilah untuk pertama kalinnya GKMI Krasak
melaksanakan ibadah penutupan bulan keluarga dalam bentuk ret-ret. Yang kedua untuk pertama kalinya GKMI
Krasak melaksanakan Ibadah Raya Minggu Pagi tidak digedung gereja tetapi di tempat ret-ret tersebut
yang ketiga kegiatan ret-ret ini mendapat respon yang sangat baik. hal ini terbukti 90% anggota jemaat GKMI
Krasak mengikuti ibadah ret-ret tersebut.
Komisi Anak Eirene adalah salah satu komisi yang ada dibawah naungan PWG.
Komisi ini sekarang keranggotkan kurang lebih 15 anak dari rentang balita sampai
dengan kelas VII. Ibadah Komisi Anak saat ini pasca pandemi covid 19 dilakukan
pada setiap hari Minggu pagi jam 08:00 WIB. Kebaktian Komisi Anak ini dilayani
silih berganti oleh 11 Pendamping Anak. Pelayanan Komisi Anak sesungguhnya
sementara dalam rintisan menjadi komunitas Gereja Anak-anak dengan sebutan
Gen-B atau Generasi bintang. Diawal-awal pelayanan di GKMI Krasak penulis
terlibat aktif dan penuh dalam pelayanan di Komisi Anak Eirene. Ada banyak
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan Komisi Anak menjadi
Gereja Anak. 24
Guna pembinaan iman kedalam bahan ajar yang dipakai dulu adalah Menno si
Pendamai, tetapi ada beberapa masukan yang menjadi pertimbangan yang telah
diusulkan juga pada waktu konfrensi Guru-Guru pendamping Anak di Surabaya
beberapa tahun yang lalu, bahwa materi Meno si Pendamai terlalu berat bagi para
pendamping anak di GKMI Krasak. Perlu direvisi kembali agar lebih mudah
digunakan. Tetapi dengan berjalannya waktu buku Menno si Pendamai sampai saat
ini tidak lagi terbit sehingga Komisi Anak Eirene memutuskan untuk menyusun
sendiri materi pengajaran di Komisi Anak Eirena.
Selain itu Komisi Anak juga pernah diberikan kesempatan oleh majelis jemaat
untuk melayani dalam Ibadah Raya Minggu Pagi. Guna meningkatkan kesadaran
anak-anak akan kepedulian kepada sesama beberapa kali hadiah natal yang
seharusnya anak-anak terima diberikan kepada anak-anak lain yang membutuhkan.
Untuk menjadi Terang Kristus diluar, Penulis menginisiasi Gelar Budaya
Nusantara Lintas Agama Anak Indonesia dalam rangka memperingati hari
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Sumpah Pemuda Kegiatan ini dilaksanakan
24
Dalam rentan waktu yang dalam pengamatan penulis gereja kurang memberi perhatian kepada Komisi
Anak . Hal ini terbukti dari tempat ibadah yang diberikan serta semua fasilitasnya berbeda sekali dengan yang
didapatkan di Ibadah Raya Minggu Pagi, mulai dari Ruangan ibadah yang terpisah dengan hanya kipas angin
sementara ibadah umum dengan full AC. Ibadah Raya dengan full band sementara sekolah Minggu yang hanya
diiringi dengan gitar kadang ada pengiringnya dan tkadang juga tidak ada. Akhirnya penulis mengcoba
menginisiasi ibadah Komisi Anak Eirene menjadi Gereja Anak dengan menggunakan fasilitas yang sama dengan
Ibadah Raya. Satu bulan sekali setiap Minggu Sore jam 16:00 diadakan Gereja Anak dengan ada pemimin pujian
dan pemain musik full band. Kadangkala Komisi Anak juga mengadakan ibadah Gereja Anak dengan
mengundang beberapa Komisi Anak dari beberapa gereja tetangga. Sejak masa pandemi Kebaktian Gereja Anak
sekarang hanya berlangsung setiap Hari Minggu pagi jam 08:00 WIB. Ibadah Sore belum kembali seperti semula.
Ibadah Koper Maria dilaksanakan pada setiap hari Kamis jam 18:00 WIB.
Ibadah Koper Maria ini dihadiri antara 8-12 orang. Ibadah dilayani silih berganti
25
Ruditanto, Panduan Hidup Dalam Komunitas Yesus (Semarang: Pustaka Muria, 2009), hlm. 120.
26
Istri dari penulis yang sekaligus menjadi ketua Koper Maria periode 2019-2022
27
Koper Maria beberapa Tahun lalu penulis membentuk dan melatih grup Band yang personnilnya
digawangi oleh Ibu-Ibu anggota Koper Maria. Beberapa kali bersama penulis ikut melayani dalam TPMS Sinode
maupun TPMS PGMW IV. Band ini beberapa waktu belakangan vakum diakibatkan oleh salah satu personilnya
yang memainkan alat musik bass guitar meninggal akibat terpapar covid 19. Kedepan penulis akan kembali
menghidupkan grup band ini dengan mencari dan melatih pemain bass guitar baru untuk menggantikan pemain
bass yang telah meninggal dunia.
28
Selain paduan suara Koper Maria, saat ini penulis sedang membangun paduan suara gabungan antara
Koper dan Komisi Bapak. Paduan suara ini sudah beberapa kali melayani ibadah dalam bentuk persembahan
Pujian pada Ibadah Raya Minggu Pagi. Sampai saat ini paduan suara gabungan ini masih belum memiliki nama.
29
Posbindu adalah singkatan dari Pos Pembinaan Terpadu yang adalah program kemitraan antara
pemerintah dalam hal ini PUSKESMAS dengbn lembaga swadaya masyarakat yang bertujuan untuk deteksi awal
PTM (Penyakit Tidak Menular yang menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat sekarang ini. Penyakit
Tidak menular itu adalah Diabetes, Darah Tinggi, Kolesterol dan Asam Urat. Harapannya dengan Pobindu ini
Gereja dapat membantu masyarakat yang terindikasi mengidap PTM ini untuk menggendalikan dampak akibat
penyakit tersebut. Jika belum terlalu parah maka Posbindu dapat membantu mengedukasi masyarakat untuk
memiliki dan menjaga pola hidup yang sehat. Setiap bulan warga masyarakat yang terdaftar akan diperiksa
secara berkala oleh anggota koper yang telah dilatih di PUSKESMAS sebelum terjun menangani anggota
masyarakat lewat pelayanan POSBINDU. Pelayaan posbindu meliputi, pengecekan tekanan darah, pengecekan
kadar gula darah, koletserol dan asam urat. Jika dalam pemeriksaan terindikasi kadar gula darah, kolesterol,
asam urat dan tekanan darah tinggi maka petugas posbindu akan memberi rekomendasi untuk ditindaklanjuti
c. Komisi Bapak
Komisi Bapak adalah komisi paling muda kurang lebih 3 tahun lalu terbentuk
di GKMI Krasak. Komisi ini belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini diakibatkan
oleh para anggotanya adalah kaum bapak yang sibuk dengan segala pekerjaannya
masing-masing. Sudah beberapa kali dilakukan ibadah yang dilakukan 1 kali dalam
sebulan yaitu minggu pertama. Tetapi kemudian terhambat dengan adanya pandemi
covid 19. Sekarang komisi Bapak lebih sering berkumpul dalam bentuk yang
informal, dimana didalamnya dapat saling ‘sharing tipis-tipis’ kata generasi
sekarang tentang kejadian-kejadian diseputar hidup, hobi dan pekerjaan yang
digeluti. Sharing tipis-tipis ini juga disertai dengan ngopi bareng dan makan-makan
bersama. Belakangan ini komisi bapak memiliki kebiasaan baru yaitu suka
mengunjungi jemaat yang sakit. Ini adalah hal yang sangat baik. kepedulian yang
baik ini menggambarkan bagaimana iman dan kehidupan kerohanian sedang
bertumbuh kearah yang lebih baik. dengan demikian diharapkan terang kehidupan
kaum bapak tidak akan menjadi redup dan padam tetapi terus mampu menerangi
semua orang. Baik bagi sesama saudara seiman maupun bagi orang lain yang ada
disekitarnya.
oleh petugas kesehatan di PUSKESMAS Bangsri. Tetapi setelah pandemi datang kegiatan POSBINDU ini untuk
sementara dinonaktifkan.
Kompera Eklessia adalah komisi gabungan antara pemuda dan remaja. Ibadah
dilaksanakan setiap hari sabtu jam 19:00. Penulis mendapat jadwal pelayanan paling
sering dikomisi ini kadang 2-3 kali dalam 1 bulan. Ibadah pemuda remaja dipimpin
oleh liturgos dan doa syafaat juga dilayani oleh anggota Kompera. Tingkat kehadiran
30
rata-rata 8 orang. Dalam usaha untuk terus membangun pertumbuhan iman di
Kompera penulis terus menbangun pemuridan dan mengkaderisasi anak anak muda
untuk dapat melayani dengan sungguh-sungguh. Kompera Eklessia juga terlibat
aktif dalam berbagai pelayanan di GKMI Krasak bahkan dalam ibadah-ibadah
khusus juga diberi kepercayaan untuk terlibat penuh dalam kegiatan tersebut.
Agar terang kasih Kristus terus menyala dapat terlihat oleh orang lain maka
penulis dan kompera bersama-sama menginisiasi kegiatan kemah di Pantai Pailus.
sekaligus melaksanakan kegiatan bersih-bersih pantai dari sampah. Selain itu
beberapa tahun belakangan ini didaerah Kedung Mulyo dimana didaerah ini ada
GITJ Kedung Mulyo yang sebagian anggota jemaatnya bertani mengeluhkan banjir
bandang yang terjadi diareal persawahan desa Kedung Mulyo yang seringkali
menyebabkan gagal panen. Banjir bandang yang terjadi di daerah kedung mulyo
diakibatkan oleh kerusakan lingkungan didaerah hulu sungai dimana pohon-pohon
ditebang dan lereng-lereng bukit menjadi gersang.
Penulis kemudian mengajak anak-anak Kompera untuk bersama-sama
menanam pohon sengon dan beberapa jenis pohon lainnya didaerah Kali bening
yang adalah hulu sungai yang mengalir sampai ke daerah Kedung Mulyo. Hal yang
dilakukan oleh kompera mungkin dalam jangka waktu dekat belum dapat terlihat
hasilnya, tetapi minimal telah mengajarkan kepada mereka mencintai alam
lingkungan yang dipercayakan untuk kita kelola dengan baik dan bijak sebab kita
sebagai manusia hanyalah pengelola ciptaannya bukan pemilik. 31 Ini juga adalah
salah satu nilai yang dihidupi dalam tradisi gereja menonitee.
30
Ini adalah masalah klasik yang dihadapi oleh gereja-gereja di pedesaan. Rata-rata anak-anak setelah
minimal SMP akan melanjutkan pendidikan keluar kota biasanya anak-anak dari keturunan Tionghua sehingga
jumlah kehadiran pemuda remaja tidak dapat bertambah secara signifikan. Harus diakui juga bahwa faktor
penggunaan ponsel juga berpengaruh kepada tingkat kehadiran anak-anak kompera. Hal ini disebabkan oleh
kenyamanan yang didapatkan mereka dari ponsel kadang megalahkan keinginan mnereka untuk datang ke
Gereja. Kedepan penulis perlu memikirkan terobosan-terobosan baru yang dapat dilakukan dalam ibadah-
ibadah rutin kompera agar hal ini dapat teratasi.
