Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Modul Prinsip-Prinsip
Akuntansi

Fraud dan Pengendalian Internal

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1 MK10230 Yogo Heru Prayitno, S.E., M.Si., Ak., CA
Erly Sherlita, S.E., M.Si., Ak., CA
Dr. Achmad Fadjar, S.E., M.Si., Ak., CA
Aida Wijaya, S.E., M.Si., Ak., CA
R. Ait Novatiani, S.E., M.Si., Ak., CA

Abstract Kompetensi
Fraud merupakan kegiatan Mahasiswa memiliki kemampuan
kecurangan yang dilakukan baik dari untuk mengidentifikasi Fraud,
pihak eksternal maupun pihak prinsip-prinsip pengendalian
internal perusahaan dengan tujuan internal, dan penerapan pengendalian
untuk memperoleh keuntungan internal.
pribadi. Pada bab ini akan dibahas
mengenai alasan kenapa orang
melakukan fraud, dan bagaimana
pencegahannya melalui
pengendalian internal perusahaan.
Fraud dan Pengendalian Internal

Fraud
Fraud adalah perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan oleh karyawan pada
khususnya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Terdapat beberapa contoh tindakan
fraud antara lain:
 Kasir melakukan pengiriman uang perusahaan sebesar $750.000 ke rekening pribadi
selama lebih dari 3 tahun.
 Bagian pengiriman selama 28 tahun melakukan kecurangan dengan mentransfer
biaya pengiriman sebesar $125.000 ke rekening pribadinya.
 Operator computer mencuri uang perusahaan sebesar $21.000.000 selama lebih
dari dua tahun.
Mengapa terjadi kecurangan? Terdapat tiga factor yang berkontribusi terhadap terjadinya
kecurangan yang biasa disebut fraud triangle.

Elemen yang paling penting yang membuat karyawan melakukan kecurangan adalah
opportunity (peluang). Untuk karyawan yang melakukan kecurangan, lingkungan tempat
kerja harus memberikan peluang yang membuat karyawan tersebut mendapatkan
keuntungan. Peluang terjadi ketika tempat kerja kurang pengendalian untuk mendeteksi
kecurangan. Sebagai contohnya, ketidakmampuan memonitor tindakan karyawan yang
dapat membuat peluang untuk mencuri dan membuat karyawan bahwa mereka tidak akan
ketahuan.
Factor kedua yang berpengaruh terhadap kecurangan adalah tekanan financial.
Karyawan kadan-kadang melakukan kecurangan karena masalah keuangan pribadi yang
disebabkan karena banyaknya hutang. Atau, mereka melakukan kecurangan karena mereka
ingin tampil beda terhadap lifestyle yang tidak dapat dicukupi oleh gajinya saat ini.

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


2 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Factor ketiga yang berkontribusi terhadap kecurangan adalah rasionalisasi. Dalam
menyatakan bahwa karyawan tersebut melakukan kecurangan, karyawan merasionalisasi
tindakan nya tersebut. Sebagai contoh, karyawan kadang melakukan kecurangan karena
mereka percaya bahwa yang dibayarkan perusahaan saat ini masih dibawah upah
minimum, sehingga karyawan tersebut mengambil lebih banyak uang dari perusahaan.
Mereka percaya bahwa tindakannya tidak salah karena seharusnya mereka dibayar lebih
karena pekerjaannya.

Pengendalian Internal
Pengendalian internal adalah serangkaian proses yang didesain untuk mendapatkan
keyakinan bahwa perusahaan mencapai tujuan atas kegiatan operasinya, melapokan dan
sesuai dengan aturan. Lebih detilnya, pengendalian internal berisi tentang metode dan
pengukurang yang saling berkaitan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengamankan
asset. Keyakian atas keandalan pencatatan akuntansi, peningkatan efisiensi kegiatan
operasi, dan keyakinan atas kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang.sistem
pengendalian internal mempunyai lima komponen utama sebagai berikut:
1. Lingkungan pegendalian
Ini merupakan tanggungjawab top manajemen untuk membuat jelas bahwa integritas
nilai perusahaan dan aktivitas tidak beretika akan tidak ditoleransi. Komponen ini
kadang disebut juga sebagai “tone at the top”.
2. Risk assessment
Perusahaan harus mengidentifikasi dan menganalisis bermacam factor yang dapat
membuat/menyebabkan risiko bisnis dan harus menentukan bagaimana untuk me
manage risiko tersebut.
3. Aktivitas pengendalian
Untuk mengurangi tindakan kecurangan, manajemen harus mendesain kebijakan
dan prosedur yang spesifik, untuk menghadapi risiko perusahaan.
4. Informasi dan komunikasi
Sistem pengendalian internal harus dapat menangkap dan mengkomunikasikan
semua informasi penting baik dari bawah maupun dari atas perusahaan. Sama
baiknya dengan mengkomunikasikan informasi yang ditujukan kepada pihak ekternal
perusahaan.
5. Monitoring/pemantauan.
Sistem pengendalian internal harus mampu dimonitor secara periodic untuk
kegiatannya. Penurunan yang signifikan butuh dilaporkan kepada top manajemen
dana tau direktur perusahaan.

