Anda di halaman 1dari 4

1. Menurut Alkitab Mengapa kita membutuhkan khotbah?

Jawab : alkitab membutuhkan khotbah karena dalam khotbah kita menyampaikan isi
firman Tuhan atau isi dari pada Alkitab itu sendiri Khotbah  memiliki tujuan untuk
mempertahankan iman seseorang terhadap ancama yang terjadi. Alkitab menjadi
pedoman dalam menyampaikan suatu khotbah. ... dengan Firman Tuhan
dan Alkitab dijadikan alat Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya.

2. Bagaimana kah khotbah yang efektif?

jawab : ntuk mampu mengusahakan khotbah yang efektif, mari kita pahami beberapa
langkah yang patut dan wajar.

a. Mengenal jemaat/masyarakat secara mendalam


Sering pengkhotbah secara tidak sadar menyamaratakan saja jemaat yang dilayaninya.
Walaupun seorang pengkhotbah sudah pindah dari desa ke kota atau sebaliknya, gaya dan isi
khotbah tetap sama. Tak jarang terjadi, ia berkhotbah di kota tetapi contoh yang diambil dari
kehidupan di desa atau sebaliknya pindah ke pedesaan tetapi contohnya dari kehidupan kota.
Untuk mengenal jemaat sebenarnya tidak sukar. Lihat stastistik, berapa persen petani,
pedagang, pegawai, pemuda, mahasiswa, dan sebagainya. Perhatikan pula dimana lingkungan
jemaat, apakah ia di daerah agraris, masyarakat nelayan, semi kota atau sepenuhnya modern.
Dengan demikian contoh atau ilustrasi serta bahasa khotbah dapat disesuaikan. Mengabaikan
situasi dan kondisi jemaat berarti kita menelantarkan jemaat melalui khotbah kita. Padahal
bukankah kita pelayan mereka ?

b. Memelihara Kepekaan
Kepekaan dapat dipupuk bila kita bergaul dengan jemaat secara teratur dan terarah. Teratur
berarti pergaulan kita memang disengaja dan bertanggung jawab karena merupakan tugas kita
untuk memahami kebutuhan mereka. Terarah berarti kita bergaul mempunyai arah dan
sasaran: memahami pergumulan dan membantu mengatasi dan mendapat masukan yang
berguna untuk mengembangkan khotbah. Lebih baik lagi kalau kita mempunyai catatan
pribadi pelayanan dan catatan tentang khotbah kita, sehingga menghindari pengulangan. Satu
kunci yang mengasah kepekaan, adalah perkunjungan warga jemaat, yang akan dibahas
dalam topik tersendiri.

c. Terus Mencari Informasi Pengetahuan.


Pengkhotbah harus bisa menguasai informasi. Tuhan Yesus sendiri sangat menguasai
informasi sehingga ia mampu berbicara kepada berbagai kalangan (petani, pedagang,
rohaniwan, dll).

d. Analisa Ayat
Kata-kata kunci dan suatu perikop dianalisa dengan ayat lain lebih dahulu (dan buku yang
sama) dan lihat perkembangannya. Berita Alkitab sebenarnya singkat, jelas dan sederhana,
oleh sebab itu setiap kata mempunyai arti mendalam dan memang sungguh perlu sehingga
dimuat. Kemudian kita selalu menanyakan bagaimana keadaan sekarang, apa persamaan, apa
perbedaan, dan bagaimana seharusnya. Perlu ditemukan apa kata kunci dan apa pula yang
menjadi isu utama sekarang ini. Dan yang terpenting, penggenapan Janji Tuhan dalam pribadi
Yesus Kristus yang harus dikedepankan, serta penyertaan Roh Kudus dalam konteks
kehidupan jemaat sekarang.

e. Mempelajari Metode
Di sini saya tidak akan memberikan metode ampuh, tetapi hanya ingin menggugah perhatian
bahwa khotbah adalah suatu alat komunikasi yang tidak statis, ia berkembang terus karena
masyarakat juga berkembang. Kekurangan kita ialah sering mengabaikan bahwa berkhotbah
kepada kaum muda tidak sama kepada kaum tua, berbeda berkhotbah kepada kaum ibu dan
remaja, berbeda kepada pekerja dan mahasiswa, di sini pengkhotbah perlu memperhatikan
alam psikologis setiap kelompok yang akan disapanya. Bila khotbah tidak didengarkan atau
tidak menarik, maka ini menjadi tanggung jawab pengkhotbah. Perlu mempelajari metode
yang cocok. Kita akan tertolong bila kita rajin membaca buku-buku yang berkaitan dengan
khotbah. Mengenai topik ini juga akan dibahas tersendiri.

f. Memelihara Kehidupan Rohani yang Sehat


Kita mempercayai bahwa Roh Kudus bekerja dalam Pemberitaan Firman dan itulah yang
membedakan khotbah dan pidato. Oleb sebab itu seorang pengkhotbah tidak patut
mengabaikan kehidupan rohani dan pekerjaan berkhotbah. Berkhotbah dan kehidupan rohani
pengkhotbah adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Apa yang disampaikan pada saat
berkhotbah, itulah juga yang harus dilakukan dan menjadi sikap hidupnya.