31
Team Sinode GKMI, aku & Aku (Semarang: Pustaka Muria, 2016), hlm. 129.
Kedua Komisi ini belum lama terbentuk dan jumlahnya tidak terlalu banyak
hanya sekitar 10 orang. Ibadah yang dilakukan satu bulan sekali pada setiap hari
32
Pembangunan tahap pertama dilakukan sebelum masa pandemi merebak sekitar tahun 2018. Pada
tahap ini kompera Eklessia hanya dapat mengganti atap rumah yang telah rusak cukup parah. Atap rumah ini
terbuat dari daun rumbia. Bukan hanya bagian atap saja yang rusak melainkan juga tiang-tiang rumahnya sudah
keropos dimakan rayap. Selain dari mengganti atapnya kompera Eklessia juga memberikan bantuan berupa
selimut, kasur dan sembako yang semua dananya adalah persembahan sukarela dari anak-anak kompera dan
sumbangan dari beberapa anggota jemaat dan Siempatisan gereja. Setelah masa pandemi merebak rumah ini
kembali kami bedah untuk tahap kedua. Kali ini rumah ini kami rehap total dikerjakan bersama dengan seluruh
anggota kompera Ekklesia baik laki-laki maupun perempuan. Ukuran rumah ini memang hanya kecil berukuran
4 X 6 meter. Untuk konstruksinya dibuat dari kayu jati yang disumbangkan oleh jemaat. Untuk rangka atap dan
atap yang terbuat dari baja ringan dan galvalum juga merupakan sumbangan dari salah seorang sahabat dari
Klaten. Juga untuk dinding menggunakan asbes dan lantai yang dicor adalah sumbangan dari beberapa orang
lain yang ikut terbeban. Karena berkat Tuhan Proyek bedah rumah ini selesai. Pertama kali dibangun warga
sekitar hanya menonton saja dan sempat bertanya siapa kami. Kami menjelaskan bahwa kami anak-anak muda
yang perduli dan ingin membantu saudara kami yang kesusahan sebab itu yang diajarkan Isa Almasih bagi kami.
Sebab Kasih yang ada pada kami adalah kasih yang tidak memandang suku, agama, ras dan latar belakang sosial.
Setelah itu beberapa hari selanjutnya warga masyarakat sekitar ikut membantu. Bahkan ketika hendak
menaikakan atap diadakan selamatan dengan cara jawa. Kami ikut bersama dan mendoakan agar semua
berjalan dengan baik. Karena kegiatan bedah rumah ini warga sekitar memberi apresiasi yang tinggi bagi
kompera Eklessia bahakn mereka berkata “lah petinggi desa kok tutup mata, ini malah ada anak-anak muda
Kristen yang peduli untuk saudara kami yang muslim. Masjid juga tidak ada perhatiannya sama sekali”. Dari sini
dapatlah dilihat bahwa kehadiran gereja harus dapat menjadi terang yang bercaya dengan cara-cara seperti ini.
Injil damai sejahtera harus terus diwartakan bukan hanya dengan kata-kata melainkan dengan tindakan nyata.
Sebab sesungguhnya kasih itu adalah bahasa perbuatan bukan bahasa perkataan semata.
33
Dengan kegiatan-kegiatan seperti ini penulis harapkan agar anak-anak muda penerus Gereja terus
menggusahakan hadirnya shalom secara holistik. Sebab damai bukan hanya sekedar kedamaian batin semata-
mata, bukan hanya tidak ada perang dan konflik tetapi yang lapar mendapatkan makanan itu juga adalah shalom,
yang tidak punya pakaian mendapatkan pakaian itu juga adalah shaloom. Dengan demikin nilai-nilai menonitee
diharapkan tertanam dalam hati anak-anak muda agar terus menjadi anak-anak muda yang peduli kaum lemah,
terpinggirkan, miskin sehingga kpada akhinrya mereka dapat memanusiakan manusia sperti yang dikehendaki
Tuhan bagi kita semua.
3. DEPARTEMEN DIAKONIA
34
Belum lama ini ada warga sekitar gereja yang talud rumahnya roboh akibat hujan deras, melalui salah
seorang jemaat yang mengetahui kejadian tersebut menginformasikan bahwa yang memiliki rumah adalah
keluarga yang tidak mampu. Maka dengan segera departemen Diakonia bertindak untuk membantu berikan
bantuan untuk dapat membangun kembali talud yang roboh tersebut. Dalam rentan waktu yang tidak terlalu
lama ada satu keluarga yang pembangunan rumahnya masih membutuhkan dana untuk proses pembangunan
atap rumahnya, maka dana dari departemen Diakonia diberikan juga untuk dapat membantu penyelesaian atap
rumah tersebut, bahkan penulis ikut serta dalam menyelesaikan atap rumah tersebut.
Departemen ini bertugas untuk mengurusi barang-barang Inventaris gereja dan juga
perawatan Gedung gereja dengan segala kelengkapan yang ada didalamnya. Mulai dari
kursi, meja, perkakas untuk makan dan minum, Alat Musik, AC dan lain sebagainya.
Penulis bersama diaken koordinator departemen harta milik dan koster gereja seringkali
terlibat untuk merawat bersama untuk merawat dan memperbaiki peralatan dan
perlengkapan yang mengalami kerusakan di gereja. Sejauh ini pelayanan departemen harta
milik berlangsung dengan baik.
35
Dari antara jemaat yang terjangkit covid 19 ada 2 orang jemaat GKMI Krasak yang meninggal akibat
paparan covid 19.
36
Ada salah satu Penatua yang terjangkit Covid 19 dan pada saaat itu yang bersangkutan tinggal di kost
yang jaraknya kurang lebih 20 Km dari Krasak. Sekalipun jauh penulis tetap melakukan kunjungan kesana untuk
mengantarkan makan dan obat-obatan.
6. PERAN-PERAN LAINNYA.
Selain melayani kebutuhan umat kedalam secara lokal, gereja juga harus terlibat
aktif dalam dalam jangkauan yang lebih luas. Berikut ini penulis sampaikan beberapa
peran gereja GKMI Krasak sebagai berikut :
a. Peran Oikumenekal
37
Kenakalan remaja di Bangsri khususnya anak-anak sekolah yang hamil. Data yang dipaparkan kepada
pengurus BAMAG kecamatan Bangsri menunjukan bahwa tahun sejak tahun 2017 angka pengurusan dispensasi
pernikahan di Kecamatan Bangsri menempari posisi nomor 1. Ini mengindikasikan bahwa yang menikah adalah
anak-anak dibawah umur. Hal ini juga dialami oleh salah satu jemaat GKMI Krasak yang duduk dikelas 2 SMP,
harus didropout dari sekolah karena hamil. Untuk itulah perlu peningkatan kerjasama antara gereja dengan
pemerintah untuk membantu menanggulangi kenakalan remaja tersebut.
GKMI Krasak bekerjasama dengan salah satu lembaga nirlaba asal Amerika
serikat bernama H3 (His Healing Hand)38 mengadakan 3 kali bakti sosial di 3 tempat
yang berbeda yaitu 2 kali di daerah Krasak dan dukuh Banyu Urip. Pelaksanaan
pengobatan ini mendapat atensi yang positif dari pemerintah kecamatan Bangsri,
Pemerintah Desa Bangsri dan Puskesmas Bangsri. Jumlah orang yang dilayani
selama 2 hari kurang lebih 300 orang.39 Jumlah inipun terpaksa dibatasi, jika tidak
kemungkinan besar jumlah masyarakat yang datang pengobatan gratis ini akan
membludak.
Dalam pengobatan gratis ini juga diberikan kacamata baca secara gratis. Selain
itu secara khusus melayani doa dan konseling bagi mereka yang mau didoakan.
Dalam pengamatan penulis ada banyak orang juga yang mau dilayani doa dan
konseling sekalipun bukan beragama Kristen. Sebelum masa pandemi terjadi
rencananya kerjasama dengan lembaga H3 akan dijadikan agenda rutin setiap Tahun.
Selain dengan H3, GKMI Krasak juga bekerja sama dengan kelompok
mahasiswa dari Tiongkok yang juga melakukan misi penginjilan lewat kegiatan-
kegiatan sosial. Bersama kelompok mahasiswa ini GKMI Krasak ikut membedah
rumah salah satu janda dilingkungan RT 02 RW 16 Bangsri. Kegiatan ini juga
mendapat dukungan positif dari pengurus RT setempat.
Penulis juga terlibat aktif dalam kegiatan RT. Penulis pernah diminta untuk
menjadi calon ketua RT menggantikan ketua RT yang telah meninggal. Tetapi
karena banyak pertimbangan penulis menolak tawaran tersebut. Tetapi warga
masyarakat tetap meminta Penulis tetap berperan ditingkat RT sebagai tokoh agama
Kristen bersama dengan Ustad Mildad sebagai tokoh agama muslim menjadi
38
H3 adalah perkumpulan para dokter di Amerika Serikat yang mempunyai visi menjadi perpanjangan
tangan Tuhan untuk menghadirkan penyembuhan secara gratis kepada masyarakat ekonomi bawah dinegara-
negara miskin atau berkembang. Diwaktu bersamaan mereka juga memberitakan Injil keslematan lewat
perbuatan kasih yang mereka lakukan. Untuk pendanaan menurut mereka didapatkan dari menyisihkan gaji
merekapribadi yang dikumpulkan selama 1 Tahun. Dari tabungan itulah mereka berkeliling Indonesia untuk
melakukan pengobatan gratis ini. Team H3 berisikan 6 orang asing dan 4 orang tenaga medis dari Indonesia.
GKMI Krasak juga melibatkan tenaga medis dari Puskesmas Bangsri dan inilah cikal bakal lahirnya POSBINDU di
GKMI Krasak. Mengingat ada 6 tenaga dokter dan medis yang tidak dapat berbahasa Indonesia, kami juga
melibatkan lembaga pelatihan bahasa asing untuk menjadi penterjemah pada kegiatan tersebut.
39
Mayoritas yang datang adalah warga ekonomi kebawah yang berada dilingkup RW 15, 16 dan 17. Dan
mayoritas yang datang beragama muslim.
c. Peran Regional
Penulis juga terlibat dalam aras regional PGMW IV. Penulis pada periode lalu
diberi kepercayaan untuk menjadi ketua Persekutuan Hamba Tuhan dan saat ini
diberi kepercayaan sebagai ketua bidang pengembangan sumber daya manusia di
PGMW IV. Dalam beberapa kegiatan bersama di PGMW IV penulis juga ikut
terlibat didalamnya.
d. Peran Sinodal
40
Inilah pertama kalinya dalam acara tirakatan pak pendeta dan pak ustad ada disatu panggung dan
berdoa secara bergiliran untuk kedamaian dan kesejahteran bangsa Indonesia. Penulis juga memberikan
pinjaman alat musik dan sound sistem milik pribadi penulis untuk dipakai dalam kegiatan-kegiatan RT maupun
RW.
41
Untuk hadiah lomba-lomba disediakan oleh Gereja .
