Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“ AKUNTANSI KAS PERUSAHAAN“

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester

Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Ferdiawan., S.Pd., M.Pd

Oleh :

Cristi Filya Dungga_C30122101

AK 3

PRODI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya persembahkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “ Akuntansi Kas Perusahaan “ dalam memenuhi tugas akhir ujian
semester Bahasa Indonesia.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Bahasa Indonesia Bapak Ferdiawan, S.Pd., M.Pd yang memberikan arahan dan
bimbingan dalam penulisan makalah. Saya juga mngucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu.

Saya menyadari jika dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat.

Palu, 20 Desember 2022

Cristi Filya Dungga

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….

DAFTAR ISI………………………………………………………………………

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………

A. Latar Belakang………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………..

BAB 2 PEMBAHASAN………………………………………………………….

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam setiap kegiatan dan aktivitas berbisnis sangat memerlukan kas
dimana kas berfungsi dalam membiayai segala kegiatan operasional berbisnis
seperti perusahaan-perusahaan.
Zaman sekarang sudah semakin banyak perusahaan-perusahaan yang
berdiri, untuk itu agar dapat terus mempertahankan sebuah perusahaan maka
sebuah perusahaan harus dapat mengontrol dan mengelola kas secara tepat.
Pengontrolan dan pengelolaan kas secara tepat dapat memberikan manfaat
yang sangat besar bagi sebuah perusahaan seperti perlindungan dana,
pengektifan dana, pencatatan dana akurat, memastikan kelegalan pengguna,
dan pemeliharaan saldo bank. Apabila kas tidak dikontrol dengan baik dan
benar maka dapat menimbulkan kerugian pada sebuah perusahaan.

1.2. Rumusan Msalah


a. Apa yang dimaksud dengan akuntansi kas ?
b. Bagaimana jenis-jenis kas dalam perusahaan ?
c. Bagaimana sistem penerimaan dan pengeluaran kas terhadap perusahaan?
d. Bagaimana pengendalian internal atas penerimaan dan pembayaran kas
terhadap perusahaan ?
e. Bagaimana bentuk rekonsiliasi bank ?
f. Bagaimana penempatan kas dineraca ?

1
1.3. Tujuan
a. Untuk menegetahui pengertian akuntansi kas.
b. Untuk mengetahui jenis-jenis kas dalam perusahaan.
c. Untuk mengetahui sistem penerimaan dan pengeluaran kas.
d. Untuk mengetahui pengendalian internal atas penerimaan dan pembayaran
kas terhadap perusahaan.
e. Untuk mengetahui bentuk rekonsiliasi bank.
f. Untuk mengetahui penempatan kas dineraca.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Akuntansi Kas

Akuntansi adalah suatu proses yang diawali dengan mencatat,


mengelompokkan, mengolah, menyajikan data, dan mencatat transaksi
yang berhubungan dengan keuangan.
Menurut Rizal Efendi (2013),” kas adalah segala sesuatu ( baik yang
berbentuk uang atau bukan ) yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran atau pelunasan kewajiban”. Kas merupakan aktiva perusahaan
yang berbentuk uang tunai ( uang kertas, uang logam, cek, wesel, deposito,
dan lainnya ) yang dipegang oleh perusahaan atau disimpan di bank dan
dapat digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Aset harus memenuhi
dua kriteria agar dapat disebut kas. Pertama, harus siap digunakan setiap
saat untuk membayar semua kewajiban yang ada sekarang. Kedua, harus
bebas dari ikatan-ikatan apa pun yang membatasi penggunaannya untuk
melunassi kewajiban.
Akuntansi kas adalah metode akuntansi yang dapat digunakan untuk
melacak pendapatan dan pengeluaran perusahaan, organisasi, maupun
industry bisnis lainnya.