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


3 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Prinsip aktivitas pengendalian internal
Setiap lima komponen dari sistem pengendalian internal itu penting. Disini kita akan
berfokus pada satu komponen, yaitu aktivitas pengendalian. Alasannya karena aktivitas ini
adalah tulang punggung perusahaan untuk menghadapi risiko, seperti kecurangan. Aktivitas
pengendalian internal yang spesifik digunakan oelh perusahaan akan bervariasi, tergantung
pada penilaian manajemen atas risiko yang akan dihadapi. Penilaian ini akan berpengaruh
pada ukuran dan sifat dari perusahaan.
Terdapat enam prinsip aktivitas pengendalian, antara lain:
1. Membangun tanggungjawab
2. Pemisahan tugas
3. Prosedur dokumentasi
4. Pengendalian fisik
5. Verifikasi internal yang independen
6. Pengendalian sumberdaya manusia.

Membangun tanggungjawab
Prinsip yang penting dalam pengendalian internal adalah untuk menumbuhkan
tanggungjawab terhadap pekerjaannya. Pengendalian yang paling efektif ketika hanya satu
orang yang bertanggungjawab terhadap sebuah tugas yang diberikan.

Pemisahan tugas
Pemisahan tugas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem pengendalian
internal. Dalam penerapannya, terdapat dua prinsip:
1. Individu yang berbeda harus bertanggungjawab pada kegiatan yang saling berkaitan
2. Tanggungjawab untuk bagian pencatatan asset harus dipisahkan dari bagian
perhitungan fisik asset.
Secara rasional, pemisahan tugas adalah pekerjaan satu karyawan seharusnya tidak ada
duplikasi/ tidak rangkap pekerjaan, menyediakan dasar yang andal untuk mengevaluasi
pekerjaan karyawan yang lain.

Prosedur dokumentasi
Dokumen memberikan bukti atas transaksi dan kejadian yang terjadi. Perusahaan harus
dapat membangun prosedur untuk dokumen. Pertama, jika memungkinkan, perusahaan
harus menggunakan dokumen dengan nomor tercetak, dan semua dokumen harus tercetak.
Penomoran tercetak membantu menghindari transaksi yang dicatat berulang lebih dari

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


4 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
sekali, atau mungkin kegiatan yang belum tercatat. Kedua, sistem pengendalian harus
membutuhkan karyawan untuk mencatat dalam jurnal akuntansi berdasarkan sumber
dokumen . pengendalian ini membantu mengukur keyakinan bahwa transaksi sudah dicatat
berdasarkan tanggal terjadinya.

Pengendalian fisik
Menggunakan pengendalian fisik itu sangat penting. Pengendalian fisik untuk
mengamankan asset dan meyakinkan akurasi dan keandalan pencatatan akuntansi.

Independent internal verification


Kebanyakan sistem pengendalian internal menyediakan independen internal verification.
Prinsip ini digunakan untuk mereview data yang dibuat karyawan. Untuk mendapatkan
keuntungan maksimal dari independen internal verification:
1. Perusahaan harus memverifikasi catatan secara periodic atau berdasarkan basis
surprise.
2. Karyawan yang independen adalah personil yang bertanggungjawab untuk informasi
yang akan dibuat verifikasi.
3. Discrepancies dan pengecualian harus dilaporkan kepada level manajemen bahwa
dapat dilakukan tindakan koreksi.