42
Penulis pernah mengikuti pelatihan hidroponik di bogor tahun 2010.
C. SITUASI PELAYANAN
Situasi pelayanan di GKMI secara umum dapat dikatakan berjalan dengan baik.
Ada nilai-nilai lokal yang terus dipertahankan dan juga ada ide-ide baru yang ditampung,
dibicarakan, coba untuk dipraktekan. Jika hasilnya baik dan membawa pertumbuhan iman bagi
jemaat dan tentunhya tidak membawa akses yang merusak pada komunitas maka perubahan-
perubahan itu dapat terus dilakukan yang bermuara pada tradisi baru di GKMI Krasak.
Situasi pelayanan di GKMI Krasak juga dipengaruhi oleh beberapa aspek, antara lain
aspek demografis, aspek geografis, aspek sosio kultural kemasyarakatan.
Secara demografis GKMI Krasak berada dilingkungan masyrakat yang mayoritas
beretnis jawa dan beragama Muslim. Di Bangsri banyak juga pendatang dari luar pulau seperti
NTT, NTB, Bali dan Sumatera Utara. Apalagi dengan adanya proyek pembangunan PLTU di
Jepara khususnya daerah Bondo, semakin banyak pula perantau yang datang ke Bangsri. 43
Secara demografi anggota jemaat GKMI Krasak terdiri dari beberapa etnik antara lain
etnik Tionghua menjadi mayoritas sebesar 48.67 % ( 55 Orang ), kedua etnik Jawa sebesar
31.85 % ( 36 orang), ketiga Etnik NTT sebesar 14.15 % (16 orang), keempat etnik ambon
sebesar 4.42 % (5 orang) dan kelima etnik Sunda-kalimantan sebesar 0.88 % (1 orang).
Jemaat GKMI Krasak yang bermultietnik juga dapat bergaul dengan bagitu luwesnya
baik dengan sesama anggota jemaat maupun dengan masyarakat umum.
Jemaat GKMI Krasak yang beretnik Tionghua mayoritas bekerja sebagai pedagang. Ada
yang berdagang alat-alat listrik, toko bangunan, toko cat, onderdil sepeda motor, toko
kelontong, alat-alat mobil, reparasi handphone, toko oli dan spare part mobil, toko roti dan
bahan-bahan roti dan pengepul hasil bumi. Ada juga beberapa anggota jemaat yang bekerja
43
Adanya pendatang didaerah Bangsri tenyata membawa dampak positif dan negatif. Dampak positifnya
ada beberapa orang pendatang yang bekerja di PLTU mengntrak rumahh dekat dengan gereja dan beberapa kali
ada beberapa pekerja proyek PLTU yang beribadah di GKMI Krasak. Dampak negatifnya banyak terjadi
perselingkuhan antara pada pekerja PLTU dengan warga setempat. Hal ini juga pernah terjadi menimpa salah
seorang anggota jemaat GKMI Krasak. Tetapi puji Tuhan hal ini mampu teratasi dengan baik sehingga keretakan
keluarga dapat teratasi.
44
Di Bangsri sendiri warga keturunan Arab mendiami wilayah Kauman dibelakang mesjid besar Bangsri.
Ada seorang tokoh keturunan arab yang bernama Habib Ali Alatas yang memiliki hubungan baik dengan penulis.
Setiap natalan Habib Ali Alatas akan selalu mengucapkan selamat natal kepada penulis. Begitu juga ketika hari
raya Idul Fitri penulis juga mengucapkan selamat merayakan hari kemenangan.
45
Sekalipun dalam moment-momen tertentu masih terasa adanya sedikit perbedaan antara etnis
Tionghua dengan etnis lainnya.
46
Ada 2 wisatawan asing asal Jerman dan Denmark yang pernah tinggal bersama penulis dalam 2 waktu
yang berbeda. Wisatawan ini ternyata adalah wisatawan dengan kategori BackPacker atau dengan kata lain
wisatawan yang senang tinggal dan berinteraksi langsung dengan masyarakat lokal.
47
Bersama Pdt Em Sumihar Tambunan penulis sedang merencanakan untuk membuat panggung life
musik di Pantai Pailus yang mayoritas penduduknya dulu Kristen sekarang berkurang karena adanya
pembangunan masjid di desa pailus. Pelayanan ini telah mendapatkan tempat untuk dipakai sebagai panggung
life musik yang diberikan oleh salah satu pemilik warung di Pantai Pailus yanhg beragama Kristen. Rencanya akan
dibuat life musik rohani kristen dan tembang-tembang lawas. Pantai pailus sering dikunjungi oleh wisatawan
yang beragama Kristen, tetapi ada juga pengunjung yang beragama lain. Semua perlatan musik dan sound sitem
sudah tersedia lewat bantuan seorang anak Tuhan dari Amerika Serikat yahng diberikan kepada penulis.
48
Hal ini juga pernah menyebabkan seorang jamaat GKMI Krasak yang profesinnya menjual jamu
meninggal dunia dibunuh oleh ormas tertentu yang bernama “SADIGO” (salah Sedikit Gorok)
Gereja adalah representasi kerajaan Allah didalam dunia. tentu dalam menjalankan roda
pelayanan dan pemerintahan idealnya bersumber dari Alkitab sebagai landasan pijakan bagi
gereja dan pelayanannya. Tetapi mengingat gereja ada didalam dunia dimana setiap
anggotanya dapat memberikan kontribusi bagi pelayanan maka diperlukan kolaborasi yang
baik antara Alkitab landasan pijak gereja dan pengalaman orang percaya dalam relasi antar
pribadi yang adalah organ-organ yang hidup dalam mengelola roda pemerintahan gereja. .
Untuk menjalankan roda pemerintahan gereja secara organisatoris umumnya kita
50
mengenal 3 sistem utama dalam pemerintahan gereja yaitu model episkopal , model
prisbetarian 51 dan model kongregasional. 52
. GKMI Krasak sebagai bagian dari sinode GKMI,
49
Penulis kadangkala menggunakan kesempatan olahraga pagi dengan berlari melewati hutan dan disana
penulis bertemu dengan para petani penggarap lahan perhutani. Kesempatan itu dipakai oleh penulis untuk
berbagi kisah-kisah hidup dan sekaligus menyampaikan Injil keselamatan dalam Isa Almasih.
50
Model Episkopal ini disebut juga dengan model hierarkis. Dari namanya, sebutan nama model ini
berasal dari kata Yunani "episkopos", yang artinya adalah "pengawas" (Uskup). Istilah Uskup ini memiliki arti
dan fungsi yang sama dengan kata "Bishop". Dalam model ini, para pejabat gereja pengawas (uskup) memiliki
keuskupan, dan memiliki wewenang memutuskan siapa yang akan menjadi Pemimpin tertinggi gereja, yang
menganut Sistem Episkopal.
51
Model Prebiterian berasal dari bahasa Yunani presbuteros, yang berarti "Penatua." Pemerintahan
gereja menurut sistem presbiterian juga disebut sistem reformed, karena berakar kepada ajaran John Calvin
yang mengacu pada Efesus 4: 11, yang mengaplikasikan peran para "gembala (the pastor), guru (the doctor),
Diaken (the deacon) dan Penatua (the presbyter atau the elder)" dalam pelayanan gereja. Dalam sistem ini, para
anggota gereja lah yang memilih para Penatua menjadi "Majelis" atau dewan Penatua. Pendeta di gereja akan
menjadi salah satu Penatua, yang wewenangnya setara dengan para Penatua lainnya. Para Penatua
menjalankan gereja lokal mereka, dengan beberapa anggota presbiteri yang mengatur gereja. Artinya, presbiteri
adalah sekelompok Penatua yang memerintah yang membuat keputusan untuk semua gereja yang ada.
52
Konggregasi berasal dari kata berbahasa Latin. Yang berarti pertemuan bersama-sama atau
rutin. Pemakaian istilah ini digunakan oleh persekutuan orang Kristen di Skotlandia saat mereka memisahkan
diri dari gereja Anglikan, Inggris. Dalam sistem kongregasi, setiap gereja individu memiliki pemerintahannya
sendiri, tanpa pemerintahan gereja lokal ataupun gereja lain yang mengendalikannya.Jemaat mengurusi gereja
Konggregasi ini melalui hak suara dimana setiap anggota jemaat setempat memiliki suara dalam menentukan
perwakilan jemaat yang ditunjuk untuk menjalankan wewenang terkait segala urusan pelayanan gereja. Untuk
itu, dibentuklah Panitianya. Namun demikian, keputusan-keputusan Tim yang dipilih jemaat ini dapat ditolak
oleh Jemaat apabila mereka tidak menjalankan otoritas mereka secara independen atau bertentangan dengan
keinginan seluruh jemaat.
53
Dalam mukadimah tata gereja sinode GKMI dijelaskan bahwa GKMI dalam mengatur hidup bersama
memilih bentuk Kongregasional-Sinodal yang memadukan perhatian pada kemandirian gereja lokal
(Kongregasional) dan perwujudan kebersamaan antar gereja-gereja lokal sebagai tubuh kristus (sinodal).
54
Tim Sinode GKMI, Aku dan aku (Pustaka Muria, 2016), hal.52.
55
Survei ini telah diajarkan oleh Pdt Paulus Sugeng Wijaya dalam pembekalan calon pendeta. Sementara
tokoh yang memunculkan teori ini adalah Geoge D Person, Speed B. Leas dalam bukunya, Understanding Your
Congregational As a Systems Inventory, (Alban Institute, 1993).
56
Dalam melakukan survey di GKMI Krasak penulis mengambil 25 responden dari jemaat gkmi Krasak
yang berjumlah 113 orang.
Terlebih dahulu penulis memberikan gambaran awal tentang data profil dari GKMI
Krasak yang disesuaikan dengan lembar data gereja di CSI.
GKMI Krasak terletak di jalan raya Jepara –Bangsri, RT 02 RW 16, desa Bangsri. tepat
berada puncak ditanjakan dari sebuah kampung kecil bernama Krasak. Sebelum sampai ke
Krasak dari arah Bangsri melalui satu kampung yang bernama Cobaan. Seringkali menjadi
candaan dikalangan masyarakat kalau orang yang telah sampai di Krasak adalah orang-orang
yang telah melalui cobaan. Ternyata ini adalah gambaran bagi pelayanan gereja GKMI Krasak
sebagai puncak tempat peristirahattan dan menerima damai sejahtera setelah melewati berbagai
cobaan dan ujian hidup. Jemaat GKMI Krasak sendiri memiliki jemaat kurang lebih 119 orang
dari berbagai etnik 57. Jemaat yang aktif beribadah setiap minggu rata-rata 70-80 orang. Dilihat
57
Anggota jemaat GKMI Krasak terdiri dari beberapa etnik. Etnik Tionghua menjadi yang terbesar
populasinya sebesar 48.67 % ( 55 Orang ). Kedua Etnik Jawa sebesar 31.85 % ( 36 orang). Ketiga Etnik NTT sebesar
2. RESPONDEN
Agar hasil penelitian CSI dapat memenuhi standart penelitian maka diperlukan minimal
20 orang responden. Untuk itu dalam melakukan survey CSI penulis mengambil 25 orang
responden. Harapannya dengan semakin banyak responden yang dilibatkan akan semakin
memberi gambaran yang valid tentang keadaaan pelayanan dan kehidupan jemaat dalam sistem
pemerintahan kongregasional. Pengisian angket ini dilakukan secara bersama-sama dengan
mengikuti standart protokol covid 19 mengingat pengisian data dilakukan bersama di gereja
saat pendemi covid 19 belum sepenuhnya mereda. Penulis bersyukur tanggal 03 Maret 2022,
jam 19:00 WIB, bertempat di gedung gereja GKMI Krasak proses pengisian angket dapat
terlaksana dengan baik.