2.2. Jenis-Jenis Kas

Beberapa jenis kas didalam perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Petty Cash (kas kecil)


Petyy cash adalah kas dalam bentuk uang tunai yang disiapkan oleh
perusahaan untuk membayar berbagai pengeluaran yang nilainya relative
lebih kecil dan tidak ekonomis bila membayarnya dengan cek. Pada
pencatatan arus kas kecil, perusahaan biasanya menggunakan dua metode

3
pencatatan yaitu metode sistem dana tetap dan metode sistem dana
berubah-ubah. Kas kecil merupakan dana yang disediakan oleh perusahaan
dalam kebutuhan yang relatif kecil dan kurang efektif serta ekonomis
apabila menggunakan cek. Dana kas kecil merupakan dana yang sangat
berfungsi untuk kelancaran kegiatan operasional sehari-hari perusahaan
seperti pembelian prangko, membayar tagihan telepon, biaya perjalanan
dinas, atau membayar transaksi-transaksi dalam jumlah kecil.
Pembentukan dana kas kecil sederhana namun harus mengikuti prosedur
yang di perusahaan agar tidak terjadi kesalahan yang fatal. Untuk
pembentukan dana kas kecil terdiri beberapa tahapan dan dilaksanakan
oleh pemegang dana kas kecil, pemegang kas, bagian akuntansi, dan
pemakai dana kas kecil yang mana dalam pengelolaan dana kas kecil
menggunakan dokumen-dokumen seperti cek, voucher, surat keputusan
dan atau permintaan pengeluaran dan permintaan kas kecil. Dalam
kegiatan kas kecil perusahanharus menetapkan metode yang sesuai dengan
kebutuhan kas kecil perusahaannya agar tidak terjadi ketidakseimbangan
antara kebutuhan operasional perusahaan dengan apa yang sudah
perusahaan tetapkan tentang perlakuan kas kecil

2. Cash In Bank (Kas di Bank)


Kas di Bank adalah uang yang disimpan perusahaan direkening bank
tertentu yang jumlahnya relative besar dan membutuhkan keamanan yang
lebih baik.

2.3. Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas

2.3.1. Sistem Penerimaan Kas

Penerimaan kas adalah transaksi penerimaan uang secara tunai yang


menyebabkan bertambahnya aset perusahaan berupa kas. Sistem akuntansi

4
penerimaan kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan
kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap
dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem akuntansi
penerimaan kas terdiri dari dua sistem pokok, yaitu :
1. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi menjadi tiga


prosedur menurut Mulyadi (2016:380) :

a. Penerimaan Kas dari Over-The Counter-Sale


Over-the -counter-sale yaitu pembeli datang ke perusahaan, ,melakukan
pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran
kasir, dan menerima barang yang akan dibeli. Kemudian perusahaan
menerima uang tunai, pembayaran langsung dari pembeli dengan kartu
kredit atau debit, cek pribadi, sebelum barang diserahkan kepada pembeli.
b. Penerimaan Kas dari Cash-On-Delivery Sales (COD Sales)

COD Sales adalah transaksi penjualan yang melibatkan perusahaan


angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan
kas dari hasil penjualan, dan kantor pos. COD sales merupakan sarana
untuk memperluas daerah pemasaran.

c. Penerimaan Kas dari Credit Card Sale


Kartu kredit bukan merupakan suatu tipe penjualan namun merupakan
salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi
penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi pembeli maupun penjual.

2. Sistem Penerimaan dari Piutang Usaha


Mulyadi (2008), menjelaskan bahwa untuk menjamin diterimanya
kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang harus
mengaharuskan:
a. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara
pemindah bukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan

5
hanya menerima kas dalam bentuk cek atas nama perusahaan , akan
menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro
bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan
penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.
b. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor
ke bank dalam jumlah penuh.