Pengendalian sumberdaya manusia


Aktivitas pengendalian sumberdaya manusia termasuk didalamnya sebagai berikut:
1. Wajibkan karyawan untuk menghandle cash. Mewajibkan orang berarti mendapatkan
proteksi dari pencurian karyawan. Hal ini dapat berkintribusi untuk mengamankan
kas dengan dua cara. Pertama, perusahaan melakukan screening atas semua
individu yang akan masuk di bagian tersebut. Kedua, karyawan yang diberi
tanggungjawab tahu bahwa perusahaan menjamin akan memberikan perlindungan
dari pihak-pihak yang menyerangnya.
2. Merotasi karyawan dan meminta karyawan untuk mengambil cuti.
Hal ini digunakan untuk mengukur karyawan dari kemungkinan mereka melakukan
pencurian sejak mereka tahu bahwa mereka tidak bekerja di bagian tersebut secara
permanen. Di banyak bank contohnya menemukan pencurian pada saat
karyawannya diminta untuk mengambil cuti atau liburan saat akan ditawari posisi
yang baru.
3. Melihat latar belakang calon karyawan.
Banyak yang percaya bahwa yang paling penting dan mahal dalam semua kegiatan
bisnis adalah membuat penurunan pencurian yang dilakukan oleh karyawan. Oleh

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


5 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
karena itu, departemen sumberdaya manusia melakukan checking latar belakang
karyawan. Terdapat dua tips untuk mendapatkan karyawan: (1) periksa pelamar
apakah lulusan dari sekolah yang ada di lisd, (2) jangan pernah menggunakan
telepon untuk mendapatkan karyawan, selalu ketemu langsung.

SOX mengharuskan adanya pengendalian internal yang efektif. Sebagai contoh ,


anggaplah Anda memiliki dan mengelola jasa perawatan rumput halaman rumah.
Perusahaan Anda menggunakan beberapa tim pekerja , dan Anda menyediakan kendaraan
serta peralatan rumput untuk setiap tim. Masalah apa saja yang mungkin Anda hadapi
sebagai manajer dalam mengendalikan operasi usaha ini? Berikut ini adalah beberapa
contohnya. :
 Jasa perawatan rumput harus disediakan tepat pada waktunya.
 Kualitas jasa perawatan rumput harus memenuhi harapan pelanggan.
 Pekerja dibayar berdasarkan jam kerja mereka
 Peralatan perawatan rumput hanya digunakan untuk keperluan usaha
 Kendaraan operasional hanya digunakan untuk keperluan usaha
 Pelanggan harus ditagih dan pembayaran diterima atas jasa yang telah diberikan .

Cara Anda mengatasi masalah-masalah ini dengan :


 Menyusun jadwal setiap hari dan melakukan pemeriksaan di akhir hari untuk
memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan kualitas
yang telah ditetapkan.
 Melakukan pemeriksaan mendadak dengan mengunjungi setiap lokasi secara acak
 Meminta pekerja untuk mencatat absen masuk dan absen pulang
 Meminta setiap tim kerja untuk mengembalikan kendaraan operasional dan peralatan
ke kantor untuk mencegah penggunaan yang tidak diizinkan.

Tujuan Pengendalian Internal


 Perlindungan terhadap Aset
 Informasi yang akurat
 Kepatuhan pada Hukum dan Peraturan yang berlaku

Elemen- Elemen dalam Pengendalian Internal


 Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian perusahaan adalah perilaku manajemen dan karyawan secara
keseluruhan mengenai pentingnya pengendalian. Faktor- factor yang mempengaruhi

