Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

AKUNTANSI DASAR II
RINGKASAN MATA KULIAH BAB 1 “PENGENDALIAN
INTEREN DAN KAS”
Dosen Pengajar : I Putu Gde Chandra Artha Aryasa, S.E., M.Ak.,BKP

OLEH KELOMPOK 1 :

1. NI PUTU MIA PRASETYA DEWI (202132121242)

2. NI MADE INTEN GITA CAHYANI (202132121215)

3. I KADEK ADI WIDIANTARA PUTRA (202132121240)

4. ANAK AGUNG GEDE INDRA JAYA (202132121243)

5. NI LUH MADE GANGGA CAHYANI (202132121724)

KELAS C4 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR
2022
RMK PENGENDALIAN INTEREN DAN KAS

 KECURANGAN DAN PENGENDALIAN INTEREN


Telah diterangkan bahwa laporan keuangan berisi informasi keuangan yang sangat
dibutuhkan, baik oleh manajemen yang bertanggung jawab atas kebenaran tersebut, maupun
oleh pihak-pihak di luar perusahaan yang akan menggunakan informasi keuangan untuk
berbagai pengambilan keputusan (kreditur, investor, pemerintah, dan sebagainya). Informasi
dalam laporan keuangan harus bisa diandalkan, artinya informasi tersebut harus bebas dari
kesalahan, baik kesalahan yang tidak disengaja (error), maupun yang disengaja oleh pembuat
laporan (management fraud). Kesalahan bisa saja terjadi di luar bagian akuntansi tetapi akan
berdampak pada catatan akuntansi dan pada akhirnya akan menyebabkan laporan keuangan
menjadi keliru.
Pencatatan akuntansi selalu didasarkan pada bukti transaksi, transaksi pembelian akan
dicatat dalam jurnal,berdasarkan faktur pembelian dari pemasok yang disampaikan bagian
pembelian ke bagian akuntansi. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang dapat
mencegah dan mendeteksi kesalahan, baik kesalahan disengaja maupun tidak disengaja,
sehingga laporan keuangan bisa dipercaya kebenarannya. Sistem yang lazim diterapkan
dalam perusahaan untuk meningkatkan keandalan catatan akuntansi dan laporan keuangan
perusahaan disebut sistem Pengendalian Interen.

 KOMPONEN PENGENDALIAN INTEREN


Pengendalian interen terdiri atas semua metode dan tindakan yang saling berkaitan
yang diterapkan dalam suatu organisasi untuk mengamankan aset, meningkatkan keandalan
catatan akuntansi, meningkatkan efesiensi operasi, dan menjamin kesesuaian dengan
ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku. Sistem pengendalian interen memiliki lima
komponen utama sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian, merupakan tanggung jawab manajemen untuk
menegaskan bahwa integritas merupakan nilai suatu organisasi dan menciptakan iklim
yang kondusif bagi terciptanya pengendalian.
2. Penilaian risiko, perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis berbagai factor
yang bisa menimbulkan risiko bagi perusahaan dan harus menentukan bagaimana
mengelola risiko tersebut.
3. Aktivitas pengendalian, manajemen harus merancang kebijakan dan prosedur untuk
menghadapi risiko tertentu yang dihadapi perusahaan.
4. Informasi dan Komunikasi, sistem pengendalian interen harus mengomunikasikan
semua informasi penting ke semua lapisan dalam organisasi.
5. Monitoring, sistem pengendalian interen harus memonitor secara periodik dengan
memadai.
 PRINSIP- PRINSIP AKTIVITAS PENGENDALIAN INTEREN
Aktifitas pengendalian yang diterapkan dalam perusahaan bisa berbeda antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, tergantung pada bagaimana manajemen
menilai risiko yang dihadapinya.
Ada enam prinsip aktivitas pengendalian, yaitu:
 Penetapan Tanggung Jawab
Dalam perusahaan yang memiliki pengendalian interen yang baik, setiap tugas
ditetapkan penanggung jawabnya. Pengendalian akan semakin efektif apabila satu orang
bertanggung jawab atas satu tugas tertentu.
 Pemisahan Tugas
1. Pisahkan bagian yang mengurusi operasi dari bagian akuntansi.
2. Pisahkan bagian yang menyimpan aset dan bagian akuntansi.
Memberikan wewenang hanya kepada satu orang untuk bertanggungjawab atas
aktivitas yang saling berkaitan akan meningkatkan kemungkinan terjadinya kekeliruan dan
penyelewengan.
 Prosedur -Prosedur Dokumentasi
Perusahaan harus menetapkan prosedur untuk dokumentasi. Pertama, bila
memungkinkan semua dokumen hendaknya diberi nomor urut tercetak, dan semua dokumen
harus dipertanggungjawabkan pemakaiannya. Penomoran dokumen akan berguna dalam
mencegah agar dokumen tersebut tidak dicatat lebih dari sekali, atau sebaliknya mencegah
dokumen sama sekali tidak dicatat.
 Pengawasan Fisik
Pengawasan secara fisik atas aset-aset perusahaan sangat penting artinya. Pengawasan
fisik berkaitan dengan pengamanan atas aset dan meningkatkan ketelitian serta bisa
dipercayanya catatan akuntansi. Pengamanan aset dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai cara dan peralatan. Contohnya seperti ; lemari besi berkunci (Safety deposit boxes),
ruang penyimpanan (Gudang), alarm untuk mencegah terjadinya pembobolan, monitor
televisi dan sensor, timelock.
 Verifikasi Internal Secara Independen
Sistem pengendalian interen mensyaratkan adanya verifikasi internal secara
independen. Perusahaan harus melakukan verifikasi data secara periodik atau secara
mendadak, Verifikasi dilakukan oleh orang yang independen, yaitu orang yang tidak terlibat
dalam menghasilkan informasi yang diverifikasi. Apabila terjadi selisih atau penyimpangan,
maka hal itu harus dilaporkan pada manajemen yang sesuai agar dapat ditindak lanjuti atau
dikoreksi. Verifikasi internal secara independen sangat bermanfaat khususnya dalam
membandingkan antara catatan pertanggungjawaban dengan aset yang sesungguhnya ada.
 Pengendalian Sumberdaya Manusia
Aktifitas pengendalian sumberdaya manusia meliputi ha;-hal berikut :
1.Mempertanggungkan pegawai-pegawai yang menangani kas.
2.Merotasi tugas-tugas karyawan dan mewajibkan karyawan mengambil cuti.
3.Memeriksa latar-belakang calon pegawai.

