Anda di halaman 1dari 4

SOAL

1. Hal apa saja sih Yang Perlu Diperhatikan Bagi Wajib Pajak untuk Menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto ?
2. Apakah tujuan pemerintah menerbitkan norma penghitungan bagi Wajib Pajak orang
pribadi?
3. Sejauhmana pengaruh besarnya tarif Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk pedagang
eceran terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pedagang eceran ?
4. Apa alasan yang mendasari Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan pekerjaan bebas seperti
dokter masih diperkenankan menggunakan norma penghitungan penghasilan netto
5. Apakah kebijakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto di Indonesia memenuhi prinsip
kemudahan administrasi (ease of administration) dan keadilan dalam sistem self assessment di
Indonesia
6. Kelemahan-kelemahan apa saja yang ada pada Kebijakan Norma Penghitungan Penghasilan
Neto

JAWABAN

1. Dikatakan bahwa Wajib Pajak yang boleh menghitung penghasilan neto dengan menggunakan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto, wajib memberitahukan mengenai penggunaan Norma
Penghitungan kepada Direktur Jenderal Pajak paling lama 3 (tiga) bulan sejak awal tahun pajak
yang bersangkutan, Pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto yang
disampaikan dalam jangka Tersebut dianggap disetujui kecuali berdasarkan hasil pemeriksaan
ternyata Wajib Pajak tidak memenuhi persyaratan untuk menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto, Sementara Wajib Pajak yang tidak memberitahukan kepada Direktur Jenderal
Pajak sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukanakan maka dianggap memilih
menyelenggarakan pembukuan.
2. Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk menentukan penghasilan neto, dibuat dan
disempurnakan terus-menerus serta diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak, Tujuannya untuk
memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak Orang Pribadi untuk menghitung penghasilan neto
dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto sehingga tidak perlu membuat
pembukuan tetapi cukup hanya membuat pencatatan.
1. Apa yang dimaksud dengan struktur pengendalian internal (SPI) dalam kerangka COSO?

2. Sebutkan unsur-unsur SPI menurut COSO dan mana dari setiap unsur yang merupakan soft
control dan hard control?

3. Jelaskan hubungan antara eksposur dan Sistem Pengendalian Internal ?

4. Apakah dengan adanya sistem pengendalian intern tujuan perusahaan akan tercapai?

5. Apakah semua perusahaan harus memberlakukan sistem pengendalian intern sesuai dengan model
COSO yang sudah kalian jelaskan? Bagaimana dengan perusahaan kecil atau menengah?

Jawaban

1. Menurut COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) :


Pengendalian Internal adalah Sebuah proses yang dihasilkan oleh Dewan Direktur, Manajemen, dan
Personel Lainnya, yang didesain untuk memberikan jaminan yang masuk akal yang memperhatikan
tercapainya tujuan-tujuan dengan kategori sebagai berikut :

• Efektif dan efisisiensinya operasi

• Terpercayanya (Reliabillity) Laporan Keuangan

• Tunduk pada hukum dan aturan yang berlaku.

2. Pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berhubungan yaitu:

1. Control Environment (Lingkungan Pengendalian)

Lingkungan pengendalian merupakan gabungan dari beberapa faktor yang bias memperkuat
atau memperlemah keefektifan kebijakan dan prosedur pengendalian. Lingkungan pengendalian
termasuk dalam unsur soft control. Faktor lingkungan pengendalian termasuk :

• Integritas, nilai etika dan kemampuan orang-orang dalam entitas;

• Filosofi manajemen dan Gaya Operasi;

• Cara Manajemen untuk menentukan wewenang dan tanggung jawab, mengorganisasikan dan
mengembangkan orang-orangnya; dan

• Kebijakan dan praktek sumber daya manusia

• Perhatian dan arahan yang diberikan dewan direksi.

2. Risk Assesment (Penilaian Resiko)


Seluruh entitas menghadapi berbagai macam resiko dari luar dan dalam yang harus ditaksir.
Untuk menghadapi resiko-resiko tersebut maka penilaian resiko sangat diperlukan dalam entitas
untuk mencegah adanya resiko yang lebih besar. Unsur ini termasuk dalam soft control.

