Anda di halaman 1dari 13

AKUNTANSI KEUANGAN I

MATERI SAP 5 dan 6


Sifat dan Komposisi Kas, Pengendalian Kas, Pembentukan Kas Kecil,
Rekonsiliasi Bank dan Pelaporan Kas
Pertemuan ke-5, 21 Maret 2016
Kelompok 2

Nama Kelompok 2 :
Kadek Rosita Dewi Indra Pratiwi (28/ 1515351133)

Ida Ayu Mirah Kusuma Putri (30/ 1515351139)

I Gusti Ayu Suputeri (34/ 1515351150)

Ida Ayu Arina Mahadewi (36/ 1515351153)

Made Erika Krisdiyanti Putri (37/ 1515351154)

Ayu Alit Cita Dewi (38/ 1515251155)

Program Non Reguler

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2016
SIFAT DAN KOMPOSISI KAS

Kas merupakan alat pertukaran dan alat pembayaran yang diterima untuk pelunasan
hutang, dan dapat diterima sebagai setoran dengan jumlah sebesar nilai nominalnya, juga
simpanan bank atau tempat lain yang dapat diambil sewaktu-waktu.
 Menurut Munawir (1983:14), Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima
dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand
deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek
atau bilyet).
 Standar Akuntansi Keuangan (2002 : 85) “Kas adalah alat pembayaran yang siap dan
bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”.
 Zaki Baridwan (2003 :85), “ kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai
suatu ukuran dalam akuntansi”.
Dalam prakteknya, kadang kas dikelompokkan menjadi dua yaitu Kas Kecil dan Kas
Besar. Kas Kecil digunakan untuk operasional sehari-hari dan jumlahnya tidak terlalu besar.
Biasanya digunakan untuk biaya operasional seperti biaya administrasi, biaya telepon, listrik,
dll. Kas Besar biasanya digunakan untuk menampung penerimaan Piutang, Pinjaman bank,
pengeluaran untuk membayar utang, pengeluaran untuk membeli aktiva.
Kas sangat penting artinya karena, menggambarkan daya beli dan dapat ditransfer
segera dalam perekonomian pasar kepada setiap individu dan organisasi dalam memperoleh
barang dan jasa yang diperlukan. Kas juga menjadi begitu penting karena, perorangan,
perusahaan, dan bahkan pemerintah harus mempertahankan posisi liquiqitas yang memadai,
yakni mereka harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untuk membayar kewajiban
pada saat jatuh tempo agar entitas bersangkutan dapat beroperasi.
Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting dalam neraca.
Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita, kas terlihat secara langsung atau
tidak langsung dalam hampir semua transaksi usaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat
kas yaitu :

 Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.


 Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam transaksi serta
ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan beragam tanpa tanda pemilik.
 Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jaga sedemikian rupa
sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
 Kas terdiri dari saldo kas yang ditangan perusahaan dan termasuk rekening giro.
Setoran kas adalah asset yang dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek,
bukan untuk investasi dan dengan cepat dapat dijadikan menjadi kas.

Kas yang diperlukan perusahaan baik digunakan untuk membiayai perusahaan sehari-
hari ataupun untuk pembelian aktiva tetap, memiliki sifat continue maupun tidak continue.

 Sifat Continue
Untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, membayar suplier kantor
habis pakai, dll.
 Sifat tidak Continue
Untuk pembayaran pajak, deviden, angsuran hutang, dll.

Komposisi Kas

a. Yang termasuk sebagai bentuk bentuk kas atau golongan kas adalah sebagai berikut:
1. Uang tunai berupa uang kertas/ uang logam baik mata uang sendiri maupun mata
uang asing
2. Demand Deposit yaitu uang simpanan dibank yang sewaktu waktu dapat diambil
(berupa rekening giro)
3. Cek yang diterima sebagai pembayaran dari pihak lain
4. Wesel pos
5. Cek perjalanan yaitu cek yang dikeluarkan oleeh suatu bank untuk melayani
kebutuhan masalah yang akan melakukan perjalanan jauh.
6. Cashier check adalah cek yang dibuat dan ditandatangani oleh suatu bank dan ditarik
oleh bank itu sendiri.

b. Yang tidak termask sebagai bentuk bentk atau golongan kas , diantaranya :