2.3.2. Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas


Sebagian besar penerimaan kas perusahaan berasal dari hasil kegiatan
normal bisnisnya, yaitu melalui penjualan tunai (baik untuk perusahaan
dagang maupun perusahaan jasa), ataupun sebagai hasil penagihan piutang
usaha dari pelanggan (dalam hal penjualan kredit). Sedangkan penerimaan
kas lainnya timbul dari kegiatan non-operasional perusahaan. Contoh
sumber penerimaan kas lainnya ini adalah berasal dari pendapatan bunga,
sewa, deviden, setoran pemilik, hasil pinjaman bank, hasil penjualan
aktiva tetap yang tidak terpakai, hasil penerbitan dan penjualan saham,
obligasi dan sebagainya. Mengingat kas merupakan aktiva yang paling
lancar dibanding aktiva lainnya, maka untuk mengamankan penerimaan
kas ini diperlukanlah sebuah sistem pengendalian internal yang sangat
baik dan ekstra hati-hati.
Secara garis besar, berikut ini adalah beberapa penerapan prinsip
pengendalian internal atas penerimaan kas :
1. Hanya karyawan tertentu saja yang secara khusus ditugaskan untuk
menangani penerimaan kas.
2. Adanya pemisahan tugas (segregation of duties) antara individu yang
menerima kas, mencatat/membukukan penerimaan kas, dan yang
menyimpan kas.
3. Setiap transaksi penerimaan kas harus didukung oleh dokumen
(sebagai bukti transaksi), seperti slip berita pembayaran (pengiriman)
uang/remittance advices (dalam kasus penerimaan uang lewat pos/mail

6
receipts), struk/cash register record (dalam kasus penerimaan uang
lewat konter penjualan/counter receipts), dan salinan bukti setor uang
tunai ke bank(deposite slips).
4. Uang kas hasil penerimaan penjualan harian atau hasil penagihan
piutang dari pelanggan harus disetor ke bank setiap hari oleh
departemen kasir. Departemen kasir (kepala kasir) akan mengisi
formulir setoran bank dan kemudian menyetorkan uang kas ke bank.
Salinan bukti setor bank ini, lalu akan diserahkan oleh departemen
kasir ke bagian keuangan. Jika uang kas hasil penerimaan penjualan
harian atau hasil penagihan piutang tersebut tidak sempat disetorkan ke
bank, maka simpanlah uang kas tadi dalam safe deposite box, dan
hanya satu orang tertentu saja yang ditunjuk atau memiliki kode akses
untuk membukanya, hal ini dilakukan untuk menghindari sikap saling
menuduh atau memudahkan pertanggungjawaban langsung apabila
terjadi kehilangan atas uang kas tersebut.
5. Dilakukannya pengecekan independen atau verifikasi internal. Dalam
kasus penerimaan uang lewat konter penjualan, supervisor biasanya
akan memverifikasi (mengecek) kebenaran atas jumlah penerimaan kas
harian yang telah dihasilkan oleh operator mesin register kas dengan
cara mencocokkan antara total catatan register kas dengan total fisik
uang kas actual, sedangkan bagian keuangan juga akan memverifikasi
(mengecek) kebenaran atas jumlah penerimaan kas harian ini dengan
cara membandingkan antara salinan lembar ke dua dari ringkasan total
penerimaan kas harian dengan salinan bukti setor bank.

2.3.3. Sistem Pengeluaran Kas

Sistem akuntansi pengeluaran kas merupakan sistem yang digunakan


untuk mencatat seluruh transaksi pengeluaran kas, yang meliputi
serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar,
menyerahkan dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang

7
berada dalam pengelolaan suatu perusahaan. Sistem akuntansi pengeluaran
kas terdiri dari dua sistem pokok, yaitu:
1. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, yaitu sistem akuntansi
pengeluaran kas dengan menggunakan cek biasanya ditujukan untuk
pengeluaran yang jumlah nominalnya besar.
2. Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem
dana kas kecil yaitu sistem dana kas kecil digunakan perusahaan jika
terjadi pengeluaran dengan nominal kecil. Sistem ini dilakukan dengan
dua cara yaitu sistem saldo berfluktuasi (fluctuating fund balance system)
dan sistem saldo tetap (imprest system).