Sekalipun ada bererapa responden yang tidak dapat mengikuti pengisian angket ini
secara langsung penulis menyiasatinya dengan mengirimkan angket ke rumah masing-masing
dan diisi mandiri oleh para responden dan dikumpulkan kembali pada ibadah umum hari
Minggu 06 Maret 2022 59.
Semua responden yang mendukung pengisian angket CSI adalah jemaat yang aktif yang
terlibat dalam pelayanan di GKMI Krasak baik sebagai penatua dan diaken, pengurus komisi
dan badan lain yang dibentuk oleh majelis jemaat.
14.15 % (16 orang). Ketiga Etnik Maluku sebesar 4.42 % (5 orang) dan keempat Etnik Sunda sebesar 0.88 % (1
orang)
58
GKMI Krasak didewasakan dari induknya GKMI Bangsri pada tanggal 07 Desember 1989 dan
digembalakan sejak saat itu oleh Pdt Em Daniel Nicodemus Raga dan telah memasuki masa emiritasi pada tahun
2008.
59
Yang mengisi angket langsung adalah sebanyak 21 responden, sedangkan 4 responden lainnya
mengerjakan dirumah masing-masing karena ada yang harus bekerja lembur pada hari pengisian angket
bersama-sama pada tanggal 03 maret 2022.
Jumlah 4 14 1 1 1 1 3 25
Responden
Unit 1 5 1 1 1 1 1 11
Pelayanan
Hasil dari pengisian angket CSI oleh 25 responden di GKMI Krasak adalah pengamatan
jujur yang dilakukan oleh para responden untuk dapat melihat dengan sangat objektif
pelayanan di GKMI Krasak serta dinamika yang terjadi didalamnya, sehingga tentu hasilnya
bukan penilaian subjektif dari penulis. Setelah hasilnya dihitung berdasarkan kaidah perhitugan
CSI dalam 7 kategori yang ada dapat tergambar dalam tabulasi yang dibuat oleh penulis sebagai
berikut :
60
POSBINDU ( Pos Pembinaan Terpadu) adalah pos pelayanan kesehatan hasil kerjasama GKMI Krasak
dengan PUSKESMAS Bangsri I yang dibentuk pada tanggal 28 september 2019. Pelayanan ini bermula dari
kerjasama yang dibangun dengan H3 (His Healing Hand) xebuah organisasi nirlaba dari USA yang beranggotakan
para dokter profesional yang tergerak untuk melayani masyarakat yang kurang mampu dibidang kesehatan.
Setelah 2 kali H# melayani di GKMI Krasak kemudian dokter dari PUSKESMAS Bangsri I, menawarkan kepada
penulis untuk membuka pelayanan POSBINDU yang akan melayani warga masyarakat di dekat lingkungan gereja
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rutin tiap bulan. Pelayanan itu meliputi pengecekan rutin untuk
penyakit tidak menular seperti kolesterol, gula darah dan asam urat. Setiap anggota posbindu mendapatkan
kartu untuk pengecekan rutin untuk kadar gula darah, kolesterol dan asal urat secara gratis. PUSKESMAS Bangsri
I kemudian melakukan pelatihan dasar bagi para kader POSBINDU dari GKMI Krasak yang mayoritas adalah ibu-
ibu KOMISI Perempuan GKMI Krasak. Pelayanan ini berlangsung dengan baik sampai wabah covid 19 melanda
dunia dan juga Indonesia, sehingga praktis pelayanan POBINDU juga berhenti sementara. Jika kondisi sudah
normasl maka rencanya pelayanan POSBINDU akan kembali dilakukan.
4 Kepemimpinan Hamba
Manejerial 5.20 Visioner
Tuhan
a. Strategi
Untuk dapat merealisasikan visi dan misi gereja tentu selain dari berdoa secara sungguh
kepada Tuhan, juga diperlukan strategi terencana yang disusun secara baik sesuai dengan
rencana dan kehendak Allah bagi GKMI Krasak. Lewat CSI ini dapat diukur sejauh mana
GKMI Krasak dalam mencapai visi dan misinya tersusun secara terencana ataukah muncul
secara spontanitas. Dari 25 responden jemaat GKMI Krasak dalam tabel penilaian menunjukan
angka 5,61. Hal ini dapat diartikan bahwa GKMI Krasak dalam rangka menjalankan visi dan
misinya berada dititik yang seimbang. Tidak memiliki kecendrungan ekstrim kiri ataupun
ekstrim kanan.
Keseimbangan yang terpotret dari CSI adalah gambaran yang nyata terjadi dalam
pelayanan bersama di GKMI Krasak. Dalam menjalankan setiap program yang dibuat guna
mencapai visi dan misi gereja, GKMI Krasak tetap merencanakan segala sesuatu dengan baik.
Menurut pengamatan penulis dalam menjalankan program-program gereja yang telah disusun
bersama adakalanya dapat berjalan dengan baik sesuai rencana yang telah dibuat tetapi ada
juga yang tidak dalam berjalan sesuai rencana karena berbagai sebab. Misalnya saja ada
program yang seharusnya berjalan disatu waktu, tetapi ada kejadian yang insidentil dapat
mengakibatkan program itu tidak dapat terealisaikan. Disisi lain GKMI Krasak juga dapat
Dari hasil CSI ini penulis dapat memberikan analisa terkait bagaimana GKMI Krasak
dapat menyeimbangkan kategori strategi ini dalam titik keseimbangan atau dengan kata lain
sehat. Yang pertama. Dalam melaksanakan semua program yang disusun bersama dapat
dilakukan dengan baik. Program-program yang tersusun dengan baik adalah hasil usulan
61
program dari setiap komisi dan organ pembantu yang diusulkan dari bawah (Buttom Up)
dan kemudian diakomodir dalam rapat bersama serta mendapat persetujuan dan dukungan
penuh dari jemaat, majelis jemaat dan hamba Tuhan untuk dijalankan sesuai dengan apa yang
telah disepakati bersama. Yang Kedua, dalam menjalankan visi dan misinya GKMI Krasak
tidak terlalu kaku dalam menjalankannya. GKMI Krasak terbuka untuk menerima ide-ide yang
baru untuk dapat memperkaya program-program yang dibuat untuk mencapai visi dan misi
gereja. Setiap orang diberikan kesempatan untuk dapat mengembangkan ide-ide kreatifnya
didalam pelayanan namun tetap ada didalam batas-batas yang ditentukan. Yang ketiga, dalam
mengambil sebuah keputusan yang penting GKMI Krasak dapat menyimbangkan kedua titik
ekstrim ini dimana kekakuan dalam memutuskan satu hal dapat diseimbangkan dengan
terbukanya majelis dalam menerima ide-ide baru secara spontan 62 , sehingga GKMI Krasak
dapat menemukan kelenturannya sendiri dalam menjalankan visi dan misi gereja yang telah
61
Dalam pelayanan bersama penulis juga mengamati bahwa majelis jemaat memberikan keleluasaan
untuk membuat program kerja untuk setiap komisi dan organ pembantu yang ada di GKMI Krasak. Setelah
selesai menyusun programnya di setiap komisi lalu akan diadakan rapat bersama antara majelis jemaat, hamba
Tuhan dan setiap komisi yang ada untuk mengesahkan program-program yang ada menjadi program bersama
di GKMI Krasak. Untuk program-program lainnya, majelis jemaat sangat terbuka untuk menerima ide-ide baru
demi berkembangnya pelayanan bersama. Sebagai contoh mengadakan retreat keluarga besar GKMI Krsak yang
telah direncanakan sejak tahun 2019 yang lalu, tetapi karena adanya pandemi covid 19, rencana itu ditunda
sampai pandemi ini selesai. Dengan melihat perkembangan kasus covid 19 telah menurun, rencananya retreat
keluarga GKMI Krasak akan dilaksanakan tahun ini. Retreat semacam ini baru pertama kali dilaksanakan di GKMI
Krasak sejak penulis pertama kali melayani di GKMI Krasak bulan september tahun 2009.
62
Dalam pengalaman penulis beberapa kali keputusan penting dapat diambil tidak selalu melalui rapat
formal di gereja, tetapi tidak jarang dapat dilakukan lewat forum grup WA majelis jemaat. Yang menarik dalam
acara rapat bersama suasana rapat begitu santai dalam suasana kekeluargaan. Terkadang dalam memutuskan
program-program kerja baik program-program gereja secara global ataupun program-program disetiap komisi,
hampir tidak pernah terjadi ketegangan, sekalipun adakalanya program-program yang diusulkan tidak diterima,
ataupun diterima dengan berbagai catatan. Bahkan jika ada ide-ide baru muncul ketika program itu sudah
disahkan. Ide-ide itu tidak langsung ditolak karena program sudah jadi, tetapi ditampung oleh majelis jemaat
sebagai pertimbangan atau masukan ketika program itu dilaksanakan.
b. Otoritas
Dalam bagian otoritas ini berhubungan antara cara pengambilan keputusan tentang
berbagai hal yang terjadi ditengah-tengah jemaat, dalam hal ini di GKMI Krasak. Apakah
keputusan yang diambil terpusat pada satu titik saja atau tersebar di semua lini. 63 Berdasarkan
hasil CSI untuk kategori otoritas ini mendapatkan hasil 5,12. Ini menunjukan bahwa model
pengambilan suatu keputusan ditengah-tengah jemaat GKMI Krasak adalah seimbang atau
sehat. Disini dapat diartikan bahwa ada kejelasan siapa yang membuat keputusan dan siapa
membuat apa, tetapi ada batas-batas yang menjadi kesepakatan bersama untuk dijalankan.
Hal ini juga dapat diartikan bahwa majelis jemaat tidak menganggap kebijakan atau
keputusan mutlak (terpusat) ada ditangan majelis jemaat tetapi juga memberi ruang bagi semua
unsur pelayanan di GKMI Krasak untuk dapat berkontribusi aktif dalam proses pengambilan
keputusan, sehingga dinamika pelayanan di GKMI Krasak tidak menjadi kaku tetapi juga tidak
menjadi berjalan sendiri-sendiri atau dengan kata lain menjadi liar tanpa arah. Hal ini tentu
saja sangat baik dimana kepemimpinan formal di gereja dihormati tetapi peran dari personal
diberi keleluasaan dan suaranya tidak dibungkam tetapi didengar minimal didengar dan
diperhatikan. 64
Dari gambaran hasil survey CSI yang berimbang ini dapat terlihat dari fakta dilapangan
bahwa dalam proses pengambilan keputusan tidak selalu terpusat pada majelis jemaat. Tetapi
untuk beberapa hal keputusan diambil berdasarkan keputusan bersama dengan seluruh jemaat.