1. Deposito berjangka yaitu uang simpanan dibank yang dapat diambil setelah jangka
waktu tertentu / setelah jatuh tempo deposito
2. Cek kosong yaitu cek yang dananya tidak ada atau tidak mencukupi.
3. Cek mundur yaitu cek yang hanya bisa diambil pada waktu trtentu sesuai dengan
tanggal yang tertera dalam cek tersebut.
4. Surat Berharga.
5. Kartu Kredit.
6. Dana atau uang yang disediakan untuk tujuan tujuan tertentu sehingga terikat
penggunaanya seperti dana pensiun dan asuransi

PENGENDALIAN KAS

Pengendalian atas Penerimaan Kas

Cek adalah uang tunai kecuali post dated check (cek mundur) ialah cek yang dibuat oleh
perusahaan tertanggal di masa yang akan datang .Ada dua macam pengendalian atas
penerimaan cek yaitu:
 Pengendalian preventif, yaitu pengendalian untuk melindungi kas dari pencurian dan
penyalahgunaan, dimana perusahaan harus mengendalikan kas mulai dari diterimanya
hingga disetorkan ke bank,
 Pengendalian detektif, yaitu prosedur yang dirancang untuk mendeteksi pencuriaan atau
penyalahgunaan kas. Perusahaan retail biasanya menerima kas dari dua sumber yaitu:
1. Dari customer atau pelanggan,
2. Dari mail receive check yaitu penerimaan wesel atau kiriman uang dari pelanggan yang
melakukan pembayaran atas penjualan kredit.
Pengendalian Kas yang Diterima dari Penjualan tunai
Cash short and over (akun kekurangan dan kelebihan kas) adalah suatu keadaan
dimana kas sebenarnya berbeda dengan laporan penerimaan uang, dimana perbedaan itu
mengakibatkan uang lebih atau uang kurang. Pada akhir periode akuntansi saldo debit
perkiraan cash short and over dimasukan ke miscellenious administrative expenses dalam
income statement,sedangkan credit balance dimasukkan ke other income dalam income
statement.
Pengendalian Internal atas Pembayaran Kas
Prinsip pengendalian internal terhadap kas menetapkan bahwa harus ada pemisahan
fungsi-fungsi yang berhubungan dengan pengelolaan kas yaitu pemisahan antara fungsi
penyimpanan, pelaksana dan pencatatan. Jelasnya harus dipisahkan misalnya fungsi
penerimaan, pengeluaran, penyimpanan dan pencatatan (akuntansi) kas.

Pengendalian kas itu penting, karena pertama, kas merupakan satu satunya aset yang
mempunyai sifat segera dapat dikonversikan menjadi jenis aset lain. Kas ini mudah
digelapkan dan dipindahtangankan dan hampir secara universal diinginkan setiap orang.
Kedua, jumlah kas yang dimiliki oleh sebuah perusahaan harus diatur secara seksama
sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit yang tersedia pada setiap saat. Jika terjadi
kelebihan (idle cash) perusahaan kehilangan kesempatan untuk memperoleh penghasilan
jika kas tersebut dapat diinvestasikan, sehingga sering dikatakan tidak produktif. Tetapi jika
kekurangan kas akan menyebabkan perusahaan kesulitan likuiditasnya.

Selain pemisahan fungsi penerimaan dan pengeluaran serta penyimpanan,


pengendalian internal terhadap kas dapat dilakukan dengan menerapkan sistem berikut ini:

1. Penggunaan Rekening Bank, Simpanan di bank yang memenuhi kriteria sebagai kas
misalnya tabungan dan giro. Rekening bank yang dimiliki perusahaan bisa lebih dari satu
bank.
2. Transfer Dana Elektronik (TDE), Pemindahan dana dari satu pihak kepada pihak lainnya
tidak selalu menggunakan media kertas. Metode yang memanfaatkan teknologi seperti
telepon, telegraf, komputer, satelit atau peralatan elektronik lainnya dapat dengan mudah
digunakan untuk memindahkan dana dari satu pihak ke pihak lainnya.
3. Sistem Kas Kecil, Untuk pembayaran dalam jumlah yang kecil seperti bayar makan
siang, ongkos taksi, sumbangan, beli perlengkapan kantor yang kecil
kecil, tidak mungkin dilakukan dengan mengeluarkan cek. Oleh karena
itu perusahaan harus menyediakan dana sebagai kas kecil untuk
memenuhi kebutuhan di atas.
4. Proteksi Fisik atas Saldo Kas, Perlindungan secara fisik dilakukan dengan menyediakan
lemari besi, peti penyimpanan atau laci kas yang terkunci.
5. Rekonsiliasi Saldo Bank, Karena uang perusahaan ada yang disimpan di bank, dan
seringkali terjadi perbedaan dan keterlambatan informasi mengenai mutasi kas di bank
maka secara periodik perlu dilakukan pencocokan antar catatan menurut bank dan
menurut perusahaan untuk menentukan saldo yang benar pada tanggal tertentu misal pada
tanggal pelaporan keuangan.