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


6 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
lingkungan pengendalian adalah filosofi dan gaya operasional manajemen, struktur
oganisasi, kebijakan personalia.
 Penilaian risiko
Risiko dapat berupa perubahan permintaan pelanggan, ancaman pesaing, perubahan
peraturan, perubahan dalam factor-faktor ekonomi seperti tingkat suku bunga maupun
pelanggaran karyawan terhadap kebijakan dan prosedur perusahaan. Saat risiko dapat
diidentifikasi, risiko dapat di analisis untuk memperkirakan seberapa penting risiko tersebut
untuk menilai kemungkinan terjadinya risiko tersebut dan menentukan tindakan yang dapat
menekan risiko tersebut.
 Prosedur pengendalian
Prosedur pengendalian dibuat untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan
perusahaan dapat dicapai, termasuk mencegah kecurangan dan menentukan tindakan yang
dapat menekan risiko tersebut. Kesalahan atau kecurangan yang terjadi mungkin dapat
dideteksi. Sebagai contoh, sejumlah kasus kecurangan telah ditemukan setelah karyawan
yang telah lama dan tidak pernah mengambil cuti, tidak masuk kerja karena sakit atau
alasan – alasan lain yang tidak dapat dihindari. Cara mengatasinya dengan pemisahan
tanggung jawab untuk operasi yang berkaitan, operasional penyimpanan aset dan akutansi.
 Pengawasan
Pengawasan terhadap system pengendalian internal dapat menemukan kelemahan-
kelemahan dan memperbaiki efektivitas pengendalian. Secara umum, evaluasi pengawasan
terpisah dilakukan pada saat terjadi perubahan besar dalam strategi, manajemen senior,
struktur bisnis atau operasi. Pada perusahaan besar, auditor internal yang independen
terhadap operasi biasanya bertanggung jawab atas pengawasan system pengendalian
internal. Auditor internal dapat melaporkan masalah-masalah dan hal-hal yang mendapat
perhatian khusus kepada komite audit atau dewan direksi yang independen terhadap
manajemen. Selain itu, auditor eksternal juga dapat mengevaluasi pengendalian internal
sebagai bagian dari audit tahunan atas laporan keuangan
 Informasi dan komunikasi
Informasi mengenai lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian
serta pengawasan dibutuhkan manajemen untuk mengarahkan operasi dan memastikan
kepatuhan pada pelaporan, hukum dan peraturan yang diperlukan. Manajemen juga dapat
menggunakan informasi eksternal untuk menilai kejadian dan kondisi yang dapat
berpengaruh pada pengambilan keputusan dan pelaporan eksternal.

PENGELOLAAN TERHADAP PENERIMAAN KAS

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


7 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus
mengendalikan kas sejak diterima sampai kas disimpan di bank. Biasanya perusahaan
menerima kas dari dua sumber utama :
 Pelanggan yang membeli barang atau jasa
 Pelanggan yang membayar piutangny

Kas yang diterima dari penjualan tunai tanpa melihat sumber penerimaan kas, setiap
perusahaan harus melindungi dan mencatat penerimaan kas dengan baik. Salah satu
pengendalian yang paling penting untuk melindungi kas yang diterima dari penjualan
(misalnya di toko atau di restoran) di meja kasir adalah mesin kasir (cash register)
Kas yang diterima melalui cek atau giro. Pelanggan juga dapat membayar tagihan
dengan cek dan giro. Cek dapat diambil tunai di bank, sedangkan giro hanya dapat dipindah
bukukan dari rekening bank ke penerimanya. Sebagai salah satu pengendalian, perusahaan
harus meminta pelanggan untuk menuliskan nama perusahaan sebagai penerima uang
yang sah di lembar cek atau giro pembyaran dari pelanggan. Ini untuk memastikan bahwa
pencairan uang akan masuk hanya ke ekening bank perusahaan dan bukannya rekening
bank pihak lain yang tidak berhak. Seluruh cek dan giro yang diterima kemudian diserahkan
ke Departemen kasir. Staf yang bertugas akan menggabungkannya dengan penerimaan
dari penjualan tunai dan menyiapkan lembar setoran bank. Slip pembayaran dan total
rangkumannya dikirim ke Departemen Akutansi
Kas yang diterima melalui Transfer Dana Elektronik Kas juga dapat diterima dari
pelanggan melalui transfer dana elektronik (electronic fund transfers- EFT). Sebagai
contoh , sebagian pemegang kartu kredit memberi kuasa pada bank penerbit kartu kredit
untuk membebankan tagihan-tagihan rutin seperti telepon seluler, internet, ke kartu
kreditnya. Bank penerbit kartu kredit akan membayarkan tagihan tersebut kepada
perusahaan telepon, perusahaan internet, dan lain-lain. Sementara pemegang kartu kredit
akan mentransfer pembayaran ke perusahaan penerbit kartu kredit sehingga tidak perlu
repot mengurus pembayaran satu demi satu ke banyak pihak. Perusahaan juga dapat
melakukan hal yang sama , yaitu memberi kuasa kepada bank untuk melakukan transfer
elektronik otomatis, baik untuk membayar tagihan maupun menarik pembayaran dari
pelanggan- pelanggannya. Dalam hal penerimaan uang dari pelanggan , perusahaan harus
menyerahkan formulir yang di tanda tangani pelanggan ke bank sebagai surat kuasa untuk
mentransfer uang dari rekening pelanggan ke rekening perusahaan. Setiap bulan
perusahaan memberitahu pelanggan, jumlah yang harus ditransfer dan tanggal transfer
secara elektronik, misalnya melalui email atau pesan pendek di ponsel (sms). Pada tanggal
jatuh tempo, bank akan menerima uang dari pelanggan. Perusahaan mencatat penerimaan
kas ke rekening banknya dan memposting jumlah yang di bayarkan sebagai pengurang