Sebagai contoh GKMI Krasak telah merencanakan retreat bersama keluarga besar GKMI
Krasak pada bulan april 2019. Akibat pandemi covid 19, kegiatan ini ditunda sampai pandemi
ini mereda. setelah pandemi ini mulai mereda di tahun 2022 ini, majelis jemaat kemudian
63
Yang dimaksud dengan Keputusan yang diambil terpusat adalah keputusan yang diambil oleh majelis
jemaat saja. Sementara keputusan tersebar dapat dipahami sebagai pengambilan keputusan secara sendiri-
sendiri disetiap organ pembantu yang ada dibawah majelis.
64
Dalam buku Anabaptis Yang Telanjang, karya Stuart Murray hal 125-126 dikatakan bahwa
kepemimpinan konsultatif atau bermultisuara adalah alternatif yang ditawarkan sebagai cara kepemimpinan
pengganti kepemimpinan otokratik. Sekalipun ada anggapan bahwa kepemimpinan konsultatif dapat
mengakibatkan kacau balau atau tidak terpimpin. Kepemimpinan ini adalah salah satu karunia yang dijalankan
dalam komunitas yang menyambut baik dan menghargai sumbangsih-sumbangsih yang beragam.
Kepemimpinan konsultatif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Sejumlah gereja anabaptis telah
mengembangkan proses-proses yang rumit untuk dapat memastikan bahwa setiap suara didengar dan semua
pandangan diperhatikan.
Karena keluarga ini adalah satu-satunya keluarga Kristen ditengah keluarga yang
mayoritas Muslim dan juga adalah anak yang tertua dari keluarga besar tersebut maka pada
hari lebaran biasanya semua keluarga akan bersilahturahmi kepada mereka. Pada akhirnya
setelah mempertimbangkan hal tersebut majelis jemaat dan penulis mengambil keputusan
untuk tidak melaksanakan retreat pada hari lebaran tahun ini, tetapi akan mencari hari lain yang
sekiranya seluruh anggota jemaat GKMI Krasak dapat mengikutinya tanpa terkecuali.
Ini adalah salah satu sinyal yang baik bahwa keputusan tidak mutlak dan terpusat hanya
diambil oleh majelis jemaat atau beberapa orang saja melainkan juga suara jemaat yang
tersebar juga dapat didengar dan diperhatikan untuk pengambilan sebuah keputusan. Tentu ini
adalah salah satu tanda yang baik dan positif bahwa asas kongregasional sinodal ini dapat
berjalan baik di dalam pengambilan keputusan. Otoritas yang berimbang dan dapat dikatakan
flexibel ini perlu dirawat dan dikembangkan guna kelanjutan pelayanan di GKMI Krasak
kedepan.
c. Proses
Proses mengacu pada berbagi informasi dan prosedur pengambilan keputusan dalam
65
jemaat dan sejauh mana prosedur tersebut jelas dan teratur. Setelah melakukan perhitungan
untuk kategori proses dari responden berdasarkan metode perhintungan dan penilaian CSI,
GKMI Krasak mendapatkan angka 3,28. Hal ini dapat diartikan bahwa jemaat GKMI Krasak
menganggap proses pengambilan keputusan cenderung berada di ekstrem kiri atau
mandatorial. Segala sesuatu ada prosedurnya dan cenderung birokratis. Proses yang
kecendrungannya ke arah mandatorial ini memungkinkan setiap komisi dan unit pelayanan
yang lain di bawah kemajelisan dapat memahami dan mengetahui dengan jelas keterkaitan
antara satu dengan lainnya dalam aturan yang jelas terhadap proses pengambilan sebuah
keputusan 66.
65
https://archive.org/details/understandingyou0000pars/page/24/mode/1up?view=theater
66
Hal ini dimungkinkan karena proses informasi disampaikan melalui jalur yang benar, tidak tumpang
tindih satu dengan lainnya. Tanggung jawab dalam pelayanan juga dapat dijalankan dengan baik karena
SOP juga menjadi sangat kaku dan canggung serta kepemimpinan yang hanya akan
mengukuti aturan semata tanpa mau membuka diri dengan perkembangan yang ada. Ekstrem
ini juga berdampak pada kreatifitas yang tidak dapat berkembang dengan baik khusus dalam
hubungannya dengan partisipasi jemaat ketika melakukan tugas pelayanan mereka.
Kemungkinan yang lain adalah proses pengambilan keputusan menjadi sangat lambat akibat
SOP yang terlalu kaku karena harus diputuskan dalam rapat yang bentuknya formal sehingga
pelayananpun bergerak lamban.
Untuk itu diharapkan para pemegang mandat dalam pelayanan untuk memberanikan diri
berproses serta mau membuka diri untuk menerima ide-ide baru serta masukan, sehingga bijak
dalam mengambil sebuah keputusan, lentur, luwes tetapi tetap dapat dipertanggungjawabkan.
penjabaran tugas dilakukan dengan jelas (SOP). Dengan model ini biasanya konflik yang terjadi dapat
diminimalisir sebab setiap orang tahu siapa dapat melakukan apa.
67
Sebagai contoh ketika penulis mulai melayani di GKMI Krasak penulis mulai melatih dan mengkader
anak-anak sekolah minggu untuk dapat bermain musik dalam ibadah-ibadah yang diselenggarakan di GKMI
Krasak. Hal ini dilakukan mengingat anak-anak sekolah minggu adalah para penerus gereja. Sekarang dampaknya
begitu terasa, anak-anak yang dilatih sudah dapat bermian musik dengan baik dan sudah mendapat kepercayaan
untuk melayani dalam ibadah umum di GKMI Krasak.
68
Di masa awal pelayanan di GKMI Krasak penulis mengakui bahwa kecendrungan penulis justru ada di
ekstrim kanan atau visioner atau bisa juga dikatakan terlalu visioner, sehingga apa yang dilakukan didalam
pelayanan bersama kadang-kadang melupakan sisi manajerialnya. Hal ini tentu saja dapat mengakibatkan
konflik salah satunya dengan pendeta emiritus GKMI Krasak. Memang perubahan itu penting dan tidak bisa
ditolak terjadi dalam segenap lini kehidupan manusia termasuk gereja. Tetapi jika perubahan itu terlalu cepat
dan terkesan dipakasakan maka tentu saja perubahan itu berpotensi merusak komunitas itu sendiri. Untuk itulah
yang penulis lakukan adalah meminta hikmat Tuhan dan mencari cara untuk dapat berinovasi demi tercapainya
visi dan misi gereja tanpa menghargai “kearifan lokal” yang telah ada di GKMI Krasak sebelum penulis melayani
di GKMI Krasak. Dalam hubungannya dengan pendeta emiritus GKMI Krasak Pdt Em Nico Raga, S.Th. sekarang
terasa begitu dekat sudah seperti bapak dan anak. Dalam setiap pelayanan yang dilakukan, penulis sering
bertukar pikiran dengan Pdt Em Nico Raga bagaimana satu pelayanan dapat dikolaborasikan antara penulis
dengan beliau. Seringkali ada masukan dan saran serta juga kritikan yang membangun yang pak Niko sampaikan
kepada penulis demi kemajuan pelayanan bersama di GKMI Krasak. Pdt Em Nico Raga juga selalu dilibatkan baik
dalam pelayanan mimbar di ibadah hari minggu serta juga pelayanan-pelayanan yang lain. Menariknya lagi
penulis dan Pdt Em Nico Raga punya minat yang sama di bidang musik, pak sangat pandai menciptakan lagu-
lagu untuk dinyanyikan baik dalam bentuk vocal grup, paduan suara ataupun solo. Biasanya setelah beliau
menciptakan lagu, penulis yang diminta untuk membuat musiknya. Selain itu penulis mengapresiasi sisi
manajerial dalam diri pak Niko yang cukup kuat. Penulis banyak belajar dari Pdt Em Nico Raga. Hal ini kemudian
dijadikan penulis sebagai rem dalam lokomotif pelayanan di GKMI Krasak agar sisi visioner yang kuat dalam diri
penulis tidak sampai kebablasan.
e. Keterhubungan
Dalam bagian keterhubungan ini dapat diukur bagaimana cara anggota jemaat
bekerjasama dalam pelayanan demi mencapai visi dan misi gereja. Cara bekerja sama itu
apakah cenderung ke eksterim kolegial/kebersamaan ataukah cenderung ke ekstrim individual.
Dari 25 responden yang memberikan penilaian pada bagian ini mendapat penilaian sebesar
3,12. Hal ini mengindikasikan bahwa keterhubungan dalam bekerjasama di GKMI Krasak
mengarah pada model kolegial. Ada keuntungan tersendiri yang diperoleh dari model ini yaitu
pelayanan tidak berjalan sendiri-sendiri , tetapi semuanya dalam saling terhubung dan terikat
antara satu dengan lainnya. Hal ini juga dapat mencegah konflik terjadi atau minimal dapat
mengurangi dampak dari konflik jika sampai terjadi. Sekalipun demikian perlu diingat juga
bahwa dalam penatalayanan di gereja setiap orang didalam jemaat harus hidup didalam
persaudaraan, kesetaraan dan kemerdekaan dalam Kristus antara satu dengan lainnya 71.
Kasih persaudaraan itulah yang membuat keterhubungan antara satu dengan lainnya
tetap kuat dan tetap berelasi dengan baik di GKMI Krasak. Kesatuan dan kebersamaan jemaat
69
Selain itu penulis juga sejak masa awal pandemi tahun 2019, setiap pagi penulis membuat renungan
pagi morning blessing dalam bentuk rekaman audio yang dibagikan kepada seluruh jemaat GKMI Krasak dan
juga saudara seiman lainnya dan hal ini masih terus berlaungsung sampai hari ini. Penulis berharap pelayanan
renungan pagi morning blessing ini dapat terus berlanjut meskipun masa pandemi berakhir.
70
Termasuk juga merawat pak Niko sekeluarga yang pada waktu itu seluruh anggota keluarganya
terpapar covid 19 dengan kondisi yang cukup parah pada waktu itu. juga mengirimkan batuan kepada salah satu
majelis dan salah satu jemaat yang terpapar covid 19 yang tinggalnya sekitar 20 -25 km dari GKMI Krasak, semua
dilakukan penulis dengan penuh sukacita.
71
Rudiyanto, Panduan Hidup Dalam Komunitas Murid Yesus (Pustaka Muria, 2019), hal.96.
f. Kepemimpinan Awam
Pada bagian ini yang akan diamati adalah bagaimana pemimpin awam (non hamba
Tuhan), dalam menyikapi berbagai perubahan yang terjadi, apakah para pemimpin awam ini
kecendrungannya kearah manajerial atau visioner ataukah sudah berada pada titik yang
seimbang. Hasil dari pengisian angket CSI oleh para responden, setelah dihitung, nilainya
adalah sebesar 3,12. Dari sini dapat dilihat bahwa para pemimpin awam cenderung berada di
ekstrim kiri yaitu model manajerial. Ada hal-hal yang positif dari sisi ini yaitu kondisi
kehidupan jemaat stabil karena perubahan-perubahan yang terjadi tidak langsung diakomodir
dan dilaksanakan tetapi ditampung, dibicarakan bersama, dipertimbangkan apakah perubahan
ini mengganggu kestabuilan kehidupan jemaat ataukah tidak. Jika dampak yang ditimbulkan
dirasa tidak signifikan maka perubahan itu akan dapat dilaksanakan73.
72
Tetapi masa pandemi membuat banyak sekali perubahan yang terjadi sehubungan dengan bagaimana
memutuskan sesuatu ketika rapat bersama tidak dapat dijalankan. Kadang-kadang keputusan dapat diambil
tidak harus melalui rapat formal, sehingga keputusan-keputusan dimasa genting dapat dimabil secara cepat
serta dapat dipertanggungjawabkan.
73
Sebagai contoh sejak penulis memulai pelayanan di GKMI Krasak tahun 2019 kolekta atau
persembahan selalu dipungut oleh petugas persembahan. Dalam satu kunjungan pastoral ke rumah salah
seorang jemaat, jemaat ini menyampaikan bahwa dia berulang kali bahkan sering hanya memasukan tangan
g. Pengembangan Diri.
Pada bagian ini mencoba melihat arah dari orientasi jemaat ketika hendak
mengembangkan diri yang mengarah pada 2 hal yaitu masa lalu dan masa depan. Apakah
orientasi masa lalu untuk tetap melanjutkan apa yang telah ada dan dimiliki oleh jemaat itu
sendiri atau dalam menmgembangkan dirinya untuk masa depan berkiblat pada arah mencoba-
coba. Setelah hasil dari angket diolah, hasil yang didapat untuk kategori pengembangan diri ini
adalah sebesar 4,79. Hal ini dapat diartikan bahwa dalam proses pengembangan diri GKMI
Krasak berada pada titik yang seimbang, tidak berada pada ektrim kiri yang mengacu pada
model melanjutkan yang sudah atau dengan kata lain tidak ingin mencoba keluar dari zona
nyaman yang ada, memang dibagian ekstrim ini juga ada baiknya yaitu tradisi masa lalu dapat
terus dirawat dan dipertahankan. Atau di sisi ekstrim kanan dimana dalam pegembangan diri
ingin melakukan perubahan tetapi dengan cara terus mencoba-coba untuk mendapatkan
tanpa uang (tetapi tidak mengambil uang yang ada didalam kantong persembahan) ke dalam kantong
persembahan hanya karena malu dengan anggota jemaat lain jika tidak memberikan persembahan. Hal ini
kemudian sangat menggelisahkan penulis. Setelah bergumul beberapa waktu lamanya penulis mengambil
keputusan untuk mencoba menyampaikan usul perubahan tentang tata cara persembahan yang dulu dengan
diedarkan oleh petugas persembahan sekarang persembahan dimasukan kedalam kotak persembahan yang
disediakan. Awalnya Penatua dan Diaken agak ragu mengambil keputusan ini, alasannnya nanti jumlah
persembahan menurun, tetapi penulis sampaikan bahwa ini perlu dicoba agar peristiwa tangan yang masuk
tanpa uang persembahan tidak terjadi lagi. Bagi beberapa orang jemaat ada juga yang keberatan karena
persembahan dengan cara diedarkan adalah tradisi turun temurubn di GKMI Krasak. Ada juga yang lupa
memasukan persembahan dll. Tetapi sesuatu perubahan kearah yang baik tetap perlu dicoba dan diusahakan
serta disosialisasikan agar dapat ditmengerti dan diterima oleh seluruh jemaat. Awalnya percobaan kolekta
tanpa diedarkan dilakukan sebulan sekali yaitu pada minggu pertama bulan berjalan. Ternyata hal yang
ditakutkan tidak terjadi malah sebaliknya persembahan di kotak persembahan tidak berkurang justru
bertambah. Akhirya diputuskan sebulan 2 kali, ternyata respon dari jemaat semakin baik, akhirnya sampai saat
ini dengan pertolongan Tuhan sudah hampir 4 tahun ini persembahan tidak lagi diedarkan tetapi di masukan
dalam kotak persembahan yang tersedia.
Pegembangan diri di GKMI Krasak berjalan dengan sehat. Pelayanan tetap merawat
tradisi masa lalu yang ada tetapi juga terus mencoba menjawab kebutuhan umat dimasa kini
dengan tantangan yang ada. Dalam mengembangkan diri serta talenta yang ada setiap anggota
jemaat GKMI Krasak merasakan bahwa setiap individu diberikan kesempatan untuk dapat
mengembangkan dirinya sesuai dengan talenta yang ada pada mereka. Tentu saja tidak perlu
kaku dalam menyikapi perubahan-perubahan yang ada disesuaikan dengan perkembangan
terbaru tanpa serta merta meninggalkan tradisi yang lama. Disini dapat terlihat bahwa jemaat
GKMI Krasak telah mampu menyeimbangkan diri pada tradisi masa lalu tetapi dalam
melanjutkan pelayanan kedepan juga terus membuka diri agar setiap individu dapat terus
berkembang dalam koridor yang ada 74.
Dari ketujuh kategori yang diamati dalam penelitian CSI dapat ditemukan beberapa hal
yang berhubungan dengan bagaimana pemerintahan gereja secara komgregasional sudah
berjalan dengan seimbang di GKMI Krasak ataukah belum. Hasil penyelidikan ini
memberikan gambaran bahwa ada 4 kategori yang telah berada dititik keseimbangan. 4
kategori itu adalah strategi yang telah mencapai titik keseimabnagn antara terencana dan
spontanitas, keseimbangan dikategori otoritas yang terpusat dan tersebar, kepemimpinan
hamba Tuhan yang telah mampu menyeimbangkan antara hal yang manajerial dan hal yang
visioner dan kategori yang terakhir adalah pengembangan diri dimana telah mencapai titik
keseimbangan antara melanjutkan sesuatu yang telah ada dan mencoba-coba sesuatu yang baru.
74
Bagi penulis untuk dapat mengembangkan diri dengan baik serta mampu menyesuaikan diri dengan
perkembangan dunia hari ini, setiap individu di gereja seharusnya tidak dibatasi, tetapi diberi ruang untuk dapat
berkembang. Ruang itu sudah ada tinggal bagaimana kita berkreasi dan berkembang. Ruang bagi kita untuk
berkembang adalah gereja lokal dibawah sinode GKMI. Jika penulis mengumpamakan ruangan itu adalah kotak
yang telah diberikan oleh sinode sebagai pagarnya. Untuk dapat terus berkembang dan berkreasi maka kita tidak
harus menggambar kotak didalam kotak, tetapi jika bisa menggambar apa saja selama tidak ada diluar koridor
yang telah ditetapkan. Kita bisa saja menggambar segitiga, bulat, bintang segilima dan lain sebaginya. Yang tidak
boleh justru ketika kita menggambar bulatan, segitiga atau lainnya diluar kotak yang telah ditentukan.
3 Kepemimpinan Hamba
Manejerial 5.20 Visioner
Tuhan
Keempat kategori diatas menindikasikan bahwa pelayanan di GKMI Krasak telah dengan
sehat menjalankan pemerintahan gereja secara kongregasional. Hal ini tidak muncul begitu
saja, melaikan ada proses menjadi sehat. Proses itu penulis sendiri alami selama kurang lebih
14 tahun melayani di GKMI Krasak. Hal ini kiranya akan terus dipertahankan menjadi modal
yang sangat berharga bagi seluruh komponen yang ada di GKMI Krasak dari hamba Tuhan,
penatua, diaken, pengurus komisi dan seluruh sidang jemaat GKMI Krasak dalam pelayanan
selanjutnya.
Sementara itu untuk 3 kategori yang lain yaitu proses pengambilan proses keputusan
yang cenderung sangat mandatorial, keterhubungan yang kolegial dan kepemimpinan awan
yang cenderung manajerial. Ketiga kategori diatas menggambarkan bahwa GKMI Krasak
masih perlu untuk menyehatkan 3 hal ini.
Bagaimana keputusan yang diambil kadang bergerak agak lambat karena terkesan sangat
75
birokratis dan kaku . Pada kategori keterhubungan yang lebih cenderung kepada model
75
Hal ini penulis amati beberapa tahun kebelakang ini kecendrungan ini menuju kearah yang lebih baik,
masa pandemi sesungguhnya Tuhan izinkan terjadi untuk mengubah banyak hal dalam tatanan bergereja kita,
ketika semua terbatas ketika pandemi datang, karya Tuhan tidak lagi dapat dibatasi diruang gereja, tetapi gereja
telah ada diruang keluarga. Kekakuan mulai mendapatkan kelenturannya. Tetapi untuk mencapai seswuatu yang
ideal, tetap dibutuhkan waktu untuk memprosesnya. Semoga kedepan GKMI Krasak akan terus bergerak kearah
titik keseimbangan agar dalam pertumbuhan gereja menjadi sehat.
76
Menjadi perhatian penulis untuk memiliki komisi atau badan misi yang terpisah dari diakonia. Karena
selama ini komisi diakonia juga merangkap misi. Tentu saja hal ini terasa sangat minim, jika melihat derap
langkah sinode yang mengembangkan pelayanan misi sebagai ujung tombak pemberitaan injil secara holistik,
sebab Injil juga hars diberitakan ke seluruh mahluk menurut injil Markus 16:15. Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”
KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN
AWAM HAMBA TUHAN
IRISAN
MANAJERIAL VISIONER
Kemampuan yang Tuhan berikan kepada penulis untuk dapat membangun persahabatan
yang dengan siapa saja akan memudahkan penulis sebagai hamba Tuhan tentu dalam anugerah
dan kemurahan Tuhan untuk terus berkarya dalam pelayanan, serta menolong 3 kategori yang
masih belum sehat agar waktu-waktu kedepan akan semakin sehat dan kuat. Bagi
kepemimpinan awam yang cenderung ke arah manajerial, penulis berharap dapat terus
membuka ruang dialog agar para pemimpin awam tidak hanya berpikir untuk sesuatu yang
terjadi hari ini saja (manajerial) semata-mata, tetapi juga ikut bersama memikirkan,
merumuskan, membuat rencana untuk mencapai visi dan misi gereja kedepan. Sementara bagi
proses yang cenderung mandatorial harus makin didorong agar lebih terbuka untuk ide-ide baru
demi perkembangan pelayanan yang kekinian tanpa melupakan jati diri sebagai jemaat
menonitee. Dibagian lain yaitu tentang keterhubungan yang cenderung kolegial, penulis
harapkan mampu mendorong jemaat secara individual untuk mengambil peran lebih aktif
dalam pelayanan bersama. Sehingga peran individu-individu semakin berkontribusi nyata bagi
pekerjaan Tuhan di GKMI Krasak.
77
Dalam bagian kekuatan nilai bagi organisasi menurut foto karakter penulis adalah seorang yang
bernilai bagi organisasi karena kemampuan persahabatan yang kuat, baik anatara atasan dan bawahan serta
semua pihak. Penulis adalah seorang yang bisa diterima oleh semua pihak. Penulis adalah orang yang setia bagi
organisasi dan dapat diandalkan untuk menstabilkan suasana.