PEMBENTUKAN KAS KECIL


Pengeluaran kas didalam prakteknya, tidak semua dapat dilakukan dengan
menggunakan cek, karena untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sangat tidak
efektif bila dilakukan dengan menggunakan cek. Untuk itu perusahaan biasanya membentuk
suatu dana khusus yang disebut dengan dana kas kecil ( Petty Cash Fund ).
Horngren (2012) menyatakan bahwa kas kecil jauh lebih mudah dicairkan jika
dibandingkan dengan kas yang ada pada bank, karena tidak adanya kelayakan kontrol dan
pengawasan terhadap kas layaknya di kas pada bank. Untuk itu pada kas kecil setidaknya
memerlukan beberapa elemen pengawasan:
1. Penunjukan bendahara atau kasir (custodian) untuk mengelola dan bertanggungjawab
terhadap dana kas kecil.
2. Pengalokasian secara spesifik sejumlah uang pada dana kas kecil.
3. Pembayaran dana kas kecil melalui nota kas kecil (petty cash ticket), nota kas kecil
diberikan nomor secara urut dan berlaku sebagai bukti pengesahan dan bukti
penggunaan, sehingga mudah untuk mengontrol dan menelusur penggunaan kas kecil.

Soemarso ( 2004 ) mendefinisikan dana kas kecil sebagai berikut : ”sejumlah uang
tunai tertentu yang disisihkan dalam perusahaan dan digunakan untuk melayani pengeluaran-
pengeluaran tertentu. Biasanya pengeluaran-pengeluran yang dilakukan melalui dana kas
kecil adalah pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya tidak besar, pengeluaran-pengeluaran
lain dilakukan dengan bank ( dengan cek )”.

Ada 2 (dua) metode untuk membukukan kas kecil yaitu :


1. Metode Dana Tetap (imprest method)
2. Metode Fluktuasi (fluktuation method)

Metode Dana Tetap (imprest method)

Metode Imprest adalah metode pembukuan kas kecil dimana jumlah rekening kas
kecil selalu tetap. Setiap terjadi pengeluaran, pemegang kas kecil tidak langsung melalukan
pencatatan, tapi hanya mengumpulkan bukti-bukti pengeluarannya.
Pada waktu yang telah ditetapkan, bila dana kas kecil sudah hampir habis baru
dilakukan pembukuan berdasarkan bukti-bukti pengeluaran, kemudian pemegang kas kecil
mengajukan pembentukan dana kas kecil kepada bendahara kas yang besarnya sesuai dengan
pembukuan dan bukti-bukti pengeluaran, sehingga dana kas kecil tetap dalam jumlah semula.

Langkah-langkah operasional metode imprest sebagai barikut :

1. Pembentukan dana kas kecil dimana pemegang kas kecil diserahi sejumlah uang tunai
untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang diprediksikan dapat memenuhi
kebutuhan dalam jangka waktu tertentu.
2. Dana kas kecil digunakan untuk pembayaran pengeluaran-pengeluaran .

3. Setelah dana kas kecil habis, kasir kas kecil melakukan pembentukan dana kas kecil
kembali yaitu dengan mengisi sebesar jumlah pengeluaran.

Keuntungan metode imprest :


 Menghemat waktu bagi kasir kas kecil, karena tidak diganggu setiap kali terjadi
pembelian atau pengeluaran kas kecil.
 Menghemat waktu dalam pembukuan pengeluaran rekening nominal.
Contoh jurnal kas kecil dengan menggunakan metode imprest adalah sebagai berikut