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


8 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
saldo piutang ke akun pelanggan yang bersangkutan. Kebanyakan perusahaan mendorong
transfer elektonik otomatis oleh pelanggan untuk beberapa alasan. Pertama, transfer
elektronik tidak memakan biaya bila dibandingkan dengan pembayaran melalui cek atau giro
karena karyawan yang mengelola kas dapat ditiadakan. Kedua, transfer elektronik
memperkuat pengendalian internal terhadap kas karena kas diterima langsung oleh bank
tanpa pengelolaan kas oleh karyawan sehingga kemungkinan pencurian kas dapat
ditiadakan. Terakhir, transfer elektronik mengurangi jumlah pembayaran yang terlambat dan
mempercepat proses penerimaan kas.
PENGENDALIAN TERHADAP PEMBAYARAN KAS
Pengendalian terhadap kas harus memberikan keyakinan yang memadai bahwa
pembayaran dilakukan hanya untuk transaksi yang telah diotorisasi. Selain itu, pengendalian
harus memastikan bahwa kas digunakan secara efisien. Sebagai contoh pengendalian
harus memastikan bahwa seluruh diskon yang tersedia seperti diskon pembelian, telah
diambil. Di perusahaan kecil, pemilik/ manajer dapat memberi kuasa atas pembayaran
berdasarkan pengetahuan pribadi mengenai barang atau jasa yang dibeli. Tetapi, di
perusahaan besar tanggung jawab pembelian barang, pemeriksaan barang yang diterima,
dan verifikasi tagihan biasanya dilakukan oleh karyawan yang berbeda-beda. Tanggung
jawab ini harus dikoordinasikan untuk menastikan bahwa cek untuk pembayaran yang
sebenarnya telah dibuat untuk kreditor. Salah satu system yang di gunakan untuk keperluan
ini adalah system voucer. Sistem Voucer merupakan serangkaian prosedur untuk memberi
kuasa dan mencatat kewajiban dan pembayaran kas. Voucer adalah suatu dokumen yang
memberikan bukti pemberian kuasa untuk membayar kas atau melakukan transfer dana
elektronik. Sebagai contoh tagihan yang telah ditanda tangani oleh orang yang berwenang
sebagai persetujuan untuk pembayaran dapat dianggap sebagai voucer. Tetapi, dalam
banyak perusahaan, voucer adalah formulir khusus untuk mencatat data relevan mengenai
kewajiban dan rincian pembayarannya.
Sistem voucer dapat berupa system manual atau komputerisasian. Dalam system manual,
sebuah voucer biasanya disiapkan setelah dokumen pendukung yang diperlukan diterima.
Sebagai contoh, saat voucer disiapkan untuk pembelian barang, voucer harus dilengkapi
dengan faktur dari pemasok, pesanan pembelian, dan laporan penerimaan barang. Setelah
voucer disiapkan, voucer tersebut disampaikan ke manajer atau orang yang berwenang
untuk mendapatkan persetujuan pembayaran. Setelah disetujui, voucer dicatat dalam akun
dan disimpan berdasarkan tanggal jatuh tempo, system secara otomatis melakukan perintah
transfer ke rekening bank kreditor pada saat jatuh tempo. Pada saat yang sama, secara
elektronik voucer akan berpindah ke fail voucer yang telah dibayar sehingga terhindar dari
kemungkinan dibayar dua kali.

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


9 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Kas Yang Dibayar melalui Transfer Dana Elektronik
Kas juga dapat dibayar melalui system transfer dana elektronik menggunakan jaringan
computer, bukan secara tunai. Sebagai contoh ,perusahaan dapat membayar gaji karyawan
dengan menggunakan system ini. Karyawan dapat memberikan nomor rekening bank
mereka untuk disimpan di data transfer gaji perusahaan. Pada tanggal pembayaran gaji,
secara elektronik perusahaan mentransfer gaji ke rekening bank setiap karyawan melalui
system jaringan computer milik bank yang digunakan oleh perusahaan. Sama halnya,
banyak perusahaan menggunakan system ini untuk pemasok dan pihak ketiga lainnya.

Daftar Pustaka

Weygandt, Kimmel, Kieso.2019.Financial Accounting with International Financial Reporting


Standards 4th Edition. John Wiley and Sons, Inc.

‘20 Prinsisp-prinsip Akuntansi


10 Tim Dosen
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai