Anda di halaman 1dari 16

FILSAFAT KETUHANAN

M. MAMBAUL ULUMIDDIN, S.Pd.I, M.Pd.I

KEPERAWATAN DIPLOMA 3
POLTEKES SURABAYA 2020
Apakah Filsafat itu?
• Filsafat (Inggris = philosophy;
Yunani = philosophia).
Gabungan kata Philos (cinta)
atau philia (persahabatan), dan
shopos (kebijaksanaan,
pengetahuan)
• Secara Harfiah: Filsafat berarti
cinta akan kebijaksanaan.
• Persepsi Umum: Filsafat• Filsafat merupakan aktivitas
adalah kegiatan berfikir berfikir rasional semua orang
orang tertentu yang sulit, (proses memproduksi argumen)
rumit, intelektual tinggi, tentang apa yang dikatakan
mengawang-awang, dst. atau diyakininya.
FILSAFAT KETUHANAN
     Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philein
atau philos berarti “cinta”, dan sophia berarti
kebijaksanaan, hikmat atau pengetahuan”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001),
Definisi Filsafat:
(1) pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal, dan
hukumnya; (2) teori yang mendasari alam pikiran
atau suatu kegiatan; (3) ilmu yang berintikan
logika, estetika, metafisika, dan epistemologi; (4)
falsafah
Agama dalam pandangan Filsafat
Dua Posisi Utama
Filsafat sebagai
Filsafat = Agama
Pelayan Agama
Filsafat adalah cara memahami Agama dipandang sebagai
Realitas sesungguhnya dibalik Misteri yang bisa dijelaskan
Kenyataan yang dilihat. Eksistensinya secara rasional.

Filsafat menjadi jalan menuju Filsafat menjadi alat dari agama


Penemuan realitas tertinggi Untuk menjelaskan ajaran dan
Atau kebenaran sejati. Klaimnya secara filosofis.

Confusianism Konstantinus Thomas al-Gazali Ibn Sina


Plato Socrates
Aquinas
MODEL PEMAHAMAN
“TRANSENDENT”

Pokok Permasalahan
• Apakah Tuhan itu ada?
• Apa bukti adanya Tuhan?
• Bagaimana sifat Tuhan?
• Apa alat yang dapat digunakan untuk
mengenal Tuhan?
KONSEP KETUHANAN
• Filsafat Ketuhanan
– Merupakan filsafat yang tertinggi karena menggali
persoalan yang pertama, utama, dan menjadi sebab dari
segala yang ada.
• Siapakah Tuhan Itu ?
– Tuhan dalam bahasa Arab disebut dengan ILAAHUN –
ILAAHAINI - AALIHATUN
– Dalam Al-Qur’an kata tersebut dipakai untuk
menyatakan berbagai obyek yang diagungkan,
dibesarkan atau dipentingkan oleh manusia. (QS. 45:23,
28:38, dll.)
– Dengan demikian Tuhan (ilah) adalah segala sesuatu
yang dipentingkan, dianggap mutlak oleh manusia
sedemikian rupa sehingga mereka merelakan dirinya
untuk dikuasai oleh sesuatu tersebut.
Yang dipentingkan oleh manusia dapat
juga diartikan dengan:
Yang dipuja / disembah
Yang dicintai / diagungkan
Yang diharap kebaikannya
Yang diharap pertolongannya
Yang ditakuti bahayanya, dll.

Dengan demikian makna Tuhan itu dapat


berbentuk apa saja, asal ia diperankan
atau diposisikan sebagaimana di atas.
SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN
Pemikiran Barat
Teori Evolusionisme : Menyatakan bahwa penentuan Tuhan itu
terjadi melalui proses kepercayaan yang amat sederhana,
kemudian meningkat menjadi sempurna (dikemukakan oleh Max
Muller, EB Taylor, Robertson Smith, dll.)
Proses evolusi tersebut melewati beberapa proses/tahap :
Animisme – Dinamisme – Politeisme – Henoteisme –
Monoteisme.
ANIMISME: Mengakui bahwa roh adalah sesuatu yang selalu
hidup (punya rasa senang, sedih, punya kebutuhan)
DINAMISME: percaya bahwa benda-benda itu punya kekuatan
POLITEISME: Kepercayaan pada banyak dewa, dewa: roh-roh
yang unggul
HENOTEISME: Satu Tuhan untuk satu bangsa
MONOTEISME: Satu Tuhan untuk seluruh bangsa
Teori ini ditentang oleh Andrew lang yang menyatakan
bahwa dalam masyarakat primitifpun sudah dikenal
monoteisme. Ia menyatakan bahwa ide atau penentuan
tentang Tuhan itu tidak datang secara evolusi, tetapi
datang dengan relevansi atau wahyu.