1 Kas Kecil Rp
xxx,-
Kas Rp xxx,-
(Jurnal Untuk Mencatat Pembentukan Kas Kecil)
2 Pada saat terjadi pengeluaran pada kas kecil perusahaan
tidak mencatat dalam jurnal laporan keuangan.
Perusahaan hanya menyimpan faktur pembelian atas
sejumlah kas yang dikeluarkan. Pembelian dan biaya
dicatat ketika perusahaan mengisi kas kecil kembali
3 Beban Perlengkapan Kantor Rp
xxx,-
Beban Perangko Rp
xxx,-
Beban Representasi Rp xxx,-
Kas Rp xxx,-
(Jurnal mencatat beban perusahaan apabila perusahaan
mengisi kas kecil kembali)
4 Kas Rp xxx,-
Kas Kecil Rp xxx,-
(Jurnal Untuk penutupan Kas Kecil Perusahaan pada
akhir periode)

Metode Fluktuasi (fluktuation method)

Metode Fluktuasi, Pengisian kas kecil pada waktu tertentu selalu sama setiap terjadi
pengeluaran. Pemengang kas kecil harus melakukan pencatatan dengan mengkredit kas kecil
setiap terjadi pengeluaran kas kecil.
Karena pengeluaran setiap periode tidak sama, sedangkan pengisian dana kas kecil
pada setiap periode dalam jumlah yang sama, maka jumlah rekening kas kecil akan selalu
berubah sesuai dengan fluktuasi pengeluaran yang terjadi.
 Kas Kecil Rp. xxx,-
Bank Rp. xxx,-
(mencatat pembentukan Dana Kas Kecil)
 Beban langganan Surat Kabar Rp. xxx,-
Kas Kecil Rp. xxx,-
(Mencatat pembayaran Langganan surat
Kabar Pada Surat kabar “langganan”)
 Beban Listrik Rp. xxx,-
Kas Kecil Rp. xxx,-
(membayar beban Listrik)
 Kas Kecil Rp. xxx,-
Bank Rp. xxx,-
(Mencatat pengisian Kembali kas kecil)

Perbedaan antara metode dana tetap dengan metode fluktuasi sebagai berikut:

1. Dalam metode dana tetap, pengeluaran yang dilakukan oleh kasir kas kecil tidak di buat
jurnal sedangkan dalam metode fluktuasi pengeluaran yang di lakukan oleh kasir kas
kecil di buat jurnal.
2. Dalam metode dana tetap, Besarnya penggantian sebesar pengeluaran yang telah
dilakukan sehingga saldo kas kecil selalu tetap seperti semula. sedangkan dalam metode
fluktuasi pengisian kembali tidak harus sebesar pengeluaran yang di lakukan.
3. Dalam metode dana tetap, saldo kas kecil tetap (seperti semula) sedangkan dalam metode
fluktuasi saldo kas kecil berubah-ubah (tidak tetap)
REKONSILIASI BANK