3. Bagaimana kah karakter pengkhotbah yang baik?

Jawab :

setiap pengkotbah haruslah sadar bahwa alamat pertama dari kotbahnya adalah dirinya
sendiri. Dialah yang pertama menerima Firman Allah itu, kemudian si pengkotbah Allah
menyampaikannya kepada orang lain. Karena itu yang pertama mengamalkan isi kotbahnya
adalah seorang pengkotbah itu sendiri. Kalau tidak demikian, kotbahnya ibarat nasihat-
nasihat kering yang sekejab akan lenyap dari hati pendengar. Paulus sungguh-sungguh
menyadari hal itu,maka dia bergumul: “Tetapi kau melatuh tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri
ditolak.” ( I Korintus 9:27) Dari Paulus dan pengkotbah-pengkotbah terkenal, kita
memperoleh tuntunan hidup, bagaimana pengkotbah itu hidup sehari-hari di dunia ini.

4. Apa saja kompetensi yang diperlukan oleh seorang pengkhotbah?


Jawab :
1. PERSIAPAN HATI DAN MENTAL
Semakin banyak berdoa dan bersaat teduh dengan Tuhan menolong untuk semakin
tenang, persiapan yang cukup menolong untuk semakin mantap. Latihan-latihan
menolong untuk semakin terampil sehingga memiliki keberanian untuk tampil di
depan umum.
2. PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA

Siapkan beberapa terjemahan Alkitab, lexikon, konkordansi, kamus Alkitab, tafsiran-


tafsiran, koran, majalah, artikel, baik cetak maupun elektronik.
3. PERSIAPAN BAHAN
Ketahuilah latar belakang, arti dan makna Firman yang dipelajari, struktur, rangkaian
kalimat, karakter orang-orang yang ditulis, dan sebagainya.

Ingatlah dua hal ini; Pengkhotbah yang kurang persiapan akan terlihat di mimbar.
Pengkhotbah yang hidupnya kurang dipersiapkan dengan baik akan terlihat dalam
perbuatannya. Plato berkata, “Jika seorang mau mengenal kebenaran maka ia harus
terus belajar, jika seorang mau mengabarkan kebenaran maka ia harus belajar dua kali
lipat.”

5. Jelaskan persiapan fisik dan psikis seorang pengkhotbah


Jawab :
Persiapan Gaya Dan Penampilan
Perhatikan kerapian dan keserasian pakaian dan rambut atau apapun asesoris yang
dikenakan. Adalah baik untuk bercermin dahulu sebelum berkhotbah untuk
membenahi apa yang perlu. Kemudian harus selalu memikirkan gaya yang cocok
dengan situasi pendengar (jika perlu dilatih; latihlah!). Semua itu untuk mendukung
berita yang hendak disampaikan dan untuk menambah kepercayaan diri untuk tampil
di muka umum.
6. Jelaskan bagaimana membuat ilustrasi dan membuat penerapan yang baik.
Jawab :
1. Menegaskan hubungan pikiran-pikiran dalam khotbah dengan pendengar
2. Menunjukkan keperluan pendengar menanggapi pikiran-pikiran itu termasuk
menjelaskan hasil tanggapan pendengar.
3. Menunjukkan cara pendengar bisa menanggapi pikiran-pikiran itu, termasuk
tempat dan bidangnya jika tanggapan itu berupa tindakan atau pelayanan,
undangan untuk menyatakan keputusan di muka umum.
4. Hendaknya dipastikan sasaran penerapan, yaitu kepada siapa penerapan itu
dikenakan.
5. Hendaknya digunakan kata ganti “Saudara” atau “Anda”, dan jika tepat dan perlu
melibatkan pelayan firman hendaknya dipakai kata ganti “kita”. Jika penerapan
ada kemungkinan menyinggung perasaan, hendaknya digunakan dengan kata
ganti yang tidak langsung, seperti orang, laki-laki, wanita, seorang kristen,
anggota gereja, manusia, dan sebagainya.
6. Pengkhotbah harus berwatak yang dihargai pendengar, berpengetahuan yang luas
tentang pendengar, berkepribadian dan menaruh perhatian terhadap pendengar,
bersedia menyatakan perasaan yang hangat terhadap pendegar.
7. Menggunakan penjelasan dan pembuktian sebaik-baiknya sebagai dasar
penerapan serta menyusun penerapan itu dengan jelas, menarik dan kuat.
8. Secara benar memakai perasaan, keinginan, dan aspirasi pendengar, seperti
keinginan akan persetujuan, kebahagiaan, pengakuan, keberhasilan,
kesinambungan hidup, dan melayani orang lain. Keinginan untuk menghindari
masalah, hukuman, penolakan, dan kegagalan.
9. serta bersandar pada bantuan ilahi melalui Roh kudus.
7. Buatlah satu contoh sistematika khotbah.
Jawab :
1. Pendahuluan khotbah
2. Isi Khotbah
 Menafsir Alkitab
 Ilustrasi khotbah
3. Aplikasih Khotbah
4. Kesimpulan Khotbah

8. Apakah perbedaan khotbah topikal dengan khotbah ekspositori?


Jawab :
Pada khotbah Topikal :
 Pengkhotbah memilih temaTema ditentukan terlebih dulu oleh pengkhotbah
 Pengkhotbah menentukan perkembangan khotbah
 Pengkhotbah mengkhotbahkan jalan pikirannya sendiri (jika kurang
memahami Alkitab)
 Garis besar khotbah diambil dari bagian Alkitab yang berjauhan
 Teks berada dalam kekuasaan pengkhotbah
 Pengkhotbah mempelajari beberapa bagian Alkitab yang terpisah.

Pada khobah ekspositori :

9. Sebutkan babak2 dalam khotbah naratif.


Jawab :

10. Sebutkan langkah-langkah sebelum berkhotbah.


Jawab :
  Doa dan penyerahan diri
 Memilih pembacaan Alkitab
 Membaca bebas dan seksama
 Memilih satu tema khotbah
  Merangkai khotbah

Anda mungkin juga menyukai