 MANFAAT PENGENDALIAN INTEREN BAGI PERUSAHAAN


Apabila prinsip-prinsip pengendalian interen diterapkan dalam perusahaan dan
berjalan dengan efektif, maka pengendalian Interen akan memberi manfaat berikut bagi
perusahaan:

1. Menjamin bahwa semua transaksi dicatat secara lengkap dan akurat.


2. Memastikan bahwa hanya transaksi yang telah diotorisasi yang dapat dilaksanakan.
3. Menjamin bahwa semua transaksi didukung dengan dokumen yang memadai.
4. Menjamin bahwa aset dan kewajiban perusahaan telah ditetapkan dengan benar,
5. Meminimalkan risiko terjadinya kecurangan dan penyalahgunaan aset perusahaan.

 Kelemahan Pengendalian Interen


Pengendalian interen rentan terhadap kelemahan-kelemahan manusiawi, seperti
kelelahan fisik maupun mental pegawai dan kejenuhan yang dapat mengurangi ketelitian
kerja.Kolusi atau kerjasama antar pegawai yang tidak jujur untuk melakukan
pelanggaran/kejahatan seringkali tidak dapat dicegah oleh sistem.

 PENGENDALIAN PENERIMAAN KAS


Kas merupakan asset perusahaan yang sangat rentan terhadap kecurangan.
Pengendalian interen yang baik terhadap kas memerlukan prosedur-prosedur yang memadai
untuk melindungi penerimaan kas maupun pengeluaran kas. Dalam merancang prosedur-
prosedur tersebut hendaknya diperhatikan tiga prinsip pokok pengendalian interen.
1. Pertama, harus terdapat pemisahan tugas secara tepat.
2. Kedua, semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara harian.
3. Ketiga, semua pengeluaran kas hendaknya dilakukan dengan menggunakan check; kecuali
untuk pengeluaran yang kecil jumlahnya dimungkinkan untuk menggunakan wang tunai,
yaitu melalui kas kecil.

Prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengawasi kas, bisa berbeda-beda antara


perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya. Gambar 1-1 dibawah ini melukiskan
bagaimana prinsip pengendalian interen yang telah diterangkan di atas diterapkan pada
transaksi penerimaan kas.

 Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai Di Kasa


Penerimaan kas yang berasal dari hasil penjualan tunai sebaiknya dilakukan dengan
melalui mesin register kas di Kasa pada saat transaksi penjualan terjadi. Banyak perusahaan
yang menghubungkan mesin register kasnya langsung ke komputer. Komputer diprogram
agar dapat mencatat data yang dimasukkan oleh petugas penjualan ke dalam mesin register
kas, langsung ke catatan akuntansi.
Dalam hal penjualan tunai, pemisahan dimulai dari penanganan mesin register kas.
Petugas penjualan yang mengoperasikan mesin register kas, tidak diperkenankan untuk
merangkap sebagai petugas pembuka mesin register kas. Pada jam tertentu, petugas penjualan
harus mengitung uang yang ada dalam mesin register kas. Hasil perhitungan beserta uangnya
kemudian diserahkan kepada kasir. Petugas dari Bagian Akuntansi, memeriksa hasil catatan
computer melalui mesin register kas (atau kertas catatan dalam mesin register kas) dan
membandingkannya dengan uang yang diterima di kasir.
Gambar 1-2 di bawah ini melukiskan proses penerimaan kas di kasa.

 Penerimaan Kas Melalui Pos


Penerimaan kas melalui pos dapat berwujud check yang diterima dalam amplop atau
berupa poswesel. Pendistribusian daftar penerimaan poswesel, sama seperti halnya daftar
penerimaan check. Kasir menyetorkan check dan uang (yang berasal dari poswesel yang telah
diuangkan) ke bank, dan petugas di Bagian Akuntansi mencatat transaksi penerimaan kas
dalam jurnal.
Petugas di Bagian Akuntansi akan melakukan rekonsiliasi tidak menangani uang atau
check yang diterima, sehingga mereka tidak mempunyai peluang untuk menggunakan atau
menyelewengkan kas perusahaan.
 PENGENDALIAN PENGELUARAN KAS
 Untuk mengawasi pengeluaran kas dan agar pengendalian interen atas pengeluaran
kas berjalan dengan efektif, maka semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan
menggunakan check, kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya kecil dapat dilakukan
melalui kas kecil. Dalam perusahaan besar, kontak-kontak langsung semakin berkurang dan
digantikan dengan prosedur-prosedur pengendalian interen.
Gambar 1-3 dibawah ini melukiskan penerapan prinsip-prinsip Pengendalian Interen dalam
pengeluaran kas.

 Sistem Voucher Dan Pengawasan


Sistem ini menetapkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: (1) kewajiban perusahaan
hanya dapat terjadi dari transaksi yang telah disetujui (disahkan) oleh orang yang diberi
wewenang oleh perusahaan; (2) prosedur-prosedur yang berkaitan dengan terjadinya
kewajiban, yang meliputi verifikasi, pengesahan, dan pencatatan, harus ditetapkan; (3) check
hanya dapat dikeluarkan untuk pembayaran kewajiban yang telah diverifikasi, disahkan, dan
dicatat dengan benar; (4) kewajiban harus dicatat pada saat terjadi.
 Bentuk Dan Isi Voucher
Bentuk dan isi voucher sering berbeda antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya. Akan tetapi pada umumnya voucher dirancang sedemikian rupa,
sehingga faktur dan dokumen-dokumen lain yang menjadi dasar pembuatan voucher
dilampirkan pada voucher tersebut atau dimasukkan ke dalam kantong voucher.
Gambar 1-5 menunjukkan bagian dalam voucher, sedangkan gambar 1-6 adalah bagian luar
voucher

 Pengendalian Melalui Dana Kas Kecil


Agar perusahaan tidak perlu menarik check untuk setiap pengeluaran kas yang
jumlahnya kecil, maka perusahaan perlu membentuk suatu kas kecil yang disediakan khusus
untuk itu. Pengoperasian suatu dana kas kecil yang disebut sistim imprest (sistem dana tetap),
meliputi tiga tahapan, yaitu: (1) penetapan dana kas kecil, (2) pembayaran melalui dana kas
kecil, dan (3) pengisian kembali dana kas kecil.
 Penetapan Dana Kas Kecil
Untuk membentuk suatu kas kecil, perusahaan harus menunjuk kasir kas kecil yang
bertanggungjawab atas pengelolaan dana tersebut. Selanjutnya perusahaan harus menetapkan
besarnya dana kas kecil dengan cara menaksir jumlah kas yang diperlukan untuk suatu jangka
waktu tertentu, misalnya untuk keperluan seminggu atau sebulan.
 Pembayaran Melalui Kas Kecil
Setiap pengeluaran dari dana kas kecil, harus dilakukan dengan mengisi dokumen
yang disebut bukti pengeluaran kas kecil. Dokumen ini harus ditandatangani oleh orang
yang menerima kas. Selanjutnya kasir menarik check sebesar total pengeluaran kas kecil. Jika
kas kecil diisi kembali dan bendahara perusahaan mengeluarkan check untuk mengisinya,
maka pada saat itu dibuat jurnal dengan mendebet akun-akun beban atau rekening lainnya
dan mengkredit akun Kas.
Jurnal untuk mencatat setiap pemakaian kas kecil dibuat pada saat dilakukan pengisian
kembali kas kecil.