Guna menghindari kejahatan/kecurangan terhadap kas, maka semua penerimaan kas


agar setiap hari disetor ke bank, pengeluaran-pengeluaran selain menggunakan kas kecil agar
menggunakan cek dan perlu membuat rekonsiliasi bank tiap bulan.Berarti perusahaan
membuka rekening giro pada bank. Rekening giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank
yang dapat ditarik setiap saat dengan menggunakan bilyet giro, Check atau pemindahbukuan.
Pemegang rekening giro akan menerima laporan dari bank secara periodik mengenai
saldo simpanan perusahaan di bank berupa laporan rekening Koran (R/K).
Jika perusahaan menyetor uang tunai yang diterima setiap hari ke bank, dan semua
pembayaran (kecuali pengeluaran-pengeluaran dengan menggunakan kas kecil) dilakukan
menggunakan cek, maka saldo kas menurut catatan perusahaan ( saldo awal + penerimaan
kas-pengeluaran kas) harus sama saldo simpanan di bank dari laporan rekening koran bank.
Ke dua saldo biasanya memiliki jumlah yang berbeda. Untuk itu perusahaan perlu membuat
rekonsiliasi bank.
Rekonsiliasi bank adalah proses penyesuaian saldo kas menurut catatan perusahaan
dengan saldo kas menurut laporan R/K bank menuju saldo yang sebenarnya.
Beberapa penyebab perbedaan antara saldo menurut pembukuan dengan saldo menurut
rekening koran bank yaitu :
1. Bank belum mencatat transaksi tertentu
a. Setoran dalam perjalanan
Perusahaan telah mencatat setoran ke bank tetapi bank belum mencatatnya. Contoh :
setoran pada akhir bulan, biasanya bank akan membukukan pada bulan berikutnya.
b. Cek dalam perjalanan (cek masih beredar)
Cek yang ditarik dan telah dibukukan perusahaan tetapi bank belum mencatatnya,
biasanya terjadi karena sampai akhir bulan yang menerima cek belum mencairkan cek
tersebut.
2. Perusahaan belum mencatat transaksi tertentu
a. Penerimaan kas melalui bank
Bank kadang-kadang melakukan penerimaan kas untuk dibukukan ke dalam rekening giro
perusahaan, misalnya konsumen langsung membayar ke bank.
b. Biaya administrasi bank
Bank biasanya membebankan sejumlah biaya untuk menangani transaksi-transaksi yang
dilakukan oleh pemegang giro, biaya ini baru diketahui setelah ada laporan dari bank
yang berupa rekening Koran
c. Pendapatan bunga atau jasa giro
Jumlah bunga yang menjadi pendapatan perusahaan biasanya baru diketahui setelah
perusahaan menerima laporan bank.
d. Cek kosong
Cek kosong adalah cek yang tidak cukup dananya ( jumlah rupiah dalam cek lebih besar
daripada saldo giro kensumen ). Perusahaan yang sering menerima pembayaran dari
konsumen dalam bentuk cek yang diperlakukan sama dengan uang tunai. Cek tersebut
kemudian disetorkan ke bank. Perusahaan baru tahu kalau cek tersebut kosong setelah
menerima laporan dari bank.
e. Cek dikembalikan ke penyetor karena alasan lain ( bukan cek kosong )
Bank kadang-kadang mengembalikan cek kepada penyetor karena alasan-alasan berikut :
– Rekening penarik cek telah ditutup
– Cek telah kadaluwarsa, cek kadang hanya dapat diuangkan dalam jangka waktu
tertentu, apabila selama jangka waktu tersebut tidak diuangkan maka cek menjadi
tidak berlaku lagi.
– Tanda tangan yang tercantum pada cek tidak sah
– Kesalahan dalam penulisan cek
Pencatatan akuntansi untuk kasus ini sama dengan cek kosong.

3. Bank atau perusahaan telah melakukan kesalahan pencatatan

Contoh, bank mungkin salah mengurangi saldo giro perusahaan untuk giro yang
ditarik bukan oleh perusahaan tersebut, mungkin karena nama perusahaannya hampir sama.
Bisa juga bank atau perusahaan salah dalam mencatat jumlah rupiah yang disetorkan ke bank.

Bentuk Rekonsiliasi Bank


Ada beberapa cara penyusunan rekonsiliasi bank, salah satunya yaitu Rekonsiliasi
saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan kearah saldo yang benar.
Leporan rekonsiliasi bank dapat disusun dalam bentuk :
 Sekontro (account form), Dalam bentuk ini saldo rekening koran bank dan saldo kas
bank menurut catatan perusahaan disajikan dengan bentuk sebelah menyebelah
(bentuk horisontal).
 Laporan (report form), Dalam bentuk ini saldo rekening koran bank dan saldo kas
bank menurut catatan perusahaan disajikan dengan bentuk atas bawah (bentuk
vertikal).
Prosedur Rekonsiliasi Bank

Setelah menerima Rekening Koran dari bank, pihak perusahaan akan membandingkan
saldo kas bank menurut peusahaan dengan menurut rekening koran bank. Jika terdapat
perbedaan, perusahaan harus segera menyampaikan laporan rekonsiliasi bank kepada bank
yang bersangkutan dalam jangka waktu tertentu. Seandainya perusahaan tidak menyampaikan
laporan rekonsiliasi kepada bank, maka pihak bank akan menganggap saldo menurut bank
sudah benar. Untuk itu, biasanya perusahaan akan segera melakukan rekonsiliasi bank jika
terdapat perbedaan saldo dan dilakukan oleh petugas yang tidak terlibet dalam pengelolaan
kas.

Langkah selanjutnya setelah diketahui adanya perbedaan saldo adalah melakukan


identifikasi penyeban timbulnya perbedaan saldo kas. Secara umum yang dapat menyebabkan
perbedaan saldo kas menurut perusahaan dengan saldo menurut rekening koran serta
pengaruhnya terhadap saldo sebelum rekonsiliasi sebagai berikut :

Mempengaruhi saldo perusahaan :


a. Menambah saldo perusahaan :
Penerimaan yang telah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan,
misalnya : Hasil inkaso bank, Jasa Giro, Transfer bank, Kesalahan perusahaan
mencatatan pengeluaran perusahaan terlalu besar, Kesalahan perusahaan mencatatan
penerimaan perusahaan terlalu kecil.
b. Mengurangi saldo perusahaan :
Pengeluaran yang sudah dicatat oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan,
misalnya : Biaya administrasi bank, Cek ditempat, Kesalahan perusahaan mencatat
pengeluaran terlalu kecil, Kesalahan perusahaan mencatatan penerimaan perusahaan
terlalu besar., Setoran cek tidak cukup dana / cek kosong.