3. Control Activities

Control Activities adalah kebijakan dan prosedur membantu meyakinkan manajemen bahwa
arahannya telah dijalankan. Control Activities termasuk dalam unsure hard control. Yang
termasuk dalam control activities dalam entitas yaitu:

• Dokumen dan catatan yang memadai

• Keamanan terhadap Aset (Security of Assets)

• Pemisahan tugas (Segregation of duties)

4. Information and Communication

Informasi yang bersangkutan harus diidentifikasi, tergambar dan terkomunikasi dalam sebuah
form dan timeframe yang memungkinkan orang-orang menjalankan tanggung jawabnya. Sistem
informasi menghasilkan laporan, yang berisi informasi operasional, finansial, dan terpenuhinya
keperluan sistem, yang membuatnya mungkin untuk menjalankan dan mengendalikan bisnis.

Informasi dan Komunikasi tidak hanya menghadapi data-data yang dihasilkan internal, tetapi
juga kejadian eksternal, kegiatan dan kondisi yang diperlukan untuk memberikan informasi
dalam rangka pembuatan keputusan bisnis dan laporan eksternal. Para personel harus mengerti
peran mereka dalam sistem pengendalian internal. Mereka juga harus bias berkomunikasi dan
memberikan informasi yang signifikan kepada atasannya. Selain itu juga dibutuhkan komunikasi
efektif dengan pihak eksternal, seperti customer, supplier, dan pemegang saham. Unsur ini
termasuk dalam soft control.

5. Monitoring (Pemantauan)

Sistem pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk menentukan kualitas performa
sistem dari waktu ke waktu. Proses ini terselesaikan melalui kegiatan pengawasan yang
berkesinambungan, evaluasi yang terpisah atau kombinasi dari keduanya. Unsur ini termasuk
dalam soft control.

3. Exposure risiko muncul karena pengendalian internal yang kurang memadai, jadi jika
pengendalian internal lebih diperbaiki lagi maka exposure risiko dapat diminimalkan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai maka hubungan exposure risiko dan SPI yaitu: sistem pengendalian internal
dirancang untuk menurunkan risiko/exposure

Ada 4 hal yang tercakup dalam penilaian risiko dalam hubungannya dengan tujuan diatas, yaitu :

1. Identifikasi risiko internal yang signifikan

2. Identifikasi risiko eksternal yang signifikan

3. Mempersiapkan analisis risiko


4. Pengaturan dari resiko yang relevan

4. Belum tentu, sistem pengendalian intern tidak memberikan jaminan akan tercapainya tujuan
perusahaan. Karena jika suatu perusahaan sistem pengendalian internnya baik tapi misalnya
managernya kurang bisa menghandle bawahannya maka sistem pengendalian tersebut tidak bisa
terlaksana. Tapi jika managernya bisa menjalankan sistemnya dengan baik dan mempunyai sifat
kepemimpinan yang baik juga maka tujuan perusahaan bisa tercapai.

5. Tidak semua, hanya sebagian saja yang memberlakukan sistem pengendalian intern yang
model COSO.

Karena perusahaan berskala kecil dan menengah mempunyai keunggulan untuk dapat
membangun lingkungan pengendalian yang kuat. Karyawan yang dimiliki relatif sedikit dan
berinteraksi dengan frekuensi yang lebih sering sehinnga memudahkan pembentukan budaya dan
penanaman etik perusahaan. Selain itu hal-hal yang tidak normal atau tidak wajar akan dapat
segera di deteksi. Hal ini bisa dilihat dari sruktur organisasi dalam perusahaan kecil. Manajer dan
karyawannya mempunyai struktur yang lebih pendek disbanding dengan struktur pada
perusahaan besar. Selain itu, karyawan biasanya mempunyai pekerjaan merangkap, seperti
bagian purchasing dan accounting. Apabila terjadi kesalahan pada salah satu bagian tersebut,
manajer dapat segera mengetahuidan segera memgatasinya.

Anda mungkin juga menyukai