14 tahun sudah penulis melayani di GKMI Krasak. Banyak hal sudah boleh terjadi
melengkapi perziarahan hidup dan pelayanan. Suka dan duka, air mata dan canda tawa,
penolakan dan penerimaan. Semua diterima dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan Yesus
Kristus sebagai potongan-potongan puzle yang terus melengkapi keseluruhan puzle hidup yang
sedang ditata untuk menjadi gambar diri yang sempurna saat berpulang kepada-Nya. Sampai
saat ini penulis masih terus belajar dari Tuhan Yesus Kristus sebagai kepala gereja tentang
bagaimana seharusnya menjadi gembala yang baik dalam menggembalakan umat
kepunyaannya. Penulis juga terus belajar dari para hamba Tuhan senior tentang kesetiaan
melayani Tuhan sampai masa emiritus, serta terus memohon kasih karunia Allah untuk
memampukan penulis memenuhi tugas panggilan pelayanan ini seperti yang telah ditunjukan
oleh para pendahulu.
Melalui deskripsi pelayanan serta analisis CSI serta berbagai peran gereja dalam
kehidupan bersama baik dengan sesama saudara seiman maupun dengan orang lain, penulis
mencoba menemukan nilai-nilai menonitee dalam refleksi teologi pastoral sosial berikut ini.
Kasih adalah salah satu nilai menonitee yang dihidupi oleh GKMI Krasak tidak terlepas
bagaimana kasih dari para pendiri GKMI yang berjuang dengan begitu keras, melewati
berbagai tantangan pelayanan. Naik sepeda ontel dari Jepara ke Bangsri bahkan sampai ke
Keling untuk membertikan Injil keselamatan.
Karena kasih jugalah para tokoh pendiri GKMI Bangsri memberikan dukungan yang luar
biasa agar terbentuknya pos pekabaran Injil yang ada di Krasak. Kasih tulus yang
termanifetasikan lewat kehidupan orang-orang parcaya pada masa itu telah membuat seorang
Muslim yang bernama Moenarko tertarik dan kemudian menjadi orang Kristen dan ikut
merintis berdirinya Pos PI di Krasak.
Penulis yakin Injil yang beritakan oleh orang percaya pada waktu itu dilakukan dengan
cara-cara yang damai nir kekerasan, dengan demikian Injil sesungguhnya telah berbicara lewat
tingkah laku orang Kristen pada waktu itu.
Kasih yang sejati sesungguhnya adalah bahasa pebuatan bukan hanya bahasa perkataan.
Dalam Injil Yohanes 3:16 Yesus berkata demikian “ Karena begitu besar kasih Allah akan
dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dari ayat ini
terlihat jelas bahwa Karena begitu besar kasih Allah…. Disini Allah memproklamasikan
78
Sampai saat ini masih ada beberapa anggota jemaat yang masih datang untuk bertanya kepada orang-
orang pintar. Penulis sudah menasehati, dalam pengamatan penulis sudah jauh berkurang tetapi belum 100 %
menghilangkan praktek-praktek perdukunan. Sekarang ketika penulis dalam interaksi sosial seringkali bertemu
dengan para dukun-dukun spiritual, penulis sangat berharap dapat juga menyampaikan kebenaran akan akan
membuat mereka juga terlepas dari tipu muslihat iblis. Sebab hanya lewat kebenaran yang bersumber dari
Kristus sendiri manusia akan benar-benar dimerdekakan dari ikatan-ikatan dosa serta cenkraman Iblis yang
mengikat manusia.
79
Paulus S. Widjaja, Keadilan Allah dalam Kitab-Kitab Injil Sinoptik, (Semarang: Pustaka Muria, 2013),
h.139, 141.
80
Sebab kecendrungan kearah sana dapat saja terjadi. praktek-praktek ketidakadilan berdasarkan
keberpihakan kepada etnik tertentu, keberpihakan kepada golongan orang kaya, berpendidikan, terpandang
dan lain sebagainya bisa saja terjadi. Disinilah peran gembala untuk selalu dapat bersikap netral jika terjadi hal-
hal yang sifatnya bersinggungan dengan masalah etnis, orang kaya, strata pendidikan dan sosial.
81
Pernah ada seorang jemaat yang secara ekonomi pas-pasan yang terjerat hutang sehingga rumahnya
hampir disita oleh bank. Akhirnya gereja membantu menyelesaikan keuangannya dibank. Sisa pembayaran yang
telah dibayarkan oleh gereja ke bank, jemaat tersebut mengembalikan ke gereja dengan cara mencicil. Selain
itu gereja juga memberi bantuan dana untuk menyelesaikan hutangnya.
Terang yang terus menyala adalah visi yang saat ini dihidupi oleh GKMI Krasak dalam
menjalani perjalanan spiritual baik sebagai pribadi, keluarga maupun dalam kehidupan
komunitas bersama sebagai jemaat Tuhan. Menjadi terang yang terus menyala ternyata tidak
sesederhana apa yang kita pikirkan karena didalamnya terkandung makna yang dalam. Untuk
menjadi terang diperlukan sumber cahaya yang menerangi. Gereja adalah umat yang dipanggil
keluar dari kegelapan menuju terang yang ajaib. Setelah terang ini menerangi kita kita juga
diharapkan untuk dapat memancarkan terang Kristus melalui terang yang kita miliki. Resiko
mungkin saja terjadi dengan terang yang kita miliki dapat saja terang kita redup, atau terhalang
oleh berbagai hal sehingga terang kita tidak dapat sampai kepada orang lain.
Ayat yang mendasari visi ini adalah Matius 5:14-16 Kamu adalah terang dunia. Kota
yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. amu adalah terang dunia. Kota
yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan
pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga
menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya
di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu
a. Analisa Konteks
Jika injil lukas ditulis untuk untuk Theofilus dan semua orang percaya non Yahudi,
Injil Markus ditulis untuk orang-orang Romawi, maka Injil Matius ditulis untuk orang-
orang Yahudi yang sangat paham betul dengan tradisi-tradisi orang Yahudi. Surat ini
menjadi pembuktian bahwa Yesus adalah Mesias yang yang telah dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama. Injil Matius menunjukan bahwa Kabar Baik yang diberitakan Yesus
didasarkan pada hukum dan ajaran Perjanjian Lama yang Allah berikan lewat Musa di
Gunung Sinai. Demikian juga dalam khotbah di bukit versi Matius, Yesus naik ke tempat
yang tinggi, yaitu keatas bukit dan mengajarkan hidup yang sesuai dengan kehendak
Allah. 82
Ayat ini adalah bagian dari pelayanan pengajaran Yesus pertama yang disebut
sebagai khotbah dibukit. Keseluruhan khotbah Yesus dibukit ini tercatat dalam Injil
Matius 5-7. Khotbah dibukit ini ditujukan kepada semua orang yang tertarik dengan
pengajaran Yesus. Nelayan-nelayanan meninggalkan jalannya, petani-petani
meninggalkan ladang-ladangnya, kaum buruh meninggalkan para majikannya dan pergi
ke utara, ke Galilea. Diantara mereka yang datang banyak diantara mereka yang
keadaannya buruk, menderita berbagai penyakit dan sengsara, kerasukan setan, penyakit
ayan dan lumpuh. Yesus melakukan mujizat untuk menyembuhkan mereka. Setelah itu
ketika meilhat orang banyak bDidalam keadaaan yang demikian itu Yesus sangat terharu
dan iba hati-Nya sehingga khotbah dibukit itu mulai diucapkan-Nya. Jadi khotbah di
bukit tidak hanya ditujukan Yesus kepada para rasul, para murid dalam arti luas, tetapi
juga untuk para peminat bahkan kepada kalangan luas yang terdidik dari orang-orang
yang hanya ingin tahu saja, hanya ingin mendengarkan dan melihat serta belum menarik
82
Aktitab Studi, (Lembaga Alkitab Indonesia, 2012), hal.1561.
b. Analisa Kata
83
Dr J. Verkuyl, Khotbah di Bukit (BPK Gunung Mulia, 2002), hal.03.
84
Meberitakan Injil dalam bahasa aslinya adalah kerussein to euanggelion yang dapat diartikan sebagai
memberitahukan kepada orang lain apa yang telah diperbuat Allah bagi kita dalam anugerah-Nya yang besar.
Sedangkan didache ndaoat diartikan sebagai menguraikan apa yang dituntut oleh Tuhan dari kita, khotbah
dibukit dalah pemberitaan juga sekaligus pengajaran.
B. Kota ( πόλις) yang terletak (κεῖμαι) di atas (ἐπάνω) gunung (ὀ ́ρος) tidak
mungkin (οὐ δύναμαι) tersembunyi ( κρύπτω)
Kota dalam bahasa Yunani berasal dari kata πόλις (polis) yang berarti kota,
penduduk kota, kota, kota yang terlihat dari sorga, Yerusalem sorgawi, tempat
tinggal yang diberkati di sorga. Kata polis ini kemudian diikuti dengan keterangan
tentang dimana letaknya kota ini. κεῖμαι (keimai) dapat diartikan sebagai terletak,
ditentukan, telah diletakan. Secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai kota
Yerusalem, kota yang terlihat dari sorga dan diberkati yang telah ditentukan untuk
tetap terlihat bukan tersembunyi dan rahasia.
85
https://www.merriam-webster.com/dictionary/luminous diakses pada tanggal 21 April 2023, jam 15:28 WIB
86
Menurut wikipedia Yerusalem (Ibrani: ְרּוש ַליִם
ָׁ יYerusyaláyim, diucapkan [jeruˈʃalajim] ( Siemak); bahasa
Arab: يم ُ أ,ُ translit. Ūrsyalīm), juga dikenal dengan Al-Quds (bahasa Arab: القدس,
َ ور َشل ُ
diucapkan [ˈaːɫ ˈquːdsˤ]
ِ
merupakan salah satu kota tertua di dunia, terletak di sebuah dataran tinggi di Pegunungan Yudea antara Laut
Tengah dan Laut Mati. Kota ini dianggap suci dalam tiga agama Abrahamik utama—Yahudi, Kristen, dan Muslim.
( https://id.wikipedia.org/wiki/Yerusalem : diakses pada 21 April 2023, Jam 16:00 )
Didalam ayat ini yang menjadi perhatian penulis adalah kata pelita. Pelita dari
kata bahasa Yunani λύχνος (luchnos) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris
ilumintaor atau alat untuk menerangi. Ketika Yesus menyampaikan hal ini kepada
orang-orang yang mendegarkan, mereka paham betul bahwa alat penerangan yang
dimaksudkan adalah pelita. Penting bagi kita untuk menyadari bahwa Tuhan Yesus
menginginkan kita menjadi pelita dan bukan alat penerang lainnya yang lebih besar
cahayanya seperti obor, lampu lentera atau lainnya.
Dalam beberapa ayat lainnya juga seperti dalam Mazmur 19:105 Firman-Mu
itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Mazmur 132:17 Di sanalah Aku
akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah
pelita bagi orang yang Kuurapi. Pelita adalah sumber cahaya utama bagi setiap
orang percaya dalam menjalani kehidupan didunia yang penuh kegelapan ini. Pelita
membutuhkan minyak zaitun yang baik. jika dipakai oleh pelita hasil
pembakarannya tidak berbau, tidak berasap. Pemilik pelita pada zaman itu juga
harus merawat pelitanya agar terus menyala dengan memperhatikan minyak dalam
pelita agar tidak sampai habis, sumbunya juga harus diperhatikan agar tetap dapat
menyala.