 Pengisian Kembali Kas Kecil


Untuk melakukan pengisian kembali, pemegang kas kecil harus menunjukkan bukti-
bukti pengeluaran kas kecil dari periode sebelumnya kepada kasir perusahaan. Kasir akan
membubuhkan cap "Telah Dibayar" pada setiap bukti pengeluaran kas kecil, agar bukti
tersebut tidak dapat digunakan lagi.
CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA (1-1)
CV Cendani menggunakan sistem imprest (sistem dana tetap) untuk pengelolaan kas
kecilnya. Pada tanggal 1 Maret, perusahaan tersebut menetapkan kas kecil sebesar
Rp1.000.000,00. Selama dua minggu pertama bulan Mart bukti-bukti pengeluaran kas kecil
terdiri dari:

Tanggal No. Bukti Untuk Keperluan : Jumlah


Maret 3 1 Perjalanan Dinas Rp 390.000,00
7 2 Pengiriman barang ke Sala 210.000,00
9 3 Macam-macam beban 60.000,00
11 4 Listrik dan telepon 240.000,00
12 5 Macam-macam beban 50.000,00

Tanggal 15 Maret dilakukan pengisian kembali kas kecil dan pada saat itu dana kas kecil
yang tersisa berjumlah Rp30.000,00.
Diminta:
Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi di atas.

Penyelesaian :

 REKENING GIRO BANK SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN


Dalam penerimaan kas, salah satu praktik pengendalian yang baik adalah mewajibkan
bendahara perusahaan untuk selalu menyetorkan penerimaan kas harian secara utuh ke bank.
Artinya, kas yang diterima setiap hari (dari penjualan tunai maupun dari sumber-sumber
lainnya) tidak boleh digunakan untuk pengeluaran kas, melainkan menyetorkan seluruh kas
yang diterima seutuhnya ke bank pada hari itu juga.
 Rekening Giro Bank
Simpanan berbentuk giro dapat diperlakukan sebagai kas, karena giro memenuhi
persyaratan bisa digunakan sebagai alat pembayaran seperti halnya uang tunai dan bisa
digunakan setiap saat. Oleh karena itu dalam uraian selanjutnya rekening giro dicatat dalam
pembukuan sebagai Kas di Bank atau disingkat Kas. Beberapa kegiatan yang harus dipahami
mengenai bagaimana Rekening Giro di bank beroperasi :
1. Membuka Rekening Giro, untuk membuka rekening bank Giro di bank, pemohon
(perorangan atau perusahaan) harus mengisi formular permohonan pembukaan giro
yang telah disediakan bank.
2. Penyetoran ke Bank, seluruh penerimaan kas harian yang dilakukan perusahaan
disetorkan secara utuh ke bank disertai Slip Setoran Bank yang telah disediakan bank.
3. Pembayaran dengan menarik check, apabila check diuangkan di bank, maka bank
akan membayar check sejumlah yang tertulis dalam check tersebut, setelah bank
meneliti keabsahannya (keabsahan tanda tangan, dan sebagainya.
4. Beban administrasi bank (jasa giro) dan bunga, pembebanan beban administrasi bank
akan mengurangi saldo giro, dan untuk itu bank akan mendebet rekening giro
nasabah.
Pemberian bunga kepada nasabah akan menambah saldo (mengkredit) giro nasabah
pada bank yang bersangkutan.
5. Laporan Bank, laporan tentang saldo awal bulan, setoran-setoran dan penambahan
(pengkreditan) lainnya, penarikan check dan pengurangan (pendebetan) lainnya, dan
saldo akhir bulan.

 Rekonsiliasi Rekening Giro Bank


Merekonsiliasi Rekening Giro Bank adalah kegiatan penyelidikan untuk
mengetahui penyebab perbedaan antara saldo giro yang tercantum dalam laporan bank
dengan saldo giro yang tercantum dalam pembukaan perusahaan.
Perbedaan saldo menurut laporan bank dengan saldo menurut pembukuan pemegang
giro (perusahaan) disebabkan karena hal-hal berikut :

1. Perbedaan waktu pencatatan pada bank dan pemegang giro, sehingga ada hal yang
belum dicatat oleh salah satu pihak.
2. Kesalahan pencatatan dilakukan oleh satu pihak.
 Prosedur Rekonsiliasi
Rekonsiliasi bank harus dibuat oleh orang yang tidak terlibat dalam transaksi kas.
Dalam merekonsiliasi rekening giro bank, biasanya saldo menurut pembukuan perusahaan
dan saldo menurut laporan bank direkonsiliasi ke saldo giro yang sesungguhnya. Pembuatan
rekonsiliasi bank dimulai dengan mencantumkan saldo menurut laporan bank dan saldo
menurut pembukuan pada baris pertama laporan rekonsiliasi, selanjutnya perusahaan
melakukan berbagai penyesuaian, seperti terlihat pada Gambar 1-10.