Mempengaruhi saldo bank :

a. Menambah saldo bank :


Setoran atau penerimaan perusahaan yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum
dicatat bank, misalnya : Setoran dalam proses, Penerimaan tagihan belum disetor ke
bank, Kesalahan bank mencatat pengeluaran perusahaan terlalu besar., Kesalahan
bank mencatat penerimaan perusahaan terlalu kecil.
b. Mengurangi saldo bank :
Pengeluaran yang sudah dicatat oleh perusahaan tetapi belum dicatat oleh bank,
misalnya : Cek dalam peredaran, Kesalahan bank mencatat pengeluaran perusahaan
terlalu kecil., Kesalahan bank mencatat penerimaan perusahaan terlalu besar.

Tahap-Tahap Penyusunan Rekonsiliasi Bank

1. Buat dua kolom untuk bank dan rekening bank menurut perusahaan, tulis saldo menurut
bank dan saldo menurut perusahaan
2. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut bank yaitu :
a. Tambahkan setoran dalam perjalanan pada saldo menurut bank
b. Kurangkan cek dalam perjalanan dari saldo bank
3. Tambahkan atau kurangkan pada saldo menurut buku
a. Tambahkan pada saldo menurut bank penerimaan-penerimaan kas langsung melalui
bank, pendapatan bunga atas giro.
b. Kurangkan dari saldo menurut buku biaya administrasi bank, biaya pencetakan cek
dan pengurangan lain yang dilakukan oleh bank, misalnya karena ada pengembalian
cek kosong.
4. Hitunglah saldo menurut bank dan saldo menurut perusahaan yang telah disesuaikan,
keduanya saldonya harus sama.
5. Buatlah jurnal untuk setiap hal yang terdapat pada butir tiga di atas yaitu hal-hal yang
tercantum pada saldo menurut perusahaan.
6. Berbaiki semua kesalahan yang terdapat dalam pembukuan perusahaan, sampaikan
pemberitahuan ke bank jika bank telah melakukan kesalahan.

PELAPORAN KAS

Walaupun pelaporan kas secara relative bersifat langsung tetapi terdapat sejumlah
masalah yang perlu mendapat perhatian khusus. Masalah – masalah itu berhubungan dengan
pelaporan:
- Kas yang dibatasi atau Restriktif
Kas yang dibatasi adalah kas yang dicadangkan untuk suatu tujuan tertentu misalnya
kas kecil, penggajian, dana deviden, perluasan pabrik, pelunasan hutang jangka panjang,
pencatatan biaya deposito, dan saldo kompensasi (bagian dari rekening giro yang
diendapkan oleh bank untuk berjaga-jaga akan adanya overdraft). Letak dari kas yang
dibatasi tergantung pada jangka waktu konversi kas yang dibatasi tersebut, dapat
diletakkan di Aktiva Lancar atau pada Aktiva Jangka Panjang.
- Overdraft Bank
Overdraft Bank terjadi apabila jumlah cek yang ditulis melebihi saldo yang ada pada
bank. Hal ini harus dicatat pada kelompok kewajiban lancar (utang usaha)
- Ekuivalen Kas
Ekuivalen kas merupakan investasi yang sangat likuid dengan syarat dapat dengan
segera dikonversi menjadi kas dan pada umumnya jatuh tempo kurang dari 3 bulan.
Contoh : treasury bill, kertas komersial, dan dana pasar uang.
DAFTAR PUSTAKA

http://292199.blogspot.co.id/, diakses 18 Maret 2016


http://aivhepott.blogspot.co.id/2011/03/cara-pembuatan-kas-kecil.html, diakses 18 Maret
2016
http://charlenekwee.blogspot.co.id/2014/01/kas.html, diakses 19 Maret 2016
http://musthika-aksara.blogspot.co.id/2010/11/kas-dan-pelaporan-kas.html, diakses 19 Maret
2016

Anda mungkin juga menyukai