Pelita memang tidak seterang lampu lentera apaupun obor yang besar, Yesus
tidak menyuruh kita menjadi obor yang nyalanya lebih besar dan terang
87
dibandingkan dengan pelita. Yesus ingin sekalipun kecil pelita sudah cukup
untuk menerangi seisi rumah dan juga menerangi jalan kita dan yang terpenting
nyala pelita berlangsung lebih lama dibandigkan obor yang nyalanya sebentar dan
akan habis. 88 Orang kristen harus secara konsisten menyalakan pelita dan terus
87
Rasul paulus juga memberi gambaran bagaimana orang Kristen juga bercahaya seperti bintang-bintang
di dunia, Filipi 2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela
di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara
mereka seperti bintang-bintang di dunia. bintang itu ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan matahari
atau bulan. Tapi kalau 1000 bintang berkumpul maka cahayanya akan menjadi sangat terang.,
88
Pada zaman Yesus ada beberapa alat penerang yang dipakai antara lain : 1. Pelita, pelita pada zaman
tembikar adalah mangkuk bulat dan minyak yang diberi sumbu, selanjutnya berkembang menjadi pelita lebih
modern dan lebih praktis. Perut mangkok melebar sehingga berbentuk lonjong, bagian atasnya tertutup dan
menyempit dengan lubang untuk mengisi minyak dan bagian depannya berparuh untuk memasukan sumbu.
Minyaknya terbuat dari minyak zaitun yang murni. 2. Lampu Lentera yang digantung dilangit-langit rumah.
Terang kita harus menjadi terang yang bercahaya, bukan terang yang tertutupi.
Ini berarti terang anak-anak Tuhan harus melapaui tembok-tembok gereja. Ini
3. Obor terbuat dari tongkat-tongkat kayu yang diikat dengan tali dan diisi rumput dengan bahan bakar getah
damar. Cahaya obor memang terang tapi sangat menyilaukan. Makanya obor dipakai sebagai alat untuk
menggeledah jika terjadi tindakan kriminal. Obor juga dipakai sebagai alat penerang saat menangkap Yesus.
Selain itu obor hasil pembakarannya berbau dan sangat berasap sehingga tidak cocok dipakai dalam rumah.
(Andar Ismail, Selamat berpelita, BPK Gunung Mulia, 2011, hal 6)
89
Jika Pelita dapat bertahan antara 6-8 Jam maka obor hanya mampu bertahan selama 2-3 jam saja.
Selanjutnya apa strategi yang dilakukan untuk dapat mewujudkan visi dan misi
GKMI Krasak kedepan. Dengan melihat sejarah Gereja GKMI yang sekarang telah
berusia 33 tahun deskripsi pelayanan, analisa (CSI), dan refleksi yang telah diuraikan, kini
penulis membuat strategi untuk mewujudkan visi dan misi GKMI Krasak serta
dirumuskan dalam pelayanan ke depan. Strategi ke depan disusun dengan mengedepankan
nilai-nilai tradisi Mennonite dan nilai- nilai lokal yang menjadi ciri khas GKMI mula-
mula sekaligus menghadirkan gereja yang kontesktual dalam menghadirkan Injil yang
adalah kabar baik bagi dunia ini. Strategi pelayanan secara khusus berfokus pada apa yang
dapat dipikirkan atau dilakukan dalam pelayanan berikutnya. Penjabaran strategi ini
merupakan beberapa gagasan alternatif yang dapat dilakukan juga dikembangkan dalam
pelayanan GKMI Krasak ke depan.
90
Sebagai contoh anak-anak pemuda remaja yang punya talenta bermain musik kadang-kadang diminta
bermain musik di café. Ini sesungguhnya hal yang positif dimana anak-anak dapat ada didunia yang mungkin
dianggap tempat-tempat yang kurang baik. Tetapi sebaliknya terang harus ada disana. Gereja harus keluar dari
temboknya dan hadir di tengah-tengah kegelapan. Penulis juga pernah diajak makan dicafe jepara dan main
musik bersama anak-anak remaja bersama kedua anak penulis yang juga diberi talenta bermain musik.
91
Masa sulit ini diakibatkan oleh maraknya penggunaan media sosial dimana semua orang bebas
meilihat, mengikuti, meyakini apa yang dilhatnya termasuk ajaran-ajaran yang memutarbalikan faknta tentang
iman Kristen muncul dengan begitu masiv. Ajaran-ajaran kebencian, mengkafir-kafirkan orang lain, isu penodaan
agama membuat gereja dalam pemberitaan Injil harus cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Hal ini tidak
bearti gereja menjadi takut untuk mewartakan kabar baik tetapi semakin tertantang untuk berinovasi dengan
hikmat Tuhan agar dapat terus menjadi terang dan terus memberitakan Injil tidak hanya lewat khotbah-khotbah
dan perkataan semata-mata, tetapi juga perbuatan nyata seperti yang telah Yesus perbuat bagi kita.
92
Seingat penulis dalam majelis 3 periode lalu ada 1 orang Diaken berasal dari pemuda remaja sedangkan
untuk periode sekarang juga ada 1 pemuda yang menjadi Penatua. Walaupun secara usia mereka sudah cukup
umur dalam pengertian dewasa tetapi minimal ini menjadi contoh yang baik agar anak-anak pemuda juga mau
terlibat dan belajar melayani Tuhan sebagai Penatua dan Diaken.
93
Sampah musiman dipantai sekitar kecamatan Bangsri cukup banyak. Sampah akibat musim ombak
terbawa dari laut cukup banyak dengan material yang beragam. Jika dikelola dengan baik sampah ini dapat
menjadi tambahan penghasilan bagi nelayanan selama musim penghujan dimana mereka tidak bisa melaut.
Caranya memisahkan sampah plastik dengan sampah lainnya. Sebab sampah plastik juga memiliki nilai
keekonomian yang baik.
A. Kesimpulan
Setelah melewati proses yang panjang dari pertobatan seorang Tee Siem Tat dan
kemudian Injil menyebar diwilayah sekitar gunung Muria Kudus, akhirnya Injil sampai juga
kota kecil bernama Bangsri dan dari sana Injil menjalar ke dukuh Krasak Kecamatan Bangsri.
Dimulai dengan seorang bukan Kristen bernama Moenarko yang begitu tertarik melihat
kehidupan orang-orang Kristen yang guyub rukun, hidup dalam kasih dan perdamaian yang
kemudian menjadi orang percaya. Jumlahnya bertambah-tambah dari waktu kewaktu baik dari
etnis Tionghua, Jawa, NTT, NTB, Maluku sampai Sunda-kalimantan. Kini GKMI Krasak telah
menjadi gereja dewasa berusia 33 Tahun.
Sebagai gereja yang terus berjalan menuju kesempurnaan, GKMI Krasak juga sedang
terus memperbaiki diri untuk menjadi gereja yang menghidupi kebenaran firman Tuhan dan
nilai-nilai menonite. Analisa CSI yang objektif juga membutkikan bahwa 3 dari 7 kriteria untuk
mengukur seberapa GKMI Krasak bertumbuh dan memahami gereja dalam komunitas
kongregasional-sinodal masih berada di satu titik eskrim tertentu atau dengan kata lain belum
seimbang dan sehat. 3 kategori itu adalah proses, keterhubungan dan kepemimpinan awam. 3
kategoti inilah yang akan menjadi perhatian bersama dari hamba Tuhan, Penatua Diaken dan
seluruh sidang jemaat untuk membuat pendulumnya bergerak ketengah-tengah sebagai
indikasi sehatnya satu gereja dengan sistem pemerintahan kongregasional-sinodal. Untuk 4
kriteria lainnya yaitu strategi, otoritas, kepemimpinan HT dan pengembangan diri yang
menurut hasil survey analisis CSI sudah sehat perlu terus dijaga dan dikembangkan agar
pertumbuhan GKMI Krasak tetap baik dan semakin baik.
Masa pandemi yang datang menerpa kita semua menuntut gereja untuk melayani dalam
dimensi yang berbeda dan hal itu ikut berpengaruh terhadap situasi-situasi pelayanan di GKMI
Krasak. Pelayanan-pelayanan yang dtelah dikerjakan bersama di GKMI Krasak sesungguhnya
adalah usaha-usaha untuk mewujudnyatakan kasih, kebenaran, keadilan, perdamaian dan
keutuhan ciptaan. Setiap komisi di GKMI Krasak telah mulai melakukannya dengan kesadaran
bahwa tidak mudah untuk menghadirkan nilai-nilai itu. Tetapi perlu diperhatikan bahwa terang
B. Penutup
Demikianlah Karya tulis ini dibuat, kiranya bukan hanya menjadi persyaratan kenaikan
jenjang dari pendeta muda menjadi pendeta, melainkan menjadi kontribusi yang positif baik
bagi penulis sendiri maupun bagi GKMI Krasak dalam komunitas menonite yang penuh kasih,
kebenaran keadilan perdamaian derta mencintai alam sekitarnya. Kiranya kekurangan-
kekurangan yang ada dapat menjadi pemacu semangat utnuk terus meningkatkan pelayanan
bersama dan apa yang telah berhasil dicapai tidak menjadikan gereja sombong, melainkan
mawas diri dan bersykur atas apa yang telah Tuhan Yesus sebagai kepala gereja kerjakan bagi
dunia ini lewat GKMI Krasak.
______________, Tunas Yang Tumbuh 2: Sejarah Gereja Kristen Muria Indonesia 1920-1977,
Semarang: Sinode GKMI, 2000.
_______________, Menjadi Murid, Semarang: Pustaka Muria, 2009
Alfred, Neufeld, Keyakinan Kita Bersama, Semarang: Pustaka Muria, 2009.
Christano, Charles, Keyakinan Jemaat Mennonit, Semarang: Pustaka Muria, 2007.
GKMI, Tim Penulis, aku &Aku, Semarang: Pustaka Muria, 2016.
Ismail, Andar, Selamat Berpelita, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2011
King, J Philip & Stager, E Lawrence, Kehidupan Orang Israel Akitabiah, Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2012.
Lelana, Yudha, Tunas Yang Tumbuh 1: Sejarah Gereja Kristen Muria Indonesia 1920-1977,
Semarang: Sinode GKMI, 2000.
Murray, Stuart, Anabaptis yang telanjang, Semarang: Pustaka Muria, 2012.
Muskitta, Alrson, B, Skripsi S1 STT Tawangmangu, tidak diterbitkan: 2014.
Parsons George D, Speed B. Leas, Understanding Your Congregation As a System:
Congregational Systems Inventory, Alban Institute, 1993.
Suyanto, Agus, Paper Pendeta, Tidak diterbitkan. 2021.
Tanpa Pengarang, Alkitab Edisi Studi, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2012.
Tanpa pengarang, Buku Emeritasi Pdt Em Nico Raga, tidak diterbitkan : 2008.
Verkuyl, J, Khotbah di Bukit, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002.
Widjaja,S Paulus, Keadilan Allah dalam Kitab-Kitab Injil Sinoptik, Semarang: Pustaka Muria,
2013,
Internet
Alkitab Greek dalam https://alkitab.sabda.org/verse.php?book=Yoh&chapter=15&verse=8.
http
https://archive.org/details/understandingyou0000pars/page/24/mode/1up?view=theater