 Tahap-Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank


Tahap- tahap penyusunan rekonsiliasi bank adalah sebagai berikut :
1. Menambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo per bank,
2. Mengurangkan check dalam perjalanan dari saldo per bank,
3. Menghitung saldo per bank yang telah disesuaikan,
4. Membuat jurnal penyesuaian,
5. Memperbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan.
 Jurnal Penyesuaian Dari Rekonsiliasi Bank
Berdasarkan laporan rekonsiliasi suatu Perusahaan yang telah disusun, maka harus membuat
jurnal yang isinya sebagai berikut :
1. Penerimaan / penagihan wesel melalui bank.
2. Pendapatan bunga bank.
3. Kesalahan pembukuan check.
4. Pembebanan biaya administrasi bank.
5. Check kosong.

Apabila dalam proses pembuatan rekonsiliasi bank, perusahaan menemukan


kesalahan yang dibuat oleh bank, bank tidak perlu membuat penyesuaian untuk setoran dalam
perjalanan dan check dalam perjalanan, karena bank dengan sendirinya akan mencatat setoran
dan check tersebut ketika setoran maupun check tiba di bank.
CONTOH SOAL DAN PENYELESAIANNYA (1-2)
PT Merbabu memiki sebuah rekening giro pada Bank Sejahtera. Pada tanggal 30 April 2011,
saldo rekening giro tersebut menurut pembukuan perusahaan berjumlah Rp21.000.000,00.
Laporan bank yang diterima menunjukkan saldo giro per 30 April 2011 berjumlah
Rp14.070.000,00. Setelah dilakukan pembandingan antara laporan bank dengan catatan
perusahaan, dit mukan hal-hal berikut:
(a) Setoran tanggal 30 April sebesar Rp9.000.000,00 tidak tercantum dalam laporan bank.
(b) Check No. 104 yang ditarik perusahaan pada tanggal 28 April sebesar Rp2.000.000,00
tidak tercantum dalam laporan bank.
(c) Transfer dari PT. Merdeka (salah satu debitur perusahaan) yang dilakukan langsung ke
bank sebesar Rp100.000,00 belum dicatat perusahaan.
(d) Bunga bank bulan April Rp30.000,00.
(e) Beban administrasi bank bulan April Rp20.000,00.
(f) Check No102 untuk membayar utang kepada CV Tirta sebesar Rp480.000,00 telah dicatat
perusahaan dengan jumlah Rp440.000,00.
Diminta:
(a) Buatlah laporan rekonsiliasi bank per 30 April 2011.
(b) Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.
 ELECTRONIC FUNDS TRANSFER (EFT) SYSTEM
Electronic Funds Transfers (EFT), yaitu sistem pengeluaran kas dengan
menggunakan kabel, telepon, atau komputer untuk mentransfer kas dari satu lokasi ke lokasi
yang lain. Pada masa sekarang pemanfaatan EFT semakin lazim digunakan dalam dunia
perbankan. Hal yang sama dilakukan juga oleh banyak orang dalam melakukan pembayaran
rutin yang dilakukan setiap bulan, seperti membayar listrik, telepon, sewa apartemen, dan
sebagainya, melalui fasilitas EFT atau sering disebut juga internet banking. EFT transfer
pada umumnya menghasilkan pengendalian interen yang lebih baik, karena perusahaan tidak
perlu lagi menangani check.
 PELAPORAN KAS
Dalam akuntansi, Kas terdiri dari uang (uang kertas maupun uang logam), check
yang dapat diuangkan setiap saat, poswesel atau money order, simpanan di bank dalam
bentuk giro, serta kertas-kertas berharga lain yang dapat ditukar di bank setiap waktu
sebesar nilai nominalnya. Dalam laporan posisi keuangan (neraca), biasanya kas di bank
digabungkan dengan kas kecil sehinggan nampak dalam satu akun Kas. Kas merupakan aset
perusahaan yang paling liquid, maka kas di neraca dicantumkan sebagai komponen aset
lancer dan ditulis pada baris paling atas.

DAFTAR PUSTAKA
Jusup, A. H. (2011). Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 2 Edisi 7. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi YKPN.

Anda mungkin juga menyukai