Pemikiran Umat Islam


Pemikiran tentang Tuhan itu tertuang dalam bidang ilmu tauhid, ilmu
kalam, atau ilmu ushuluddin
Pada dasarnya semua sepakat bahwa Tuhan itu Esa atau hanya satu
yaitu ALLAH SWT.
Perbedaannya hanya terjadi dalam memandang masalah tertentu
yang berkaitan dengan ketentuan-ketentuan Tuhan: seperti
masalah mukmin dan kafir, masalah baik dan buruk, masalah
keterpaksaan atau kekuasaan manusia, masalah status al qur’an,
dll.
Beberapa aliran dalam teologis Islam antara lain:
MU’TAZILAH: Di antara pendapatnya, muslim yang berdosa
besar itu tidak kafir dan tidak mukmin, Al-Qur’an adalah
makhluk, mengutamakan akal dalam memahami Islam
QADARIYAH: Di antara pendapatnya: Manusia itu punya
kebebasan/ kekuasaan dalam berkehendak, apakah ia jadi
kafir atau mukmin, semua tergantung ia sendiri, sehingga ia
harus mempertanggungjawabkannya.
JABBARIYAH: Manusia itu tidak punya kemerdekaan dan
kekuasaan apa-apa, semua tingkah lakunya adalah sudah
ditentukan atau dipaksakan oleh Allah SWT.
ASY’ARIYAH dan MATURIDIYAH: Memadukan pendapat
Qadariyah dan Jabbariyah
TUHAN MENURUT AGAMA-AGAMA WAHYU
Pada dasarnya semua agama wahyu mengajarkan bahwa
Tuhan yang benar itu hanyalah Satu (Esa), namun dalam
perkembangannya ada yang melakukan penyimpangan-
penyimpangan sehingga menganggap adanya Tuhan lain
selain Allah
Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an antara lain: QS. 2:75, QS.
21:92, QS. 5:72, QS. 112: 1-4, QS. 3:62, QS. Shaad: 4, 35,
65, QS. Hud: 84, QS. Thoha: 98, QS. Al-Ankabut: 46, dll.
Agama Yahudi juga mengakui Tuhan itu Esa,
Agama Nasrani menganggap bahwa Tuhan itu sebagai
trinitas yaitu Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus.
PEMBUKTIAN WUJUD TUHAN
 Melalui pembuktian ilmiah:
Yaitu dengan menggunakan analogi-analogi ilmiah,
karena ilmiah itu tidak hanya harus bisa diamati dengan
indera, atau pengamatan mata, karena kenyataannya
banyak hakikat keberadaan itu yang tidak bisa diamati,
seperti: gaya, energi, setrum, dll.
Juga dengan pendekatan fisika seperti Hukum
Termodinamika II yaitu hukum tentang keterbatasan
energi. Alam itu mula-mula panas kemudian mendingin,
jadi alam itu tidak mungkin bersifat azali, sebab kalau
begitu berarti ia telah kehilangan energinya, padahal
energi alam masih sangat tinggi.
RENUNGAN
Apakah negara dan warga negara Indonesia ini
sudah benar-benar mengaktualisasikan prinsip
ketuhanan dalam kehidupan?

Apakah pemahaman kita tentang Tuhan


selama ini
sudah benar? Jangan-jangan selama ini yang
kita anggap sebagai Tuhan tak lebih Hantu
yang diperTuhan…
PROSPEK PEMIKIRAN KETUHANAN DI MASA DEPAN
Ada beberapa kemungkinan jawaban terhadap
permasalahan pertama, antara lain :
• Optimistik,
– artinya konsepsi tentang Tuhan dianggap masih relevan dengan
catatan konsepsi ketuhanan harus diperbaharui, tidak lagi
legalistik, formalistik, dan manipulatif;
• Pesimistik,
– artinya peran konsepsi ketuhanan dipandang tidak lagi relevan,
sebagai penggantinya dikembangkan etika kemanusiaan yang
universal, yang mendasarkan diri pada kasih sayang dan hak-
hak asasi manusia;
• Agnostik,
– artinya tidak menghiraukan apakah konsepsi tentang ketuhanan
di masa depan ada atau tidak, hal itu tidak menjadi masalah.
KEMUNGKINAN MODEL PERSPEKTIF
KETUHANAN DI MASA DEPAN,
• Model Neo Sufisme (spiritualitas baru) yang
memandang Tuhan, manusia, dan alam dalam
satu kesatuan yang senantiasa terkait;
• Model ideologi atau sains;
• Model metafisik atau etik;
• Model kebenaran tunggal (kebenaran normatif)
atau kebenaran plural (kebenaran historis)
KESIMPULAN

1. Siapa yang mengenal dirinya sendiri, maka akan


semakin mengenal Allah / Tuhan
2. Semakin mengenal Allah / Tuhan, maka hamba
akan semakin tekun dan taat beribadah, dan
sedapat mungkin menjauhi maksiat
3. Orang yang paling takut dengan Allah / Tuhan
adalah orang yang berilmu / Ulama’.

Anda mungkin juga menyukai