2.3.4. Pengendalian Internal Atas Pembayaran Kas


Kas dikeluarkan untuk berbagai tujuan (alasan), seperti membayar
beban-beban tertentu (baik sebagai pengeluaran operasional maupun non
operasional), membayar utang kepada pemasok, bankir, atau pihak
kreditur lainnya, serta bisa juga kas di keluarkan untuk membeli aktiva.
Pada umumnya, pengendalian internal atas pengeluaran kas akan lebih
efektif ketika pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek atau
transfer lewat rekening bank, dari pada dengan melibatkan uang kas secara
langsung. Pengecualian dibuat untuk pengeluaran-pengeluaran tertentu
yang jumlahnya relative kecil, dimana pengeluaran-pengeluaran ini
mungkin dapat dibiayai lewat dana kas kecil (petty cash fund).
Pengendalian internal atas pembayaran kas seharusnya memberikan
jaminan yang memadai bahwa pembayaran hanya dilakukan untuk
transaksi-transaksi yang benar-benar telah diotorisasi dengan semestinya.
Di samping itu, budgeting juga dapat menjadi sebagai salah satu alat
kontrol untuk memastikan bahwa uang kas telah digunakan secara efisien.
Pengendalian internal harus dapat menjamin bahwa setiap kejadian
ekonomi yang sifatnya akan menghemat pengeluaran kas benar-benar

8
telah di manfaatkan dengan semestinya untuk kepentingan perusahaan,
bukan untuk kepentingan pribadi oknum karyawan tertentu.
Untuk menjamin pengendalian internal yang baik maka pemisahan
tugas (segregation of duties ) sangat mutlak diperlukan. Sudah dapat
dipastikan apa yang akan terjadi apabila bagian pembelian juga merangkap
dengan bagian pembayaran dan pembukuan. Dalam hal ini, kemungkinan
besar dapat di pastikan bahwa akan terjadi yang namanya employee fraud (
tindakan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan ). Kalau pengendalian
internal tidak diterapkan dengan baik, maka tidak hanya potongan
pembelian, tetapi potongan dagang ( trade discounts ) juga akan atau dapat
dimanipulasi. Potongan pembelian diberikan oleh pemasok kepada
perusahaan atas pembayaran yang dilakukan dalam waktu yang segera
sesuai dengan periode potongan yang tertera dalam credit term.
Sedangkan potongan dagang adalah potongan langsung yang diberikan
oleh pemasok kepada perusahaan atas pembelian barang dalam jumlah
atau partai besar.
Pada umumnya, pengendalian internal baru diterapkan oleh
perusahaan dengan skala bisnis ukuran menengah ke atas, yang dimana
kegiatan operasionalnya sudah semakin kompleks dan jenjang otorisasi
mulai semakin meluas (bertingkat). Penerapan atas pengendalian internal
mengharuskan perusahaan untuk mau tidak mau mengeluarkan tambahan
biaya. Pada prinsipnya, manfaat yang akan diperoleh dari penerapan
pengendalian internal harus lebih besar di banding pengorbanan yang
dikeluarkan.
Pada perusahaan kecil, seorang manager mungkin dapat dengan
leluasa menandatangani setiap cek tanpa limit otorisasi. Sedangkan
perusahaan dengan skala bisinis menengah ke atas, biasanya manager
keuangan atau kepala cabang memiliki batas-batas jumlah tertentu dalam
hal penandatangan cek atau melakukan pembayaran. Sebagai contoh
bahwa manager keuangan yang ada di kantor pusat hanya boleh
menyetujui pembayaran-pembayaran yang jumlahnya tidak melebihi 50

9
juta rupiah. Sehingga jika kebutuhan pembayaran melebihi jumlah
tersebut, maka harus mendapat otorisasi khusus dari pimpinan yang ada
diatasnya, dalam hal ini misalnya adalah otorisasi dari direktur keuangan.
Perusahaan yang memiliki beberapa kantor cabang juga biasanya akan
memberlakukan batas otorisasi pembayaran kas atau penandatangan cek
yang bervariasi antara kepala cabang yang satu dengan kepala cabang
lainnya.
Dalam praktik, banyak sekali tindakan kecurangan yang terjadi
sebagai akibat dari lemahnya pengendalian internal. Masalah pengendalian
internal lainnya yang tidak kalah penting (disamping masalah pemisahan
tugas dan limit otorisasi seperti yang telah di bahas di atas) adalah
mengenai masalah keabsahan dokumen. Seringkali dokumen bukti
pembayaran kas dimanipulasi. Contoh yang paling sering terjadi adalah
melebih-lebihkan jumlah penggantian atas biaya perjalanan dinas (seperti
biaya makan, transport, atau uang, bensin dan lain-lain), juga klaim atas
penggantian biaya kesehatan (biaya berobat maupun penggantian
kacamata). Perlu juga diperhatikan bahwa dokumen tagihan yang telah
dibayar lunas harus segera diberi stempel “lunas” (“paid”) untuk
menghidar terjadinya pengulangan kembali oleh oknum karyawan yang
tidak bertanggung jawab.
Secara garis besar berikut ini adalah beberapa penerapan prinsip
pengendalian internal atas pembayaran kas dengan menggunakan cek :
a. Hanya pejabat tertentu saja yang secara khusus memiliki otorisasi
untuk menandatangani cek (biasanya manajer keuangan).
b. Adanya pemisahan tugas (segregation of duties) antara individu yang
menyetujui pembayaran kas, melakukan pembayaran kas, dan yang
mencatat/ membukukan pengeluaran kas.
c. Menggunakan cek yang telah bernomor urut tercetak, setiap cek harus
dilampiri dengan bukti tagihan.
d. Simpanlah blanko cek yang belum terpakai (yang telah bernomor urut
tercetak tadi) dalam save deposit box, dan hanya satu orang tertentu

10
saja yang ditunjuk atau memiliki akses untuk membukanya, cetak
jumlah nilai cek yang akan dibayarkan dan tujuan serta penerimaan
pembayaran dengan menggunakan mesin cetak.
e. Dilakukan pengecekan independen atau verivikasi internal.
Bandingkan antara cek dengan bukti tagihan dan cocokanlah dengan
laporan bank atau rekening Koran bulanan. Faktur tagihan yang telah
dibayar lunas (invoices) yang telah dibayar lunas harus diberi stempel
lunas (“paid”).

2.5. Rekonsiliasi Bank


Rekonsiliasi bank merupakan proses mencocokkan saldo dalam
catatan akuntansi entitas untuk akun kas dengan informasi yang sesuai
pada laporan bank. Rekonsiliasi laporan bank berguna untk mengecek
ketelitian dalam pencatatan dalam rekening kas dan catatan bank, selain itu
untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang belum dicatat oleh
perusahaan. Dalam rekonsiliasi laporan bank perlu diketahui bahwa yang
direkonsilisasi adalah catatan perusahaan dan bank, sehingga harus dibuat
perbandingan antara keduanya agar dapat diketahui perbedaan-perbedaan
yang ada. Beberapa bentuk rekonsiliasi bank yaitu :
1. Bentuk Vertikal
Bentuk ini dikenal dengan staffel dimana semua informasi didalamnya
disusun secara bertingkat. Pada bagian ini terdapat kolom yang berisikan
catatan rekonsiliasi saldo kas berdasarkan catatan dari perusahaan.

11
2. Bentuk Skontro
Bentuk ini disusun secara horizontal, pada bagian kiri berisikan data saldo
catatan perusahaan. Pada bagian kanan berisikan data untuk rekonsiliasi
saldo kas rekening koran.

12
3. Bentuk 4 kolom

Saldo menurut buku perusahaan Xxx Xxx xxx xxx

13
Penagihan plut via bank-Jul Xxx (xxx)
Penagihan plut via bank - Agt Xxx Xxx
Jasa giro bank – Jul Xxx (xxx)

Jasa giro bank – Agt Xxx Xxx


Biaya administrasi bank-Jul (xxx) (xxx)
Biaya administrasi bank-Agt xxx (xxx)
Cek kosong – Juli (xxx) (xxx)
Cek kosong - Agustus xxx (xxx)
Saldo kas yang benar Xxx Xxx xxx Xxx

4. Bentuk 8 kolom

Keterangan Saldo 31 Juli Penerimaan Agustus Pengeluaran Agt Saldo Agt


Bank Perusahaan Bank Perusahaan Bank Perusahaan Bank Perusahaan
Saldo sebelum Xxx xxx xxx Xxx xxx xxx xxx Xxx
rekonsiliasi
Setoran dalam Xxx xxx
perjalanan
Cek xxx (xxx)
Pendapatan (xxx) (xxx)
bunga
Setoran dalam xxx xxx
perjalanan
Cek xxx (xxx)
Pendapatan xxx (xxx)
bunga
Biaya xxx (xxx)
adminstrasi
bank

Xxx xxx xxx Xxx xxx xxx xxx Xxx

2.6. Penyajian Kas di Neraca


Kas dilaporkan di dalam neraca sebesar nilai nominal. Cara yang
paling umum untuk menyajikan kas di neraca adalah sebagai berikut :

14
1. Digunakan satu rekening “Kas” yang menunjukkan seluruh elemen kas
yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Kas dibagi menjadi 2 rekening yaitu :
a. Rekening “Kas” yang menunjukkan saldo kas yang ada di perusahaan.
b. Rekening “Bank” yang menunjukkan saldo kas yang disimpan di bank
dalam bentuk rekening giro.
Di dalam neraca, Kas biasanya akan di tempatkan dalam kelompok
aktiva lancar. Untuk menentukan apakah sesuatu aktiva akan dicantumkan
sebagai aktiva lancar atau tidak akan tergantung pada jangka waktu yang
diperlukan untuk merubah aktiva tersebut menjadi kas. Pada prinsipnya
simpanan di bank yang dapat digolongkan sebagai kas adalah simpanan-
simpanan yang dapat sewaktu-waktu dipergunakan seperti giro. Adapun
simpanan dalam bentuk deposito tidak dapat digolongkan kedalam kas
tetapi termasuk aktiva lancar (tidak sebagai kas) atau kedalam kelompok
aktiva tidak lancar tergantung pada jangka waktu berakhirnya deposito
tersebut setelah tanggal neraca.

BAB 3

PENUTUP

15
3.1. Kesimpulan
Kas merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk membiayai
keperluan dan kegiatan operasional perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan
operasional perusahaan, transaksi pengeluaran kas perusahaan terjadi dalam
jumlah besar maupun kecil. Dalam hal ini untuk melakukan pembayaran
dalam jumlah besar perusahaan menggunakan cek bank sedangkan untuk
pembayaran yang jumlahnya relatif kecil dan dipergunakan untuk mendanai
transaksi rutin maka perusahaan mengambil kebijaksanaan mengalokasikan
sejumlah dana untuk membentuk dana khusus dengan jumlah yang relatif
kecil dan disebut dengan kas kecil . Sumber kas suatu perusahaan berasal dari
penjualan baik tunai mapun secara kredit .

3.2. Saran
Sebuah perusahaan harus teliti dalam pengendalian dan pengawasan
terhadap kas agar terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan merugikan
sebuah perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

16
Sodikin, Slamet sugiri. 2013. Pengatar akuntansi 2 Berbasis SAK ETAP 2009.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Tjahjono, Acham. 2009. Akuntansi Pengantar 2 Pendekatan Komprehensip.


Yogyakarta. Penerbit Ganbika

Rizal Effendi (2013). Pengertian kas


https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/pengertian-kas.html ,diakses
20 Desember 2022.

Gramedia.com. Pengertian akuntansi : tujuan,fungsi,manfaat dan jenis-jenisnya.


https://www.gramedia.com/literasi/akuntansi/amp/, diakses 20 Desember
2022.

Nala Elsuyuthi 2019. Kas dan setara kas dalam


hhtp://repository.stei.ac.id/4405/3/BAB%2011.pdf, diakses 20 Desember
2022

Mulyadi (2008). Sistem penerimaan dari piutang usaha


https://repository.stei.ac.id/4405/3/BAB%2011.pdf, diakses 20 Desember
2022

Mulyadi (2016:380) . Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai.


http//repository.stei.ac.id/1013/3/BAB%202.pdf, diakses 20 Desember
2022

N Fakhrunnisa 2020. Bab II tinjauan pustaka.


http//repository.stei.ac.id/1013/BAB%202.pdf, diakses 20 Desember 2022

17

Anda mungkin juga menyukai